Analisis Video

Analisis Video

Analisis Video

Number of replies: 28

https://drive.google.com/file/d/1j8Lm3vyDdAKIMZf_u1miL7pqgUR1TyQY/view?usp=drive_link

  1. Menonton video perkembangan moral Kohlberg yang diberikan dosen.
  2. Mengidentifikasi perilaku yang menunjukkan setiap tahap moral.
  3. Menuliskan analisis singkat (400–500 kata) tentang tahapan moral dalam video.
  4. Membandingkan teori Kohlberg dengan Piaget (dalam tabel atau paragraf).
  5. Diskusikan hasil analisis dalam kelompok kecil di kelas.

In reply to First post

Re: Analisis Video

Ica Cahya Marsugi གིས-
Nama : Ica Cahya Marsugi
NPM : 2513032081
Kelas : 25 C

Tahap - Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg

Menurutnya kesadaran moral seseorang berkembang dalam tiga level yaitu, Pra-Konvensional, Konvensional dan Pasca Konvensional.

Konvensional berasal dari bahasa latin (Conveire) yang berarti menyesuaikan.

Pada level Pra-Konvensional berdasarkan faktor-faktor di luar dirinya seperti hubungan sebab akibat ganjaran dan hukuman serta yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Level ini dibagi beberapa tahap yaitu, orientasi hukuman dan kepatuhan orientasi relatif instrumental.
Pada tahap ke 1 yakni orientasi hukuman dan kepatuhan seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman nya.
Pada tahap ke 2 yakni orientasi relatif instrumental prinsip do ut des seseorang melakukan perbuatan baik pertama-tama Karena mengharapkan imbalan ia sudah mulai menyadari bahwa orang lain juga punya kepentingan dan keinginan yang sama dengan dirinya. Oleh karena itu, perbuatan baik dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain.

Pada level Konvensional seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang-orang tertentu atau dengan tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu ia mulai keluar dari sikap egois yang mementingkan diri sendiri dan mulai melihat kebahagiaan dan kenyamanan orang lain sebagai sesuatu yang patut diperjuangkan di sini seseorang juga mulai menaruh loyalitas kepada taktik sosial atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Level ini dibagi ke dalam 2 tahap yakni, orientasi anak manis dan orientasi hukum dan ketertiban.
Pada tahap ke 3 yaitu orientasi anak manis seseorang menganut prinsip bahwa saya adalah anak manis perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain membantu orang lain dan sesuai dengan yang diharapkan orang lain.

Pada tahap ke 4 yaitu orientasi hukum dan ketertiban makna kelompok diperluas seseorang mulai menyadari bahwa di luar kelompok lokal seperti keluarga teman sebaya teman sekolah organisasi-organisasi himpunan-himpunan dan sebagainya masih ada kelompok yang lebih luas seperti suku bangsa agama dan negara yang menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok yang lebih besar itu dan dengan demikian memiliki kewajiban untuk menaati hukum yang berlaku. Kebanyakan orang dewasa sudah berada di tahap ini.

Pada level Pasca Konvensional,sebagai tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin, di sini seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu dapat diterima secara mentah-mentah. Hukum bukanlah sesuatu yang harus ditaati secara mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melalui proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul dalam hati nurani. Level ini juga dibagi menjadi 2 tahap yakni, Kontrak Sosial Legalistis dan Prinsip Etika Universal. Pada tahap ke 5 yakni kontrak sosial legalistis segi hukum masih ditekankan namun seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia, di sini orang mulai berpikir bahwa hukum itu dapat diubah dan disesuaikan dengan konten atau situasi yang ada sejauh dapat memberi manfaat sosial atau demi kepentingan dan kesejahteraan umum.
Pada tahap ke 6, yaitu orientasi pada prinsip hati nurani yang berlaku universal seseorang mulai menyadari bahwa di dalam lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal. Prinsip-prinsip yang berlaku universal tersebut adalah prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat kemanusiaan seperti prinsip keadilan ketulusan dalam membantu orang lain,persamaan hak manusia dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan. Prinsip-prinsip itu disebut universal karena dapat diberlakukan di setiap situasi tempat dan segala aspek kehidupan manusia. Seseorang yang berada pada tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi yang berlaku secara universal tersebut, ia akan sangat menyesal jika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut.
In reply to Ica Cahya Marsugi

Re: Analisis Video

Alya Niza Silvia གིས-
Nama: Alya Niza Silvia
NPM: 2513032078
Kelas: 25 C

Tahap-Tahap Perkembangan Moral (Moral Stages)
Lawrence Kohlberg meraih gelar Doctor Psikologi pada tahun 1958. Beliau pernah menjadi Profesor Psikologi di universitas ternama, yakni Yale University, Chicago University, dan Harvard University. Beliau wafat di Boston, 19 Januari 1987.

Tahap-tahap moral menurut Lawrence Kohlberg.
Menurut Kohlberg, kesadaran seseorang berkembang dalam tiga level, yaitu pre-conventional, conventional, dan post-conventional. Konvensional berasal dari bahasa Latin (convenire), yang berarti menyesuaikan.

1. Pra Konvensional
Dalam level ini, seseorang menilai prihal yg baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor diluar dirinya, seperti hubungan sebab-akibat, ganjaran-hukuman, dan menyenangkan-tidak menyenangkan. Level prakonvensional dibagi menjadi dua tahap, yakni orientasi hukuman dan kepatuhan, dan orientasi relativis instrumental.

a. Hukuman dan Kepatuhan
Seseorang menilai baik-buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman. Misalnya, seorang anak merasa dirinya sudah benar jika ia patuh terhadap orang tuanya, dan merasa sangat bersalah apabila melanggar perintah dari orang tua. Penalaran moral seperti itu pertama-tama didasari oleh kesadaran, bahwa ketika ia tidak patuh, ia akan mendapat hukuman yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman. Disana tampak bahwa egosentrisme sangat menonjol. Seseorang pertama-tama melakukan kebaikan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari sakitnya hukuman, ia belum sampai pada pemahaman bahwa berbuat baik itu akan memberi manfaat positif untuk diri sendiri dan orang lain.

b. Relativis Instrumental
Seseorang melakukan perbuatan baik karena mengharapkan imbalan. Ia sudah mulai menyadari bahwa orang-orang baik juga punya kepentingan dan keinginan yang sama dengan dirinya. Oleh karena itu, perbuatan baik dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain.

2. Konvensional
Seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang-orang tertib yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Ia mulai keluar dari sikap egoisme pribadi, menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain, serta sadar akan pentingnya loyalitas tertib sosial. Level ini dibagi dalam dua tahap, yakni orientasi anak manis, orientasi hukuman dan ketertiban.

a. Orientasi Anak Manis
Seseorang menganut prinsip, bahwa saya adalah anak manis. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk mematuhi norma-norma yang berlaku agar tidak merasa malu dan bersalah.

b. Hukum dan Ketertiban
Seseorang mulai menyadari bahwa diluar kelompok lokal, seperti keluarga, teman sebaya, dan lain-lain, ia menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat, yang demikian memiliki kewajiban untuk mentaati hukum yang berlaku. Penekanannya adalah mematuhi hukum secara mutlak akan ketertiban sosial akan berjalan.

3. Pasca Konvensional
Dalam level ini, hidup baik mulai dipandang sebagai tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin. Disini seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu dapat diterima secara mentah-mentah. Hukum bukanlah sesuatu yang harus dituruti secara mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melalui proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul dalam hati nurani. Level ini dibagi menjadi dua tahap, yakni kontrak sosial legalistis dan prinsip etika universal

a. Kontrak Sosial Legalistis
Segi hukum masih ditetapkan. Namun, seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia. Disini orang mulai berpikir bahwa hukum dapat diubah disesuaikan dengan konteks atau dengan situasi yang ada.

b. Prinsip Etika Universal
Seseorang mulai menyadari bahwa didalam lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal yakni, prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti bersikap adil, membantu dengan ikhlas terhadap orang lain, dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan. Prinsip tersebut disebut universal karena berlaku dimanapun dan kapanpun. Dapat disimpulkan bahwa, bagi Kohlberg, hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku universal. Sayangnya, prinsip-prinsip itu tidak selalu memiliki rumusan yang kongkret. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kepekaan hati nurani yang sangat besar ketika menghadapi suatu realitas atau persoalan.

PERBANDINGAN Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memiliki dasar dari pemikiran Jean Piaget, namun keduanya memiliki perbedaan dalam ruang lingkup dan tingkat kedalaman kajiannya. Piaget berfokus pada perkembangan moral anak sebagai bagian dari perkembangan kognitif, yakni bagaimana anak memahami aturan melalui interaksi sosial. Ia membagi perkembangan moral menjadi dua tahap, yaitu tahap moralitas heteronom dan tahap moralitas otonom. Pada tahap moralitas heteronom, anak memandang aturan sebagai sesuatu yang tetap dan berasal dari otoritas orang dewasa, sehingga kepatuhan dilakukan karena takut hukuman. Sedangkan pada tahap moralitas otonom, anak mulai memahami bahwa aturan dapat diubah berdasarkan kesepakatan bersama dan keadilan dipahami secara timbal balik antarindividu. Sementara itu, Kohlberg mengembangkan teori Piaget menjadi lebih luas dan mendetail, dengan menekankan bahwa perkembangan moral berlangsung sepanjang kehidupan manusia, tidak berhenti pada masa anak-anak saja. Ia membagi perkembangan moral menjadi tiga level, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional, yang masing-masing terdiri dari dua tahap. Dalam pandangan Kohlberg, penilaian moral seseorang berkembang dari sekadar kepatuhan karena takut hukuman atau mengharap imbalan (pra-konvensional), menuju kesadaran untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial dan menjaga ketertiban (konvensional), hingga akhirnya mencapai tahap menilai benar dan salah berdasarkan prinsip keadilan serta hati nurani universal (pasca-konvensional).

KESIMPULAN Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Piaget menitikberatkan pada bagaimana anak memahami dan mematuhi aturan melalui pengalaman sosial, sedangkan Kohlberg menekankan pada bagaimana seseorang menalar dan menilai moralitas berdasarkan logika serta prinsip etis yang lebih tinggi. Kohlberg memperluas teori Piaget dengan menunjukkan bahwa perkembangan moral tidak berhenti di masa kanak-kanak, tetapi terus berkembang seiring dengan kematangan berpikir dan pengalaman hidup seseorang.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Dinda Putri Amelia གིས-
Nama: Dinda Putri Amelia
NPM: 2553032003
Kelas: 25 C

Tahap-Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg
Lawrence Kohlberg, seorang psikolog terkenal, mengembangkan teori perkembangan moral yang berpengaruh, berakar pada karya Jean Piaget. Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral seseorang berkembang melalui serangkaian enam tahap yang dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan (level) utama. Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral berfokus pada konsep keadilan dan bagaimana individu berpikir tentang benar dan salah.

Tiga tingkatan tersebut adalah Pra-Konvensional, Konvensional, dan Pasca-Konvensional. Setiap tingkatan memiliki dua tahap, yang menunjukkan peningkatan kompleksitas dalam cara seseorang mengambil keputusan moral.

1. Tingkat Pra-Konvensional (Pre-Conventional Level)

Tingkatan ini biasanya dialami oleh anak-anak, meskipun penalaran serupa juga dapat muncul pada orang dewasa. Pada level ini, moralitas dikendalikan secara eksternal dan dinilai berdasarkan konsekuensi langsung dari suatu tindakan, yaitu hukuman atau hadiah. Fokusnya murni pada kepentingan diri sendiri (egosentris).

Tahap 1: Orientasi Kepatuhan dan Hukuman (Obedience and Punishment)

Pada tahap ini, individu menganggap aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Tindakan dianggap salah jika berujung pada hukuman. Semakin berat hukumannya, semakin salah tindakan tersebut. Penalaran moral didasarkan pada menghindari hukuman dan kepatuhan pada figur otoritas.

Tahap 2: Orientasi Individualisme dan Pertukaran (Individualism and Exchange)

Pada tahap ini, penalaran moral bergeser ke arah apa yang paling menguntungkan diri sendiri. Perilaku yang benar didefinisikan oleh apa yang memuaskan kebutuhan dan minat pribadi. Konsepnya adalah "apa untungnya buat saya" atau prinsip "timbal balik" yang pragmatis, seperti "kamu garuk punggungku, aku akan garuk punggungmu."

2. Tingkat Konvensional (Conventional Level)

Tingkatan ini muncul pada masa remaja hingga dewasa awal. Moralitas berpusat pada penerimaan standar sosial, mematuhi hukum, dan memenuhi peran sosial untuk memelihara ketertiban dan mendapatkan persetujuan. Keputusan moral didorong oleh hubungan dan harapan masyarakat.

Tahap 3: Orientasi Hubungan Interpersonal ("Good Boy/Good Girl")

Tindakan yang benar adalah yang mendapat persetujuan orang lain, khususnya orang-orang terdekat seperti keluarga atau teman. Individu berusaha untuk menjadi "anak baik" atau "orang baik" dengan memenuhi harapan orang lain. Ada fokus pada kesetiaan, kepercayaan, dan niat baik.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban (Law and Order)

Moralitas didasarkan pada mematuhi hukum, tugas, dan menghormati otoritas demi menjaga ketertiban sosial. Individu merasa memiliki kewajiban untuk mengikuti aturan masyarakat, meyakini bahwa hukum harus dipertahankan. Melanggar aturan dianggap salah secara moral karena dapat mengancam fungsi masyarakat secara keseluruhan.

3. Tingkat Pasca-Konvensional (Post-Conventional Level)

Tingkatan ini adalah tingkat tertinggi dalam penalaran moral, yang menurut Kohlberg tidak dicapai oleh mayoritas orang dewasa. Moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip etika abstrak dan universal yang mungkin bertentangan dengan hukum atau norma sosial.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Individu (Social Contract and Individual Rights)

Individu memahami bahwa hukum adalah kontrak sosial yang dibuat untuk kepentingan bersama. Mereka menyadari bahwa pendapat dan nilai orang berbeda-beda, dan penting untuk menghormati hak-hak dasar individu. Hukum dapat diubah secara rasional demi kebaikan sosial, dan kadang-kadang, individu harus bertindak melawan hukum jika hukum itu tidak adil.

