RESPONSI PERTEMUAN 4

responsi 4

responsi 4

Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M. གིས-
Number of replies: 31

Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini..

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi. 

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.


In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Aisyah Diah Subekti གིས-
Izin menjawab pertanyaan
Nama: Aisyah Diah Subekti
NPM: 2411011101

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Persepsi adalah proses dimana individu mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi mereka untuk memberi makna pada lingkungannya.
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi:
• Faktor dalam diri penerima: sikap, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan.
• Faktor dalam objek/target: karakteristik target (novelty, gerakan, suara, ukuran, latar belakang).
• Faktor dalam situasi: konteks sosial, waktu, serta lingkungan kerja atau non-kerja.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.

Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menafsirkan penyebab perilaku orang lain, apakah disebabkan faktor internal (disposisi) atau eksternal (situasional).
Tiga penentu atribusi menurut Kelley:
1. Kekhususan (Distinctiveness): apakah perilaku berbeda di situasi lain?
2. Konsensus (Consensus): apakah orang lain bertindak sama dalam situasi yang sama?
3. Konsistensi (Consistency): apakah perilaku sama di waktu berbeda untuk situasi yang sama?

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.

Individu sering menggunakan shortcut perseptual, di antaranya:
• Stereotyping: menilai seseorang berdasarkan persepsi kelompoknya.
• Halo effect: satu karakteristik menutupi penilaian keseluruhan.
• Selective perception: hanya melihat aspek yang sesuai dengan minat atau sikap.
• Contrast effect: penilaian dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru diamati.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan adalah hasil dari bagaimana seseorang memersepsi dan menafsirkan informasi.
Kesalahan dalam persepsi dapat menghasilkan bias keputusan, sedangkan persepsi yang akurat membantu pengambilan keputusan yang lebih rasional, adil, dan efektif.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
• Model Rasional: mengasumsikan pengambil keputusan memiliki informasi lengkap, alternatif jelas, dan memilih pilihan optimal.
• Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality): karena keterbatasan kognitif dan informasi, individu mencari solusi yang cukup baik (satisficing), bukan terbaik.
• Intuisi: pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman dan perasaan bawah sadar, tanpa analisis formal.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.

Bias umum dalam pengambilan keputusan:
• Overconfidence bias (terlalu percaya diri).
• Anchoring bias (terlalu terpaku pada informasi awal).
• Confirmation bias (mencari informasi yang mendukung pendapat sendiri).
• Availability bias (terpengaruh informasi yang mudah diingat).
• Escalation of commitment (tetap pada keputusan yang salah karena sudah banyak investasi).
• Randomness error dan hindsight bias juga sering muncul.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
• Perbedaan individu: kepribadian, gender, gaya berpikir, nilai, serta tingkat pengalaman dapat memengaruhi cara seseorang menilai situasi dan mengambil keputusan.
• Batasan organisasi: peraturan, kebijakan, budaya organisasi, waktu terbatas, biaya, dan struktur hierarki sering kali membatasi kebebasan individu dalam mengambil keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.
1. Utilitarianism: keputusan terbaik adalah yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
2. Rights: keputusan harus menghormati hak-hak dasar setiap individu (kebebasan, privasi, perlakuan adil).
3. Justice: keputusan harus mendistribusikan manfaat dan beban secara adil dan merata.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru dan bermanfaat.
Model tiga tahap kreativitas:
1. Penyusunan informasi (Problem formulation): mengidentifikasi masalah atau peluang dengan mengumpulkan informasi yang relevan.
2. Inkubasi (Incubation): periode refleksi internal, dimana ide berkembang tanpa disadari.
3. Insight & verifikasi (Idea generation & verification): munculnya solusi kreatif dan pengujian apakah ide tersebut praktis serta dapat diterapkan
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Puspita Nurul གིས-
Assalamu'alaikum Ma'am, selamat siang.
Izin memperkenalkan diri,
Nama: Puspita Nurul Istiqomah
NPM: 2411011112

Izin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas Ma'am.


1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Persepsi adalah proses seseorang menyeleksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi sensorik untuk memberi makna pada lingkungannya. Faktor yang memengaruhinya meliputi faktor individu (motivasi, pengalaman, sikap), faktor situasional (waktu, tempat, kondisi lingkungan), dan faktor target (karakteristik objek atau orang yang diamati).

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.
Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menafsirkan penyebab perilaku, apakah disebabkan faktor internal atau eksternal. Tiga penentunya adalah kekhususan (distinctiveness), konsensus (consensus), dan konsistensi (consistency).

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.
Jalan pintas tersebut antara lain stereotip, halo effect (menilai seseorang hanya dari satu sifat menonjol), selective perception (memilih informasi sesuai pandangan pribadi), dan projection (menganggap orang lain sama dengan diri sendiri).

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi persepsi karena keputusan didasarkan pada cara individu menafsirkan informasi dan situasi. Persepsi yang berbeda dapat menghasilkan keputusan yang berbeda meskipun data sama.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
Model rasional menggunakan proses logis dan langkah sistematis. Rasionalitas terbatas mengakui keterbatasan informasi dan waktu sehingga keputusan dibuat cukup memuaskan, bukan sempurna. Intuisi mengandalkan pengalaman dan perasaan tanpa analisis formal.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.
Kesalahan umum antara lain overconfidence bias (terlalu percaya diri), anchoring bias (terpaku pada informasi awal), confirmation bias (mencari data yang mendukung pendapat sendiri), dan escalation of commitment (terus mempertahankan keputusan yang salah).

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
Perbedaan individu seperti nilai, pengalaman, dan gaya berpikir memengaruhi cara mengevaluasi pilihan. Batasan organisasi seperti kebijakan, struktur, budaya, dan sumber daya dapat mempersempit alternatif dan memengaruhi hasil keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.
Kriteria utilitarian menilai keputusan dari manfaat terbesar bagi banyak orang. Kriteria hak menekankan perlindungan hak-hak dasar individu. Kriteria keadilan berfokus pada pemerataan dan pembagian yang adil atas manfaat dan beban.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru dan bermanfaat. Model tiga tahap meliputi persiapan (mengumpulkan informasi dan memahami masalah), inkubasi (munculnya ide melalui pemikiran tidak sadar), dan pencerahan/verifikasi (ide muncul lalu diuji dan dikembangkan).
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

M.Abizar Al Ghifari གིས-
Nama: M.Abizar Al Ghifari
NPM: 2411011086
Mata Kuliah: Perilaku Organisasi

---

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Persepsi adalah proses di mana individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi sensorik untuk memberi makna terhadap lingkungannya.
Faktor yang memengaruhi persepsi:

* Faktor dalam diri individu: sikap, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, harapan.
* Faktor dalam objek yang dipersepsi: intensitas, ukuran, kontras, kebaruan, kedekatan.
* Faktor situasional: waktu, kondisi kerja, pengaturan sosial.

---

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.
Teori atribusi menjelaskan bagaimana seseorang menafsirkan penyebab perilaku—apakah disebabkan faktor internal (sifat, niat) atau eksternal (lingkungan, situasi).
Tiga penentu atribusi adalah:

* Kekhususan (Distinctiveness): Apakah perilaku terjadi hanya pada situasi tertentu atau di berbagai situasi.
* Konsensus (Consensus): Apakah orang lain berperilaku sama dalam situasi yang sama.
* Konsistensi (Consistency): Apakah perilaku tersebut konsisten dari waktu ke waktu.

---

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.

* Persepsi selektif: hanya memperhatikan aspek tertentu sesuai kepentingan.
* Efek halo: menilai seseorang secara keseluruhan berdasarkan satu sifat dominan.
* Efek kontras: membandingkan seseorang dengan individu lain yang baru ditemui.
* Stereotip: menggeneralisasi seseorang berdasarkan kelompok atau kategori tertentu.
* Proyeksi: menganggap orang lain memiliki sifat/emosi yang sama dengan dirinya.

---

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
Persepsi menentukan bagaimana seseorang memahami informasi, menafsirkan situasi, serta menilai alternatif. Karena keputusan selalu didasarkan pada interpretasi, bukan hanya fakta objektif, maka bias persepsi sangat memengaruhi kualitas pengambilan keputusan.

---

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.

* Model rasional: menekankan proses logis dan sistematis—mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengevaluasi alternatif, memilih yang terbaik.
* Rasionalitas terbatas (bounded rationality): individu tidak selalu mampu mengolah semua informasi; cenderung mencari solusi yang "cukup memuaskan" (satisficing), bukan optimal.
* Intuisi: keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, atau naluri, sering muncul cepat tanpa analisis formal.

---

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.

* Bias kepastian semu (overconfidence): terlalu percaya diri pada penilaian sendiri.
* Bias penahan (anchoring bias): terlalu bergantung pada informasi awal.
* Bias ketersediaan (availability bias): menilai berdasarkan informasi yang paling mudah diingat.
* Bias konfirmasi: hanya mencari informasi yang mendukung pandangan pribadi.
* Escalation of commitment: tetap mempertahankan keputusan salah karena sudah berinvestasi banyak.
* Bias retrospektif (hindsight bias): menganggap suatu hasil lebih dapat diprediksi setelah kejadian terjadi.

---

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.

* Perbedaan individu: kepribadian, nilai, pengalaman, kecerdasan, dan gaya kognitif dapat memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan. Misalnya, orang dengan toleransi risiko tinggi cenderung berani mengambil keputusan yang lebih berisiko.
* Batasan organisasi: kebijakan, aturan, budaya organisasi, tekanan waktu, sumber daya terbatas, serta hierarki birokrasi dapat membatasi pilihan yang tersedia bagi pengambil keputusan.

---

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.

* Utilitarianisme: keputusan dianggap etis jika memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
* Hak-hak individu: keputusan harus menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap orang (kebebasan, privasi, keadilan).
* Keadilan distributif: keputusan etis harus membagi manfaat dan beban secara adil dan merata.

---

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.

* Kreativitas: kemampuan menghasilkan ide-ide baru, unik, dan bermanfaat.
* Model tiga tahap kreativitas:

1. Generasi ide: mengembangkan gagasan baru melalui pengamatan, pengalaman, atau imajinasi.
2. Inkubasi: memberi waktu agar ide berkembang, disaring, dan dikombinasikan dengan pengetahuan yang ada.
3. Verifikasi: menguji, mengevaluasi, dan menerapkan ide menjadi solusi nyata atau inovasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Fhatwa Auliyana 2411011083 གིས-
Nama: Fhatwa Auliyana
NPM: 2411011083

Selamat sore bu, izin menjawab pertanyaan dari sesi responsif

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya
Persepsi adalah proses di mana seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan informasi sensorik untuk memberikan makna terhadap lingkungan di sekitarnya. Persepsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal mencakup pengalaman sebelumnya, motivasi, kebutuhan, emosi, dan sikap individu, sementara faktor eksternal berkaitan dengan aspek lingkungan, seperti situasi sosial, interaksi dengan orang lain, dan konteks tempat terjadinya peristiwa. Dengan demikian, persepsi seseorang selalu unik dan dapat berbeda dengan orang lain, karena dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman masing-masing individu.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi
Teori atribusi mencoba menjelaskan bagaimana individu menafsirkan perilaku orang lain dan menentukan penyebab dari perilaku tersebut. Menurut teori ini, ketika seseorang melihat tindakan orang lain, mereka akan mencoba mengatribusikannya ke faktor internal, seperti kepribadian atau kemampuan, atau ke faktor eksternal, seperti situasi atau lingkungan. Tiga penentu utama atribusi adalah konsistensi, yaitu seberapa sering perilaku itu muncul dalam situasi yang sama; konsensus, yaitu apakah orang lain juga melakukan hal yang sama; dan diferensiasi, yaitu apakah perilaku itu berbeda tergantung situasinya.

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain
Dalam menilai orang lain, individu sering menggunakan jalan pintas mental atau heuristik untuk mempercepat proses pengambilan keputusan. Jalan pintas ini termasuk stereotip, di mana seseorang menilai orang lain berdasarkan kelompok atau kategori tertentu; atribusi yang berlebihan terhadap karakter, yaitu cenderung menekankan faktor internal daripada faktor situasional; serta efek halo, di mana kesan positif atau negatif terhadap satu sifat memengaruhi penilaian keseluruhan terhadap individu tersebut. Meskipun heuristik ini membantu efisiensi, mereka juga bisa menyebabkan kesalahan persepsi dan bias.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
Persepsi memiliki hubungan yang erat dengan pengambilan keputusan karena cara seseorang menafsirkan informasi akan memengaruhi pilihan dan tindakan yang diambil. Jika persepsi seseorang bias atau tidak akurat, keputusan yang diambil juga cenderung kurang tepat. Sebaliknya, persepsi yang akurat terhadap lingkungan dan orang lain memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tepat sasaran.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi
Dalam konteks pengambilan keputusan, terdapat berbagai pendekatan. Model rasional menekankan proses pengambilan keputusan yang logis dan sistematis, mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan informasi, evaluasi alternatif, hingga pemilihan solusi optimal. Sementara itu, konsep rasionalitas terbatas menunjukkan bahwa individu tidak selalu mampu memproses semua informasi secara sempurna karena keterbatasan kognitif dan waktu, sehingga sering kali memilih solusi yang memuaskan daripada mencari solusi terbaik. Di sisi lain, pendekatan intuisi mengandalkan pengalaman, insting, dan perasaan subyektif untuk membuat keputusan, terutama dalam situasi yang kompleks atau ambigu.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum
Kesalahan dalam pengambilan keputusan sering muncul karena berbagai bias. Beberapa bias umum termasuk bias konfirmasi, di mana individu cenderung mencari informasi yang mendukung keyakinannya sendiri; efek anchoring, yaitu terlalu bergantung pada informasi awal; serta overconfidence, yaitu percaya diri berlebihan terhadap kemampuan sendiri. Bias-bias ini dapat mengganggu objektivitas dan mengurangi kualitas keputusan yang diambil.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan
Perbedaan individu, seperti pengalaman, pengetahuan, kepribadian, dan nilai-nilai, serta batasan organisasi, seperti struktur, prosedur, budaya, dan sumber daya yang tersedia, turut memengaruhi cara pengambilan keputusan. Individu yang berbeda akan menafsirkan informasi dan mengevaluasi alternatif secara berbeda, sementara organisasi yang terlalu kaku atau birokratis dapat membatasi fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis
Dalam konteks etika, terdapat beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan. Kriteria utilitarian menekankan pada hasil yang memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kriteria hak menitikberatkan pada perlindungan hak-hak individu, memastikan bahwa keputusan tidak merugikan hak dasar orang lain. Sedangkan kriteria keadilan menekankan kesetaraan dan keseimbangan dalam perlakuan terhadap semua pihak yang terlibat. Ketiga kriteria ini berbeda fokusnya, namun dapat digunakan secara bersamaan untuk menilai keputusan secara etis.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas
Kreativitas dapat dipahami sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, orisinal, dan berguna dalam memecahkan masalah. Proses kreatif sering dijelaskan melalui model tiga tahap, yaitu tahap persiapan, di mana individu mengumpulkan informasi dan mempelajari masalah secara mendalam; tahap inkubasi, di mana ide-ide diproses secara bawah sadar dan berpikir secara reflektif; dan tahap iluminasi atau insight, di mana ide kreatif muncul secara tiba-tiba dan dapat diimplementasikan sebagai solusi yang efektif.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Pebiola Putri Muallah 2411011100 གིས-
NAMA : Pebiola Putri Muallah
NPM : 2411011100

Assalamualaikum wr wb, selamat siang ibu dan teman teman semua mohon izin menjawab pertanyaan di atas, berikut adalah jawaban saya :

1. Persepsi dan Faktor-faktornya
Persepsi adalah cara seseorang menangkap, menginterpretasikan, dan memberi makna terhadap lingkungan sekitarnya. Artinya, persepsi bukan hanya sekadar apa yang ditangkap oleh pancaindra, tetapi juga bagaimana pikiran memaknai informasi tersebut.
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi, antara lain:
Dari individu: pengalaman, motivasi, sikap, emosi, serta harapan.
Dari objek yang diamati: hal-hal yang menonjol, unik, berbeda, atau mencolok biasanya lebih mudah menarik perhatian.
Dari situasi: konteks waktu, tempat, dan kondisi sosial dapat memengaruhi cara seseorang menafsirkan sesuatu.

