responsi 7

RESPONSI

RESPONSI

oleh Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M. -
Jumlah balasan: 29

Jawablah pertanyaan berikut ini...

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi. 


2. Bandingkan kelompok dengan tim. 


3. Bandingkan 5 tipe tim.


4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.


5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim.


6. Jelaskan Kapan menggunakan para individual dan bukannya tim


Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Salsabila Fiorenza -
Nama: Salsabila Fiorenza
NPM: 2411011103

Assalamualaikum Bu Nova, selamat siang. izin memberikan tanggapan responsi di atas.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi!
Popularitas tim dalam organisasi tumbuh karena semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi dunia kerja. Dulu, pekerjaan lebih banyak diselesaikan secara individual karena dianggap lebih cepat dan jelas tanggung jawabnya. Namun, seiring meningkatnya tuntutan inovasi, kebutuhan lintas keahlian, dan persaingan global, tim menjadi solusi yang lebih relevan. Organisasi juga menyadari bahwa karyawan lebih termotivasi ketika merasa menjadi bagian dari sebuah tim. Walau begitu, tim bukan berarti tanpa masalah—koordinasi yang rumit dan potensi konflik sering kali menjadi tantangan tersendiri.

2. Bandingkan kelompok dengan tim!
Kelompok adalah sekumpulan individu yang kebetulan berkumpul atau bekerja bersama, tetapi tujuan utamanya tetap bersifat pribadi. Sementara itu, tim terbentuk untuk mencapai tujuan bersama, dengan tanggung jawab kolektif. Jadi, kelompok lebih bersifat akumulasi kontribusi individu, sedangkan tim menekankan sinergi—hasil akhirnya sering kali lebih besar daripada sekadar penjumlahan kontribusi anggotanya.

3. Bandingkan 5 tipe tim!
• Tim Fungsional → terdiri dari orang-orang dengan keahlian serupa dalam satu departemen. Efisien, tetapi kurang bervariasi ide.
• Tim Lintas Fungsi → anggotanya berasal dari berbagai bagian organisasi. Kaya perspektif, tetapi lebih rawan konflik kepentingan.
• Tim Proyek → bersifat sementara dengan fokus pada tujuan tertentu. Efektif untuk hasil spesifik, tapi bubar setelah proyek selesai.
• Tim Virtual → bekerja jarak jauh dengan teknologi komunikasi. Fleksibel dan modern, tetapi sangat bergantung pada kualitas komunikasi digital.
• Tim Swakelola (Self-managed) → tanpa pengawasan langsung, anggota mengatur pekerjaan sendiri. Memberikan otonomi tinggi, namun hanya berhasil jika anggota memiliki kedewasaan profesional.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif!
Tujuan jelas dan dipahami semua anggota.
Peran masing-masing terdefinisi namun tetap fleksibel.
Komunikasi terbuka dan dua arah.
Adanya rasa saling percaya dan saling menghargai.
Kepemimpinan yang mendorong kolaborasi, bukan kontrol berlebihan.
Evaluasi rutin untuk mengukur kinerja dan mencari perbaikan.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim?
Organisasi tidak cukup hanya membentuk struktur tim di atas kertas. Mereka perlu membangun budaya kerja yang menekankan kolaborasi. Misalnya, memberi pelatihan yang mengasah keterampilan kerja sama, menciptakan sistem penghargaan yang menilai kinerja tim (bukan hanya individu), serta mendorong kepemimpinan yang inklusif. Lingkungan yang transparan dan penuh kepercayaan akan membuat anggota lebih nyaman untuk berkontribusi, sehingga muncul pemain tim yang sesungguhnya.

6. Jelaskan kapan menggunakan individu dan bukannya tim!
Tidak semua pekerjaan efektif jika dikerjakan oleh tim. Untuk tugas-tugas rutin, sederhana, dan membutuhkan kecepatan, individu lebih cocok. Contohnya, menginput data atau melaksanakan prosedur standar. Menggunakan tim untuk hal-hal seperti ini justru akan menambah biaya koordinasi dan memperlambat proses. Sebaliknya, tim lebih tepat digunakan ketika pekerjaan bersifat kompleks, membutuhkan kreativitas, serta menggabungkan berbagai keahlian.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Aisyah Diah Subekti -
Nama: Aisyah Diah Subekti
Npm: 2411011101

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi!
Pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi didorong oleh meningkatnya kompleksitas pekerjaan modern yang menuntut kolaborasi lintas keahlian. Tim memungkinkan sinergi, kreativitas, dan inovasi yang tidak bisa dicapai oleh individu, serta memberikan fleksibilitas lebih dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis.

2. Bandingkan kelompok dengan tim!
Kelompok adalah sekumpulan individu yang berinteraksi tetapi tujuan dan tanggung jawabnya lebih bersifat personal, sedangkan tim merupakan sekelompok individu yang saling bergantung dengan tujuan yang sama dan tanggung jawab kolektif. Dengan kata lain, tidak semua kelompok adalah tim, namun semua tim pasti merupakan kelompok.

3. Bandingkan 5 tipe tim!
Terdapat lima tipe tim utama: problem-solving team berfokus pada peningkatan proses; self-managed team bekerja mandiri tanpa pengawasan ketat; cross-functional team terdiri dari anggota lintas departemen untuk mendorong inovasi; virtual team beroperasi jarak jauh dengan teknologi komunikasi; dan project/task force team dibentuk sementara untuk tugas spesifik lalu dibubarkan.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif?
Tim yang efektif memiliki tujuan jelas, anggota dengan keterampilan saling melengkapi, komunikasi terbuka, kepercayaan tinggi, serta kepemimpinan yang mendukung. Selain itu, tim efektif juga mampu mengelola konflik secara konstruktif dan memiliki mekanisme evaluasi kinerja yang terukur.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim?
Organisasi dapat menciptakan pemain tim dengan menanamkan budaya kolaboratif, memberikan pelatihan interpersonal, serta membangun sistem penghargaan yang menekankan keberhasilan tim. Pemimpin juga berperan penting dalam memberi teladan dan menciptakan iklim kerja sama yang sehat.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim?
Individu lebih efektif digunakan pada tugas yang sederhana, rutin, dan tidak membutuhkan interaksi intensif, sementara tim lebih tepat untuk menangani masalah yang kompleks, membutuhkan kreativitas, dan melibatkan berbagai keahlian. Dengan demikian, pemilihan individu atau tim bergantung pada tingkat kompleksitas dan kebutuhan kolaborasi dalam tugas tersebut.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Zalfaa Dzakiyah Sephira -
Nama: Zalfaa Dzakiyah Sephira
NPM: 2411011116

Assalamualaikum Ibu, Selamat Siang. izin memberikan jawaban terkait pertanyaan diatas

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Popularitas tim dalam organisasi tumbuh karena adanya kebutuhan untuk menghadapi kompleksitas pekerjaan, inovasi, dan tuntutan pasar. Organisasi menyadari bahwa tim lebih efektif dalam memecahkan masalah, menghasilkan ide kreatif, serta meningkatkan kolaborasi lintas fungsi dibandingkan kerja individu. Selain itu, tren digitalisasi dan globalisasi menuntut adanya tim lintas budaya dan virtual.

2. Bandingkan kelompok dengan tim
• Kelompok: sekumpulan individu yang berkumpul tanpa tujuan bersama yang jelas; interaksi lebih longgar, tidak selalu ada tanggung jawab kolektif.
• Tim: sekelompok individu dengan tujuan, visi, dan target yang sama; memiliki peran yang saling melengkapi serta tanggung jawab kolektif terhadap hasil.

3. Bandingkan 5 tipe tim
Tim Fungsional: terdiri dari orang-orang dalam departemen yang sama, fokus pada tugas rutin.
Tim Lintas Fungsi: menggabungkan anggota dari berbagai departemen untuk memecahkan masalah kompleks.
Tim Proyek: dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu, lalu dibubarkan.
Tim Virtual: bekerja jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi.
Tim Self-managed (otonom): memiliki kebebasan mengatur pekerjaan sendiri tanpa pengawasan langsung manajer.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif
• Tujuan jelas dan dipahami bersama.
• Peran dan tanggung jawab setiap anggota tegas.
• Komunikasi terbuka dan efektif.
• Kerja sama serta saling percaya antar anggota.
• Kepemimpinan yang mendukung.
• Adanya akuntabilitas kolektif terhadap hasil.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim
• Memberikan pelatihan kerja sama dan komunikasi.
• Menumbuhkan budaya kolaborasi, bukan kompetisi individu.
• Membangun sistem reward berbasis tim.
• Memberikan arahan tujuan yang jelas.
• Mendorong kepercayaan dan rasa memiliki antar anggota.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim
Individual lebih tepat digunakan ketika pekerjaan:
• Sifatnya rutin dan sederhana.
• Membutuhkan keahlian spesifik yang bisa dikerjakan sendiri.
• Harus diselesaikan dengan cepat tanpa koordinasi.
Tim digunakan ketika pekerjaan:
• Kompleks dan membutuhkan berbagai keahlian.
• Membutuhkan kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah.
• Melibatkan koordinasi lintas fungsi/departemen.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Puspita Nurul -
Assalamu'alaikum Ma'am, selamat siang.
Izin memperkenalkan diri,
Nama: Puspita Nurul Istiqomah
NPM: 2411011112

Izin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas Ma'am.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Popularitas tim meningkat karena organisasi menyadari bahwa kerja sama lintas fungsi dapat meningkatkan kreativitas, mempercepat penyelesaian masalah, dan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Perubahan lingkungan bisnis yang kompleks, tuntutan inovasi, dan kebutuhan respon cepat terhadap pasar membuat model tim lebih disukai dibanding kerja individual.

2. Bandingkan kelompok dengan tim
Kelompok adalah sekumpulan orang yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat keputusan agar setiap anggota dapat bekerja secara mandiri. Tim adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, saling bergantung, dan bertanggung jawab kolektif atas hasil. Tim menekankan sinergi, sedangkan kelompok lebih fokus pada kontribusi individu.

3. Bandingkan 5 tipe tim

* Tim pemecahan masalah: dibentuk sementara untuk memecahkan masalah spesifik.
* Tim mandiri: anggota mengatur sendiri tugas dan jadwal tanpa pengawasan ketat.
* Tim lintas fungsi: beranggotakan orang dari berbagai departemen untuk tujuan tertentu.
* Tim virtual: bekerja melalui teknologi komunikasi tanpa harus bertemu langsung.
* Tim proyek: dibentuk untuk menyelesaikan proyek tertentu dengan waktu terbatas.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif
Tim efektif memiliki tujuan yang jelas, peran dan tanggung jawab yang terdefinisi, komunikasi terbuka, kepercayaan dan rasa saling menghormati, kepemimpinan yang mendukung, keterampilan anggota yang beragam, serta kemampuan memecahkan konflik secara konstruktif.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
Organisasi dapat menciptakan pemain tim dengan memberikan pelatihan kolaborasi, membangun budaya kerja sama, memberikan penghargaan berbasis kinerja tim, mendorong komunikasi terbuka, serta menempatkan anggota dengan keterampilan interpersonal yang baik.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim
Penggunaan individu lebih tepat ketika tugas bersifat sederhana, membutuhkan keahlian khusus yang mendalam, memerlukan keputusan cepat, atau tidak memerlukan kolaborasi. Tim digunakan jika pekerjaan kompleks, butuh berbagai keterampilan, dan memerlukan kreativitas atau pemecahan masalah bersama.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh M.Abizar Al Ghifari -
Nama: M.Abizar Al Ghifari
NPM: 2411011086
Mata Kuliah: Perilaku Organisasi

Selamat siang Bu Nova dan teman-teman semua, izin menjawab pertanyaan responsi

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi! 

Popularitas tim dalam organisasi berkembang karena adanya kebutuhan kolaborasi lintas fungsi, kompleksitas masalah yang tidak bisa diselesaikan individu, serta tuntutan efektivitas kerja. Perusahaan modern lebih menekankan kerja tim karena hasilnya lebih inovatif, efisien, dan meningkatkan rasa memiliki antar anggota.

2. Bandingkan kelompok dengan tim! 

* Kelompok: sekumpulan orang yang berkumpul, tetapi belum tentu memiliki tujuan yang sama, koordinasi yang mendalam, atau akuntabilitas bersama.
* Tim: sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, saling bergantung dalam tugas, terkoordinasi dengan baik, serta memiliki tanggung jawab kolektif atas hasil kerja.

3. Bandingkan 5 tipe tim! 

* Tim Fungsional → terdiri dari anggota dengan peran serupa, fokus pada pekerjaan rutin.
* Tim Lintas Fungsi → menggabungkan anggota dari berbagai divisi untuk menyelesaikan masalah kompleks.
* Tim Virtual → berkolaborasi secara daring, melintasi lokasi geografis.
* Tim Proyek → dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu, lalu dibubarkan.
* Tim Mandiri → memiliki otonomi tinggi, mengatur sendiri tugas, jadwal, dan tanggung jawab.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif! 

* Tujuan yang jelas dan dipahami bersama
* Peran dan tanggung jawab yang terdefinisi
* Komunikasi terbuka dan transparan
* Kepemimpinan yang mendukung, bukan mendominasi
* Kepercayaan, saling menghargai, dan kohesi tim
* Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim? 

