responsi sesi 7

RESPONSI 7

RESPONSI 7

by Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M. -
Number of replies: 34

RESPONSI SESI 7

1. Jelaskan Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi !

2. Bagaimana Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis ?

3. Bagaimana mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi

4. Bagaimana dampak budaya perusahaan terhadap pemikiran desain ?

5. Jelaskan analisi kekuatan korporat yang menghambat inovasi !

6. Jelaskan langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking !

7. Bagaimana mengaplikasikan konsep design thinking dalam strategi bisnis ?



In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Aulia Dwi Syaharani -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Pemikiran desain atau design thinking merupakan pendekatan yang berfokus pada manusia (human-centered) dalam memecahkan masalah dan menciptakan inovasi. Dalam konteks organisasi, pemikiran desain berperan sebagai alat transformasi karena mampu mengubah cara berpikir dan bekerja seluruh anggota organisasi. Melalui pendekatan ini, organisasi tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses eksplorasi kebutuhan pengguna, eksperimen, serta kolaborasi lintas tim. Akibatnya, organisasi menjadi lebih adaptif, kreatif, dan mampu menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inisiatif inovasi memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kinerja bisnis. Dengan adanya inovasi, perusahaan dapat menciptakan produk atau layanan baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar. Hal ini berpotensi meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar. Selain itu, inovasi juga mendorong efisiensi operasional, memperkuat citra merek, serta membuka peluang pendapatan baru. Secara keseluruhan, inisiatif inovasi membantu perusahaan bertahan dalam persaingan jangka panjang.

3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Kepemimpinan dalam inovasi membutuhkan kemampuan untuk berpikir terbuka, berani mengambil risiko, serta mendorong tim untuk berkreasi. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut, pemimpin harus melatih empati terhadap kebutuhan pelanggan dan anggota tim. Selain itu, penting juga bagi pemimpin untuk membangun lingkungan kerja yang mendukung eksperimen, di mana kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses belajar. Pemimpin yang inovatif mampu memberikan inspirasi dan mengarahkan tim menuju solusi kreatif.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan design thinking. Jika budaya organisasi terbuka terhadap ide baru, menghargai kolaborasi, dan berani bereksperimen, maka pemikiran desain akan tumbuh subur. Sebaliknya, budaya yang kaku, hierarkis, dan takut gagal akan menjadi penghambat utama. Oleh karena itu, membangun budaya yang mendukung kreativitas dan keberanian mencoba hal baru merupakan langkah penting dalam mengintegrasikan design thinking ke dalam perusahaan.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Beberapa kekuatan korporat dapat menjadi penghambat inovasi, seperti struktur organisasi yang terlalu birokratis, pola pikir manajemen yang konservatif, serta kurangnya dukungan terhadap ide baru. Selain itu, sistem penghargaan yang hanya menilai hasil akhir tanpa memperhatikan proses kreatif juga dapat mematikan semangat inovasi. Untuk mengatasinya, perusahaan perlu menciptakan sistem yang lebih fleksibel dan memberikan ruang bagi karyawan untuk bereksperimen serta berkolaborasi lintas departemen.

6. Langkah-Langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking
Transformasi menuju budaya design thinking dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, membangun kesadaran seluruh anggota organisasi tentang pentingnya berpikir kreatif dan berorientasi pada pengguna. Kedua, memberikan pelatihan atau workshop design thinking. Ketiga, membentuk tim lintas fungsi untuk mengerjakan proyek inovatif. Keempat, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung eksplorasi ide. Terakhir, menanamkan nilai-nilai empati, kolaborasi, dan eksperimen dalam setiap proses pengambilan keputusan.

7. Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Penerapan design thinking dalam strategi bisnis dilakukan dengan menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai pusat perhatian. Prosesnya dimulai dari memahami permasalahan pelanggan, menghasilkan ide-ide kreatif, lalu menguji dan memperbaikinya secara berulang. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat menciptakan strategi yang lebih relevan, adaptif, dan berorientasi pada solusi nyata. Hasilnya, bisnis menjadi lebih inovatif, responsif terhadap perubahan pasar, dan memiliki nilai tambah yang berkelanjutan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Safwa Galbi 2451012024 -
1. Pemikiran desain sebagai alat transformasi organisasi: Meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional.

2. Dampak inisiatif inovasi: Meningkatkan pendapatan dan daya saing.

3. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan: Visi jelas, motivasi tim, dan komitmen perubahan.

4. Dampak budaya perusahaan: Budaya yang mendukung inovasi dan kolaborasi.

5. Analisis kekuatan korporat: Resistensi perubahan, kurangnya sumber daya, dan budaya tidak mendukung.

6. Langkah-langkah transformasi: Menetapkan visi, mengembangkan kepemimpinan, dan mengadopsi teknologi.

7. Mengaplikasikan design thinking: Memahami kebutuhan pengguna dan mengembangkan solusi inovatif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Reva Aulia putri -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Design thinking membantu organisasi bertransformasi dengan menempatkan pelanggan di pusat strategi, mendorong kolaborasi lintas tim, serta menciptakan solusi inovatif yang adaptif terhadap perubahan pasar.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inisiatif inovasi meningkatkan efisiensi, memperluas peluang pasar, memperkuat daya saing, dan menghasilkan produk/jasa yang lebih relevan dengan kebutuhan pelanggan.

3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Pemimpin perlu membangun empati, berpikir kreatif, berani mengambil risiko, mendorong kolaborasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung eksperimen.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya yang terbuka, kolaboratif, dan customer-centric mempercepat adopsi design thinking, sementara budaya kaku dan hierarkis dapat menghambatnya.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Penghambat utama meliputi birokrasi berlebihan, mindset konservatif, struktur hierarki kaku, keterbatasan sumber daya, serta kurangnya toleransi terhadap kegagalan.

6. Langkah-langkah Transformasi menuju Budaya Design Thinking
Membangun mindset customer-centric
Memberdayakan kolaborasi tim lintas fungsi
Memberi ruang eksperimen dan prototyping
Mendorong kepemimpinan yang terbuka
Menetapkan sistem penghargaan untuk ide inovatif

7. Aplikasi Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Organisasi dapat menggunakannya untuk memahami kebutuhan pelanggan, menciptakan produk/jasa yang relevan, mengurangi risiko kegagalan, serta mempercepat inovasi yang berkelanjutan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by nabila Nur Haliza -
1.Design thinking bisa dibilang jadi senjata utama buat organisasi yang mau berubah, karena pendekatannya fokus ke manusia (human-centered). Jadi bukan cuma mikirin produk atau layanan dari sisi teknis aja, tapi juga dari apa yang sebenarnya dibutuhin pengguna. Dengan cara ini, organisasi bisa lebih adaptif sama perubahan, lebih kreatif, dan nggak takut buat nyoba hal-hal baru. Akhirnya, design thinking jadi motor transformasi yang bikin organisasi lebih lincah dan relevan

2.Kalau perusahaan punya inisiatif inovasi yang konsisten, biasanya performa bisnisnya ikut terdongkrak. Misalnya, ada ide baru buat produk yang lebih praktis atau layanan yang lebih cepat itu bikin pelanggan makin puas. Dampaknya bisa berupa peningkatan penjualan, loyalitas konsumen, sampai brand yang makin kuat. Inovasi juga bikin perusahaan nggak gampang kalah sama kompetitor, karena selalu ada “sesuatu yang fresh” buat ditawarkan.

3.Seorang pemimpin di era inovasi gak cukup cuma pintar ngatur orang, tapi harus bisa jadi role model dalam berpikir terbuka, berani ambil risiko, dan ngehargain ide-ide baru dari timnya. Keterampilan kayak komunikasi efektif, empati, sampai kemampuan memfasilitasi brainstorming jadi kunci penting. Cara mengembangkannya bisa lewat latihan langsung di proyek, ikut pelatihan kepemimpinan kreatif, atau bahkan sekadar belajar dari trial and error bareng tim

4.Budaya perusahaan ibarat tanah tempat benih design thinking ditanam. Kalau budayanya terbuka, kolaboratif, dan mendukung eksperimen, ide-ide design thinking bakal tumbuh subur. Tapi kalau budayanya kaku, penuh hierarki, atau takut gagal, otomatis design thinking jadi susah berkembang. Jadi budaya kerja sangat menentukan apakah pemikiran desain bisa bener-bener jalan atau cuma jadi jargon doang.

5.Banyak perusahaan besar yang justru kesulitan berinovasi karena terlalu nyaman dengan zona aman mereka. Misalnya, struktur birokrasi yang ribet, budaya takut gagal, atau fokus yang berlebihan pada profit jangka pendek. Selain itu, mindset “kalau sudah jalan, jangan diubah” sering jadi penghalang terbesar. Padahal, kekuatan korporat yang besar seharusnya bisa jadi modal untuk eksplorasi ide-ide baru, bukan jadi penghambat.

6.Transformasi ini nggak bisa instan, ada tahapannya. Pertama, organisasi harus paham dulu apa itu design thinking dan kenapa penting. Kedua, mulai terapkan di proyek kecil biar bisa belajar dari pengalaman nyata. Ketiga, dorong kolaborasi lintas tim, karena ide terbaik biasanya datang dari kombinasi perspektif yang berbeda. Terakhir, jangan lupa bikin budaya apresiasi—hargai setiap ide, bahkan yang gagal, supaya orang-orang tetap berani bereksperimen.

