forum diskusi

forum diskusi

forum diskusi

Number of replies: 35
berikan penjelasan kalian tentang macam macam model pembelajaran tematik di dalam video tersebut manakah model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah? berikan alasan mu mengapa memilih model tersebut dan dampak nya bagi peserta didikmu ?
In reply to First post

Re: forum diskusi

Wika Orin Sherialiusani 1913053039 གིས-
Nama : Wika Orin Sherialiusani
Npm : 1913053039
Absen : 35

Berdasarkan penjelasan yang tersaji di dalam video tentang model pembelajaran discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik kelas rendah adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut karena dalam pelaksanaan model PBL guru memegang peran sebagai fasilitator, dan harus terus-menerus berperan untuk membimbing siswa dengan memberi dorongan dan arahan kepada siswa, sehingga cocok untuk diterapkan di kelas rendah yang masih membutuhkan bimbingan guru. Selain itu, model PBL juga sudah terbukti efektif dan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini banyak memberikan kesempatan bagi anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar, karena disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Sehingga melalui model pembelajaran PBL, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi karena pembelajaran yang diberikan bermakna, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta dapat mengarahkan siswa untuk bisa bekerja sama di dalam kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran tematik PBL meliputi :
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Adapun dampak penggunaan model pembelajaran tematik PBL bagi peserta didik diantaranya yaitu :
1. Dapat memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar mempengaruhi peningkatan kemampuan pemecahan masalah.
2. Model pembelajaran PBL dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
3. Melalui model pembelajaran PBL, peserta didik didorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena saat menggunakan PBL, guru membantu peserta didik untuk fokus pada penyelesaian masalah dalam konteks kehidupan nyata, mendorong mereka untuk mempertimbangkan situasi di mana ada masalah dan mencoba mencari solusi.
4. Dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik, karena selama proses pembelajaran menggunakan PBL sering terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru, yang pada akhirnya akan membuat peserta didik melakukan brainstorming dan mampu mencerminkan pemahaman yang telah ia miliki sebelumnya. (Surya, Syahputra & Junia, 2018).
5. Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik pada pembelajaran berbasis masalah dan juga dapat meningkatkan kinerja pada kerja tim.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Nafazri Eprilia 1953053003 གིས-
Nama : Nafazri Eprilia
NPM : 1953053003
No.Absen : 25

Izin menjawab
Menurut saya model pembelajaran tematik yang cocok untuk kelas rendah adalah model Discovery Learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Alasan memilih metode discovery learning karena model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengalami dan menemukan pengetahuannya sendiri sebagai wujud murni dalam proses pendidikan yang memberikan pengalaman yang mengubah perilaku sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.
Langkah Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Syah (2017, hlm. 243) langkah atau tahapan dan prosedur pelaksanaan Discovery learning adalah sebagai berikut:
1. Stimulation (stimulus),
memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah;
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah),
yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah);
3. Data collection (pengumpulan data),
memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis;
4. Data processing (pengolahan data),
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan;
5. Verification (pembuktian),
yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing;
6. Generalization (generalisasi),
menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Dampak penggunaan model Discovery Learning ini, yaitu membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif, membangkitkan gairah belajar siswa, menimbulkan rasa senang pada diri siswa, meningkatkan rasa ingin tahu serta menumbuhkan rasa percaya diri pada dirinya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Hanania Ayu Widya 1913053004 གིས-
Nama : Hanania Ayu Widya
NPM : 1913053004

Izin menjawab,
Menurut saya, model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah Problem Based Learning.
Dikarenakan, Problem Based Learning memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran tematik terpadu yang efektif dan efesien. Model Problem Based Learning dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan memahami materi karena pembelajaran yang diberikan bermakna. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta dapat mengarahkan siswa untuk bisa bekerja sama di dalam kelompok.

Dampak penerapan Problem Based Learning dalam pembelajaran tematik adalah
1) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
2) Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata
4) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
6) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
7) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
8) Memudahkan siswa dalam mengusai konsep - konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia
In reply to First post

Re: forum diskusi

Chika Nurpalo Afiany 1913053021 གིས-
Nama: Chika Nurpalo Afiany
NPM: 1913053021
No. Absen: 08

Izin menjawab pertanyaan,
Macam-macam Model Pembelajaran Tematik
1. Discovery Learning
Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan. Pada model pembelajaran ini masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Peserta didik dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untul me jadi problem solver atau scientist.
Langkah-langkah:
a. Stumulasi/pencarian rangsangan
b. Pernyatan/identifikasi masalah
c. Pengumpulan data
d. Pengolahan data
e. Pembuktian hipotesisnya
f. Menarik kesimpulan/generalisasi

2. Inquiry Learning
Masalah dalam pembelajaran bukan hasil rekayasa. Inquiry learning ini merupakan penyelidikan/pencarian untuk memuaskan rasa ingin tahu peserta didik. Peserta didik tidak memiliki "kewajiban" menemukam sesuatu.

3. Problem Based Learning (PBL)
Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong peserta didik mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh peserta didik sendiri. Fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukandalam pembelajaran tersebut dan menyajikan masalah kontekstual. Peserta didik di arahkan untuk berpikir kritis dan terampil memecahkan masalah.
Langkah-langkah:
a. Orientasi peserta didik kepada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik
c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
d. Mengembangkn dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

4. Project Based Learing (PjBL)
Model ini menggunakan proyek sebagai inti pembelajan. Menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja. Peserta didik memdesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan yang diajukan.
Langkah-langkah:
a. Penentuan pertanyaan mendasar
b. Mendesain perencanaan proyek
c. Menyusun jadwal
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
e. Mengevaluasi pengalaman.

Model pembelajaran yang paling tepat digunakan untuk peserta didik kelas rendah adalah problem based learning (PBL).

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik . Memposisikan peserta didik dengan berbagai macam masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini, peserta didik sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan.

Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut.

Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok kelompok kecil.
Dampak yang didapatkan ketika menerapkan model pembelajaran PBL pada peserta didik adalah sebagai berikut :

1. Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.
2. Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran peserta didik lebih meningkat.
4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik mengetahui bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Peserta didik menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Sarah Azizah 1953053008 གིས-
Nama: Sarah Azizah
NPM: 1953053008
No. Absen: 30

Izin Menjawa,
Didalam video tersebut banyak contoh media pembelajaran, salah satu media pembelajaran yang cocok digunakan untuk model pembelajaran tematik di sd adalah Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran berbasis masalah. Yang pelaksananya melalui beberapa tahapan anatara lain: proses orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil dan menganalisis serta mengevaluasi hasil proses pemecahan masalah. Tujuan dari Problem Based Learning (PBL) adalah mengetahui permasalahan dunia nyata, ketrampilan berfikir tinggkat tinggi, keterampilan menyelaesaikan masalah, belajar antardisiplin ilmu, belajar mandiri, belajar kerja sama, belajar menggali informasi dan belajar keterampilan berkomunikasi. Model Problem Based Learning (PBL) juga bisa digunakan untuk semua mata pelajaran seperti pembelajaran tematik. Dalam penerapan model problem based learning disesuaikan dengan tema atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik karena perpaduan tersebut nantinya akan membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik agar lebih mudah memahami pembelajaran tematik.

langkah-langkah metode pembelajaran problem based learning (PBL):
1. Orientasi siswa pada masalah.
2. Mengorganisasi siswa.
3. Membimbing penyelidikan.
4. Mengembangkan hasil karya.
5. Analisis dan evaluasi.

Terimkasih
In reply to First post

Re: forum diskusi

Zakia Nur Aras Wiguna Kusuma 1913053117 གིས-
Nama : Zakia Nur Aras Wiguna Kusuma
NPM : 1913053117
No. Absen : 37

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan dalam video tentang model pembelajaran discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik kelas rendah adalah discovery learning. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.

Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
Memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah.
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3) Pengumpulan data (data collection)
Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis.
4) Pengolahan data (data processing)
Mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
5) Pembuktian (verification)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.

Model pembelajaran discovery learning adalah masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga sangat cocok digunakan pada kelas rendah. Dampak pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning akan membuat siswa berperan lebih aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran discovery learning juga akan melatih kemampuan para siswa untuk memecahkan suatu permasalahan. Selain itu juga, mencari jalan keluar atau solusi dari permasalah tersebut dan mencari cara agar masalah yang sama tidak terjadi lagi diwaktu yang akan datang.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Siti Lufiah Dwi Putri 1913053040 གིས-
Nama : Siti Lufiah Dwi Putri
NPM : 1913053040
No.Absen : 33
Berikan penjelasan kalian tentang macam macam model pembelajaran tematik di dalam video tersebut manakah model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah? berikan alasan mu mengapa memilih model tersebut dan dampak nya bagi peserta didikmu ?

Izin Menjawab
Usia peserta didik pada kelompok kelas rendah atau kelas 1-3, yaitu 6- 9 tahun. Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran yang telah dikembangkan oleh pendidik. Peserta didik kelas rendah masih banyak membutuhkan perhatian karena fokus untuk konsentrasinya masih kurang, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajar juga masih kurang. Hal ini memerlukan bimbingan atau arahan pendidik dan keterampilan dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif. Oleh karena itu menurut pendapat saya model pembelajaran tematik didalam vidio yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitikberatkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang relevan atau nyata yang akan dikaitakan dengan kehidupan nyata dan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya. Pada model pembelajaran ini pendidik memiliki peranan penting dalam memberikan atau mengarahkan konsep dasar, petunjuk atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut dan membimbing peserta didik mencari penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh peserta didik itu sendiri dengan mendorong peserta didik mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan- pertanyaan berbobot yang mereka ajukan.

Dampak bagi peserta didik dalam menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL), yaitu pemecahan masalah yang dilakukan peserta didik sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik, membuat aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat, membantu siswa mengetahui bagaimana mengaitkan pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata dan membantu peserta didik menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Marsasanda Andarin 1913053026 གིས-
Nama : Marsasanda Andarin
NPM : 1913053026
No. Absen : 22

Izin menjawab,
Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning, karena Pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media nyata ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, membangun keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, dan menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah. Disamping itu dapat menguatkan karakter peserta didik untuk mandiri dan bergotong royong, serta menjadikan guru menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal ini sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas rendah yang dapat dibilang masih berusia dini. Penerapan model ini tentu saja menyesuaikan terhadap materi pembelajaran maupun tingkat perkembangan siswa.
Model pembelajaran Pembelajaran Problem Based Learning ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis, analistis, logis dan sitematis untuk menemukan solusi memecahkan masalah melalui kegiatan yang bersifat ilmiah. Pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik diantaranya pembelajaran berpusat pada anak dengan mengasumsikan bahwa tanggung jawab ada pada mereka sendiri, pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil. Dalam pembelajaran ini guru sebagai fasilitator dan pemberi stimulus pada anak agar anak mampu menyelesaikan masalah dan memperoleh pengetahauannya secara mandiri. Pemberian stimulus masalah pada anak di sesuaikan dengan tahapan usia anak dan di sesuaikan dengan permasalahan yang ada pada kehidupan sehari – hari mereka.
Dampak dari model Pembelajaran Problem Based Learning adalah Dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah, sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya sendiri (Hosnan, 2014:299). model Pembelajaran Problem Based Learning juga berdampak bagi pengembangan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Intan Novalia amara 1913053113 གིས-
Nama : Intan Novalia Amara
Npm : 1913053113
Absen :18

Izin menjawab Bu

Berdasarkan penjelasan yang tersaji di dalam video tentang model pembelajaran discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Menurut saya model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas rendah adalah problem based learning, karena umumnya pada usia peserta didik kelas rendah siswa hanya mampu meniru atau melihat apa yang di ajarkan oleh guru saja sejalan dengan model pembelajaran problem based learning yaitu guru sebagai fasilitator atau pendorong untuk siswa belajar dan bertanya, jika pertanyaan siswa berbobot maka di berikan penghargaan. Pada umumnya juga usia peserta didik pada kelas rendah masih suka mendapatkan hadiah sehingga mereka lebih giat lagi dalam belajar dan menjawab pertanyaan dari guru.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Frischa Ramadhan Putri 1913053112 གིས-

Nama: Frischa Ramadhan Putri 

NPM: 1913053112

No. Absen: 11

Macam-macam model pembelajaran tematik di dalam video terdapat empat model pembelajaran yaitu discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning.