* Memberikan pelatihan kerja sama dan komunikasi
* Menanamkan budaya organisasi berbasis kolaborasi
* Memberi penghargaan pada pencapaian tim, bukan hanya individu
* Membangun kepercayaan antar anggota
* Menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi positif

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim? 

* Lebih tepat menggunakan individu ketika:

* Tugasnya sederhana, rutin, dan jelas
* Membutuhkan keputusan cepat
* Tidak memerlukan kolaborasi lintas fungsi
* Kreativitas atau keahlian spesifik dari satu orang lebih efektif

* Lebih tepat menggunakan tim ketika:

* Masalah kompleks dan butuh beragam keahlian
* Membutuhkan kreativitas kolektif
* Risiko besar sehingga keputusan harus dipertimbangkan dari banyak perspektif
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Raissa Kalila Ardhani -
Nama: Raissa Kalila Ardhani
NPM: 2411011118

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Dalam masa sekarang, tim semakin populer di organisasi karena terbukti lebih efektif dalam menghadapi tantangan yang kompleks. Banyak pekerjaan modern menuntut kolaborasi lintas fungsi, sehingga organisasi tidak bisa hanya mengandalkan kerja individu. Tim dianggap mampu menghasilkan ide-ide kreatif, mempercepat penyelesaian masalah, serta meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki dari para anggotanya. Dengan kata lain, popularitas tim tumbuh karena organisasi sadar bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada kemampuan bekerja sama.

2. Bandingkan kelompok dengan tim.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang berkumpul untuk tujuan tertentu, tetapi interaksinya bisa minim dan kontribusi setiap anggota seringkali berdiri sendiri. Contoh sederhana kelompok adalah mahasiswa yang duduk dalam satu kelas—mereka bersama-sama, tapi tidak selalu bekerja sama. Sementara itu, tim adalah bentuk kerja sama yang lebih intens, terarah, dan saling bergantung. Dalam tim, setiap anggota punya peran yang jelas, komunikasi lebih terkoordinasi, dan hasil akhirnya sangat bergantung pada kontribusi semua anggota. Jadi bisa dibilang, semua tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok bisa disebut tim.

3. Bandingkan 5 tipe tim.
• Tim fungsional: anggotanya berasal dari satu departemen atau bagian yang sama, biasanya fokus pada tugas rutin sesuai fungsi masing-masing.
• Tim lintas fungsi: terdiri dari anggota dari berbagai divisi untuk menyelesaikan masalah atau proyek tertentu yang membutuhkan banyak sudut pandang.
• Tim virtual: bekerja dari lokasi berbeda dan memanfaatkan teknologi komunikasi digital, cocok di era globalisasi.
• Tim proyek: dibentuk khusus untuk mengerjakan proyek tertentu dengan tenggat waktu tertentu, lalu akan dibubarkan setelah proyek selesai.
• Tim swakelola: memiliki tingkat kemandirian tinggi, karena anggotanya diberi kewenangan untuk mengatur dan mengelola pekerjaannya sendiri tanpa terlalu bergantung pada pengawasan manajer.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Tim yang efektif biasanya memiliki tujuan yang jelas dan disepakati bersama. Komunikasi antaranggota berjalan terbuka, peran tiap orang dipahami dengan baik, serta ada kepercayaan dan rasa saling menghargai. Mereka juga memiliki kepemimpinan yang mendukung, budaya kerja sama yang kuat, serta komitmen terhadap hasil bersama. Selain itu, tim yang efektif mampu menghadapi perbedaan pendapat secara konstruktif sehingga konflik tidak merusak, melainkan mendorong inovasi.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
Organisasi dapat membentuk pemain tim dengan membangun budaya kolaboratif, memberi pelatihan komunikasi dan kerja sama, serta menanamkan nilai saling menghargai. Penting juga memberikan penghargaan tidak hanya untuk individu, tapi juga untuk prestasi tim agar orang termotivasi bekerja sama. Pemimpin organisasi sebaiknya menjadi teladan dalam bersikap terbuka, mendukung, dan mendorong partisipasi semua anggota. Lingkungan yang aman untuk berpendapat juga sangat berpengaruh dalam mencetak anggota yang mampu bekerja sebagai pemain tim.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
Kerja individu lebih tepat digunakan ketika tugas bersifat sederhana, rutin, atau membutuhkan keterampilan khusus yang hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli. Misalnya, penulisan laporan teknis oleh seorang spesialis. Sementara itu, penggunaan tim lebih cocok jika tugasnya kompleks, membutuhkan banyak keahlian, atau jika hasilnya akan lebih maksimal dengan adanya kerja sama. Dengan kata lain, keputusan untuk menggunakan individu atau tim sangat bergantung pada tingkat kompleksitas dan kebutuhan tugas yang dihadapi.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Sindy Apriani 2411011110 -
Assalamualaikum, Selamat siang Bu Nova, izin mengirimkan jawaban responsi saya sebagai berikut :

Nama : Sindy Apriani
NPM : 2411011110
Jurusan : S1 Manajemen

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Sekarang, tim makin populer dalam organisasi karena tantangan bisnis semakin kompleks dan nggak bisa diselesaikan sendirian. Organisasi menyadari bahwa kolaborasi menghasilkan solusi lebih inovatif, kerja lebih cepat, dan keputusan lebih baik. Jadi, tren kerja tim berkembang karena kebutuhan efisiensi, inovasi, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis.

2. Bandingkan kelompok dengan tim
Kelompok adalah kumpulan orang yang sekadar berkumpul dengan tujuan yang sama, tapi kontribusinya bisa bersifat individual. Sedangkan tim lebih terintegrasi, ada tujuan bersama, saling ketergantungan, koordinasi, dan tanggung jawab kolektif. Jadi, semua tim adalah kelompok, tapi tidak semua kelompok bisa disebut tim.

3. Bandingkan 5 tipe tim

Tim fungsional → terdiri dari orang dengan fungsi kerja yang sama (misalnya tim pemasaran).

Tim lintas fungsi → anggotanya berasal dari berbagai departemen (contoh: tim pengembangan produk).

Tim virtual → bekerja jarak jauh dengan bantuan teknologi.

Tim swakelola → mengatur pekerjaan sendiri tanpa pengawasan langsung.

Tim proyek → dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu, setelah selesai tim bubar.


4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif
Tim efektif biasanya punya: tujuan yang jelas, komunikasi terbuka, peran yang terdefinisi, saling percaya, kepemimpinan yang baik, serta adanya komitmen bersama. Selain itu, konflik bisa dikelola secara sehat sehingga justru mendorong kreativitas.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
Organisasi bisa melatih dan membangun budaya kerja sama melalui pelatihan, rotasi kerja, sistem penghargaan berbasis tim, serta kepemimpinan yang mendorong kolaborasi. Selain itu, memberi kesempatan untuk kerja lintas departemen juga bisa menumbuhkan mentalitas "team player".

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim
Individual lebih tepat digunakan ketika pekerjaan bersifat rutin, sederhana, atau membutuhkan spesialisasi personal yang tinggi. Misalnya pekerjaan yang butuh kecepatan, kerahasiaan, atau keterampilan unik yang tidak perlu kolaborasi banyak orang.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Ukhti Lu'lu'ul Jannah -
1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
- Dalam organisasi modern, pertumbuhan popularitas tim semakin signifikan seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas dan tuntutan kolaborasi lintas disiplin. Tim dianggap lebih efektif karena mampu menyatukan berbagai keterampilan, pengalaman, dan perspektif individu untuk menghasilkan solusi yang inovatif. Selain itu, budaya kerja yang menekankan kolaborasi, komunikasi terbuka, dan kepemimpinan partisipatif turut memperkuat peran tim dalam pencapaian tujuan organisasi.

2. Bandingkan kelompok dengan tim.
- Kelompok merupakan sekumpulan individu yang berkumpul untuk tujuan tertentu, namun tidak selalu memiliki interdependensi yang kuat atau tujuan bersama yang terintegrasi. Sebaliknya, tim adalah bentuk kelompok yang lebih terstruktur, di mana anggotanya saling bergantung satu sama lain, memiliki tujuan yang jelas, serta bekerja sama secara intensif untuk mencapai hasil kolektif. Dengan kata lain, semua tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok dapat disebut tim.

3. Bandingkan 5 tipe tim.
- Tim Fungsional: dibentuk berdasarkan departemen tertentu dengan keahlian spesifik.
- Tim Lintas Fungsional: terdiri atas anggota dari berbagai divisi untuk menyelesaikan masalah kompleks.
- Tim Virtual: beroperasi dengan bantuan teknologi, tanpa harus berada di lokasi yang sama.
- Tim Proyek: dibentuk untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu dengan jangka waktu terbatas.
- Tim Mandiri: memiliki kewenangan tinggi dalam mengatur pekerjaannya, termasuk pengambilan keputusan.
Perbedaan utama kelima tipe tersebut terletak pada struktur, tujuan, serta tingkat independensi dalam melaksanakan tugas.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
- Tim yang efektif memiliki beberapa karakteristik utama, antara lain tujuan yang jelas, komunikasi terbuka, peran yang terdefinisi dengan baik, kepercayaan antar anggota, kepemimpinan yang mendukung, serta komitmen bersama untuk mencapai hasil. Selain itu, keberagaman keahlian dan kemampuan manajemen konflik juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan efektivitas tim.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim.
- Organisasi dapat menciptakan pemain tim dengan cara membangun budaya kolaborasi, memberikan pelatihan soft skill seperti komunikasi dan kepemimpinan, serta menekankan pentingnya empati dan saling menghargai. Selain itu, pemberian reward berbasis kinerja tim dan pembentukan visi bersama dapat meningkatkan rasa memiliki anggota terhadap kelompok, sehingga individu lebih berorientasi pada kerja sama dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
- Penggunaan individu lebih tepat diterapkan ketika tugas bersifat sederhana, membutuhkan keahlian khusus, atau dapat diselesaikan secara mandiri tanpa membutuhkan koordinasi yang kompleks. Misalnya, pekerjaan yang menuntut spesialisasi teknis tertentu atau membutuhkan kecepatan dalam pengambilan keputusan lebih efektif dilakukan oleh individu. Sebaliknya, tim lebih relevan digunakan untuk pekerjaan yang kompleks, multidimensional, dan membutuhkan kreativitas kolektif.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Nazwa Diah fadhilah 2411011032 -
Nama : Nazwa Diah Fadhilah
Npm : 2411011032

Assalamu'alaikum bu nova selama siang izin menjawab responsi yang di berikan pada hari ini

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi

Dalam beberapa dekade terakhir, organisasi semakin mengandalkan tim kerja dibandingkan kerja individu.

Popularitas tim tumbuh karena:
Kompleksitas pekerjaan makin tinggi, butuh kolaborasi.
Lingkungan bisnis dinamis → keputusan harus cepat & kreatif.
Teknologi mempermudah komunikasi tim lintas lokasi.
Tim meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan karyawan.

Jadi, tim menjadi strategi penting untuk inovasi, produktivitas, dan fleksibilitas.

2. Perbandingan kelompok dengan tim
Aspek Kelompok (Group)
Tim (Team) Tujuan Lebih ke arah berbagi informasi, koordinasi longgar Tujuan bersama yang jelas dan spesifik
Akuntabilitas Individu Kolektif + individu
Sinergi Tidak selalu ada (jumlah kontribusi = penjumlahan individu) Sinergi kuat (hasil lebih besar dari jumlah bagian)
Peran Tidak terdefinisi jelas Peran spesifik, saling melengkapi
Hasil Fokus pada output individu Fokus pada kinerja bersama

3. Perbandingan 5 tipe tim

1. Tim Pemecah Masalah (Problem-Solving Team)

Fokus: mencari solusi jangka pendek/peningkatan kecil.

Contoh: quality control team.

2. Tim Kerja Mandiri (Self-Managed Work Team)

Tidak selalu punya supervisor langsung.

Anggota mengatur jadwal, pembagian tugas, hingga keputusan operasional.

3. Tim Fungsional (Functional Team)

Berasal dari departemen yang sama, menjalankan tugas rutin.

Contoh: tim keuangan, tim pemasaran.

4. Tim Lintas Fungsional (Cross-Functional Team)

Anggota dari berbagai departemen.

Tujuan: inovasi, proyek khusus, atau pengembangan produk.

5. Tim Virtual (Virtual Team)

Anggota tidak bertemu fisik, berkoordinasi lewat teknologi.

Efisien secara biaya, tapi butuh komunikasi yang solid.

4. Karakteristik dari tim yang efektif

Tujuan jelas dan disepakati bersama.

Peran & tanggung jawab terdefinisi.

Komunikasi terbuka & jujur.

Adanya kepercayaan dan rasa saling menghargai.

Kepemimpinan yang mendukung, bukan otoriter.

Fokus pada hasil bersama, bukan kepentingan pribadi.

Mekanisme penyelesaian konflik yang sehat.

Motivasi & keterlibatan anggota tinggi.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim

Memberikan pelatihan kerja tim (teamwork training).

Mendorong budaya organisasi berbasis kolaborasi.

Memberi penghargaan tidak hanya individu tapi juga hasil tim.

Menetapkan tujuan kolektif yang jelas.