7.Dalam strategi bisnis, design thinking bisa jadi pendekatan buat nyari solusi yang bener-bener nyambung sama kebutuhan pasar. Misalnya, sebelum bikin produk baru, perusahaan bisa observasi langsung gaya hidup target konsumennya, bikin prototipe, lalu uji coba. Dengan begitu, strategi yang dibuat nggak cuma spekulasi, tapi hasil dari pemahaman mendalam terhadap user. Alhasil, bisnis bisa lebih tepat sasaran, fleksibel, dan lebih cepat adaptasi sama perubahan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Azahra Tri Meilani -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Design thinking berperan sebagai alat transformasi karena mendorong organisasi untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan, berpikir kreatif, serta berani bereksperimen. Dengan pendekatan ini, pola pikir kaku bisa berubah menjadi lebih adaptif dan inovatif, sehingga organisasi mampu menghadapi perubahan lingkungan bisnis dengan lebih efektif.
2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inisiatif inovasi dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, kualitas produk atau layanan, dan memperluas pangsa pasar. Dampaknya tidak hanya berupa keuntungan finansial, tetapi juga reputasi perusahaan yang lebih baik serta loyalitas pelanggan yang meningkat.
3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Keterampilan kepemimpinan inovatif dapat dikembangkan melalui pelatihan empati terhadap tim dan pelanggan, kemampuan komunikasi yang jelas, pemberdayaan tim dalam berkolaborasi, kesiapan menghadapi kegagalan, serta menjaga visi strategis agar arah inovasi tetap terarah.
4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya perusahaan sangat menentukan keberhasilan design thinking. Jika budaya kerja terbuka, kolaboratif, dan mendukung kreativitas, maka ide-ide baru lebih mudah berkembang. Sebaliknya, budaya yang birokratis, hierarkis, dan enggan menerima perubahan akan menjadi penghambat utama penerapan design thinking.
5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Beberapa kekuatan internal korporat yang sering menghambat inovasi adalah struktur birokrasi yang kaku, resistensi terhadap perubahan, dominasi kepentingan jangka pendek, serta kurangnya dukungan dan komitmen dari manajemen puncak. Hal-hal ini membuat ide baru sulit diterapkan meskipun berpotensi memberi nilai tambah.
Langkah-langkah Transformasi Menuju 6.Budaya Design Thinking
Transformasi dapat dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan design thinking, menciptakan ruang kolaborasi lintas departemen, memberi dukungan penuh dari pimpinan, mendorong eksperimen cepat dengan prototipe, serta membangun pola pikir berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
7. Mengaplikasikan Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Dalam strategi bisnis, design thinking diaplikasikan dengan memahami kebutuhan pengguna (empathy), menghasilkan ide-ide baru (ideation), membuat prototipe solusi, lalu mengujinya di pasar. Proses ini menjadikan strategi lebih realistis, relevan, dan responsif terhadap perubahan sehingga perusahaan dapat tetap kompetitif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by BIYAN SALWAA ADHYTIA -
1. Ini mengubah organisasi jadi kreatif kolaboratif dan lebih fokus pada kebutuhan manusia
2. Inovasi meningkatkan daya saing, efisiensi dan pertumbuhan, tapi ini juga berisiko kalau gagal
3. Kepemimpinan butuh empati, visi, kolaborasi, toleransi kegagalan, dan adaptif
4. Budaya terbuka mendukung inovasi, budaya kaku menghambat
5. Hambatan inovasi biasanya takut gaal dan fokus pada jangka pendek
6. Transformasi mulai dari komitmen pimpinan, pelatihan, proyek kecil, kolaborasi lintas fungsi, ruang eksperimen, lalu scale-up
7. DT dipakai untuk inovasi produk, model bisnis, proses kerja, hingga pengambilan keputusan berbasis pengguna
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by elgira dyva saputra -

1. Design Thinking sebagai Alat Transformasi Organisasi
Design thinking itu cara berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah. Kalau dipakai di organisasi, bisa bikin cara kerja lebih kolaboratif, ide lebih segar, dan strategi lebih fokus ke kebutuhan orang (pelanggan).

2. Dampak Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Dengan inovasi, bisnis bisa lebih efisien, menemukan pasar baru, bikin pelanggan lebih puas, dan punya keunggulan dibanding pesaing.

3. Cara Mengembangkan Kepemimpinan dalam Inovasi
Pemimpin harus bisa mendengar, berani coba hal baru, terbuka dengan ide orang lain, dan menciptakan suasana kerja yang mendukung kreativitas.

4. Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Design Thinking
Kalau budaya perusahaan terbuka, mendukung kerja sama, dan menghargai ide kreatif, design thinking gampang diterapkan. Tapi kalau budaya terlalu kaku, biasanya susah jalan.

5. Hambatan Inovasi dalam Perusahaan
Inovasi sering terhambat oleh aturan yang ribet, struktur organisasi yang terlalu formal, takut ambil risiko, mikir untung jangka pendek saja, dan kurang dukungan untuk karyawan yang mau bereksperimen.

6. Langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking

Ajari tim tentang design thinking.
Mulai dari proyek kecil.
Libatkan banyak bagian dalam tim.
Beri ruang untuk coba-coba.
Apresiasi atau beri hadiah untuk ide kreatif.

7. Penerapan Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Dalam membuat strategi, perusahaan perlu mulai dari memahami pelanggan, brainstorming ide, lalu bikin prototipe dan uji coba cepat. Jadi bisnis bisa lebih adaptif dan tetap relevan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Rivi Tiara Ayu -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Memungkinkan organisasi memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, mendorong inovasi kreatif, dan menghasilkan solusi yang relevan serta meningkatkan daya saing.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inisiatif inovasi dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendorong pertumbuhan pendapatan secara berkelanjutan.

3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Kepemimpinan inovatif dapat dikembangkan melalui pelatihan, mentoring, pengalaman langsung dalam proyek inovasi, kolaborasi lintas fungsi, dan kemampuan mengambil risiko yang terukur.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya perusahaan yang mendukung eksperimen, kolaborasi, dan toleransi terhadap kegagalan memperkuat implementasi design thinking, sedangkan budaya birokratis dan kaku cenderung menghambat kreativitas.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Faktor penghambat bisa berupa struktur hierarki yang kaku, prosedur formal yang berlebihan, resistensi terhadap perubahan, serta fokus berlebihan pada hasil jangka pendek.

6. Langkah-langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking
Meliputi edukasi karyawan tentang prinsip design thinking, mendorong eksperimen dan prototyping, meningkatkan kolaborasi lintas fungsi, memberikan ruang untuk belajar dari kegagalan, dan mengintegrasikan design thinking ke proses bisnis.

7. Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Dimulai dari mengidentifikasi masalah pelanggan, melakukan ideasi untuk solusi kreatif, membuat prototipe, menguji solusi, dan kemudian mengimplementasikan solusi yang terbukti efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Muhammad Fathi Farhat -
1. Design Thinking bukan sekadar metode kreatif, melainkan kerangka kerja strategis untuk mengubah cara organisasi memecahkan masalah. Ia mendorong empati terhadap pengguna, eksperimen cepat, dan pendekatan kolaboratif lintas fungsi. Dalam konteks transformasi organisasi, design thinking membantu menggeser pola pikir dari birokratis dan kaku menjadi lebih adaptif, agile, dan berbasis solusi nyata yang relevan dengan kebutuhan pasar.

2. Inisiatif inovasi berperan langsung terhadap peningkatan daya saing. Perusahaan yang berani menginvestasikan waktu dan sumber daya pada inovasi biasanya memperoleh peningkatan efisiensi operasional, diferensiasi produk, loyalitas pelanggan, serta akses ke peluang pasar baru. Dampaknya tidak hanya finansial, tetapi juga reputasional membangun citra sebagai organisasi visioner yang mampu bertahan dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

3. Kepemimpinan inovatif menuntut kemampuan berpikir visioner, manajemen risiko, serta keberanian mendorong tim keluar dari zona nyaman. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui:
• Pembelajaran adaptif: terbuka terhadap ide baru dan masukan eksternal.
• Eksperimen terukur: menciptakan ruang untuk trial and error.
• Empati dan komunikasi: memastikan setiap ide tim dihargai dan disaring untuk menghasilkan solusi terbaik.
Pemimpin inovatif bukan hanya mengarahkan, tetapi juga menjadi fasilitator kreativitas kolektif.

4. Budaya perusahaan yang mendukung kolaborasi, keterbukaan, dan toleransi terhadap kegagalan akan mempercepat adopsi design thinking. Sebaliknya, budaya hierarkis dan kaku dapat menjadi hambatan serius. Budaya positif memungkinkan tim lintas departemen bekerja secara organik, berbagi wawasan pengguna, dan bereksperimen tanpa takut akan penalti dari kegagalan awal.

5. Beberapa kekuatan internal dapat menghambat inovasi, di antaranya:
• Hierarki berlapis yang memperlambat pengambilan keputusan.
• Mindset konservatif yang menghindari risiko.
• Ketergantungan pada produk lama yang terbukti sukses di masa lalu.
• Kurangnya sistem insentif untuk mendorong kreativitas karyawan.
Analisis ini penting agar organisasi menyadari hambatan struktural maupun budaya yang harus dibongkar sebelum bertransformasi.

6. Transformasi menuju budaya design thinking membutuhkan tahapan terstruktur:
1. Edukasi & Sosialisasi: mengenalkan konsep design thinking ke seluruh level organisasi.
2. Proyek percontohan: memulai dari skala kecil untuk membuktikan efektivitasnya.
3. Integrasi proses: memasukkan design thinking dalam alur kerja standar.
4. Kepemimpinan teladan: manajemen puncak mendukung dan mencontohkan praktiknya.
5. Pengukuran & adaptasi: menilai dampak, lalu memperbaiki strategi secara berkelanjutan.

7. Dalam strategi bisnis, design thinking dapat digunakan untuk:
• Identifikasi peluang pasar berbasis kebutuhan pelanggan nyata.
• Pengembangan produk/jasa yang relevan dan berdaya saing.
• Optimalisasi pengalaman pelanggan sebagai diferensiasi kompetitif.
• Perubahan model bisnis yang lebih fleksibel menghadapi disrupsi.
Dengan mengintegrasikan design thinking, strategi bisnis tidak lagi statis, melainkan adaptif, berbasis data, dan berfokus pada manusia (human-centered).
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Rilla Aprianti -
1. Design Thinking sebagai Alat Transformasi Organisasi
Design thinking mendorong empati, kolaborasi, dan eksperimen. Ia bukan sekadar metode kreatif, tapi sarana mengubah mindset organisasi agar lebih adaptif dan inovatif

2. Dampak Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inovasi meningkatkan daya saing, efisiensi, dan menciptakan nilai baru. Perusahaan yang konsisten berinovasi cenderung lebih sustain dan unggul di pasar

3. Kepemimpinan dalam Inovasi
Pemimpin inovatif perlu empati, komunikasi efektif, keberanian mengambil risiko, dan kolaborasi lintas bidang. Keterampilan ini bisa dikembangkan lewat pembelajaran berkelanjutan

4. Budaya Perusahaan & Design Thinking
Budaya yang terbuka dan toleran pada kegagalan memperkuat penerapan design thinking. Sebaliknya, budaya birokratis bisa menghambat inovasi

5. Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Penghambat utama: struktur hierarkis kaku, fokus jangka pendek, budaya takut gagal, dan resistensi perubahan

6. Transformasi Menuju Budaya Design Thinking
Langkahnya: edukasi karyawan → tim lintas disiplin → pilot project → apresiasi kegagalan → integrasi ke strategi bisnis

7. Aplikasi dalam Strategi Bisnis
Dipakai untuk strategi berbasis pelanggan, prototyping cepat, kolaborasi antar divisi, dan inovasi berkelanjutan
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Alisya Harada Yuza 2411012039 -
Nama : Alisya Harada Yuza
NPM : 2411012039
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi!

