CASE STUDY

CASE STUDY

CASE STUDY

Jumlah balasan: 20

Seorang mahasiswa ingin meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19. Ia berpendapat bahwa sistem pembelajaran daring masih digunakan secara luas, namun efektivitasnya belum sepenuhnya dipahami. Mahasiswa tersebut belum memahami bagaimana menyusun landasan teori, kerangka pikir, dan hipotesis secara sistematis.

Pertanyaan:
1. Identifikasi teori-teori apa saja yang relevan untuk dijadikan landasan teori dalam penelitian tersebut.
2. Susun kerangka pikir yang logis dan sistematis berdasarkan hubungan antar variabel dalam kasus di atas.
3. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, rumuskan hipotesis penelitian yang dapat diuji secara ilmiah.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Fajriyatur Rohmah 2313031048 -
Nama: Fajriyatur Rohmah
NPM: 23130130148

1. Landasan Teori yang Relevan
Untuk meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pascapandemi, ada beberapa teori yang bisa dijadikan acuan. Teori konstruktivisme (Piaget & Vygotsky) menekankan bahwa belajar adalah proses aktif membangun pengetahuan, sehingga lingkungan digital juga bisa menjadi wadah konstruksi pengetahuan. Teori belajar sosial (Bandura) relevan karena menekankan pentingnya interaksi dan observasi, yang dalam konteks daring berlangsung melalui platform digital. Teori kognitif (Bruner, Ausubel) memberi dasar bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh bagaimana mahasiswa mengolah informasi baru. Selain itu, teori motivasi (Deci & Ryan) membantu menjelaskan peran dorongan internal maupun eksternal dalam keberhasilan pembelajaran daring. Sementara Technology Acceptance Model (TAM) (Davis) menekankan faktor penerimaan dan penggunaan teknologi oleh mahasiswa, yang berhubungan erat dengan efektivitas pembelajaran daring.

2. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, pembelajaran daring ditempatkan sebagai variabel bebas (X), sedangkan hasil belajar mahasiswa menjadi variabel terikat (Y). Pembelajaran daring mencakup aspek seperti fleksibilitas, aksesibilitas, interaktivitas, dan dukungan teknologi. Hasil belajar dapat dilihat dari capaian akademik dan pemahaman materi. Hubungan keduanya bisa dipengaruhi oleh faktor lain, seperti motivasi belajar atau keterlibatan mahasiswa. Dengan demikian, semakin baik kualitas sistem pembelajaran daring yang dialami mahasiswa, maka semakin besar peluang mereka memperoleh hasil belajar yang optimal.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
H1: Pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
H2 (opsional): Motivasi belajar turut memediasi hubungan antara pembelajaran daring dan hasil belajar mahasiswa.
H0: Pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Nela Amelia -
NAMA : NELA AMELIA
NPM : 2313031050

1. Landasan Teori yang Relevan
Penelitian ini dapat didukung oleh beberapa teori pendidikan dan pembelajaran:
Teori Konstruktivisme (Piaget, Vygotsky): menekankan bahwa pengetahuan dibangun aktif oleh mahasiswa melalui interaksi dan pengalaman, termasuk dalam konteks daring.
Teori Pembelajaran Daring/Online Learning seperti Community of Inquiry (Garrison, Anderson, Archer): menjelaskan pentingnya interaksi sosial, kognitif, dan pengajaran dalam kelas virtual.
Teori Motivasi Belajar (Self-Determination Theory, Deci & Ryan): menguraikan peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap hasil belajar dalam lingkungan digital.
Teori Teknologi Pendidikan (Technology Acceptance Model—TAM): menyoroti pengaruh persepsi kemudahan dan kebermanfaatan teknologi terhadap penerimaan serta efektivitas pembelajaran online.

2. Kerangka Pikir
Kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai hubungan kausal: pembelajaran daring sebagai variabel bebas memengaruhi hasil belajar mahasiswa sebagai variabel terikat. Faktor pendukung seperti tingkat motivasi, interaksi dosen-mahasiswa, kualitas materi digital, serta dukungan teknologi dapat menjadi variabel perantara atau moderasi. Alurnya: penggunaan sistem pembelajaran daring → memengaruhi proses belajar (interaksi, keterlibatan, akses materi) → berdampak pada pencapaian akademik mahasiswa.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat diuji misalnya:
• Hipotesis kerja (H₁): Pembelajaran daring memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
• Hipotesis nol (H₀): Pembelajaran daring tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
Rumusan ini memungkinkan pengujian empiris melalui metode kuantitatif, seperti analisis regresi atau uji t, untuk menilai sejauh mana sistem pembelajaran daring memengaruhi prestasi akademik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Adea Aprilia -
NAMA : ADEA APRILIA
NPM : 2313031034

1. Dalam penelitian mengenai pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19, ada beberapa teori yang relevan untuk dijadikan landasan teori. Teori konstruktivisme dari Piaget dan Vygotsky dapat digunakan karena menjelaskan bahwa mahasiswa membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan dosen maupun teman, yang dalam konteks daring mungkin terbatas. Teori humanistik dari Carl Rogers dan Abraham Maslow juga penting karena menekankan bahwa motivasi, kebutuhan, dan kenyamanan belajar berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar, sedangkan dalam pembelajaran daring faktor-faktor tersebut seringkali menjadi tantangan. Selain itu, teori teknologi pendidikan seperti Multimedia Learning Theory dari Mayer menjelaskan bahwa penggunaan media digital memengaruhi pemahaman mahasiswa, sehingga pemanfaatan platform daring dan multimedia akan memengaruhi hasil belajar. Terakhir, taksonomi Bloom menjadi dasar dalam mengukur hasil belajar, baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

2. Kerangka pikir penelitian ini dibangun dari hubungan antara variabel bebas yaitu pembelajaran daring, dengan variabel terikat yaitu hasil belajar mahasiswa. Pada kenyataannya, pembelajaran daring masih banyak digunakan meskipun pandemi telah berakhir. Keberhasilan pembelajaran daring sangat dipengaruhi oleh kualitas materi, interaksi antara dosen dan mahasiswa, ketersediaan teknologi, serta motivasi belajar. Jika pembelajaran daring dilaksanakan dengan baik dan efektif, maka mahasiswa akan lebih mudah memahami materi, bersikap positif terhadap proses belajar, serta mampu mengembangkan keterampilan yang diperlukan, sehingga hasil belajar meningkat. Namun, jika pembelajaran daring menghadapi kendala seperti jaringan yang tidak stabil, kurangnya interaksi, atau rendahnya disiplin mahasiswa, maka hasil belajar yang dicapai cenderung menurun. Dengan demikian, kerangka pikir ini menggambarkan bahwa efektivitas pembelajaran daring berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar mahasiswa.

3. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. Hipotesis nol (H₀) menyatakan bahwa pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H₁) menyatakan bahwa pembelajaran daring berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19. Lebih jauh lagi, hipotesis alternatif dapat diperinci menjadi bahwa semakin efektif pembelajaran daring, semakin tinggi hasil belajar mahasiswa, sedangkan jika pembelajaran daring kurang efektif, maka hasil belajar mahasiswa akan semakin rendah.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Adella Putri Rizkia -
Nama: Adella Putri Rizkia
NPM: 2313031044
Kelas: B

1. Landasan Teori yang Relevan
Untuk penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pascapandemi, terdapat beberapa teori yang bisa dijadikan dasar:
Teori Belajar Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky)
Menekankan bahwa belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman, termasuk pengalaman daring.

Teori Behaviorisme (Skinner)
Menekankan pengaruh stimulus-respons, misalnya bagaimana media daring memberikan umpan balik terhadap hasil belajar.

Teori Pembelajaran Humanistik (Rogers & Maslow)
Fokus pada motivasi, kebutuhan belajar, dan perkembangan diri mahasiswa, relevan dengan kondisi pascapandemi.

Teori Pembelajaran Daring / E-Learning (Moore, 1993 – Theory of Transactional Distance)
Menjelaskan pentingnya interaksi, struktur, dan dialog dalam pembelajaran online.

Teori Hasil Belajar (Bloom’s Taxonomy)
Menjadi dasar untuk mengukur ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dari hasil belajar mahasiswa.

2. Kerangka Pikir
Kerangka pikir disusun dari hubungan antarvariabel:
Variabel Independen (X): Pembelajaran daring
→ mencakup kualitas platform, interaksi dosen-mahasiswa, ketersediaan materi, fleksibilitas waktu, dll.

Variabel Dependen (Y): Hasil belajar mahasiswa
→ diukur melalui nilai akademik, pemahaman konsep, keterampilan, atau capaian pembelajaran.

Alur logika:
Pembelajaran daring (X) memberikan metode baru dalam proses belajar mengajar. Jika pembelajaran daring dirancang dengan baik (materi jelas, interaksi aktif, akses mudah), maka hasil belajar mahasiswa (Y) cenderung meningkat. Namun, jika pembelajaran daring kurang efektif (akses terbatas, interaksi minim), hasil belajar mahasiswa dapat menurun.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis dapat dirumuskan:
Hipotesis Nol (H0): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh INTAN ROMALA SARI -
Nama: Intan Romala Sari
NPM: 2313031051

1. Landasan teori yang relevan

Beberapa teori yang bisa dijadikan dasar penelitian

  • Teori Konstruktivisme: belajar efektif jika mahasiswa aktif membangun pengetahuan, relevan dengan pembelajaran daring yang berbasis interaksi.
  • Teori Belajar Mandiri (Self-Directed Learning, Knowles): pembelajaran daring menuntut kemandirian mahasiswa.
  • Teori Efektivitas Pembelajaran: hasil belajar dipengaruhi kondisi dan metode belajar.
  • Teori Teknologi Pendidikan: media digital berperan penting dalam meningkatkan pemahaman melalui multimedia learning.

2. Kerangka pikir penelitian

  1. Masalah: di masa pascapandemi, pembelajaran daring masih dipakai, tetapi efektivitasnya belum jelas.
  2. Hubungan variabel
  •    Variabel independen (X): pembelajaran daring (ditinjau dari aspek aksesibilitas, interaksi, media digital, dan kemandirian).
  •     Variabel dependen (Y): hasil belajar mahasiswa (nilai akademik atau pencapaian kompetensi).

3.       Alur berpikir: jika pembelajaran daring dirancang dan dijalankan dengan baik (X), maka mahasiswa akan lebih mudah memahami materi dan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi (Y).

3. Hipotesis penelitian

  • Hipotesis nol (H₀): Pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi.
  • Hipotesis alternatif (H₁): Pembelajaran daring berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Dyah Wulan -
Nama : Dyah Wulan Handayani
NPM : 2313031033

1. Teori yang Relevan untuk Landasan Teori
Dalam penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pascapandemi, teori-teori berikut bisa dijadikan dasar:
Teori Belajar Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky) → menjelaskan bahwa mahasiswa membangun pemahaman melalui pengalaman belajar, termasuk lewat media daring.
Teori Kognitif (Bruner & Ausubel) → menekankan pentingnya struktur kognitif dalam memahami materi, yang dapat terpengaruh oleh kualitas pembelajaran daring.
Teori Teknologi Pembelajaran (Mayer, 2009 – Cognitive Theory of Multimedia Learning) → menjelaskan bahwa penggunaan media digital dapat meningkatkan pemahaman jika dirancang dengan baik.
Teori Motivasi Belajar (Self-Determination Theory, Deci & Ryan) → motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat dipengaruhi oleh sistem pembelajaran daring, yang pada akhirnya memengaruhi hasil belajar.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Variabel Independen (X): Pembelajaran daring (faktor: kualitas materi, interaksi dosen-mahasiswa, penggunaan media interaktif, aksesibilitas).
Variabel Dependen (Y): Hasil belajar mahasiswa (dilihat dari nilai akademik, pemahaman konsep, atau capaian kompetensi).