Mengembangkan kepemimpinan partisipatif.

Memberikan kesempatan anggota untuk berinteraksi & membangun kepercayaan.
Menciptakan sistem evaluasi kinerja berbasis tim.

6. Kapan menggunakan individu dan bukannya tim

Gunakan individu jika:
- Pekerjaan sederhana, rutin, dan tidak membutuhkan kolaborasi.
- Keputusan harus cepat tanpa koordinasi panjang.
- Tugas membutuhkan spesialisasi unik (ahli tunggal).
- Biaya koordinasi tim lebih besar daripada manfaatnya.

Gunakan tim jika:
- Pekerjaan kompleks, butuh kreativitas dan ide beragam.
- Tugas memerlukan koordinasi lintas fungsi.
- Organisasi butuh komitmen bersama dalam implementasi.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Ilham senoaji 2411011068 -
‎Nama: Ilham Senoaji
‎NPM: 241101168

‎Assalamualaikum Bu Nova, selamat siang. izin memberikan tanggapan responsi di atas.

‎​1. Analisis Pertumbuhan Popularitas Tim dalam Organisasi
‎​Pertumbuhan popularitas penggunaan tim dalam organisasi dapat dijelaskan oleh beberapa faktor utama. Saat ini, organisasi yang tidak memanfaatkan tim akan dianggap kurang adaptif. Pergeseran ini terjadi karena organisasi melakukan restrukturisasi diri untuk bersaing dengan lebih efektif dan efisien, beralih ke tim sebagai cara terbaik untuk memanfaatkan talenta karyawan. Tim terbukti lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan dibandingkan dengan departemen tradisional. Dengan mengumpulkan berbagai keahlian dan perspektif, tim dapat menghasilkan sinergi positif (2 + 2 > 4), di mana kinerja tim melebihi total input individu anggotanya, menjadikannya unit kerja yang superior untuk menangani tugas yang kompleks.


‎​2. Bandingkan Kelompok dengan Tim
‎​Meskipun sering disamakan, kelompok kerja dan tim kerja memiliki perbedaan fundamental.
‎​Kelompok kerja adalah sekumpulan individu yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan yang bertujuan membantu setiap anggota bekerja secara efektif dalam area tanggung jawabnya sendiri. Sinergi dalam kelompok kerja bersifat netral atau bahkan negatif, dan akuntabilitas yang utama adalah individu.

‎​Sebaliknya, tim kerja adalah kelompok yang berupaya kolektifnya menghasilkan kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individu. Tim dibentuk berdasarkan tujuan bersama yang mendalam. Mereka memiliki sinergi positif yang kuat dan memegang akuntabilitas individu sekaligus bersama. Dalam tim, keterampilan para anggota harus saling melengkapi untuk mencapai hasil yang diinginkan.



‎​3. Bandingkan 5 Tipe Tim
‎​Dalam organisasi modern, terdapat beberapa tipe tim utama, yang masing-masing melayani tujuan yang berbeda:

‎-​Tim Pemecahan Masalah (Problem-Solving Team) adalah kelompok yang biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan dari departemen yang sama. Mereka bertemu secara rutin selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas cara-cara meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Contoh klasiknya adalah Gugus Kendali Mutu.

‎-​Tim Kerja yang Dikelola Sendiri (Self-Managed Work Team) terdiri dari 10 hingga 15 orang yang mengambil alih tanggung jawab dari pengawas mereka, seperti perencanaan, penjadwalan kerja, penugasan tugas, dan bahkan pemilihan prosedur operasi. Tim ini diberikan otonomi yang signifikan.

‎-​Tim Lintas Fungsional (Cross-Functional Team) terdiri dari karyawan dari tingkat hierarki yang hampir sama tetapi berasal dari berbagai area keahlian atau departemen yang berbeda. Tim ini dibentuk untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang membutuhkan keahlian kolektif dari berbagai fungsi organisasi, seperti tim yang dibentuk untuk meluncurkan produk baru.

‎-​Tim Virtual (Virtual Team) menggunakan teknologi komunikasi untuk menghubungkan anggota yang terpisah secara fisik dan geografis. Tim ini memungkinkan kolaborasi melintasi batas-batas organisasi dan negara, menuntut tingkat kepercayaan dan komunikasi digital yang tinggi.

‎-​Tim Fungsional (Functional Team) adalah unit departemen tradisional yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian profesional yang sama (misalnya, departemen pemasaran atau keuangan). Meskipun sering berfungsi sebagai kelompok, mereka dapat menjadi tim kerja jika memiliki tujuan kinerja bersama yang memerlukan koordinasi erat.



‎4. Identifikasi Karakteristik dari Tim yang Efektif
‎​Tim yang efektif memiliki serangkaian karakteristik yang saling terkait yang memungkinkan mereka untuk berkinerja tinggi dan mempertahankan moral anggota.

‎-​Pertama, mereka memiliki Tujuan yang Jelas dan telah diterima oleh setiap anggota.

‎-Kedua, tim efektif memiliki Keterampilan yang Relevan yang mencakup keahlian teknis dan interpersonal.

‎-Ketiga, ada Komitmen Bersama yang mendalam terhadap tujuan tersebut.

‎-Keempat, tim didukung oleh Kepemimpinan yang Tepat yang berfungsi sebagai coach dan fasilitator.

‎- Kelima, tim efektif memiliki Komunikasi Terbuka dan Kepercayaan yang tinggi antar anggota, di mana setiap orang bebas menyuarakan pendapat.

‎-Keenam, mereka memiliki prosedur untuk Menyelesaikan Konflik secara konstruktif dan mencapai konsensus.

‎-Terakhir, terdapat Akuntabilitas Bersama dan Individual yang jelas, didukung oleh Dukungan dan Penghargaan Eksternal dari organisasi yang lebih besar.


‎​5. Bagaimana Organisasi Dapat Menciptakan Para Pemain Tim
‎​Organisasi dapat mengubah karyawan menjadi pemain tim yang efektif melalui tiga cara utama: Seleksi, Pelatihan, dan Sistem Penghargaan.

‎​Seleksi: Organisasi harus secara aktif merekrut individu yang berorientasi pada tim. Proses seleksi harus mengukur tidak hanya keahlian teknis, tetapi juga keterampilan interpersonal dan preferensi individu untuk bekerja dalam lingkungan kolektif.

‎​Pelatihan: Karyawan perlu dilatih dalam keterampilan kerja tim, seperti pemecahan masalah yang kolaboratif, komunikasi yang efektif (termasuk mendengarkan), negosiasi, dan manajemen konflik. Pelatihan ini mengubah mereka dari sekadar individu dengan keahlian menjadi kolaborator yang efektif.

‎​Sistem Penghargaan: Struktur imbalan organisasi harus mendorong upaya tim, bukan hanya kinerja individu. Ini berarti menggunakan bonus berbasis kelompok, pengakuan tim, dan memasukkan perilaku kerja tim sebagai kriteria untuk promosi atau kenaikan gaji.


‎​6. Jelaskan Kapan Menggunakan Para Individual dan Bukannya Tim
‎​Keputusan untuk menggunakan individu, bukan tim, harus didasarkan pada efektivitas tugas. Tim harus digunakan hanya ketika upaya kolektif akan meningkatkan kinerja, bukan hanya sebagai tren.
‎​Tugas lebih cocok untuk individu jika:

‎1.​Tugasnya Sederhana dan Independen: Pekerjaan tersebut dapat diselesaikan oleh satu orang tanpa membutuhkan beragam keahlian atau koordinasi yang erat dengan orang lain. Kinerja satu individu tidak secara signifikan memengaruhi kinerja orang lain.

‎2.​Tidak Ada Potensi Sinergi: Masalah yang dihadapi adalah masalah rutin atau sudah dikenal, di mana tidak ada manfaat yang jelas dari curah pendapat atau kolaborasi. Dalam kasus ini, interaksi tim justru dapat memakan waktu dan biaya tanpa meningkatkan kualitas.

‎3.​Waktu adalah Kunci dan Komunikasi Sulit: Ketika keputusan harus dibuat cepat dan komunikasi atau koordinasi antar anggota tim akan menciptakan keterlambatan yang merugikan.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Fhatwa Auliyana 2411011083 -
Nana: Fhatwa Auliyana
NPM: 2411011083

Selamat sore bu Nova, izin memeberikan jawaban dari sesi responsi yang telah diberikan hari ini.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Dalam dunia kerja modern, tim menjadi semakin populer karena dianggap lebih efektif dibandingkan kerja individual. Melalui kerja sama tim, setiap anggota dapat saling melengkapi kemampuan, bertukar ide, dan menyelesaikan tugas yang kompleks secara lebih efisien. Selain itu, tim juga mampu menciptakan keputusan yang lebih baik karena melibatkan beragam sudut pandang.

2. Bandingkan kelompok dengan tim!
Kelompok merupakan sekumpulan individu yang bekerja bersama namun tidak selalu memiliki tujuan yang sama, dan kontribusi anggotanya sering kali bersifat individual. Sementara itu, tim adalah sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi dengan tujuan yang sama, memiliki rasa saling ketergantungan, serta bertanggung jawab secara kolektif terhadap hasil kerja. Dengan kata lain, kerja kelompok cenderung bersifat longgar, sedangkan kerja tim lebih terarah dan terikat oleh tujuan bersama.

3. Bandingkan lima tipe tim!

a. Tim pemecah masalah adalah tim yang dibentuk untuk mencari solusi dari permasalahan tertentu dalam organisasi.

b. Tim kerja mandiri merupakan tim yang mengatur dan menjalankan tugasnya secara mandiri tanpa pengawasan ketat.

c. Tim lintas fungsi terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai departemen untuk mencapai tujuan proyek yang sama.

d. Tim virtual bekerja sama melalui media digital tanpa harus berada di tempat yang sama secara fisik.

e. Tim manajemen berperan dalam mengawasi jalannya organisasi serta membuat keputusan strategis.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Tim yang efektif memiliki beberapa karakteristik penting, antara lain tujuan yang jelas, komunikasi yang terbuka, rasa saling percaya antar anggota, serta pembagian peran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Selain itu, tim yang efektif juga menunjukkan komitmen tinggi terhadap tujuan bersama, bekerja sama dengan baik, dan mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim?
Organisasi dapat menciptakan anggota tim yang solid dengan cara memberikan pelatihan tentang kerja sama, membangun budaya kolaboratif, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung komunikasi terbuka. Selain itu, pemberian penghargaan berbasis kinerja tim dan pelibatan anggota dalam pengambilan keputusan juga dapat menumbuhkan rasa memiliki serta meningkatkan semangat kerja tim.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
Kerja secara individual lebih tepat digunakan ketika tugas bersifat sederhana, rutin, tidak memerlukan kolaborasi, atau membutuhkan keahlian khusus dari satu orang. Sementara itu, kerja tim lebih sesuai ketika tugasnya kompleks, membutuhkan berbagai keahlian, dan memerlukan keputusan yang dihasilkan dari diskusi bersama.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Novita Sari Dewi Gultom 2411011003 -
Nama : Novita Sari Dewi Gultom
Npm : 2411011003

1. Pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi dipengaruhi oleh kebutuhan dunia kerja modern yang semakin kompleks dan dinamis. Banyak perusahaan menyadari bahwa keputusan dan solusi lebih efektif ketika melibatkan kolaborasi berbagai individu dengan latar belakang keahlian berbeda. Selain itu, perubahan lingkungan bisnis yang cepat menuntut organisasi untuk lebih fleksibel, inovatif, dan responsif, sehingga kerja tim menjadi strategi utama untuk mencapai tujuan.

Di sisi lain, budaya organisasi yang mendorong partisipasi, komunikasi terbuka, dan kepemimpinan yang mendukung kerja kolektif juga mempercepat peningkatan popularitas tim. Tim dipandang bukan hanya alat penyelesaian masalah, tetapi juga sarana untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, loyalitas, dan kepuasan kerja.

2. Kelompok adalah sekumpulan orang yang berkumpul untuk tujuan tertentu, namun interaksi mereka cenderung lebih longgar dan hasilnya lebih terfokus pada individu. Anggota kelompok mungkin saling berhubungan, tetapi mereka tidak selalu memiliki tanggung jawab bersama atas hasil kolektif.

Sementara itu, tim memiliki struktur yang lebih kuat, dengan tujuan yang sama, komitmen kolektif, serta tanggung jawab bersama atas hasil. Anggota tim saling bergantung satu sama lain, memiliki peran yang jelas, serta bekerja sama untuk mencapai hasil yang tidak bisa dicapai secara individu. Dengan kata lain, setiap tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok dapat disebut tim.

3. Lima tipe tim yang umum dalam organisasi adalah: tim fungsional, tim lintas fungsi, tim swakelola, tim virtual, dan tim proyek. Tim fungsional dibentuk berdasarkan departemen atau divisi tertentu, misalnya tim pemasaran atau keuangan. Tim lintas fungsi menggabungkan anggota dari berbagai bagian untuk menyelesaikan masalah kompleks.