Design Thinking dapat menjadi sarana penting dalam mengubah organisasi. Pendekatan ini mendorong cara pandang yang berpusat pada manusia, di mana empati, kreativitas, dan kolaborasi menjadi kunci. Dengan mengadopsi design thinking, perusahaan tidak hanya berfokus pada efisiensi semata, melainkan juga pada penciptaan nilai baru. Proses ini mengubah budaya organisasi, membuat karyawan lebih terbuka terhadap perubahan, serta menjadikan inovasi sebagai bagian inti dari strategi bisnis.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis?

Inisiatif inovasi memiliki peranan besar dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Kehadirannya mampu meningkatkan daya saing melalui penciptaan produk dan layanan baru, sekaligus memperkuat kepuasan serta loyalitas pelanggan. Dalam jangka panjang, inovasi juga membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan membuka peluang ekspansi ke pasar baru. Tidak hanya itu, proses inovasi yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional, sehingga kinerja bisnis menjadi lebih optimal.
3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi!

Kepemimpinan inovatif adalah keterampilan yang harus dikembangkan secara berkelanjutan. Seorang pemimpin perlu memiliki empati terhadap kebutuhan pelanggan maupun tim, berani menghadapi ketidakpastian, serta mampu mengelola risiko secara terukur. Kepemimpinan yang mendorong kolaborasi lintas divisi akan memperkaya proses ideasi. Selain itu, pemimpin dengan growth mindset yang terbuka terhadap perubahan dan tidak takut gagal akan menjadi teladan penting dalam membangun budaya inovasi.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain?

Budaya organisasi sangat menentukan keberhasilan penerapan design thinking. Jika perusahaan memiliki budaya yang terbuka, menghargai ide baru, serta mendukung eksperimen, maka pemikiran desain akan berkembang dengan pesat. Sebaliknya, jika budaya perusahaan kaku, hierarkis, dan menolak risiko, maka kreativitas dan inovasi akan sulit tumbuh. Oleh karena itu, membangun budaya yang fleksibel dan kolaboratif merupakan syarat utama agar design thinking dapat diimplementasikan dengan baik.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi!

Ada sejumlah faktor internal yang sering kali menghambat inovasi dalam sebuah korporasi, antara lain:
birokrasi yang berlebihan sehingga memperlambat pengambilan keputusan,
struktur hierarki yang terlalu kaku dan membatasi aliran ide dari bawah,
orientasi jangka pendek yang hanya fokus pada keuntungan cepat,
resistensi terhadap perubahan karena rasa nyaman dengan cara lama, serta
keterbatasan sumber daya baik dari segi dana, SDM, maupun teknologi.
Analisis semacam ini penting agar organisasi mengetahui faktor-faktor mana yang perlu diperbaiki untuk mendukung proses inovasi.

6. Langkah-langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking!

Transformasi menuju budaya design thinking tidak dapat terjadi secara instan, melainkan harus melalui tahapan tertentu, seperti:
membangun komitmen kuat dari pimpinan,
memberikan pelatihan kepada seluruh anggota organisasi,
membentuk tim lintas fungsi untuk menjalankan proyek inovasi,
mengadopsi metode prototyping cepat untuk menguji ide,
melibatkan pelanggan dalam proses umpan balik,
menghargai keberanian bereksperimen, meski berisiko gagal, dan
membangun ekosistem kolaboratif dengan mitra eksternal.

7. Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis?

Dalam praktik strategi bisnis, design thinking dapat diaplikasikan melalui beberapa tahap: memahami kebutuhan konsumen (empathize), merumuskan permasalahan inti (define), menghasilkan berbagai ide kreatif (ideate), membuat purwarupa sederhana (prototype), serta menguji purwarupa tersebut langsung dengan pengguna (test). Dengan cara ini, strategi yang dihasilkan akan benar-benar berakar pada kebutuhan pasar dan lebih relevan untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Nita WahyuNingsih 2411012048 -
1. Design thinking adalah metode problem-solving yang berfokus pada kebutuhan manusia. Kalau diterapkan di organisasi, pemikiran desain bisa jadi alat transformasi karena mengubah cara kerja: dari yang kaku dan hierarkis → jadi lebih kolaboratif, kreatif, dan user-oriented. Organisasi yang menerapkan design thinking biasanya lebih cepat beradaptasi, lebih inovatif, dan lebih dekat dengan pelanggan.

2. Inisiatif inovasi bisa meningkatkan efisiensi, membuka peluang pasar baru, dan menciptakan produk/jasa yang lebih relevan dengan kebutuhan konsumen. Dampak positifnya adalah kinerja bisnis jadi lebih kompetitif, profit naik, dan brand lebih kuat. Sebaliknya, tanpa inovasi, bisnis cenderung stagnan dan bisa kalah bersaing.
3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Kepemimpinan dalam inovasi perlu dibangun lewat keterampilan seperti:
Berpikir terbuka pada ide baru.
Berani ambil risiko.
Mampu menginspirasi tim untuk berani mencoba.
Mendorong kolaborasi lintas departemen.
Pemimpin inovatif juga harus bisa jadi fasilitator, bukan hanya pengendali, agar tim merasa aman bereksperimen.

4. Budaya perusahaan sangat memengaruhi keberhasilan design thinking. Kalau budaya kerja mendukung kreativitas, terbuka pada feedback, dan tidak menghukum kegagalan, maka design thinking bisa berjalan lancar. Tapi kalau budaya terlalu birokratis dan takut salah, design thinking akan terhambat.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Ada beberapa faktor internal yang sering jadi penghambat inovasi, misalnya:
Struktur organisasi yang terlalu kaku.
Budaya takut gagal.
Manajemen yang menolak perubahan.
Fokus berlebihan pada keuntungan jangka pendek.
Kurangnya investasi untuk R&D.
Semua ini bisa bikin ide-ide inovatif sulit berkembang.

6. Langkah-Langkah Transformasi menuju Budaya Design Thinking
Beberapa langkah penting adalah:
Mengubah mindset organisasi untuk berorientasi pada pengguna.
Mendorong kolaborasi lintas tim/departemen.
Memberikan ruang untuk eksperimen dan prototyping.
Memberikan pelatihan design thinking untuk karyawan.
Mengapresiasi ide-ide baru, meskipun belum sempurna.
Menyediakan dukungan manajemen agar design thinking bisa jadi budaya, bukan sekadar proyek sekali jalan.

7. Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Design thinking bisa dipakai di berbagai level strategi bisnis, contohnya:
Produk/jasa: bikin solusi yang sesuai dengan kebutuhan real konsumen.
Operasional: memperbaiki proses internal agar lebih efisien dan user-friendly.
Pemasaran: bikin campaign berdasarkan empati pada perilaku konsumen digital.
Strategi jangka panjang: perusahaan jadi lebih agile, adaptif, dan inovatif menghadapi perubahan pasar.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by FEROJAN BETHA -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Design thinking membantu organisasi melihat masalah dari sudut pandang pelanggan, sehingga mendorong terciptanya solusi kreatif, inovatif, dan relevan.
2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inovasi meningkatkan efisiensi, membuka peluang pasar baru, memperkuat daya saing, dan mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang.
3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Pemimpin perlu berani mengambil risiko, terbuka pada ide baru, mampu berkolaborasi, serta memberi ruang bagi tim untuk bereksperimen.
4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya yang terbuka, kolaboratif, dan mendukung kreativitas membuat design thinking lebih mudah diterapkan. Sebaliknya, budaya kaku menghambatnya.
5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Faktor penghambat bisa berupa birokrasi berlebihan, mindset takut gagal, kurangnya dukungan manajemen, dan fokus hanya pada keuntungan jangka pendek.
6. Langkah-Langkah Transformasi menuju Budaya Design Thinking
• Edukasi tim tentang design thinking
• Dorong kolaborasi lintas divisi
• Ciptakan ruang untuk eksperimen
• Hargai ide dan proses, bukan hanya hasil akhir
7. Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Dengan memahami kebutuhan pelanggan, mendefinisikan masalah utama, membuat ide kreatif, menguji prototipe, lalu menerapkannya dalam strategi bisnis agar lebih relevan dan berkelanjutan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by IBNU SINA 2411012031 -
1.Design thinking bantu organisasi berubah jadi lebih kreatif, adaptif, dan fokus ke manusia. Dari yang awalnya kaku dan birokratis, jadi lebih terbuka, kolaboratif, dan cepat menyesuaikan pasar.
2.Inovasi bikin bisnis lebih efisien, kompetitif, dan dekat dengan pelanggan. Dampaknya: kepuasan naik, pasar meluas, dan profit ikut meningkat.
3.Pemimpin inovatif harus terbuka, berani coba hal baru, bisa kerja lintas tim, pandai menginspirasi, dan memberi ruang buat tim bereksperimen tanpa takut salah.
4.Budaya yang inklusif dan terbuka dukung kreativitas. Sebaliknya, budaya kaku dan hierarkis bikin ide susah berkembang. Jadi, kultur inovatif = design thinking jalan.
5.Hambatan biasanya datang dari struktur kaku, resistensi perubahan, fokus jangka pendek, minim sumber daya, dan budaya takut gagal.
6. Edukasi & pelatihan, mulai dari proyek kecil, bangun tim lintas fungsi, integrasi ke strategi bisnis, dan evaluasi lalu scale up.
7.Dipakai buat strategi yang customer-centric, pengembangan produk relevan, ambil keputusan lebih tepat, dan ciptakan nilai unik. Hasilnya bisnis lebih adaptif dan berkelanjutan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Umar Al Faruq Gunadi -
1. Transformasi Organisasi Perubahan menyeluruh dalam cara kerja, struktur, dan budaya perusahaan agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis Inovasi bisa meningkatkan efisiensi, menarik pelanggan baru, dan membuat bisnis lebih kompetitif.

3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi Dilatih lewat pengalaman, kolaborasi, berpikir terbuka, dan keberanian mengambil risiko terukur.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain Budaya yang terbuka dan fleksibel mendukung kreativitas, sedangkan budaya kaku bisa menghambat ide baru.

5. Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi Faktor penghambat misalnya birokrasi rumit, takut gagal, manajemen yang terlalu konservatif, dan kurangnya dukungan sumber daya.

6. Langkah Transformasi menuju Budaya Design Thinking Dimulai dari empati ke pengguna, kolaborasi tim, eksperimen lewat prototipe, uji coba ide, lalu evaluasi berkelanjutan.

7. Aplikasi Design Thinking dalam Strategi Bisnis Digunakan untuk memahami kebutuhan pasar, menciptakan produk/layanan yang sesuai, dan membuat strategi lebih inovatif serta berpusat pada pelanggan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Ajeng Ayu Maulidiah -
1. Membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan melalui pendekatan kreatif, berpusat pada manusia, dan fokus solusi nyata.
2. Meningkatkan efisiensi, daya saing, kepuasan pelanggan, serta membuka peluang pasar baru
3. Melalui pembelajaran berkelanjutan, keberanian mengambil risiko, mendorong kolaborasi, dan memberikan ruang eksperimen.
4. Budaya terbuka dan kolaboratif mendukung kreativitas, sementara budaya kaku dapat menghambat penerapannya.
5. Birokrasi, resistensi perubahan, fokus jangka pendek, dan struktur hierarki yang kaku.
6. Membangun mindset terbuka, melatih karyawan, mendorong kolaborasi lintas tim, dan menerapkan proses iteratif.
7. Menggunakan empati pada pelanggan, ideasi kreatif, prototyping, dan pengujian untuk merumuskan strategi yang relevan dan inovatif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Rossa Inko Zahra Alwani - -
1. Pemikiran desain atau design thinking bisa dipandang sebagai alat penting dalam transformasi organisasi. Alasannya karena pendekatan ini mendorong organisasi untuk lebih fokus pada manusia, terutama pelanggan, sebagai pusat dari setiap keputusan. Dengan menggunakan empati, eksplorasi ide, dan uji coba cepat, organisasi yang awalnya kaku dan tradisional dapat berubah menjadi lebih fleksibel, kreatif, dan responsif terhadap perubahan. Transformasi ini bukan hanya soal cara kerja, tapi juga soal pola pikir yang lebih kolaboratif dan terbuka pada peluang baru.

2. Inisiatif inovasi biasanya memberikan dampak besar terhadap kinerja bisnis, baik secara internal maupun eksternal. Secara eksternal, inovasi membuat produk atau layanan lebih relevan dengan kebutuhan konsumen sehingga daya saing perusahaan meningkat. Sementara secara internal, inovasi bisa memperbaiki proses, menekan biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi. Hasil akhirnya adalah perusahaan lebih adaptif menghadapi persaingan dan mampu menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan

3. Kepemimpinan dalam konteks inovasi tidak hanya mengandalkan kemampuan manajemen biasa, tetapi lebih menekankan pada kemampuan mendorong kreativitas dan keberanian mengambil risiko. Seorang pemimpin inovatif harus bisa menciptakan lingkungan yang kondusif untuk bereksperimen, mendukung timnya dalam mengeksplorasi ide baru, serta memberikan inspirasi melalui visi yang jelas. Kepemimpinan semacam ini membuat tim merasa lebih percaya diri untuk berkolaborasi dan menghasilkan terobosan baru yang mendukung perkembangan organisasi.

4. Budaya perusahaan memiliki peran besar dalam keberhasilan implementasi design thinking. Jika budaya organisasi terlalu birokratis, konservatif, dan enggan mengambil risiko, maka penerapan pemikiran desain akan sulit berkembang. Sebaliknya, jika budaya perusahaan bersifat terbuka, kolaboratif, serta menghargai proses percobaan dan kegagalan, maka design thinking bisa berjalan dengan baik. Dengan kata lain, budaya perusahaan menjadi fondasi yang menentukan apakah pemikiran desain bisa bertumbuh atau justru terhambat.

5. Dalam praktiknya, ada beberapa kekuatan dalam perusahaan yang seringkali menghambat inovasi. Contohnya adalah hierarki yang terlalu kaku sehingga ide-ide baru sulit diteruskan ke pengambil keputusan. Selain itu, perusahaan yang hanya fokus pada keuntungan jangka pendek cenderung mengabaikan eksperimen yang berorientasi masa depan. Faktor lain adalah resistensi dari karyawan yang sudah nyaman dengan cara lama, ditambah birokrasi berlebihan yang memperlambat proses pengembangan ide. Semua ini membuat inovasi tidak berkembang meskipun potensinya besar.

6. Langkah-Langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking

1. Membangun mindset empati dengan menempatkan pelanggan sebagai pusat.
2. Menciptakan ruang untuk eksperimen, brainstorming, dan prototyping.
3. Mengurangi hambatan birokrasi agar ide bisa diuji lebih cepat.
4.Mendorong kolaborasi lintas divisi sehingga perspektif lebih beragam.
5. Memberikan dukungan nyata dari pimpinan sebagai contoh langsung.

7. Konsep design thinking dapat diterapkan dalam strategi bisnis dengan cara menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai titik awal perumusan strategi. Prosesnya dimulai dari riset yang mendalam untuk memahami masalah nyata konsumen, kemudian ide-ide solusi dikembangkan dan diuji melalui prototyping maupun pilot project. Strategi yang dibangun tidak bersifat kaku, melainkan adaptif dan siap berulang kali diperbaiki sesuai dinamika pasar. Dengan pendekatan ini, bisnis bisa lebih relevan, tangguh, dan berorientasi pada solusi yang benar-benar bermanfaat bagi pengguna.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Meylani Eka sabila - -
JAWABAN

1. Pemikiran desain (design thinking) adalah pendekatan berbasis solusi yang berpusat pada manusia dalam menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif. Dengan memahami kebutuhan pengguna, pemikiran desain membantu organisasi menciptakan solusi yang relevan dan bermanfaat. Dalam transformasi organisasi, pemikiran desain dapat digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menciptakan inovasi yang berdampak besar.

2. Inisiatif inovasi dapat memiliki dampak signifikan terhadap kinerja bisnis. Inovasi dapat membantu organisasi membedakan diri dari kompetitor, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan menciptakan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan, organisasi dapat meningkatkan pangsa pasar dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

3. Untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam inovasi, penting untuk mendorong kreativitas dan eksperimen, membangun kolaborasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir desain. Kepemimpinan dapat mendorong tim untuk mencoba ide-ide baru dan belajar dari kesalahan, serta membangun kerja sama antara berbagai departemen dan tim untuk menciptakan inovasi yang lebih efektif.

4. Budaya perusahaan dapat memiliki dampak signifikan terhadap pemikiran desain. Budaya yang mendorong kreativitas dan inovasi dapat membantu tim untuk menciptakan solusi yang lebih inovatif, sementara budaya yang mendorong kolaborasi dapat membantu tim untuk bekerja sama lebih efektif dan menciptakan solusi yang lebih baik.

5. Beberapa kekuatan korporat yang dapat menghambat inovasi adalah birokrasi yang kompleks, ketakutan akan risiko, dan kurangnya kolaborasi. Proses yang terlalu kompleks dapat memperlambat pengembangan inovasi, sementara ketakutan akan risiko dapat membuat organisasi enggan mencoba ide-ide baru. Kurangnya kolaborasi antara departemen juga dapat membuat inovasi kurang efektif.

6. Untuk melakukan transformasi menuju budaya design thinking, penting untuk memahami prinsip-prinsip design thinking, membangun tim yang kolaboratif, dan mengembangkan kemampuan berpikir desain. Dengan mempelajari dan memahami prinsip-prinsip design thinking, organisasi dapat menciptakan solusi yang lebih inovatif dan efektif.

7. Konsep design thinking dapat diaplikasikan dalam strategi bisnis dengan menggunakan pendekatan berbasis pengguna, mendorong kreativitas dan eksperimen, dan membangun kolaborasi. Dengan memahami kebutuhan pelanggan dan menciptakan solusi yang relevan dan bermanfaat, organisasi dapat meningkatkan kinerja bisnis dan menciptakan inovasi yang berdampak besar.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Puspita sari 2411012028 -
1. Design thinking itu bisa bikin organisasi berubah jadi lebih kreatif, nggak kaku, dan cepat menyesuaikan diri sama kebutuhan orang.
2. Kalau ada inovasi, bisnis biasanya jadi lebih lancar, produknya lebih menarik, dan pelanggan makin puas.
3. Seorang pemimpin inovatif perlu mendukung ide-ide baru, kasih kesempatan timnya buat coba hal berbeda, dan nggak gampang nge-judge kalau gagal.
4. Budaya perusahaan yang terbuka dan suka kerja sama bikin design thinking berkembang, tapi kalau budayanya kaku dan takut risiko, inovasi malah terhambat.
5. Inovasi sering terhambat karena aturan terlalu ribet, bos-bos takut ambil risiko, kurang dana atau SDM, serta adanya ego antar divisi.
6. Transformasi ke budaya design thinking dimulai dari ubah pola pikir, kasih pelatihan, dorong kerja sama, dan berani coba ide baru.
7. Design thinking dipakai dalam bisnis dengan memahami pelanggan, bikin ide, uji coba, lalu kembangkan jadi strategi nyata.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Pasya Ramadhani Nasir -
1. Jelaskan Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi!
Jawab :
Pemikiran desain (design thinking) adalah pendekatan yang berfokus pada manusia, empati, kreativitas, serta eksperimen untuk memecahkan masalah kompleks. Sebagai alat transformasi organisasi, design thinking membantu perusahaan berpindah dari pola pikir tradisional yang kaku ke pola pikir inovatif yang adaptif. Dengan mengedepankan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelanggan dan melibatkan kolaborasi lintas divisi, organisasi dapat mengubah cara kerja, menciptakan budaya terbuka terhadap ide baru, serta mendorong inovasi yang berkelanjutan.

2. Bagaimana Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis?
Jawab :
Inisiatif inovasi berdampak signifikan terhadap kinerja bisnis. Inovasi dapat meningkatkan efisiensi operasional, menciptakan produk dan layanan baru, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, inovasi juga memperkuat posisi kompetitif perusahaan di pasar dengan cara menghadirkan solusi yang unik dan relevan. Namun, dampaknya tidak selalu positif apabila inovasi tidak sejalan dengan strategi bisnis atau menghadapi resistensi internal. Oleh karena itu, inovasi perlu dikelola dengan tepat agar memberikan nilai tambah nyata bagi perusahaan.

3. Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi?
Jawab :
Keterampilan kepemimpinan dalam inovasi dapat dikembangkan melalui beberapa cara:
- Membangun mindset terbuka untuk menerima ide baru.
- Melatih empati agar pemimpin memahami kebutuhan pelanggan dan tim.
- Memberikan ruang otonomi kepada tim untuk bereksperimen.
- Mendorong kolaborasi lintas fungsi agar ide berkembang dari berbagai perspektif.
- Membangun keberanian mengambil risiko, karena inovasi seringkali berhadapan dengan ketidakpastian.
⁠Pemimpin yang inovatif bukan hanya memberi arahan, tetapi juga menjadi fasilitator perubahan budaya.

4. Bagaimana Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain?
Jawab :
Budaya perusahaan sangat memengaruhi keberhasilan penerapan pemikiran desain. Jika budaya organisasi mendukung kolaborasi, keterbukaan, dan keberanian mencoba, maka design thinking bisa berkembang dengan baik. Sebaliknya, budaya perusahaan yang kaku, hierarkis, dan terlalu fokus pada keuntungan jangka pendek akan menghambat munculnya ide baru. Budaya default yang terlalu dominan bahkan bisa membuat organisasi menolak inovasi. Karena itu, transformasi budaya sering kali menjadi syarat utama agar design thinking bisa berhasil.

5. Jelaskan Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi!
Jawab :
Ada tiga kekuatan utama korporat yang menghambat inovasi:
1. Gravitasi Korporasi yaitu kecenderungan perusahaan untuk kembali pada cara lama yang dianggap aman.
2. Sistem Imun Korporasi yaitu penolakan internal terhadap ide baru, karena dianggap mengancam kenyamanan atau kepentingan pribadi.
3. Miopia Korporasi yaitu pandangan sempit eksekutif yang terlalu percaya pada strategi lama, sehingga mengabaikan inovasi yang tidak sesuai dengan model bisnis tradisional.
⁠Ketiga kekuatan ini sering membuat perusahaan sulit beradaptasi dengan perubahan pasar.

6. Jelaskan Langkah-Langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking!
Jawab :
Ada empat tahapan utama transformasi menuju budaya design thinking:
1. Reveal (Mengungkap) yaitu mengidentifikasi faktor yang mendukung atau menghambat inovasi, termasuk aturan tak tertulis dan pola pikir lama.
2. Unhook (Melepaskan) yaitu melepaskan keyakinan lama yang tidak relevan, mendengarkan pelanggan, dan berhenti menyalahkan faktor eksternal.
3. Invent (Menciptakan) yaitu menentukan visi baru, nilai, serta sistem yang mendukung inovasi. Membentuk tim dan struktur baru yang inovatif.
4. Implement (Menerapkan) yaitu mengintegrasikan budaya baru dengan konsistensi melalui pelatihan, komunikasi, dan dukungan pemimpin.

7. Bagaimana Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis?
Jawab :
Konsep design thinking dapat diaplikasikan dalam strategi bisnis dengan cara:
- Menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai pusat strategi.
- Menggunakan pendekatan iteratif (uji coba–evaluasi–perbaikan) dalam pengembangan produk/layanan.
- Melibatkan berbagai fungsi organisasi untuk berkolaborasi.
- Mengintegrasikan empati, ideasi, dan prototipe ke dalam proses perencanaan strategis.
- Membangun budaya perusahaan yang terbuka terhadap risiko dan pembelajaran dari kegagalan.
Dengan demikian, design thinking tidak hanya menjadi metode, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan keunggulan kompetitif perusahaan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Shalwa Putri Ikhtiarini -
1. Pemikiran Desain (Design Thinking) sebagai alat transformasi organisasi adalah cara berpikir kreatif dan berpusat pada manusia (human-centered) yang dipakai untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan inovasi. Pemikiran desain digunakan bukan hanya untuk produk, tapi juga untuk mengubah cara kerja organisasi supaya lebih inovatif dan relevan.

2. - Meningkatkan efisiensi: proses jadi lebih cepat & hemat biaya.
- Meningkatkan nilai produk/jasa: lebih sesuai kebutuhan konsumen.
- Mendorong daya saing: bisnis lebih unggul dari kompetitor.
- Meningkatkan profit & pertumbuhan: karena ada pasar baru atau kepuasan pelanggan lebih tinggi.

3. - Berpikir terbuka & visioner: siap menerima ide baru.
- Mendorong kolaborasi: melibatkan tim lintas bidang.
- Semangat belajar & adaptif: cepat menyesuaikan dengan perubahan.

4. Budaya perusahaan sangat memengaruhi pemikiran desain: jika budayanya terbuka, kolaboratif, dan berani coba hal baru, pemikiran desain bisa berkembang. Tetapi jika kaku dan takut gagal, inovasi jadi terhambat.

5. Analisis kekuatan korporat yang menghambat inovasi itu melihat faktor internal perusahaan yang membuat ide baru susah berkembang, misalnya:
- Birokrasi berlebihan: keputusan lambat.
- Budaya takut gagal: karyawan enggan coba hal baru.
- Fokus pada keuntungan jangka pendek: inovasi jangka panjang diabaikan.
- Silo antar divisi: kurang kolaborasi.

6. 1) Mindset shift: ubah pola pikir jadi customer-centric & terbuka.
2) Pelatihan & edukasi: latih karyawan tentang design thinking.
3) Kolaborasi lintas tim: dorong kerja sama antar divisi.
4) Mulai dari proyek kecil: uji coba lalu skalakan.
5) Bangun budaya eksperimen: izinkan trial & error tanpa takut gagal.

7. 1) Empathize: pahami kebutuhan pelanggan.
2) Define: rumuskan masalah utama bisnis.
3) Ideate: cari ide solusi kreatif.
4) Prototype: buat model/konsep produk atau layanan.
5) Test: uji ke pengguna & perbaiki.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Maula Wulandari -

1. Pemikiran Desain adalah pendekatan kreatif berbasis empati untuk menyelesaikan masalah kompleks, melalui tahap empati, definisi, ideasi, prototipe, dan pengujian. Ini mentransformasi organisasi dari kaku menjadi lincah dan kolaboratif, mengurangi resistensi perubahan serta meningkatkan inovasi dan efisiensi, seperti di IBM dan Airbnb. Keberhasilan bergantung pada komitmen kepemimpinan untuk strategi integrasi.

2. Inisiasi inovasi meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar, seperti Netflix yang tumbuh melalui streaming. Menurut McKinsey, perusahaan inovatif berkembang lebih cepat. Inovasi proses mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas seperti Toyota, dan retensi pelanggan lebih tinggi berdasarkan Harvard Business Review. Kegagalan berisiko kerugian, sehingga dikelola dengan KPI ROI untuk keunggulan kompetitif jangka panjang.


3. Pengembangan keterampilan kepemimpinan inovasi meliputi lokakarya pelatihan Pemikiran Desain, mentoring, umpan balik 360 derajat, dan pengalaman proyek nyata untuk memikirkan pola kegagalan cepat, seperti program Google. Dukung budaya toleran kegagalan menggunakan kerangka CCL. Hasilnya, tingkatkan inovasi organisasi, sebagaimana pada Elon Musk di Tesla.


4. Budaya terbuka dan kolaboratif seperti di Pixar mempercepat inovasi dan keluaran kreatif, menurut Deloitte. Sebaliknya, budaya hierarkis atau birokratis menghambat inisiatif dan picu ketakutan risiko, seperti Kodak. Prioritas profit jangka pendek mengabaikan Pemikiran Desain. Solusinya: transformasi melalui dukungan pimpinan dan penghargaan untuk tingkatkan kepuasan karyawan.


5. Kekuatan korporat sering jadi paradoks penghambat: hierarki memperlambat keputusan (General Electric), dominasi pasar picu dilema inovator (Kodak), budaya konservasi menghindari risiko (Harvard Business Review). Sumber daya berlebih menyebabkan inefisiensi. Analisis melalui audit MIT Sloan (survei, evaluasi kegagalan, benchmarking); solusi: inovasi disruptif seperti spin-off di 3M.


6. Transformasi budaya Pemikiran Desain (1-3 tahun): mulai penilaian dan komitmen pimpinan melalui pelatihan. Latih karyawan workshop IDEO pada tim percontohan (3-6 bulan). Integrasikan rutinitas dengan alat seperti Miro (6-12 bulan). Ukur prototipe KPI, seperti Procter & Gamble. Skalakan tahunan dengan umpan balik dan komunikasi transparan.


7. Integrasikan Pemikiran Desain ke strategi melalui empati pemangku kepentingan, ideasi alternatif, dan prototipe simulasi, seperti iPhone Apple. Mengurangi waktu lintas fungsi melalui pemetaan perjalanan pelanggan, mengurangi kegagalan risiko menurut Boston Consulting Group. Ukur dengan NPS dan saluran inovasi, misalnya PepsiMeningkatkan pendapatan melalui keingintahuan. Atasi silo dengan dukungan pimpinan dan pendekatan bertahap.

In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by ananda ayu lestari 2411012029 -
1. Design thinking membantu organisasi berubah dengan cara melihat masalah dari sudut pandang pengguna, mendorong kreativitas, dan menciptakan solusi yang relevan. Dengan begitu, perusahaan jadi lebih adaptif dan tidak kaku menghadapi perubahan

2. Inovasi memberi dampak pada bisnis. Misalnya, mempercepat proses kerja, menekan biaya, atau menciptakan layanan baru yang lebih disukai pelanggan. Jika dijalankan konsisten, inovasi dapat meningkatkan daya saing, memperkuat posisi merek, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan pendapatan jangka panjang.

3. Pemimpin inovatif harus bisa mendengarkan, terbuka terhadap ide, dan memberi ruang bagi tim untuk mencoba hal baru. Keterampilan penting yang perlu dikembangkan antara lain keberanian mengambil risiko, kemampuan memberi motivasi, dan kebiasaan mendorong kolaborasi.

4.Budaya perusahaan berperan besar dalam keberhasilan design thinking. Budaya yang fleksibel, mendukung eksperimen, serta menghargai keberagaman ide akan mempercepat penerapan design thinking. Sebaliknya, jika budaya perusahaan tertutup, terlalu hierarkis, atau takut gagal, maka ide inovatif sulit berkembang.