1. Model Discovery Learning adalah belajar penemuan yang merupakan suatu model pembelajaran yang mendorong siswa terlibat secara aktif dan memberikan kesempatan langsung kepada siswa untuk menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan membuktikan sendiri serta siswa mampu menemukan suatu konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Dalam model Discovery Learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, Discovery Learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Model pembelajaran Inquiry Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, kritis dan analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri. penerapan model inquiry membimbing siswa untuk berfikir secara kritis dan kreatif, dan mendorong siswa membuat kesimpulan sendiri yang didasarkan observasi yang mereka lakukan. Siswa dalam penerapan model inquiry ini menemukan sendiri konsep dari suatu pembelajaran dengan bimbingan seorang guru.

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

4. Model pembelajaran Project Based Learning adalah sebuah model pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk mencapai pembelajarannya sendiri dan kemudian mencapai puncak dalam suatu hasil yang berupa karya tulisan, gambar dll. Model pembelajaran project based learning dapat membuat guru dan siswa aktif dan semakin kreatif, kepercayaan diri siswa, dan kemampuan bekerja mandiri dalam membuat dan menyelesaikan suatu proyek.

Menurut saya model pembelajaran yang tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah model pembelajaran problem based learning. Metode ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi di dunia nyata. Dengan ini, siswa akan dilatih berpikir kritis serta menemukan solusi. Ada enam ciri, di antaranya:

1. Kegiatan belajar dimulai dengan pemberian sebuah masalah.

2. Masalah yang disuguhkan masih berkaitan dengan kehidupan nyata para siswa.

3. Mengorganisasikan pembahasan seputar masalah, bukan disiplin ilmu.

4. Siswa diberi tanggung jawab maksimal dalam menjalankan proses belajar secara langsung.

5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terjadi kolaborasi.

6. Siswa harus mendemonstrasikan kinerja yang sudah dipelajari.

Langkah-Langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning: 

1. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.

2. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

4. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

5. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.










In reply to First post

Re: forum diskusi

Rida Arrafini 1913053116 གིས-
Nama : Rida Arrafini
NPM : 1913053116
No.absen : 29

Izin menjawab bu,

Setelah melihat video yang ibu berikan mengenai macam-macam model pembelajaran tematik.
Menurut saya yang paling cocok untuk pembelajaran tematik siswa kelas rendah adalah Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada siswa, dikarenakan memposisikan siswa dengan berbagai macam masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga berperan sebagai pembimbing dan pemberi motivasi agar setiap siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah.

Dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini, siswa sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan. Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut. Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok kelompok kecil. 

Langkah-langkah model PBL ialah : 
1. Orientasi siswa pada masalah
3. Mengorganisasi siswa
4. Membimbing penyelidikan
5. Mengembangkan hasil karya
6.Analisis dan evaluasi

Dampak Model Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning
1. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
2. Mengaplikasikan materi yang selama ini diajarkan ke dalam kehidupan nyata.
3. Mengembangkan pengetahuan baru hasil dari brainstorming.
4. Belajar bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan.
5. Menunjukkan pada siswa bahwa mata pelajaran yang dipelajari di kelas pada dasarnya merupakan sesuatu yang harus dimengerti. Bukan hanya sekadar belajar dari guru atau baca buku.
6. Lebih menyenangkan.
7. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8. Meningkatkan minat siswa untuk belajar terus menerus, bahkan di luar sekolah
In reply to First post

Re: forum diskusi

Anisa Nurjayanti 1913053125 གིས-
Nama : Anisa Nurjayanti
NPM : 1913053125

Izin menjawab Ibu.
Macam-macam Model Pembelajaran Tematik yang dijelaskan dalam video adalah sebagai berikut:
1. Discovery Learning
Model pembelajaran yang menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan. Pada model pembelajaran ini masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru dimana peserta didik dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif.
2. Inquiry Learning
Model pembelajaran ini mempersiapkan solusi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Masalah dalam pembelajaran bukan hasil rekayasa. Pada model Inquiry learning peserta didik melakukan penyelidikan/pencarian untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dimana peserta didik tidak memiliki "kewajiban" menemukam sesuatu.
3. Problem Based Learning
Model pembelajaran ini bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk peserta didik berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Pebdidik yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong peserta didik mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh peserta didik sendiri.
4. Project Based Learing
Model pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai inti pembelajan. Model PjBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Peserta didik juga membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja dan mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan yang diajukan.

Dari berbagai model pembelajaran tersebut, maka menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik kelas rendah adalah Model Pembelajaran Discovery Learning. Model Discovery Learning adalah pembelajaran yang membawa peserta didik memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi apabila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas rendah (I, II, dan III) berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya. Oleh karena itu, model Discovery Learning tepat digunakan untuk pembelajaran tematik di kelas rendah dimana peserta didik didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Kemudian pendidik mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Ada pun langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning, yaitu:
1. Pemberian rangsangan (stimulation).
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement).
3. Pengumpulan data (data collection).
4. Pengolahan data (data processing).
5. Pembuktian (verification).
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

Kemudian dampak yang diperoleh peserta didik dari penggunaan model Discovery Learning yaitu:
1. Mendukung partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
3. Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam.
4. Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan peserta didik.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Sekar Putri 1913053089 གིས-
Nama: Sekar Putri Hapsari
Npm: 1913053089
No Absen: 31
Izin menjawab bu,
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merukan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. memposisikan siswa dengan berbagai macam masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini, siswa sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan.
Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut.
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok kelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah.
Dampak Pembelajaran PBL dengan Pendekatan Saintifik terhadap Berpikir Kritis
Berdasarkan data pretest dan posttest pada Gambar 1 terlihat bahwa skor rata-rata kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 23.00, sedangkan pada kelas kontrol hanya 13,77. Rata-rata N- Gain untuk kelas eksperimen digolongkan ke dalam kategori tinggi yaitu 75. Berdasarkan data tersebut rata-rata N-Gain berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-Gain pada kelas kontrol yaitu hanya 28. Peningkatan yang terjadi dalam penerapan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen dikarenakan oleh siswa pada kelas eksperimen memiliki minat belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pada saat proses belajar mengajar mengunakan model PBL dengan pendekatan saintifik berjalan dengan lancar. Siswa sangat antusias disetiap tahapan pembelajaran yang dilakukan, siswa juga lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan Fisika dengan kelompoknya masing-masing dan mereka dapat bertukar pendapat dengan teman sebayanya yang membuat merekan lebih nyaman, leluasa, saling memberikan pendapat, dan masukan tehadap permasalahan Fisika. 