2. Teori Atribusi
Teori atribusi menjelaskan bagaimana seseorang menilai penyebab dari perilaku orang lain, apakah perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (misalnya sifat, kemampuan, atau kepribadian) atau oleh faktor eksternal (misalnya situasi, keberuntungan, atau kondisi lingkungan).
Ada tiga penentu atribusi menurut Harold Kelley, yaitu:
Kekhususan (Distinctiveness): apakah seseorang hanya berperilaku demikian dalam situasi tertentu atau di semua situasi.
Konsensus (Consensus): apakah orang lain yang berada dalam kondisi serupa juga bertindak dengan cara yang sama.
Konsistensi (Consistency): apakah perilaku tersebut muncul secara berulang-ulang dalam kondisi yang sama.

3. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain
Dalam proses menilai orang lain, sering kali individu menggunakan jalan pintas (heuristik) agar lebih cepat, meskipun terkadang hasilnya kurang objektif. Beberapa bentuk jalan pintas tersebut, yaitu:
Persepsi selektif: hanya memperhatikan informasi yang sesuai dengan pandangan atau minat pribadi.
Efek halo: menilai keseluruhan pribadi seseorang hanya berdasarkan satu sifat dominan.
Efek kontras: penilaian dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru saja ditemui.
Stereotip: menilai seseorang berdasarkan kelompok atau kategori tertentu.
Prasangka: penilaian yang muncul berdasarkan opini atau asumsi tanpa didukung bukti yang cukup.

4. Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Persepsi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat seseorang pada dasarnya merupakan hasil dari bagaimana ia menafsirkan informasi dan situasi. Artinya, bila persepsi berbeda, maka keputusan yang dihasilkan pun bisa berbeda meskipun data yang dilihat sama.

5. Perbandingan Model Pengambilan Keputusan
Model Rasional:
Mengasumsikan bahwa individu sepenuhnya logis, memiliki semua informasi yang diperlukan, serta mempertimbangkan setiap alternatif dengan objektif sebelum memilih keputusan terbaik.
Namun, model ini jarang terjadi secara nyata karena keterbatasan manusia.
Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality):
Mengakui bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam memperoleh informasi, waktu, dan kemampuan menganalisis.
Oleh karena itu, keputusan yang diambil sering kali bukan yang paling optimal, melainkan yang dianggap cukup baik (satisficing decision).
Intuisi:
Keputusan dibuat berdasarkan pengalaman, perasaan, atau “insting” yang cepat.
Meskipun tidak selalu berbasis analisis mendalam, intuisi sering bermanfaat dalam kondisi mendesak atau ketika informasi terbatas.

6. Bias atau Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan
Beberapa bias umum yang sering terjadi, antara lain:
Overconfidence Bias: terlalu percaya diri dalam membuat keputusan.
Anchoring Bias: terlalu terpaku pada informasi awal yang diterima.
Confirmation Bias: hanya mencari informasi yang mendukung pandangan sendiri.
Availability Bias: menilai sesuatu berdasarkan informasi yang paling mudah diingat.
Escalation of Commitment: tetap bertahan pada keputusan lama meskipun sudah jelas tidak efektif.
Randomness Error: melihat pola dalam peristiwa acak yang sebenarnya tidak ada hubungannya.

7. Pengaruh Perbedaan Individu dan Batasan Organisasi
Perbedaan individu: gaya berpikir, kepribadian, tingkat risiko yang dapat diterima, nilai hidup, dan pengalaman sangat memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan.
Batasan organisasi: kebijakan perusahaan, struktur hierarki, budaya organisasi, serta keterbatasan sumber daya dan waktu sering kali menjadi kendala yang membentuk keputusan akhir.


8. Perbandingan Tiga Kriteria Keputusan Etis
Utilitarianism: keputusan yang dianggap benar adalah yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
Hak (Rights): keputusan dinilai etis apabila menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu.
Keadilan (Justice): keputusan dianggap benar apabila membagi manfaat dan beban secara adil serta merata.

9. Kreativitas dan Model Tiga Tahap Kreativitas
Definisi:
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru dan berguna untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang bernilai.
Model tiga tahap kreativitas:
Penyusunan (Preparation): mengumpulkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang relevan.
Inkubasi (Incubation): tahap refleksi, di mana ide-ide dibiarkan berkembang dalam pikiran, kadang muncul secara tidak sadar.
Pencerahan dan Verifikasi (Illumination & Verification): munculnya ide kreatif secara tiba-tiba (aha moment), kemudian diuji dan diterapkan agar dapat digunakan secara nyata.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Zalfaa Dzakiyah Sephira གིས-
Assalamualaikum, izin menjawab pertanyaan bu.
nama: Zalfaa Dzakiyah Sephira
npm: 2411011116

1. Persepsi adalah proses menafsirkan dan memberi makna pada informasi yang diterima indera. Faktor yang memengaruhi: faktor penerima (sikap, pengalaman, motivasi), faktor target (penampilan, perilaku), dan faktor situasi (konteks, waktu).

2. Teori atribusi & tiga penentunya
Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang menilai penyebab perilaku (internal/eksternal). Tiga penentu:
• Kekhususan (distinctiveness): apakah perilaku itu jarang terjadi.
• Konsensus (consensus): apakah orang lain bertindak sama.
• Konsistensi (consistency): apakah perilaku itu selalu terjadi.

3. • Stereotip
• Halo effect (kesan umum memengaruhi penilaian detail)
• Selective perception (hanya melihat info tertentu)
• Kontras / perbandingan

4. Persepsi memengaruhi cara seseorang memahami masalah, mengevaluasi alternatif, dan akhirnya menentukan keputusan.

5. • Rasional: keputusan logis, langkah sistematis, informasi lengkap.
• Rasionalitas terbatas: keterbatasan waktu/info, pakai “cukup baik” (satisficing).
• Intuisi: keputusan berdasarkan perasaan/pengalaman tanpa analisis penuh.

6. Overconfidence, anchoring, confirmation bias, availability bias, escalation of commitment (ngotot terus meski salah), hindsight bias.

7. Nilai, pengalaman, toleransi risiko memengaruhi cara individu memutuskan. Struktur, kebijakan, budaya, dan keterbatasan sumber daya organisasi juga membatasi pilihan.

8. Tiga kriteria keputusan etis
• Utilitarian: hasil terbaik bagi paling banyak orang.
• Hak individu: menghormati hak dasar tiap orang.
• Keadilan: distribusi adil atas manfaat & beban.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru/berguna. Model tiga tahap:
1. Pemahaman masalah/persiapan
2. Inkubasi & insight (muncul ide)
3. Verifikasi & implementasi
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ukhti Lu'lu'ul Jannah གིས-
Nama: Ukhti Lu'lu'ul Jannah
NPM: 2411011095

Izin menjawab pertanyaan yang di berikan

1. Persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi untuk memberi makna pada lingkungan. Faktor yang memengaruhinya meliputi faktor pelihat (sikap, motif, pengalaman, harapan), faktor target (karakteristik objek), serta faktor situasi (konteks sosial, waktu, kondisi lingkungan).

2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menafsirkan penyebab perilaku orang lain. Tiga penentunya ialah: kekhususan (distinctiveness), konsensus (consensus), dan konsistensi (consistency).

3. Jalan pintas penilaian meliputi: stereotip, efek halo, proyeksi, serta pembiasan selektif (selective perception).

4. Persepsi memengaruhi pengambilan keputusan karena cara individu menafsirkan informasi menentukan alternatif yang dipilih dan bagaimana risiko dinilai.

5. Model rasional menekankan logika sistematis dan data lengkap; rasionalitas terbatas mengakui keterbatasan waktu, informasi, dan kapasitas kognitif sehingga menghasilkan keputusan “cukup baik”; intuisi bertumpu pada pengalaman dan perasaan spontan.

6. Bias umum mencakup overconfidence bias, anchoring bias, confirmation bias, escalation of commitment, hindsight bias, dan availability bias.

7. Perbedaan individu (nilai, kepribadian, toleransi risiko) serta batasan organisasi (aturan, sumber daya, budaya, waktu) memengaruhi kualitas serta arah keputusan yang diambil.

8. Tiga kriteria etis ialah: utilitarianisme (berdasarkan manfaat terbesar), hak-hak individu (menghormati kebebasan dasar), dan keadilan (pembagian yang adil dan merata).

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru dan berguna. Model tiga tahap: pengembangan keahlian, pembuatan ide kreatif, dan implementasi inovasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Salsabila Fiorenza གིས-
Assalamualaikum ibu, izin menjawab pertanyaan di atas.
Nama: Salsabila Fiorenza
NPM: 2411011103

1. Persepsi dan Faktor yang Memengaruhinya
Persepsi adalah proses individu mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi untuk memberi makna pada lingkungannya.
Faktor dalam diri: sikap, motif, minat, pengalaman, harapan.
Faktor objek: novelty, gerakan, suara, ukuran, latar belakang.
Faktor situasi: waktu, konteks sosial, lingkungan kerja atau non-kerja.

2. Teori Atribusi dan Tiga Penentunya
Teori atribusi menjelaskan apakah perilaku seseorang disebabkan faktor internal (disposisi) atau eksternal (situasi).
Kekhususan (distinctiveness): apakah perilaku berbeda di situasi lain?
Konsensus (consensus): apakah orang lain melakukan hal sama?
Konsistensi (consistency): apakah perilaku muncul berulang pada situasi serupa?

3. Jalan Pintas dalam Penilaian Orang Lain
Stereotyping.
Halo effect.
Selective perception.
Contrast effect.

4. Hubungan Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Keputusan sangat dipengaruhi persepsi; kesalahan persepsi bisa menimbulkan bias, sementara persepsi yang tepat mendukung keputusan rasional dan adil.

5. Perbandingan Model Keputusan
Rasional: informasi lengkap, alternatif jelas, pilih terbaik.
Rasionalitas terbatas: keterbatasan informasi → cukup baik (satisficing).
Intuisi: cepat, berbasis pengalaman & bawah sadar.

6. Bias atau Kesalahan Umum
Overconfidence bias.
Anchoring bias.
Confirmation bias.
Availability bias.
Escalation of commitment.
Randomness error, hindsight bias.

7. Perbedaan Individu & Batasan Organisasi
Individu: kepribadian, nilai, gender, pengalaman, gaya berpikir.
Organisasi: aturan, kebijakan, budaya, keterbatasan waktu/biaya, struktur hierarki.

8. Tiga Kriteria Keputusan Etis
Utilitarianism: manfaat terbesar bagi banyak orang.
Rights: menghormati hak dasar individu.
Justice: distribusi adil dan merata.

9. Kreativitas dan Tiga Tahapnya
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang bermanfaat.
Penyusunan informasi (problem formulation).
Inkubasi (incubation).
Insight & verifikasi (idea generation & verification).
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ilham senoaji 2411011068 གིས-
‎Izin menjawab pertanyaan
‎Nama: Ilham Senoaji
‎NPM: 2411011068

‎1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

‎Definisi: Persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasi dan menafsirkan kesan indrawi mereka untuk memberi makna pada lingkungan. Jadi bukan sekadar menerima informasi, tapi juga memprosesnya melalui filter pribadi.

‎Faktor yang memengaruhi:

‎Faktor internal (individu): sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

‎Faktor eksternal (stimulus/lingkungan): intensitas, ukuran, kontras, gerakan, dan kebaruan dari objek/peristiwa.

‎Faktor situasional: konteks waktu, lokasi, dan kondisi sosial.





‎2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.

‎Teori atribusi (Heider, Kelley): Individu mencoba menjelaskan penyebab perilaku orang lain dengan menghubungkannya pada faktor internal (disposisi) atau eksternal (situasi).

‎Tiga penentu atribusi (Kelley’s Model):

‎1. Kekhususan (distinctiveness): Apakah orang berperilaku berbeda di situasi lain?


‎2. Konsensus (consensus): Apakah orang lain dalam situasi serupa berperilaku sama?


‎3. Konsistensi (consistency): Apakah perilaku itu selalu muncul dari waktu ke waktu?






‎3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.
‎Beberapa shortcuts umum:

‎Selective perception: hanya memperhatikan aspek tertentu yang sesuai minat/ekspektasi.

‎Halo effect: kesan positif/negatif pada satu aspek digeneralisasi ke keseluruhan.

‎Contrast effect: penilaian dipengaruhi perbandingan dengan orang lain yang baru diamati.

‎Stereotyping: menggeneralisasi individu berdasarkan kelompok.

‎Projection: mengatribusikan perasaan/karakteristik diri pada orang lain.



‎4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.

‎Persepsi adalah “bahan baku” bagi keputusan. Keputusan diambil bukan berdasarkan realitas objektif, melainkan bagaimana realitas dipersepsikan.

‎Distorsi persepsi adalah distorsi keputusan (misalnya bias stereotip memengaruhi rekrutmen).

‎Artinya, kualitas keputusan sangat tergantung pada akurasi dan kesadaran individu akan bias persepsi mereka.



‎5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.

