Izin memberikan penjelasan mengenai materi Pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD Bu.
A. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD
1. Pendekatan krisis/kuratif
Pertama pendekatan krisis, pendekatan ini disebut juga pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Adapun tujuan pendekatan ini adalah membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan ini pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang, selanjutnya pembimbing memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak.
2. Pendekatan remedial
Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya berupaya memperbaiki. Aliran ini menekankan perilaku individu saat ini. Perilaku saat ini di pengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
3. Pendekatan preventif
Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini ditinjau dari sisi teori tidak memiliki landasan teori yang khusus, akan tetapi pendekatan ini banyak memiliki teknik dan sedikit konsep.
4. Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan-kekuataan tersebut dikembangkan dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.
B. Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan
1. Teknik yang dapat digunakan dalam pendekatan krisis/kuratif adalah teknik- teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis tersebut. Contoh : seorang anak menangis ketika anak bermain di luar kelas karena tangannya berdarah dilempar batu oleh teman sebayanya. Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta anak untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang telah melukainya. Bahkan mungkin guru atau pembimbing segera memanggil anak yang telah bersalah tersebut untuk menghadap dan membicarakan penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.
2. Dalam pendekatan remedial, berbagai teknik dapat digunakan untuk membantu anak, seperti mengajarkan kepada anak keterampilan belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang belum dimiliki anak sebelumnya. Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan remedial untuk contoh kasus di atas, akan mengambil tindakan mengajarkan anak keterampilan berdamai sehingga anak dapat memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah hubungan antar pribadi. Misal guru atau pembimbing meminta anak yang telah melempar temannya dengan batu untuk meminta maaf atas perbuatannya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Mereka diminta untuk bersalaman dan bermain kembali.
3. Pendekatan preventif dapat dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada anak tentang akibat dari suatu tindakan tertentu. Dalam contoh kasus di atas, guru yang menggunakan pendekatan preventif akan mengajak anak untuk mendengarkan cerita guru atau pembimbing yang memuat pesan untuk menjaga atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain dan belajar untuk bersikap toleran dan memahami orang lain.
4. Pendekatan perkembangan, berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti ,mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Ditinjau dari sisi orientasi, pendekatan perkembangan menenkankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Pendekatan ini memandang bahwa individu memiliki potensi dan kekuatankekuatan tertentu, melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi dan kekuatan tersebut dikembangkan.
C. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan
Muro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua anak, prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayan bimbingan bagi semua anak. Anak- anak perlu mengembangkan pemahaman diri yang baik dan utuh.
2. Bimbingan dan konseling perkembangan berfokus dalam mengembangkan kegiatan belajar anak. Konselor atau pendidik secara aktif membantu pertumbuhan dan perkembangan anak serta secara aktif memaham dunia mereka.
3. Guru/pendamping merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan, pada pendidikan anak usia dini, guru/pendamping selain bertugas sebagai pengajar juga berperan sebagai pembimbing dalam membantu tumbuh kembang anak.
4. Kurikulum yang terencana dan terorganisasi merupakan komponen penting dalam bimbingan perkembangan , dalam pengembangan program bimbingan seyogianya direncanakan dengan baik dan didukung dengan kurikulum yang terorganisasi.
5. Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek perkembangan penerimaan diri, pemahaman diri, dan penganyaan diri anak, dalam hal ini, bimbingan turut membantu anak dalam memahami diri secara utuh serta membantu mereka memahami mereka menerima kelemahan dan kelebihan diri.
6. Bimbingan dan konseling perkembangan membantu mendorong proses tumbuh kembang anak awal.
7. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah daripada akhir pengembangan yang definitif , merupakan salah satu kekeliruan yang dilakukan guru/pendamping ialah dalam aspek metode pembelajaran. Pada beberapa kasus, cara guru atau pendamping menyampaikan materi yang cenderung mengikuti pola-pola.
8. Bimbingan perkembangan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim, seyogianya dilaksanakan oleh tenaga ahli (konselor) yang professional , tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan kegiatan bimbingan dan konseling didukung oleh seluruh komponen lembaga.
9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus anak, dalam pendekatan ini, konselor dengan guru bekerja sama asesmen terhadap kebutuhan anak. Bimbingan yang dilaksanakan perlu dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki dan diharapkan anak.
10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-aspek psikologi, pendekatan ini menekankan tentang pentingnya upaya guru dalam memperhatikan aspek- aspek psikologis anak, seperti kemampuan intelektual, sikap, minat, dan kepribadian. Dalam hal ini, bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak belajar tetapi juga turut mengarahkan pada upaya membantu anak menggunakan berbagai kemampuan yang mereka miliki.
11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang berlandaskan pada kajian psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori belajar. Artinya, bimbingan perkembangan memiliki akar filosofis dan teoritis yang jelas dan kokoh sehingga dapat dipergunakan dalam membantu mengembangkan potensi anak secara utuh dan menyeluruh.
12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan fleksibel, prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan sangat cocok diterapkan dalam membantu memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak.Dalam hal ini, guru/pendamping diharapkan lebih pro aktif dalam membantu mengembangakan potensi dan memfasilitasi kebutuhan anak.
D. Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Unsur-unsur lingkungan perkembangan ini menurut Kartadinata,dkk. (1998) mencakup unsusr-unsur sebagai berikut :
1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yang diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan. Artinya bahwa seorang guru/pendamping memberikan keleluasaan kepada anak untuk menyampaikan ide ataupun pendapatnya.
2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghargaaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.