Nama: Niabi Rahma Wati
NPM: 2413031078
1. Analisis praktik manajemen laba dalam konteks kasus PT Karya Sentosa dan indikator pendukungnya
Kenaikan laba sebesar 45% PT Karya Sentosa terbilang sangat besar, patut dipertanyakan karena didukung oleh sinyal-sinyal yang tidak biasa. Pertama, adanya kenaikan piutang usaha yang signifikan. Hal ini dianggap biasa berarti perusahaan mencatat penjualan secara agresif, bahkan mungkin mencatat penjualan yang belum dibayar atau yang fiktif, sehingga laba dan piutang sama-sama melonjak. Kedua, penurunan Cadangan kerugian piutang sangat mencurigai. Cadangan yang dimaksud ini seperti uang siap untuk menutupi jika ada piutang yang tidak dibayar. Logikanya, jika piutang bertambah banyak, cadangan juga harus bertambah. Menurunkannya justru akan membuat laba terlihat lebih besar dan ini bertentangan dengan prinsip kehati-hatian. Ketiga, laba yang naik ternyata tidak diikuti dengan kenaikan uang tunai dari operasional. Artinya, laba yang dicatat di kertas belum tentu menjadi uang sungguhan yang masuk ke kas perusahaan. Ketiga hal ini sangat mengindikasikan bahwa perusahaan sedang membesar-besarkan labanya.
2. Perbandingan dua jurnal ilmiah mengenai Earnings Management
Jurnal 1 mengenai pengaruh kualitas audit terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Ayuputri dkk., 2023) dan jurnal kedua mengenai, pengaruh good corporate governance dan firm size terhadap earnings management pada perusahaan food dan beverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Indonesia di masa pandemi covid 19 (Tiong & Sumari, 2022). Dari jurnal pertama (Ayuputri dkk., 2023) menggunakan pendekatan teori keagenan yang berfokus pada peran faktor eksternal, yaitu kualitas audit, sebagai mekanisme untuk mengawasi manajemen dan melindungi kepentingan pemegang saham. Sementara itu, jurnal kedua menggunakan pendekatan stakeholder dan sinyal yang menekankan pentingnya faktor internal perusahaan, yaitu Good Corporate Governance (GCG), untuk memastikan akuntabilitas dan memberikan sinyal positif kepada seluruh pemangku kepentingan.
Metodologi yang digunakan dalam jurnal tersebut yaitu, dari jurnal pertama menganalisis sampel yang lebih besar dan luar sekitar 366 observasi dari berbagai sektor manufaktur selama periode normal (2017-2019). Sebaliknya, jurnal kedua berfokus pada sampel yang lebih kecil dan spesifik, hanya 30 observasi dari satu sektor makanan dan minuman dimasa pandemi covid-19 (2018-2020). Temuan utama dari kedua jurnal ini justru bertolak belakang. Jurnal pertama secara mengejutkan menyimpulkan bahwa kualitas audit seperti KAP Big 4 dan auditor spesialis dinilai tidak efektif dalam menekankan earnings management. Bahkan, auditor berkualitas tinggi justru dikaitkan dengan tingkat rekayasa laba yang lebih tinggi, diduga karena manajemen menggunakan Teknik yang lebih canggih dan sulit dideteksi. Disisi lain, jurnal kedua menemukan bahwa mekanisme Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan (firm size) terbukti efektif secara signifikan dalam mengurangi praktik earnings management, berkat pengawasan internal yang lebih ketat dan tingginya perhatian stakeholder terhadap perusahaan besar.
3. Apakah praktik earnings management selalu bersifat negatif
Menurut saya praktik earnings management tidak selalu bersifat negatif. Tindakan mengatur laba bisa bermotif buruk dan baik. Motif buruk dapat terjadi ketika manajer melakukannya untuk kepentingan pribadi, seperti agar mendapat bonus besar atau menipu investor. Inilah yang diduga terjadi pada PT Karya Sentosa. Namun, ada juga motif yang dapat diterima. Contohnya, perusahaan yang labanya naik-turun secara drastic mungkin sengaja “meratakan” labanya agar terlihat stabil dan tidak menakut-nakuti investor. Tindakan ini biasanya disebut income smoothing. Contoh lainnya, perusahaan mungkin sedikit membesarkan laba untuk memberikan sinyal kepada pasar bahwa masa depannya cerah, atau untuk menghindari pelanggaran perjanjian pinjaman dengan bank. Jadi, yang membedakan baik buruknya adalah niat dibalik tindakan yang dilakukan perusahaan tersebut.
4. Kesimpulan dan rekomendasi
Berdasarkan analisis, kinerja PT Karya Sentosa yang ditunjukkan oleh lonjakan laba sebesar 45% diduga sangat kuat merupakan hasil dari rekayasa akuntansi (earnings management) dan bukanlah cerminan fundamental operasional perusahaan yang sehat. Hal ini ditunjukkan oleh tiga indicator yaitu lonjakan piutang usaha yang tidak wajar, penurunan cadangan kerugian piutang yang bertentangan dengan prinsip kehati-hatian, dan kesenjangan besar antara laba yang tinggi dengan arus kas operasi yang rendah. Kemudian hal ini diperkuat dengan temuan dari jurnal ilmiah, yang ditunjukkan oleh Putriayu dkk. (2023) mengenai reputasi auditor eksternal seperti KAP Big 4 yang tidak menjamin dapat mencegah praktik earnings management yang canggih. Dalam konteks PT Karya Sentosa, hal ini menjelaskan bahwa meskipun diaudit oleh KAP bereputasi, manajemen tetap dapat melakukan rekayasa laba. Di sisi lain, jurnal kedua mengonfirmasi bahwa akar masalahnya kemungkinan terletak pada lemahnya pengawasan internal dan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance). Oleh karena itu, kelemahan dalam fungsi dewan komisaris dan komite audit diduga menjadi celah yang menunjukkan manajemen melakukan manipulasi laporan keuangan.
Untuk menyikapi hal tersebut, para pemangku kepentingan perlu bertindak dengan bijak. Bagi investor dan analis, jangan mudah percaya terhadap laba yang tinggi. Jika di perlukan periksa laporan arus kas dan bandingkan dengan laba bersih, jika arus kasnya jelek, itu tanda bahaya. Bagi dewan komisaris, mereka seharusnya mempertanyakan dan mengevaluasi kebijakan manajemen, terutama soal piutang dan cadangannya serta memperkuat pengawasan internal. Dan bagi OJK, sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih mendalam untuk memastikan tidak ada praktik yang menyesatkan. Dapat dikatakan Solusi terbaik bukan hanya bergantung pada auditor luar, tetapi juga lebih pada memperkuat pengawasan dan tata kelola di dalam perusahaan sendiri agar laporan keuangan yang dihasilkan jujur dan dapat di percaya.