Tim swakelola memiliki otonomi tinggi, di mana anggota mengatur sendiri jadwal dan tanggung jawab. Tim virtual bekerja secara online tanpa keterbatasan lokasi geografis, sedangkan tim proyek dibentuk sementara untuk menangani tugas tertentu hingga tujuan tercapai. Perbedaan utama terletak pada struktur, fleksibilitas, dan tingkat koordinasi yang dibutuhkan.

4. Tim yang efektif memiliki tujuan yang jelas dan dipahami bersama oleh semua anggotanya. Setiap anggota tim memiliki peran dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik, sehingga mengurangi konflik peran. Selain itu, komunikasi terbuka, rasa saling percaya, dan saling menghargai menjadi fondasi penting dalam menjaga kerja sama tim.

Karakteristik lainnya termasuk adanya kepemimpinan yang mendukung, keterlibatan aktif seluruh anggota, kemampuan memecahkan masalah secara kolektif, serta komitmen terhadap hasil bersama. Tim yang efektif juga mampu menyeimbangkan fokus pada hasil (performance) dengan kesejahteraan anggota tim.

5. Organisasi dapat menciptakan para pemain tim dengan memberikan pelatihan tentang keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan konflik. Budaya organisasi juga harus mendorong kerja sama melalui sistem penghargaan yang tidak hanya menilai pencapaian individu, tetapi juga keberhasilan tim secara keseluruhan.

Selain itu, pemimpin organisasi dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bekerja dalam proyek lintas fungsi, sehingga mereka terbiasa berbagi ide, menghargai perbedaan, dan membangun rasa kebersamaan. Dengan kombinasi pelatihan, pengalaman, dan budaya kerja yang mendukung, organisasi dapat mencetak individu yang berorientasi pada kerja tim.

6. Penggunaan individu lebih tepat ketika tugas yang diberikan sederhana, tidak membutuhkan kolaborasi, atau lebih efisien jika diselesaikan oleh satu orang. Misalnya, pekerjaan administratif rutin, analisis pribadi, atau tugas yang membutuhkan spesialisasi tinggi di satu bidang tertentu.

Selain itu, ketika keputusan harus diambil dengan cepat dan informasi terbatas, bekerja secara individu lebih efektif karena mengurangi waktu koordinasi. Sebaliknya, tim lebih cocok digunakan ketika masalah bersifat kompleks, membutuhkan kreativitas, serta memerlukan keterlibatan berbagai perspektif untuk menghasilkan solusi terbaik.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Pebiola Putri Muallah 2411011100 -
Assalamualaikum ibu, selamat siang mohon izin memberikan tanggapan terkait pertanyaan di atas

NAMA : Pebiola Putri Muallah
NPM : 2411011100
Perilaku Organisasi B


1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.

Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan tim dalam organisasi semakin sering dijumpai. Hal ini tidak lepas dari meningkatnya kompleksitas pekerjaan, ketatnya persaingan global, serta tuntutan untuk berinovasi dengan cepat. Dibandingkan bekerja secara individu, tim dinilai lebih efektif karena mampu menggabungkan beragam keahlian, ide, dan sudut pandang, sehingga menghasilkan solusi yang lebih lengkap dan menyeluruh. Perkembangan teknologi komunikasi juga turut mendorong tren ini, sebab kolaborasi kini dapat dilakukan meskipun anggota tim berada di lokasi yang berbeda. Oleh karena itu, keberadaan tim menjadi salah satu kunci penting bagi organisasi dalam menjaga daya saingnya.

2. Perbedaan kelompok dengan tim.

Kelompok merupakan sekumpulan individu yang tergabung dalam suatu wadah, namun tidak selalu memiliki tujuan yang sama. Interaksi dalam kelompok cenderung sebatas berbagi informasi atau pengalaman tanpa adanya tanggung jawab kolektif.
Tim merupakan bentuk kelompok yang lebih terstruktur, memiliki tujuan bersama yang jelas, serta mengutamakan kolaborasi dan akuntabilitas bersama. Anggota tim saling melengkapi keterampilan dan berupaya mencapai hasil kolektif yang tidak dapat dicapai secara individual.
Dengan kata lain, semua tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok dapat dikategorikan sebagai tim.

3. Perbandingan lima tipe tim

Tim fungsional ialah beranggotakan individu dari departemen yang sama, berfokus pada pekerjaan rutin.
Tim lintas fungsi ialah terdiri dari individu dari berbagai departemen untuk menyelesaikan proyek tertentu yang membutuhkan sudut pandang berbeda.
Tim virtual → bekerja sama melalui teknologi komunikasi tanpa harus berada di lokasi yang sama.
Tim self-managed (otonom) ialah mengatur sendiri peran, keputusan, serta tanggung jawab tanpa pengawasan langsung manajer.
Tim proyek ialah dibentuk untuk tujuan sementara, fokus pada penyelesaian proyek tertentu, dan akan dibubarkan setelah tujuan tercapai.

4. Karakteristik tim yang efektif.

Tim yang efektif biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tujuan bersama yang jelas dan dipahami semua anggota.
- Peran dan tanggung jawab setiap anggota terdefinisi dengan baik.
- Komunikasi terbuka dan transparan.
Keterampilan anggota saling melengkapi.
- Tingkat kepercayaan dan kohesi yang tinggi.
- Kepemimpinan yang mampu mengarahkan, mendukung, dan memotivasi.
- Akuntabilitas bersama atas keberhasilan maupun kegagalan tim.

5. Cara organisasi menciptakan pemain tim.

Untuk menciptakan individu yang mampu menjadi pemain tim, organisasi perlu membangun lingkungan yang mendukung kolaborasi. Caranya dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan kerja sama, menciptakan budaya organisasi yang menekankan pentingnya sinergi, memberikan penghargaan berbasis tim, serta memastikan adanya kepemimpinan inklusif yang mampu mendorong keterlibatan seluruh anggota. Selain itu, organisasi juga perlu menumbuhkan rasa saling percaya dengan membiasakan keterbukaan dan komunikasi yang sehat.

6. Kapan menggunakan individu dan bukan tim.

Tidak semua pekerjaan efektif dikerjakan oleh tim. Ada kondisi tertentu yang lebih tepat dikerjakan secara individual, misalnya ketika tugas bersifat rutin dan sederhana, ketika pekerjaan membutuhkan keahlian khusus dari seorang ahli, ketika keputusan harus diambil dengan cepat, atau ketika pekerjaan bersifat rahasia. Sebaliknya, penggunaan tim lebih sesuai untuk permasalahan yang kompleks, membutuhkan ide kreatif, atau memerlukan kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Dwita Zahra Pramesti 2411011063 -
Assalamualaikum wr.wb,
Selamat siang bu Nova, izin menjawab pertanyaan responsi 7.
Nama: Dwita Zahra Pramesti
NPM: 2411011063

Jawaban:

1. Dalam beberapa dekade terakhir, tim semakin populer digunakan dalam organisasi karena kompleksitas pekerjaan modern menuntut kolaborasi lintas keahlian. Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, globalisasi, dan kemajuan teknologi membuat tugas sering kali terlalu besar untuk ditangani individu. Tim dianggap mampu memberikan solusi lebih inovatif melalui sinergi ide, meningkatkan kualitas keputusan, serta mempercepat adaptasi organisasi terhadap perubahan. Selain itu, tren manajemen modern yang menekankan employee engagement dan partisipasi karyawan turut mendorong organisasi membentuk lebih banyak tim kerja.

2. Kelompok adalah sekumpulan individu yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi kontribusi masing-masing bisa lebih independen. Sementara itu, tim adalah bentuk khusus dari kelompok dengan tingkat interdependensi tinggi, di mana setiap anggota saling bergantung dan bertanggung jawab atas hasil bersama. Pada kelompok, hasil biasanya merupakan akumulasi kontribusi individu, sedangkan pada tim hasilnya bersifat kolektif dan tidak dapat dipisahkan dari kerja sama antar anggota. Dengan kata lain, tim memerlukan koordinasi, kepercayaan, dan sinergi yang lebih besar dibandingkan kelompok.

3. Lima tipe:
*Tim Fungsional – terdiri dari anggota dalam satu departemen, fokus pada tugas-tugas rutin sesuai fungsi organisasi.
*Tim Lintas-Fungsional – menggabungkan anggota dari berbagai divisi untuk memecahkan masalah kompleks yang melibatkan perspektif beragam.
*Tim Mandiri (Self-managed team) – memiliki otonomi tinggi untuk mengatur pekerjaannya sendiri tanpa banyak campur tangan manajer.
*Tim Virtual – bekerja secara daring, seringkali melintasi batas geografis dan zona waktu, mengandalkan teknologi komunikasi.
*Tim Proyek – dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu, lalu dibubarkan setelah tujuan tercapai.

4. Organisasi dapat menciptakan pemain tim melalui proses rekrutmen yang menekankan kemampuan kolaboratif, pelatihan tentang komunikasi dan kerja sama, serta pemberian pengalaman kerja berbasis tim. Pemimpin juga berperan penting dalam menanamkan nilai saling menghargai, keterbukaan, dan akuntabilitas. Sistem penghargaan yang mengakui kontribusi kolektif, bukan hanya prestasi individu, akan memperkuat perilaku sebagai pemain tim.

5. Organisasi dapat menciptakan pemain tim melalui proses rekrutmen yang menekankan kemampuan kolaboratif, pelatihan tentang komunikasi dan kerja sama, serta pemberian pengalaman kerja berbasis tim. Pemimpin juga berperan penting dalam menanamkan nilai saling menghargai, keterbukaan, dan akuntabilitas. Sistem penghargaan yang mengakui kontribusi kolektif, bukan hanya prestasi individu, akan memperkuat perilaku sebagai pemain tim.

6. Tidak semua tugas memerlukan kerja tim. Penggunaan individu lebih tepat ketika tugas bersifat sederhana, membutuhkan keputusan cepat, atau lebih efisien dilakukan sendiri. Misalnya, pekerjaan administratif rutin, analisis yang membutuhkan fokus personal, atau situasi di mana koordinasi tim justru memakan waktu lebih lama daripada manfaatnya. Sebaliknya, tim lebih efektif digunakan untuk tugas kompleks yang membutuhkan berbagai keterampilan, inovasi, atau pemecahan masalah multidisipliner.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Salsabila Rahmadini (2411011093) -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat Siang Ibu Nova.

Sebelum nya izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu
Nama : Salsabila Rahmadini
NPM : 2411011093

Izin menjawab pertanyaan yang Ibu berikan
1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Popularitas tim dalam organisasi meningkat seiring dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan bisnis yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Tim dinilai lebih mampu menghasilkan kreativitas, solusi yang komprehensif, dan keputusan yang lebih diterima karena adanya partisipasi bersama. Namun, efektivitas tim juga menuntut manajemen yang baik karena biaya koordinasi tinggi dan potensi konflik dapat menghambat kinerja.

2. Bandingkan kelompok dengan tim
Kelompok adalah sekumpulan individu yang berkumpul tanpa harus memiliki tujuan yang sama, sehingga interaksi di dalamnya cenderung longgar. Sebaliknya, tim merupakan kelompok yang bekerja sama secara terkoordinasi dengan tujuan yang jelas, saling ketergantungan antar anggota, serta tanggung jawab yang bersifat kolektif. Dengan demikian, setiap tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok dapat disebut tim.

3. Bandingkan 5 tipe tim
Tim fungsional beranggotakan individu dari satu departemen, sehingga lebih terfokus tetapi kurang beragam dalam ide. Tim lintas fungsional terdiri dari anggota berbagai departemen, kaya perspektif tetapi berpotensi menimbulkan konflik. Tim mandiri memiliki otonomi tinggi dalam mengatur pekerjaannya, namun lebih sulit dikendalikan. Tim virtual bekerja dengan memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh, fleksibel tetapi rawan miskomunikasi. Sementara itu, tim proyek bersifat sementara untuk menyelesaikan tugas tertentu, efektif tetapi tidak berkelanjutan.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif
Tim yang efektif memiliki tujuan yang jelas, komunikasi yang terbuka, serta kepercayaan antar anggota yang kuat. Selain itu, pembagian peran yang tepat, komitmen terhadap hasil bersama, kepemimpinan yang mendukung, dan kemampuan mengelola konflik secara sehat juga menjadi ciri penting. Karakteristik ini harus dijaga secara konsisten agar efektivitas tim dapat bertahan dalam jangka panjang.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
Organisasi dapat menciptakan pemain tim melalui proses seleksi yang tepat, program pelatihan kolaborasi, serta sistem penghargaan yang menekankan pencapaian bersama. Namun, faktor paling penting adalah budaya organisasi yang mendorong kerja sama. Tanpa budaya yang kondusif, pelatihan maupun insentif tidak akan cukup untuk membentuk individu yang benar-benar berorientasi pada tim.

6. Jelaskan kapan menggunakan individu dan bukannya tim
Penggunaan individu lebih tepat ketika tugas bersifat rutin, sederhana, membutuhkan keputusan cepat, atau ketika tanggung jawab harus jelas berada pada satu orang. Dalam kondisi tersebut, membentuk tim justru akan menambah biaya, memperlambat keputusan, dan menimbulkan koordinasi yang tidak perlu. Oleh karena itu, organisasi harus bijak menentukan kapan kerja tim dibutuhkan dan kapan lebih efisien dikerjakan oleh individu.

Terimakasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Shakila Yuliandini 2411011006 -
Selamat sore ibu, izin menjawab pertanyaan di atas.
Nama: Shakila Yuliandini
NPM: 2411011006

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Dalam beberapa dekade terakhir, tim semakin populer dalam organisasi karena mampu menggabungkan berbagai keterampilan, pengalaman, dan perspektif untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Jika dulu pekerjaan lebih banyak didelegasikan ke individu, sekarang banyak organisasi menyadari bahwa kerja tim mampu meningkatkan kreativitas, mempercepat pengambilan keputusan, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil kerja. Popularitas tim juga tumbuh karena dunia kerja modern menuntut fleksibilitas, kolaborasi lintas fungsi, dan inovasi berkelanjutan yang sulit dicapai jika hanya mengandalkan individu semata

2. Bandingkan kelompok dengan tim
Sebuah kelompok pada dasarnya adalah kumpulan orang yang berkumpul untuk tujuan tertentu, tetapi belum tentu memiliki interaksi yang intens atau tujuan yang sama. Sedangkan tim adalah bentuk kelompok yang lebih terikat: setiap anggota saling bergantung, memiliki tujuan bersama, tanggung jawab kolektif, serta koordinasi yang lebih erat. Singkatnya, kelompok bisa sekadar "bersama-sama", sementara tim benar-benar "bekerja bersama" untuk mencapai hasil tertentu.

3. Bandingkan 5 tipe tim
-Tim Fungsional → Dibentuk dari satu divisi atau departemen yang sama, dengan tugas sesuai bidang spesialisasi masing-masing.
-Tim Lintas Fungsional → Anggotanya berasal dari berbagai departemen, dibentuk untuk menyelesaikan proyek tertentu agar perspektif lebih beragam.
-Tim Virtual → Anggota bekerja dari lokasi berbeda dengan bantuan teknologi komunikasi, cocok untuk organisasi global.
-Tim Proyek → Bersifat sementara, dibentuk untuk menyelesaikan satu proyek tertentu dan bubar setelah proyek selesai.
-Tim Mandiri (Self-managed team) → Anggotanya memiliki otonomi tinggi, mengatur sendiri tugas dan tanggung jawab tanpa pengawasan langsung.

4. Karakteristik tim yang efektif
Tim yang efektif biasanya memiliki tujuan yang jelas, peran anggota yang terdefinisi dengan baik, komunikasi terbuka, serta adanya saling percaya antar anggota. Selain itu, tim yang efektif mampu menyelesaikan konflik secara sehat, mendukung satu sama lain, memiliki kepemimpinan yang adaptif, serta berorientasi pada hasil. Yang tidak kalah penting, mereka menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama, bukan hanya individu.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
Organisasi bisa menciptakan para pemain tim dengan menanamkan budaya kolaborasi, memberikan pelatihan kerja sama, serta menciptakan sistem penghargaan yang menilai kontribusi kolektif, bukan hanya prestasi individu. Selain itu, pemimpin perlu memberikan teladan dalam kerja sama, mendorong komunikasi terbuka, dan memberikan ruang bagi setiap anggota untuk berpartisipasi aktif. Dengan begitu, individu akan terbiasa berpikir tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk keberhasilan tim.

6. Kapan menggunakan individu dan bukan tim
Tidak semua pekerjaan memerlukan tim. Jika tugas bersifat rutin, sederhana, atau membutuhkan spesialisasi khusus yang bisa dikerjakan satu orang dengan lebih efisien, maka lebih baik diberikan kepada individu. Misalnya pekerjaan administratif, analisis data tertentu, atau pekerjaan teknis yang tidak butuh koordinasi kompleks. Sebaliknya, tim lebih tepat digunakan ketika pekerjaan membutuhkan kreativitas, ide beragam, atau kolaborasi lintas bidang.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh I Wayan Dava Andriyana 2411011130 -
Nama : I Wayan Dava Andriyana
NPM :2411011130

1. Popularitas tim dalam organisasi biasanya tumbuh ketika mereka konsisten menunjukkan hasil, mampu bekerja sama dengan baik, dan dipercaya oleh manajemen maupun rekan kerja. Keberhasilan proyek membuat tim semakin dikenal, apalagi jika didukung komunikasi yang solid dan kepemimpinan yang jelas. Meski begitu, popularitas harus tetap dijaga agar tidak menimbulkan kecemburuan, sehingga fokus utama tetap pada kontribusi nyata, bukan sekadar pencitraan.

2. Kelompok adalah sekumpulan orang yang berkumpul tanpa harus punya tujuan bersama yang jelas, sedangkan tim terdiri dari orang-orang yang terikat pada tujuan yang sama, saling bergantung, dan bekerja sama untuk mencapainya.

3. Tim fungsional: berisi orang-orang dari bidang yang sama, fokus pada pekerjaan sesuai keahlian mereka.

Tim lintas fungsi: menggabungkan anggota dari berbagai divisi untuk menyelesaikan masalah atau tujuan bersama.

Tim proyek: dibentuk sementara untuk mengerjakan proyek tertentu, lalu dibubarkan setelah selesai.

Tim virtual: beranggotakan orang yang bekerja dari lokasi berbeda dengan mengandalkan teknologi komunikasi.

Tim swakelola: memiliki kebebasan mengatur pekerjaan sendiri tanpa pengawasan langsung dari atasan.

4.karakteristik tim efektif

-Memiliki tujuan yang jelas.

-Komunikasi terbuka dan lancar.

-Peran serta tanggung jawab dipahami anggota.

-Ada saling percaya dan menghargai.

-Komitmen bersama pada hasil terbaik.

5.Organisasi dapat menciptakan peran tim

Organisasi dapat menciptakan para pemain tim dengan menumbuhkan budaya kerja yang menekankan kolaborasi daripada persaingan individu. Hal ini bisa dilakukan melalui pelatihan keterampilan komunikasi dan kerja sama, pemberian tujuan bersama yang jelas, serta sistem penghargaan yang menghargai kontribusi kolektif, bukan hanya prestasi pribadi. Selain itu, pemimpin perlu memberi teladan dengan mendorong keterbukaan, saling percaya, dan rasa tanggung jawab bersama sehingga setiap individu merasa dirinya bagian penting dari tim, bukan sekadar bekerja sendiri.

6.Individu lebih tepat digunakan ketika tugas bersifat sederhana, membutuhkan keahlian khusus yang hanya dimiliki satu orang, atau keputusan harus diambil cepat tanpa perlu banyak koordinasi. Sedangkan tim lebih efektif dipakai bila pekerjaan kompleks, membutuhkan beragam perspektif, dan hasilnya lebih baik dicapai lewat kolaborasi.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Ana Tasya Miranti Tasya -
Assalamualaikum ibu, selamat siang mohon izin memberikan tanggapan terkait pertanyaan diatas

NAMA : Ana Tasya Miranti
NPM : 2411011102
Perilaku Organisasi B

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi. 
Jawab :
• Dalam beberapa dekade terakhir, tim semakin populer karena organisasi menghadapi lingkungan yang kompleks, dinamis, dan kompetitif.
• Tim memungkinkan kolaborasi lintas fungsi, meningkatkan inovasi, dan mempercepat pengambilan keputusan.
• Budaya kerja modern juga menekankan pada kerja sama, kepemimpinan partisipatif, serta kebutuhan fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah.
• Teknologi komunikasi digital (seperti aplikasi kolaborasi online) juga memperkuat tren penggunaan tim.

2. Bandingkan kelompok dengan tim. 
Jawab :
Sebenarnya kelompok dan team sama sama memiliki tujuan yang sama, namun team memiliki pembagian tugas yang lebih jelas dan lebih formal, sedangkan kelompok pembagian tugasnya lebih terkesan tidak terlalu formal dan cenderung sama. Team sudah memiliki pembagian tugasnya masing-masing, contohnya team sepak bola.

3. Bandingkan 5 tipe tim.
Jawab :
1. Tim Fungsional → Dibentuk dari satu departemen, fokus pada pekerjaan rutin.
2. Tim Lintas Fungsi → Anggota dari berbagai divisi, fokus pada pemecahan masalah kompleks.
3. Tim Virtual → Bekerja melalui teknologi (online), lokasi berbeda.
4. Tim Proyek → Dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu.
5. Tim Swakelola (Self-Managed Team) → Anggota mengatur diri sendiri, minim pengawasan manajer.

Perbandingan utama:
• Durasi → Tim proyek & virtual bisa sementara; tim fungsional lebih permanen.
• Struktur → Tim fungsional hierarkis, tim swakelola lebih mandiri.
• Komunikasi → Virtual bergantung pada teknologi, lainnya lebih tatap muka.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Jawab :
• Tujuan jelas dan dipahami semua anggota.
• Komunikasi terbuka dan transparan.
• Peran dan tanggung jawab terdefinisi.
• Kepercayaan dan saling menghargai.
• Kepemimpinan partisipatif.
• Komitmen tinggi terhadap hasil.
• Konflik diselesaikan secara konstruktif.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim
Jawab :
• Pelatihan kerja sama: meningkatkan komunikasi, empati, dan kolaborasi.
• Budaya organisasi inklusif: mendorong nilai gotong royong, bukan kompetisi individual semata.
• Sistem penghargaan berbasis tim: bukan hanya individu, tapi pencapaian bersama.
• Pemimpin sebagai role model: memperlihatkan kerja sama nyata.
• Pembangunan kepercayaan: melalui transparansi, keadilan, dan kejelasan peran.

6. Jelaskan Kapan menggunakan para individual dan bukannya tim
Jawab :
• Jika tugas sederhana, rutin, dan dapat dikerjakan sendiri.
• Jika pekerjaan membutuhkan keahlian khusus individu yang tidak bisa dibagi.
• Jika keputusan harus diambil cepat tanpa proses diskusi panjang.
• Jika biaya membentuk tim lebih besar daripada manfaatnya.
• Jika risiko konflik lebih besar daripada potensi sinergi.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Ade Candra Fachruddin_2411011104 -
1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi
Popularitas tim dalam organisasi semakin meningkat karena kebutuhan kerja di era modern semakin kompleks dan dinamis. Pekerjaan yang bersifat multidimensi tidak lagi bisa diselesaikan secara individu, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas keahlian. Tim terbukti lebih efektif karena mampu menggabungkan ide, pengalaman, dan keterampilan beragam anggota. Selain itu, perkembangan teknologi juga mendukung terbentuknya tim virtual, yang memungkinkan kolaborasi tanpa batasan geografis. Faktor-faktor ini membuat konsep teamwork semakin populer dalam organisasi bisnis maupun non-bisnis.

2. Bandingkan kelompok dengan tim
2.1 Kelompok (Group) Hanya sekumpulan orang yang berkumpul. Anggotanya lebih berfokus pada kontribusi individual, tidak selalu memiliki tujuan bersama, dan hasil akhirnya biasanya hanyalah akumulasi kinerja tiap individu. Contoh: Mahasiswa yang duduk bareng di kelas untuk mengerjakan tugas, tetapi hasilnya dikumpulkan masing-masing.

2.2 Tim (Team) Sekelompok orang yang bekerja sama secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama. Ada kolaborasi, koordinasi, serta sinergi sehingga hasil akhir lebih besar daripada sekadar penjumlahan kontribusi individual. Contoh: Tim proyek pengembangan aplikasi startup, di mana ide, keahlian, dan pengalaman semua anggota digabungkan untuk menghasilkan produk terbaik.

3. Bandingkan 5 tipe tim
3.1 Problem-Solving Team → Bersifat sementara, fokus mencari solusi atas masalah tertentu. Contoh: Tim audit internal untuk mencari penyebab tingginya defect produk.

3.2 Self-Managed Work Team → Tim yang mandiri tanpa pengawasan langsung, mengatur tugas, jadwal, dan keputusan sendiri. Contoh: Tim programmer yang mengatur pembagian kerja dan testing secara independen.

3.3 Cross-Functional Team → Terdiri dari anggota lintas departemen/keahlian untuk proyek bersama. Contoh: Tim pengembangan produk baru yang melibatkan marketing, finance, R&D, dan produksi.

3.4 Virtual Team → Bekerja secara online dengan bantuan teknologi komunikasi, anggotanya tersebar di lokasi berbeda. Contoh: Tim global perusahaan multinasional yang berkolaborasi lewat Zoom dan Slack.

3.5 Multiteam System → Seseorang bisa terlibat di beberapa tim sekaligus, sehingga informasi dan ide bisa menyebar lebih cepat. Contoh: Karyawan yang ikut tim pemasaran sekaligus tim inovasi produk.

4. Karakteristik tim yang efektif
4.1 Memiliki anggota dengan kemampuan teknis dan interpersonal.
4.2 Komunikasi yang terbuka dan mampu menyelesaikan konflik.
4.3 Peran yang jelas (ada pemimpin, pelaksana, evaluator).
4.4Tujuan bersama yang dipahami semua anggota.
4.5 Refleksivitas: mampu adaptasi terhadap perubahan.
4.6 Kohesi tinggi dan saling percaya antar anggota.
4.7 Adanya transactive memory system (anggota tahu siapa ahli dalam bidang tertentu).
4.8 Motivasi kolektif dan efikasi tim yang kuat.
4.9 Ukuran tim ideal (tidak terlalu besar, setiap orang berkontribusi nyata).