Hubungan antarvariabel:
Jika pembelajaran daring dilaksanakan dengan baik (materi jelas, media interaktif, komunikasi efektif), maka hasil belajar mahasiswa akan meningkat.
Sebaliknya, jika pembelajaran daring kurang efektif (materi sulit dipahami, interaksi minim, kendala teknis), maka hasil belajar mahasiswa cenderung rendah.
Kerangka pikir ini menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran daring secara langsung memengaruhi hasil belajar mahasiswa pascapandemi.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis yang bisa dirumuskan:
Hipotesis Nol (H0): Pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis Alternatif (H1): Pembelajaran daring berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Jika ingin lebih detail, hipotesis bisa dipecah menjadi:
H1a: Kualitas materi pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar.
H1b: Interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar.
H1c: Penggunaan media interaktif dalam pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Eri Zenta Zikra Birama Putri -
Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040

1. Teori-teori yang relevan sebagai landasan teori
Dalam penelitian mengenai pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pascapandemi, ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar pijakan. Pertama, teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pembelajaran akan lebih efektif jika mahasiswa terlibat aktif dalam membangun pengetahuannya, baik melalui interaksi dengan materi maupun diskusi daring. Kedua, teori behaviorisme dapat digunakan untuk melihat bagaimana pemberian umpan balik dan penguatan melalui sistem online memengaruhi hasil belajar mahasiswa. Selanjutnya, teori kognitivisme relevan karena menekankan pentingnya cara mahasiswa memproses informasi dalam lingkungan digital. Selain itu, teori pembelajaran online (E-learning theory) menegaskan bahwa desain instruksional, interaktivitas, serta penggunaan multimedia berperan penting dalam efektivitas pembelajaran daring. Terakhir, taksonomi Bloom dapat dijadikan acuan dalam mengukur hasil belajar mahasiswa, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2. Kerangka pikir penelitian
Kerangka pikir penelitian ini dibangun dengan melihat hubungan antara pembelajaran daring sebagai variabel independen dan hasil belajar mahasiswa sebagai variabel dependen. Pembelajaran daring meliputi aspek desain pembelajaran, kualitas interaksi antara dosen dan mahasiswa, aksesibilitas teknologi, serta partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan belajar. Apabila pembelajaran daring dikelola dengan baik, maka mahasiswa akan lebih termotivasi, aktif, dan mampu memahami materi secara lebih optimal. Kondisi tersebut pada akhirnya akan tercermin dalam hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya, jika pembelajaran daring tidak dirancang dengan baik, minim interaksi, serta terkendala akses, maka hasil belajar mahasiswa akan menurun. Dengan demikian, kerangka pikir ini menunjukkan adanya dugaan bahwa pembelajaran daring memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar mahasiswa pascapandemi.

3. Hipotesis penelitian
Hipotesis nol (H₀) menyatakan bahwa pembelajaran daring tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19. Sementara itu, hipotesis alternatif (H₁) menyatakan bahwa pembelajaran daring berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi. Jika penelitian ini dibuat lebih spesifik, hipotesis alternatif dapat dirinci, misalnya bahwa kualitas interaksi dalam pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa, atau bahwa kemudahan akses teknologi dalam pembelajaran daring turut memengaruhi pencapaian akademik mereka. Dengan hipotesis ini, penelitian dapat diuji secara ilmiah menggunakan data yang terukur.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Rika Rahayu -
Nama: Rika Rahayu 
NPM: 2313031052

1.Teori-teori yang relevan untuk landasan teori
Dalam penelitian tentang "Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar Mahasiswa di Masa Pasca Pandemi COVID-19", beberapa teori yang relevan adalah:
a. Teori Belajar Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky)
Menjelaskan bahwa belajar terjadi ketika mahasiswa aktif membangun pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksi. Dalam konteks daring, efektivitas pembelajaran tergantung pada seberapa baik mahasiswa dapat berinteraksi dengan materi, dosen, dan teman.
b. Teori Pembelajaran Sosial (Bandura)
Menekankan pentingnya observasi dan interaksi sosial dalam belajar. Dalam pembelajaran daring, teori ini menjelaskan bagaimana mahasiswa belajar melalui pengamatan video, diskusi online, dan aktivitas kolaboratif.
c. Teori Teknologi Pembelajaran (Mayer, 2001)
Menjelaskan bahwa media digital dapat meningkatkan hasil belajar bila dirancang sesuai prinsip multimedia learning, yaitu menggabungkan teks, gambar, dan suara dengan tepat.
d. Teori Hasil Belajar (Bloom)
Menguraikan bahwa hasil belajar mencakup tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotor. Teori ini relevan untuk mengukur sejauh mana pembelajaran daring berpengaruh terhadap capaian akademik mahasiswa.

2.Kerangka pikir penelitian
Kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan logis antara variabel bebas dan variabel terikat.
  • Variabel bebas (independen): Pembelajaran daring
  •  Variabel terikat (dependen): Hasil belajar mahasiswa
Kerangka pikirnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pembelajaran daring yang diterapkan pasca pandemi memungkinkan mahasiswa belajar secara fleksibel melalui platform digital. Efektivitas pembelajaran daring dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti interaksi antara dosen dan mahasiswa, kualitas materi, serta motivasi belajar mahasiswa. Jika pelaksanaan pembelajaran daring berjalan dengan baik, materi mudah diakses, dosen aktif berinteraksi, dan sistem pembelajaran mendukung partisipasi aktif mahasiswa, maka hasil belajar mahasiswa akan meningkat. Sebaliknya, jika pembelajaran daring kurang efektif, hasil belajar mahasiswa cenderung menurun. Dengan demikian, terdapat hubungan antara efektivitas pembelajaran daring dan hasil belajar mahasiswa.

3.Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
  •  Hipotesis nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
  • Hipotesis alternatif (H₁): Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Dita Silviana Putri -
Nama: Dita Silviana Putri
NPM : 2313031057
No. Absen: 26

1. - Untuk Pembelajaran Daring (Variabel X)
Kita akan menggunakan Teori Komunitas Inkuiri (Community of Inquiry / CoI), yang menyebutkan bahwa pembelajaran daring yang berhasil harus memiliki tiga elemen: Kehadiran Sosial (mahasiswa merasa terhubung dan nyaman berinteraksi), Kehadiran Kognitif (mahasiswa fokus pada materi dan pemecahan masalah), dan Kehadiran Pengajaran (dosen aktif memfasilitasi dan mendesain pembelajaran). Teori ini akan membantu kita menilai seberapa hidup dan interaktif kuliah daring tersebut. Selain itu, Model Penerimaan Teknologi (TAM) juga relevan, karena melihat apakah mahasiswa merasa platform kuliah daring itu mudah digunakan dan benar-benar bermanfaat bagi proses belajar mereka. Persepsi yang buruk terhadap teknologi tentu akan menurunkan motivasi belajar mahasiswa.
- Untuk Hasil Belajar (Variabel Y)
Untuk mengukur hasil belajar secara komprehensif, kita dapat merujuk pada Taksonomi Bloom (Revisi). Teori ini memastikan bahwa hasil belajar yang diukur bukan hanya sekadar mengingat atau menghafal (nilai ujian), tetapi juga melibatkan kemampuan tingkat tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (kemampuan yang terlihat pada tugas proyek atau studi kasus). Dengan demikian, kita bisa menilai dampak pembelajaran daring pada berbagai tingkatan pemahaman mahasiswa.

