CASE STUDY

CASE STUDY

CASE STUDY

Number of replies: 3

Sebuah SMA unggulan di kota besar memiliki akses lengkap terhadap fasilitas teknologi seperti LMS, proyektor interaktif, perangkat mobile siswa, dan koneksi internet. Namun, hasil evaluasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPS belum berdampak signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis, empati sosial, dan kepekaan terhadap isu-isu global.

Beberapa temuan dari observasi dan wawancara:

  1. Guru masih menggunakan metode ceramah meskipun tersedia teknologi digital.
  2. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses belajar, meskipun sebagian besar memiliki potensi tinggi dalam berpikir analitis.
  3. Topik-topik seperti konflik global, perubahan sosial, dan isu lingkungan hanya diajarkan dari buku teks.
  4. Penilaian masih berfokus pada hafalan fakta dan definisi, belum menyentuh kompetensi abad 21.
  5. Sekolah ingin menerapkan pendekatan berbasis teknologi yang aktif dan kolaboratif, dengan menerapkan model pembelajaran yang mendorong keterlibatan aktif siswa dalam menyelesaikan masalah sosial nyata melalui model ASSURE.

 

Pertanyaan:

  1. Analisislah akar permasalahan dalam kasus tersebut dari perspektif prinsip desain pembelajaran berbasis teknologi! Mengapa keberadaan fasilitas teknologi tidak otomatis meningkatkan kualitas pembelajaran?
  2. Jelaskan secara rinci bagaimana model ASSURE dapat digunakan untuk merancang ulang pembelajaran IPS pada tema “Konflik Global dan Upaya Perdamaian”! Uraikan masing-masing tahap ASSURE dan bagaimana penerapannya dapat mengatasi masalah yang ada.
  3. Lakukan refleksi kritis-holistik terhadap kelebihan dan keterbatasan model ASSURE dalam pembelajaran IPS kontekstual. Bagaimana model ini dapat mendukung pendidikan IPS yang memadukan aspek kognitif, afektif, dan sosial?
  4. Rancanglah desain pembelajaran singkat berbasis ASSURE untuk topik tersebut, dengan mencakup:
  • Analisis Karakteristik Peserta Didik
  • Tujuan Pembelajaran
  • Metode dan Media
  • Keterlibatan Siswa
  • Penilaian dan Umpan Balik