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim
5.1 Seleksi: Rekrut individu dengan keterampilan teknis dan interpersonal yang seimbang.
5.2 Pelatihan: Latih komunikasi, kerja sama, manajemen konflik, serta kesadaran peran.
5.3 Penghargaan: Berikan apresiasi tidak hanya individu, tapi juga keberhasilan tim.
5.4 Budaya organisasi: Bangun budaya kolaboratif dengan nilai saling percaya, keterbukaan, dan tujuan bersama.
5.5 Identitas & Cohesion: Ciptakan identitas tim (nama tim, simbol, misi bersama) untuk menumbuhkan rasa memiliki.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.

Tidak semua pekerjaan harus dikerjakan tim.

Gunakan individu ketika:
Tugasnya sederhana dan rutin.
Tidak membutuhkan kolaborasi lintas keahlian.
Target lebih efektif diselesaikan dengan cepat oleh satu orang.

Tingkat koordinasi tim justru menambah biaya dan waktu. Contoh: Input data ke sistem, desain sederhana, atau laporan pribadi.

Gunakan tim ketika:
Pekerjaan kompleks, butuh inovasi, dan perspektif beragam.

Ada tujuan bersama yang jelas dan saling ketergantungan antar anggota. Contoh: Riset pasar, inovasi produk, strategi pemasaran global.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Arinda Jayanti 2411011048 -
Assalamualaikum Wr. Wb.. Selamat siang, Bu Nova. Sebelumnya izin memperkenalkan diri.

Nama: Arinda Jayanti
NPM: 2411011048
Perilaku Organisasi Kelas B

Sebelumnya izin menjawab pertanyaan yang Ibu berikan.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.

Pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi disebabkan oleh manfaat kerja tim yang signifikan, antara lain meningkatkan produktivitas dan efisiensi karena tugas dibagi secara terstruktur. Kerja sama tim juga memperkuat hubungan antar anggota, membangun kepercayaan, dan meningkatkan kepuasan kerja. Selain itu, tim memudahkan pencarian solusi, mempercepat penyelesaian pekerjaan, memperbaiki komunikasi, dan memperluas pertukaran ide serta keahlian, sehingga pekerjaan terasa lebih ringan dan efektif. Semua hal ini membuat tim menjadi elemen penting dalam mencapai tujuan organisasi secara optimal.

2. Bandingkan kelompok dengan tim.

• Kelompok (Group): sekumpulan orang, tujuan bisa berbeda, koordinasi rendah, tanggung jawab individu.
• Tim (Team): sekumpulan orang dengan tujuan bersama, koordinasi tinggi, saling bergantung, tanggung jawab kolektif.

3. Bandingkan 5 tipe tim.

1. Fungsional: dari departemen sama, tugas rutin, spesialisasi tinggi.
2. Lintas Fungsi: dari berbagai departemen, selesaikan masalah kompleks.
3. Proyek: fokus pada proyek tertentu, sementara.
4. Virtual: bekerja jarak jauh, komunikasi lewat teknologi.
5. Swakelola: mandiri, atur sendiri tugas tanpa banyak manajer.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.

Karakteristik tim yang efektif secara ringkas adalah memiliki tujuan yang jelas dan menginspirasi, struktur yang berfokus pada hasil, anggota yang kompeten, komitmen terpadu dari seluruh anggota, serta iklim kerja yang kolaboratif. Tim efektif juga memiliki standar keunggulan, dukungan dan pengakuan eksternal, dan kepemimpinan yang berlandaskan prinsip. Komunikasi terbuka, saling percaya, dan partisipasi aktif anggota juga sangat penting untuk menciptakan sinergi dan hasil kerja optimal.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim.

Organisasi dapat menciptakan pemain tim yang efektif dengan cara mudah merangkum poin utama berikut:
• Pilih dan rekrut anggota dengan karakter utama: rendah hati, bersemangat, dan cerdas secara sosial.
• Kembangkan karyawan lewat pelatihan dan feedback agar dapat bekerja sama dengan baik.
• Bangun budaya kerja yang mendukung kolaborasi dan kerja sama antar anggota.
• Tetapkan tujuan jelas dan komunikasikan agar semua anggota memahami dan berkomitmen.
• Fasilitasi kegiatan team building untuk mempererat ikatan dan meningkatkan kerja sama.
• Kepemimpinan yang efektif untuk memotivasi dan mengatur anggota sesuai kemampuan.

6. Jelaskan Kapan menggunakan para individual dan bukannya tim

Kerja individu tepat digunakan untuk tugas yang memerlukan fokus, konsentrasi tinggi, dan penyelesaian mandiri tanpa banyak interaksi, seperti pekerjaan rutin atau yang sudah terdefinisi jelas. Individu memiliki kendali penuh dan bertanggung jawab secara pribadi atas hasilnya.
Sebaliknya, kerja tim lebih cocok untuk tugas kompleks yang membutuhkan berbagai keahlian, kreativitas, dan kolaborasi untuk pengambilan keputusan bersama. Tim memungkinkan pertukaran ide dan dukungan antar anggota agar hasil lebih optimal.
Singkatnya, kerja individu dipilih untuk pekerjaan mandiri dan fokus, sementara kerja tim dipilih untuk pekerjaan yang memerlukan sinergi dan kerja sama lintas keahlian.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Azzahra Hafidatuzzahri Walmisr -
Nama : Azzahra Hafidatuzzahri Walmisr
NPM : 2411011066

1. Pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi melonjak sejak akhir abad ke-20, didorong oleh kompleksitas tugas di era digital dan globalisasi. Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi tim virtual melalui alat seperti Zoom, dengan survei Gallup (2022) menunjukkan 70% organisasi menggunakannya untuk inovasi. Manfaatnya termasuk produktivitas 21% lebih tinggi dan turnover 15% lebih rendah (Harvard Business Review), meski tantangan seperti konflik internal muncul. Tren masa depan: integrasi AI untuk tim hybrid, mencerminkan pergeseran ke struktur kolaboratif yang adaptif.

2. Kelompok adalah kumpulan individu yang berinteraksi longgar tanpa tujuan bersama kuat, fokus pada kepentingan pribadi, dan bekerja independen, seperti karyawan di satu departemen. Sebaliknya, tim adalah kelompok kecil dengan ketergantungan tinggi untuk mencapai tujuan spesifik, menghasilkan sinergi lebih besar melalui komunikasi kohesif dan norma bersama, seperti tim proyek di Google. Kelompok lebih sederhana tapi kurang efektif untuk tugas kompleks, sementara tim unggul dalam inovasi meski memerlukan komitmen lebih.

3. Tim pemecah masalah fokus sementara pada rekomendasi solusi, cepat tapi kurang implementasi, seperti tim audit pabrik. Tim kerja permanen menangani tugas harian dengan otonomi, efisien tapi rentan monoton, seperti lini produksi Toyota. Tim mandiri mengelola diri sendiri, fleksibel dengan kepemilikan tinggi tapi butuh keterampilan konflik, seperti tim perawat rumah sakit. Tim lintas fungsional gabungkan departemen untuk inovasi, beragam tapi koordinasi sulit, seperti tim pemasaran-IT. Tim virtual bekerja jarak jauh via teknologi, hemat biaya tapi komunikasi menantang, seperti R&D multinasional.

4. Tim efektif memiliki tujuan jelas dan bersama, komposisi keterampilan beragam, serta komunikasi terbuka untuk membangun kepercayaan dan kohesi. Mereka menekankan akuntabilitas individu dengan otonomi, dukungan sumber daya seperti pelatihan, dan adaptabilitas melalui evaluasi rutin. Menurut model Hackman, karakteristik ini menghasilkan produktivitas 20-30% lebih tinggi, memungkinkan sinergi di mana output tim melebihi jumlah usaha individu.

5. Organisasi menciptakan team players melalui rekrutmen berbasis trait kolaboratif seperti empati, diikuti pelatihan soft skills dan team-building. Budaya perusahaan harus promosikan nilai bersama dengan reward tim, sementara pemimpin modelkan perilaku mendukung via mentoring dan feedback 360 derajat. Contoh seperti Southwest Airlines dengan rotasi tim membangun kepemilikan, mengubah karyawan individu menjadi kolaborator efektif dalam 6-12 bulan.

6. Gunakan individu untuk tugas sederhana rutin seperti laporan administratif, di mana tim menambah overhead tanpa manfaat. Pilihannya juga tepat saat kecepatan dibutuhkan dalam krisis, kerahasiaan tinggi seperti audit rahasia, atau spesialisasi unik seperti investigasi cyber. Untuk pekerja kreatif introvert atau keterbatasan sumber daya di startup, individu lebih agile dan hemat. Secara keseluruhan, ini cocok untuk 40% kasus independen, sementara tim untuk kolaborasi kompleks.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Daffa Raihan Al Faisar -
Nama: Daffa Raihan Al Faisar
NPM: 2411011099

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.

Tim semakin populer karena organisasi modern menghadapi lingkungan yang kompleks dan dinamis. Keputusan tidak bisa hanya diambil individu; dibutuhkan sinergi, keragaman perspektif, dan kolaborasi. Teknologi komunikasi juga membuat tim virtual lebih mudah dibentuk. Dengan teamwork, organisasi lebih inovatif, responsif, dan mampu menghadapi persaingan global.

2. Bandingkan kelompok dengan tim.

Kelompok hanyalah sekumpulan orang yang berinteraksi untuk berbagi informasi atau koordinasi, dengan akuntabilitas individual. Tim adalah sekelompok orang dengan tujuan bersama, saling bergantung, dan menghasilkan sinergi; akuntabilitasnya bersifat kolektif maupun individual. Jadi, semua tim adalah kelompok, tapi tidak semua kelompok adalah tim.

3. Bandingkan 5 tipe tim.

- Tim Pemecah Masalah (Problem-Solving): sementara, fokus mengatasi masalah tertentu.
- Tim Mandiri (Self-Managed): mengatur sendiri pekerjaan dan keputusan tanpa pengawasan ketat.
- Tim Lintas Fungsional (Cross-Functional): terdiri dari anggota berbagai departemen untuk inovasi/proyek.
- Tim Virtual: bekerja jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi.
- Tim Multikultural/Global: terdiri dari anggota berbagai negara, menekankan keragaman budaya untuk tujuan internasional.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.

Tim efektif memiliki tujuan yang jelas, struktur yang tepat, anggota dengan keahlian saling melengkapi, komitmen tinggi, komunikasi terbuka, kepemimpinan yang mendukung, serta saling percaya. Tim efektif juga mampu mengelola konflik secara konstruktif.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim.

Organisasi perlu menanamkan budaya kolaborasi, memberi pelatihan kerja tim, menyusun sistem penghargaan berbasis kinerja tim, menempatkan orang dengan kepribadian dan keterampilan yang mendukung teamwork, serta membangun lingkungan kerja yang inklusif dan penuh kepercayaan.

6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.

Pekerjaan lebih baik dilakukan individu bila tugasnya sederhana, butuh penyelesaian cepat, tidak membutuhkan banyak perspektif, atau ketika koordinasi tim justru akan memperlambat. Sedangkan tim lebih efektif digunakan untuk masalah kompleks, inovasi, dan situasi yang menuntut beragam keahlian.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Sakhi Fauzan -
Nama : Sakhi Fauzan
Npm : 2451011019

Assalamu'alaikum Bu Nova dan kawan-kawan. Izin memberikan responsi terhadap pertanyaan diatas.

1. 1. Dalam organisasi modern, tim semakin populer karena tuntutan lingkungan bisnis yang rumit. Tantangan kerja saat ini lebih kompleks sehingga membutuhkan kolaborasi lintas fungsi. Teknologi komunikasi juga mempermudah koordinasi antaranggota tim. Selain itu, budaya organisasi yang menekankan inovasi dan partisipasi karyawan turut mendorong penggunaan tim. Popularitas tim tumbuh karena mereka terbukti meningkatkan kreativitas, mempercepat pengambilan keputusan, serta meningkatkan kepuasan kerja melalui keterlibatan anggota.
2. 1. Kelompok : sekumpulan orang yang berkumpul karena tujuan bersama tetapi kontribusinya lebih individual.

2. Tim : sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama yang jelas, saling bergantung satu sama lain, dan bertanggung jawab secara kolektif terhadap hasil. Kerjasama lebih intens, dengan adanya pembagian peran yang spesifik.

3. Tim Fungsional: anggota berasal dari departemen yang sama, fokus pada tugas rutin sesuai fungsi.


2. Tim Lintas Fungsional: berisi anggota dari berbagai departemen untuk menyelesaikan masalah atau proyek tertentu.


3. Tim Virtual: bekerja melalui teknologi, anggota bisa tersebar secara geografis.


4. Tim Proyek: dibentuk sementara untuk mencapai tujuan spesifik, bubar setelah proyek selesai.


5. Tim Mandiri (Self-managed team): tidak memiliki pengawasan langsung, anggota mengatur sendiri tugas, jadwal, dan pengambilan keputusan.