2. Kerangka pikir ini berfungsi sebagai peta yang menjelaskan hubungan logis antara kualitas pelaksanaan pembelajaran daring dengan hasil yang dicapai mahasiswa.
Alur ceritanya dimulai dari kondisi pascapandemi, di mana sistem Pembelajaran Daring (X) masih digunakan secara luas. Ketika kualitas implementasi pembelajaran daring ini tinggi—artinya interaksi antar peserta didik dan dosen berjalan baik (sesuai CoI), platform mudah diakses, dan materi disajikan menarik (sesuai TAM)—maka hal ini akan memicu peningkatan keterlibatan dan motivasi belajar pada diri mahasiswa. Sebaliknya, kualitas daring yang buruk akan membuat mahasiswa bosan dan sulit fokus. Keterlibatan dan motivasi yang optimal ini kemudian akan mendorong mahasiswa untuk memproses informasi secara lebih mendalam, yang pada akhirnya akan tercermin pada peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa (Y) yang tinggi, baik dari segi nilai akademik maupun penguasaan kompetensi. Oleh karena itu, secara logis, kita menduga bahwa kualitas pelaksanaan pembelajaran daring memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.

3. Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya melalui pengumpulan data.
- Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis ini berlawanan dengan dugaan kita dan menyatakan bahwa: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas implementasi Pembelajaran Daring dengan Hasil Belajar Mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
- Hipotesis Alternatif (Ha atau H1)
Hipotesis ini sejalan dengan kerangka pikir yang telah disusun dan merupakan dugaan yang ingin kita buktikan: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas implementasi Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar Mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Elsa Triananda -
NAMA :ELSA TRIANANDA
NPM :2313031053
KELAS :B
1. Teori-teori yang Relevan sebagai Landasan Teori
Agar penelitian memiliki dasar ilmiah yang kuat, mahasiswa perlu menyusun landasan teori yang relevan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu pembelajaran daring (variabel independen) dan hasil belajar mahasiswa (variabel dependen). Beberapa teori yang dapat digunakan antara lain:

a. Teori Pembelajaran Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky)
Teori ini menjelaskan bahwa belajar merupakan proses aktif di mana mahasiswa membangun sendiri pemahamannya melalui pengalaman dan interaksi. Dalam konteks pembelajaran daring, teori ini menekankan pentingnya partisipasi aktif mahasiswa, kolaborasi, dan penggunaan media digital yang mendorong eksplorasi dan refleksi.

b. Teori Pembelajaran Sosial (Bandura)
Teori ini berpendapat bahwa belajar terjadi melalui pengamatan, imitasi, dan interaksi sosial. Dalam pembelajaran daring, interaksi melalui forum diskusi, video conference, dan media sosial akademik menjadi sarana penting bagi mahasiswa untuk belajar dari dosen maupun teman sebaya.

c. Teori Kognitif tentang Pemrosesan Informasi (Gagné & Atkinson-Shiffrin)
Teori ini menjelaskan bagaimana informasi diterima, disimpan, dan diingat oleh individu. Pembelajaran daring yang efektif harus mampu membantu mahasiswa dalam memproses informasi melalui desain materi yang menarik, visual yang jelas, dan alur pembelajaran yang terstruktur agar mempermudah pemahaman.

d. Teori Hasil Belajar (Bloom)
Bloom mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diukur melalui tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Teori ini menjadi dasar untuk mengukur sejauh mana pembelajaran daring mampu mencapai ketiga ranah hasil belajar mahasiswa.

Teori-teori di atas saling melengkapi: teori pembelajaran menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi dalam konteks daring, sedangkan teori hasil belajar menjelaskan bagaimana keberhasilan proses tersebut dapat diukur secara konkret.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir merupakan gambaran logis tentang hubungan antara variabel pembelajaran daring (X) dengan hasil belajar mahasiswa (Y) berdasarkan teori yang telah dijelaskan.Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa pembelajaran daring di masa pascapandemi masih menjadi bagian penting dari sistem pendidikan, tetapi efektivitasnya terhadap hasil belajar mahasiswa belum sepenuhnya dipahami. Berdasarkan teori konstruktivisme dan sosial kognitif, efektivitas pembelajaran daring dipengaruhi oleh seberapa baik mahasiswa berinteraksi dengan dosen, materi, dan teknologi yang digunakan. Semakin interaktif, terstruktur, dan mendukung keterlibatan aktif mahasiswa, semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai.

Hubungan logis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Variabel Independen (X): Pembelajaran daring, yang meliputi aspek teknologi, interaksi dosen-mahasiswa, desain pembelajaran, dan aksesibilitas.
Variabel Dependen (Y): Hasil belajar mahasiswa, yang diukur melalui ranah kognitif (pengetahuan), afektif (motivasi/sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

Secara konseptual, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran daring yang efektif akan memudahkan mahasiswa memahami materi, meningkatkan partisipasi, serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Sebaliknya, jika pembelajaran daring tidak dirancang dengan baik, mahasiswa cenderung mengalami kesulitan memahami materi dan hasil belajarnya menurun.Dengan demikian, kerangka pikir dapat dirangkum dalam hubungan berikut:

Efektivitas Pembelajaran Daring → Aktivitas Belajar Mahasiswa → Hasil Belajar Mahasiswa

3. Rumusan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat diuji secara ilmiah adalah:
Hipotesis Kerja (Ha):
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis Nol (H₀):
Tidak terdapat pengaruh antara efektivitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis ini dapat diuji dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode survei dan analisis statistik, misalnya uji regresi linier sederhana atau uji korelasi Pearson untuk melihat sejauh mana variabel pembelajaran daring berpengaruh terhadap hasil belajar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Nur Ayu Dila 2313031055 -
Nama: Nur Ayu Dila
NPM: 2313031055

1. Teori yang Relevan untuk Landasan Teori
- Teori Konstruktivisme: Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh peserta didik melalui pengalaman dan interaksi. Dalam konteks pembelajaran daring, mahasiswa berperan aktif dalam mencari, memahami, dan membangun pengetahuan secara mandiri melalui platform digital.
- Teori Teknologi Pembelajaran: teknologi berfungsi untuk memfasilitasi proses belajar agar lebih efektif, efisien, dan menarik. Pembelajaran daring merupakan penerapan langsung teori ini melalui penggunaan media digital untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Teori Motivasi Belajar: Motivasi internal dan eksternal memengaruhi keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran daring. Jika mahasiswa termotivasi, maka efektivitas pembelajaran daring akan meningkat dan berdampak positif pada hasil belajar.
- Teori Hasil belajar: hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, hasil belajar mahasiswa menjadi indikator keberhasilan pembelajaran daring.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir menggambarkan hubungan logis antara variabel bebas (X: Pembelajaran daring) dan variabel terikat (Y: Hasil belajar mahasiswa). Pembelajaran daring memberikan akses belajar yang fleksibel dan mandiri. Keberhasilannya dipengaruhi oleh faktor seperti ketersediaan teknologi, interaksi, dan motivasi belajar mahasiswa. Jika pembelajaran daring diterapkan secara efektif, mahasiswa akan lebih mudah memahami materi dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya, pembelajaran daring yang kurang efektif akan berdampak pada rendahnya hasil belajar mahasiswa.

