e-journal

e-journal

e-journal

Number of replies: 5

Terlampir beberapa e-journal terkait dengan laporan keuangan, silakan dibaca, dipelajari, dan diresume esensi pentingnya.

1) The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets

2) 1.pdf

3) IJEBMR_1436.pdf


In reply to First post

Re: e-journal

Amelia Rasya Safitri གིས-
1. The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets
Artikel ini membahas dampak transformasi digital terhadap pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar negara berkembang. Transformasi digital adalah penerapan teknologi seperti cloud computing, kecerdasan buatan, dan blockchain yang mengubah sistem keuangan tradisional menjadi lebih transparan, efisien, dan terpercaya. Teknologi ini mempercepat dan memperbaiki akurasi proses pelaporan keuangan karena data bisa dikumpulkan dan dianalisis secara langsung. Dengan begitu, perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih baik dan masyarakat percaya terhadap informasi keuangan yang diberikan.

Namun, artikel juga menyebutkan tantangan dalam menerapkan transformasi digital di pasar berkembang.
Misalnya, kurangnya pengetahuan digital, infrastruktur teknologi yang masih kurang, serta ketidakpuasan terhadap perubahan. Regulasi yang belum sama dan lemahnya hukum juga bisa menghalangi penggunaan teknologi baru secara tepat. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu ada investasi dalam pendidikan digital, pengembangan infrastruktur, serta pembuatan kebijakan yang mendukung pembangunan teknologi.

Transformasi digital memberikan banyak manfaat dalam akuntabilitas pelaporan keuangan.
Dengan sistem otomatis dan AI, kesalahan manusia berkurang dan tindakan korup lebih mudah ketahuan. Blockchain memberikan catatan transaksi yang tidak bisa diubah, meningkatkan transparansi dan mendorong pertanggungjawaban. Contoh seperti M-Pesa di Kenya, GCash di Filipina, Nubank di Brasil, dan Paytm di India menunjukkan bahwa digitalisasi berhasil meningkatkan efisiensi pelaporan keuangan dan membantu masyarakat lebih mudah mengakses layanan keuangan.

Masa depan akan melihat tren seperti pelaporan real-time, pelaporan ESG, dan penggunaan AI serta machine learning menjadi semakin umum.
Namun, keamanan data dan privasi harus jadi perhatian utama. Kesimpulannya, transformasi digital bukan hanya perubahan teknologi, tapi juga langkah strategis untuk memperbaiki sistem pelaporan keuangan yang lebih transparan, akuntabel, dan sesuai dengan standar internasional. Jika dikelola dengan baik, digitalisasi bisa jadi dasar penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan publik di pasar berkembang.

2. pdf
Artikel ini berjudul *“Financial Reporting Quality: A Literature Review”* dan secara mendalam membahas dampak, ukuran, serta cara menilai kualitas pelaporan keuangan berdasarkan tinjauan berbagai penelitian dari tahun 2009 hingga 2015. Tujuan utama penelitian ini adalah memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan serta metode untuk mengukurnya. Kualitas pelaporan keuangan diartikan sebagai sejauh mana laporan keuangan mencerminkan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya untuk mendukung pengambilan keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan.

Penulis menjelaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan memiliki beberapa elemen utama, seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, keterpahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur (faithful representation).
Setiap elemen memiliki peran penting dalam memastikan bahwa informasi yang disajikan tidak menyesatkan dan mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan secara benar. Relevansi menekankan manfaat informasi bagi pengambilan keputusan, sedangkan keandalan berkaitan dengan ketepatan dan kebebasan dari bias. Keterbandingan dan keterpahaman membantu pengguna menilai dan membandingkan laporan antar periode maupun antar perusahaan.

Penelitian ini juga menguraikan berbagai faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan.
Faktor-faktor tersebut meliputi praktik tata kelola perusahaan (corporate governance), manajemen laba (earnings management), standar akuntansi (IFRS dan US GAAP), sistem pelaporan internal, teknologi informasi, audit, etika bisnis, budaya, serta karakteristik pimpinan seperti usia dan kepemilikan utang oleh CEO. Tata kelola yang baik dan sistem pengendalian internal yang kuat terbukti meningkatkan transparansi laporan keuangan, sedangkan praktik manajemen laba dan lemahnya etika bisnis menurunkannya.