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal (Universal Ethical Principles)

Ini adalah tahap penalaran moral tertinggi. Kebenaran didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal yang dipilih sendiri (hati nurani), seperti keadilan, persamaan hak asasi manusia, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Individu di tahap ini akan bertindak sesuai prinsip-prinsip ini, bahkan jika bertentangan dengan hukum atau norma sosial. Tokoh seperti Martin Luther King Jr. dan Gandhi sering disebut sebagai contoh orang yang bernalar pada tahap ini.

Secara keseluruhan, teori Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral adalah proses bertahap dan berurutan, di mana penalaran moral yang lebih tinggi menggantikan penalaran moral yang lebih rendah.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Revita Winasa Pasundari གིས-

Nama: Revita Winasa Pasundari

NPM: 2553032002K

Kelas: 25C

Menganalisis tentang tahapan moral dalam vidio  perkembangan moral kohlberg

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MORAL MENURUT LAWRENCE KOHLBERG :

1.Pre-conventional

Hubungan sebab-akibat

Ganjaran -hukuman

Menyenangkan-tidak menyenangkan 

Level prakonvensional dibagi duaa tahap yaitu :

Orentasi hukuman dan kepatuhan 

Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku  berdasarkan rasa takut terhadap hukuman.Contohnya jika anak mematuhi perintah orang tuanya merasa benar,dan jika melanggar merasa salah.Moral ini didasari kesadaran.

Orentasi relativis instrumental

 Seseorang melakukan hal baik karna mengharapkan imbalan,ia sudah menyadari bahwa seseorang juga mempunyai kepentingan yang sama dengan dirinya,oleh karnaa itu perbuatan baik dapat dijadikan instrumenal  untuk mendapatkan keuntungan orang lain.

2. Konvensional

Keluar dari egoisme pribadi 

Menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain.

Sadar akan pentingnya loyalitas 

Level Konvensional dibagi dua tahap yaitu :

Orientasi anak manis

           Seseorang menganut prinsip bahwa saya adalah anak manis.perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain,membantu orang lain,dan sesuai yang diharapkan orang lain.karna itu ia akan mematuhi norma norma yang ada dalam kelompoknya agar tidak merasalah malu dan salah. 

Orientasi hukum dan ketertiban 

           Sesorang muali menyadari bahwa diluar kelompok salah satu contohnya keluarga  masih ada lebih luas seperti suku bangsa dan negara.

3.Pascakonvensional

Hidup lebih baik adalah tanggung jawab masing-masing pribadi

Penekanan pada prinsip yag muncul dalam batin

Level Pascakonvensional dibagi menjadi dua tahap yakni :

Kontrak sosial legalistis

Suatu hukum tertentu belum bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia.disini orang mulai berfikir bahwa hukum dapat diubah  dan disesuaikan dengan konteks atau situasi yang ada dan dapat memberi manfaat sosial atau demi kepentingan kesejahteraan umum.

Prinsip etika universal

Prinsip hati nurani universal tersebut adalah prinsip yang menjunjung tinggi nilai -nilai kemanusiaan,seperti prinsip keadalin yaitu ketulusan membantu orang lain,persamaan hak manusia,dan hormat kepada suatu nilai dalam kehidupan.prinsip ini disebut universal karna dapat dilakukan disegala situasi,tempat,dan segala aspek kehidupan manusia.tahap ini mengatur tingkat laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi yang berlaku secara universal.dia akan mengalami penyesalan jika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut.Dapat disimpulkan bahwa menurut lawrence kohlberg hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku universal.sayangnya prinsip tersebut tidak selalu  memberikan rumusan yang konkret.karna itu dibutuhkan kepekaan hati nurani yang besar ketika menghadapi realitas atau persoalan.

In reply to First post

Re: Analisis Video

Nadifah Andresta Asmoro གིས-
Tahap perkembangan menurut Lawrence kohlberg
1.praconventional
2.conventional
3.postkonventional


1.Prakonvensional
hubungan sebab-akibat ganjaran-hukuman
Menyenangkan-tidak menyenangkan

Prakonvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
1.orientasi hukuman dan kepatuhan (jika ia tidak patuh dia akan mendapat hukuman/dia mematuhi agar menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman
2.orientasi relativisi instrumental (karena mengharapkan imbalan, ia menghargai jika orang lain memiliki keinginan yang sama dari dirinya. kebaikan digunakan untuk mendapat kebaikan dari orang lain)


2.konvensional
-Keluar dr egois
-Menyesuaikan sikap demi kenuamanan dan kesenangan orang lain
-Sadar pentingnya loyalitas

Konvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
1.Orientasi anak manis
(Mengandung prinsip bahwa saya adalah anak manis, perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan sesuai yang diharapkan orang lain,unsur loyalitas dan kelompok sangat di dewakan biasanya anak remaja rela berbohong demi melindungi temannya daripada dianggap penghianat oleh kelompok)
2.Orientasi hukum dan ketertiban
Makna kelompok di perluas sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat , selain organisasi ada kelompok yang lebih luas seperti suku bangsa, agama, dan negara. yang menyadari bahwa dirinya adalah dari kelompok besar itu yang demikian memiliki kewajiban untuk mentaati hukum yang berlaku.
Penekanannya adalah mematuhi hukum secara mutlak agar ketertiban sosial dapat terjamin, kebanyakan orang dewasa suda berada di tahap ini.


3.Pasca konvensional
Hidup baik adallah tanggung jawab masing-masing pribadi penekanan pada prinsip yang muncul dalam batin

Pascakonvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
1.Kontrak sosial legalistis
Selalu terbuka kemungkinan untuk memperbarui dan hukum dengan demokratis.
2.Prinsip Etika Universal
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan martabat manusia (keadilan, ketulusan dalam membantu orang lain, persamaan hak manusia dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan prinsip dikatakan universal karena dapat diberlakukan di setiap situasi, tempat, dan segala aspek kehidupan sosial seseorang yang berada pada tahap ini mengatur tingkah laku dan moralnya berdasrkan hati nurani pribadi yang berlaku secara universal.


Kesimpulan:
Hukum tertinggi adalah hatj nurani yang berlaku secara universal dan terkadang prinsip-prinsip diatas sering kali bertentangan dengan kepercayaan masyarakat yang berbeda-beda.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Bagas Saputra གིས-
Nama : Bagas Saputra
Npm : 2513032084
Kelas : 25 C
Tugas menganalisis video

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN MORAL (Moral Stages)

Sebelumnya video tersebut memperkenalkan tentang biodata Lawrence Kohlberg

Biodata Lawrence kohlberg

Lahir : New york, 25 Oktober 1927
Profesi : profesor psikologi di Yale University, Chicago University, dan Harvard University
Wafat : Boston, 19 Januari 1987

Tahap tahap penalaran moral menurut Lawrence kohlberg
Kesadaran moral seseorang berkembang dalam tiga level atau tingkatan:
1. Level Pre Conventional
2. Conventional
3. Post Conventional (principled)

Level 1 : Pra Conventional
Pada level pra conventional seseorang menilai perihal perihal yang baik dan buruk berdasarkan faktor faktor di luar dirinya seperti:
Hubungan sebab akibat
Ganjaran dan hukuman
Menyenangkan dan tidak menyenangkan
Dan Level ini juga dibagi menjadi dua tahap yaitu
1. Orientasi hukuman dan kepatuhan
2. Orientasi relativis instrumental
Tahap pertama orientasi hukuman dan kepatuhan ialah dimana seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku yang masih berdasarkan pada rasa takut terhadap hukuman. Dalam konteks ini seseorang merasa melakukan perintah orang tuanya adalah perilaku yang benar, dan jika melanggar akan merasa bersalah kepada orang tuanya. Penanaman moral seperti ini didasarkan kepada ketika seseorang atau sang anak melanggar maka ia akan mendapatkan hukuman yang menimbulkan rasa aakit sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman pada sang anak. Disinilah terlihat rasa egosentrisme. Dan disini sang anak belum sadar atau belum sampai jika berbuat baik akan memberi manfaat positif pada dirinya sendiri.

Tahap kedua ialah Relativis instrumental
Tahap ini ada prinsip yang bernama "Do ut des" yang berlaku, dimana seseorang melakukan perbuatan atau hal baik dikarenakan adanya imbalan, disini menjelaskan bahwa perbuatan baik dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan suatu keuntungan.
Contoh: ketika sang anak mau melakukan perbuatan baik ketika di iming imingi oleh hadiah yang menarik.

Level 2 : Konvensional
Level ini ialah ketika seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan oleh orang tertentu atau dengan tertib sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat tertentu. Level ini seseorang atau anak mulai:
1. Keluar dari sifat egoisme pribadi
2. Menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain
3. Sadar akan pentingnya loyalitas
Level ini juga mempunyai Dua tahap yaitu
1. Orientasi anak manis
2. Orientasi Hukum dan ketertiban
Orientasi anak manis
Orientasi anak manis ini ialah seseorang menganut prinsip bahwa saya adalah anak manis. Perilaku yang baik perilaku yang menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan sesuai dengan yang diharapkan oleh orang lain. Oleh karenanya maka ia akan selalu berusaha mematuhi norma norma dalam kelompoknya agar tidak merasakan malu dan rasa bersalah, disini unsur setiap kawan dan loyalitas dalam kelompok sangat didewa dewa kan.
Hal ini biasa terjadi dalam kelompok remaja dan ABG (Anak Baru Gede).

Orientasi Hukum dan Ketertiban
Orientasi ini mempunyai makna kelompok diperluas, dimana seseorang mulai menyadari diluar kelompok lokal seperti keluarga,teman sebaya,teman sekolah, organisasi, himpunan himpunan dan seperti suku bangsa, agama, dan negara. Ia menyadari bahwa dirinya menyadari menjadi kelompok yang lebih besar itu dan dengan ini mempunyai kewajiban untuk menaati hukum yang berlaku, yang dimana penekanannya ialah mematuhi peraturan dengan mutlak agar ketertiban sosial dapat terjamin. Tahap ini biasanya berlaku pada orang yang sudah Dewasa

Level 3 : Pasca Konvensional
Pada level ini hidup baik mulai dipandang sebagai tanggung jawab pribadi sebagai dasar prinsip prinsip dianut dalam batin, disini seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak dapat selalu diterima secara mentah mentah, hukum bukanlah sesuatu ditaati secara mutlak, namun melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melalui proses penilaian berdasarkan prinsip prinsip yang muncul dari hati nurani

Level ini dibagi menjadi dua tahap yaitu
1. Kontak Sosial Legalistis
2. Prinsip Etika Universital
Tahap Sosial Legalistis
Tahap ini segi hukum masih ditekankan namun seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia. Disini seseorang sadar bahwa hukum dapat diubah sesuai situasi yang ada dimana sejauh dapat memberi manfaat sosial atau demi kepentingan kesejahteraan umum, dikarenakan itu dapat diselenggarakan persetujuan Demokratis dan konsensus bebas agar mencapai kesepakatan yang baru

Tahap Etika Universal atau prinsip hati nurani Universal
Tahap ini seseorang mulai menyadari bahwa didalam lubuk hatinya sepertinya terdapat perilaku prinsip prinsip universal,prinsip universal nya adalah seperti prinsip keadilan, ketulusan dalam membantu orang lain, persamaan hak manusia, dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan.
Prinsip prinsip ini dapat disebut Universal dikarenakan dapat diberlakukan di setiap situasi, tempat, zaman, dan segala aspek kehidupan manusia.
Seseorang yang mencapai tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi yang berlaku universal. Dan ia akan menyesal yang mendalam apabila melanggar prinsip prinsip hati nurani tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa menurut kohlberg hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku universal namun sayangnya prinsip prinsip ini tidak memiliki rumusan rumusan yang konkrit sehingga nya dibutuhkan kepekaan hati nurani yang sangat besar ketika mendapati suatu realitas atau persoalan. Prinsip prinsip ini juga sering bertentangan dengan aturan aturan masyarakat tertentu dan bukan pertama tama dikarenakan egoisme pribadi atau mencari keuntungan pribadi namun karena menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan serta hormat terhadap martabat sesamanya.


In reply to First post

Re: Analisis Video

Dina Ayu Lestari གིས-
Nama: Dina Ayu Lestari
NPM: 2513032071
Kelas: 25 C

Tahap Perkembangan Moral (Moral Stages)
Menurut Lawrence Kohlberg kesadaran moral seseorang berkembang dalam 3 level yaitu Pra Konvensional, Konvensional dan Pasca-Konvensional. Konvensional berasal dari bahasa latin "convenire" yang berarti menyesuaikan.

1. Pra konvensional
Pada tahap ini seseorang menilai yang baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor diluar dirinya seperti hubungan sebab akibat, ganjaran dan hukuman, serta yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, tahap ini tampak bahwa sikap egosentris sangat menonjol dimana seorang akan melakukan kebaikan untuk dirinya bukan karena ada pemahaman bahwa berbuat baik akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Level ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
1.) orientasi hukuman dan kepatuhan, seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman misalnya: seorang anak merasa benar apabila ia mematuhi perkataan orang tuanya dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya, penalaran moral ini didasari oleh kesadaran bahwa ketika ia tidak patuh ia akan mendapat hukuman yang menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.
2.) Orientasi relatif-instrumental, seseorang melakukan perbuatan baik karena mengharapkan adanya imbalan, seseorang menyadari bahwa orang lain juga memiliki kepentingan dan keinginan yang sama oleh karena itu perbuatan baik digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain. contoh: anak kecil mau melakukan sesuatu ketika diberi imbalan seperti permen. Seseorang di tahap ini bisa saja kelihatan sangat baik namun sebenarnya maksud utama dari perbuatannya adalah untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

2. Konvensional
Pada tahap ini seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang atau dengan tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat. Tahap ini seseorang mulai keluar dari sikap egois dan mulai melihat kebahagiaan dan kenyamanan orang lain sebagai sesuatu yang patut diperjuangkan, seseorang juga mulai menaruh loyalitas kepada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Level ini dibagi ke dalam dua tahap yaitu:
3.) Keselarasan antar pribadi (Orientasi anak manis), ini merujuk pada individu menilai baik dan buruk berdasarkan pada hubungan interpersonal dan kesepakatan sosial. Pada tahap ini, Mereka menilai perilaku "baik" jika sesuai dengan norma dan harapan sosial.
4.) Orientasi hukum dan ketertiban,
seseorang menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok di masyarakat atau lingkungan oleh karena itu memiliki kewajiban untuk menaati hukum yang berlaku dimasyarakat tersebut. tahap ini menekankan bahwa seseorang mematuhi hukum secara mutlak untuk ketertiban sosial, pada umumnya orang dewasa sudah berada di tahap ini.

