Forum Diskusi

Materi Diskusi

Materi Diskusi

by aprilia triaristina -
Number of replies: 6

Diera pandemi covid 19  yang sudah kita lalui selama kurang lebih hampir 1,5 tahun. Menurut kalian bagaimana penanganan wabah pandemi covid ini tidak bisa diselesaikan hanya dalam aspek medissaja, tetapi harus diselesaikan dengan pendekatan sosial budaya, berikan contoh pendekatan sosial budaya menurut kalian. Tulis di kolom diskusi secara individu.

In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by aprilia triaristina -
silahkan berikan pendapat kalian
In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by Shinta Julia Rakhellita -
Nama : Shinta Julia
Npm : 1853033002
Izin menjawab

Menurut saya diera pandemi sekarang ini segala aspek kehidupan baik sosial maupun budaya berubah sesuai dengan perubahan yang terjadi akibat dampak dari pandemi covid-19. segala aspek kehidupan yang biasanya dilakukan secara manual atau secara langsung pada masa pandemi seperti sekarang ini mewajibkan kita untuk mengubah pola kebiasaan dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkambang di era modern ini. ada beberapa kegiatan yang tetap berjalan seperti biasanya yaitu dengan cara langsung turun tangan atau turun lapangan contohnya seperti para pedaganag yang langsung berjualan di pasar atau minimarket guna membantu memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. ada juga masyarakat yang memanfaatkan teknologi guna menunjang pekerjaan mereka contohnya seperti para guru yang menerapkan sistem pembelajaran daring guna membatasi penyebaran virus covid-19.
memang benar, penangganan virus ini tidak hanya melibatkan aspek media saja melainkan dibutuhkan juga aspek-aspek pendekatan sosial budaya atau cara hidup dan perilaku manusia di era pandemi seperti sekarang ini. serta tidak jarang sekali ditenggah-tenggah kebiasaan masyarakatlah yang menjadi faktor utama penyebaran virus ini. contohnya saja budaya pulang kampung ketika hari raya agama yang melibatkan banyak orang , padahal dengan berkerumunya masyarakat dapat menyebabkan penularan virus ini dengan cepat akaibat jarak dari satu orang ke orang yang lain sangat berdekatan. untuk penanganan virus ini juga harus melibatkan aspek pendekatan sosial budaya karena mau tidak mau kita harus menerapakan protokol kesehatan guna menangkal atau memutus penyebaran virus covid-19. protokol yang sejak awal sudah sama-sama kita lakukan di masa pandemi iniakan menajadi kebiasaan baru dengan pola kehidupan atau budaya baru.

Terimakasih.
In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by Andre Prasetyo Nugroho -
Saya Andre Prasetyo Nugroho npm 1853033009 izin menjawab pertanyaan bu. Menurut saya pendekatan secara budaya yakni gotong royong dapat menyelesaikan pagebluk ini, juga hikmah dari Covid 19, terutama bagi manusia yang memanfaatkan nalarnya secara sehat justru berpandangan sebaliknya. Ini berarti sikap atau perilaku gotong royong perlu menjadi tema sentral terkait perlunya budaya baru dalam menghadapi Covid 19.

Cara hidup atau perilaku egois dalam menghadapi Covid 19 justru tidak efektif dalam mencegah penularan virus tersebut. Sebaliknya, sikap solider dengan, misalnya, saling mengingatkan agar melaksanakan protokol kesehatan terhadap sesama anggota masyarakat, justru sangat penting untuk menjaga kesehatan bersama, ketimbang bersikap egois.

Sikap yang ditunjukkan beberapa desa di Jawa dalam mengantisipasi meluasnya Covid 19 dengan cara mengisolasi warga yang baru datang, misalnya, justru merupakan sikap yang tepat. Di satu sisi, upaya tersebut menumbuhkan partisipasi warga setempat untuk selalu waspada. Di sisi lain dengan isolasi terhadap warga yang baru datang membuat warga yang sedang bertugas justru terdorong untuk mengayomi dan melayani saudara-saudaranya yang terkena isolasi.