Dampak Pembelajaran PBL dengan Pendekatan saintifik untuk Sikap Siswa
Berdasarkan data pretest dan posttest pada Gambar 2 di atas terlihat bahwa rata-rata sikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas eksperimen mengalami dampak sebesar 19 dan skor rata-rata sikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas kontrol mengalami dampak sebesar 13. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa rata-rata N-Gainsikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata- rata N-Gainpada kelas kontrol.Rata-rata N- Gainpada kelas eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan rata-rata N-Gain pada kelas kontrol termasuk ke dalam kategori rendah.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Ayu Farisda Faiz 1913053034 གིས-
Nama: Ayu Farisda Faiz
NPM: 1913053034
No. Absen: 07

Izin menjawab
Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning, Karena model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk aktif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik. Model ini g dipusatkan pada siswa
melalui pemberian masalah dari dunia nyata di awal pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah dalam kehidupan.
Model pembelajaran Based Learning dapat membantu memudahkan siswa mengigat materi pembelajaran, karena langsung pada permasalahanya, penggunaan model Pembelajaran Based Learning dapat membangkitkan keaktifan, motivasi dan kreatifitas, siswa dalam pembelajaran, dan suasana kelas menjadi menyenangkan.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Husna Hidayat 1913053134 གིས-
Nama : Husna Hidayat
NPM : 1913053134
No. Absen : 16

Izin menjawab,
Berdasarkan penjelasan pada video sebelumnya, model pembelajaran tematik yang tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah Discovery Learning karena mampu membuat peserta didik terbiasa untuk mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan peserta didik khususnya kelas rendah (Hosnan, 2014). Selain itu model pembelajaran Discovery Learning sangat
cocok digunakan pada pembelajaran tematik
terpadu, karena model pembelajaran ini dapat
membuat sebuah transformasi metode belajar yang berbasis aktivitas pada peserta didik dan mampu mengajak peserta didik belajar bekerjasama serta mandiri sehingga pembelajaranpun akan menarik, serta peserta didik mudah mengingat materi yang dipelajari karena peserta didik sendiri yang menemukan sendiri fakta dan konsep dalam pembelajaran (Kusumawati&Sudarisman, 2017).

Dampak penerapan model pembelajaran Discovery Learning, yaitu :
1)menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung sehingga menarik perhatian anak didikdalam belajar. 2)Lebih realistis dan bermakna. 3) menitikberatkan pada kemampuan memecahkan suatu persoalan yang sangat relevan dengan situasi masa kini. Melalui bekal masalah, peserta didikdapat berpikir lebih kreatif (Fitria, 2019:1). 4)Mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran. 5)Memberikan kesempatan pada peserta didik lebih banyak untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Serly Zahra Zetira གིས-
Nama: Serly Zahra Zetira
NPM: 1913053137
No Absen: 32

Izin menjawab,
Model Discovery Learning
Menekankan peserta didik untuk melakukan penemuan konsep yang belum diketahui hingga mampu menyusun kesimpulan dan guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menjadi solver atau scientist agar peserta didik dapet lebih berfikir kreatif dan inovatif

Model Inquiry Learning
Model pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual

Model Project-based Learning (PjBL)
Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.


Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Model pembelajaran yang cocok untuk anak kelas rendah menurut saya adalah problem based learning Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mendorong untuk lebih aktif dan memaksimalkan kemampuan berpikir kritis untuk mendapatkan solusi dari masalah pada dunia nyata. Dengan kurikulum PBL, dapat membuat mahir dalam memecahkan dan mengambil solusi dari suatu masalah, dalam kurikulumnya juga dirancang masalah-masalah yang memotivasi untuk mendapatkan pengetahuan yang penting sehingga memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam kelompok diskusi. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sesuai dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran berbasis masalah.
Berikut dampak penggunaan model pembelajaran tematik PBL, yaitu:
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata
In reply to First post

Re: forum diskusi

Gisella Adinda Putri Panjaitan 1913053044 གིས-
Nama : Gisella Adinda Putri Panjaitan
Npm : 1913053044
Absen : 12
Izin menjawab bu,
Model-model pembelajaran tematik di dalam vidio terbagi menjadi beberapa model pembelajaran yaitu Discovery Learning,Inquiry Learning,Problem Based Learning,Project Based Learning. Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk digunakan pada anak kelas rendah ialah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karna di dalam pembelajaran menggunakan metode PROBLEM BASED LEARNING (PBL) dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
Di dalam pembelajaran PBL juga,
1. Guru yang terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka, dengan mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri (dalam kegiatan pembelajaran pada kelas rendah anak masih harus dibimbing, maka dari itu guru harus selalu memancing perkembangan daya pikir anak maka pembelajaran menggunakan Problem Based Learning cocok digunakan dalam kelas rendah)
2. Fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. (Guru harus lebih siap dan terampil dalam pemilihan bahan ajar yang harus disiapkan dalam pembelajaran kelas rendah)
3. Masalah kontekstual ( Guru dalam pembelajaran harus memikirkan tentang materi pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan nyata misal pembelajaran tentang pancasila dan penerapannya kita harus taat dalam beribadah, bermusyawarah, menghargai dll)
4. Berpikir kritis dan terampil memecahkan masalah
• LANGKAH-LANGKAH• :
1. Orientasi siswa pada masalah
(Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan yang harus siswa )
2. Mengorganisasikan siswa (membantu siswa mendefinisikan dan mengkan tugas belajar serta membentuk kelompok)
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan menemukan proses pemecahan masalah
Terimakasih bu
In reply to First post

Re: forum diskusi

Nabila Salsabila 1913053048 གིས-
Nama: Nabila Salsabila
NPM : 1913053048

Izin menjawab bu,
Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 tidak hanya sekedar mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif saja. Akan tetapi dari berbagai ranah yang ada, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga pendidik harus mampu mengembangkan ketiga ranah tersebut.
Menurut saya model pembelajaran tematik yang cocok digunakan untuk anak kelas rendah adalah model pembelajaran Problem Based Learning, karena disini guru berperan sebagai fasilitator yang dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran selain itu guru terus-menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan. Bimbingan ini sangat sesuai karena peserta didik kelas rendah belum bisa mencari dan menemukan sendiri melainkan harus adanya bimbingan dari guru untuk memecahkan masalah sendiri. Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Dalam model pembelajaran ini keaktifan murid sangat di utamakan, pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan karena tiap siswa akan antusias dengan pencarian jawabannya masing-masing sehingga keadaan kelas tidak akan menjadi membosankan dimana guru hanya sebagai Center speaking yaitu dimana hal tersebut membuat kelas terasa membosankan. Jadi tidak ada istilah kelas yang membosankan, penat dan monoton lagi.