3. Pasca Konvensional
Pada level ini seseorang sudah mulai memahami bahwa hidup baik merupakan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin. Level ini dibagi menjadi 2 tahap yakni :
5.) kontrak sosial legalistiss, pada tahap ini segi hukum masih ditetapkan namun seseorang mulai menyadari bahwa ada suatu hukum yang belum tentu bisa diterapkan diseluruh kehidupan manusia, hukum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada melalui persetujuan demokratis atau kontrak sosial agar mencapai kesejahteraan umum.
6.) Prinsip hati nurani universal,
pada tahap ini merujuk pada prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat kemanusiaan seperti prinsip keadilan, ketulusan dalam membantu orang lain, serta memahami terhadap nilai suatu kehidupan. seseorang yang berada pada tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian, seseorang akan mengalami penyesalan yang mendalam ketika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut

Teori Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg sama-sama dari pandangan bahwa perkembangan moral merupakan proses tahapan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif individu.

Piaget memandang moralitas sebagai hasil dari interaksi sosial anak, khususnya melalui permainan dan kerja sama. Ia membagi perkembangan moral ke dalam dua tahap utama:
a. moral heteronom, dimana anak mematuhi aturan karena otoritas dan takut hukuman dari orang dewasa.
b. moral otonom, di mana anak mulai memahami bahwa aturan bisa dinegosiasikan dan keadilan bersifat timbal balik.
Fokus Piaget lebih pada bagaimana anak belajar memahami aturan dan keadilan melalui pengalaman konkret.

Perbedaan antara keduanya terletak pada lingkup analisis. Piaget lebih fokus pada anak-anak dan perkembangan awal moralitas melalui interaksi sosial, sedangkan Kohlberg mencakup rentang usia yang lebih luas dan menekankan penalaran moral abstrak yang dapat berkembang hingga dewasa. Dalam konteks pendidikan, teori Piaget sangat berguna untuk membangun pemahaman awal tentang aturan dan keadilan melalui aktivitas kooperatif, sedangkan teori Kohlberg relevan untuk mendorong refleksi nilai, dan penguatan karakter di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Aufa Nabila གིས-
Nama : Aufa Fitria Nabila
NPM : 2553032007
Kelas : 25 C

Tahapan Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg adalah seorang ahli psikologi yang menjelaskan bagaimana seseorang belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah seiring bertambahnya usia. Ia membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat besar dengan beberapa tahap di dalamnya. Setiap tahap menunjukkan cara seseorang berpikir dan bertindak berdasarkan moral.

1. Tahap Prakonvensional (Biasanya pada anak-anak)

Di tahap ini, anak-anak menilai baik dan buruk hanya dari akibat langsung yang mereka terima. Kalau perbuatannya membuat mereka dihukum, berarti itu salah. Kalau perbuatannya mendapat hadiah, berarti itu benar.

a. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Anak berbuat baik hanya karena takut dihukum.
Contohnya: Anak tidak mencuri karena takut dimarahi atau dihukum, bukan karena tahu mencuri itu salah.

b. Orientasi Relativis Instrumental (Tukar-menukar)

Anak berbuat baik karena berharap mendapatkan sesuatu sebagai balasan.
Contohnya: Anak membantu temannya agar nanti kalau butuh bantuan, temannya mau menolong juga. Jadi, di tahap ini anak belum benar-benar tahu nilai moral, mereka hanya melihat akibat dari perbuatannya.

2. Tahap Konvensional (Biasanya pada remaja dan orang dewasa awal)

Pada tahap ini, seseorang mulai menyadari bahwa hidup bermasyarakat perlu aturan dan saling menghormati. Mereka ingin diterima oleh orang lain dan berperilaku baik agar dianggap sebagai orang baik.

a. Orientasi Anak Manis (Good Boy / Nice Girl)

Seseorang berbuat baik agar disukai, dihargai, dan dianggap sopan. Contohnya: Tidak menyontek karena tidak ingin membuat guru kecewa atau tidak mau disebut curang oleh teman.

b. Orientasi Hukum dan Ketertiban

Seseorang mematuhi aturan bukan hanya untuk dirinya, tapi karena sadar aturan itu penting bagi masyarakat. Contohnya: Patuh pada peraturan lalu lintas karena tahu itu demi keselamatan semua orang, bukan sekadar takut ditilang. Di tahap ini, orang mulai mengerti pentingnya aturan, tanggung jawab, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

3. Tahap Pasca-Konvensional (Biasanya pada orang dewasa yang matang)

Tahap ini menunjukkan tingkat moral tertinggi. Orang tidak hanya mengikuti aturan, tapi berpikir apakah aturan itu adil atau tidak. Mereka bertindak sesuai hati nurani dan prinsip kebaikan universal, meskipun kadang berbeda dengan pendapat orang banyak.

a. Kontrak Sosial Legalistis

Seseorang sadar bahwa hukum dibuat oleh manusia, dan bisa diubah kalau tidak adil.
Contohnya: Mendukung perubahan undang-undang yang diskriminatif agar semua orang diperlakukan sama.

b. Prinsip Etika Universal

Orang menentukan benar dan salah berdasarkan nilai-nilai universal seperti keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan.
Contohnya: Menolong orang meskipun peraturan tidak mengharuskannya, karena sadar bahwa menolong sesama itu benar.

c. Prinsip Hati Nurani Universal

Tindakan seseorang dipandu oleh suara hatinya sendiri. Ia tahu mana yang baik dan buruk tanpa perlu disuruh atau diatur.
Contohnya: Menolong korban kecelakaan tanpa melihat suku, agama, atau asalnya.

d. Menjunjung Nilai-Nilai Kemanusiaan

Orang menghormati setiap manusia tanpa membeda-bedakan.
Contohnya: Menghargai semua orang, baik kaya maupun miskin, karena semua punya nilai yang sama.

e. Prinsip Keadilan

Keadilan berarti memperlakukan orang lain dengan setara dan sesuai haknya. Contohnya: Guru memberikan nilai berdasarkan kemampuan siswa, bukan karena suka atau tidak suka.

f. Hak Asasi Manusia (HAM)

HAM adalah hak dasar yang dimiliki setiap orang sejak lahir, seperti hak untuk hidup, berpendapat, belajar, dan bekerja. Hak ini tidak bisa diambil oleh siapa pun.
Contohnya: Semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan diperlakukan adil di depan hukum. Di tahap ini, seseorang berpikir dengan hati nurani dan prinsip kemanusiaan. Ia melakukan hal benar karena sadar itu adalah kewajiban moralnya, bukan karena takut atau ingin dipuji.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Luthfia Maharani གིས-

Nama : Luthfia Maharani

NPM : 2513032087

Kelas : 25 C

Tahap-tahap Perkembangan Moral (lawrence Kolhberg)

Tiga Tingkat utama perkembangan moral tersebut adalah:
• ​Level 1: Pra-konvensional (Pre-conventional)
• ​Level 2: Konvensional (Conventional)
• ​Level 3: Pasca-konvensional (Post-conventional/Principled)

Tingkat 1 : Pra-Kovesional (Pre-Convetional)

​Tingkat ini adalah bentuk penalaran moral yang paling mendasar, umumnya ditemukan pada anak-anak. Keputusan moral didasarkan pada konsekuensi langsung dari tindakan, yaitu menghindari hukuman dan mendapatkan hadiah. Moralitas pada tingkat ini bersifat eksternal—aturan dan nilai-nilai moral datang dari luar diri (otoritas). Konsep utamanya berpusat pada hubungan sebab-akibat, ganjaran-hukuman, dan menyenangkan-tidak menyenangkan.


Tingkat Pra-konvensional dibagi menjadi dua orientasi (tahap):

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan (Punishment and Obedience Orientation)
​Di tahap ini, tindakan dinilai benar atau salah hanya berdasarkan sanksi fisik yang akan diterima. Seseorang mematuhi aturan semata-mata untuk menghindari hukuman dan kepatuhan buta terhadap otoritas.
• Motif Moral:
"Jika saya melakukannya, saya akan dihukum, jadi saya tidak akan melakukannya."
• ​Visualisasi Video: Ditunjukkan gambar seorang anak yang memegang tulisan "STOP STEALING!" dan gambar anak yang menangis karena tangannya dipegang (dihukum), menggambarkan dominasi rasa takut terhadap konsekuensi negatif.

Tahap 2: Orientasi Relativis Instrumental (Individualism and Exchange)
​Tahap ini ditandai dengan kesadaran bahwa "benar" adalah apa yang memenuhi kepentingan diri sendiri. Ada unsur timbal balik, tetapi bersifat pragmatis dan egoistik. Video menyoroti prinsip "Do Ut Des" (Aku memberi agar kamu memberi).
Motif Moral: "Saya akan membantu Anda jika Anda juga membantu saya. Ini adalah pertukaran yang adil."
• ​Visualisasi Video: Digambarkan seorang ibu memberikan hadiah kepada anak perempuan, dan kartun babi dan beruang sedang berbagi makanan, menunjukkan konsep barter atau resiprositas berdasarkan keuntungan pribadi .

Tingkat 2 : Konvesional (Convesional)
​Tingkat ini adalah level moralitas yang paling umum, biasanya dicapai remaja dan orang dewasa. Penalaran moral bergeser dari fokus pada diri sendiri ke norma dan harapan sosial serta loyalitas terhadap kelompok. Individu menyesuaikan diri demi kesenangan dan kenyamanan orang lain dan menyadari pentingnya loyalitas.

Tingkat Konvensional dibagi menjadi dua orientasi (tahap):

Tahap 3: Orientasi Anak Manis (Good Boy/Nice Girl Orientation)
​Pada tahap ini, tindakan benar adalah yang disetujui orang lain dan yang membuat seseorang terlihat baik di mata orang lain. Ada dorongan kuat untuk menjadi anak "baik" atau orang yang "manis" dan memelihara hubungan baik dengan orang terdekat.
• Motif Moral: "Saya melakukan ini agar keluarga/teman saya menyukai dan menerima saya. Niat baik lebih penting."
• ​Visualisasi Video: Gambar anak perempuan tersenyum dan karikatur keluarga yang menunjukkan kebahagiaan dan penerimaan sosial.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban (Law and Order Orientation)
​Pada Tahap ini, moralitas didefinisikan oleh kewajiban dan pemeliharaan ketertiban sosial. Individu menyadari bahwa aturan dan hukum dibuat untuk menjaga fungsi masyarakat secara keseluruhan. Tindakan benar adalah mematuhi hukum dan aturan, menghormati otoritas, dan melakukan tugas seseorang.
• ​Motif Moral:
"Saya harus mematuhi hukum karena jika semua orang melanggarnya, masyarakat akan runtuh. Hukum adalah hukum."

Tingkat 3 : Pasca-Konvesional ( Post-Convetional/Principled)
​(Meskipun video hanya menampilkan deskripsi singkat di awal, penting untuk melengkapi rangkuman ini sesuai teori Kohlberg).
​Tingkat ini adalah yang paling tinggi, di mana moralitas ditentukan oleh prinsip-prinsip etika universal yang terinternalisasi, bukan hanya oleh hukum atau harapan sosial. Individu bertindak secara independen dan etis, terlepas dari ekspektasi orang lain.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial (Social Contract Orientation)
​Individu percaya bahwa hukum adalah kontrak sosial yang dapat diubah demi kebaikan mayoritas. Moralitas dipertimbangkan secara fleksibel: hukum harus dijunjung tinggi, tetapi jika hukum bertentangan dengan hak asasi manusia, hukum tersebut harus diubah.
• ​Motif Moral: "Meskipun itu ilegal, hukum itu tidak adil karena melanggar hak dasar, sehingga saya harus menantangnya demi kebaikan bersama."

Tahap 6: Orientasi Prinsip Universal (Universal Ethical Principles Orientation)
​Ini adalah tahap tertinggi, di mana individu dipandu oleh prinsip-prinsip etika universal
(seperti keadilan, kesetaraan, martabat manusia) yang bersifat komprehensif dan konsisten. Jika hukum bertentangan dengan prinsip-prinsip ini, individu akan bertindak berdasarkan hati nurani etisnya sendiri, siap menanggung konsekuensinya.
• ​Motif Moral: "Keadilan adalah prinsip universal. Tindakan saya harus mencerminkan prinsip ini, meskipun itu berarti melanggar hukum yang tidak adil atau bertentangan dengan norma masyarakat."

​Secara keseluruhan, video ini merupakan pengantar yang sangat baik dan terstruktur mengenai teori Kohlberg, memaparkan evolusi pemikiran moral dari fokus egois (Level 1), menjadi fokus sosial (Level 2), hingga akhirnya fokus pada prinsip-prinsip etika yang mendalam (Level 3).

In reply to Luthfia Maharani

Re: Analisis Video

DINA OKTA FITRIANA FITRIANA གིས-
Nama:DINA OKTA FITRIANA
kelas :25C
NPM. :2513032079

Lawrence Kohlberg
Lahir:New York. 25 Oktober 1927
Profesi:Profesor Psikologi di Yale University, Chicago Uninersity, Harvard University
Wafat: Boston, 19 Januari 1987

Tahap tahap perkembangan moral

Pada Tahap Perilaku Moral menurut Kohlberg
Kohlberg membagi cara orang berkembang dalam hal moral menjadi tiga level dengan enam langkah:

Pra-Konvensional:

1. Orientasi Kepatuhan dan Hukuman: Anak-anak berperilaku dengan cara tertentu karena mereka takut akan hukuman. Misalnya, seorang anak tidak akan mencuri mainan karena takut dimarahi.

2. Orientasi Minat Pribadi: Anak-anak lebih memikirkan diri mereka sendiri, seperti ingin berbagi mainan hanya jika mereka mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.