3. Rumusan Hipotesis Penelitian
Hipotesis nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis alternatif (H₁): Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Zahra Syafitri T. -
Nama : Zahra Syafitri Tunnisa
NPM : 2313031035

1. Landasan Teori yang relevan
-Teori Konstruktivisme (Vygotsky, Piaget)
Menekankan bahwa belajar adalah proses membangun pengetahuan secara aktif, relevan untuk menjelaskan bagaimana mahasiswa membangun pengetahuannya melalui pembelajaran daring.

- Teori Kognitif (Cognitive Theory)
Menjelaskan proses mental pembelajaran, bagaimana mahasiswa memproses, mengingat, dan menggunakan informasi yang diperoleh secara daring.

- Teori Behaviorisme
Menyangkut respons dan umpan balik dalam pembelajaran daring yang bisa memotivasi atau menghambat performa belajar.

2. Kerangka pikir (framework):

- Variabel bebas (independen): Pembelajaran Daring (misal: frekuensi, kualitas interaksi, media yang digunakan)
-Variabel terikat (dependen): Hasil Belajar Mahasiswa (misalnya nilai akademik, kompetensi)
Hubungan:
- Pembelajaran daring yang efektif melalui interaksi dua arah dan teknologi yang memadai meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar.
- Motivasi dan kemandirian belajar berkontribusi pada hasil belajar yang lebih baik.
- Faktor eksternal seperti dukungan orang tua dan kesiapan teknologi juga memengaruhi efektivitas pembelajaran daring dan hasil belajar.

3. Hipotesis penelitian:
Hipotesis Nol (H0):
Tidak ada pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis Alternatif (H1):
Ada pengaruh positif dan signifikan pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036

1. Landasan Teori yang Relevan
Penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19 didasari oleh beberapa teori penting. Pertama, Teori Pembelajaran Daring (Clark & Mayer, 2016) menjelaskan bahwa keberhasilan e-learning bergantung pada desain instruksional, media digital, dan interaktivitas. Kedua, Teori Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky) menekankan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif melalui pengalaman dan interaksi sosial, termasuk dalam ruang belajar daring. Ketiga, Teori Motivasi Belajar (Deci & Ryan) menyoroti peran otonomi, kompetensi, dan keterhubungan dalam mendorong keterlibatan mahasiswa. Terakhir, Teori Hasil Belajar (Bloom, 1956) digunakan untuk menilai capaian belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini menjelaskan hubungan antara pembelajaran daring (X) dan hasil belajar mahasiswa (Y). Setelah pandemi, sistem daring masih digunakan karena fleksibel, namun efektivitasnya belum dipahami sepenuhnya. Berdasarkan teori, efektivitas pembelajaran daring dipengaruhi oleh desain pembelajaran, interaksi, dan motivasi belajar mahasiswa. Pembelajaran daring yang interaktif dan terstruktur diduga dapat meningkatkan hasil belajar, sedangkan yang pasif atau kurang menarik dapat menurunkannya. Dengan demikian, kualitas pelaksanaan pembelajaran daring berpotensi memengaruhi capaian hasil belajar mahasiswa.

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H₀ : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
H₁ : terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Bagas Muhamad Satria -
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM : 2313031037
Kelas B

1. Teori yang Relevan sebagai Landasan Teori
Teori yang paling relevan untuk penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19 adalah Teori Konektivisme (Connectivism Theory) yang dikemukakan oleh George Siemens (2005).
Teori konektivisme menjelaskan bahwa pembelajaran pada era digital tidak hanya terjadi melalui interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa, tetapi juga melalui jaringan informasi yang luas di internet. Dalam konteks pembelajaran daring, mahasiswa membangun pengetahuan melalui koneksi dengan berbagai sumber belajar digital seperti video pembelajaran, forum diskusi, dan platform e-learning. Keberhasilan pembelajaran daring sangat bergantung pada kemampuan mahasiswa untuk mengakses, mengelola, dan menghubungkan informasi dari berbagai sumber secara mandiri. Dengan demikian, teori konektivisme menjadi dasar konseptual yang tepat untuk menjelaskan bagaimana pembelajaran berbasis teknologi dapat memengaruhi hasil belajar mahasiswa.

2. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan teori konektivisme, pembelajaran di era digital menekankan pentingnya kemampuan mahasiswa dalam membangun koneksi dengan berbagai sumber informasi, baik manusia maupun teknologi. Dalam konteks pembelajaran daring, efektivitas belajar sangat dipengaruhi oleh sejauh mana mahasiswa dapat memanfaatkan jaringan digital untuk memperoleh, mengolah, dan menerapkan pengetahuan.
Secara logis, jika pembelajaran daring dirancang dengan baik melalui interaksi aktif, akses materi yang beragam, serta dukungan teknologi yang memadai maka mahasiswa akan lebih mudah membangun pengetahuan secara mandiri. Hal tersebut akan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar, karena mahasiswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga menghubungkannya dengan pengalaman dan konteks belajar yang relevan. Sebaliknya, jika pembelajaran daring kurang interaktif atau terbatas oleh kendala teknis, koneksi pengetahuan menjadi lemah sehingga hasil belajar mahasiswa tidak optimal.

3. Rumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang didasari oleh teori konektivisme, pembelajaran daring yang efektif diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa karena mendukung proses belajar yang interaktif, mandiri, dan berbasis jaringan pengetahuan digital. Oleh karena itu, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Hipotesis Nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis Alternatif (H₁): Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis ini dapat diuji secara empiris menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan pembelajaran daring sebagai variabel independen (X) dan hasil belajar mahasiswa sebagai variabel dependen (Y).
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Irenius Juni Nugroho 2313031032 -
Nama : Irenius Juni Nugroho
Npm : 2313031032
Kelas : 2023 B

Teori-Teori yang relevan
Teori Pembelajaran Konstruktivisme menjelaskan bahwa mahasiswa membangun pengetahuan sendiri melalui pengalaman. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa harus lebih aktif dan mandiri memahami materi tanpa bimbingan langsung dosen.
Teori Motivasi Belajar - mahasiswa dengan motivasi tinggi cenderung berhasil dalam pembelajaran daring karena belajar atas kemauan sendiri. Yang motivasinya rendah akan kesulitan karena pengawasan lebih longgar.
Teori Hasil Belajar dari Bloom - untuk mengukur hasil belajar mahasiswa secara menyeluruh, tidak hanya dari nilai tapi juga kemampuan kognitif dan pemahaman konsep.

2. Kerangka Pikir
Pembelajaran Daring sebagai variabel independen memiliki karakteristik khusus: fleksibilitas waktu dan tempat, interaksi terbatas, butuh kemandirian tinggi, dan bergantung pada teknologi.
Karakteristik ini mempengaruhi proses belajar mahasiswa melalui beberapa aspek: aksesibilitas materi, tingkat interaksi dengan dosen, kemandirian belajar, dan kemampuan menggunakan teknologi.
Semua aspek tersebut akhirnya mempengaruhi Hasil Belajar Mahasiswa sebagai variabel dependen, yang diukur dari nilai akademik dan pemahaman materi.
Ada juga variabel moderator seperti motivasi belajar dan akses teknologi yang bisa memperkuat atau memperlemah pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar.
Alur sederhana: Pembelajaran Daring → (melalui aksesibilitas, interaksi, kemandirian, teknologi) → Hasil Belajar Mahasiswa

3. Rumusan Hipotesis
H1 (Hipotesis Utama):
"Terdapat pengaruh yang signifikan dari pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19."
H0 (Hipotesis Nol):
"Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa."
H2 (Hipotesis Turunan):
"Pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi."
Hipotesis ini dapat diuji menggunakan uji statistik seperti regresi linear atau uji t untuk melihat apakah ada pengaruh signifikan atau tidak.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaaa Salsabillah
NPM : 2313031038

1. Teori-teori yang relevan untuk landasan penelitian ini mencakup: (1) Teori Konstruktivisme (Piaget & Von Glasersfeld) yang menjelaskan bagaimana mahasiswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi dengan materi digital, (2) Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky yang menekankan pentingnya interaksi dan kolaborasi dalam zona perkembangan proksimal, (3) Teori Cognitive Load (Sweller) yang menganalisis bagaimana beban kognitif dari materi digital memengaruhi efektivitas pembelajaran, (4) Teori Self-Determination (Deci & Ryan) yang menjelaskan motivasi intrinsik dalam konteks kemandirian belajar daring, (5) UTAUT (Venkatesh et al.) untuk memahami penerimaan dan adopsi teknologi pembelajaran daring, dan (6) Taksonomi Bloom Revisi untuk mengukur hasil belajar pada berbagai level kognitif dari mengingat hingga menciptakan.

2. Pembelajaran daring yang berkualitas tinggi (ditunjukkan oleh akses teknologi, desain instruksional, interaksi, fasilitasi dosen, dan materi) akan meningkatkan motivasi, engagement, dan kepuasan mahasiswa, yang kemudian bersama-sama mendorong pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Namun, efektivitas pembelajaran daring tergantung pada karakteristik individual mahasiswa seperti kemandirian belajar dan disiplin, sehingga mahasiswa dengan kemandirian tinggi akan memperoleh hasil belajar lebih optimal dibanding mahasiswa dengan kemandirian rendah.

3. H₀: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring dan hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
H₁: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19, dengan pengaruh dimediasi oleh motivasi belajar, keterlibatan akademik, dan kepuasan pembelajaran mahasiswa.
H₂: Kemandirian belajar dan disiplin mahasiswa memperkuat pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar, sehingga mahasiswa dengan kemandirian tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik meski menggunakan sistem pembelajaran daring dibandingkan mahasiswa dengan kemandirian rendah.
Hipotesis ini dapat diuji melalui desain penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur kualitas pembelajaran daring, motivasi, keterlibatan, kepuasan, dan hasil belajar (melalui nilai akademik), kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi berganda atau structural equation modeling (SEM) untuk menguji hubungan kausal antar variabel
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Muhammad Jibril Ramadhan 2313031045 -
Nama: Muhammad Jibril Ramadhan
NPM: 2313031045

Seorang mahasiswa berencana meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19. Ia berasumsi bahwa pembelajaran daring masih banyak diterapkan, namun efektivitasnya terhadap capaian akademik belum sepenuhnya diketahui. Mahasiswa tersebut masih memerlukan panduan dalam menyusun landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian secara runtut.

1. Identifikasi teori yang relevan:
Beberapa teori yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini meliputi:
- Teori Konstruktivisme (Piaget dan Vygotsky): Menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses aktif di mana mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman, termasuk dalam konteks daring.
- Teori Behaviorisme (Skinner): Menekankan pada peran stimulus dan respon dalam pembelajaran, yang dapat diterapkan untuk memahami bagaimana media daring memengaruhi motivasi dan hasil belajar.
- Teori Pembelajaran Sosial (Bandura): Menyatakan bahwa interaksi sosial dan observasi terhadap orang lain turut memengaruhi hasil belajar, relevan dengan pembelajaran daring berbasis kolaborasi.
- Teori Teknologi Pembelajaran (Mayer, 2009): Menguraikan bagaimana penggunaan teknologi dan media digital dapat meningkatkan efektivitas belajar jika dirancang dengan prinsip multimedia yang tepat.

2. Kerangka berpikir:
Pembelajaran daring (variabel independen) mencakup berbagai aspek seperti interaksi dosen–mahasiswa, penggunaan media digital, dan fleksibilitas waktu belajar. Faktor-faktor tersebut memengaruhi motivasi, partisipasi, dan pemahaman mahasiswa, yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar (variabel dependen).

Secara logis, semakin baik pelaksanaan pembelajaran daring dilihat dari interaktivitas, dukungan teknologi, dan kejelasan materi, maka semakin tinggi pula hasil belajar mahasiswa. Sebaliknya, jika pelaksanaan daring kurang efektif, maka hasil belajar cenderung menurun.