Dampak model pembelajaran PBL
1. PBL mampu meningkatkan minat belajar siswa namun belum bisa dikatakan meningkat secara optimal karena masih ada siswa yang minat belajarnya rendah.
2. Pembelajaran terasa menyenangkan terus menerus, bahkan di luar sekolah.
3. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan baru hasil dari brainstorming.
5. Peserta didik dapat belajar bertanggungjawab dan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Khalda Sephina Riswani 1913053045 གིས-
Nama : Khalda Sephina Riswani
NPM : 1913053045
No. Absen : 19

Izin menjawab,
Beberapa model pembelajaran yang dijelaskan pada video yaitu,
Discovery learning
Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan, dengan model pembelajaran ini peserta didik dapat berpikir kreatif dan inovatif.
Langkah-langkah dalam pembelajaran ini yaitu
1. Stimulation
2. Problem statement
3. Data collection
4. Data processing
5. Verification
6. Generalization

Inquiry learning
Menekankan pada penyelidikan, model pembelajaran ini bukan hasil dari rekayasa. Penyelidikan dilakukan hanya sebatas karena rasa ingin tahu peserta didik, bukan menjadi kewajiban untuk menemukan sesuatu

Problem based learning
Dalam pembelajaran ini pendidik secara konstan membimbing peserta didik dengan cara mengarahkan untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dengan begitu peserta didik dapat mencari solusi atau penyelesaian yang dirumuskan oleh mereka sendiri.
Langkah-langkah model pembelajaran PBL yaitu
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa
3. Membimbing penyelidikan
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Project based learning
Model pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran serta menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman jika beraktivitas secara nyata.
Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, yaitu
1. Penentuan pertanyaan mendasar
2. Mendesain perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
5. Menguji hasil
6. Mengevaluasi pengalaman

Berdasarkan penjelasan materi yang ada di video, menurut saya model pembelajaran yang tepat digunakan pada peserta didik kelas rendah yaitu PBL (Problem Based Learning). Peserta didik kelas rendah umumnya masih sangat memerlukan bantuan pendidik mulai dari penjelasan materi, kesiapan pembelajaran dan lain-lain. Maka dari itu agar peserta didik dapat aktif dan kreatif pendidik dapat menggunakan model pembelajaran ini dimana dapat mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran. PBL ini merupakan salah satu peralihan dari paradigma pengajaran menjadi pembelajaran. Jadi fokusnya adalah pada peserta didik bukan pada pendidik, pendidik hanya berperan sebagai pembimbing. Melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas rendah yang nantinya akan menjadi acuan mereka di pembelajaran kelas tinggi.

Dampak dari penggunaan model pembelajaran PBL pada peserta didik kelas rendah
1. Mengembangkan kemampuan siswa untuk aktif dan berpikir kritis serta mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
2. Dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
3. Dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
4. Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik pada pembelajaran dan juga dapat meningkatkan kerja sama pada kerja tim.
5. Peserta didik menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Khofiah 1913053122 གིས-
Dari penjelasan di dalam video tersebut, model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik kelas rendah adalah model discovery learning (DL). Discovery Learning merupakan cara yang dilakukan oleh seorang guru membantu siswanya untuk belajar mandiri yang dimana mampu memahami konsep, arti, dan hubungan yang akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Pembelajaran model DL tepat untuk kelas rendah karena rasa ingin tahu siswa terpenuhi sebab siswa mencari informasi sendiri, pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam kehidupan siswa, dan pengetahuan yang di dapat siswa akan bertahan lama dan mudah diingat.

Langkah- langkah Model Pembelajaran DL adalah :
a. Stimulation (pemberian rangsangan)
b. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
c. Data Collection (Pengumpulan Data)
d. Generalization (Menarik Kesimpulan)
In reply to First post

Re: forum diskusi

RAHAYU SETIA RESMI 1913053047 གིས-
Nama : RAHAYU SETIA RESMI
NPM : 1913053047
No.Absen : 28

Berikan penjelasan kalian tentang macam macam model pembelajaran tematik di dalam video tersebut manakah model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah? berikan alasan mu mengapa memilih model tersebut dan dampak nya bagi peserta didikmu ?
Jawab :
Izin memberikan pendapat bu menurut saya model pembelajaran tematik untuk kelas rendah yang paling cocok ialah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).Karena peserta didik kelas rendah terkadang masih pasif dan memerlukan bimbingan seorang guru ketika pembelajaran,maka dari itu sangat dianjurkan bagi seorang guru yang lebih aktif dalam proses pembelajarannya, biasanya peserta didik kelas rendah ini cenderung hanya mampu menerima ceramah dari gurunya saja serta belum mampu memberikan umpan balik yang sesuai.
Oleh karena itu model PBL ini sangatlah cocok karena model ini lebih menekankan kepada gurunya untuk terus menerus membimbing muridnya dalam memberikan pertanyaan berupa masalah agar peserta didik dapat berlatih berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Guru juga mendesain 5 langkah fase PBL yaitu : orientasi siswa pada masalah,mengorganisasi siswa,membimbing penyelidikan individu dan kelompok,mengembangkan dan menyajikan karya dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dampak yang ditimbulkan bagi peserta didik yaitu :
1. Peserta didik terbiasa mencari sumber-sumber pengetahuan baik dari internet,perpustakaan,wawancara dan observasi
2. Peserta didik akan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah di situasi yang nyata
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga peserta didik tidak akan terbebani dengan menghafal materi
4. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar secara individual akan diatasi dengan adanya kerja kelompok melalui peer teaching.
5. Peserta didik akan lebih peka terhadap masalah yang ditemui dilingkungan sekitarnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Syella Nevliyanti 1953053021 གིས-
Nama : Syella Nevliyanti
Npm : 1953053021
No absen : 34

Model pembelajaran discovery learning adalah masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga sangat cocok digunakan pada kelas rendah. Dampak pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning akan membuat siswa berperan lebih aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran discovery learning juga akan melatih kemampuan para siswa untuk memecahkan suatu permasalahan. Selain itu juga, mencari jalan keluar atau solusi dari permasalah tersebut dan mencari cara agar masalah yang sama tidak terjadi lagi diwaktu yang akan datang.
Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
Memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah.
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3) Pengumpulan data (data collection)
Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis.
4) Pengolahan data (data processing)
Mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
5) Pembuktian (verification)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Anggi Cahyani Putri 1913053083 གིས-
Nama : Anggi Cahayani Putri
Npm : 1913053083
No. Absen : 03