Konvensional:
3. Keserasian Interpersonal dan Konformitas: Anak-anak berusaha berperilaku baik supaya orang lain menyukai mereka, contohnya dengan membantu teman agar dianggap baik.

4. Orientasi Otoritas dan Pemeliharaan Aturan Sosial: Anak-anak mengikuti aturan karena mereka menganggap norma dan hukum itu penting, seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Pasca-Konvensional:
5. Orientasi Kontrak Sosial: Orang menghargai aturan yang adil dan bertindak sesuai dengan kesepakatan sosial yang ada.

6. Prinsip Etika Universal: Bertindak berdasarkan prinsip moral yang berlaku untuk semua orang, seperti keadilan dan hak asasi manusia, meskipun terkadang bertentangan dengan aturan yang ada.

Analisis Tahapan Moral dalam Video
Dalam video ini, perilaku yang mencerminkan berbagai tahap dalam teori Kohlberg. Di tahap pertama, anak-anak berperilaku untuk menghindari hukuman dan mencari keuntungan, contohnya mereka berusaha untuk tidak mendapatkan masalah. Kemudian, mereka mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial agar diterima dan dihargai oleh orang di sekitar mereka. Selanjutnya, di tahap yang lebih tinggi, perilaku mereka mulai menghargai aturan dan norma yang ada demi menjaga keteraturan dalam kelompok. Terakhir, saya dapat melihat perilaku yang menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam tentang moralitas dan nilai-nilai universal, meskipun ini tidak sering terjadi. Video ini menunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak berubah dari hanya memikirkan diri sendiri menjadi lebih peduli pada orang lain dan memiliki prinsip etika sendiri, sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Kohlberg.

Perbandingan Teori Kohlberg dan Piaget
Teori moral yang dibuat oleh Kohlberg berkembang dengan mengembangkan ide-ide awal dari Piaget yang menganggap perkembangan moral sebagai cara berpikir. Piaget membagi tahapan moral menjadi dua bagian, yaitu tahap moral heteronomi (mematuhi aturan karena ada tekanan luar) dan tahap moral otonomi (menghargai aturan sebagai kesepakatan bersama). Kohlberg kemudian membagi tahap ini menjadi enam tingkat yang lebih detail dan mencakup nilai keadilan serta pemikiran moral yang lebih rumit seiring pertumbuhan. Piaget lebih menekankan hubungan antara perkembangan cara berpikir dan moral anak-anak, sementara Kohlberg lebih berfokus pada alasan di balik pilihan moral yang berubah seiring bertambahnya usia dan pengalaman. Meskipun ada perbedaan, keduanya setuju bahwa perkembangan moral berlangsung secara bertahap dan tergantung pada peningkatan kemampuan berpikir.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Nadin Azizah གིས-

Nama : Nadin Nurul Azizah 

NPM : 2553032001

Kelas : 25 C


Lawrence Kohlberg menjelaskan bahwa perkembangan moral manusia berlangsung melalui tiga tingkat utama, yaitu Pra-Konvensional, Konvensional, dan Pasca-Konvensional.

Setiap tingkat menggambarkan perbedaan cara seseorang berpikir dan menilai baik-buruknya suatu tindakan berdasarkan usia, pengalaman, serta tingkat kedewasaannya.


1. Level Pra-Konvensional


Pada tahap ini, dasar pertimbangan moral seseorang masih bergantung pada faktor luar, seperti hukuman, hadiah, atau kepuasan pribadi. Umumnya, anak-anak berada di tahap ini karena pandangan moral mereka masih ditentukan oleh akibat langsung dari perbuatannya.

a. Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan, di mana seseorang berbuat baik hanya untuk menghindari hukuman. Misalnya, anak mematuhi perintah orang tua karena takut dimarahi.

b. Tahap orientasi relativis instrumental, yaitu seseorang melakukan kebaikan untuk mendapatkan keuntungan atau imbalan pribadi. Perbuatan baik dianggap sebagai sarana untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan, seperti hadiah atau pujian.


2. Level Konvensional


Pada tahap ini, individu mulai memahami arti penting norma sosial dan menyesuaikan perilakunya agar diterima oleh lingkungan sekitarnya. Ia tidak lagi berfokus pada kepentingan diri sendiri, tetapi juga mempertimbangkan harapan orang lain dan aturan yang berlaku.

a. Tahap orientasi anak baik, di mana seseorang berusaha berperilaku baik untuk menyenangkan orang lain agar dianggap sopan dan diterima oleh kelompok sosialnya. Kesetiaan terhadap teman atau kelompok menjadi nilai utama, bahkan terkadang melebihi kejujuran.

b. Tahap orientasi hukum dan ketertiban, menandakan munculnya kesadaran bahwa aturan harus dipatuhi demi menjaga ketertiban masyarakat. Individu mulai memahami perannya sebagai bagian dari komunitas yang lebih luas, seperti negara, dan memandang hukum sebagai alat menjaga stabilitas sosial.


3. Level Pasca-Konvensional


Tahap ini mencerminkan tingkat kematangan moral tertinggi, di mana seseorang menilai suatu tindakan berdasarkan prinsip moral universal yang bersumber dari hati nurani, bukan semata-mata karena peraturan atau tekanan sosial.

a. Tahap kontrak sosial legalistis, yaitu individu mulai memahami bahwa hukum dapat diubah melalui kesepakatan bersama apabila hukum tersebut tidak lagi sesuai dengan nilai keadilan atau kesejahteraan umum. Prinsip demokrasi, kesepakatan sosial, dan kepentingan masyarakat menjadi landasan pengambilan keputusan moral.

b. Tahap prinsip etika universal, di mana seseorang bertindak berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal seperti keadilan, persamaan, kejujuran, dan penghargaan terhadap martabat manusia. Pada tahap ini, suara hati nurani menjadi pedoman tertinggi dalam menentukan benar atau salah, meskipun hal itu mungkin bertentangan dengan aturan sosial yang ada.


Kesimpulan


Menurut Kohlberg, perkembangan moral manusia bergerak dari ketergantungan pada hukuman dan imbalan menuju kesadaran moral yang berpijak pada prinsip etika universal.

Hukum tertinggi bagi manusia yang bermoral adalah suara hati nurani, yang menuntun seseorang untuk selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran dalam setiap tindakan kehidupan.

In reply to First post

Re: Analisis Video

Aulia Rahma Ramadani གིས-

Nama: Aulia Rahma Ramadani 

NPM: 2513032083

Kelas: 25 C


Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg

Menurut Kohlberg kesadaran moral seseorang berkembang dalam 3 level:

1. Level Prakonvensional: seseorang menilai perihal yang baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor di luar dirinya,seperti hukuman sebab-akibat, ganjaran dan hukuman serta menyenangkan-tidak menyenangkan.

Level ini dibagi menjadi 2 tahap:

A. Tahap yang pertama yaitu orientasi hukuman dan kepatuhan,contoh dari tahap ini adalah seorang anak merasa benar apabila mematuhi perkataan orang tuanya dan akan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya, penalaran moral ini didasari oleh kesadaran bahwa ketika ia tidak patuh ia akan mendapatkan hukuman yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman.

B.tahap yang kedua yakni Relativis Instrumental,contoh dari level ini perilaku anak kecil yang baru mau disuruh melakukan sesuatu ketika di iming-imingi sesuatu yang menarik.

2. Level Konvensional: seseorang yang keluar dari sifat egosentrisme,menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain, serta sadar akan pentingnya loyalitas.

Level ini di bagi menjadi 2 tahap:

A.Orientasi anak manis yang dimana perilaku baik adalah perilaku yang menyenangkan,membantu dan sesuai dengan yang diharapkan orang lain.

B.Orientasi Hukum dan Ketertiban yang dimana seseorang menyadari bahwa ia bagian dari kelompok yang lebih luas dan dengan demikian memiliki kewajiban menaati hukum.

3. Level Pasca konvensional: seseorang yang merasa hidup baik adalah tanggung jawab masing-masing pribadi,yang dimana seseorang menyadari bahwa hukum bukan sesuatu yang harus ditaati secara mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus memenuhi proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul di dalam hati nurani.

Level ini dibagi menjadi 2 tahap:

A.Kontrak Sosial Legalitis,contohnya seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia.

B.Prinsip Hati Nurani Universal,yang dimana seseorang mulai menyadari bahwa di dalam lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal, prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,keadilan,ketulusan dalam membantu orang lain,dan mengapa ini disebut universal karena dapat berlaku dimana pun dan kapan pun.

In reply to First post

Re: Analisis Video

Via Dwi Silviani གིས-

Nama : Via Dwi Silviani 

NPM  : 2513032085

Kelas : C


Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence kohlberg 


Menurut kohlberg terdapat tiga tahap perkembangan moral yaitu:

1.  PRA KONVENSIONAL 

 pada level ini seseorang menilai baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor di luar dirinya seperti; hubungan sebab akibat, ganjaran dan hukuman, menyenangkan dan tidak menyenangkan. pada level ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu dengan 

PERTAMA,orientasi hukuman dan kepatuhan (pada tahap ini seseorang menilai baik dan buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut karena adanya hukuman.misalnya seorang anak merasa benar apabila ia mematuhi perkataan orang tuanya dan merasa bersalah apabila melanggar perkataannya. Penalaran moral seperti ini pada didasarkan atas dasar kesadaran di mana bila ia tidak patuh dia akan mendapatkan hukuman yang akan menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman. Sikap egosentrisme sangat menonjol. Pertama-tama seseorang melakukan kebaikan untuk untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

kedua, orientasi relativis instrumental, seseorang melakukan perbuatan baik Karena mengharapkan imbalan, tahap ini ya sudah menyadari bahwa orang lain memiliki kepentingan yang sama dengan dirinya, perbuatan baik dijadikan instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain. contohnya, melihat perilaku anak-anak kecil yang baru mau melakukan sesuatu ketika diiming-imingi hadiah yang menarik, jadi seseorang di tahap ini terlihat baik dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. 

2. KONVENSIONAL, 

pada level konvensional seseorang sudah mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang-orang tertentu atau tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu, ya sudah mulai keluar dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri, demi melihat kebahagiaan dan kenyamanan orang lain sebagai sesuatu yang patut diperjuangkan dan sudah menaruh loyalitas pada tertib sosial atau norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Pada level ini dibagi menjadi 2 tahap yakni; 

KETIGA, orientasi anak manis (seseorang menganggap bahwa saya merupakan anak manis dan berbuat baik merupakan perilaku yang menyenangkan dan sesuai dengan yang diharapkan orang lain, oleh karena itu ia selalu berusaha mematuhi norma-norma agar tidak merasa bersalah. di sini unsur-unsur unsur setia kawan dan loyalitas terhadap kelompok sangat dijunjung, misalnya kelompok-kelompok remaja dan ABG, biasanya anak-anak remaja lebih memilih berbohong untuk melindungi temannya daripada dianggap penghianat oleh kelompoknya. 

KEEMPAT, hukum dan ketertiban (makna kelompok diperluas, seseorang mulai menyadari di luar kelompok lokal seperti keluarga, teman sebaya ,teman sekolah, organisasi dll. Iya sudah menyadari bahwa dirinya bagian dari masyarakat seperti iya sudah menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari suku tertentu.. penekanannya pada tahap ini yaitu harus mematuhi hukum secara mutlak agar ketertiban sosial dapat terwujud. Kebanyakan orang dewasa sudah berada di tahap ini. 

3. PASCAKONVENSIONAL, 

hidup baik sudah menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing, atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin. Di sini seseorang sudah mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu diterima secara mentah-mentah. Hukum bukanlah sesuatu yang harus ditaati secara mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melalui proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul di dalam hati nurani. Pada level ini juga dibagi menjadi 2 tahap yakni :

 KELIMA, kontrak sosial legalistis, (segi hukum masih diterapkan namun seseorang sudah mulai menyadari bahwa hukum belum tentu bisa diterapkan dalam segi kehidupan manusia, di sini orang sudah mulai berpikir bahwa hukum itu dapat diubah dan disesuaikan sesuai konteks atau situasi yang ada sejauh dapat memberi manfaat sosial atau dapat memberi manfaat sosial atau masyarakat umum. Oleh karena itu dapat diberikan persetujuan demokratis kontrak sosial dan konsensus bebas agar mencapai kesepakatan yang baru.

 KEENAM , tahap prinsip hati nurani universal (seseorang sudah mulai menyadari bahwa di dalam lubuk hatinya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal, prinsip-prinsip yang menganut universal tersebut seperti: menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan misalnya keadilan dan ketulusan. Prinsip-prinsip tersebut berlaku di manapun dan kapanpun. Seseorang yang berada di tahap ini mengatur tingkah laku sesuai hati nurani pribadi yang berlaku secara universal. Iya akan mengalami penyesalan yang mendalam ketika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut.


 Dapat disimpulkan bahwa hukum tertinggi adalah prinsip batin nurani universal. Dibutuhkan kepekaan hati nurani yang besar ketika menghadapi suatu kenyataan. Prinsip-prinsip ini juga dapat bertentangan dengan aturan yang berada di masyarakat. Pertama-tama bukan karena egoisme pribadi ataupun kepentingan pribadi melainkan karena menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta hormat terhadap martabat sesamanya.

In reply to First post

Re: Analisis Video

2553032008 2553032008 གིས-

NAMA: ANDIKA PRATAMA

KELAS: 25C

NPM: 2553032008



Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog Amerika yang mengembangkan teori tentang perkembangan moral manusia berdasarkan pada teori perkembangan kognitif Jean Piaget.

Menurutnya, perkembangan moral seseorang dipengaruhi oleh kemampuan berpikir dan pengalaman sosial, bukan hanya karena peraturan atau hukuman.

Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang menalar tentang benar dan salah dalam berbagai situasi kehidupan.


2.Tahap-Tahap 

Perkembangan Moral

Kohlberg membagi perkembangan moral ke dalam tiga tingkat utama, yang masing-masing terdiri dari dua tahap, sehingga total ada enam tahap perkembangan moral.

 Tingkat I: Moralitas Pra-Konvensional (anak-anak)

Pada tingkat ini, moral didasarkan pada konsekuensi fisik dari tindakan.