Perilaku semacam ini dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk solidaritas sosial, namun dengan cara yang baru dan berbeda dengan cara sebelumnya. Sampai tahap tertentu Covid 19 ternyata memberikan efek budaya bagi masyarakat dalam hal meningkatnya solidaritas sosial dalam berbagai bentuk.
In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by Nelyta Sudarno -
Assalamualaikum saya Nelyta sudarno npm :1853033008
Ijin memberika tanggapan
Dengan Membuat materi kampanye berbasis budaya lokal, tetapi bukan sebatas konten seni tradisi seperti yang sudah ada saat ini. Materi budaya yang digunakan mestinya adalah memori lokal mengenai wabah, yang boleh jadi tersimpan dalam cerita rakyat, nyanyian dan sebagainya, sehingga masyarakat langsung memahami dampak yang akan ditimbulkan. Penggunaan memori kolektif ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia mudah digerakkan apabila memiliki memori kolektif yang relatif sama. Selain itu, manusia bertindak sesuai dengan basis pengetahuannya, dan pengetahuan manusia disusun oleh beberapa unsur yaitu : persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep serta fantasi. Oleh karena itu, jika pemerintah mampu menstimulasi lahirnya apersepsi dan fantasi yang sesuai, saya kira himbauan mengenai social atau physical distancingakan lebih dipatuhi oleh masyarakat, tanpa perlu menggunakan tekanan.
Melibatkan pemimpin adat, atau agensi lokal lainnya dalam melakukan kampanye penanganan covid-19. Pelibatan aktor-aktor lokal ini akan membawa dampak yang cukup signifikan karena himbauan berasal dari kalangan sendiri sehingga lebih di dengar. Pemerintah Kabupaten juga dapat membuat atau mengaktifkan posko-posko kesehatan dilingkungan terkecil. Instansi kesehatan dapat menunjuk duta kesehatan warga. Sebagai upayanya, pemerintah terus mengerahkan gugus covid dengan melibatkan tenaga medis, tenaga kesehatan, serta relawan covid untuk membantu masyarakat yang terpapar virus ini. Penanganan virus ini tentu saja tidak bisa hanya melibatkan aspek medis saja. Dibutuhkan juga pendekatan-pendekatan sosial budaya. Penggunaan pendekatan tersebut dikarenakan cara penyebaran virus corona dan aspek sosial-budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena wabah/penyakit bisa muncul karena budaya (cara hidup dan perilaku). Tidak jarang kebiasaan di tengah masyarakat menjadi penyebabnya. Contoh saja budaya bersalaman, cium tangan, makan bersama saat merayakan sesuatu penting atau budaya pulang kampung ketika hari raya agama atau tradisi di daerah, ini tentu melibatkan banyak orang padahal virus ini dapat menularkan manusia dalam jarak dekat. Maka dari itu karena ini terkait dengan sosial budaya maka penanganan juga harus mempertimbangkan aspek sosial budaya. Pemanfaatan budaya populer juga bisa kita lakukan untuk membangun kewaspadaan masyarakat tentang bahaya pandemi dan mensosialisasikan sopan-santun kebiasaan baru. Budaya populer yang dimaksud adalah produk-produk kultural yang digemari, disukai, dan digunakan oleh masyarakat umum, seperti platform media sosial, iklan, musik, sastra, dan sebagainya. Keunggulan budaya populer yang mampu menjangkau masyarakat inilah yang harus kita manfaatkan untuk menyematkan pesan-pesan edukatif tentang pentingnya penggunaan protokol kesehatan dimasa pandemi seperti ini. Pendekatan sosial-budaya yang seperti ini, dapat dijadikan salah satu rujukan alternatif dalam membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus covid 19
In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by Muhammad Rizkillah -
Nama : Muh. Rizkillah
Npm : 1853033007

Menurut saya covid -19 tidak akan pernah hilang dari bumi kita tercinta ini, yg kita perlukan yaitu membuat tubuh kita menjadi kuat(antibody) terhadap covid 19. Oleh sebab itu kita perlu vaksinisasi agar tubuh kita bisa kebal terhadap covid 19 dan seiring berjalnya waktu covid19 akan menjadi seprti influenza dan flu biasa. Hal ini bukn lah opini biasa krna jika kita lihat dari sejarah masalalu influnza atau flu spnyol dahulu adalah virus yg berbahaya dan menyebabkan lonjakan kematian di seluruh dunia. Tetapi pada saat ini influnza bisa dikatan flu biasa dan bisa diobati hnya dengan obat warung saja.
Menutut saya penangan covid 19 dapat diselesaikan dengan pendekatan sosial budaya. Salah satu pendekatan sosila budaya yg ampuh untuk menangani lonjakan terinfeksi virus ini adalah dengan membiasakan hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan atau yg bisa kita sebut sekarng adalah era New Normal. Adanya virus ini memang mengalami beberapa perubahan interaksi manusia, hal ini berpengaruh pada kehidupan sosial budaya masyarakat. Menurut saya dengan adanya pendekatan seperti sosialisai untuk membudayakan hidup sehat (membiasakan protokol kesehatan ) dan vaksinasi dapat menangani penyebaran covid-19. 
In reply to aprilia triaristina

Re: Materi Diskusi

by Ainun Fitria Fatati -
Nama : Aienun Fitria Fatati
Npm : 1853033005
izin menanggapi bu, Penanganan virus covid-19 ini tentu saja tidak hanya melibatkan aspek medis saja. Dibutuhkan juga pendekatan-pendekatan sosial budaya karena hal ini adalah hal yang tidak bisa di pisahkan karena wabah/penyakit bisa muncul karena budaya (cara hidup dan perilaku). Tidak jarang kebiasaan di tengah masyarakat menjadi penyebabnya. Contoh saja budaya makan bersama saat merayakan sesuatu penting atau budaya pulang kampung ketika hari raya agama atau tradisi di daerah, ini tentu melibatkan banyak orang padahal virus ini dapat menularkan manusia dalam jarak dekat. Maka dari itu karena ini terkait dengan sosial budaya maka penanganan juga harus mempertimbangkan aspek sosial budaya. Karena wabah terkait dengan sosial-budaya, maka penanganannya juga harus mempertimbangkan aspek sosial-budaya. Oleh karena itu pilar-pilar sosial adalah orang yang lebih paham tentang situasi dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat maka akan lebih mudah untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona diengah masyarakat. Hal tersebut dapat dalam dilakukan oleh pilar-pilar sosial melalui kegiatan berikut ini: 1. Membuat sosialisasi pencegahan virus corona berbasis budaya lokal. Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah mengingat, memahami dan mempraktekan cara pencengahannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan nya adalah pilar-pilar sosial melakukan sosialisasi cara pencegahan virus corona melalui perilaku hidup bersih dan sehat dalam bentuk cerita, nyanyian, dan sebagainya dengan mengangkat kekhasan budaya daerah masing-masing sehingga masyarakat mudah memahami. Sekian, terimakasih bu.