‎Model rasional: mengasumsikan pengambil keputusan memiliki informasi lengkap, mampu mengidentifikasi semua alternatif, dan memilih opsi optimal.



‎Rasionalitas terbatas (Herbert Simon): individu membuat keputusan yang memadai (satisficing), bukan optimal, karena keterbatasan pengetahuan dan waktu.

‎Intuisi: keputusan berdasarkan pengalaman terinternalisasi dan “perasaan mendalam” yang sulit dijelaskan secara analitis.






‎---

‎6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.
‎Beberapa bias umum:

‎Overconfidence bias adalah terlalu percaya diri.

‎Anchoring bias adalah terlalu terikat pada informasi awal.

‎Confirmation bias adalah mencari informasi yang menguatkan keyakinan awal.

‎Availability bias adalah menilai berdasarkan informasi yang mudah diingat, bukan yang relevan.

‎Escalation of commitment adalah tetap bertahan pada keputusan salah karena sudah banyak investasi.

‎Randomness error adalah melihat pola pada data acak.

‎Hindsight bias adalah menganggap hasil sudah bisa diprediksi sebelumnya.



‎7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.

‎Perbedaan individu:

‎Kepribadian (risk taker vs risk averse).

‎Nilai (etis vs pragmatis).

‎Tingkat pengalaman & pengetahuan.

‎Kecerdasan emosional (mempengaruhi intuisi & empati).


‎Batasan organisasi:

‎Kebijakan & prosedur formal.

‎Budaya organisasi (misalnya apakah mendorong inovasi atau konservatif).

‎Struktur hierarki & politik internal.

‎Keterbatasan sumber daya (waktu, uang, data).
‎.




‎8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.

‎1. Utilitarian: memilih opsi yang memberi manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.

‎Kelemahan: bisa mengorbankan minoritas.



‎2. Hak individu: menghormati hak-hak dasar (kebebasan, privasi, hak memilih).

‎Kelemahan: bisa bertabrakan dengan kepentingan umum.



‎3. Keadilan (fairness): mendistribusikan manfaat dan beban secara merata.

‎Kelemahan: bisa menurunkan efisiensi (semua diperlakukan sama meskipun kontribusi berbeda).





‎9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.

‎Definisi: Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru, orisinal, dan bermanfaat.

‎Model tiga tahap (Woodman & Schoenfeldt):

‎1. Pemahaman masalah (problem formulation): mendefinisikan ulang masalah agar terlihat peluang baru.


‎2. Pengumpulan informasi (information gathering): eksplorasi data, pengalaman, inspirasi.


‎3. Inkubasi & ideasi → verifikasi: proses bawah sadar mengolah informasi hingga melahirkan ide, lalu diuji untuk melihat kelayakannya.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Raissa Kalila Ardhani གིས-
Nama: Raissa Kalila Ardhani
NPM: 2411011118

1. Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menafsirkan dan memahami informasi dari lingkungannya melalui pancaindra. Jadi, meskipun objek atau peristiwa sama, persepsi tiap orang bisa berbeda. Ada beberapa faktor yang memengaruhi persepsi, di antaranya faktor internal seperti sikap, motivasi, pengalaman, kepribadian, serta harapan individu. Selain itu, ada juga faktor eksternal seperti intensitas, ukuran, kontras, gerakan, dan konteks situasi yang sedang terjadi. Jadi, bisa dibilang persepsi itu merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.

2. Teori atribusi membahas bagaimana seseorang menjelaskan penyebab dari perilaku orang lain, apakah perilaku itu muncul karena faktor internal (misalnya kepribadian atau sikap) atau faktor eksternal (situasi atau lingkungan). Ada tiga penentu atribusi, yaitu konsensus, konsistensi, dan kekhasan. Konsensus melihat apakah orang lain berperilaku sama dalam situasi serupa. Konsistensi menilai apakah perilaku tersebut selalu muncul berulang kali. Kekhasan berkaitan dengan apakah perilaku itu muncul hanya pada situasi tertentu atau di semua situasi. Dari tiga aspek ini, orang biasanya menarik kesimpulan mengenai alasan di balik perilaku seseorang.

3. Dalam menilai orang lain, individu sering menggunakan jalan pintas atau heuristik supaya lebih cepat. Beberapa yang umum adalah stereotip, yaitu memberi label pada seseorang berdasarkan kelompok tertentu. Ada juga halo effect, yaitu menilai seseorang hanya berdasarkan satu sifat positif atau negatif yang menonjol. Kemudian ada selective perception, yaitu hanya memperhatikan aspek tertentu dari seseorang sesuai dengan harapan atau pengalaman kita. Jalan pintas ini bisa membantu mempercepat penilaian, tapi juga berisiko menimbulkan bias dan kesalahan.

4. Persepsi dan pengambilan keputusan punya hubungan erat karena keputusan yang kita ambil biasanya didasarkan pada bagaimana kita memandang dan menafsirkan suatu situasi. Kalau persepsi kita salah atau bias, keputusan yang dihasilkan juga bisa keliru. Misalnya, kalau kita salah menilai kemampuan orang lain hanya karena stereotip, maka keputusan rekrutmen atau kerja sama bisa jadi tidak objektif. Jadi, persepsi adalah dasar dari cara kita memproses informasi sebelum akhirnya menentukan pilihan.

5. Model rasional mengasumsikan bahwa individu mampu mengumpulkan semua informasi, mengevaluasi alternatif secara logis, lalu memilih opsi terbaik. Namun, pada kenyataannya manusia tidak selalu bisa rasional sepenuhnya, sehingga muncullah konsep rasionalitas terbatas. Rasionalitas terbatas menekankan bahwa individu hanya mencari solusi yang cukup memuaskan (satisficing), bukan yang paling optimal, karena keterbatasan waktu, informasi, dan kemampuan berpikir. Sementara itu, intuisi lebih menekankan pada pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan insting yang muncul secara cepat tanpa melalui analisis mendalam.

6. Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali muncul bias atau kesalahan. Contohnya adalah overconfidence bias, yaitu terlalu percaya diri pada keputusan yang diambil. Ada juga anchoring bias, yaitu terlalu terpaku pada informasi awal yang diperoleh. Confirmation bias juga sering terjadi, yakni hanya mencari informasi yang sesuai dengan keyakinan kita. Selain itu, ada availability bias, yaitu keputusan dipengaruhi oleh informasi yang mudah diingat atau baru saja terjadi. Bias-bias ini bisa membuat keputusan jadi kurang objektif dan tidak rasional.

7. Perbedaan individu seperti kepribadian, pengalaman, nilai, dan gaya berpikir tentu akan memengaruhi cara seseorang dalam membuat keputusan. Misalnya, orang yang cenderung hati-hati akan lebih lama mempertimbangkan, sementara orang yang ekstrovert lebih spontan. Di sisi lain, batasan organisasi seperti aturan, budaya kerja, struktur hierarki, dan sumber daya juga bisa mempersempit pilihan individu. Jadi, keputusan yang diambil bukan hanya hasil dari pertimbangan pribadi, tapi juga dipengaruhi oleh konteks organisasi tempat individu berada.

8. Ada tiga kriteria umum dalam membuat keputusan etis, yaitu utilitarian, hak individu, dan keadilan. Kriteria utilitarian menekankan pada hasil keputusan yang memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Hak individu lebih fokus pada perlindungan hak-hak dasar setiap orang, seperti kebebasan berbicara atau hak privasi. Sedangkan keadilan lebih mengutamakan pemerataan, yaitu memastikan keputusan diambil dengan cara yang adil dan tidak memihak. Perbedaan ketiga kriteria ini menunjukkan bahwa keputusan etis bisa dilihat dari berbagai perspektif, tergantung prioritas yang dianggap penting.

9. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan berguna dalam memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang berbeda. Model tiga tahap kreativitas terdiri dari pemahaman masalah, inkubasi, dan iluminasi. Tahap pemahaman masalah adalah saat individu mengumpulkan informasi dan memahami situasi. Tahap inkubasi terjadi ketika otak memproses informasi secara tidak sadar, biasanya saat kita tidak terlalu fokus. Tahap iluminasi adalah momen munculnya ide baru atau solusi kreatif. Setelah itu biasanya ada tahap verifikasi untuk memastikan ide tersebut memang bisa diterapkan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Dwita Zahra Pramesti 2411011063 གིས-
Assalamualaikum wr.wb. Selamat siang, Bu Nova. Perkenalkan nama saya Dwita Zahra Pramesti dengan NPM 2411011063. Izin menjawab responsi pertemuan 4.

Jawaban:
1. Persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasi dan menafsirkan kesan sensorik mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungan. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor pada diri penerima (seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan), faktor pada objek yang diamati (misalnya ukuran, intensitas, kedekatan, kontras, atau keunikan objek), serta faktor situasional (konteks waktu, lingkungan kerja, dan kondisi sosial).
2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menafsirkan penyebab perilaku orang lain, apakah disebabkan oleh faktor internal (karakteristik pribadi) atau eksternal (lingkungan). Tiga penentu atribusi adalah kekhususan (apakah perilaku hanya muncul pada situasi tertentu), konsensus (apakah orang lain berperilaku sama dalam situasi serupa), dan konsistensi (apakah perilaku muncul berulang kali dari orang yang sama dalam situasi yang sama).
3. Dalam membuat penilaian mengenai orang lain, individu sering menggunakan jalan pintas mental atau heuristik. Beberapa di antaranya adalah stereotip (menggeneralisasi seseorang berdasarkan kelompok tertentu), halo effect (menilai seseorang hanya dari satu karakteristik yang menonjol), selective perception (melihat sesuai minat atau pengalaman sendiri), dan projection (menganggap orang lain memiliki perasaan atau motif yang sama dengan dirinya).
4. Persepsi memiliki hubungan erat dengan pengambilan keputusan karena apa yang kita putuskan bergantung pada bagaimana kita menafsirkan realitas. Keputusan tidak selalu didasarkan pada kenyataan objektif, melainkan pada bagaimana seseorang memersepsikan informasi, situasi, atau orang lain. Oleh karena itu, perbedaan persepsi antarindividu dapat menghasilkan keputusan yang berbeda meskipun menghadapi situasi yang sama.
5. Model rasional pengambilan keputusan menggambarkan proses logis dan sistematis untuk memaksimalkan hasil dengan membuat pilihan terbaik berdasarkan semua informasi yang ada. Namun, dalam kenyataannya, individu sering menggunakan rasionalitas terbatas, yaitu membuat keputusan yang cukup memuaskan tetapi tidak optimal karena keterbatasan waktu, informasi, dan kemampuan. Selain itu, intuisi juga digunakan, yaitu pengambilan keputusan yang didasarkan pada perasaan, pengalaman, dan insting, bukan analisis formal.
6. Bias atau kesalahan dalam pengambilan keputusan cukup umum terjadi, di antaranya overconfidence bias (terlalu percaya diri atas pengetahuan sendiri), anchoring bias (terlalu terpaku pada informasi awal), confirmation bias (hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan), availability bias (menilai sesuatu berdasarkan informasi yang mudah diingat), serta escalation of commitment (tetap mempertahankan keputusan salah karena sudah terlanjur banyak berinvestasi).
7. Perbedaan individu seperti kepribadian, tingkat kecerdasan, pengalaman, dan toleransi risiko memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan. Selain itu, batasan organisasi seperti kebijakan, peraturan, budaya organisasi, sistem insentif, serta kendala waktu dan sumber daya juga membatasi pilihan-pilihan keputusan yang tersedia. Kedua aspek ini membuat keputusan tidak sepenuhnya rasional, melainkan dipengaruhi oleh konteks personal dan organisasional.
8. Tiga kriteria dalam keputusan etis adalah utilitarianisme, hak, dan keadilan. Kriteria utilitarianisme menekankan pada keputusan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kriteria hak berfokus pada perlindungan hak-hak dasar individu, seperti kebebasan berpendapat dan privasi. Sementara itu, kriteria keadilan menekankan pada pemerataan, yaitu keputusan harus adil dan mendistribusikan manfaat maupun beban secara merata.
9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru dan berguna untuk memecahkan masalah atau menciptakan peluang. Model tiga tahap kreativitas mencakup tahap penyusunan (preparation), yaitu mengumpulkan informasi dan pengalaman relevan; tahap inkubasi (incubation), di mana informasi diproses secara tidak sadar sambil mencari hubungan baru; serta tahap iluminasi (illumination) atau pencerahan, yaitu munculnya ide kreatif, yang kemudian dilanjutkan tahap verifikasi atau evaluasi untuk menguji kegunaan ide tersebut.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Nazwa Diah fadhilah 2411011032 གིས-
Nama : Nazwa Diah Fadhilah
Npm : 2411011032

Assalamu'alaikum wr.wb.,selamat siang bu nova, izin menjawab responsi yang di berikan untuk hari ini

1. Persepsi adalah proses kognitif seseorang dalam menerima, mengorganisasi, menafsirkan, dan memberi makna terhadap stimulus atau informasi yang diterima melalui pancaindra. Dengan kata lain, persepsi bukan sekadar melihat atau mendengar, tetapi juga bagaimana seseorang memahami dan menafsirkan sesuatu sesuai pengalaman, pengetahuan, serta kondisi psikologisnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
1. Faktor dari Dalam Diri (Internal)
Pengalaman: pengalaman masa lalu membentuk cara pandang seseorang.
Motivasi dan kebutuhan: hal yang sedang dibutuhkan atau diinginkan dapat memengaruhi fokus persepsi.
Sikap dan emosi: suasana hati atau perasaan (misalnya marah, bahagia, sedih) memengaruhi penilaian terhadap sesuatu.
Harapan (expectation): apa yang diyakini atau diantisipasi akan muncul bisa membentuk persepsi.
Kepribadian: sifat pribadi (optimis, pesimis, ekstrovert, introvert) memberi warna pada cara menafsirkan stimulus.

2. Faktor dari Luar Diri (Eksternal)

Sifat stimulus: kejelasan, ukuran, warna, intensitas, atau kebaruan suatu objek memengaruhi perhatian.
Lingkungan sekitar: kondisi sosial, budaya, bahkan waktu dan tempat tertentu bisa memengaruhi pemaknaan.
Konteks situasi: bagaimana sesuatu disajikan atau dalam kondisi apa peristiwa terjadi.

2. Teori Atribusi

Teori atribusi adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang menafsirkan sebab atau alasan dari perilaku orang lain maupun dirinya sendiri.

Intinya: ketika melihat suatu perilaku, kita cenderung mencari tahu “mengapa hal itu terjadi?”.

Persepsi itu bisa diarahkan pada faktor internal (misalnya sifat, kepribadian, atau motivasi seseorang) atau faktor eksternal (misalnya situasi atau kondisi lingkungan).