Dalam hal pengukuran, beberapa pendekatan digunakan untuk menilai kualitas pelaporan, di antaranya model berbasis akrual (accrual-based models), skor standar (standardized scores), model Beneish M-Score untuk mendeteksi manipulasi laba, serta indeks pengendalian internal.
Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing tergantung pada variabel yang ingin diukur. Penelitian juga menemukan bahwa kualitas pelaporan tidak hanya ditentukan oleh standar akuntansi, tetapi juga oleh faktor eksternal seperti lingkungan hukum dan budaya perusahaan.

Penulis menyoroti adanya kesenjangan dalam literatur, seperti ukuran sampel penelitian yang terlalu kecil, kurangnya data dari pasar negara berkembang, dan minimnya penelitian yang melibatkan perusahaan non-publik.
Oleh karena itu, disarankan agar penelitian di masa depan mencakup sampel yang lebih luas serta mempertimbangkan variabel tambahan seperti pengungkapan sukarela dan dampak faktor non-keuangan.

Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan merupakan cerminan integritas dan transparansi perusahaan.
Pelaporan yang berkualitas tinggi tidak hanya memperkuat kepercayaan investor dan pemangku kepentingan, tetapi juga membantu efisiensi pasar dan kestabilan ekonomi. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi dan cara mengukurnya, dunia akuntansi dapat terus meningkatkan standar pelaporan untuk menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan regulasi ke depan.

3. IJEMBER_1436.pdf
Artikel “Corporate Governance and Financial Reporting Quality” membahas hubungan antara tata kelola perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan dengan mengulas berbagai penelitian dari tahun 2013 hingga 2023. Tujuan utamanya adalah memahami bagaimana penerapan tata kelola yang baik dapat meningkatkan keandalan, akurasi, dan transparansi laporan keuangan yang digunakan oleh para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan ekonomi.

Penulis menjelaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas pelaporan keuangan melalui beberapa mekanisme.
Dewan direksi dan komite audit yang independen bertugas mengawasi proses penyusunan laporan agar sesuai standar dan tidak terjadi penipuan. Sistem pengendalian internal yang kuat membantu mencegah kesalahan dan tindakan korupsi, sedangkan transparansi dalam pengungkapan informasi dapat meningkatkan kepercayaan publik. Selain itu, tata kelola yang baik juga memastikan kepatuhan terhadap standar pelaporan internasional seperti IFRS dan GAAP serta membangun etika dan akuntabilitas dalam seluruh tingkatan organisasi. Dengan demikian, penerapan tata kelola yang efektif bisa mengurangi ketimpangan informasi dan memperkuat kepercayaan investor.

Artikel ini juga mengulas enam teori utama yang menjelaskan hubungan antara tata kelola dan pelaporan keuangan, yaitu teori keagenan, teori stewardship, teori pemangku kepentingan, pandangan sumber daya, teori keunggulan inti, dan teori biaya transaksi.
Teori keagenan menyoroti kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sementara teori stewardship menekankan tanggung jawab moral manajer dalam mengelola perusahaan secara integritas. Teori lainnya melihat tata kelola sebagai cara untuk menggunakan sumber daya internal secara efisien, membangun keunggulan kompetitif, serta mengurangi biaya transaksi melalui struktur pengawasan yang tepat.

Bagian tinjauan empiris memuat hasil penelitian dari beberapa negara seperti Inggris, Pakistan, Nigeria, Zambia, dan Irak.
Hasilnya beragam, namun mayoritas menunjukkan bahwa variabel tata kelola seperti ukuran dewan, independensi dewan, frekuensi rapat audit, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Beberapa penelitian menemukan bahwa dewan yang lebih besar justru bisa menurunkan kualitas pelaporan, sedangkan dewan yang independen dan aktif bisa meningkatkan keandalannya.