5. Ada beberapa faktor internal yang sering jadi penghambat, misalnya: birokrasi yang panjang, aturan ketat yang membuat ide sulit diwujudkan, fokus berlebihan pada keuntungan jangka pendek, atau kurangnya dukungan pimpinan. Selain itu, rasa takut gagal juga sering membuat karyawan enggan mencoba hal baru

6.Meningkatkan kesadaran dan pelatihan design thinking, Memberi ruang untuk eksperimen, Mengubah sistem kerja agar lebih kolaboratif, Mendukung kegagalan sebagai proses belajar


7.Konsep design thinking bisa diterapkan dengan menjadikan pelanggan sebagai pusat strategi. Caranya, memahami kebutuhan mereka lebih dalam melalui riset, lalu merancang solusi yang inovatif dan bernilai tambah. Dengan begitu, strategi bisnis tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan berkelanjutan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Claudia Najwa Hidayat_2451012013 -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Pemikiran desain (Design Thinking) mentransformasi organisasi dengan menggeser fokus dari produk/internal ke manusia/eksternal (user-centric). Metode ini memperkenalkan budaya kolaborasi, eksperimen, dan pembelajaran dari kegagalan, sehingga organisasi menjadi lebih lincah, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis?
• Meningkatkan pendapatan melalui produk/layanan baru dan diferensiasi.
• Mengurangi biaya via efisiensi proses.
• Meningkatkan loyalitas pelanggan dan pangsa pasar.
• Menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Dengan menjadi pemimpin yang melayani (servant leader) :
• Memberi ruang aman untuk bereksperimen dan gagal.
• Mendorong rasa keingin tahuan ingin tahu.
• Memberdayakan tim dengan otonomi dan sumber daya.
• Memimpin dengan contoh dengan terlibat langsung dalam proses inovasi.

4. Bagaimana dampak budaya perusahaan terhadap pemikiran desain?
Budaya perusahaan adalah penentu utama keberhasilan pemikiran desain.
• Budaya yang menghambat: Hierarki kaku, takut gagal, dan silo departemen akan membunuh prinsip empati, kolaborasi, dan eksperimen dalam design thinking.
• Budaya yang mendukung: Terbuka, kolaboratif, dan berorientasi pada pembelajaran akan menjadi tanah subur bagi penerapan design thinking.

5. Jelaskan analisis kekuatan korporat yang menghambat inovasi!
Kekuatan korporat yang justru bisa menghambat inovasi (disebut "Inovator's Dilemma") adalah :
• Proses dan Efisiensi yang Terlampau Kaku: Proses baku membunuh kreativitas dan eksperimen cepat.
• Fokus Berlebihan pada Pelanggan Utama: Mengabaikan pasar baru yang disruptif.
• Hemat Biaya (Penekanan pada Cost Cutting): Mengurangi anggaran untuk R&D dan proyek inovasi jangka panjang.
• Model Bisnis yang Sudah Sukses: Keengganan untuk mengubah model yang sudah menguntungkan.

6. Jelaskan langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking!
Langkah transformasinya :
a. Komitmen dari Atas: Dimulai dari dukungan penuh leadership.
b. Edukasi & Pelatihan: Memperkenalkan metode dan mindset design thinking ke seluruh karyawan.
c. Pilot Projec t: Menerapkan pada proyek nyata untuk membuktikan manfaatnya.
d. Membangun Infrastruktur : Membentuk tim khusus, ruang kolaborasi, dan alokasi waktu untuk inovasi.
e. Skala & Institusionalisasi : Menyebarkan praktiknya ke seluruh departemen dan menjadikannya bagian dari DNA organisasi.

7. Bagaimana mengaplikasikan konsep design thinking dalam strategi bisnis?
Dengan menggunakan fase design thinking untuk membentuk dan mengeksekusi strategi :
• Empati : Pahami kebutuhan pelanggan dan pasar secara mendalam sebagai dasar strategi.
• Definisi : Rumuskan ulang masalah bisnis atau peluang dari sudut pandang pengguna.
• Ideasi : Ciptakan berbagai opsi strategi dan solusi bisnis yang luas.
• Prototipe : Uji coba strategi dalam skala kecil (misal: pilot project, MVP).
• Uji Coba : Kumpulkan feedback nyata, pelajari, dan sesuaikan strategi sebelum implementasi penuh.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Naufal Abbad Ihsanuddin . -
1.Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi
Pemikiran Desain (Design Thinking) mentransformasi organisasi dengan menggeser fokus ke empati dan pemahaman mendalam terhadap pengguna. Metodologi ini mendorong eksperimen cepat dan kolaborasi lintas fungsi, yang memungkinkan organisasi untuk secara fundamental merancang ulang sistem, layanan, dan strategi agar menjadi lebih adaptif, inovatif, dan berpusat pada manusia (human-centered).

2.Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis
Inisiatif inovasi secara langsung meningkatkan kinerja bisnis melalui tiga hal utama: peningkatan pendapatan (dari produk/layanan baru), pengurangan biaya (dari inovasi proses), dan perluasan pangsa pasar. Dampaknya adalah penguatan keunggulan kompetitif, peningkatan nilai merek, dan jaminan keberlanjutan jangka panjang di pasar yang dinamis.

3.Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Pengembangan kepemimpinan inovasi berfokus pada kemampuan untuk mengelola ketidakpastian dan menginspirasi risiko yang terukur. Pemimpin harus menciptakan visi yang jelas, membangun tim yang aman secara psikologis untuk bereksperimen, dan memfasilitasi pembelajaran cepat dari kegagalan. Keterampilan intinya adalah pemberdayaan dan alokasi sumber daya strategis.

4.Dampak Budaya Perusahaan terhadap Pemikiran Desain
Budaya perusahaan adalah fondasi bagi Design Thinking. Budaya yang terbuka, kolaboratif, dan toleran terhadap kegagalan akan memelihara metodologi ini. Sebaliknya, budaya hierarkis dan penghindaran risiko tinggi akan menjadi penghambat karena menekan empati, eksperimen, dan kolaborasi yang merupakan inti dari Design Thinking.

5.Analisis Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi
Kekuatan yang menghambat inovasi seringkali adalah birokrasi berlebihan, proses pengambilan keputusan yang lambat, keengganan mengambil risiko demi melindungi core business, dan silo organisasi yang membatasi pertukaran ide. Selain itu, fokus berlebihan pada KPI jangka pendek juga menghalangi investasi transformatif.

6.Langkah-Langkah Transformasi Menuju Budaya Design Thinking
Transformasi dimulai dengan komitmen kuat dari kepemimpinan dan pelatihan intensif. Langkah-langkahnya meliputi: penciptaan proyek percontohan untuk praktik nyata, modifikasi proses internal (seperti budgeting) agar mendukung eksperimen, dan pengakuan terhadap perilaku kolaboratif dan inovatif.

7.Mengaplikasikan Konsep Design Thinking dalam Strategi Bisnis
Design Thinking mengaplikasikan strategi bisnis dengan menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai titik tolak utama. Proses ini menggunakan Empati untuk mengidentifikasi pain points tersembunyi, kemudian membuat prototipe solusi strategis baru (seperti model bisnis) secara cepat dan mengujinya secara berulang, memastikan strategi yang dihasilkan valid, diinginkan, layak, dan berpusat pada pelanggan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Najwa Ardelia Azzahra -
1. Design thinking menjadi alat perubahan organisasi karena mampu menggeser cara kerja dari yang berlandaskan asumsi menuju pendekatan yang lebih berfokus pada pengalaman nyata pengguna. Dengan menekankan empati, eksplorasi ide kreatif, pembuatan prototipe, dan pengujian berulang, organisasi terdorong untuk lebih adaptif, terbuka, dan kolaboratif. Perubahan ini membuat budaya kerja semakin inovatif dan menghasilkan solusi yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.

2. Inisiatif inovasi berdampak langsung terhadap kinerja bisnis karena dapat meningkatkan pendapatan, memperbaiki efisiensi, serta memperkuat posisi kompetitif. Melalui produk atau layanan baru, perusahaan bisa menarik pelanggan baru sekaligus menjaga loyalitas pelanggan lama. Selain itu, inovasi memberi kelincahan organisasi dalam menghadapi dinamika pasar sehingga risiko tertinggal dari pesaing dapat ditekan.

3. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam inovasi menuntut pemimpin untuk menciptakan lingkungan yang mendorong kreativitas dan memberi ruang aman bagi eksperimen. Kemampuan komunikasi terbuka, keberanian mengambil risiko, serta kesediaan menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran menjadi aspek penting. Dengan keterampilan ini, pemimpin dapat membangun tim yang percaya diri untuk terus mencari solusi terbaik.

4. Budaya perusahaan memiliki pengaruh besar terhadap penerapan design thinking. Lingkungan kerja yang mendukung ide-ide baru, menghargai keragaman pandangan, serta memberi toleransi terhadap risiko akan mempercepat berkembangnya pola pikir desain. Sebaliknya, budaya yang birokratis, hierarkis, dan kaku cenderung menghambat lahirnya gagasan inovatif.

5. Kekuatan yang dimiliki perusahaan terkadang menjadi penghalang bagi inovasi. Keberhasilan di masa lalu sering menciptakan rasa puas sehingga mengurangi keberanian untuk berubah. Struktur organisasi yang besar dan dipenuhi aturan ketat juga memperlambat pengambilan keputusan, sehingga ide-ide baru kerap tertahan sebelum bisa dijalankan.

6. Langkah transformasi menuju budaya design thinking perlu dilakukan secara bertahap, dimulai dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami pengguna. Setelah itu, kolaborasi lintas tim dapat digalakkan melalui proyek inovasi kecil yang berfungsi sebagai percobaan. Perusahaan juga perlu menyediakan ruang dan dukungan untuk prototyping dan eksperimen, yang diperkuat dengan kepemimpinan suportif dan sistem penghargaan bagi keberanian mencoba.

7. Aplikasi design thinking dalam strategi bisnis terlihat ketika perusahaan menjadikannya dasar dalam setiap pengambilan keputusan. Pendekatan ini tidak hanya menekankan analisis data, tetapi juga berusaha memahami kebutuhan emosional pelanggan. Dengan menguji ide melalui prototipe sebelum peluncuran, strategi yang dihasilkan menjadi lebih tepat sasaran, relevan, dan berkontribusi dalam membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Azizah Syandia -
1. Desain berpikir mentransformasi organisasi dengan menggeser fokus ke pendekatan manusia-sentris, kolaborasi multidisiplin, dan budaya eksperimen iteratif, sehingga organisasi menjadi lebih adaptif dan inovatif.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja BisnisInisiatif inovasi yang menerapkan desain berpikir meningkatkan kinerja bisnis melalui solusi yang lebih bernilai bagi pengguna, efisiensi proses, dan diferensiasi produk yang menciptakan keunggulan kompetitif.