Contoh:
Seorang mahasiswa terlambat masuk kelas.

Atribusi internal → “Dia malas atau tidak disiplin.”

Atribusi eksternal → “Mungkin macet di jalan atau ada kendala transportasi.”

Tiga Penentu Atribusi (menurut Harold Kelley)

1. Kekhususan (Distinctiveness)

Apakah perilaku itu unik terhadap situasi tertentu, atau sering terjadi di berbagai keadaan?

Jika seseorang hanya bertingkah seperti itu pada situasi khusus → kemungkinan penyebabnya eksternal.

Contoh: mahasiswa biasanya rajin, tapi hari ini terlambat karena ban motor bocor → eksternal.

2. Konsensus (Consensus)

Apakah orang lain dalam situasi yang sama juga berperilaku serupa?
Jika banyak orang bertindak sama → penyebab cenderung eksternal.

Contoh: banyak mahasiswa terlambat karena ada demo yang menutup jalan → eksternal.

3. Konsistensi (Consistency)
Apakah perilaku itu sering berulang dalam situasi serupa?
Jika perilaku selalu muncul dalam kondisi yang sama → penyebab cenderung internal.

Contoh: mahasiswa itu hampir setiap hari terlambat → internal (kurang disiplin).

3. Dalam perilaku organisasi dan psikologi sosial, individu sering menggunakan jalan pintas (shortcuts) dalam menilai orang lain. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan energi kognitif, tapi bisa menimbulkan bias atau kesalahan penilaian.
Jalan Pintas dalam Membuat Penilaian tentang Orang Lain

1. Persepsi Selektif (Selective Perception)

Individu hanya memperhatikan informasi yang sesuai dengan keyakinan, sikap, atau harapannya.

Contoh: seorang atasan yang sudah menilai bawahannya rajin, cenderung hanya memperhatikan bukti-bukti yang mendukung anggapan itu, meski ada fakta sebaliknya.

2. Efek Halo (Halo Effect)

Menilai keseluruhan seseorang hanya berdasarkan satu sifat positif.

Contoh: karena seorang karyawan pintar berkomunikasi, manajer langsung menganggap dia juga rajin dan disiplin, padahal belum tentu.

3. Efek Kontras (Contrast Effect)

Penilaian seseorang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru dinilai sebelumnya.

Contoh: kandidat wawancara tampak lebih bagus karena kandidat sebelumnya sangat buruk.

4. Stereotip (Stereotyping)

Menilai seseorang berdasarkan anggapan umum terhadap kelompoknya.

Contoh: menganggap semua anak jurusan akuntansi pasti teliti, atau semua remaja pasti tidak disiplin.

5. Proyeksi (Projection)

Menganggap orang lain memiliki perasaan, motivasi, atau nilai yang sama dengan dirinya.

Contoh: seorang manajer yang ambisius mengira semua bawahannya juga termotivasi oleh uang.

4. Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan

Persepsi adalah dasar dari pengambilan keputusan karena keputusan dibuat berdasarkan bagaimana seseorang menafsirkan informasi.

Stimulus atau fakta yang sama bisa menghasilkan keputusan berbeda jika dipersepsikan berbeda.

Contoh: dua manajer melihat data penjualan yang turun → satu menilai itu akibat promosi kurang (internal), satunya menilai karena kondisi ekonomi (eksternal). Keputusan strategi yang diambil pun berbeda.

5. Perbandingan Model Pengambilan Keputusan

1. Model Rasional
Asumsi: individu sepenuhnya logis.
Langkah sistematis: identifikasi masalah → kumpulkan data → buat alternatif → evaluasi → pilih solusi terbaik.
Kelebihan: terstruktur dan objektif.

Kelemahan: jarang tercapai dalam praktik karena keterbatasan waktu dan informasi.

2. Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality)

Individu terbatas oleh waktu, informasi, dan kapasitas otak.

Alih-alih mencari solusi terbaik, individu memilih solusi yang cukup memuaskan (satisficing).Lebih realistis dibanding model rasional.

3. Intuisi
Keputusan berdasarkan perasaan, pengalaman, atau insting tanpa analisis sistematis.

Cepat, praktis dalam kondisi darurat atau informasi tidak lengkap.

Risiko: bisa salah jika pengalaman terbatas.

6. Bias atau Kesalahan Umum dalam Pengambilan Keputusan

Overconfidence Bias: terlalu percaya diri pada penilaian sendiri.

Anchoring Bias: terlalu terpaku pada informasi awal sebagai acuan.

Confirmation Bias: hanya mencari bukti yang mendukung keyakinan.

Availability Bias: menilai sesuatu berdasarkan informasi yang paling mudah diingat.

Escalation of Commitment: tetap mempertahankan keputusan meski terbukti salah.

Randomness Error: melihat pola pada kejadian acak.

Hindsight Bias: merasa suatu hasil sudah jelas sejak awal (“aku sudah tahu dari dulu”).

7. Pengaruh Perbedaan Individu dan Batasan Organisasi

Perbedaan Individu
Kepribadian: risk taker vs risk averse.
Nilai & etika: memengaruhi pilihan moral.

Pengalaman & pengetahuan: memengaruhi kualitas analisis.

Kecerdasan emosional: memengaruhi kemampuan mempertimbangkan dampak sosial.

Batasan Organisasi
Aturan & kebijakan: membatasi alternatif yang boleh dipilih.

Kekuasaan & politik: keputusan bisa bias karena kepentingan.

Keterbatasan waktu & sumber daya: tidak semua alternatif bisa dievaluasi.

Budaya organisasi: memengaruhi gaya keputusan (misalnya konservatif vs inovatif).

8. Tiga Kriteria Keputusan Etis

1. Kriteria Utilitarian

Memilih keputusan yang memberi manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.

Kelebihan: efisiensi sosial.
Kelemahan: bisa mengorbankan minoritas.

2. Kriteria Hak (Rights)

Menghormati dan melindungi hak dasar individu (misalnya hak privasi, kebebasan berbicara).

Kelebihan: melindungi martabat manusia.

Kelemahan: bisa menghambat efisiensi organisasi.

3. Kriteria Keadilan (Justice)

Menekankan keadilan distribusi (fairness), yaitu membagi manfaat dan beban secara merata.

Kelebihan: transparansi dan keadilan.

Kelemahan: bisa mengurangi insentif bagi kinerja tinggi.

9. Kreativitas dan Model Tiga Tahap

Definisi Kreativitas: kemampuan menghasilkan ide, konsep, atau solusi baru yang unik, bermanfaat, dan relevan.

Model Tiga Tahap Kreativitas:

1. Pemahaman Masalah (Problem Formulation / Preparation)

Mengidentifikasi dan memahami masalah atau peluang secara mendalam.

2. Inkubasi (Incubation)

Tahap “merenung” atau memberi waktu pikiran bawah sadar untuk mengolah ide. Sering terjadi saat santai, bukan saat fokus.

3. Pencerahan & Verifikasi (Illumination & Verification)
Muncul ide atau solusi kreatif (aha moment).
Ide kemudian diuji, dievaluasi, dan diterapkan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Sakhi Fauzan གིས-
Nama : Sakhi Fauzan
Npm : 2451011019

1. Persepsi adalah cara kita untuk memahami, menafsirkan, dan memberi makna pada sesuatu.

Faktor yang memengaruhinya: karakteristik individu (pengalaman, emosi), target (penampilan, perilaku), dan situasi (waktu, tempat, kondisi).

2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang menilai penyebab perilaku orang lain. Tiga faktornya diantaranya :
- Kekhususan (distinctiveness) yaitu apakah perilaku itu hanya muncul di situasi tertentu.
- Konsensus (consensus) → apakah orang lain juga melakukan hal yang sama dalam situasi itu.
-Konsistensi (consistency) → apakah perilaku itu sering muncul dari orang yang sama di waktu berbeda.

3. Jalan pintas dalam menilai orang lain biasanya pakai stereotip, efek halo, prasangka, dan penilaian cepat berdasarkan kesan pertama.

4. Persepsi memengaruhi cara kita untuk melihat masalah, jadi keputusan yang diambil bisa sangat tergantung pada bagaimana kita mempersepsikannya.

5. - Rasional: logis, sistematis, pakai semua informasi.
- Rasionalitas terbatas: karena keterbatasan waktu/info, orang hanya cari “cukup baik” bukan yang paling optimal.
- Intuisi: keputusan berdasarkan perasaan atau pengalaman tanpa analisis panjang.

6. - Overconfidence
- anchoring
- hindsight bias
- escalation of commitment

7. Individu : Setiap orang beda dalam kepribadian, pengalaman, nilai cara ambil perbedaan keputusan
Organisasi: Sementara organisasi punya aturan, budaya, sumber daya yang terbatas

8. - Utilitarian: pilih yang memberi manfaat terbesar buat banyak orang.
- Hak individu: melindungi hak dan kebebasan setiap orang.
- Keadilan: memastikan keputusan adil dan tidak diskriminatif.

9. Kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide baru. Ada 3 tahap model :
1. Persiapan = mengumpulkan info dan pengalaman
2. Inkubasi = proses mengimplementasikan ide
3. Pencerahan = menguji kembali suatu ide yang baru
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Reno Khairul Mubin གིས-

Nama: Reno Khairul Mubin

Npm: 2411011132


Izin menjawab

1. Persepsi adalah proses ketika seseorang menerima, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi sehingga memberi makna pada lingkungannya. Faktor yang memengaruhinya berasal dari individu seperti sikap dan pengalaman, dari objek seperti ukuran dan intensitas, serta dari situasi seperti waktu dan kondisi sosial.

2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang menilai perilaku, apakah berasal dari faktor internal seperti sifat dan karakter, atau dari faktor eksternal seperti lingkungan. Tiga penentu atribusi adalah kekhususan yaitu apakah perilaku berbeda di situasi lain, konsensus yaitu apakah orang lain berperilaku sama pada situasi yang sama, dan konsistensi yaitu apakah perilaku tersebut muncul berulang dari waktu ke waktu.

3. Individu sering menilai orang lain dengan jalan pintas. Persepsi selektif membuat orang hanya melihat hal yang sesuai minat atau harapan. Efek halo terjadi ketika menilai keseluruhan orang hanya dari satu sifat menonjol. Stereotip muncul ketika menilai berdasarkan kelompok tertentu, sedangkan proyeksi terjadi ketika menganggap orang lain memiliki sifat yang sama dengan dirinya.

4. Hubungan persepsi dengan pengambilan keputusan sangat erat karena keputusan dibuat berdasarkan cara seseorang menafsirkan masalah, peluang, maupun risiko. Perbedaan persepsi akan menghasilkan perbedaan dalam pilihan keputusan meskipun faktanya sama.

5. Model rasional menggambarkan proses logis dengan informasi lengkap untuk memilih keputusan terbaik. Rasionalitas terbatas menekankan keterbatasan manusia sehingga keputusan yang diambil biasanya cukup memuaskan, bukan yang paling optimal. Intuisi adalah keputusan cepat yang muncul dari pengalaman, perasaan, atau insting tanpa analisis mendalam.

6. Bias dalam keputusan antara lain terlalu percaya diri pada kemampuan, terlalu terpaku pada informasi awal, mencari informasi yang hanya mendukung pandangan sendiri, menilai berdasarkan hal yang mudah diingat, serta terus bertahan pada keputusan lama meski terbukti salah.

7. Perbedaan individu seperti kepribadian, nilai, pengalaman, dan toleransi risiko memengaruhi cara seseorang membuat keputusan. Organisasi juga memberi batasan melalui aturan, budaya, keterbatasan sumber daya, dan tekanan waktu yang sering membatasi pilihan keputusan.

8. Keputusan etis dapat dinilai dari tiga kriteria. Kriteria utilitarian menekankan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kriteria hak berfokus pada perlindungan hak dasar setiap individu. Kriteria keadilan menekankan pemerataan dan keadilan dalam pembagian keuntungan maupun beban.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru, unik, dan bermanfaat. Model tiga tahap kreativitas meliputi keahlian yang mencakup keterampilan dan pengetahuan, keterampilan berpikir kreatif yang memungkinkan seseorang melihat masalah dengan cara berbeda, serta motivasi intrinsik yaitu dorongan dari dalam diri untuk berkarya dan berinovasi.

In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ade Candra Fachruddin_2411011104 གིས-
1. Persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menafsirkan kesan sensorik untuk memberikan makna pada lingkungan mereka.

2. Teori atribusi mencoba menjelaskan cara kita menilai orang secara berbeda tergantung pada makna yang kita berikan pada perilaku mereka. Teori ini membantu menentukan apakah perilaku disebabkan oleh

Faktor Internal (di bawah kendali pribadi) atau Faktor Eksternal (dipaksakan oleh situasi). Tiga penentu atribusi adalah Kekhasan (apakah individu menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda), Konsensus (apakah setiap orang yang menghadapi situasi serupa merespons dengan cara yang sama), dan Konsistensi (apakah individu merespons dengan cara yang sama dari waktu ke waktu).

3. Individu sering menggunakan jalan pintas seperti persepsi selektif, di mana mereka melihat informasi dari lingkungan berdasarkan latar belakang, motivasi, dan karakteristik mereka. Ada juga efek halo dan tanduk, yaitu ketika kita memberikan kesan tentang seseorang hanya berdasarkan satu karakteristik. Selain itu, stereotip adalah anggapan umum tentang seseorang berdasarkan kelompoknya, yang sering menghasilkan penilaian bias, dan  efek kontras adalah kecenderungan menilai sesuatu berdasarkan perbedaan yang mencolok.

4. Persepsi memengaruhi pengambilan keputusan secara signifikan. Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah yang dipersepsikan sebagai perbedaan antara keadaan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Setiap keputusan memerlukan individu untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, dan persepsi membantu, baik secara akurat maupun tidak, dalam menentukan data mana yang relevan.

5. Model rasional adalah gaya pengambilan keputusan yang ditandai dengan membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Model rasionalitas terbatas adalah proses yang disederhanakan di mana individu hanya menafsirkan fitur penting suatu masalah tanpa menangkap kompleksitasnya. Sementara itu, model intuitif adalah proses pengambilan keputusan bawah sadar yang tercipta dari pengalaman yang disaring.

6. Bias dan kesalahan keputusan yang umum meliputi bias terlalu percaya diri, bias penjangkaran, bias konfirmasi, bias ketersediaan, meningkatkan komitmen, kesalahan keacakan, penghindaran risiko, dan bias tinjauan ke belakang.

7. Perbedaan individu seperti kepribadian, identitas gender, kemampuan intelektual, dan perbedaan budaya dapat memengaruhi pengambilan keputusan. Sementara itu, batasan-batasan organisasi yang memengaruhi pengambilan keputusan meliputi sistem evaluasi kerja , sistem penghargaan , peraturan formal, batasan waktu, dan preseden historis.