Artikel ini menyimpulkan bahwa tata kelola perusahaan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Meskipun hasil penelitian berbeda, sebagian besar menyetujui bahwa struktur tata kelola yang kuat menghasilkan laporan yang lebih transparan dan bisa dipercaya. Penulis juga menyoroti adanya kekurangan dalam penelitian, seperti kurangnya studi di negara berkembang dan belum dimasukkannya variabel moderasi. Oleh karena itu, penelitian masa depan perlu memperluas data dan memperdalam analisis agar bisa memahami lebih baik hubungan antara tata kelola dan pelaporan keuangan secara global.
In reply to First post

Re: e-journal

Zaskia Aulia Ganiska གིས-
NAMA : Zaskia Aulia Ganiska
NPM : 2513031054

Ketiga jurnal yang dianalisis memiliki kesamaan dalam topiknya, yaitu membahas kualitas pelaporan keuangan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, mulai dari aspek konseptual hingga pengaruh transformasi digital di era modern. Herath dan Albarqi (2017) dalam kajiannya berjudul *Financial Reporting Quality: A Literature Review* menjelaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan menjadi isu penting yang terus berkembang karena semakin kompleksnya transaksi, harmonisasi standar akuntansi, serta munculnya krisis keuangan global. Mereka menekankan bahwa pelaporan keuangan yang baik tidak hanya bergantung pada keakuratan informasi finansial, tetapi juga pada relevansi, keandalan, keterbandingan, ketepatan waktu, dan kemudahan pemahaman. Kualitas pelaporan yang tinggi diyakini mampu meningkatkan kepercayaan pengguna laporan, khususnya investor, serta memperkuat efisiensi pasar. Namun, penelitian sebelumnya masih memiliki kekurangan, seperti sampel yang terbatas dan metode penilaian kualitas yang belum seragam, sehingga memerlukan penelitian yang lebih luas dan komprehensif.

Pandangan tersebut didukung oleh Abiodun, Siyanbola, dan Aderibigbe (2024) dalam artikel *Corporate Governance and Financial Reporting Quality* yang menekankan pentingnya tata kelola perusahaan dalam menjamin kualitas pelaporan.
Mereka menegaskan bahwa tata kelola yang baik berfungsi sebagai mekanisme pengendalian untuk mencegah manajer menyalahgunakan wewenang atau memanipulasi laporan demi kepentingan pribadi. Unsur-unsur seperti independensi dewan, efektivitas komite audit, penguatan pengendalian internal, transparansi pengungkapan, serta akuntabilitas manajemen terbukti mampu mengurangi asimetri informasi dan mencegah praktik manajemen laba. Tata kelola perusahaan dianggap sebagai fondasi yang penting agar laporan keuangan tidak hanya memenuhi standar formal, tetapi juga mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan secara realistis. Meski demikian, penelitian di bidang ini masih sering terbatas pada konteks negara tertentu, sehingga hasilnya perlu diperhatikan dengan hati-hati dan diteliti lebih luas dalam konteks yang berbeda.

Sementara itu, Alonge, Dudu, dan Alao (2024) dalam artikel *The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets* memberikan perspektif baru, menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi digital mulai mengubah cara pelaporan keuangan, khususnya di negara-negara berkembang. Teknologi seperti cloud computing, artificial intelligence, blockchain, dan data analytics memberikan peluang besar bagi organisasi untuk meningkatkan transparansi, akurasi, dan kecepatan dalam proses pelaporan keuangan. Transformasi digital membawa munculnya sistem pelaporan yang dapat diakses secara langsung, pengotomatan dalam proses akuntansi, serta pencatatan transaksi yang lebih aman dan tidak bisa diubah. Selain memperkuat kualitas laporan keuangan, hal ini juga membantu membangun rasa percaya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Namun, penulis juga menunjukkan tantangan yang dihadapi pasar berkembang, seperti kurangnya infrastruktur, rendahnya kemampuan dalam menggunakan teknologi digital, hingga ketidak mauan menghadapi perubahan. Oleh karena itu, mereka menekankan bahwa untuk dapat sukses dalam transformasi digital dalam pelaporan keuangan, diperlukan dukungan dari regulasi, investasi teknologi, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia.

Secara keseluruhan, ketiga jurnal tersebut saling melengkapi dan menunjukkan perkembangan pemahaman mengenai kualitas pelaporan keuangan.
Secara teoritis, kualitas laporan ditentukan oleh karakteristik informasi yang relevan, dapat dipercaya, dan mudah dimengerti. Secara praktis, kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh penerapan manajemen perusahaan yang baik, yang dapat mencegah tindakan penyalahgunaan wewenang serta menjaga kepercayaan investor. Di masa kini, perkembangan teknologi digital menjadi faktor baru yang memperkuat upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Namun, hal tersebut tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi di negara-negara dengan keterbatasan sumber daya. Dengan menggabungkan ketiga perspektif ini, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan yang terbaik hanya bisa dicapai melalui sinergi antara standar akuntansi yang kuat, manajemen perusahaan yang baik, serta pemakaian teknologi digital yang fokus pada transparansi dan keberlanjutan.
In reply to First post