Izin menjawab bu,

Dalam vidio tersebut model pembelajaran yang di jelaskan ada 4 yaitu Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Model yang pembelajaran tematik yang paling tepat untuk anak kelas rendah menurut saya adalah model Problem Based Learning. Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. memposisikan siswa dengan berbagai macam masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini, siswa sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan.
Model Problem Based Learning adalah salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan proses pembelajaran dalam pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran dalam kurikulum dan menghubungkannya dalam satu jaringan tema. Pembelajaran tematik terpadu berfungsi memberikan kemudahan bagi siswa dalam mendalami dan memahami materi pembelajaran yang tergabung dalam satu tema dan dapat menambah semangat belajar siswa karena materi yang dipelajari berdasarkan situasi dunia nyata dan pembelajaran bermakna bagi siswa.
Penggunaan model pembeljaaran PBL pada pembeljaaran tematik Peserta didik dilatih untuk menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan, mereka tidakhanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari penemuan pengetahuan baru. Model Problem Based Learning banyak memberikan kesempatan bagi anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar, karna disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Beberapa hasil penelitian dalam bentuk jurnal membuktikan bahwa model Problem Based Learning (PBL)yang diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
Dampak yang di dapat dari model pembelajaran PBL bagi peserta didik dinataranya yaitu :
1. Mendorong siswa lebih aktif
2. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam dunia nyata
5. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang di pelajari
6. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa
In reply to First post

Re: forum diskusi

Dini Ariska Putri 1913053070 གིས-
Nama : Dini Ariska Putri
NPM : 1913053070
No. Absen : 10

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan dalam video tentang model pembelajaran discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Menurut saya, model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitikberatkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang relevan atau nyata yang akan dikaitakan dengan kehidupan nyata dan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya. Pada model pembelajaran ini pendidik memiliki peranan penting dalam memberikan atau mengarahkan konsep dasar, petunjuk atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut dan membimbing peserta didik mencari penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh peserta didik itu sendiri dengan mendorong peserta didik mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan- pertanyaan berbobot yang mereka ajukan.
Hal ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning yaitu :
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa
3. Membimbing penyelidikan
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Adapun dampak model problem based learning terhada peserta didik, yaitu:
1. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
2. Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik.
3. Dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
4. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara peserta didik lain.
5. Menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Lina Pertiwi 1913053055 གིས-
Nama: Lina Pertiwi
NPM: 1913053055
No. Absen: 21

Jawaban:

Dalam video tersebut terdapat beberapa macam model pembelajaran tematik yaitu
1. Discovery Learning
2. Inquiry Learning
3. Problem Based Learning (PBL)
4. Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

1. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Kesimpulan discovery learning:
- Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu Menyusun sebuah kesimpulan.
- Masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
- Berpikir kreatif dan inovatif.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi problem solver atau scientist.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3) Pengumpulan data (data collection)
4) Pengolahan data (data processing)
5) Pembuktian (verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)


2. Inquiry Learning
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.

Menurut Hanafiah dan Sudjana 2010 (dalam Wardoyo 2015, hlm. 68) sintak atau langkah langkah pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari
3) Seleksi bagian materi yang akan dipelajari
4) Menentukan peran yang harus dilakukan masing-masing siswa
5) Melakukan penjagaan terhadap kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diberikan
6) Mempersiapkan kelas
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan penganalisisan data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru dalam pembelajaran
8) Melakukan tindakan penguatan


3. Problem Based Learning (PBL)
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995).

Langkah-langkah pembelajaran PBL yaitu:
1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah (guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan yang harus dilakukan siswa).
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar serta membentuk kelompok).
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


4. Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based-Learning atau PBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, danninformasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek menurut The George Lucas Educational Foundation adalah sebagai berikut.
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)


Model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah adalah model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Metode ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi di dunia nyata. Dengan ini, siswa akan dilatih berpikir kritis serta menemukan solusi. Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut. Model Problem Based Learning dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan memahami materi karena pembelajaran yang diberikan bermakna. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta dapat mengarahkan siswa untuk bisa bekerja sama di dalam kelompok.

Dampak yang didapatkan dari penggunaan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) antara lain:
1. Model pembelajaran PBL dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
2. Dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik, karena selama proses pembelajaran menggunakan PBL sering terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru, yang pada akhirnya akan membuat peserta didik melakukan brainstorming dan mampu mencerminkan pemahaman yang telah ia miliki sebelumnya. (Surya, Syahputra & Junia, 2018).
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata
4. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
5. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
6. Peserta didik menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Marti Fitria Rohmah 1913053076 གིས-
Nama : Marti Fitria Rohmah
NPM : 1913053076
No. Absen : 23

Izin menjawab
Berdasarkan video tersebut yang memaparkan terkait model pembelajaran discovery learning, inquiry learning, dan problem based learning, serta project based learning.

Model pembelajaran tematik yang tepat untuk peserta didik kelas rendah adalah model Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut berdasarkan beberapa alasan, diantaranya:
1. Pelaksanaan PBL pendidik memegang peran sebagai fasilitator, dan harus terus-menerus berperan untuk membimbing siswa dengan memberi dorongan dan arahan kepada siswa, sehingga cocok untuk diterapkan di kelas rendah yang masih membutuhkan bimbingan guru.
2. PBL sudah terbukti efektif dan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
3. PBL banyak memberikan kesempatan bagi anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar, karena disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik itu sendiri.
4. Melalui model pembelajaran PBL, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi karena pembelajaran yang diberikan bermakna, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta dapat mengarahkan siswa untuk bisa bekerja sama di dalam kelompok.