8. Tiga kriteria keputusan etis adalah utilitarianisme, di mana keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar bagi semua orang berdasarkan hasil. Hak, di mana keputusan dibuat untuk melindungi hak-hak dasar individu, seperti hak privasi dan kebebasan berbicara. Kriteria terakhir adalah keadilan, di mana keputusan dibuat untuk menegakkan aturan secara adil dan tidak memihak, memastikan distribusi manfaat dan biaya yang adil.

9. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide baru yang berguna dan berbeda dari sebelumnya. Model tiga tahap yang berkontribusi pada perilaku kreatif meliputi potensi kreatif, lingkungan kreatif, dan motivasi tugas intrinsik.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Novita Sari Dewi Gultom 2411011003 གིས-
Nama : Novita Sari Dewi Gultom
NPM : 2411011003
Kelas : Perilaku Organisasi B

Izin menjawab pertanyaan dari Bu. Nova :

1. Persepsi adalah proses ketika seseorang memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi dari lingkungannya sehingga terbentuk suatu pemahaman. Faktor yang memengaruhinya berasal dari tiga sisi, yaitu faktor dalam diri individu (seperti sikap, pengalaman, dan harapan), faktor dalam objek atau target (misalnya keunikan, gerakan, atau ukuran), serta faktor situasional (misalnya waktu, tempat, dan kondisi lingkungan sosial).

2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menafsirkan penyebab perilaku orang lain, apakah disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal. Tiga penentu atribusi menurut Harold Kelley yaitu kekhususan, yang melihat apakah perilaku berbeda dalam situasi lain; konsensus, yang melihat apakah orang lain dalam situasi serupa menunjukkan perilaku yang sama; dan konsistensi, yang menilai apakah perilaku itu muncul berulang kali dari waktu ke waktu.

3. Individu sering menggunakan jalan pintas dalam menilai orang lain untuk memudahkan penilaian. Jalan pintas tersebut antara lain seleksi persepsi, yaitu hanya fokus pada informasi tertentu; efek halo, yaitu menilai keseluruhan pribadi hanya dari satu sifat positif atau negatif; stereotip, yaitu mengelompokkan orang berdasarkan kategori tertentu; serta proyeksi, yaitu menganggap orang lain memiliki pikiran atau perasaan yang sama dengan dirinya.

4. Persepsi memiliki hubungan erat dengan pengambilan keputusan, karena cara seseorang menafsirkan suatu informasi sangat memengaruhi pilihan yang dibuat. Dengan kata lain, keputusan tidak hanya didasarkan pada data objektif, melainkan juga pada bagaimana individu memersepsikan data tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa dua orang dapat membuat keputusan yang berbeda meskipun menghadapi situasi yang sama.

5. Model pengambilan keputusan rasional menggambarkan proses yang logis dan sistematis, mulai dari mengidentifikasi masalah, mencari alternatif, mengevaluasi, hingga memilih solusi terbaik. Model rasionalitas terbatas mengakui adanya keterbatasan waktu, informasi, dan kemampuan manusia, sehingga keputusan yang diambil biasanya cukup baik (satisficing) dan bukan yang paling optimal. Sedangkan pengambilan keputusan berbasis intuisi lebih mengandalkan pengalaman, perasaan, dan firasat tanpa melalui analisis yang panjang.

6. Bias atau kesalahan dalam pengambilan keputusan sering muncul dalam praktiknya. Bias umum tersebut antara lain bias konfirmasi, yaitu kecenderungan mencari informasi yang mendukung pendapat sendiri; escalation of commitment, yaitu tetap melanjutkan keputusan yang keliru karena sudah banyak investasi yang dilakukan; overconfidence bias, yaitu terlalu percaya diri terhadap kemampuan; anchoring bias, yaitu terlalu terpaku pada informasi awal; serta availability bias, yaitu menilai sesuatu berdasarkan informasi yang paling mudah diingat.

7. Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh perbedaan individu dan batasan organisasi. Perbedaan individu meliputi kepribadian, nilai, pengalaman, gaya berpikir, serta toleransi terhadap risiko. Sementara itu, batasan organisasi meliputi kebijakan, struktur, regulasi, budaya organisasi, serta keterbatasan sumber daya. Kombinasi dari kedua faktor ini membuat keputusan yang dihasilkan sering kali merupakan kompromi antara kondisi individu dan aturan organisasi.

8. Keputusan etis dapat dinilai melalui tiga kriteria. Pertama, utilitarian, yaitu keputusan yang memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kedua, hak individu, yaitu keputusan harus menghormati dan melindungi hak-hak dasar manusia. Ketiga, keadilan, yaitu keputusan harus membagi manfaat dan beban secara adil dan merata di antara individu atau kelompok.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru yang orisinal, bermanfaat, dan dapat diterapkan dalam pemecahan masalah. Proses kreativitas dapat dijelaskan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan ketika individu mengumpulkan informasi dan memahami masalah, tahap inkubasi serta wawasan ketika ide-ide baru muncul secara bawah sadar hingga memunculkan momen pencerahan, serta tahap verifikasi dan implementasi ketika ide yang dihasilkan diuji, dievaluasi, dan diterapkan agar memberikan manfaat nyata.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Yolanda Selvianys གིས-
Nama: Yolanda Selvianys
NPM: 2411011109

Jawaban:

1. Persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasi, menafsirkan, dan memberi makna terhadap kesan sensorik untuk memahami lingkungannya. Faktor yang memengaruhi persepsi:
* Faktor dari pihak penerima (perceiver): sikap, motif, minat, pengalaman, harapan.
* Faktor dari objek yang dipersepsikan: kebaruan, gerakan, suara, ukuran, latar belakang.
* Faktor dari situasi: waktu, keadaan kerja, norma sosial.

2. Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu mencoba memahami penyebab perilaku orang lain, apakah disebabkan faktor internal atau eksternal. Tiga penentu atribusi adalah:
* Kekhususan (distinctiveness): apakah perilaku muncul hanya pada situasi tertentu.
* Konsensus (consensus): apakah orang lain dalam situasi yang sama bertindak serupa.
* Konsistensi (consistency): apakah perilaku tersebut terjadi berulang-ulang dari waktu ke waktu.

3. Jalan pintas dalam menilai orang lain antara lain:
* Seleksi perseptual: memilih informasi tertentu saja.
* Stereotip: menggeneralisasi orang berdasarkan kelompok.
* Halo effect: menilai seseorang hanya berdasarkan satu sifat yang menonjol.
* Kontras: membandingkan orang dengan orang lain yang baru ditemui.
* Proyeksi: menganggap orang lain memiliki perasaan atau sifat yang sama dengan dirinya.

4. Persepsi berperan penting dalam pengambilan keputusan, karena menentukan bagaimana seseorang melihat masalah, peluang, serta alternatif solusi. Dua orang dengan data yang sama bisa mengambil keputusan berbeda karena perbedaan persepsi.

5. Model pengambilan keputusan:
* Model rasional: logis, sistematis, dan melalui tahapan lengkap (identifikasi masalah, mencari alternatif, evaluasi, lalu memilih yang terbaik).
* Rasionalitas terbatas (bounded rationality): karena keterbatasan waktu, informasi, dan kemampuan, individu cenderung memilih solusi yang cukup baik, bukan yang paling optimal.
* Intuisi: keputusan diambil cepat berdasarkan pengalaman dan perasaan, tanpa analisis sistematis.

6. Bias atau kesalahan umum dalam pengambilan keputusan:
* Overconfidence bias: terlalu percaya diri pada pendapat sendiri.
* Anchoring bias: terlalu terpaku pada informasi awal.
* Confirmation bias: hanya mencari informasi yang mendukung pandangan, mengabaikan yang berlawanan.
* Availability bias: menilai berdasarkan informasi yang mudah diingat.
* Escalation of commitment: tetap melanjutkan keputusan meski terbukti salah.
* Randomness error: mempercayai adanya pola pada hal yang acak.
* Hindsight bias: merasa seolah hasil sudah bisa diprediksi sejak awal.

7. Perbedaan individu dan batasan organisasi juga memengaruhi keputusan:
* Perbedaan individu, seperti kepribadian, nilai, pengalaman, gaya berpikir, dan toleransi terhadap ketidakpastian, membuat cara pengambilan keputusan tiap orang berbeda.
* Batasan organisasi, seperti aturan, kebijakan, sistem penghargaan, tekanan waktu, serta budaya organisasi, dapat membatasi pilihan keputusan yang tersedia.

8. Tiga kriteria keputusan etis:
1) Utilitarianism: keputusan yang memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
2) Hak individu (rights): keputusan yang menghormati hak-hak dasar manusia, seperti kebebasan, privasi, dan kebenaran.
3) Keadilan (justice): keputusan yang mendistribusikan manfaat dan beban secara adil serta tidak diskriminatif.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang bermanfaat. Model tiga tahap kreativitas:
1). Penyusunan (problem formulation): mengidentifikasi masalah atau peluang.
2). Inkubasi (incubation): merenung, mengolah ide secara internal, kadang tidak disadari.
3). Penerangan & verifikasi (illumination and verification): munculnya ide baru (insight), lalu diuji kelayakannya.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ade Candra Fachruddin_2411011104 གིས-
1. Persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menafsirkan kesan sensorik untuk memberikan makna pada lingkungan mereka.

2. Teori atribusi mencoba menjelaskan cara kita menilai orang secara berbeda tergantung pada makna yang kita berikan pada perilaku mereka. Teori ini membantu menentukan apakah perilaku disebabkan oleh

faktor internal (di bawah kendali pribadi) atau faktor eksternal (dipaksakan oleh situasi). Tiga penentu atribusi adalah


Kekhasan (apakah individu menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda) ,

Konsensus (apakah setiap orang yang menghadapi situasi serupa merespons dengan cara yang sama) , dan

Konsistensi (apakah individu merespons dengan cara yang sama dari waktu ke waktu).
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Salsabila Rahmadini (2411011093) གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang Ibu. Izin memperkenalkan diri terlebih dahulu
Nama : Salsabila Rahmadini
NPM : 2411011093


Izin menjawab pertanyaan yang Ibu berikan
1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya
Persepsi adalah cara seseorang melihat, memahami, dan menafsirkan dunia di sekitarnya. Persepsi dipengaruhi oleh faktor individu seperti sikap, pengalaman, dan motivasi, faktor target seperti penampilan dan perilaku, serta faktor situasi yang meliputi waktu, lingkungan, dan konteks sosial.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi
Teori atribusi menjelaskan bagaimana seseorang menilai penyebab perilaku orang lain. Tiga penentu atribusi adalah kekhususan yaitu apakah perilaku terjadi hanya dalam situasi tertentu atau tidak, konsensus yaitu sejauh mana orang lain berperilaku sama dalam situasi yang sama, dan konsistensi yaitu apakah perilaku tersebut muncul berulang dari waktu ke waktu.

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain
Jalan pintas yang sering digunakan adalah stereotip atau generalisasi terhadap kelompok, halo effect yaitu penilaian keseluruhan seseorang hanya berdasarkan satu sifat menonjol, serta selective perception yaitu kecenderungan hanya memperhatikan informasi yang sesuai dengan pandangan sendiri.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
Persepsi berhubungan erat dengan pengambilan keputusan karena cara seseorang memandang situasi menjadi dasar dalam menentukan pilihan. Apabila persepsi keliru, maka keputusan yang diambil pun berpotensi salah.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi
Model rasional menekankan pada pengambilan keputusan yang logis, sistematis, dan berbasis informasi lengkap. Rasionalitas terbatas menggambarkan keterbatasan manusia dalam mengolah informasi sehingga keputusan yang diambil sering kali hanya cukup baik, bukan yang paling optimal. Intuisi lebih mengandalkan perasaan, naluri, dan pengalaman pribadi dalam membuat keputusan.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum
Bias atau kesalahan yang umum terjadi adalah overconfidence atau rasa percaya diri yang berlebihan, anchoring yaitu keterikatan pada informasi awal, confirmation bias yaitu mencari informasi yang hanya mendukung keyakinan sendiri, hindsight bias yaitu merasa bahwa hasil seolah sudah dapat diprediksi setelah terjadi, serta escalation of commitment yaitu tetap mempertahankan keputusan yang salah meskipun merugikan.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan
Perbedaan individu seperti kepribadian, nilai, dan pengalaman membuat setiap orang cenderung mengambil keputusan yang berbeda. Sementara itu, organisasi memberikan batasan melalui aturan, budaya, dan keterbatasan sumber daya sehingga memengaruhi ruang lingkup pengambilan keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis
Kriteria utilitarian berfokus pada keputusan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kriteria hak individu menekankan perlindungan kebebasan dan hak asasi setiap orang. Kriteria keadilan menekankan distribusi yang adil dan seimbang dalam keputusan.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang bermanfaat. Model kreativitas terdiri dari tahap persiapan yaitu pengumpulan informasi dan pemahaman masalah, tahap inkubasi yaitu pemrosesan ide secara tidak sadar, serta tahap iluminasi dan verifikasi yaitu munculnya gagasan baru yang kemudian diuji dan dievaluasi.

Terimakasih
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Arifin Ilham གིས-
Nama: Arifin Ilham
NPM: 2411011088
Izin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas bu

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasikan, dan menafsirkan kesan sensorik untuk memberi makna pada lingkungan kita.

Faktor-faktor yang Memengaruhi:

Faktor dalam Pengamat: Sikap, motif, minat, pengalaman, harapan.

Faktor dalam Sasaran: Hal baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, kesamaan.

Faktor dalam Konteks: Waktu, pengaturan kerja, lingkungan sosial.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.


Teori atribusi mencoba menjelaskan cara kita menilai orang secara berbeda tergantung pada makna yang kita berikan pada perilaku mereka.

Tiga Penentu Atribusi:

1. Kekhasan: Mengacu pada apakah seorang individu menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda.

2. Konsensus: Setiap orang yang menghadapi situasi serupa merespons dengan cara yang sama.

3. Konsistensi: Merespons dengan cara yang sama dari waktu ke waktu.


3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.

-Persepsi Selektif: Melihat informasi dari lingkungan berdasarkan latar belakang, motivasi, dan karakteristik.

-Efek Halo dan Tanduk: Memberikan kesan tentang seseorang berdasarkan satu karakteristik.

-Stereotip: Anggapan umum tentang seseorang berdasarkan kelompok mereka, seperti usia atau jenis kelamin.

-Efek Kontras: Kecenderungan menilai sesuatu berdasarkan perbedaan yang mencolok.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.