Re: e-journal

Zaskia Aulia Ganiska གིས-
NAMA : Nilna Mazzaya
NPM : 2513031018

RESUME 3 E-JOURNAL


1. Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Negara Berkembang

Artikel ini membahas bagaimana transformasi digital memberikan dampak besar terhadap sistem pelaporan keuangan dan akuntabilitas, khususnya di pasar negara berkembang. Dengan memanfaatkan alat dan sistem digital, organisasi dapat mempercepat proses penyusunan laporan keuangan, menghemat sumber daya, dan tetap menghasilkan laporan dengan kualitas tinggi.

Penerapan otomatisasi dalam proses pelaporan membantu menjaga konsistensi dan keandalan data karena seluruh proses dijalankan melalui sistem yang terstandarisasi. Hal ini memastikan laporan keuangan dihasilkan secara seragam di seluruh bagian organisasi, sehingga meningkatkan integritas informasi dan memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan seperti investor dan regulator.

Digitalisasi juga memberikan peluang bagi para profesional keuangan untuk fokus pada aktivitas bernilai strategis, seperti analisis data keuangan dan perencanaan bisnis, karena beban administratif telah dikurangi oleh teknologi. Namun demikian, proses ini tidak lepas dari tantangan. Organisasi perlu berinvestasi dalam teknologi, infrastruktur, dan pelatihan SDM, serta menumbuhkan budaya kerja yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi digital.

Walaupun ada kendala dalam penerapan, manfaat transformasi digital jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Teknologi digital dapat menciptakan sistem pelaporan yang lebih transparan, efisien, serta mampu meningkatkan akuntabilitas keuangan. Di masa depan, organisasi yang beradaptasi dengan teknologi akan lebih siap menghadapi kompleksitas ekonomi global dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan demikian, transformasi digital tidak hanya memperbaiki proses pelaporan keuangan, tetapi juga membentuk lingkungan keuangan yang akuntabel, tangguh, dan terpercaya, yang menjadi fondasi penting bagi stabilitas ekonomi di pasar negara berkembang.


---

2. Kualitas Pelaporan Keuangan: Tinjauan Pustaka

Jurnal ini menyoroti berbagai pendekatan dan faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan, serta metode untuk menilainya. Salah satu faktor utama yang dibahas adalah komitmen etika bisnis, di mana perusahaan dengan integritas tinggi cenderung menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan transparan. Oleh karena itu, pendidikan etika bisnis dianggap sangat penting untuk meningkatkan kesadaran profesional terhadap praktik pelaporan yang jujur dan akurat.

Dalam mengukur kualitas pelaporan, jurnal ini menjelaskan penggunaan skor standar berdasarkan karakteristik kualitatif seperti relevansi dan keterwakilan yang tepat. Skor ini dihitung dengan menyeimbangkan kedua karakteristik tersebut untuk mendapatkan gambaran objektif tentang sejauh mana laporan keuangan memenuhi kriteria kualitas informasi yang baik.

Selain itu, terdapat berbagai model pengukuran yang sering digunakan dalam penelitian akuntansi, di antaranya:

Model Kualitas Akrual (Acrual Quality Model): Menilai sejauh mana arus kas perusahaan mencerminkan pendapatan dan beban yang diakui. Jika laba bersih mampu memprediksi arus kas masa depan secara akurat, maka kualitas pelaporan dianggap tinggi.

Model Beneish (M-Score): Digunakan untuk mendeteksi kemungkinan manipulasi laporan keuangan.

Metode Indeks Pengendalian Internal: Menilai efektivitas sistem pengendalian internal dalam mencegah kesalahan dan kecurangan.

Persistensi Akrual: Mengukur stabilitas dan keajegan laba dari waktu ke waktu, yang mencerminkan kredibilitas laporan.


Penelitian dalam jurnal ini juga menyoroti bahwa tidak ada satu metode tunggal yang dapat sepenuhnya menggambarkan kualitas pelaporan keuangan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggabungkan beberapa pendekatan pengukuran agar hasilnya lebih akurat dan menyeluruh.