Adapun langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Dampak penerapan pembelajaran tematik PBL bagi peserta didik diantaranya:
1. Mampu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar mempengaruhi peningkatan kemampuan pemecahan masalah.
2. Dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan keterlibatan lebih banyak.
3. Dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik.
4. Peserta didik didorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena saat menggunakan PBL.
5. Pendidik membantu peserta didik untuk fokus pada penyelesaian masalah dalam konteks kehidupan nyata, mendorong mereka untuk mempertimbangkan situasi di mana ada masalah dan mencoba mencari solusi.
6. Mampu meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik.
7. Peserta didik mampu melakukan brainstorming dan mampu mencerminkan pemahaman yang telah diserap pada pembelajaran yang lalu.
8. Mampu neningkatkan kemandirian belajar peserta didik.
9. Mampu meningkatkan kinerja pada kerja tim.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Annisa Fahma Rani 1913053090 གིས-
Nama: Annisa Fahma Rani
NPM: 1913053090
No. Absen: 05

Izin menjawab pertanyaan,
Berdasarkan penjelasan video terkait tentang macam macam model pembelajaran tematik yang telah saya tonton, model pembelajaran yang paling tepat untuk peserta didik adalah model pembelajaran discovery learning, alasan saya memilih model tersebut adalah karena discovery learning adalah pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Dan discovery learning juga Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan. Pada model pembelajaran ini masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Peserta didik dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untul me jadi problem solver atau scientist.
langkah atau tahapan dan prosedur pelaksanaan Discovery learning adalah sebagai berikut:
1. Stimulation (stimulus),
memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah;
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah),
yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah);
3. Data collection (pengumpulan data),
memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis;
4. Data processing (pengolahan data),
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan;
5. Verification (pembuktian),
yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing;
6. Generalization (generalisasi),
menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Dampak penggunaan model Discovery Learning ini, yaitu membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif, membangkitkan gairah belajar siswa, menimbulkan rasa senang pada diri siswa, meningkatkan rasa ingin tahu, membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajaryang baru, serta menumbuhkan rasa percaya diri pada dirinya.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Adhisa Risti Balqis 1913053011 གིས-
Nama: Adhisa Risti Balqis
NPM: 1913053011
No. Absen: 01

Izin menjawab bu,
Menurut saya, model pembelajaran yang paling tepat untuk siswa kelas rendah adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Karena didalam model pembelajaran tersebut, guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dimana pastinya anak kelas rendah sangat menyukai hal-hal seperti itu, dengan mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri. Siswa juga dapat berpikir kritis dan terampil memecahkan masalah.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan yang harus dilakukan siswa.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar serta membentuk kelompok.
3. Guru membimbing penyelidikan individu dan kelompok. (Ketika siswa mencari atau mengerjakan tugas yang diberikan, guru membimbing dan mendampingi siswa)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Misalnya seperti menjelaskan kedepan kelas/didepan teman-teman tentang apa yang sudah dikerjakan)
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Pemecahan masalah apa yang sudah dibahas siswa, dan diakhir guru dapat mengevaluasi apa yang sudah dibahas).
In reply to First post

Re: forum diskusi

Deli Malisda 1953053027 གིས-
Nama : Deli Malisda
NPM : 1953053027
No. Absen : 09

izin menjawab bu
Macam-macam model pembelajaran tematik di dalam video terdapat empat model pembelajaran yaitu discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning.
1. Discovery learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
2. Inquiry learning
adalah sebuah teknik mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui penggunaan cara-cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis
3. Problem based learning
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
4. Project based learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah yaitu model pembelajaran problem based learning (PBL). Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih mengutamakan pemberian masalah kepada siswa untuk dipecahkan dalam proses pembelajaran. Sehingga anak tidak dihadapkan terlebih dahulu pada teori yang sudah ada. Adanya masalah ini yang menjadi acuan bagi siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Setelah mereka membangun pengetahuannya sendiri, barulah guru mengimbangi dengan teori yang sudah ada. Masalah yang diberikan kepada siswa tidak terlalu jauh dari kehidupan nyata siswa. Artinya masalah tersebut sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Problem Based Learning sangat baik diterapkan dalam pembelajaran tematik. Karena masalah yang diberikan kepada siswa dapat dipecahkan dari berbagai disiplin ilmu yang ada. Sehingga siswa tidak hanya fokus pada satu disiplin ilmu. Bahkan siswa akan lebih mudah memfokuskan pembelajaran dengan adanya tema pada pembelajaran tematik. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa dapat berupa penyelidikan otentik. Artinya menyelidikan masalah yang timbul di kehidupan nyata siswa, sehingga mudah ditemukan penyelesaiannya karena memang terjadi di kehidupan.

Dampak model pembelajaran problem based learning pada peserta didik yaitu PBL memainkan peran penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah siswa. Pendekatan PBL membuat siswa lebih kreatif, bertindak sengaja, berpikir rasional dan berhubungan secara efektif dengan rekan-rekan mereka di kelas. Selanjutnya terdapat dampak Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran yakni peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa, keterampilan komunikasi siswa, kemandirian belajar siswa, kinerja pada kerja tim siswa serta hasil belajar siswa. Terdapat dampak positif terhadap pembelajaran siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional .
In reply to First post

Re: forum diskusi

Idha Tasya Bella Ananda 1913053042 གིས-
Nama : Idha Tasya Bella Ananda
No. Absen : 17
NPM : 1913053042
Izin menjawab Ibu Dayu. Pada video tersebut dapat disimpulkan bahwa macam-macam model pembelajaran tematik antara lain yaitu :
1. Discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
2. Inquiry learning adalah model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat.
3. Problem-based learning adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
4. Project-based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok atau mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Menurut saya model pembelajaran tematik yang paling tepat untuk peserta didik di kelas rendah yaitu discovery-inquiry learning karena discovery berkaitan dengan inquiry. Hal tersebut dapat dilihat dari inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa. Saya memilih model discovery-inquiry karena proses-proses discovery dan inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya peserta didik dapat merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Model pembelajaran ini dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat.
Kelebihan model discovery-inquiry learning bagi peserta didik antara lain :
1. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
2. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer kepada siutuasi-situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikur dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
4. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tida hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
5. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Hanna Wahyu Aruming Tyas གིས-
Nama : Hanna Wahyu Aruming Tyas
Npm : 1953053011
No. Absen : 15