-Perilaku dan keputusan orang didasarkan pada persepsi mereka tentang realitas, bukan pada realitas itu sendiri.

-Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah (kesenjangan antara keadaan yang ada dan yang diinginkan).

-Setiap keputusan mengharuskan kita untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi. Persepsi kitalah yang membantu menentukan data mana yang relevan dan mana yang tidak, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan yang kita ambil

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.

-Model Rasional: Suatu gaya pengambilan keputusan yang ditandai dengan membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan yang ditentukan.

-Model Rasional Terbatas: Proses pengambilan keputusan yang disederhanakan dengan memahami dan menafsirkan fitur penting suatu masalah tanpa menangkap kompleksitasnya secara penuh.

-Model Intuitif: Proses pengambilan keputusan bawah sadar yang tercipta dari pengalaman yang disaring. Disebutkan sebagai cara yang paling tidak rasional dalam mengambil keputusan.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.

Dalam pengambilan keputusan,

manusia sering kali tidak rasional dan terjebak oleh berbagai bias kognitif, sembilan bias atau kesalahan yang umum terjadi:

1. Bias Terlalu Percaya Diri
(Overconfidence Bias): Kecenderungan untuk terlalu yakin pada kemampuan dan ketepatan penilaian diri sendiri.

2. Bias Penjangkaran (Anchoring Bias): Kecenderungan untuk terlalu bergantung pada (terjangkarkan oleh) informasi pertama yang diterima.

3. Bias Konfirmasi (Confirmation Bias): Kecenderungan untuk mencari, menginterpretasikan, dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan atau praduga yang sudah ada.

4. Bias Ketersediaan (Availability Bias): Kecenderungan untuk menilai kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan betapa mudahnya contoh atau ingatan tentang peristiwa serupa muncul dalam pikiran.

5. Meningkatkan Komitmen (Escalation of Commitment): Kecenderungan untuk terus berinvestasi atau mempertahankan keputusan yang gagal karena sudah terlanjur menginvestasikan banyak sumber daya.

6. Kesalahan Keacakan (Randomness Error): Kecenderungan untuk percaya bahwa kita dapat memprediksi hasil dari peristiwa acak, atau mencari pola dalam kejadian yang sebenarnya acak.

7. Penghindaran Risiko (Risk Aversion): Kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dan menghindari risiko, bahkan jika risiko tersebut berpotensi memberikan imbalan yang lebih besar.

8. Bias Tinjauan ke Belakang (Hindsight Bias): Kecenderungan untuk, setelah suatu peristiwa terjadi, percaya bahwa kita "sudah tahu dari dulu" atau da memprediksi hasilnya dengan mudah.

9. Bias Hasil (Outcome Bias):

Kecenderungan untuk menilai kualitas suatu keputusan semata-mata berdasarkan hasil akhirnya, bukan berdasarkan kualitas proses pengambilan keputusan itu sendiri pada saat itu.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.

Kepribadian: Ciri-ciri seperti kepercayaan pada intuisi, harga diri tinggi, dan narsisme dapat menyebabkan bias.

Identitas Gender: Tidak selalu memengaruhi secara signifikan.

Kemampuan Intelektual: Kemampuan mental tinggi tidak menjamin bebas dari kesalahan.

Perbedaan Budaya: Latar belakang budaya pengambil keputusan dapat memengaruhi pilihannya secara signifikan.

Sistem Evaluasi Kerja: Dipengaruhi oleh kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi.

Sistem Penghargaan: Memengaruhi pilihan yang diambil berdasarkan mana yang lebih bermanfaat untuk diri sendiri.

Peraturan Formal: Pengambilan keputusan terikat oleh aturan dan standar perusahaan.

Batasan Waktu: Adanya tenggat waktu yang ditetapkan organisasi.

Preseden Historis: Keputusan atau peristiwa masa lalu menjadi acuan untuk tindakan di masa depan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.

Utilitarianisme: Keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar bagi semua orang berdasarkan hasil. Konsisten dengan tujuan seperti efisiensi dan laba.

Hak: Keputusan yang konsisten dengan prinsip kebebasan dan hak istimewa individu (seperti privasi, kebebasan berbicara). Menekankan penghormatan pada hak-hak dasar.

Deonansi: Keputusan etis dibuat karena kewajiban untuk konsisten dengan norma, prinsip, aturan, atau hukum moral. Tujuannya adalah menegakkan keadilan dan distribusi yang adil.


9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan sebuah ide baru yang berguna dan berbeda dari sebelumnya.

1. Perumusan Masalah: Mengidentifikasi masalah atau peluang.

2. Pembuatan Ide: Proses
mengembangkan kemungkinan solusi dari informasi dan pengetahuan yang relevan.

3. Evaluasi Ide: Proses mengevaluasi solusi potensial untuk mengidentifikasi yang terbaik.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

I Wayan Dava Andriyana 2411011130 གིས-
Nama; i wayan dava andriyana
Npm: 2411011130 

1.Persepsi dan Faktor yang Memengaruhi
Persepsi adalah proses seseorang menangkap, menafsirkan, dan memahami sesuatu dari lingkungannya. Dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti pengalaman, sikap, dan motivasi; faktor objek seperti bentuk, ukuran, dan keunikan; serta faktor situasi seperti waktu, lingkungan, dan kondisi sosial.

2. Teori Atribusi dan Tiga Penentu
Teori atribusi menjelaskan apakah perilaku seseorang disebabkan faktor internal atau eksternal. Tiga penentunya adalah keunikan yaitu apakah perilaku berbeda di situasi lain, konsensus yaitu apakah orang lain dalam situasi sama juga bertindak serupa, dan konsistensi yaitu apakah perilaku selalu berulang dalam situasi yang sama.

3. Jalan Pintas dalam Penilaian Orang
Individu sering memakai stereotip, halo effect, selective perception, dan projection untuk menilai orang lain dengan cepat.

4. Hubungan Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Keputusan sangat dipengaruhi oleh persepsi, karena cara seseorang menafsirkan situasi akan menentukan pilihan yang diambil. Jika persepsi salah, keputusan juga bisa salah.

5. Model Pengambilan Keputusan

Rasional: sistematis, logis, dengan informasi lengkap.

Rasionalitas terbatas: informasi terbatas, hasilnya cukup baik, tidak sempurna.

Intuisi: mengandalkan perasaan dan pengalaman cepat tanpa analisis panjang.


6. Bias atau Kesalahan Keputusan
Kesalahan umum meliputi terlalu percaya diri, terjebak pada informasi awal, mencari info yang hanya mendukung pandangan, merasa sudah tahu setelah sesuatu terjadi, serta tetap bertahan pada keputusan walau salah.

7. Perbedaan Individu dan Batasan Organisasi
Setiap orang berbeda dalam kepribadian, nilai, dan pengalaman sehingga cara membuat keputusan juga berbeda. Organisasi memberi batasan lewat aturan, waktu, dan sumber daya yang membatasi pilihan keputusan.

8. Tiga Kriteria Keputusan Etis

Utilitarian: menekankan manfaat terbesar bagi banyak orang.

Rights: menjaga hak dasar setiap individu.

Justice: menekankan keadilan dan pemerataan.


9. Kreativitas dan Tiga Tahap
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang bermanfaat. Tiga tahapnya yaitu persiapan dengan mengumpulkan pengetahuan, inkubasi dengan memberi waktu agar ide berkembang, lalu insight dan verifikasi saat ide muncul dan diuji.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ade Candra Fachruddin_2411011104 གིས-

1. Persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menafsirkan kesan sensorik untuk memberikan makna pada lingkungan mereka. Faktor-faktor yang memengaruhinya adalah faktor dalam pengamat (seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan), faktor pada sasaran (seperti hal baru, gerakan, suara, dan ukuran), dan faktor dalam konteks (seperti waktu, pengaturan kerja, dan lingkungan sosial).


2. Teori atribusi menjelaskan cara kita menilai orang lain secara berbeda berdasarkan makna yang kita berikan pada perilaku mereka. Teori ini membantu menentukan apakah perilaku disebabkan oleh faktor internal (di bawah kendali pribadi) atau faktor eksternal (dipaksakan oleh situasi). Tiga penentu atribusi adalah kekhasan (apakah individu menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda) , Mkonsensus (apakah setiap orang yang menghadapi situasi serupa merespons dengan cara yang sama) , dan konsistensi (apakah individu merespons dengan cara yang sama dari waktu ke waktu).

3. Individu sering menggunakan jalan pintas seperti persepsi selektif, di mana mereka melihat informasi dari lingkungan berdasarkan latar belakang, motivasi, dan karakteristik mereka. Ada juga

efek halo dan tanduk, yaitu ketika kita memberikan kesan tentang seseorang hanya berdasarkan satu karakteristik. Selain itu, stereotip adalah anggapan umum tentang seseorang berdasarkan kelompoknya, yang sering menghasilkan penilaian bias , dan

efek kontras adalah kecenderungan menilai sesuatu berdasarkan perbedaan yang mencolok.

4. Persepsi memengaruhi pengambilan keputusan secara signifikan. Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah yang dipersepsikan sebagai perbedaan antara keadaan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Setiap keputusan memerlukan individu untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, dan persepsi membantu, baik secara akurat maupun tidak, dalam menentukan data mana yang relevan.



5. Model rasional adalah gaya pengambilan keputusan yang ditandai dengan membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu.

Model rasionalitas terbatas adalah proses yang disederhanakan di mana individu hanya menafsirkan fitur penting suatu masalah tanpa menangkap kompleksitasnya. Sementara itu, model intuitif adalah proses pengambilan keputusan bawah sadar yang tercipta dari pengalaman yang disaring.

6. Bias dan kesalahan keputusan yang umum meliputi bias terlalu percaya diri , bias penjangkaran , bias konfirmasi , bias ketersediaan ,meningkatkan komitmen ,kesalahan keacakan ,penghindaran risiko , dan bias tinjauan ke belakang.

7. Perbedaan individu seperti kepribadian, identitas gender, kemampuan intelektual, dan perbedaan budaya dapat memengaruhi pengambilan keputusan. Sementara itu, batasan-batasan organisasi yang memengaruhi pengambilan keputusan meliputi sistem evaluasi kerja , sistem penghargaan , peraturan formal , batasan waktu , dan preseden historis.

8. Tiga kriteria keputusan etis adalah utilitarianisme, di mana keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar bagi semua orang berdasarkan hasil. Hak, di mana keputusan dibuat untuk melindungi hak-hak dasar individu, seperti hak privasi dan kebebasan berbicara. Kriteria terakhir adalah keadilan (disebut juga deonansi), di mana keputusan dibuat untuk menegakkan aturan secara adil dan tidak memihak, memastikan distribusi manfaat dan biaya yang adil.

9. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide baru yang berguna dan berbeda dari sebelumnya. Model tiga tahap yang berkontribusi pada perilaku kreatif meliputi potensi kreatif, lingkungan kreatif, dan motivasi tugas intrinsik.

In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Sindy Apriani 2411011110 གིས-
Assalamualaikum, Selamat siang, Izin menjawab, Ma'am

Nama : Sindy Apriani
ID : 2411011110


1. Apa itu persepsi dan apa saja faktor yang memengaruhinya?
Persepsi adalah cara seseorang menafsirkan dan memahami sesuatu. Faktor yang memengaruhi: diri individu (sikap, motivasi, pengalaman), target (objek/orang yang diamati), dan situasi (kondisi sekitar).

2. Apa itu teori atribusi dan apa saja penentunya?
Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang mencari sebab dari perilaku orang lain. Penentunya ada tiga:

Kekhususan (apakah perilaku terjadi hanya di situasi tertentu),
Konsensus (apakah orang lain juga melakukan hal yang sama),
Konsistensi (apakah perilaku itu sering diulang).


3. Jalan pintas apa yang sering dipakai orang saat menilai orang lain?
Seperti stereotip, halo effect (menilai hanya dari satu sifat), dan selective perception (melihat yang sesuai dengan pandangan kita saja).

4. Apa hubungan persepsi dengan pengambilan keputusan?
Keputusan dibuat berdasarkan bagaimana kita memandang suatu masalah. Jadi persepsi sangat memengaruhi hasil keputusan.

5. Bedanya model pengambilan keputusan rasional, rasionalitas terbatas, dan intuisi?

Rasional: logis, sistematis, penuh pertimbangan.

Rasionalitas terbatas: ada keterbatasan informasi dan waktu, jadi pilih yang “cukup baik” bukan sempurna.

Intuisi: keputusan cepat berdasarkan perasaan atau pengalaman.


6. Bias atau kesalahan umum dalam pengambilan keputusan?
Contohnya: overconfidence (terlalu percaya diri), anchoring (terjebak pada info awal), confirmation bias (cari info yang mendukung pendapat sendiri), dan hindsight bias (merasa setelah kejadian sudah jelas).

7. Bagaimana perbedaan individu dan batasan organisasi memengaruhi keputusan?
Individu berbeda dari segi nilai, pengalaman, dan kepribadian → hasil keputusan bisa berbeda. Organisasi punya aturan, budaya, dan sumber daya terbatas → ini juga membatasi pilihan.

8. Apa tiga kriteria keputusan etis?

Utilitarian: pilih yang paling banyak memberi manfaat.
Hak individu: menghargai hak setiap orang.
Keadilan: keputusan dibuat adil dan merata.

9. Apa itu kreativitas dan bagaimana model tiga tahapnya?
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru. Tiga tahapnya:

1. Persiapan (mengumpulkan informasi),
2. Inkubasi (merenungkan/menyimpan ide)
3. Iluminasi & verifikasi (muncul ide lalu diuji/diterapkan).
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Dila Samrotul Fuadah 2411011111 Manajemen གིས-
Assalamu'alaikum Ma'am, selamat siang.
Izin memperkenalkan diri,
Nama: Dila Samrotul Fuadah
NPM: 2411011111

Izin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas Ma'am.

1. Apa itu persepsi dan faktor apa saja yang memengaruhinya?
Jawaban:
Persepsi adalah cara kita melihat, memahami, dan menafsirkan sesuatu dari lingkungan sekitar. Faktor yang memengaruhi persepsi antara lain:
-Faktor individu: pengalaman, motivasi, emosi, dan sikap kita.
-Faktor situasi: waktu, tempat, dan kondisi.
-Faktor objek: sifat, bentuk, atau keunikan dari hal yang kita lihat.

2. Apa itu teori atribusi dan apa saja tiga penentunya?
Jawaban:
Teori atribusi menjelaskan bagaimana kita menilai penyebab perilaku seseorang, apakah karena faktor dalam diri (internal) atau dari luar (eksternal).
Tiga penentunya adalah:
-Kekhususan (distinctiveness): apakah perilaku itu hanya muncul di situasi tertentu.
-Konsensus (consensus): apakah orang lain juga melakukan hal yang sama dalam situasi itu.
-Konsistensi (consistency): apakah perilaku itu sering muncul berulang kali.

