Nama: Muhammad Jibril Ramadhan
NPM: 2313031045
1. Teori-teori yang relevan untuk landasan teori
a. teori kepemimpinan transformasional vs transaksi (Bass & Avolio) — menjelaskan bagaimana pemimpin yang menginspirasi, memotivasi, dan memberi visi (transformasional) meningkatkan motivasi, komitmen, dan inovasi karyawan, sedangkan kepemimpinan transaksional bekerja lewat penghargaan dan pengawasan sehingga mendorong kinerja melalui mekanisme reward-punishment.
b. teori pertukaran sosial (social exchange theory) — kualitas hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member exchange, LMX) mempengaruhi kepercayaan, dukungan timbal balik, dan akhirnya perilaku ekstra peran yang meningkatkan kinerja.
c. teori jalur-tujuan (path-goal theory, House) — pemimpin berperan menjelaskan tujuan, menghilangkan hambatan, dan memberi dukungan agar karyawan melihat jalur yang jelas menuju hasil, sehingga meningkatkan expected performance melalui peningkatan expectancy, instrumentality, dan valence (kaitannya dengan teori expectancy Vroom).
d. teori situasional (Hersey & Blanchard) — efektivitas gaya kepemimpinan tergantung pada kesiapan/kematangan bawahan; artinya gaya yang sama tidak selalu efektif di semua konteks (penting untuk startup yang dinamis).
e. teori motivasi yang relevan sebagai mediator mekanisme efek kepemimpinan:
- expectancy theory (Vroom) — pemimpin mempengaruhi ekspektansi dan hubungan antara usaha, hasil, dan penghargaan;
- self-determination theory — dukungan pemimpin terhadap otonomi, kompetensi, dan relasi meningkatkan motivasi intrinsik;
- job demands-resources (JD-R) model — kepemimpinan dapat menciptakan job resources (dukungan, umpan balik) yang mengurangi kelelahan dan meningkatkan engagement.
f. teori keamanan psikologis (Amy Edmondson) dan teori kepemimpinan adaptif/kompleksitas — untuk startup, kepemimpinan yang mendorong psikologikal safety dan adaptasi terhadap perubahan akan memfasilitasi inovasi dan kinerja.
2. Kerangka pikir (konseptual) dan penjelasan hubungan antar variabel
Deskripsi singkat kerangka pikir (teks):
Gaya kepemimpinan (transformasional, transaksional, LMX, servant, situasional) → (langsung) → kinerja karyawan
Gaya kepemimpinan → (melalui mediator: motivasi kerja, kepuasan kerja, engagement, komitmen organisasi, psychological safety) → kinerja karyawan
Variabel moderator: budaya organisasi, otonomi pekerjaan, kompleksitas
tugas, dukungan HR, usia/masa kerja karyawan (kontrol).
Penjelasan hubungan:
• panah langsung: beberapa gaya kepemimpinan dapat langsung memengaruhi hasil kerja lewat pengambilan keputusan, pembagian
tugas, dan pengawasan; misalnya kepemimpinan transaksional meningkatkan kinerja lewat reward yang jelas.
• panah mediasi: efek kepemimpinan sering bekerja lewat peningkatan motivasi, kepuasan, dan keterikatan emosional karyawan — pemimpin transformasional meningkatkan inspirasi dan makna kerja sehingga karyawan lebih termotivasi dan produktif. Social exchange menjelaskan bagaimana LMX tinggi mendorong upaya ekstra dari karyawan. JD-R dan SDT membantu menjelaskan bagaimana sumber daya yang diberikan pemimpin (umpan balik, dukungan) menaikkan engagement dan menurunkan burnout, yang berujung pada peningkatan kinerja.
• moderator: kekuatan efek gaya kepemimpinan terhadap kinerja bergantung konteks; misalnya budaya organisasi yang permisif terhadap inisiatif memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional, sedangkan
tugas yang sangat rutin mungkin membuat efek transaksional lebih nyata.
Sketsa alur operasional (teks contoh untuk diagram):
Gaya kepemimpinan (X) → motivasi kerja (M1), kepuasan kerja (M2), engagement (M3) → kinerja karyawan (Y)
Moderator: otonomi pekerjaan (W1), budaya organisasi (W2) memoderasi X → Y dan X → M.
3. Rumusan hipotesis yang dapat diuji
Hipotesis utama dan turunan yang jelas diuji secara kuantitatif:
H1: Secara keseluruhan, gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan startup.
H2: Gaya kepemimpinan transformasional berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
H3: Gaya kepemimpinan transaksional berhubungan positif dengan kinerja karyawan, tetapi pengaruhnya lebih kecil dibanding gaya transformasional.
H4: Kualitas hubungan pemimpin-bawahan (LMX) berhubungan positif dengan kinerja karyawan.
H5: Motivasi kerja memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan (khususnya transformasional) dan kinerja karyawan.
H6: Kepuasan kerja memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan.
H7: Otonomi pekerjaan memoderasi efek gaya kepemimpinan terhadap kinerja; pengaruh positif gaya transformasional terhadap kinerja lebih kuat pada karyawan dengan tingkat otonomi kerja tinggi.
H8: Budaya organisasi yang mendukung inovasi memperkuat pengaruh positif gaya kepemimpinan adaptif terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis tambahan (kontrol):
HC1: Lama bekerja (tenure), tingkat pendidikan, dan beban kerja akan berpengaruh terhadap kinerja jadi perlu dikontrol dalam analisis.
Saran singkat untuk operationalisasi dan analisis:
• pengukuran gaya kepemimpinan: gunakan instrumen standar seperti MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) untuk transformational/transactional, LMX-7 untuk leader-member exchange, atau skala servant/authentic leadership sesuai fokus.
• pengukuran mediator: motivasi kerja (mis. Work Extrinsic and Intrinsic Motivation Scale atau skala engagement UWES), kepuasan kerja (Job Satisfaction Survey).
• pengukuran kinerja: kombinasi penilaian atasan (supervisor rating), data objektif (output/target terpenuhi), dan self-rating; gunakan lebih dari satu sumber untuk mengurangi bias.
• desain penelitian: cross-sectional untuk awal; idealnya longitudinal atau pre-post bila ada intervensi kepemimpinan.
• teknik analisis: regresi berganda untuk uji langsung, analisis mediasi (bootstrapping/PROCESS atau SEM) untuk uji mediator, dan uji interaksi untuk moderator.