Tahap 1 – Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Anak menilai sesuatu benar atau salah berdasarkan hukuman.

Contoh: Anak tidak mau mencuri karena takut dimarahi atau dihukum.

Tahap 2 – Orientasi Instrumental dan Relativis (Hedonisme Naif)

Anak berbuat baik untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Contoh: Anak membantu teman agar dapat imbalan atau bantuan balik.

 Tingkat II: Moralitas Konvensional (remaja–dewasa awal)

Pada tingkat ini, seseorang menilai tindakan berdasarkan norma sosial dan harapan masyarakat. 3. 

Tahap 3 – Orientasi “Anak Baik” (Good Boy–Nice Girl Orientation)

Tindakan moral dilakukan agar diterima dan disukai orang lain.

Contoh: Remaja menuruti aturan sekolah agar dianggap siswa baik.

Tahap 4 – Orientasi Hukum dan Ketertiban (Law and Order Orientation)

Moralitas didasarkan pada kepatuhan terhadap hukum dan ketertiban.

Contoh: Warga mematuhi aturan lalu lintas karena sadar pentingnya keteraturan.

 Tingkat III: Moralitas Pascakonvensional (dewasa matang)

Pada tingkat ini, moralitas ditentukan oleh prinsip universal dan hati nurani pribadi. 5. Tahap 5 – Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Individu

Hukum dipandang sebagai kesepakatan sosial yang bisa diubah demi keadilan.

Contoh: Seseorang memperjuangkan revisi undang-undang yang tidak adil.

Tahap 6 – Prinsip Etika Universal

Tindakan didasarkan pada nilai kemanusiaan seperti keadilan dan kebenaran.

Contoh: Menolong orang meski melanggar aturan, karena itu benar secara moral.


3. Analisis kritis

Kelebihan:

Menunjukkan bahwa moralitas berkembang melalui tahapan berpikir logis dan rasional.

Menekankan pentingnya penalaran moral, bukan hanya perilaku atau kepatuhan.

Dapat digunakan untuk memahami proses pendidikan moral di sekolah atau keluarga.

Kelemahan:

Terlalu menitikberatkan pada penalaran logis, kurang memperhatikan aspek emosional dan budaya.

Tidak selalu mencerminkan tindakan nyata (orang bisa tahu yang benar tapi tidak melakukannya).

Lebih cocok untuk budaya Barat yang menekankan individualisme dan keadilan.


 4. Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg menjelaskan bahwa moralitas berkembang melalui enam tahap dari tingkat pra-konvensional hingga pascakonvensional.

Semakin tinggi tahap moral seseorang, semakin besar kemampuannya untuk berpikir kritis, menilai keadilan, dan bertindak sesuai hati nurani.

Pemahaman terhadap teori ini penting untuk membantu membentuk karakter dan kesadaran etis dalam pendidikan maupun kehidupan sosial.

In reply to First post

Re: Analisis Video

2553032010 2553032010 གིས-
Nama : ihsan Revaldo
Npm : 2553032010
Kls : 25c

Tahap tahap perkembangan moral (moral stages) menurut lawrence Kohlberg

1. Tahap prakenvensional
Ialah hubungan sebab akibat ganjaran hukuman menyenangkan dan tidak menyenangkan
Pra konvensional di bagi menjadi 2 tahap yaitu
1. Orentasi hukuman dan kepatuhan
2.orientasi relativis instrumental

Pada tahap pertama tersebut, seseorang menilai baik dan buruknya prilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman misalnya seorang anak merasa benar apabila ia mematuhi perkataan orang tuanya dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orangtuanya
Penalaran moral seperti itu yang pertama didasari oleh kesadaran bahwa ketika ia tidak patuh ke pada orangtua nya ia akan mendapatkan hukuman yang merasa sakit dan tidak nyaman disana tampak bahwa sikap edusintris sangat menonjol
Seseorang pertama tama melakukan kebaikan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari sakitnya hukuman ia baru sampai pada pemahaman bahwa berbuat baik itu akan memberi manfaat positif dan berguna juga bagi orang laen

Dan pada tahap yang kedua
Seseorang melakukan perbuatan baik pertama tama karna mengharapkan imbalan ia mulai menyadari bahwa orang baik kepentingan yang sama dengan dirinya oleh karena itu perbuatan baik sangat instrumen atau alat untuk mendapatkan kejujuran dari orang lain contohnya
Kita melihat perbuatan anak" Kecil yang baru mau melakukan sesuatu ketika diberikan hadiah, jadi seseorang bisa saja terlihat begitu baik, tapi sebenarnya maksud perbuatan baik tersebut iala untuk mendapatkan keuntungan

2. Konvensional

Pada tahap ini seseorang mulai menyesuaikan sikapnya, harapan, orang orang tertentu atau dengan tertib sosial masayarakat yang tertentu dia mulai keluar dari sikap egois sendirj, dan mulai melihat kenyamanan orang lain sebagi sesuatu yang patut dipertimbangkan disini seseorang mulai menarik rolitas sosial atau norma norma yang berlaku, level ini dibagi menjadi 2 tahap

1. Orientasi manis
2. Orientasi hukum dan ketertiban

Dan pada tahap ketiga seseorang mengambil prinsip bahwa saya anak manis prilaku yang baik adalaha prilaku yang digunakan untuk membantu orang lain dan sesuai apa yang diharapkan orang lain

Dan pada tahap keempat hukum dan ketertiban
Makan dan kelompok diperluas seseorang baru menyadari bahwa dibuka kelompok lokal seperti keluarga, teman sekola, organisasi", himpunan" Pasti ada toko" Yang lebih luas seperti suku bangsa, agama, dan negara dan ia menyadari bahwa ia masuk dalam kelompok besar itu dan memiliki kewajiban mematuhi aturan yang berlaku dan mematu peraturan tersebut agar hukum dan ketertiban sosial dapat terjamin

3 pascakonvensional
Hidup baik adalah tangung jawab masing masing pribadi dalam batin disini ia menyadari bahwa hukum tirak dapat selalu diterima dengan mentah, hukum bukan sesuatu yang dapat ditaati secara mutlak malainkan sesuatu yang terlebih dahulu karna disebut universal karan terhadap hak manusia dan
Level ini terbagi menjadi 2 tahap
1. kontrak sosial legalistis
2. Prinsip etika universal

Dan pada tahap kelima
Yaitu kontrak sosial legalistis
Segi hukum masih ditetapkan tapi ia menyadri bahwa suatu hukum belum tentu diterapkan bagi seluruh kehidupan manusia, orang berpikir bahwa hukum itu bisa berubah, untuk kemanpaatn sosial atau demi kebaikan kepentingan berasama agar mencapai kesepakatan bersama
Prinsip prinsip yang berlaku ialah menjunjung tinggi nilai nilai kemanusian, seperti ketulusan, persamaan hak manusia dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan prinsip prinsip itu disebut universal
Karena berlaku kapan pun dan dimanapun

 pada tahap ke-enam seseorang pada tahap ini telah mengatur nilai nilainya hati nurani yang berlaku, dan menunjukan kepekaan hati nurani, jika ia tidak mematuhi hati nurani yang tersebut dan dia akan sngat menyesal.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Nur Hidayati གིས-

Nama: Nur Hidayati 

NPM: 2513032080

Kelas: 25 C


Tahap tahap Perkembangan Moral (Menurut Lawrence Kohlber) beliau Psikolog di Chicago university pada tahun 1956  

Tahap-tahap moral

Menurut Kohlberg kesadaran moral berkembang dalam 3 level Conventional/ Convenire (latin) menyesuaikan.

1.Prakonvensional (Menilai baik buruk berdasarkan faktor external) seperti: hubungan sebab-akibat, ganjaran-hukuman, menyenangkan-tidak menyenangkan.

Tahap Prakonventional

1. Orientasi Hukuman & Kepatuhan (menilai baik buruk perilaku terhadap hukuman dan kepatuhan) Contoh : Seorang anak merasa benar apabila mematuhi perkataan orang tuanya dan merasa bersalah apabila melanggar perkataan orang tuanya. Anak sudah memiliki sifat egosentris: melakukan kebaikan agar tidak merasakan sakitnya hukuman.

2. Orientasi Relativis Instrumental (tindakan mengharapkan imbalan) Anak menyadari orang lain memiki kepentingan dan keinginan yang sama karena tindakan itu digunakan sebagai instrumen (alat) mendapatkan keuntungan dari orang lain. Contoh anak melakukan suatu perintah orang tuanya apabila diiming-imingi dengan hadiah yang menarik.


2.Tahap konvensional 

Pada level konvensional seseorang sudah mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang-orang tertentu atau tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sudah mulai keluar dari sifat egoisme yang mementingkan diri sendiri, demi melihat kebahagiaan dan kenyamanan orang lain sebagai sesuatu yang patut diperjuangkan dan sudah menaruh loyalitas pada tertib sosial atau norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Tahap konvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu: orientasi anak manis, dan orientasi hukum dan ketertiban.

1. Orientasi anak manis (mematuhi norma-norma agar dapat diterima dalam lingkungunya), Contoh: Remaja ABG yang menjunjung setia kawan dan loyalitas dimana mereka biasanya lebih memilih berbohong demi melindungi temannya dari pada dianggap penghianat oleh temannya. 

2. Hukum & Ketertiban 

Moralitas didasarkan pada mematuhi hukum, tugas, dan menghormati otoritas demi menjaga ketertiban sosial. Individu merasa memiliki kewajiban untuk mengikuti aturan masyarakat, meyakini bahwa hukum harus dipertahankan. Melanggar aturan dianggap salah secara moral karena dapat mengancam fungsi masyarakat secara keseluruhan.


3.Pasca konvensional.

Pada level ini hidup baik mulai dipandang sebagai tanggung jawab pribadi sebagai dasar prinsip prinsip dianut dalam batin, disini seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak dapat selalu diterima secara mentah-mentah, hukum bukanlah sesuatu yang ditaati secara mutlak, namun harus diproses terlebih dahulu melalui proses penilaian berdasarkan prinsip prinsip yang muncul dari hati nurani.

Level ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu, Kontak Sosial Legalistis, dan Prinsip Etika Universal.

1. Tahap Sosial Legalistis. Tahap ini segi hukum masih ditekankan namun seorang anak mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia. Disini seorang anak sadar bahwa hukum dapat diubah sesuai situasi yang dimana ada dapat memberi manfaat sosial atau demi kepentingan kesejahteraan umum, dikarenakan itu dapat diselenggarakan persetujuan demokratis dan konsensus bebas agar mencapai kesepakatan yang baru.

2. Tahap Etika Universal atau prinsip hati nurani Universal. Tahap ini seorang anak mulai menyadari bahwa didalam lubuk hatinya terdapat perilaku prinsip-prinsip universal, prinsip universalnya adalah seperti prinsip keadilan, ketulusan dalam membantu orang lain, persamaan hak manusia, dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan. Prinsip-prinsip ini dapat disebut Universal dikarenakan dapat diberlakukan di setiap situasi, tempat, zaman, dan segala aspek kehidupan manusia. Seorang anak yang mencapai tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi yang berlaku universal. Dan ia akan merasakan penyesalan yang mendalam apabila melanggar prinsip prinsip hati nurani tersebut.

In reply to First post

Re: Analisis Video

lena septiana གིས-
Nama: Lena septiana
kelas: 25C
Npm: 2513032074


Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg

Menurut Kohlberg kesadaran moral seseorang berkembang dalam 3 level:

1. Level Prakonvensional: seseorang menilai perihal yang baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor di luar dirinya,seperti hukuman sebab-akibat, ganjaran dan hukuman serta menyenangkan-tidak menyenangkan.

Level ini dibagi menjadi 2 tahap:

A. Tahap yang pertama yaitu orientasi hukuman dan kepatuhan,contoh dari tahap ini adalah seorang anak merasa benar apabila mematuhi perkataan orang tuanya dan akan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya, penalaran moral ini didasari oleh kesadaran bahwa ketika ia tidak patuh ia akan mendapatkan hukuman yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman.

B. Tahap orientasi relativis instrumental, yaitu seseorang melakukan kebaikan untuk mendapatkan keuntungan atau imbalan pribadi. Perbuatan baik dianggap sebagai sarana untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan, seperti hadiah atau pujian.

2. tingkat konvensional
Konvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
1. Orientasi anak manis
(Mengandung prinsip bahwa saya adalah anak manis, perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan sesuai yang diharapkan orang lain,unsur loyalitas dan kelompok sangat di dewakan biasanya anak remaja rela berbohong demi melindungi temannya daripada dianggap penghianat oleh kelompok)
2. Orientasi hukum dan ketertiban
Makna kelompok di perluas sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat , selain organisasi ada kelompok yang lebih luas seperti suku bangsa, agama, dan negara. yang menyadari bahwa dirinya adalah dari kelompok besar itu yang demikian memiliki kewajiban untuk mentaati hukum yang berlaku.
Penekanannya adalah mematuhi hukum secara mutlak agar ketertiban sosial dapat terjamin, kebanyakan orang dewasa suda berada di tahap ini.

3. Tingkat Pascakonvensional
Individu pada tingkat ini dipengaruhi oleh prinsip-prinsip etika universal dan abstrak. Mereka cenderung membuat keputusan berdasarkan hati nurani dan prinsip-prinsip moral.

Fokus pada kontrak sosial dan hak-hak individu. Individu pada tahap ini cenderung memahami bahwa hak-hak individu perlu dilindungi dan dihormati.

Fokus pada prinsip-prinsip etika universal. Individu pada tahap ini cenderung membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip etika yang universal dan abstrak.

Dapat disimpulkan bahwa bagi kohlberg hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku universal oleh karena itu dibutuhkan suatu kepekaan hati nurani yang sangat besar ketika menghadapi suatu realitas.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Anita Zahra གིས-

Nama : Anita Zahra

NPM : 2513032077

Kelas : 25C

Tahap perkembangan moral Lawrence Kohlberg


Ada 3 Tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg 

1. Level Pra-konvensional : seseorang menilai perihal yang baik dan yang buruk berdasarkan faktor-faktor diluar dirinya. seperti hubungan sebab akibat , ganjaran dan hukuman menyenangkan tidak menyenangkan. Level Pra-konvensional dibagi menjadi 2 yaitu:

1). Orientasi hukuman dan kepatuhan : seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman. 