3. Jalan pintas apa saja yang dipakai orang untuk menilai orang lain?
Jawaban:
Orang sering pakai shortcut atau cara cepat, misalnya:
-Stereotip: menilai orang berdasarkan kelompoknya.
-Halo effect: menilai keseluruhan orang hanya dari satu sifat yang menonjol.
-Proyeksi: menganggap orang lain sama dengan diri kita.
-Selective perception: hanya memperhatikan hal-hal yang sesuai dengan pandangan kita.

4. Bagaimana hubungan persepsi dengan pengambilan keputusan?
Jawaban:
Persepsi memengaruhi bagaimana kita melihat masalah dan memilih solusi. Kalau persepsi kita salah, keputusan yang diambil juga bisa salah.

5. Apa perbedaan pengambilan keputusan rasional, rasionalitas terbatas, dan intuisi?
Jawaban:
-Rasional: keputusan dibuat dengan logika, data lengkap, dan langkah teratur.
-Rasionalitas terbatas: keputusan dibuat dengan informasi terbatas karena waktu dan kemampuan juga terbatas.
-Intuisi: keputusan berdasarkan perasaan, pengalaman, atau insting tanpa analisis panjang.

6. Apa saja bias atau kesalahan umum dalam pengambilan keputusan?
Jawaban:
Beberapa bias umum yaitu:
-Overconfidence bias: terlalu percaya diri.
-Anchoring bias: terlalu terpaku pada informasi awal.
-Confirmation bias: hanya mencari informasi yang sesuai dengan pendapat sendiri.
-Escalation of commitment: tetap lanjut pada keputusan salah karena sudah terlanjur banyak investasi.

7. Bagaimana perbedaan individu dan batasan organisasi memengaruhi keputusan?
Jawaban:
-Perbedaan individu: misalnya kepribadian, pengalaman, nilai hidup, dan toleransi risiko bisa memengaruhi pilihan seseorang.
-Batasan organisasi: seperti aturan, kebijakan, waktu, dan sumber daya bisa membatasi pilihan yang ada.

8. Apa perbedaan tiga kriteria dalam keputusan etis?
Jawaban:
-Utilitarian: keputusan yang dipilih adalah yang memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.
-Hak individu: keputusan harus menghormati hak dasar tiap orang.
-Keadilan: keputusan harus adil dan membagi keuntungan/kewajiban secara merata.

9. Apa itu kreativitas dan bagaimana tiga tahap dalam proses kreativitas?
Jawaban:
Kreativitas adalah kemampuan menciptakan ide baru yang bermanfaat.
Tiga tahapnya:
-Persiapan: mengumpulkan informasi dan mempelajari masalah.
-Inkubasi: memberi waktu untuk ide berkembang, biasanya terjadi di luar kesadaran penuh.
-Pencerahan dan verifikasi: muncul ide baru lalu diuji apakah bisa dipakai.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Refan Alvaro Putra གིས-
1. Persepsi adalah proses di mana kita mengatur kerendahan hati, dan menafsirkan kesan sensorik untuk memberi makna pada lingkungan kita. Ada faktor internal dan eskternal yang mempengaruhi presepsi. Faktor internal diantaranya ada:
  1. Fisiologis: Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 
  2. Minat: Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi.
  3. Suasana hati: Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
Lalu ada faktor eksternal yaitu:
  1. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus: Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah dipahami.
  2. Motion atau gerakan: Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diambil.

2. Teori atribusi adalah teori yang dikembangkan oleh Heider tahun 1958, teori ini mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan sesuatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Tiga penentu atribusi diantara ada: 
  1. Kekhasan: mengacu pada apakah seorang individu menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
  2. Konsesus: setiap orang yang menghadapi situasi serupa merespons dengan cara yang sama.
  3. Konsistensi: Merespons dengan cara yang sama dari waktu ke waktu

3. Ada cara jalan pintas yang digunakan dalam menilai orang lain. Diantaranya ada stereotyping, yaitu menilai seseorang hanya berdasarkan kelompok tempat ia tergabung. Lalu ada yang namanya "Halo effect", terjadi ketika satu sifat dominan, baik positif maupun negatif, memengaruhi penilaian keseluruhan terhadap individu. Selain itu, ada contrast effect yang terjadi ketika seseorang dibandingkan dengan orang lain yang baru saja diamati, sehingga memengaruhi penilaian.


4. Hubungan presepsi dengan pengambilan keputusan karena keputusan seseorang tidak hanya berdasarkan fakta objektif, melainkan juga bagaimana ia menafsirkan fakta tersebut. Apabila persepsi yang terbentuk keliru, maka keputusan yang dihasilkan juga berpotensi salah. Dengan kata lain, kualitas keputusan sangat dipengaruhi oleh kejelasan dan ketepatan persepsi individu terhadap situasi atau masalah yang dihadapi.

5. Model rasional pengambilan keputusan menekankan proses logis dan sistematis, mulai dari identifikasi masalah, pencarian alternatif, evaluasi, hingga memilih solusi terbaik. Namun, dalam praktiknya, manusia memiliki keterbatasan informasi, waktu, dan kemampuan, sehingga muncullah konsep rasionalitas terbatas (bounded rationality) yang membuat individu cenderung memilih keputusan yang cukup memuaskan, bukan yang paling optimal. Selain itu intuisi juga menjadi dasar pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan pengalaman, perasaan, atau naluri tanpa analisis formal.

6. Dalam proses pengambilan keputusan, terdapat beberapa bias umum yang dapat memengaruhi kualitas keputusan. Pertama adalah bias terlalu percaya diri, yaitu kecenderungan individu untuk melebih-lebihkan tingkat akurasi pengetahuan atau kemampuannya, sehingga sering kali mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan risiko secara memadai. Kedua adalah bias penjangkaran, yaitu kecenderungan untuk terlalu terpaku pada informasi awal yang diperoleh dan menjadikannya sebagai acuan utama, meskipun informasi tersebut mungkin tidak relevan atau kurang akurat. Lalu ada juga, bias konfirmasi, yaitu kecenderungan untuk mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang hanya mendukung pandangan atau keputusan awal, sambil mengabaikan bukti lain yang bertentangan.

7. Perbedaan individu dan batasan organisasi juga bisa memengaruhi kualitas pengambilan keputusan. Faktor-faktor individu seperti kepribadian, nilai, pengalaman, gaya berpikir, dan tingkat toleransi risiko sangat menentukan cara seseorang memilih keputusan. Di sisi lain, faktor organisasi berupa kebijakan, struktur hierarki, aturan formal, budaya organisasi, keterbatasan sumber daya, serta tekanan waktu dapat mempersempit pilihan dan membatasi kebebasan individu dalam membuat keputusan.

8. Dalam konteks etika, terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Pertama adalah utilitarianism, yaitu keputusan yang dianggap benar jika menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Kedua adalah membuat keputusan yang konsisten dengan prinsip-prinsip dasar kebebasan dan hak istimewa, sebagaimana ditetapkan dalam dokumen-dokumen seperti Piagam Hak-Hak AS. Penekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan melindungi hak-hak dasar individu, seperti hak privasi, kebebasan berbicara, dan proses hukum. Terakhir ada deonansi, yaitu suatu sudut pandang di mana keputusan etis dibuat karena Anda "harus" melakukannya agar konsisten dengan norma, standar, aturan, atau hukum moral.

9. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru yang orisinal, bermanfaat, dan relevan dalam memecahkan masalah atau menciptakan peluang. Proses kreativitas dapat dipahami melalui model tiga tahap. Tahap pertama adalah penyusunan masalah, yaitu mengidentifikasi masalah atau peluang yang ada. Tahap kedua adalah penyusunan ide, di mana individu mengumpulkan informasi, mengeksplorasi alternatif, dan menghasilkan gagasan baru. Tahap terakhir adalah evaluasi dan implementasi, yakni menilai ide yang muncul dan memilih ide terbaik untuk kemudian diterapkan secara nyata.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ana Tasya Miranti Tasya གིས-
NAMA : Ana Tasya Miranti
NPM : 2411011102
Izin menjawab pertanyaan, buu

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Jawab :

Persepsi adalah proses seseorang mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi mereka untuk memberi makna pada lingkungan.

Faktor-faktor yang memengaruhinya :

1. Faktor dalam diri penerima (perceiver): sikap, motif, kepentingan, pengalaman, ekspektasi.

2. Faktor dalam objek/target: keunikan, gerakan, suara, ukuran, atau latar belakang.

3. Faktor situasional: waktu, kondisi kerja, atau suasana sosial.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi. 
Jawab :

Teori atribusi menjelaskan bagaimana individu menilai penyebab perilaku seseorang, apakah karena faktor internal (sifat, karakter) atau eksternal (situasi, lingkungan).
Tiga penentu atribusi:
1. Kekhususan (distinctiveness): apakah orang tersebut bertindak berbeda dalam situasi lain.
2. Konsensus (consensus): apakah orang lain bertindak sama dalam situasi yang sama.
3. Konsistensi (consistency): apakah orang tersebut bertindak sama dari waktu ke waktu dalam situasi yang sama.

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.
Jawab :
• Stereotyping: menilai seseorang berdasarkan kelompoknya.
• Halo effect: kesan positif/negatif dari satu sifat memengaruhi penilaian keseluruhan.
• Selective perception: hanya melihat aspek yang sesuai dengan minat/ekspektasi sendiri.
• Contrast effect: menilai orang dengan membandingkannya dengan orang lain yang baru ditemui.
• Projection: mengasumsikan orang lain memiliki karakteristik yang sama dengan diri sendiri.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
Jawab :

Keputusan selalu didasarkan pada persepsi, bukan pada realitas objektif. Apa yang kita anggap benar, adil, atau penting berasal dari persepsi kita terhadap informasi dan situasi. Jadi, persepsi membentuk dasar bagaimana individu menafsirkan masalah dan memilih solusi.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
Jawab :
• Model rasional: logis, sistematis, melalui identifikasi masalah → pengumpulan informasi → evaluasi alternatif → pemilihan terbaik.
• Rasionalitas terbatas: manusia punya keterbatasan (waktu, informasi, kognisi), sehingga tidak mencari keputusan terbaik, tetapi satisficing (cukup memuaskan).
• Intuisi: keputusan berdasarkan perasaan, pengalaman, dan insting, bukan analisis formal.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.
Jawab :

• Overconfidence bias: terlalu percaya diri atas kemampuan/pengetahuan.
• Anchoring bias: terlalu terpaku pada informasi awal.
• Confirmation bias: mencari informasi yang hanya mendukung pendapat sendiri.
l• Availability bias: menilai berdasarkan informasi yang mudah diingat.
• Escalation of commitmen: tetap pada keputusan yang salah karena sudah berinvestasi banyak.
• Randomness error: melihat pola pada kejadian acak.
• Hindsight bias: merasa hasil sudah bisa diprediksi setelah tahu hasilnya.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
Jawab :

• Perbedaan individu: kepribadian, kecerdasan, pengalaman, nilai, toleransi risiko, dan gaya berpikir memengaruhi cara orang mengambil keputusan.
• Batasan organisasi: kebijakan, peraturan, budaya organisasi, insentif, sistem formal, keterbatasan waktu, dan sumber daya.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.
Jawab :

1. Utilitarianism: keputusan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
2. Rights: menghormati dan melindungi hak dasar individu.
3. Justice: keputusan yang adil dan merata, mendistribusikan manfaat serta beban secara seimbang.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.
Jawab :

• Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru, orisinal, dan bermanfaat.
• Model tiga tahap kreativitas:
1. Pemahaman masalah (problem formulation): mengenali isu/masalah yang perlu solusi kreatif.
2. Pengungkapan (information gathering/incubation): mengumpulkan informasi dan membiarkan ide berkembang.
3. Verifikasi/Implementasi (idea generation & evaluation): menghasilkan ide-ide, memilih yang terbaik, lalu menguji atau menerapkan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Shakila Yuliandini 2411011006 གིས-
Selamat sore ibu, izin menjawab pertanyaan di atas.
Nama: Shakila Yuliandini
NPM: 2411011006

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Persepsi adalah cara seseorang menangkap, menyeleksi, dan menafsirkan informasi dari lingkungan sehingga membentuk pemahaman tertentu. Proses ini tidak netral, melainkan dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengalaman, kebutuhan, dan motivasi, serta faktor eksternal seperti keadaan sekitar, intensitas rangsangan, dan situasi sosial.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.
Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang mencari alasan di balik perilaku seseorang, apakah berasal dari diri individu atau dari kondisi luar. Ada tiga hal yang menjadi penentu: konsensus (apakah banyak orang bertindak sama), konsistensi (apakah perilaku itu terus berulang), dan distinktifitas (apakah perilaku itu hanya muncul pada situasi tertentu).

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.
Dalam menilai orang lain, individu sering memakai jalan singkat seperti stereotip, generalisasi cepat, efek halo yang menilai keseluruhan dari satu sisi positif, atau proyeksi dengan menganggap orang lain sama seperti dirinya. Jalan pintas ini memudahkan, tetapi sering menghasilkan bias.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
Persepsi berperan penting karena sebelum membuat keputusan, seseorang harus lebih dulu menafsirkan masalah dan situasi. Jika persepsi berbeda, maka keputusan yang dihasilkan juga bisa berbeda meskipun informasi yang diterima sama.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
Pengambilan keputusan rasional menekankan langkah logis dan sistematis untuk mencapai hasil optimal. Namun dalam praktiknya, manusia terbatas, sehingga muncul konsep rasionalitas terbatas yang hanya mencari keputusan “cukup baik”. Sebaliknya, intuisi lebih mengandalkan pengalaman dan perasaan spontan tanpa melalui perhitungan panjang.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.
Kesalahan dalam membuat keputusan sering muncul karena kecenderungan kognitif, misalnya terlalu percaya diri, hanya fokus pada informasi awal (anchoring), mencari data yang mendukung pandangan sendiri (confirmation bias), atau merasa sudah bisa menebak hasil setelah kejadian selesai (hindsight bias).