Kesenjangan yang ditemukan dalam literatur sebelumnya adalah terbatasnya ukuran sampel dan kurangnya penelitian yang mencakup usaha kecil dan menengah (UKM). Maka, penelitian di masa depan diharapkan dapat memperluas cakupan analisis agar mencerminkan kondisi nyata berbagai jenis perusahaan dan sektor industri.

Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan sangat bergantung pada integritas etika, efektivitas pengendalian internal, serta metode pengukuran yang tepat untuk menjaga keandalan informasi bagi pengambil keputusan.


3. Corporate Governance and Financial Reporting Quality

Artikel ini membahas keterkaitan antara tata kelola perusahaan (Corporate Governance) dengan kualitas pelaporan keuangan. Dalam konteks akuntansi, kualitas informasi keuangan dinilai dari dua aspek utama, yaitu relevansi dan keandalan. Relevansi berarti informasi yang disajikan harus bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan, sementara keandalan berarti informasi tersebut harus akurat dan dapat dipercaya.

Tata kelola perusahaan sendiri merupakan seperangkat prinsip, aturan, dan mekanisme yang mengatur jalannya perusahaan agar berjalan secara transparan, bertanggung jawab, dan adil. GCG berfungsi untuk memastikan bahwa manajemen tidak menyalahgunakan kewenangan dan selalu bertindak sesuai kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Dengan penerapan GCG yang baik, perusahaan dapat meminimalkan risiko kesalahan, penipuan, dan manipulasi laporan keuangan. Transparansi yang tercipta dari praktik tata kelola yang kuat membantu mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan investor, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap laporan keuangan perusahaan.

Dalam penilaian kualitas pelaporan keuangan, beberapa elemen utama yang dijelaskan dalam jurnal ini meliputi:

Relevansi: Informasi harus berguna dan berpengaruh terhadap keputusan ekonomi pengguna.

Keandalan: Informasi harus akurat, dapat diverifikasi, dan mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya.

Keterbandingan: Laporan keuangan harus memungkinkan perbandingan antarperiode maupun antarperusahaan.

Ketepatan Waktu: Informasi harus tersedia segera agar tetap relevan untuk pengambilan keputusan.


Artikel ini juga menghubungkan GCG dengan teori berbasis sumber daya (Resource-Based View) dan teori pemangku kepentingan (Stakeholder Theory).
Menurut pandangan berbasis sumber daya, tidak semua aset perusahaan memiliki nilai strategis — hanya kombinasi sumber daya yang tepat yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif.
Sementara teori pemangku kepentingan menegaskan bahwa perusahaan tidak dapat bertahan jika mengabaikan kepentingan para pihak yang terlibat, sehingga manajemen harus menyeimbangkan berbagai kepentingan tersebut agar tercipta nilai jangka panjang.

Kesimpulannya, penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang efektif berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Dengan laporan yang transparan, andal, dan tepat waktu, perusahaan tidak hanya membangun kepercayaan investor, tetapi juga memperkuat reputasi dan stabilitas bisnisnya di pasar global.


Kesimpulan Umum

Ketiga jurnal ini secara bersama-sama menegaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan dan akuntabilitas organisasi sangat bergantung pada tiga pilar utama, yaitu:

1. Pemanfaatan teknologi digital yang efisien dan transparan,


2. Penerapan etika serta sistem pengendalian yang kuat, dan


3. Implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG).


Ketiga aspek ini saling melengkapi dalam menciptakan pelaporan keuangan yang tidak hanya akurat dan terpercaya, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pemangku kepentingan di era globalisasi.
In reply to First post