3. Perumusan hipotesis:
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang dapat diuji secara ilmiah antara lain:
H₁: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
H₀: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Qonita Nurul Izzah 2313031042 -
Nama: Qonita Nurul Izzah
NPM: 2313031042

1. Identifikasi Teori-Teori yang Relevan untuk Landasan Teori
Dalam penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pasca-pandemi COVID-19, landasan teori harus mencakup konsep-konsep yang menjelaskan mekanisme pembelajaran berbasis teknologi, interaksi siswa, dan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitasnya. Berikut beberapa teori relevan yang dapat dijadikan landasan teori utama:

- Technology Acceptance Model (TAM) oleh Fred Davis (1989): Teori ini relevan karena menjelaskan bagaimana mahasiswa menerima dan menggunakan teknologi pembelajaran daring melalui dua faktor utama, yaitu perceived usefulness (kegunaan yang dirasakan) dan perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Dalam konteks pasca-pandemi, TAM dapat digunakan untuk menganalisis apakah penerimaan teknologi daring memengaruhi efektivitas pembelajaran, terutama ketika sistem daring masih digunakan secara luas meskipun ada tantangan seperti akses internet atau kelelahan layar.

- Community of Inquiry (CoI) Framework oleh Garrison, Anderson, dan Archer (2000): Teori ini fokus pada tiga elemen utama dalam pembelajaran daring: cognitive presence (kehadiran kognitif untuk pembangunan pengetahuan), teaching presence (dukungan pengajar), dan social presence (interaksi sosial antar mahasiswa). Relevan untuk kasus ini karena pasca-pandemi, pembelajaran daring sering kali kurang interaktif, yang dapat memengaruhi hasil belajar seperti pemahaman konsep dan retensi pengetahuan.

- Self-Determination Theory (SDT) oleh Deci dan Ryan (1985): Teori motivasi ini menekankan tiga kebutuhan dasar manusia: autonomy (otonomi), competence (kompetensi), dan relatedness (keterkaitan sosial). Dalam pembelajaran daring, teori ini dapat menjelaskan bagaimana kurangnya interaksi langsung memengaruhi motivasi intrinsik mahasiswa, yang pada gilirannya berdampak pada hasil belajar. Pasca-pandemi, SDT membantu menganalisis apakah pembelajaran daring memenuhi kebutuhan ini atau justru menurunkan motivasi.

- Teori Konstruktivisme oleh Jean Piaget (1954) dan Lev Vygotsky (1978): Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman aktif dan interaksi sosial. Relevan karena pembelajaran daring dapat mendukung konstruktivisme melalui platform interaktif, tetapi pasca-pandemi, tantangan seperti kurangnya kolaborasi langsung mungkin menghambat proses ini, sehingga memengaruhi hasil belajar seperti kemampuan analisis dan aplikasi pengetahuan.

Teori-teori ini dapat diintegrasikan untuk membangun landasan teori yang komprehensif, dengan TAM dan CoI sebagai fondasi utama untuk aspek teknologi dan interaksi, sementara SDT dan konstruktivisme menambahkan dimensi motivasi dan pembelajaran.

2. Kerangka Pikir yang Logis dan Sistematis
Kerangka pikir dalam penelitian ini dirancang untuk menggambarkan hubungan kausal antara variabel-variabel utama berdasarkan landasan teori di atas. Kerangka ini bersifat logis dan sistematis, dimulai dari variabel independen (pembelajaran daring) yang memengaruhi variabel dependen (hasil belajar), dengan memasukkan variabel intervening dan moderator untuk menjelaskan mekanisme pengaruh. Berikut susunan kerangka pikir secara deskriptif (dapat divisualisasikan sebagai diagram alur: Independan → Intervening → Dependen, dengan moderator sebagai faktor pengkondisi):

- Variabel Independen: Pembelajaran Daring.
Didefinisikan sebagai penggunaan platform digital (misalnya, Zoom, Google Classroom, atau LMS seperti Moodle) untuk penyampaian materi, interaksi, dan penilaian pasca-pandemi. Dimensi utamanya meliputi:
(1) kualitas konten dan aksesibilitas (berdasarkan TAM)
(2) tingkat interaksi sosial dan pengajaran (berdasarkan CoI)
(3) fleksibilitas waktu dan tempat.
Variabel ini diasumsikan sebagai pendorong utama perubahan dalam proses belajar.

-Variabel Intervening: Motivasi dan Penerimaan Mahasiswa.
Variabel ini berperan sebagai penghubung antara pembelajaran daring dan hasil belajar. Berdasarkan SDT, motivasi intrinsik (seperti rasa otonomi dan kompetensi) dipengaruhi oleh penerimaan teknologi (TAM) dan kehadiran komunitas (CoI). Misalnya, jika pembelajaran daring dirasakan mudah dan berguna, motivasi meningkat; sebaliknya, kurangnya interaksi sosial dapat menurunkan motivasi, yang kemudian memediasi pengaruh terhadap hasil belajar.

- Variabel Dependen: Hasil Belajar Mahasiswa.
Diukur melalui indikator seperti nilai akademik, tingkat pemahaman konsep (tes kognitif), retensi pengetahuan, dan keterampilan aplikasi (berdasarkan teori konstruktivisme). Hasil belajar ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh pembelajaran daring melalui jalur intervening motivasi.

-Variabel Moderator: Faktor Eksternal (misalnya, Dukungan Teknologi dan Lingkungan Belajar).
Faktor seperti kualitas infrastruktur internet, dukungan institusi, atau kondisi rumah tangga mahasiswa dapat memperkuat atau melemahkan hubungan utama. Misalnya, akses teknologi yang baik (moderator positif) akan meningkatkan efektivitas pembelajaran daring, sesuai dengan TAM.

Hubungan antar variabel: Pembelajaran daring → Meningkatkan/ menurunkan motivasi dan penerimaan → Berpengaruh pada hasil belajar, dengan moderator yang mengkondisikan kekuatan hubungan. Kerangka ini logis karena mengikuti alur kausal dari input (teknologi) ke proses (motivasi) hingga output (hasil), dan dapat diuji secara empiris melalui model regresi atau SEM (Structural Equation Modeling) untuk mengonfirmasi hubungan pasca-pandemi.