3. Kepemimpinan inovasi dikembangkan dengan mendorong eksperimen, membangun tim multidisiplin, dan memimpin dengan contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip desain berpikir seperti empati dan iterasi.

4. Budaya perusahaan yang terbuka, kolaboratif, dan berorientasi pada pengguna memperkuat penerapan desain berpikir, sementara budaya yang kaku dan menghindari risiko menjadi penghambat utamanya.

5. Kekuatan korporat yang menghambat inovasi meliputi budaya menghindari risiko, struktur organisasi yang kaku, keterikatan pada model bisnis lama, dan kurangnya integrasi desain dalam strategi.

6. Transformasi menuju budaya desain berpikir melibatkan komitmen leadership, pelatihan metode desain, penerapan praktik kolaboratif, integrasi desain ke proses inti, dan pengukuran hasil inovasi.

7. Desain berpikir diaplikasikan dalam strategi bisnis melalui alat seperti business model canvas, penelitian pengguna mendalam, prototipe cepat untuk menguji asumsi, dan pembingkaian ulang masalah bisnis menjadi peluang inovasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Nafila Neisya Zahra -
1. Jelaskan Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi !
Pemikiran desain (design thinking) bisa menjadi alat transformasi organisasi karena pendekatan ini mendorong perusahaan untuk melihat masalah dari sudut pandang pengguna. Dengan cara itu, organisasi lebih adaptif, kreatif, dan responsif terhadap perubahan pasar. Transformasi terjadi ketika perusahaan tidak hanya fokus pada efisiensi, tapi juga pada penciptaan solusi inovatif yang benar-benar dibutuhkan pelanggan.

2. Bagaimana Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis ?
Inisiatif inovasi dapat meningkatkan kinerja bisnis dengan menghadirkan produk, layanan, atau proses baru yang memberi nilai tambah. Dampaknya bisa berupa peningkatan daya saing, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, hingga pertumbuhan pendapatan. Tanpa inovasi, perusahaan berisiko tertinggal karena kebutuhan dan preferensi pelanggan selalu berubah.

3. Bagaimana mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi
Keterampilan kepemimpinan dalam inovasi dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung dalam memimpin proyek, kemampuan berkolaborasi lintas tim, serta keberanian mengambil risiko. Seorang pemimpin inovatif juga perlu memiliki empati, keterbukaan terhadap ide baru, dan kemampuan memberi ruang bagi tim untuk bereksperimen. Jadi, bukan hanya soal mengarahkan, tapi juga menginspirasi.

4. Bagaimana dampak budaya perusahaan terhadap pemikiran desain ?
Budaya perusahaan yang terbuka, kolaboratif, dan menghargai kreativitas akan mempercepat penerapan pemikiran desain. Sebaliknya, budaya yang terlalu birokratis atau kaku bisa menghambat proses eksplorasi ide dan eksperimen. Artinya, budaya perusahaan menjadi pondasi penting apakah design thinking bisa berjalan efektif atau hanya jadi wacana.

5. Jelaskan analisis kekuatan korporat yang menghambat inovasi !
Kekuatan korporat yang bisa menghambat inovasi biasanya muncul dari struktur hierarki yang terlalu kaku, kepemimpinan yang takut risiko, serta pola pikir “status quo”. Selain itu, fokus berlebihan pada keuntungan jangka pendek juga bisa membuat perusahaan enggan berinvestasi pada ide baru. Hambatan ini harus diidentifikasi supaya bisa diatasi dengan strategi yang tepat.

6. Jelaskan langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking !
Langkah-langkahnya antara lain: (1) membangun mindset empati di semua level organisasi, (2) melatih karyawan dalam metode design thinking, (3) menciptakan ruang untuk berkolaborasi dan bereksperimen, (4) memberi dukungan manajemen terhadap ide baru, dan (5) mengintegrasikan design thinking dalam strategi perusahaan. Transformasi ini butuh waktu, tapi hasilnya bisa membawa organisasi lebih inovatif.

7. Bagaimana mengaplikasikan konsep design thinking dalam strategi bisnis ?
Konsep design thinking dapat diaplikasikan dalam strategi bisnis dengan menjadikan pelanggan sebagai pusat pengambilan keputusan. Misalnya, sebelum meluncurkan produk, perusahaan melakukan tahap empati dan prototyping untuk memastikan solusi sesuai kebutuhan pasar. Selain itu, design thinking membantu perusahaan menemukan peluang baru, menyusun strategi jangka panjang yang fleksibel, dan tetap relevan di tengah perubahan lingkungan bisnis.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Nadine Aurelia Iskandar - -
1. Pemikiran Desain sebagai Alat Transformasi Organisasi :
Pemikiran desain (design thinking) bisa menjadi alat transformasi organisasi karena membantu perusahaan melihat masalah dari sudut pandang baru. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga pada pengalaman pengguna dan cara kerja internal. Dengan design thinking, organisasi belajar untuk lebih kreatif, kolaboratif, dan berani bereksperimen sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar yang cepat.

2. Dampak Inisiatif Inovasi terhadap Kinerja Bisnis:
Inisiatif inovasi biasanya membawa dampak positif bagi kinerja bisnis. Melalui inovasi, perusahaan bisa menemukan produk atau layanan baru, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat daya saing. Dampak akhirnya terlihat pada peningkatan kepuasan pelanggan, loyalitas, serta pertumbuhan pendapatan. Namun, inovasi juga bisa berisiko jika tidak dikelola dengan baik, misalnya menghabiskan sumber daya tanpa hasil yang jelas.

3. mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan dalam Inovasi :
Keterampilan kepemimpinan dalam inovasi dapat dikembangkan melalui beberapa cara, seperti belajar berpikir terbuka, mampu menerima ide baru, dan mendorong budaya berkolaborasi. Seorang pemimpin inovatif juga perlu berani mengambil risiko, memberi ruang bagi tim untuk bereksperimen, serta pandai menginspirasi orang lain agar percaya pada visi perubahan. Selain itu, pengalaman nyata dari proyek-proyek inovasi juga sangat membantu membentuk kepemimpinan yang kuat.

4. dampak budaya perusahaan terhadap pemikiran desain :
Budaya perusahaan sangat memengaruhi keberhasilan pemikiran desain. Jika budaya organisasi terbuka, mendukung kreativitas, dan tidak takut gagal, maka design thinking bisa berkembang dengan baik. Sebaliknya, jika budaya perusahaan terlalu kaku, hierarkis, dan tidak memberi ruang untuk ide baru, maka pemikiran desain akan sulit diimplementasikan meskipun alat atau metodenya tersedia.

5. analisis kekuatan korporat yang menghambat inovasi :
Beberapa kekuatan dalam organisasi justru bisa menjadi penghambat inovasi. Misalnya, struktur birokrasi yang terlalu panjang membuat ide sulit dieksekusi cepat. Dominasi pemimpin yang tidak mau mendengar pendapat bawahan juga bisa mematikan kreativitas. Selain itu, ketergantungan pada pola kerja lama dan rasa takut akan risiko sering membuat perusahaan enggan mencoba sesuatu yang baru.

6. langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking :
Transformasi menuju budaya design thinking bisa dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
Mengubah pola pikir manajemen agar lebih terbuka pada ide baru.
Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang metode design thinking.
Membuat ruang kolaborasi yang mendorong kreativitas.
Menerapkan pendekatan design thinking dalam proyek nyata.
Menghargai proses belajar, termasuk kegagalan.
Menjadikan design thinking sebagai bagian dari strategi perusahaan, bukan sekadar tren.