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
Setiap orang membawa gaya berpikir, nilai, serta toleransi risiko yang berbeda dalam membuat keputusan. Namun, keputusan juga tidak lepas dari batasan organisasi, seperti aturan, kebijakan, sumber daya, dan struktur yang kadang mempersempit pilihan individu.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.
Dalam membuat keputusan etis, ada tiga pendekatan utama. Pertama, utilitarian yang menekankan manfaat terbesar bagi banyak pihak. Kedua, hak individu yang menjaga kebebasan dan hak dasar setiap orang. Ketiga, keadilan yang memastikan setiap orang diperlakukan secara adil dan seimbang.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.
Kreativitas berarti kemampuan menghadirkan ide yang baru dan bermanfaat. Prosesnya melewati tiga tahap: perumusan masalah untuk memahami tantangan, pengumpulan dan pengolahan informasi hingga menemukan ide, lalu tahap implementasi untuk menerapkan ide tersebut menjadi sesuatu yang nyata.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Daffa Raihan Al Faisar གིས-
Nama: Daffa Raihan Al Faisar
NPM: 2411011099

1. Persepsi itu cara kita menangkap dan menafsirkan informasi dari lingkungan. Jadi bukan realitas aslinya yang kita ikuti, tapi bagaimana kita memandang realitas itu. Nah, persepsi ini dipengaruhi oleh tiga hal: siapa yang mempersepsikan (misalnya pengalaman dan sikap kita), objek yang kita lihat (misalnya orang atau situasi), dan juga konteksnya, seperti waktu dan lingkungan sosial.

2. Teori atribusi menjelaskan kenapa seseorang berperilaku. Kita biasanya menebak apakah itu karena faktor dalam dirinya atau karena situasi luar. Ada tiga penentunya: kalau perilakunya khas di satu situasi, berarti mungkin situasional; kalau banyak orang melakukan hal yang sama, berarti konsensusnya tinggi; dan kalau perilakunya konsisten terus-menerus, kita cenderung bilang itu karena faktor internal.

3. Supaya cepat menilai orang, kita sering pakai jalan pintas. Misalnya, cuma lihat satu sisi positif lalu menilai semua hal baik (halo effect), atau kebalikannya kalau ada satu sisi jelek (horn effect). Ada juga stereotip, persepsi selektif yang hanya lihat hal sesuai pandangan kita, dan efek kontras ketika kita bandingkan dengan orang lain.

4. Persepsi ini sangat nyambung dengan pengambilan keputusan, karena keputusan berangkat dari bagaimana kita melihat masalah. Kalau persepsinya keliru, ya keputusan bisa ikut keliru. Misalnya penjualan turun sedikit, satu manajer menganggap itu krisis, yang lain santai saja keputusannya jadi berbeda.

5. Kalau model rasional, keputusan diambil dengan logis, semua data lengkap, pilih yang terbaik. Tapi di dunia nyata, kita sering terbatas informasi dan waktu, makanya muncul konsep rasionalitas terbatas: kita ambil yang cukup baik saja. Sedangkan intuisi, itu keputusan cepat berdasarkan pengalaman atau naluri.

6. Bias yang umum itu banyak. Orang sering terlalu percaya diri, terlalu terpaku pada informasi pertama yang muncul, atau hanya cari bukti yang mendukung pendapatnya. Ada juga yang salah baca pola, menghindari risiko berlebihan, atau baru merasa “oh iya, harusnya aku bisa nebak” setelah kejadian terjadi.

7. Keputusan juga dipengaruhi siapa yang mengambilnya. Kepribadian, pengalaman, bahkan gender bisa beda cara memutuskan. Selain itu, organisasi punya batasan: ada aturan, budaya kerja, sistem penghargaan, sampai tekanan waktu. Jadi kadang keputusan bukan soal apa yang terbaik, tapi apa yang bisa dilakukan dalam kondisi itu.

8. Dalam hal etika, ada tiga cara pandang. Kalau utilitarian, yang dipilih adalah manfaat terbesar buat orang banyak. Kalau hak individu, fokusnya menjaga hak-hak dasar tiap orang. Sedangkan keadilan menekankan pembagian yang adil. Masalahnya, tiga kriteria ini sering berbenturan, jadi harus ada pertimbangan seimbang.

9. Kreativitas itu kemampuan menghasilkan ide yang baru sekaligus bermanfaat. Modelnya ada tiga tahap: pertama, ada faktor penyebab, yaitu potensi kreatif dari orangnya dan juga lingkungan yang mendukung. Kedua, perilaku kreatif itu sendiri, saat seseorang benar-benar menghasilkan ide. Dan ketiga, hasil akhirnya berupa ide yang berguna, yang kalau diterapkan jadi inovasi.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Ganianda Gumilang གིས-
1. Persepsi adalah proses seseorang mengorganisir, menafsirkan, dan memberi makna terhadap kesan-kesan sensoris sehingga terbentuk pemahaman mengenai lingkungan sekitar.
Faktor yang memengaruhi persepsi.
• Faktor dari individu: sikap, motif, minat, pengalaman, ekspektasi.
•Faktor dari objek/target: keunikan, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang objek.
•Faktor dari situasi: waktu, suasana kerja, kondisi sosial.

2. Menjelaskan bagaimana individu mencoba memahami penyebab perilaku orang lain, apakah disebabkan faktor internal (karakter, niat) atau eksternal (situasi, kondisi lingkungan).
Tiga penentu atribusi:
1. Kekhususan (distinctiveness) apakah perilaku terjadi hanya pada situasi tertentu atau dalam berbagai situasi.
2. Konsensus (consensus) apakah orang lain dalam situasi serupa berperilaku sama.
3. Konsistensi (consistency)apakah perilaku tersebut terjadi berulang dalam waktu yang berbeda.

3. Selektif persepsi: hanya memperhatikan informasi tertentu yang sesuai dengan minat/harapan.
Efek halo: menilai seseorang secara keseluruhan hanya berdasarkan satu karakteristik menonjol.
Efek kontras: menilai seseorang dengan membandingkan orang lain yang baru ditemui sebelumnya.
Stereotip: menilai seseorang berdasarkan kelompok/golongan yang ia wakili.
Proyeksi: menganggap orang lain memiliki perasaan atau karakter yang sama dengan dirinya.

4.Pengambilan keputusan didasarkan pada bagaimana seseorang memersepsikan situasi, bukan pada realitas objektif. Kesalahan persepsi dapat mengarah pada keputusan yang bias atau tidak optimal.

5. Model rasional: mengasumsikan individu sepenuhnya logis, mengidentifikasi semua alternatif, mengevaluasi secara sistematis, dan memilih opsi terbaik.
Rasionalitas terbatas (bounded rationality): individu terbatas oleh keterbatasan informasi, waktu, dan kemampuan kognitif, sehingga memilih solusi yang "cukup memuaskan" (satisficing).
Intuisi: pengambilan keputusan berdasarkan perasaan, pengalaman, atau naluri, biasanya cepat dan tanpa analisis formal.

6. Overconfidence bias: terlalu percaya diri pada penilaian sendiri.
Anchoring bias: terlalu terpaku pada informasi awal.
Confirmation bias: hanya mencari informasi yang mendukung pandangan sendiri.
Availability bias: menilai berdasarkan informasi yang mudah diingat.
Escalation of commitment: tetap bertahan pada keputusan yang salah karena sudah banyak menginvestasikan sumber daya.
Randomness error: melihat pola pada sesuatu yang acak.
Hindsight bias: menganggap hasil yang terjadi seolah bisa diprediksi sebelumnya.

7. Perbedaan individu: kepribadian, kecerdasan, pengalaman, nilai-nilai pribadi, gaya berpikir memengaruhi cara seseorang menganalisis masalah.
Batasan organisasi: kebijakan, struktur organisasi, sistem imbalan, peraturan, budaya organisasi, tekanan waktu membatasi ruang lingkup pilihan dalam pengambilan keputusan.
8. Kriteria utilitarian adalah keputusan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
Kriteria hak (rights) adalah keputusan menghormati dan melindungi hak-hak dasar individu.
Kriteria keadilan (justice) adalah keputusan mendistribusikan manfaat dan beban secara adil dan merata.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru, orisinal, dan bermanfaat.
Model tiga tahap kreativitas:
1. Penyusunan (problem formulation): mengenali masalah atau peluang yang membutuhkan solusi kreatif.
2. Penggabungan informasi (information gathering & idea generation): mencari informasi relevan, mengombinasikan ide, dan menciptakan alternatif.
3. Evaluasi & implementasi (idea evaluation): menilai ide-ide yang dihasilkan dan memilih yang paling tepat untuk diterapkan.
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Azzahra Hafidatuzzahri Walmisr གིས-
Izin menjawab pertanyaan
Nama : Azzahra Hafidatuzzahri Walmisr
NPM : 2411011066

1. Persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan individu mengenali, mengorganisir, dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan melalui pancaindra. Faktor yang memengaruhi persepsi meliputi stimulus (intensitas, bentuk, warna, ukuran), pengalaman sebelumnya, konteks, motivasi dan tujuan, serta kepribadian individu

2. Teori atribusi membahas bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku, bisa karena faktor internal atau eksternal. Tiga penentu atribusi adalah konsensus (apakah orang lain juga berperilaku sama), konsistensi (apakah perilaku terjadi secara berulang), dan distingtivitas (apakah perilaku unik dalam situasi tertentu).

3. Jalan pintas dalam menilai orang lain termasuk persepsi selektif, efek halo, efek kontras, dan stereotip yang memudahkan namun kadang menyebabkan kesalahan penilaian.

4. Persepsi memengaruhi pengambilan keputusan karena cara individu memfilter dan menginterpretasikan informasi menentukan alternatif dan pilihan yang diambil.

5. Model pengambilan keputusan:
Rasional: sistematis dan logis dengan data lengkap.
Rasionalitas terbatas: memilih solusi yang cukup baik karena keterbatasan informasi dan kemampuan kognitif.
Intuisi: keputusan cepat berdasarkan insting dan pengalaman tanpa analisis formal.

6. Bias dan kesalahan umum adalah bias konfirmasi, bias ketersediaan, overconfidence, dan kesalahan atribusi fundamental yang dapat mengacaukan keputusan.

7. Perbedaan individu (latar belakang psikologis, kepribadian) memengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan, sementara batasan organisasi (struktur, budaya, sumber daya) membatasi opsi dan proses dalam pengambilan keputusan.

8. Tiga kriteria etis dalam keputusan adalah:
Utilitarianisme: manfaat terbesar untuk banyak orang.
Hak: menghormati hak individu.
Keadilan: keputusan harus adil dan tidak diskriminatif.

9. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru dan berguna. Model tiga tahap kreativitas:
Persiapan: mengumpulkan informasi dan memahami masalah.
Inkubasi: pemrosesan bawah sadar.
Pencerahan: munculnya ide kreatif secara tiba-tiba. Verifikasi sering ditambahkan sebagai tahap keempat untuk evaluasi ide
In reply to Dr. NOVA MARDIANA, S.E., M.M.

Re: responsi 4

Arinda Jayanti 2411011048 གིས-
Assalamualaikum Ibu, sebelumnya izin menjawab pertanyaan yang Ibu berikan.

Nama: Arinda Jayanti
NPM: 2411011048

1. Definisikan persepsi dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Persepsi adalah proses dimana individu menangkap, menafsirkan, dan memahami informasi atau stimulus dari lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi meliputi:
• Stimulus fisik (intensitas, warna, ukuran).
• Pengalaman sebelumnya yang membentuk kerangka interpretasi.
• Konteks situasional lingkungan.
• Motivasi dan tujuan individu.
• Kepribadian atau karakteristik individu.
• Nilai, budaya, dan latar belakang sosial.

2. Jelaskan teori atribusi, dan tiga penentu atribusi.

Teori atribusi adalah konsep psikologi sosial yang menjelaskan bagaimana individu menilai penyebab suatu perilaku seseorang, apakah karena faktor internal (personal) atau eksternal (lingkungan). Tiga penentu atribusi menurut Harold Kelley adalah:
• Kekhususan (specificity): tingkat keunikan perilaku pada situasi berbeda.
• Konsensus: tingkat kesamaan perilaku pada orang lain dalam situasi sama.
• Konsistensi: apakah perilaku tersebut berulang dalam situasi yang sama.

3. Identifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.

Jalan pintas (heuristik) yang sering dipakai individu antara lain:
1. Persepsi selektif: menafsirkan informasi berdasarkan minat dan latar belakang.
2. Efek halo: membuat penilaian umum berdasarkan satu ciri dominan.
3. Efek kontras: evaluasi dipengaruhi perbandingan dengan orang lain.
4. Stereotip: menilai berdasarkan asumsi tentang kelompok asal.

Jalan pintas ini berguna untuk penilaian cepat namun bisa menimbulkan bias.

4. Jelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.

Persepsi adalah fondasi awal pengambilan keputusan karena memengaruhi bagaimana informasi disaring, diinterpretasi, dan penilaian terhadap situasi. Persepsi subjektif dapat membuat keputusan tidak selalu rasional dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman, nilai, budaya, dan keadaan emosional individu.

5. Bandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
• Model rasional mengasumsikan pengambil keputusan memiliki informasi lengkap, mampu mengidentifikasi semua alternatif, dan memilih yang terbaik secara objektif.
• Rasionalitas terbatas (bounded rationality) menyadari keterbatasan pengetahuan dan waktu, sehingga keputusan bersifat “cukup memuaskan” bukan optimal.
• Intuisi adalah proses pengambilan keputusan cepat tanpa pemikiran sadar, berdasarkan pengalaman sebelumnya yang memunculkan asosiasi dan emosi.

6. Jelaskan bias atau kesalahan keputusan yang umum.

Bias umum dalam pengambilan keputusan meliputi:
1. Bias terlalu percaya diri.
2. Bias jangkar (anchor bias) yaitu terpengaruh informasi awal.
3. Bias konfirmasi yaitu mencari informasi yang mendukung pendapat awal.
4. Bias penghindaran risiko dan bias status quo.

Kesalahan ini dapat mengganggu objektivitas dan kualitas keputusan.

7. Jelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.

Perbedaan individu seperti kepribadian, pengalaman, nilai, dan sikap memengaruhi cara mengambil keputusan. Batasan organisasi seperti struktur, budaya, kebijakan, keterbatasan sumber daya, dan aturan juga membatasi opsi dan pengaruh dalam pengambilan keputusan.

8. Bandingkan tiga kriteria keputusan etis.
1. Utilitarisme: keputusan didasarkan pada hasil terbaik untuk jumlah terbanyak.
2. Hak-hak individu: menghormati dan melindungi hak asasi manusia, termasuk kebebasan dan privasi.
3. Keadilan: memastikan keputusan adil dan tidak diskriminatif bagi semua pihak.

9. Definisikan kreativitas dan jelaskan model tiga tahap dari kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide, solusi, atau produk baru yang orisinal dan berguna. Model tiga tahap kreativitas biasanya terdiri dari:
• Inisiasi/persiapan: pengumpulan informasi dan eksplorasi masalah.
• Inkubasi: proses bawah sadar memproses informasi dan ide.
• Iluminasi/aha moment: munculnya ide atau solusi kreatif secara tiba-tiba.