4. • Tujuan yang jelas
• Komunikasi yang terbuka
• Rasa percaya, komitmen, dan saling menghargai

5. Organisasi dapat menciptakan para pemain tim dengan membangun budaya kerja yang kolaboratif. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan yang menekankan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan penyelesaian masalah. Selain itu, organisasi perlu memberikan penghargaan berbasis tim, sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja sama, bukan hanya mengejar kepentingan pribadi. Kepemimpinan juga berperan penting, di mana pemimpin harus berfungsi sebagai fasilitator yang mendukung dan memberi teladan, bukan sekadar pengarah. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan memberikan ruang untuk berkontribusi anggota tim akan merasa memiliki (sense of belonging) sehingga lebih mudah berperan sebagai pemain tim
6. Penggunaan individu lebih tepat dibanding tim ketika tugas yang diberikan bersifat sederhana, rutin, dan dapat diselesaikan secara mandiri. Individu juga lebih efektif ketika organisasi membutuhkan keputusan cepat tanpa harus melalui proses diskusi panjang. Pada pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus atau tanggung jawab yang jelas, individu lebih sesuai karena akurasi dan fokus lebih terjamin. Selain itu, jika biaya membentuk tim lebih besar dibandingkan manfaatnya, maka menyelesaikan pekerjaan secara individu akan lebih efisien. Dengan kata lain, individu lebih cocok digunakan ketika efektivitas, kecepatan, dan spesialisasi menjadi prioritas utama.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Arifin Ilham -
Nama: Arifin Ilham
NPM: 2411011088

Assalamualaikum Bu Nova, selamat siang.
izin memberikan tanggapan responsi di atas.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Jawaban:
Tim akan menjadi semakin populer karena tuntutan lingkungan organisasi yang makin kompleks dan kompetitif. Organisasi menyadari bahwa tugas-tugas besar dan dinamis tidak bisa ditangani sendiri-mereka butuh integrasi kompetensi, kreativitas, dan kerja sama dari banyak orang. Selain itu, tim memungkinkan pembagian beban kerja, saling menguatkan, dan kolaborasi lintas fungsi, yang membuat organisasi lebih responsif dan inovatif. Karena itu, organisasi mulai meninggalkan struktur yang terlalu terfragmentasi dan lebih banyak menerapkan model tim di berbagai proyek.

2. Bandingkan kelompok dengan tim.
Jawaban:
kelompok adalah sekumpulan orang yang berkumpul tetapi belum tentu memiliki tujuan bersama yang jelas. Biasanya mereka lebih fokus pada kepentingan pribadi masing-masing. Sedangkan tim, meskipun juga terdiri dari sekelompok orang, tetapi mereka memiliki tujuan kolektif, tanggung jawab bersama, serta sinergi yang kuat. Contoh di dalam kelompok perkuliahan, kelompok diskusi hanya sebatas berbagi pendapat, namun ketika berubah menjadi tim proyek, ada pembagian peran, kerja sama yang lebih terarah, dan komitmen untuk mencapai hasil akhir bersama.

3. Bandingkan 5 tipe tim.
Jawaban:
-Tim Fungsional (Functional Team): tim yang anggotanya berasal dari satu fungsi atau departemen yang sama, misalnya tim pemasaran.

-Tim Lintas Fungsional (Cross-functional Team): terdiri dari anggota dari berbagai departemen atau fungsi, untuk mengatasi masalah yang memerlukan perspektif berbeda.

-Tim Mandiri (Self-managed Team/Self-directed Team): tim yang diberikan otonomi besar untuk mengelola tugasnya sendiri, termasuk membuat keputusan internal.

-Tim Virtual (Virtual Team): anggotanya tersebar secara geografis atau waktu, berkolaborasi lewat media daring (video conference, chat, platform kolaborasi).

-Tim Pemecahan Masalah (Problem-solving / Task Force Team): dibentuk sementara untuk menyelesaikan masalah spesifik atau proyek tertentu.

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Jawaban:
-Tujuan tim yang jelas dan dipahami bersama
-Komitmen anggota tim terhadap tujuan bersama
-Komunikasi terbuka dan jujur antar anggota
-Kepercayaan antar anggota
-Kerjasama dan saling mendukung
-Pembagian peran, tanggung jawab, dan tugas yang jelas
-Kepemimpinan yang memfasilitasi (bukan memaksakan)
-Pengelolaan konflik yang sehat
-Evaluasi dan umpan balik berkelanjutan
-Sinergi - hasil tim lebih besar dari jumlah kontribusi individual

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim.
Jawaban:
Organisasi tidak cukup hanya membentuk tim di atas kertas, tetapi juga perlu membangun individu-individu yang mampu menjadi pemain tim sejati. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, organisasi harus memberikan pelatihan yang mengasah kemampuan bekerja sama, seperti keterampilan komunikasi, empati, dan manajemen konflik. Kedua, organisasi perlu menanamkan budaya bahwa keberhasilan bersama lebih penting daripada prestasi pribadi. Dengan begitu, anggota akan terbiasa untuk mengutamakan kepentingan tim, bukan hanya kepentingan diri sendiri.

Selain itu, pengalaman langsung juga sangat penting. Organisasi bisa memberi kesempatan bagi anggotanya untuk terlibat dalam proyek lintas divisi sehingga mereka belajar bagaimana bekerja dengan orang yang berbeda latar belakang. Tak kalah penting, organisasi juga harus membangun rasa kebersamaan melalui kegiatan bonding atau team building, karena dari sanalah tumbuh kepercayaan dan solidaritas. Di sisi lain, pemberian reward yang berbasis tim juga bisa mendorong setiap anggota untuk berkontribusi maksimal, bukan sekadar mencari pengakuan individu.

6. Jelaskan Kapan menggunakan para individual dan bukannya tim
Jawaban:
Terdapat situasi tertentu ketika organisasi lebih baik menggunakan individu dibanding tim. Misalnya, jika tugasnya membutuhkan keahlian khusus, lebih cepat dikerjakan oleh satu orang ahli daripada harus berdebat dalam tim. Selain itu, pekerjaan yang sifatnya sederhana, rutin, atau membutuhkan kerahasiaan tinggi lebih cocok dikerjakan individu. Contoh nyata, pembuatan desain poster seringkali lebih efisien jika diserahkan kepada satu orang desainer, bukan dibahas bersama-sama dalam tim.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Reno Khairul Mubin -

Nama : Reno Khairul Mubin

Npm : 2411011132


1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi

Popularitas tim dalam organisasi semakin meningkat karena dunia kerja modern menuntut kolaborasi. Kompleksitas masalah bisnis tidak bisa diselesaikan hanya oleh individu, sehingga organisasi mengandalkan tim untuk menggabungkan beragam keahlian, mempercepat inovasi, serta meningkatkan kualitas keputusan. Selain itu, teknologi komunikasi mempermudah kerja sama lintas waktu dan tempat sehingga budaya kerja berbasis tim menjadi semakin dominan.


2. Bandingkan kelompok dengan tim

Kelompok (group): sekumpulan individu yang berinteraksi tetapi tidak selalu memiliki tujuan bersama yang jelas. Hubungan lebih longgar, dan kinerja individu tidak selalu bergantung pada yang lain. Contoh: sekelompok karyawan menghadiri pelatihan.

Tim: sekumpulan orang dengan tujuan bersama, saling melengkapi keahlian, dan bertanggung jawab kolektif atas hasil. Kinerja tim bergantung pada sinergi antar anggotanya. Contoh: tim proyek yang ditugaskan mengembangkan produk baru.


3. Bandingkan 5 tipe tim

1. Tim Fungsional: terdiri dari anggota dari departemen yang sama, bekerja pada tugas rutin. Fokus pada efisiensi.

2. Tim Lintas Fungsional: anggotanya berasal dari berbagai departemen, bekerja sama untuk menyelesaikan masalah kompleks.

3. Tim Proyek: dibentuk sementara untuk menyelesaikan proyek tertentu dengan tenggat waktu, dibubarkan setelah selesai.

4. Tim Virtual: bekerja sama melalui teknologi tanpa harus bertemu langsung, sering digunakan di organisasi global.

5. Tim Swakelola (Self-managed): tidak terlalu diawasi manajer, anggota memiliki otonomi tinggi dalam mengatur pekerjaan dan tanggung jawab.


4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif

Tujuan yang jelas dan dipahami bersama.

Peran dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik.

Komunikasi terbuka dan saling percaya.

Kepemimpinan yang mendukung.

Keterampilan dan keahlian yang saling melengkapi.

Mekanisme penyelesaian konflik yang sehat.

Komitmen tinggi terhadap hasil bersama.


5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim

Organisasi dapat menciptakan para pemain tim dengan memberikan pelatihan mengenai kerja sama, komunikasi, dan manajemen konflik agar anggota mampu bekerja sama secara harmonis. Budaya organisasi juga harus diarahkan pada kolaborasi, bukan hanya persaingan individu. Pemberian penghargaan atas pencapaian tim akan menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil bersama. Selain itu, manajemen perlu memberikan tujuan yang jelas dan memotivasi sehingga anggota merasa terikat pada pencapaian kolektif. Proses ini juga perlu ditunjang dengan pengembangan empati, rasa memiliki, serta tanggung jawab bersama antar anggota tim.


6. Jelaskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim

Tidak semua pekerjaan harus diselesaikan dengan tim. Ada kalanya pekerjaan lebih tepat diberikan kepada individu, terutama jika sifatnya sederhana, rutin, atau membutuhkan kecepatan penyelesaian tanpa harus melalui diskusi panjang. Tugas yang bersifat administratif atau tanggung jawab personal, seperti penyusunan laporan individu, biasanya lebih efektif jika dikerjakan sendiri. Namun, ketika pekerjaan bersifat kompleks, membutuhkan kreativitas, melibatkan risiko besar, atau menuntut keahlian dari berbagai bidang sekaligus, maka penggunaan tim menjadi lebih tepat dibandingkan dikerjakan secara individual.

Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Ganianda Gumilang -
Nama: Ganianda Gumilang
NPM: 2411011058

Assalamualaikum bu nova, selamat siang izin untuk memberikan tanggapan responsi

1.• Dahulu organisasi lebih banyak mengandalkan individu atau kelompok kerja. Namun, kompleksitas pekerjaan modern (inovasi, persaingan, teknologi) mendorong meningkatnya penggunaan tim.

• Tim menjadi populer karena mampu menggabungkan keterampilan beragam, meningkatkan kreativitas, mempercepat penyelesaian masalah, serta meningkatkan komitmen anggota.

• Tren organisasi modern: team-based organization struktur hierarkis diganti dengan cross-functional teams, project teams, hingga virtual teams.

2. Kelompok = Sekumpulan individu yang berinteraksi untuk berbagi informasi & membuat keputusan. tujuannya yaitu untuk Informasi & koordinasi.
Tim = Sekumpulan orang dengan tujuan bersama, saling bergantung, dan bertanggung jawab atas kinerja kolektif. tujuannya yaitu untuk mencapai hasil/kinerja tertentu secara kolektif.

3. 1. Tim Fungsional berasal dari departemen yang sama, dipimpin manajer.

2. Tim Lintas-Fungsional (Cross-functional) anggota dari departemen berbeda, untuk tujuan proyek/strategi.

3. Tim Swakelola (Self-managed team) tanpa pengawasan langsung, anggota mengatur sendiri jadwal & tugas.

4. Tim Virtual bekerja secara online, lintas lokasi/geografi.

5. Tim Pemecahan Masalah (Problem-solving team) sementara, fokus pada isu tertentu lalu dibubarkan.

4. •Tujuan jelas dan disepakati bersama.
•Peran & tanggung jawab terdefinisi.
•Komunikasi terbuka & transparan.
•Kepercayaan & saling menghargai antar anggota.
•Kepemimpinan yang mendukung (bukan mendominasi).
•Keterampilan yang saling melengkapi.
•Mekanisme penyelesaian konflik yang sehat.
• Akuntabilitas bersama.
• Evaluasi & perbaikan berkelanjutan.

5. • Rekrutmen dengan mempertimbangkan teamwork skill, bukan hanya kompetensi teknis.
• Pelatihan keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah.
• Budaya organisasi yang menekankan kerja sama, bukan kompetisi individual.
• Sistem penghargaan berbasis kinerja tim.
• Kepemimpinan yang memfasilitasi partisipasi & rasa memiliki.
• Membiasakan feedback konstruktif & evaluasi tim.

6. 1. Menggunakan individu bila:
• Tugas sederhana/rutin.
• Keputusan cepat harus diambil.
• Pekerjaan memerlukan spesialisasi tinggi & tidak bisa dibagi.
• Biaya membentuk tim lebih besar daripada manfaatnya.

2. Menggunakan tim bila:
• Masalah kompleks & butuh perspektif beragam.
• Kreativitas & inovasi diperlukan.
• Solusi membutuhkan komitmen banyak pihak.
• Koordinasi lintas fungsi dibutuhkan.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Refan Alvaro Putra -

Nama: Refan Alvaro Putra

NPM: 2411011076

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi. 

Jawab: Pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi bisa terjadi karena tim mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kerja individu semata. Suatu tim bisa populer karena adanya pembagian peran yang jelas, kolaborasi keterampilan yang saling melengkapi, serta penyatuan berbagai sudut pandang dalam menyelesaikan masalah. Bekerja dalam tim bisa membuat keputusan yang diambil cenderung lebih matang karena dipengaruhi oleh beragam ide dan pengalaman anggota. Hal inilah yang bisa menyebabkan suatu tim populer dalam organisasi.