2). Orientasi relativis instrumental : seseorang melakukan perbuatan baik, karena mengharapkan imbalan atau memenuhi kepuasan sendiri ataupun orang lain. 


2. Konvensional : mulai menyesuaikan sikap dengan harapan orang-orang tertentu, keluar dari sikap egoisme pribadi, dan sadar pentingnya loyalitas. Level Konvensional dibagi menjadi 2 yaitu:

1). Orientasi anak manis : berusaha mematuhi norma-norma dalam kelompok, serta membuat orang lain senang atau setuju atas apa yang diperbuatnya. 

2). Orientasi hukum dan ketertiban : sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat, memiliki kewajiban mentaati hukum yang berlaku. 


3. Pasca Konvensional : Hidup baik adalah tanggung jawab masing-masing pribadi. Level Pasca Konvensional dibagi menjadi 2 yaitu:

1). Kontrak sosial legalistik : seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu, belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia. Seseorang percaya bahwa dengan melakukan sesuatu yang benar, untuk mendukung kesejahteraan umum. 

2). Orientasi prinsip etika universal : Tahap ini tindakan yang benar adalah adalah berbuat mengikuti prinsip-prinsip universal (nilai-nilai kemanusiaan) keadilan dan menghormati orang lain sebagaimana orang lain menghormati diri mereka sendiri.


Perbedaan antara tahap perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg terletak pada fokus dan jumlah tahap yang dikembangkan. Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral anak terjadi seiring dengan pertumbuhan kognitif dan interaksi sosialnya. Ia membagi perkembangan moral menjadi dua tahap utama, yaitu tahap moralitas heteronom dan tahap moralitas otonom. 


Sementara itu, Kohlberg mengembangkan teori Piaget menjadi lebih mendalam dengan membaginya menjadi tiga tingkat dan enam tahap perkembangan moral. Tingkat pertama, prakonvensional, ditandai dengan penalaran moral yang berpusat pada hukuman dan imbalan. Tingkat kedua, konvensional, menekankan kepatuhan terhadap norma sosial dan keinginan untuk menjaga ketertiban. Sedangkan tingkat ketiga, pascakonvensional, menunjukkan pemikiran moral yang didasarkan pada prinsip keadilan dan nilai-nilai etika universal. Dengan demikian, Piaget lebih menekankan pada bagaimana anak memahami aturan melalui interaksi sosial, sedangkan Kohlberg berfokus pada perkembangan penalaran moral seseorang dalam menilai benar dan salah secara rasional dan mendalam.

In reply to First post

Re: Analisis Video

Shelfia Lestari གིས-
Nama : Shelfia Lestari
Kelas : 25 C
NPM : 2513032072

Perkembangan Moral (Teori Stages)

Lawrence Kohlberg mengemukakan bahwa perkembangan moral manusia terjadi melalui tiga tingkat utama, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Setiap tingkat memiliki tahap-tahap yang menunjukkan cara seseorang menilai benar dan salah berdasarkan tingkat kedewasaan moralnya.

1.Tingkat Pra-Konvensional
Pada tahap ini, seseorang menilai baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan faktor di luar dirinya, seperti akibat perbuatan, hukuman, atau hadiah. Artinya, moralitasnya masih dipengaruhi oleh rasa takut dan keinginan untuk mendapatkan imbalan.
Level ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
a. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Seseorang berperilaku baik karena takut mendapat hukuman. Misalnya, anak menurut kepada orang tuanya karena tidak ingin dimarahi atau dihukum.
b. Relativis Instrumental
Seseorang berbuat baik karena mengharapkan imbalan. Ia mulai menyadari bahwa orang lain juga memiliki kepentingan seperti dirinya. Contohnya, anak mau membantu orang tua hanya jika dijanjikan hadiah.

2.Konvensional
Pada tahap ini, seseorang mulai menyesuaikan perilakunya dengan norma sosial dan harapan masyarakat. Ia tidak lagi egois, dan mulai bertindak demi kenyamanan serta penerimaan dari orang lain.

a. Orientasi Anak Manis
Seseorang berusaha berperilaku baik agar dianggap baik oleh orang lain. Ia melakukan hal-hal yang bisa menyenangkan orang lain atau membuatnya diterima dalam kelompok. Contohnya, remaja yang berbohong untuk melindungi temannya agar tidak dianggap pengkhianat.
b. Orientasi Hukum dan Ketertiban
Seseorang mulai menyadari bahwa dirinya bagian dari masyarakat dan harus menaati aturan yang berlaku demi menjaga ketertiban bersama.

3.Pasca Konvensional
Pada tahap ini, seseorang menilai suatu tindakan berdasarkan prinsip moral yang ia yakini sendiri, bukan semata-mata karena aturan atau norma masyarakat.
-Kontrak Sosial dan Legalistis
Seseorang memahami bahwa hukum dibuat untuk mengatur kehidupan bersama, namun hukum bisa berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Hukum dianggap baik jika membawa manfaat bagi banyak orang.

-Prinsip Hati Nurani Universal
Pada tahap tertinggi ini, seseorang bertindak berdasarkan nilai moral universal seperti keadilan, kejujuran, kesetaraan, dan penghargaan terhadap kehidupan manusia. Ia mengikuti suara hati dan akan merasa bersalah jika melanggar nilai-nilai kemanusiaan tersebut.

Dengan demikian, perkembangan moral menurut Kohlberg menunjukkan bahwa semakin tinggi tahapnya, semakin sadar seseorang bahwa moralitas sejati bukan hanya soal hukuman atau kepatuhan, tetapi tentang tanggung jawab pribadi dan keadilan bagi semua orang.

Perbedaan antara teori Piaget dengan Kohlberg yaitu jika Piaget menekankan perkembangan moral anak melalui pemahaman aturan dan keadilan, sedangkan Kohlberg berfokus pada penalaran moral seseorang dalam menilai benar dan salah dari anak-anak hingga dewasa.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Muhammad Ilyas གིས-
Nama:Muhammad Ilyas
NPM:2513032082
Kelas:25C

Video ini menjelaskan secara lengkap teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg, seorang psikolog asal Amerika Serikat yang lahir di New York pada 25 Oktober 1927 dan memperoleh gelar doktor di bidang Psikologi dari Chicago University pada tahun 1958. Ia pernah menjadi profesor di tiga universitas ternama, yaitu Yale University, Chicago University, dan Harvard University. Kohlberg wafat di Boston pada 19 Januari 1987. Karya dan teorinya yang paling terkenal adalah mengenai tahap-tahap perkembangan moral manusia, yang hingga kini masih menjadi dasar dalam psikologi pendidikan dan moral.

Menurut Kohlberg, perkembangan moral seseorang terbagi menjadi tiga level utama, yaitu Prakonvensional, Konvensional, dan Pascakonvensional, yang masing-masing terdiri dari dua tahap, sehingga keseluruhannya ada enam tahap perkembangan moral.

Level Prakonvensional
Pada tahap ini, seseorang menilai baik atau buruknya suatu tindakan berdasarkan konsekuensi eksternal, seperti hukuman dan hadiah. Moralitas belum bersumber dari kesadaran diri, tetapi dari keinginan menghindari penderitaan atau mendapatkan kesenangan.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan. Seseorang berperilaku baik karena takut dihukum. Contohnya, anak menuruti perintah orang tua agar tidak dimarahi. Kesadaran moralnya masih egosentris dan belum mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Tahap 2: Orientasi Relativis Instrumental. Individu mulai menyadari bahwa orang lain juga punya kepentingan. Ia berbuat baik agar mendapatkan imbalan atau keuntungan pribadi. Misalnya, anak mau membantu jika dijanjikan hadiah.

Level Konvensional
Pada tahap ini, seseorang mulai menyesuaikan perilakunya dengan harapan sosial dan norma masyarakat. Ia mulai meninggalkan sikap egois dan memperhatikan kepentingan bersama.

Tahap 3: Orientasi Anak Manis. Individu berusaha bertindak agar diterima oleh kelompoknya. Ia ingin dianggap baik oleh orang lain. Kesetiaan dan solidaritas kelompok menjadi hal penting. Misalnya, remaja menutupi kesalahan temannya agar tidak dianggap pengkhianat.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban. Moralitas seseorang berkembang dengan kesadaran bahwa hukum harus ditaati demi menjaga ketertiban sosial. Individu melihat dirinya sebagai bagian dari masyarakat luas seperti bangsa atau negara, dan menganggap ketaatan hukum sebagai kewajiban moral.

Level Pascakonvensional
Pada tahap tertinggi ini, moralitas seseorang bersumber dari prinsip pribadi dan hati nurani. Ia tidak hanya mematuhi hukum, tetapi juga menilai apakah hukum tersebut adil dan sesuai dengan nilai kemanusiaan.

Tahap 5: Kontrak Sosial Legalistis. Individu mulai memahami bahwa hukum dapat diubah atau disesuaikan dengan konteks demi kesejahteraan umum. Prinsip demokrasi, persetujuan sosial, dan kesepakatan bersama menjadi landasan moral.

Tahap 6: Prinsip Etika Universal. Pada tahap ini, seseorang berpegang pada prinsip moral universal seperti keadilan, kemanusiaan, kesetaraan, dan kejujuran. Hati nurani menjadi pedoman utama dalam menilai benar atau salah, bahkan jika harus bertentangan dengan hukum atau norma yang ada. Individu akan merasa bersalah secara mendalam jika melanggar prinsip nurani tersebut.

Kesimpulannya, menurut Kohlberg, perkembangan moral manusia adalah proses bertahap dari moralitas yang berorientasi pada hukuman dan kepentingan diri, menuju kesadaran sosial, hingga mencapai moralitas berdasarkan prinsip universal dan hati nurani. Hukum tertinggi menurut Kohlberg bukanlah aturan tertulis, melainkan suara hati nurani yang menjunjung tinggi martabat dan kemanusiaan universal. Teori ini menunjukkan bahwa kedewasaan moral sejati ditandai oleh kemampuan seseorang untuk berpikir etis secara mandiri, menilai keadilan secara objektif, serta bertindak berdasarkan prinsip kemanusiaan yang luhur.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Maura Agustin གིས-
Nama: Maura Agustin
NPM: 2553032012
Kelas: 25C

Tahap tahap Perkembangan Moral menurut Lawrence Kohlberg

Menurut beliau kesadaran moral seseorang berkembang dalam tiga level yaitu, Prakonvensional, Konvensional dan Pasca Konvensional.
konvensional berasal dari bahasa latin convenire yang berarti menyesuaikan.

pada level prakonvensional seseorang menilai perihal mana yang baik dan buruk berdasarkan fakto di luar dirinya seperti hubungan ganjaran dan hukuman, serta yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. level ini di bagi menjadi dua tahap yaitu orientasi hukuman dan kepatuhan dan orientasi relativis instrumental,
pada tahap pertama seseorang menilai perihal baik buruknya prilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman, misalnya seorang anak merasa benar kalau dia mematuhi perkataan dari orang tuanya dan merasa bersalah jika melanggar perintah orang tuanya. penalaran moral seperti itu didasarkan oleh kesadaran
pada tahap ke 2, prinsip do ut des berlaku seseorang melakukan perbuatan baik karena mengharapkan imbalan ia mulai menyadari bahwa orang lain juga punya kepentingan dan keinginan yang sama dengan dirinya, oleh karena itu perbuatan baik dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, contohnya kita dapat melihat prilaku anak kecil yang baru mau disuruh melakukan sesuatu ketika di iming imingi hadiah, jadi seseorang di tahap ini bisa saja kelihatan sangat baik, namun sebenarnya maksud utama dari perbuatan baiknya itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi

pada level konvensional, seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang orang tertentu. ia mulai keluar dari sikap egois yang mementingkan diri sendiri dan mulai melihat kebahagiaan dan kenyamanan orang lain sebagai sesuatu yang patut di perjuangkan, disini juga seseorang mulai menanamkan loyalitas loyalitas pada tertib sosial. ada dua tahap pada level konvensional, yaitu orientasi anak manis dan orientasi hukum dan ketertiban.
pada tahap ke 3 seseorang memiliki prinsip bahwa saya anak manis, prilaku yang baik adalah prilaku yang menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan sesuai yang diharapkan orang lain oleh karena karena itu, ia akan selalu berusaha mematuhi peraturan dalam kelompoknya agar tidak merasa malu dan bersalah. unsur loyalitas dan kelompok sangat di dewakan biasanya anak remaja rela berbohong demi melindungi temannya daripada dianggap penghianat oleh kelompok.
pada tahap ke 4, makna kelompok diperluas seperti keluarga dan teman sebaya, seseorang menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok di masyarakat atau lingkungan oleh karena itu memiliki kewajiban untuk menaati hukum yang berlaku dimasyarakat tersebut. tahap ini menekankan bahwa seseorang mematuhi hukum secara mutlak untuk ketertiban sosial, pada umumnya orang dewasa sudah berada di tahap ini.

pada level pasca konvensional hidup baik mulai di pandang sebagai tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip yang di anut dalam batin, seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu dapat di terima secara mentah mentah. Ada dua tahap dalam level pasca konvensional yaitu,
kontrak sosial legalistis dan prinsip hati nurani universal, pada tahap ke 5 hukum masih ditetapkan namun seseorang mulai menyadari bahwa ada suatu hukum yang belum tentu bisa diterapkan di seluruh kehidupan manusia, hukum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada melalui persetujuan demokratis atau kontrak sosial agar mencapai kesejahteraan umum.
pada tahap ke 6 merujuk pada prinsip prinsip yang menjunjung tinggi nilai nilai dan martabat kemanusiaan seperti prinsip keadilan, ketulusan dalam membantu orang lain, serta memahami terhadap nilai suatu kehidupan. seseorang yang berada pada tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian, seseorang akan mengalami penyesalan yang mendalam ketika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memiliki dasar dari pemikiran Jean Piaget, namun keduanya memiliki perbedaan dalam ruang lingkup dan tingkat kedalaman kajiannya. Kohlberg mencakup rentang usia yang lebih luas dan menekankan penalaran moral abstrak yang dapat berkembang hingga dewasa. sedangkan Piaget lebih fokus pada anak-anak dan perkembangan awal moralitas melalui interaksi sosial.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Arjuna Nugraha Triatmaja Arjuna གིས-




Nama : Arjuna Nugraha Triatmaja

Kelas : 25 C

Tahap tahap perkembangan moral 

_preconventional

-conventional

-post conventional


Prakonvensional 

Hubungan sebab-akibat ganjaran-hukuman menyenangkan - tidak menyenangkan


Dibagi 2 tahap

1.orientasi hukuman dan kepatuhan 

2.orientasi relavitas instrumental

Tahap pertama yakni orientasi Hukuman dan kepatuhan 

Seseorang menilai baik buruknya perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman 

Misalnya seorang anak merasa benar apabila mematuhi perkataan orang tua dan rasa bersalah apabila melanggar perintah orang tua penanaman moral seperti itu harus didasari oleh kesadaran bahwa ketika tidak patuh maka akan mendapat hukuman 


Seseorang pertama tama melakukan kebaikan untuk menyelamatkan dirinya sendiri 


RELATIVITAS INSTRUMENTAL

Sesek melakukan perbuatan yang baik pertama tama mengharapkan imbalan. Oleh karena itu kebaikan adalah alat atau instrumen untuk mendapat keuntungan dari orang lain 

Contoh:seorang anak diberi perintah dan dikasih hadiah untuk mengerjakannya atau imbalan. 