3. Rumusan Hipotesis Penelitian yang Dapat Diuji Secara Ilmiah
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis dirumuskan secara spesifik, terukur, dan dapat diuji menggunakan metode kuantitatif (misalnya, survei, analisis statistik seperti korelasi atau regresi) atau campuran. Hipotesis ini bersifat directional (positif/negatif) untuk memungkinkan pengujian hipotesis nol (H0) versus alternatif (Ha). Berikut tiga hipotesis utama:

- H1: Pembelajaran daring berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa pasca-pandemi COVID-19.
(Dasar: TAM dan CoI; dapat diuji dengan mengukur korelasi antara frekuensi penggunaan platform daring dan nilai akademik melalui analisis regresi linier sederhana.)

- H2: Motivasi mahasiswa memediasi hubungan antara pembelajaran daring dan hasil belajar, di mana peningkatan penerimaan teknologi daring meningkatkan motivasi yang pada gilirannya meningkatkan hasil belajar.
(Dasar: SDT dan TAM; dapat diuji menggunakan analisis mediasi Baron-Kenny atau bootstrapping dalam SEM untuk memverifikasi jalur intervening.)

-H3: Dukungan teknologi (sebagai variabel moderator) memperkuat pengaruh positif pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa.
(Dasar: Kerangka pikir secara keseluruhan; dapat diuji melalui analisis moderasi interaksi dalam regresi berganda, misalnya dengan mengukur interaksi antara variabel independen dan moderator terhadap dependen.)

Hipotesis ini dapat disesuaikan berdasarkan data empiris dan dirancang untuk mendukung pemahaman efektivitas pembelajaran daring pasca-pandemi, sehingga memberikan kontribusi praktis bagi perbaikan kurikulum.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

1. Teori-teori yang Relevan sebagai Landasan Teori
Menurut saya sebagai mahasiswa, beberapa teori yang cocok untuk penelitian tentang pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar adalah:
a. Teori Pembelajaran Daring (E-Learning Theory)
Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar dapat terjadi melalui platform digital. Termasuk prinsip interaktivitas, fleksibilitas, aksesibilitas, serta tantangan seperti disiplin diri dan keterbatasan teknologi.
b. Teori Konstruktivisme
Teori ini menekankan bahwa mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa dituntut lebih mandiri, sehingga teori ini relevan untuk menjelaskan bagaimana aktivitas belajar memengaruhi hasil belajar.
c. Teori Motivasi Belajar (misalnya Self-Determination Theory atau ARCS)
Hasil belajar biasanya berkaitan dengan motivasi. Pada pembelajaran daring, motivasi menjadi faktor penting, misalnya dalam hal minat belajar, keterlibatan, dan keaktifan.
d. Teori Hasil Belajar
Teori ini memuat konsep tentang apa yang dimaksud dengan hasil belajar, indikatornya (kognitif, afektif, psikomotor), dan faktor apa saja yang memengaruhi hasil belajar mahasiswa.
Teori-teori tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan variabel pembelajaran daring (sebagai variabel bebas) dan hasil belajar (variabel terikat).

2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir yang saya bayangkan dari kasus di atas adalah sebagai berikut:
Pembelajaran daring setelah pandemi masih digunakan sebagai model belajar yang cukup dominan. Namun, efektivitasnya terhadap hasil belajar belum sepenuhnya dipahami oleh mahasiswa maupun dosen. Berdasarkan teori e-learning, pembelajaran daring dapat memberikan kemudahan akses, fleksibilitas, dan peluang interaksi digital. Namun berdasarkan teori motivasi dan konstruktivisme, kualitas hasil belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memanfaatkan pengalaman belajar tersebut, termasuk tingkat partisipasi, motivasi, dan kemampuan mengelola diri.
Dari pemikiran itu, logikanya:
Jika pembelajaran daring berjalan efektif—misalnya materi mudah diakses, dosen menyediakan media interaktif, dan mahasiswa aktif terlibat—maka hal itu seharusnya berdampak positif pada hasil belajar mereka. Sebaliknya, jika pembelajaran daring kurang terstruktur atau mahasiswa kurang termotivasi, hasil belajar mungkin menurun.
Jadi hubungan antar variabelnya dapat diringkas:
Pembelajaran Daring → memengaruhi → Proses dan Motivasi Belajar → berdampak pada → Hasil Belajar Mahasiswa

3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, dugaan ilmiah (hipotesis) yang bisa diajukan adalah:
Hipotesis Alternatif (H₁):Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis Nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa pada masa pascapandemi COVID-19.
Hipotesis ini dapat diuji menggunakan metode kuantitatif seperti regresi atau korelasi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY

oleh Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


1. Teori yang Relevan sebagai Landasan Teori

Untuk meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa, beberapa teori yang relevan antara lain:

  1. Teori Belajar Konstruktivisme
    Teori ini menjelaskan bahwa mahasiswa membangun pemahaman melalui pengalaman belajar aktif. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa dituntut lebih mandiri, aktif mencari informasi, dan mengelola proses belajarnya sendiri.
  2. Teori Pembelajaran Daring (E-learning Theory)
    Teori ini membahas karakteristik pembelajaran berbasis teknologi, seperti fleksibilitas waktu dan tempat, penggunaan media digital, serta interaksi melalui platform online yang dapat memengaruhi efektivitas belajar.
  3. Teori Motivasi Belajar
    Teori ini penting karena pembelajaran daring sangat bergantung pada motivasi internal mahasiswa. Tingkat motivasi dapat memengaruhi keseriusan mahasiswa mengikuti perkuliahan dan berdampak pada hasil belajar.

Teori-teori tersebut membantu menjelaskan bagaimana pembelajaran daring dapat memengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa.

 

2. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pembelajaran daring yang diterapkan pada masa pascapandemi memiliki karakteristik tertentu, seperti penggunaan platform digital, fleksibilitas waktu belajar, dan metode penyampaian materi secara online. Cara pembelajaran ini akan memengaruhi proses belajar mahasiswa, seperti tingkat partisipasi, pemahaman materi, dan motivasi belajar. Selanjutnya, proses belajar tersebut akan berdampak pada hasil belajar mahasiswa, yang dapat dilihat dari nilai, pemahaman konsep, atau capaian akademik lainnya.

Dengan demikian, pembelajaran daring dipandang sebagai faktor yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

 

3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

Hipotesis kerja (H₁):
Pembelajaran daring berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis nol (H₀):
Pembelajaran daring tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis ini bersifat dapat diuji secara ilmiah melalui pengumpulan dan analisis data, sehingga dapat diketahui apakah pembelajaran daring benar-benar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.