2. Bandingkan kelompok dengan tim. 

Jawab: Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling merangkul dan bergerak bersama, sehingga ketika satu anggota terkena masalah maka dampaknya juga dirasakan oleh seluruh kelompok. Sebaliknya, tim lebih bersifat individual dalam arti setiap anggota memiliki pembagian tugas yang jelas sesuai perannya, sehingga tanggung jawab lebih terfokus pada kontribusi masing-masing terhadap tujuan bersama.

3. Bandingkan 5 tipe tim.

Jawab: 1)Tim Pemecahan Masalah 

-Terdiri dari karyawan dari departemen yang sama.

-Fokus mengidentifikasi masalah dan memberikan saran perbaikan.

2) Tim Mandiri

-Anggota mengatur diri sendiri tanpa pengawasan langsung.

-Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

3) Tim Fungsional Silang

-Berasal dari berbagai departemen atau keahlian berbeda.

-Bertujuan menyelesaikan masalah kompleks atau mengembangkan inovasi.

4) Tim Virtual 

-Anggota bekerja secara online tanpa harus bertemu fisik.

-Didukung teknologi komunikasi.

5) Tim Kerja Proyek

-Dibentuk sementara untuk tujuan khusus.

-Dibubarkan setelah tujuan tercapai

4. Identifikasi karakteristik dari tim yang efektif.

Jawab: Tim efektif adalah tim dengan tujuan yang jelas dan dipahami bersama oleh seluruh anggota serta peran yang terdefinisi dengan baik. Selain itu, komunikasi yang terbuka antar anggota, kepercayaan, dan komitmen tinggi juga menjadi faktor penting. Tim yang efektif juga harus ada kepemimpinan yang mendukung agar tim semakin efektif.

5. Bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain Tim.

Jawab: Organisasi dapat menciptakan pemain tim melalui pelatihan keterampilan sosial seperti komunikasi, koordinasi, dan motivasi yang terbukti penting bagi efektivitas kerja sama. Selain itu, memberikan kepercayaan dalam pekerjaan dapat meningkatkan keterlibatan anggota tim. Pemilihan karyawan juga sebaiknya mempertimbangkan kemampuan interpersonal dan kesediaan bekerja sama, bukan hanya keahlian teknis agar tercipta kordinasi tim yang baik.

6.  Jelaskan Kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.

Jawab: Tidak semua pekerjaan membutuhkan tim, karena ada kondisi tertentu yang lebih efektif dikerjakan oleh individu. Tugas sederhana atau rutin lebih tepat dikerjakan sendiri karena biaya koordinasi tim justru memperlambat pekerjaan. Demikian pula ketika keputusan harus diambil cepat, hasil mudah diukur secara personal, atau pekerjaan menuntut keahlian teknis khusus yang tidak bisa dibagi, individu lebih unggul. Penelitian juga menunjukkan bahwa individu cenderung lebih efektif dalam tugas sederhana, sedangkan tim lebih bermanfaat ketika menghadapi masalah kompleks yang memerlukan koordinasi dan ide beragam.



Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Dila Samrotul Fuadah 2411011111 Manajemen -
Assalamu'alaikum Ma'am, selamat siang.
Izin memperkenalkan diri,
Nama: Dila Samrotul Fuadah
NPM: 2411011111

Izin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas Ma'am.

1. Analisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi

Sekarang banyak organisasi lebih memilih bekerja dengan tim dibanding hanya individu. Alasannya, tim bisa menggabungkan berbagai keahlian, ide, dan pengalaman sehingga hasilnya lebih kreatif, cepat, dan inovatif. Selain itu, kerja tim juga meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Jadi, popularitas tim tumbuh karena organisasi butuh cara kerja yang fleksibel dan mampu menghadapi tantangan zaman.

2. Bandingkan kelompok dengan tim

•Kelompok
-Sekumpulan orang yang berinteraksi dan punya tujuan yang sama.
-Tapi kontribusinya lebih bersifat individual, tidak harus saling melengkapi.
-Contoh: sekelompok sales dengan target penjualan masing-masing. Tujuannya sama-sama meningkatkan penjualan, tapi pencapaiannya tergantung usaha individu.

•Tim
-Sekelompok orang dengan tujuan sama, tapi keberhasilannya sangat bergantung pada kolaborasi.
-Anggota saling melengkapi dengan peran dan keahlian masing-masing.
-Contoh: tim proyek peluncuran produk baru, di mana desain, marketing, produksi, dan keuangan harus bekerja sama. Jika satu bagian gagal, tujuan tim tidak tercapai.

Analogi sederhana:
•Kelompok ibarat pelari maraton → semua punya tujuan sama yaitu mencapai garis finish, tapi berlari sendiri-sendiri.
•Tim ibarat tim sepak bola → semua punya tujuan sama yaitu menang, tapi hanya bisa tercapai kalau semua pemain bekerja sama sesuai peran.

Ringkasnya:
Kelompok = punya tujuan sama tapi bisa dicapai individu.
Tim = tujuan sama yang hanya bisa dicapai dengan kerja sama.

3. Bandingkan 5 tipe tim

•Tim pemecah masalah → fokus menemukan solusi.
•Tim kerja mandiri → bisa mengatur sendiri pekerjaannya tanpa banyak campur tangan atasan.
•Tim lintas fungsional → anggotanya dari departemen berbeda, menyatukan berbagai keahlian.
•Tim virtual → bekerja sama lewat teknologi atau online, tidak harus tatap muka.
•Tim kerja → tipe paling umum, menyelesaikan tugas sehari-hari.

Perbedaan utamanya ada pada tujuan, kemandirian, dan cara kerja.

4. Karakteristik tim yang efektif

•Tujuan jelas.
•Peran anggota dipahami.
•Komunikasi terbuka.
•Ada rasa percaya dan saling mendukung.
•Komitmen dan tanggung jawab bersama.
•Pemimpin memberi arahan sekaligus ruang kebebasan.

5. Bagaimana organisasi menciptakan para pemain tim

•Memberi pelatihan kerja sama.
•Mendorong komunikasi yang sehat.
•Membangun budaya saling percaya.
•Memberi penghargaan bukan hanya individu, tapi juga tim.
•Memberi kesempatan sering berkolaborasi.

6. Kapan menggunakan individu, bukan tim

Gunakan individu ketika pekerjaan sederhana, cepat, dan bisa diselesaikan sendiri. Contoh: mengetik laporan.

Gunakan tim ketika pekerjaan kompleks, butuh banyak sudut pandang, dan hasilnya lebih baik kalau ada kolaborasi. Contoh: merancang strategi pemasaran.
Sebagai balasan Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: RESPONSI

oleh Yolanda Selvianys -
Nama: Yolanda Selvianys
NPM: 2411011109

1. Popularitas tim dalam organisasi terus meningkat seiring dengan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi dunia kerja modern. Jika pada masa lalu banyak organisasi mengandalkan kontribusi individu, kini pola tersebut bergeser karena globalisasi dan perkembangan teknologi membuat masalah menjadi multidimensional. Organisasi menyadari bahwa keputusan yang tepat hanya bisa diambil dengan mempertimbangkan sudut pandang yang beragam. Selain itu, inovasi yang dibutuhkan perusahaan untuk bersaing lebih cepat muncul dari kolaborasi dalam tim dibandingkan kerja individual. Perubahan pola kerja, khususnya proyek lintas departemen dan kerja jarak jauh, juga memperkuat peran tim sebagai pusat koordinasi. Tidak hanya itu, tim memberikan nilai psikologis berupa rasa kebersamaan, dukungan emosional, dan motivasi lebih tinggi. Oleh sebab itu, keberadaan tim semakin populer karena terbukti mampu memberikan hasil yang lebih komprehensif, inovatif, dan efisien.

2. Kelompok dan tim sering kali disamakan karena keduanya sama-sama terdiri dari sekumpulan orang. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Kelompok terbentuk ketika individu berkumpul dengan tujuan yang mungkin berbeda-beda, sehingga hubungan antaranggota cenderung longgar, koordinasi minim, dan tanggung jawab lebih bersifat individual. Misalnya, sekelompok karyawan yang menghadiri seminar hanya hadir bersama tanpa harus saling bergantung. Berbeda halnya dengan tim yang dibentuk berdasarkan tujuan jelas dan sama, di mana setiap anggota memiliki peran khusus yang saling melengkapi serta terikat tanggung jawab kolektif. Interaksi dalam tim lebih intensif, komunikasi lebih terbuka, dan hasil kerja merupakan tanggung jawab bersama. Contohnya dapat dilihat pada tim proyek pengembangan produk baru yang anggotanya berasal dari berbagai departemen dan harus bekerja sama demi keberhasilan proyek. Dengan demikian, kelompok lebih menekankan kebersamaan secara sosial, sedangkan tim menekankan kolaborasi untuk pencapaian hasil tertentu.

3. Dalam organisasi, terdapat lima tipe tim dengan karakteristik dan fungsi yang berbeda, yaitu:
• Tim fungsional, terdiri dari anggota dalam satu departemen dengan keahlian sejenis, misalnya tim akuntansi, yang unggul dalam kedalaman keahlian namun memiliki keterbatasan pada sudut pandang yang kurang beragam.
• Tim lintas fungsional beranggotakan orang dari berbagai departemen sehingga mampu menghasilkan solusi yang lebih komprehensif, meskipun koordinasi biasanya lebih rumit.
• Tim virtual bekerja secara daring dengan anggota yang tersebar di lokasi berbeda. Fleksibilitas menjadi keunggulannya, tetapi interaksi yang terbatas sering menimbulkan kesalahpahaman.
• Tim self-managed atau tim mandiri memiliki kewenangan untuk mengatur peran, jadwal, dan tanggung jawab tanpa pengawasan langsung, yang membuat mereka sangat efektif tetapi menuntut kedewasaan serta disiplin tinggi dari setiap anggota. Terakhir,
• Tim problem-solving atau tim pemecahan masalah dibentuk untuk menangani isu tertentu, misalnya perbaikan alur distribusi produk, dan biasanya bersifat sementara. Perbedaan kelima tipe tim ini menunjukkan bahwa pemilihan jenis tim harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

4. Tim yang efektif memiliki beberapa karakteristik penting. Pertama, mereka memiliki tujuan yang jelas sehingga setiap anggota memahami arah dan target kerja. Kedua, struktur peran dalam tim terdistribusi secara tepat sesuai kemampuan masing-masing, sehingga tidak ada beban yang timpang. Ketiga, komunikasi dalam tim berlangsung secara terbuka dan dua arah sehingga setiap anggota merasa didengar dan konflik dapat diminimalisir. Keempat, tim yang efektif juga memiliki rasa percaya dan saling menghargai satu sama lain, karena setiap kontribusi anggota dianggap penting. Kelima, kepemimpinan dalam tim bersifat partisipatif, di mana pemimpin lebih berperan sebagai fasilitator yang memberi arahan tanpa mendominasi. Keenam, tim memiliki motivasi kolektif yang kuat, sehingga semangat kerja tidak hanya muncul dari individu tetapi dari kelompok secara keseluruhan. Terakhir, adanya mekanisme evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan membuat tim mampu belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan kinerjanya.

5. Menciptakan pemain tim dalam organisasi tidak hanya sekadar mengumpulkan orang dalam satu kelompok, melainkan melalui strategi yang terarah. Organisasi perlu memberikan pelatihan yang menekankan keterampilan komunikasi, empati, serta kerja sama agar individu terbiasa berkolaborasi. Budaya organisasi juga harus dirancang untuk mendorong kebersamaan dan mengurangi persaingan individual yang berlebihan. Peran pemimpin sangat penting dalam hal ini karena mereka harus memberi teladan dengan bersikap terbuka terhadap ide, menghargai kontribusi, serta memberikan ruang partisipasi bagi anggota. Selain itu, sistem penghargaan sebaiknya berfokus tidak hanya pada pencapaian individu, tetapi juga pada keberhasilan tim secara keseluruhan. Organisasi juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, di mana setiap anggota merasa aman untuk mengemukakan pendapat dan mencoba hal baru. Dengan langkah-langkah tersebut, karyawan dapat berkembang menjadi pemain tim yang solid dan berkomitmen.

6. Walaupun kerja tim memiliki banyak keunggulan, terdapat situasi tertentu di mana lebih tepat jika pekerjaan dilakukan oleh individu. Tugas yang bersifat sederhana, rutin, dan tidak membutuhkan kolaborasi lebih efisien dikerjakan secara individual. Demikian pula, pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh satu orang, misalnya analisis data tertentu, lebih tepat dikerjakan secara individual. Selain itu, tugas yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi, seperti penyusunan strategi merger atau perjanjian bisnis rahasia, lebih aman jika ditangani oleh individu. Dalam kondisi batas waktu yang ketat, melibatkan tim justru dapat memperlambat pekerjaan karena membutuhkan koordinasi, sehingga individu lebih efektif untuk menyelesaikannya. Sebaliknya, jika pekerjaan bersifat kompleks, melibatkan banyak variabel, serta membutuhkan beragam sudut pandang, maka kerja tim tetap menjadi pilihan yang paling tepat.