KONVENSIONAL 

•Keluar dari egoisme Pribadi

•menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain 

•Sadar akan pentingnya loyalitas 


Konvensional

-Orientasi anak manis

-orientasi hukum dan ketertiban


-Anak manis 

Seseorang memegang prinsip bahwa saya adalah orang manis perilaku yang baik adalah yang disukai orang lain .


Biasanya anak remaja sering berbohong demi melindungi temannya dari pada dianggap pengkhianat. 


Hukum dan ketertiban

Makna kelompok diperluas sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. 


Penangkalanya adalah mematuhi hukum secara mutlak dari ketertiban sosial dapat terjamin Kebanyakan orang dewasa sudah ditatap ini 


Pada level pascakonvesional hidup baik adalah tanggung jawab pribadi penekanan pada prinsip yang muncul dalam batin 


Ada 2 tahap yakni 

-kontrak sosial legalitas

-prinsip etika universal 


Tahap kelima Kontrak sosial legalitas 

 Namun seseorang mulai menyadari bahwa hukum tertentu belum bisa diterapkan di seluruh kehidupan manusia. Disini mulai berfikir bahwa hukum itu dapat diubah sesuai dengan konteks atau situasi yang ada. 


Prinsip Hati mutasi univeral

Seseorang mulai menyadari bahwa lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip yang berlaku universal, prinsip yang berlaku adalah 


1.menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seprti prinsip keadilan ketulusan dalam membantu orang lain , sesama hak manuisa dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan.disebut universal karena dapat diberlakukan di manapun dan kapanpun 


Dapat disimpulkan bahwa:

Hukum tertinggi adalah Hati nurani yang berlaku secara universal sayangnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kepekaan Hati nurani yang sangat besar ketika menghadapi suatu realita.

In reply to First post

Re: Analisis Video

desta purnama sari གིས-

Nama:Desta Purnama Sari

NPM:25130320875

Kelas:25C


Tahap-Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg.

Sebelum membahas teorinya, perlu diketahui bahwa Lawrence Kohlberg lahir di New York pada 25 Oktober 1927, pernah menjadi profesor psikologi di Yale University, Chicago University, dan Harvard University, serta meninggal di Boston pada 19 Januari 1987.

Kohlberg mengembangkan teori bahwa perkembangan moral seseorang terjadi melalui tiga tingkat utama yaitu:

1.  Pra-Konvensional (Pre-Conventional)

2.  Konvensional (Conventional)

3.  Pasca-Konvensional (Post-Conventional / principled)

1. Level Pra-Konvensional

Pada tahap awal ini, penilaian moral seseorang masih bergantung pada akibat langsung dari tindakannya, seperti hukuman, ganjaran, dan rasa senang atau tidak senang.

Terdiri atas dua tahap:

A.Orientasi Hukuman dan Kepatuhan.

Anak menilai baik-buruk berdasarkan rasa takut terhadap hukuman. Ia patuh karena ingin terhindar dari hukuman, bukan karena memahami alasan moral.

B.Orientasi Relativis Instrumental

Seseorang berbuat baik karena mengharapkan imbalan, seperti anak yang menurut ketika dijanjikan hadiah.


2. Level Konvensional

Pada tahap ini, seseorang mulai memahami pentingnya aturan dan harapan sosial. Ia menyesuaikan diri dengan lingkungan agar diterima dan dihargai.

Terdiri atas dua tahap:

A. Orientasi “Anak Manis”

Perilaku baik dilakukan agar disukai orang lain dan menjaga hubungan sosial. Biasanya terjadi pada masa remaja.

B. Orientasi Hukum dan Ketertiban.

Individu mulai menyadari pentingnya menaati aturan untuk menjaga ketertiban masyarakat.


3. Level Pasca-Konvensional

Pada tahap tertinggi ini, moral seseorang didasarkan pada prinsip dan hati nurani pribadi, bukan sekadar aturan luar. Ia menilai hukum secara kritis dengan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Terdiri atas dua tahap:

A. Kontrak Sosial – Legalistis

Seseorang sadar bahwa hukum dapat diubah jika tidak adil dan harus disesuaikan demi kepentingan umum.

B. Prinsip Etika Universal

Individu berpegang pada nilai-nilai universal seperti keadilan, kejujuran, dan penghormatan terhadap kehidupan. Ia akan merasa bersalah jika melanggar hati nuraninya sendiri.


Perbandingan dengan Teori Jean Piaget

Teori Kohlberg merupakan pengembangan dan perluasandari kerangka kerja yang pertama kali diusulkan oleh Jean Piaget.Perbedaan mendasar terletak pada jumlah tahap dan fokus penalaran. Piaget menyimpulkan perkembangan moral hanya dalam dua tahap utama,yaitu Moralitas Heteronom (di mana aturan dipandang mutlak dan tidak bisa diubah, mirip dengan level Pra-Konvensional Kohlberg) dan Moralitas Otonom (di mana anak mulai mempertimbangkan niat, kesepakatan sosial, dan relativitas aturan). Sementara Kohlberg memecah dua tahap Piaget ini menjadi enam tahap yang terbagi dalam tiga level,memberikan analisis yang jauh lebih rinci terhadap proses penalaran moral yang berbasis sosial dan terus berlanjut hingga masa dewasa, terutama pada level Pasca-Konvensional yang tidak sepenuhnya diuraikan oleh Piaget.


Kesimpulan

Secara keseluruhan, teori Lawrence Kohlberg menjelaskan bahwa perkembangan moral adalah proses kognitif yang bertahap melalui tiga tingkat utama. Perkembangan ini dimulai dari motivasi eksternal yang didorong oleh hukuman dan hadiah (Pra-Konvensional),kemudian bergeser ke kepatuhan terhadap norma dan harapan masyarakat (Konvensional).Puncak perkembangan moral dicapai pada level Pasca-Konvensional,di mana individu bertindak berdasarkan prinsip etika universal dan hati nurani pribadi yang independen dari aturan eksternal. Teori ini, yang merupakan pengembangan dari karya Piaget, memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami bagaimana seseorang bergerak dari penalaran yang egosentris menjadi penalaran yang universal dalam mengambil keputusan moral.

In reply to First post

Re: Analisis Video

frisca chintya sari asisko གིས-
Nama : Frisca Chintya Sari Asisko
NPM : 2553032013
Kelas : 25 C


tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg

menurut Kohlberg, perkembangan moral seseorang terjadi secara bertahap sesuai dengan cara berpikirnya dalam menilai mana yang benar dan salah. Kohlberg membagi perkembangan moral ke dalam tiga level utama, yaitu prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional, dan tiap level terdiri dari dua tahap.

1. Level Prakonvensional
pada tahap ini, seseorang menilai benar dan salah masih berdasarkan hal-hal dari luar dirinya, seperti hukuman dan hadiah biasanya terjadi pada anak-anak yang belum memahami nilai moral secara mendalam.

Tahap yang pertama adalah orientasi hukuman dan kepatuhan
perilaku seseorang didorong oleh rasa takut akan hukuman. artinya, seseorang berbuat baik hanya untuk menghindari hukuman, bukan karena memahami alasan moral di baliknya.

Tahap yang kedua relativis instrumental
tahap ini ditandai dengan pemikiran bahwa tindakan baik dilakukan jika membawa keuntungan bagi dirinya sendiri. jadi, prinsip moral masih didasari oleh timbal balik.

2. Level Konvensional
pada tahap ini, seseorang mulai memikirkan pandangan orang lain dan berusaha menyesuaikan diri dengan aturan sosial. kesadaran moral tidak lagi hanya soal hukuman atau hadiah, tapi juga tentang menjaga hubungan baik dan mematuhi aturan.

tahap yang pertama orientasi anak baik
seseorang ingin diterima dan dianggap baik oleh lingkungan. Ia berperilaku sesuai dengan harapan orang lain agar disukai atau dihargai.

Tahap yang kedua orientasi hukum dan ketertiban
di tahap ini, seseorang sudah memahami pentingnya peraturan untuk menjaga ketertiban bersama. Ia patuh pada hukum bukan karena takut dihukum, tetapi karena sadar bahwa aturan dibuat demi kebaikan bersama.

3. Level Pascakonvensional
ini merupakan tahap tertinggi dalam perkembangan moral, di mana seseorang sudah mampu berpikir secara mandiri dan menilai aturan berdasarkan hati nurani serta prinsip keadilan. ia tidak hanya mengikuti hukum secara buta, tetapi juga mampu menilai apakah hukum tersebut sesuai dengan nilai kemanusiaan.

tahap yang pertama kontrak sosial legalistis
seseorang memahami bahwa hukum dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan bisa diubah jika sudah tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan.

tahap yang kedua prinsip hati nurani universal
seseorang bertindak berdasarkan nilai moral universal seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. prinsip ini berlaku di mana pun dan kapan pun.

Kesimpulan
Dari keseluruhan teori Kohlberg, dapat dipahami bahwa perkembangan moral seseorang berjalan bertahap seiring dengan kemampuan berpikirnya. semakin tinggi tingkat berpikirnya, semakin tinggi pula kesadaran moralnya.
In reply to First post

Re: Analisis Video

octa villanza གིས-
NAMA: Octa Villanza Ramadhany

NPM: 2553032006

KELAS : 25 C

TAHAP - TAHAP PERKEMBANGAN MORAL (Moral Stages)

Biodata (Lawrence Kohlberg)

Lahir : New York , 25 Oktober 1927

Profesi : Profesor Psikologi Di Yale

Tempat : University,Chicago University , dan Harvard University

Wafat : Boston , 19 Januari 1987



Tahap tentang penalaran moral ini menurut Lawrence Kohlberg kesadaran penuh tentang perkembangan seseorang yaitu

1. level pre ConventionaL Pada level ini pra Conventional itu melihat bagaimana seseorang menilai baik buruk nya dan faktor- faktor dalam hubungan sebab akibat seperti halnya dengan senang dan tidak senang , Level ini juga di bagi menjadi dua tahap yaitu :
a. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan b. Orientasi Relativis Instrumental Tahap yang pertama Orientasi Hukuman ini yaitu dimana seseorang menilai apa sih yang di maksud perilaku yang masih di rasakan ketakutan terhadapat suatu hukuman di dalam konteks ini juga seseorang yang melakukan atau mendengarkan perintah orang tuaadalah perilaku yang benar yang dimana jika kita melanggar perintah itu akan merasa bersalah pada diri kita dan orang tua . Akibatnya penanaman moral seperti ini didasarkan kepada etika seseorang atau seseorang yang melanggar akan dikenakan hukuman yang menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada diri sendiri .jadi disinilah dapat kita lihat rasa Egosentrisme dimana sang anak ini belum sadar jika berbuat baik itu akan memberikan diri kita sendiri manfaat positif

Tahap yang kedua Relativis Instrumen Tahap ini berprinsip yang bernama " Do Ut Des" yang berlaku dimana seseorang melakukan perbuatan suatu hal baik karena adanya imbalan dan tahan ini juga menjelaskan bahwa perbuatan baik di gunakan sebagai alat untuk mendapatkan suatu keuntungan . Contoh ketika kita tidak mau ikut pergi tapi orang tua memaksa dan memberikan janji untuk di belikan kesukaan agar kita ikut .