7. Cara mengaplikasikan konsep design thinking dalam strategi bisnis :
Konsep design thinking bisa diaplikasikan dalam strategi bisnis dengan cara menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian. Setiap keputusan strategis harus berangkat dari pemahaman terhadap kebutuhan dan pengalaman pengguna. Selain itu, perusahaan dapat menggunakan design thinking untuk menemukan solusi kreatif, menguji ide secara cepat (prototyping), lalu memperbaikinya berdasarkan umpan balik. Dengan cara ini, strategi bisnis menjadi lebih adaptif, inovatif, dan relevan dengan kondisi pasar.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Atikah Mardhiyah -
1. Pemikiran desain sebagai alat transformasi organisasi, design thinking dapat membantu organisasi beradaptasi dengan adanya perubahan melalui pendekatan kreatif, kolaboratif, dan berfokus pada kebutuhan penggunanya sehingga mampu menciptakan solusi inovatif.
2. Dampak inisitif inovasi terhadap kinerja bisnis, adanya inovasi tentu akan meningkatkan daya saing, efisiensi, dan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan pendapatan serta keberlanjutan dalam bisnis.
3. Mengembangan keterampilan kepemimpinan dalam inovasi, seorang pemimpin perlu melatih empatinya, berkomunikasi secara terbuka, memiliki kemampuan mengambil risiko, serta membangun tim yang mendukung eksperimen dan kreativitas
4. Dampak budaya perusahaan terhadap pemikiran desain, budaya kerja yang terbuka, kolaboratif, dan toleran terhadap kegagalan mendukung penerapan design thinking, sebaliknya budaya yang kaku dapat menghambatnya.
5. Analisis kekuatan korporat yang menghambaf inovasi, hambatan bisa datang dari hierarki yang terlalu kaku, resistensi terhadap perubahan, serta fokus jangka pendek pada keuntungan.
6. Langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking, dimulai dari edukasi karyawan, mendorong adanya kolaborasi lintas tim, menyediakan ruang untuk bereksperimen, hingga memasukkan design thinking ke dalam perusahaan.
7. Aplikasi design thinking dalam strategi bisnis, dalam konsep ini bisa diterapkan dengan memahami kebutuhan pasar, menciptakan prototipe solusi, menguji ide secara langsung, kemudian mengintegrasikan hasilnya ke dalam model bisnisnya.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Sevina Meisari -
1. Design thinking adalah pendekatan kreatif yang berfokus pada pemecahan masalah dengan memahami kebutuhan pengguna secara mendalam. Dalam organisasi, pendekatan ini membantu menciptakan inovasi yang lebih relevan dengan pasar dan meningkatkan kolaborasi antar tim. Dengan design thinking, organisasi bisa menciptakan solusi yang lebih efisien dan adaptif terhadap perubahan, serta memperbaiki cara tim bekerja, yang berujung pada perubahan budaya kerja yang lebih terbuka dan inovatif.
2. Inovasi dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap kinerja bisnis. Dengan mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih relevan, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, serta memperluas pangsa pasar. Inovasi juga memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan meningkatkan kepuasan mereka, yang berujung pada keuntungan yang lebih tinggi dan daya saing yang lebih kuat di pasar.
3. Kepemimpinan yang efektif dalam inovasi membutuhkan pemimpin yang dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan eksperimen. Pemimpin harus mampu mendorong kolaborasi antar tim, memberi ruang untuk ide-ide baru, dan tidak takut dengan kegagalan. Selain itu, pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan untuk membuat keputusan cepat dan tepat dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif serta memberi dukungan yang cukup agar inovasi tersebut berhasil.
4. Budaya perusahaan yang terbuka dan mendukung sangat mempengaruhi penerapan design thinking. Jika perusahaan memiliki budaya yang kolaboratif, menghargai kreativitas, dan terbuka terhadap perubahan, karyawan akan merasa lebih nyaman untuk mengemukakan ide baru dan berinovasi. Sebaliknya, perusahaan dengan budaya yang kaku dan berfokus pada prosedur bisa menghambat penggunaan design thinking karena karyawan merasa terhalang oleh aturan yang ada dan enggan mengambil risiko.
5. Beberapa faktor dalam perusahaan dapat menghambat inovasi, seperti birokrasi yang berlebihan, struktur organisasi yang terlalu kaku, dan ketakutan akan kegagalan. Selain itu, kurangnya dukungan dari manajemen senior dan keengganan untuk mengambil risiko juga dapat menghambat inovasi. Organisasi perlu menciptakan iklim yang lebih terbuka terhadap eksperimen dan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpikir kreatif agar inovasi dapat berkembang dengan baik.
6. Transformasi menuju budaya design thinking memerlukan beberapa langkah penting. Dimulai dengan membangun kesadaran di seluruh organisasi tentang pentingnya pemikiran kreatif dan kolaboratif. Kemudian, perusahaan harus mendorong kolaborasi antar tim lintas fungsi dan memberi pelatihan terkait metodologi design thinking. Dukungan penuh dari manajemen puncak juga sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perubahan budaya ini berjalan dengan baik. Terakhir, organisasi harus menciptakan ruang yang aman untuk eksperimen dan menerima kegagalan sebagai bagian dari proses inovasi.
7. Design thinking dapat diintegrasikan dalam strategi bisnis dengan cara yang lebih berfokus pada pemahaman kebutuhan pelanggan. Proses design thinking yang meliputi empati, ideasi, prototyping, dan pengujian dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih relevan dan efektif. Dengan menguji ide secara cepat, menerima umpan balik, dan mengadaptasi solusi sesuai dengan kebutuhan pasar, perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan strategi bisnis yang lebih efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Mochammad Chairussyamil -
1. Pemikiran Desain (Design Thinking) sebagai Alat Transformasi:
- Pendekatan berpusat pada manusia yang mengubah mindset, proses kerja, dan penciptaan nilaiorganisasi.
- Mendorong budaya empati, eksperimen, dan kolaborasi untuk memecahkan masalah kompleks.

2. Dampak Inisiatif Inovasi:
- Meningkatkan pendapatan (produk baru), efisiensi (pengurangan biaya), daya saing, dan kepuasan pelanggan.

3. Mengembangkan Kepemimpinan Inovasi:
- Menciptakan visi inovasi yang jelas.
- Mendorong eksperimen dan memiliki toleransi kegagalan.
- Membangun tim lintas fungsi yang otonom.

4. Dampak Budaya Perusahaan terhadap Design Thinking:
- Budaya Terbuka & Kolaboratif = Mempercepat adopsi Design Thinking.
- Budaya Hirarkis & Anti-risiko = Menghambat Design Thinking secara signifikan.

5. Kekuatan Korporat yang Menghambat Inovasi:
- Fokus berlebihan pada efisiensi jangka pendek.
- Struktur hirarkis dan proses birokrasi yang kaku.
- Toleransi risiko yang sangat rendah.

6. Langkah Transformasi Budaya Design Thinking:
- Pelatihan dan proyek percontohan (pilot projects).
- Perubahan struktur dan proses untuk mendukung eksperimen.
- Kepemimpinan menjadi teladan.

7. Aplikasi Design Thinking dalam Strategi Bisnis:
- Digunakan untuk penemuan peluang (identifikasi kebutuhan tak terucapkan).
- Memvalidasi model bisnis melalui prototyping dan testing sebelum investasi besar.
- Menciptakan strategi yang adaptif dan berpusat pada pelanggan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Debi Aryani -
1. Pemikiran desain (design thinking) sebagai alat transformasi organisasi berarti menjadikan prinsip-prinsip kreatif, kolaboratif, dan berpusat pada manusia (human-centered) sebagai pendekatan utama dalam mengubah cara organisasi bekerja, berinovasi, dan melayani
1. menggeser mindset organisasi: dari berorientasi proses menjadi berorientasi pada pengguna klien
2. mendorong inovasi dan kreativitas dimana menggali masalah secara mendalam

2. inisiatif inovasi terhadap kinerja bisnis sangat besar. inovasi bukan sekedaf menciptakan produk baru, tapi juga memperbaiki proses, model bisnis, layanan hingga pengalaman pelanggan, dengan dampak: 1. meningkatkan daya saing, dimana inovasi mampu menawarkan sesuatu yg berbeda dari pesaing 2. efisiensi operasional, inovasi dapat menekan biaya produksi hingga mempercepat waktu pelayanan 3. pertumbuhan pendapatan, inovasi dapat membuka sumber pendapatan baru.

3. berikut cara mengembangkannya:
1. berpikir visioner dan adaptif, pemimpin harus mampu melihat tren masa dan mengarahkan ke arah yang relevan
2. mengasah empati, inovasi berawal dari pemahaman terhadap kebutuhan pengguna dan tim

4. Budaya perusahaan sangat memengaruhi keberhasilan penerapan pemikiran desain. Jika budaya perusahaan terbuka terhadap ide baru, kolaboratif, dan mendorong keberanian untuk bereksperimen, maka proses design thinking akan lebih mudah diterapkan karena karyawan merasa aman menyampaikan gagasan dan mencoba solusi inovatif. Sebaliknya, budaya yang kaku, hierarkis, dan takut akan kegagalan dapat menghambat kreativitas serta mengurangi partisipasi tim dalam mengeksplorasi solusi.

5. Analisis kekuatan korporat yang menghambat inovasi dapat dilihat dari beberapa faktor internal yang biasanya melekat pada organisasi besar, seperti:
1. birokrasi dan struktur hierarkis, proses birokratis membuat ide baru lambat dieksekusi, sehingga momentum inovasi bisa hilang
2. budaya takut gagal, jika budaya perusahaan lebih menghargai stabilitas daripada eksperimen, hingga karyawan enggan mengambil risiko
3. fokus pada keuntungan jangka pendek, Tekanan untuk mencapai target finansial cepat sering membuat perusahaan enggan berinvestasi pada proyek jangka panjang yang berisiko, meskipun berpotensi inovatif.

6. langkah-langkah transformasi menuju budaya design thinking adalah:
1. membangun kesadaran dan pemahaman, organisasi perlu memperkenalkan prinsip-prinsip design thinking kepada seluruh karyawan melalui pelatihan, workshop, atau studi kasus
2. Dukungan dari Kepemimpinan, pimpinan harus mendaji role model yang dapat mendorong inovasi, berani mengambil resiko dan terbuka terhadap ide baru.
3. Menciptakan Lingkungan Kolaboratif, Ruang kerja fisik maupun virtual sebaiknya dirancang agar memudahkan kolaborasi, brainstorming, dan berbagi ide.
4. Menerapkan Proses Iteratif, biasakan tim untuk menggunakan tahapan design thinking
5. mendorong toleransi terhadap kegagalan, kegagalan dianggap sebagai pembelajaran penting untuk menemukan solusi yang lebih baik.

7. Mengaplikasikan konsep design thinking dalam strategi bisnis berarti mengintegrasikan cara berpikir kreatif, berpusat pada manusia, dan berbasis eksperimen ke dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan organisasi. Berikut langkah-langkahnya:
1. empati, memahami pelanggan dan stakeholder
2. Define, merumuskan masalah bisnis yang tepat
3. ideasi, menghasilkan solusi kreatif
4. prototype, merancang konsep strategi dalam skala kecil
5. Test, mencoba dan mengukur efektivitas
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI 7

by Alya Raihani Hartawan -
1. Sebagai alat transformasi, design thinking, membantu organisasi untuk mengubah pola kerja lama menjadi lebih terbuka, inovatif, dan berfokus pada kebutuhan pengguna. 2. ⁠Inovasi membuat bisnis lebih kompetitif, meningkatkan kualitas produk, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Inovasi yang konsisten mampu menarik investor, mempercepat pertumbuhan, dan menjaga keberlanjutan perusahaan. 3. ⁠Seorang pemimpin inovasi perlu mendorong kolaborasi tim, memberi ruang untuk bereksperimen, serta mendukung ide-ide baru. Dengan begitu, pemimpin bisa menginspirasi tim agar berani mencoba hal baru. 4. Budaya perusahaan sangat memengaruhi keberhasilan design thinking. Jika budaya organisasi terlalu kaku dan hanya berfokus pada laba, atau terjebak pada tradisi lama, inovasi akan sulit berkembang. Sebaliknya, budaya yang terbuka, kolaboratif, dan mendukung eksperimen akan membuat design thinking berjalan lebih efektif. 5. ⁠Pertama, gravitasi korporasi yang menarik orang kembali ke cara lama. Kedua, sistem imun korporasi yang menolak perubahan karena dianggap mengancam kenyamanan. Ketiga, miopia korporasi atau pandangan sempit eksekutif yang terlalu percaya pada strategi lama. Ketiga ini membuat perusahaan sulit untuk menerima ide baru. 6. Pertama reveal yaitu mengungkap aturan tak tertulis dan hambatan inovasi. Kedua, Unhook, yaitu melepaskan pola pikir lama dan mulai mendengarkan pelanggan. Ketiga. ketiga Invent yaitu menciptakan tujuan, nilai, dan sistem baru yang mendukung inovasi. Keempat, Implement yaitu menerapkan budaya baru dengan dukungan pemimpin, kolaborasi lintas divisi, serta konsistensi komunikasi dan pelatihan 7. Design Thinking bisa diterapkan dalam strategi bisnis dengan menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian, mendorong ide-ide kreatif, serta membuat prototipe sebagai solusi terbaik.