Izin menjawab bu,
Dalam video yang dijelaskan tersebut model pembelajaran ada 4 yaitu Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Model yang pembelajaran tematik yang cocok untuk anak kelas rendah menurut saya adalah model Discovery Learning. Dalam kelas rendah diperlukannya tindakan pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran yang bersifat aktif. Dalam perkembangannya, model pembelajaran mempunyai banyak variasi, banyak model pembelajaran kreatif yang berpotensi meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran tematik. Salah satunya, model pembelajaran Discovery Learning, model ini digunakan untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh bertahan lama dalam ingatan sehingga tidak mudah dilupakan oleh siswa (Kristin, 2016: 86). Model Discovery Learning menuntun peserta didik untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dengan mencari informasi sendiri, kemudian peserta didik mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang diketahui dan dipahami ke dalam bentuk akhir. Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Metode Discovery Learning atau penemuan dapat meningkatkan hasil belajar, minat, perhatian, dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran, peserta didik juga dapat memahami materi lebih dalam pada saat peragaan tentang materi yang di sampaikan oleh guru serta dapat meningkatkan kemampuan komunikasi. Dalam salah satu jurnal penelitian Rontal Keilmuan PKn dijelaskan bahwa ada dampak bagi peserta didik yaitu Model pembelajaran Discovery Learning (penemuan) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sampai 50%. Guru dapat memahami karakteristik peserta didik pada pola belajar yang aktif dan kreatif. Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning memberikan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada peserta didik, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, adanya perubahan prilaku, pengetahuan. Selain itu hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Hana Salsabila Putri 1913053050 གིས-
Nama : Hana Salsabila Putri
NPM : 1913053050
No. Absen : 13

Model Pembelajaran Tematik
1. Discovery Learning
Menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan. Masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh pendidik. Berpikir kreatif dan inovatif. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi problem solver atau scientist.
Langkah-Langkah: Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Data Processing, Verification, dan Generalization.

2. Inquiry Learning
Masalah dalam pembelajaran bukan hasil rekayasa. Penyelidikan/pencarian untuk memuaskan rasa ingin tahu peserta didik. Peserta didik tidak memiliki kewajiban untuk menemukan sesuatu.

3. Problem Based Learning
Pendidik secara terus menerus membimbing peserta didik. Pendidik sebagai fasilitator. Menyajikan masalah secara konstektual dan berpikir kritis serta terampil memecahkan masalah.
Langkah-Langkah: Orientasi peserta didik kepada masalah, mengorientasi peserta didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

4. Project Based Learning
Menggunakan proyek sebagai inti permasalahan. Menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan yang diajukan.
Langkah-Langkah: penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor siswa dan kemajuan proyek, menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman.

Model pembelajaran tematik untuk peserta didik di kelas rendah yaitu model pembelajaran problem based learning, karena model pembelajaran problem based learning pendidik membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang diajukan, dengan membimbing peserta didik mencari solusi terhadap masalah nyata yang dirumuskan. Pendidik menjadi fasilitator dengan memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut.

Adapun dampak penggunaan model pembelajaran problem based learning.
a) menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar
b) meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan
c) mendorong untuk berpikir
d) membangun keterampilan soft skill
e) membangun kecakapan belajar
f) memotivasi siswa belajar.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Yunida Maharani 1953053025 གིས-
Nama : Yunida Maharani
Npm : 1953053025
No absen : 36
Izin menjawab
1. Discovery Learning, merupakan pembelajaran berbasis inkuiri dan termasuk berbasis konstruktivis.
2. Inquiry Learning, merupakan salah satu bentuk pembelajaran aktif yang dimulai dengan mengajukan pertanyaan, masalah atau skenario.
3. Problem Based Learning, adalah suatu pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan siswa.
4. Project Based Learning, adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Menurut saya dari ke empat model diatas yag cocok untuk kelas rendah adalah model pembelajaran problem based learning .
Guru yang secara terus menenrus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi/ penyelsaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oles siswa sendiri.
Penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap percaya diri dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik. Dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Aradatullah Dita Illahiyah གིས-
Nama : Aradatullah Dita Illahiyah
Nom : 1963053001

Izin menjawab bu,
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Alasan memilih metode discovery learning karena model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengalami dan menemukan pengetahuannya sendiri sebagai wujud murni dalam proses pendidikan yang memberikan pengalaman yang mengubah perilaku sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.

Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
Memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah.
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3) Pengumpulan data (data collection)
Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis.
4) Pengolahan data (data processing)
Mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
5) Pembuktian (verification)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.

Model pembelajaran discovery learning adalah masalah yang diberikan semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga sangat cocok digunakan pada kelas rendah. Dampak pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning akan membuat siswa berperan lebih aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran discovery learning juga akan melatih kemampuan para siswa untuk memecahkan suatu permasalahan. Selain itu juga, mencari jalan keluar atau solusi dari permasalah tersebut dan mencari cara agar masalah yang sama tidak terjadi lagi diwaktu yang akan datang.
In reply to First post

Re: forum diskusi

Puji lestari 1913053088 གིས-
Nama: puji lestari
Npm: 1913053088
No Absen: 27

Izin menjawab bu,
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merukan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. memposisikan siswa dengan berbagai macam masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini, siswa sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan.
Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik, kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan memecahkan masalah tersebut.
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok kelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah.
Dampak Pembelajaran PBL dengan Pendekatan Saintifik terhadap Berpikir Kritis
Berdasarkan data pretest dan posttest pada Gambar 1 terlihat bahwa skor rata-rata kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 23.00, sedangkan pada kelas kontrol hanya 13,77. Rata-rata N- Gain untuk kelas eksperimen digolongkan ke dalam kategori tinggi yaitu 75. Berdasarkan data tersebut rata-rata N-Gain berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-Gain pada kelas kontrol yaitu hanya 28. Peningkatan yang terjadi dalam penerapan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen dikarenakan oleh siswa pada kelas eksperimen memiliki minat belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pada saat proses belajar mengajar mengunakan model PBL dengan pendekatan saintifik berjalan dengan lancar. Siswa sangat antusias disetiap tahapan pembelajaran yang dilakukan, siswa juga lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan Fisika dengan kelompoknya masing-masing dan mereka dapat bertukar pendapat dengan teman sebayanya yang membuat merekan lebih nyaman, leluasa, saling memberikan pendapat, dan masukan tehadap permasalahan Fisika.

Dampak Pembelajaran PBL dengan Pendekatan saintifik untuk Sikap Siswa
Berdasarkan data pretest dan posttest pada Gambar 2 di atas terlihat bahwa rata-rata sikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas eksperimen mengalami dampak sebesar 19 dan skor rata-rata sikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas kontrol mengalami dampak sebesar 13. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa rata-rata N-Gainsikap siswa terhadap hasil pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata- rata N-Gainpada kelas kontrol.Rata-rata N- Gainpada kelas eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan rata-rata N-Gain pada kelas kontrol termasuk ke dalam kategori rendah.