Level 2 : Convesional yaitu ketika sesorang menyesuaikan sikap dan perilaku dengan harapan oleh seseorang itu atau dengan sikap sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat beberapa contohnya yaitu: 1. sifat egoisme pribadi seseorang tersebut 2. menyesuaikan sikap demi kesenangan orang lain 3. sadar akan pentingnya loyalitas

level ini juga mempuanyi dua tahap yaitu

1. Orientasi anak Manis dan 2. Orientasi Hukum dan Ketertiban nah orientasi anak manis itu adalah perilaku baik manusia atau perilaku seseorang unntuk menyenangkan orang lain dan membantu orang lain dalam kesusahan . Oleh karena itu maka akan ada suatu usaha untuk berusaha mematuhi norma norma dalam kelompoknya agar tidak merasakan malu atau tida merasakan bersalah unsur dari setiap orang juga berbeda beda karena pada dsarnya kelompok ini di beri nama ABG

Orientasi Hkum dan Ketertiban yaitu mempunyai makna kelompok dimana seseorang mulai menyadari bagian kelompok lokal seperti keluarga, teman,sahabat,agama,dan negara . Ia juga menyadari menjadi kelompok yang lebih besar atau bisa dibilang luas dengan mempunyai kewajiban masing masing untuk menaati hukum itu sendiri yang berlaku dan juga mematuhi peraturan dengan ketertiban sosial tahan tahap ini juga biasanya sering di gunakan pada orang yang di mana menginjak umur dewasa yang sudah mengerti

Level 3 : Pasca Konvesional pada level ini hidup yang baik akan mulai dilihat dan di pandang sebagai tanggung jawab pribadi dan prinsip prinsip di dalam hati , nah disini juga seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak akan dapat selalau kita terima secara mentah mentah hukum ini juga bukanlah sesuatu yang harus di taati untuk umum melainkan sesuatu proses nilai setiap prinsip prinsip yang muncul dari diri kita

level ini juga di bagi menjadi dua yaitu
1. Kontak sosial Legalistis 2. Prinsip Etika university

Tahapa legalistis ini segi hukum yang masih ditetapkan dalam sebuah segi kehidupan manusia . disini juga seseorang belajar untuk dapat memberikan manfaaat sosial atay demi kepentngan kesahjeteraan umum karena dapat diselenggarakan demokratis dan konsesus bebas mencapai kesepakatan bersama

Tahap Etika Universal Atau Prinsip tahap yang dimana seseorang menyadari dalam hati yang paling dalam yaitu terdapat prinsip prinsip keadilan ,ketulusan,membantu sesama ,dan menghormati kehidupan jadi prinsip ini juga dilakukan tiap tempat dimana segala aspek kehidupan ada didalam nya yang mengatur tingkah laku dan pernilainan moral nya yang berlaku di universal dan dia akan menyesal ketikan melanggar sebuah prinsip itu sendiri

Jadi dapat kita simpulkan dari video di atas menurut teori tentang tahap tahap termasuk perkembangan moral ini yaitu Lawrence Kohlberg memiliki dasar pemikiran Jean Piaget ,tetapi keduanya sama sama memiliki perbedaan dalam ruang lingkup dan tingkat kedalam kajiannya tersebut . Kohlberg menjelaskan tentang usia yang lebih luah memahami dan menekankan penalaran moral absrak yang dapat dikembangkan hingga pada saat dewasa . Sedangkan Piaget lebih fokus kepada anak anak usia remaja dan perkembangan awal moralitas melalui interaksi sosial
In reply to First post

Re: Analisis Video

Muhammad Bagus Bahtiar གིས-
Nama : Muhammad Bagus Bahtiar
NPM : 2553032011
Kelas : 25 C

Tahap tahap perkembangan moral


-pre conventional
-conventional
-post conventional

Prakonvensional
Hubungan sebab-akibat ganjaran-hukuman menyenangkan - tidak menyenangkan

Dibagi 2 tahap
1.orientasi hukuman dan kepatuhan
2.orientasi relavitas instrumental
Tahap pertama yakni orientasi Hukuman dan kepatuhan
Seseorang menilai baik buruknya perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman
Misalnya seorang anak merasa benar apabila mematuhi perkataan orang tua dan rasa bersalah apabila melanggar perintah orang tua penanaman moral seperti itu harus didasari oleh kesadaran bahwa ketika tidak patuh maka akan mendapat hukuman

Seseorang pertama tama melakukan kebaikan untuk menyelamatkan dirinya sendiri

RELATIVITAS INSTRUMENTAL
Sesek melakukan perbuatan yang baik pertama tama mengharapkan imbalan. Oleh karena itu kebaikan adalah alat atau instrumen untuk mendapat keuntungan dari orang lain
Contoh:seorang anak diberi perintah dan dikasih hadiah untuk mengerjakannya atau imbalan.

KONVENSIONAL
•Keluar dari egoisme Pribadi
•menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain
•Sadar akan pentingnya loyalitas

Konvensional
-Orientasi anak manis
-orientasi hukum dan ketertiban

-Anak manis
Seseorang memegang prinsip bahwa saya adalah orang manis perilaku yang baik adalah yang disukai orang lain .

Biasanya anak remaja sering berbohong demi melindungi temannya dari pada dianggap pengkhianat.

Hukum dan ketertiban
Makna kelompok diperluas sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat.

Penangkalanya adalah mematuhi hukum secara mutlak dari ketertiban sosial dapat terjamin Kebanyakan orang dewasa sudah ditatap ini

Pada level pascakonvesional hidup baik adalah tanggung jawab pribadi penekanan pada prinsip yang muncul dalam batin

Ada 2 tahap yakni
-kontrak sosial legalitas
-prinsip etika universal

Tahap kelima Kontrak sosial legalitas
Namun seseorang mulai menyadari bahwa hukum tertentu belum bisa diterapkan di seluruh kehidupan manusia. Disini mulai berfikir bahwa hukum itu dapat diubah sesuai dengan konteks atau situasi yang ada.

Prinsip Hati mutasi univeral
Seseorang mulai menyadari bahwa lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip yang berlaku universal, prinsip yang berlaku adalah

1.menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seprti prinsip keadilan ketulusan dalam membantu orang lain , sesama hak manuisa dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan.disebut universal karena dapat diberlakukan di manapun dan kapanpun

Dapat disimpulkan bahwa:
Hukum tertinggi adalah Hati nurani yang berlaku secara universal sayangnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kepekaan Hati nurani yang sangat besar ketika menghadapi suatu realita.
In reply to First post

Re: Analisis Video

Asep Nurman གིས-
Nama : Asep Nurman
Npm : 2513032086
Kelas : 25 C


TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN MORAL (Moral Stages)

Biodata Lawrence kohlberg

TTL : New york, 25 Oktober 1927
Profesi : Profesor psikologi di Yale University, Chicago University, dan Harvard University
Wafat : Boston, 19 Januari 1987

Tahap tahap penalaran moral menurut Lawrence kohlberg:
1. Level Pre Conventional
2. Conventional
3. Post Conventional (principled)
Level 1: Pra-Konvensional
Pada level Pra-Konvensional, seseorang menentukan mana yang baik dan buruk itu berdasarkan hal-hal dari luar dirinya, seperti:
1. Hubungan sebab dan akibat
2. Hadiah dan hukuman
3. Sesuatu yang menyenangkan atau tidak enak
Level ini sendiri terbagi jadi dua tahapan, yaitu:
a. Orientasi hukuman dan kepatuhan
b. Orientasi relativis instrumental

Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Di tahap ini, seseorang menganggap suatu perilaku itu baik atau buruk karena masih takut sama hukuman. Misalnya, dia merasa benar kalau menuruti perintah orang tua, dan bakal merasa bersalah kalau melanggarnya. Moral ditanamkan karena kalau melanggar, anak akan dihukum yang menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Di sini kelihatan banget sifat egosentrismenya. Anak belum menyadari bahwa berbuat baik itu bisa kasih manfaat positif buat dirinya sendiri.

Relativis Instrumental
Tahap kedua ini punya prinsip "Do ut des" (saya memberi supaya kamu memberi) yang berlaku. Artinya, seseorang melakukan hal baik karena mengharapkan adanya imbalan atau keuntungan. Perbuatan baik di sini jadi semacam alat untuk meraih keuntungan tertentu.
Contoh: Seorang anak mau melakukan perbuatan baik kalau diiming-imingi hadiah yang menarik.
Level 2: Konvensional
Level ini terjadi ketika seseorang mulai menyesuaikan perilakunya dengan harapan dari orang tertentu atau aturan sosial yang berlaku di lingkungannya. Pada level ini, seseorang atau anak mulai:
1. Mengurangi sifat egoisme pribadi
2. Menyesuaikan sikap demi kenyamanan dan kesenangan orang lain
3. Menyadari pentingnya loyalitas
Level ini juga dibagi menjadi dua tahapan:
a. Orientasi anak manis
b. Orientasi hukum dan ketertiban

Orientasi Anak Manis
Orientasi ini intinya adalah seseorang menganut prinsip "Saya adalah anak manis". Perilaku yang dianggap baik adalah yang menyenangkan orang lain, membantu mereka, dan sesuai dengan ekspektasi orang lain. Makanya, ia akan selalu berusaha mematuhi norma kelompoknya supaya tidak merasa malu atau bersalah. Di sini, unsur kesetiakawanan dan loyalitas dalam kelompok sangat dijunjung tinggi.
Hal seperti ini sering banget terjadi di kalangan remaja dan ABG (Anak Baru Gede).

Orientasi Hukum dan Ketertiban
Orientasi ini memperluas makna kelompok. Seseorang mulai sadar kalau ada kelompok yang lebih besar di luar lingkaran lokal (seperti keluarga, teman sebaya, sekolah, organisasi), misalnya suku bangsa, agama, dan negara. Ia menyadari dirinya adalah bagian dari kelompok yang lebih besar itu dan punya kewajiban untuk menaati hukum yang berlaku. Penekanannya adalah mematuhi peraturan secara mutlak demi menjaga ketertiban sosial. Tahap ini biasanya sudah berlaku pada orang dewasa.

Level 3: Pasca-Konvensional
Di level ini, hidup baik dipandang sebagai tanggung jawab pribadi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip batin. Seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu bisa diterima mentah-mentah. Hukum bukan sesuatu yang harus ditaati secara mutlak, melainkan harus dinilai dulu berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul dari hati nurani.
Level ini dibagi jadi dua tahap:
1. Kontak Sosial Legalistis
2. Prinsip Etika Universal

Kontak Sosial Legalistis
Di tahap ini, aspek hukum masih ditekankan, tapi seseorang mulai sadar kalau hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan di semua segi kehidupan manusia. Ia paham bahwa hukum bisa diubah sesuai situasi, selama itu memberikan manfaat sosial atau demi kesejahteraan umum. Oleh karena itu, hukum bisa diselenggarakan melalui persetujuan demokratis dan konsensus bebas untuk mencapai kesepakatan baru.

Etika Universal (Prinsip Hati Nurani Universal)
Pada tahap ini, seseorang menyadari bahwa jauh di dalam hatinya terdapat prinsip-prinsip perilaku universal, seperti keadilan, ketulusan dalam menolong, persamaan hak manusia, dan menghormati nilai kehidupan.
Prinsip-prinsip ini disebut umum karena bisa diterapkan di segala situasi, tempat, zaman, dan aspek kehidupan manusia. Seseorang yang sudah mencapai tahap ini mengatur tingkah laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi yang umum. Ia akan merasa sangat menyesal jika melanggar prinsip-prinsip hati nurani tersebut.

Kesimpulan
Menurut Kohlberg, hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku umum. Tapi sayangnya, prinsip ini tidak punya rumusan yang jelas. Makanya, butuh kepekaan hati nurani yang sangat besar saat menghadapi kenyataan atau masalah. Prinsip-prinsip ini seringkali bertentangan dengan aturan masyarakat tertentu. Perlawanan ini bukan karena egoisme atau mencari untung pribadi, tapi karena menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan menghormati martabat sesama.
In reply to First post

Re: Analisis Video

keysa putri གིས-
NAMA: KEYSA AULIAN AS'YA PUTRI
NPM : 2513032073
KELAS : 25 C

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN MORAL ( MORAL STAGE )

1. PRA KONVENSIONAL
pada level ini seseorang menilai hal yang baik serta buruk berdasarkan faktor faktor di luar diri nyaa seperti:
a. hubungan sebab akibat
b. ganjaran-hukuman
c. menyenangkan - tidak menyenangkan

level ini dibagi menjadi 2 tahap
1. orientasi hukuman dan kepatuhan
pada tahap ini seseorang menilai baik buruk nya sesuatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman, misalnya seorang anak merasa benar apabila ia mengikuti perkataan para orang tua nya dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tua nya. penalaran moral seperti itu di dasari kesadaran bahwa ketika ia tidak takut ia akan mendapat hukuman. yang menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
2. orientasi relativis instrumental
seseorang melakukan perbuatan baik pertama Tama karena mengharapkan imbalan, ia sudah menyadari bahwa orang lain juga punya kepentingan dan keinginan bersama dengan diri nya. oleh karena itu perbuatan baik dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain.

2. KONVENSIONAL
seseorang mulai menyesuaikan sikap nya dengan harapan orang orang tertentu atau dengan tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu. ia mulai keluar dari sikap egoisme pribadi dan ia menyesuaikan sikap demi kesenangan dan kenyamanan orang lain. ini dibagi menjadi 2 tahap yakni orientasi anak manis dan orientasi hukum dan ketertiban
Pada tahap anak manis seseorang menganut prinsip bahwa saya adlaah anak manis perilaku yang biak adalah perilaku menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan sesuai dengan yang di harapkan orang lain oleh karena itu ia akan selalu berusaha untuk mematuhi norma norma dalam kelompok nya agar tidak merasa malu jika bersalah.
Pada tahap orientasi hukum dan ketertiban Seseorang mulai menyadari bahwa diluar kelompok lokal, seperti keluarga, teman sebaya, dan lain-lain, ia menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat, yang demikian memiliki kewajiban untuk mentaati hukum yang berlaku.

3. Pasca Konvensional
hidup baik mulai dipandang sebagai tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin. Disini seseorang mulai menyadari bahwa hukum tidak selalu dapat diterima secara mentah-mentah. Hukum bukanlah sesuatu yang harus dituruti secara mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melalui proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul dalam hati nurani. Pada tahap ini di bagi menjadi dua yaitu :

a. Kontrak Sosial Legalistis
seseorang mulai menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa diterapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia. Disini manusia mulai berpikir bahwa hukum dapat diubah disesuaikan dengan konteks atau dengan situasi yang ada.

b. Prinsip Etika Universal
Seseorang mulai menyadari bahwa didalam lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal yakni, prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti bersikap adil, membantu dengan ikhlas terhadap orang lain, dan hormat terhadap nilai suatu kehidupan. Prinsip tersebut disebut universal karena berlaku dimanapun dan kapanpun. Dapat disimpulkan bahwa, bagi KohlbergKohlber hukum tertinggi adalah prinsip hati nurani yang berlaku universal. Tetapi prinsip-prinsip itu tidak selalu memiliki rumusan yang kongkret. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kepekaan hati nurani yang sangat besar ketika menghadapi suatu realitas atau persoalan.
Perbandingan teori moral Piaget dan Kohlberg adalah Piaget berfokus pada dua tahap perkembangan moral (heteronom dan autonom) yang terintegrasi dengan perkembangan kognitif, sementara Kohlberg mengembangkan model yang lebih rinci dengan tiga tingkat dan enam tahap yang berfokus pada penalaran moral dari pra-konvensional hingga pasca-konvensional. Keduanya sepakat bahwa perkembangan moral bersifat bertahap, dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, dan merupakan proses konstruktivis.