Re: e-journal

Shafa Kamila གིས-
Nama : Shafa Kamila
NPM : 2513031055

Jurnal 1 : The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets
Jurnal ini merupakan analisis konseptual dan tinjauan literatur yang membahas bagaimana transformasi digital—melalui teknologi seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan analitik data besar—mengubah pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar berkembang. Di pasar berkembang, pelaporan keuangan tradisional sering kali menghadapi tantangan seperti infrastruktur terbatas, regulasi tidak konsisten, dan akses modal yang sulit. Transformasi digital menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan analisis data real-time, sehingga mendukung kepatuhan terhadap standar internasional seperti IFRS dan mengurangi risiko penipuan.
Transformasi digital secara mendalam mengubah praktik pelaporan keuangan di pasar berkembang dengan meningkatkan kualitas laporan melalui analitik real-time, cloud, AI, dan machine learning, sehingga menyederhanakan operasi, mengelola risiko, dan memenuhi tuntutan pemangku kepentingan akan akurasi. Adopsi ini krusial untuk tata kelola yang lebih baik, kepatuhan, keamanan data, dan daya saing global. Namun, tantangan seperti literasi digital rendah, infrastruktur kurang, resistensi perubahan, dan biaya implementasi harus diatasi melalui investasi pelatihan, kemitraan publik-swasta, regulasi adaptif, dan budaya inovasi. Secara keseluruhan, transformasi digital adalah imperatif strategis untuk pertumbuhan berkelanjutan, transparansi, dan kepercayaan, dengan tren masa depan seperti integrasi ESG dan AI yang menuntut tata kelola adaptif. Jurnal ini menekankan kolaborasi pemimpin, regulator, dan asosiasi untuk membangun ekosistem akuntabilitas yang tangguh, berpotensi mengurangi korupsi dan mendukung stabilitas ekonomi.

Jurnal 2 : Financial Reporting Quality: A Literature Review
tinjauan literatur yang mengeksplorasi pengaruh dan ukuran kualitas pelaporan keuangan, dipicu oleh konvergensi standar akuntansi, krisis ekonomi, dan skandal akuntansi. Kualitas pelaporan keuangan didefinisikan sebagai informasi keuangan dan non-keuangan yang akurat dan berguna untuk pengambilan keputusan, berdasarkan kerangka FASB, IASB, dan standar lain. Tinjauan ini menganalisis 24 makalah dari jurnal akuntansi terkemuka, mengidentifikasi elemen kualitas, faktor pengaruh, dan celah penelitian.
Tinjauan ini menyimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan bersifat multifaset, dipengaruhi oleh tata kelola kuat, etika, dan kontrol internal yang secara konsisten meningkatkan kualitas, sementara manajemen laba dan standar lemah menurunkannya. Pasar maju menunjukkan kualitas lebih tinggi karena perlindungan investor, dengan faktor budaya/politik menambah keragaman. Pengukuran melalui model akrual dan skor memberikan proxy tidak langsung yang kuat, tetapi multiple metode diperlukan untuk keandalan. Celah seperti sampel kecil dan ruang lingkup terbatas menunjukkan kebutuhan studi lebih luas, termasuk SME dan pasar berkembang, untuk membandingkan industri dan memverifikasi hasil lintas periode. Secara praktis, ini memberi pelajaran bagi manajer/investor untuk memahami aspek kualitas di lingkungan kompleks, mendukung reformasi akuntansi global dan perubahan pasar modal. Wawasan kunci: Tidak ada faktor tunggal yang menentukan kualitas; pergeseran dari reliabilitas ke representasi setia menuntut ukuran komprehensif di luar kualitas laba.

Jurnal 3 : Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Jurnal ini merupakan tinjauan literatur ekstensif (2013-2023) yang mengeksplorasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kualitas pelaporan keuangan, dengan fokus pada teori seperti agency dan stakeholder. Kualitas pelaporan didefinisikan berdasarkan relevansi dan reliabilitas, krusial untuk pengambilan keputusan dan mengurangi asimetri informasi, terutama setelah krisis keuangan 2008. Tinjauan ini mensintesis studi empiris dari berbagai negara, termasuk Nigeria, untuk mengidentifikasi dampak dan celah.
Tata kelola perusahaan memiliki implikasi signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan, mempromosikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan, sehingga mengurangi penipuan dan asimetri informasi. Mekanisme seperti independensi dewan dan kontrol internal meningkatkan reliabilitas, meskipun hasil empiris campuran (positif untuk independensi, negatif untuk ukuran dewan besar) menekankan kebutuhan penelitian kontekstual, terutama di ekonomi berkembang seperti Nigeria. Kerangka teoritis mendukung peran tata kelola dalam menyelaraskan kepentingan manajer dan pemangku kepentingan, meningkatkan pengambilan keputusan. Wawasan kunci: Tata kelola baik menurunkan biaya modal dan meningkatkan performa pasar; celah seperti kurangnya variabel moderasi menuntut studi komprehensif untuk menyelesaikan inkonsistensi. Secara praktis, perusahaan disarankan memperkuat struktur tata kelola untuk kepercayaan investor dan keselarasan dengan IFRS/GAAP, sementara peneliti harus fokus pada proxy baru dan wilayah kurang terepresentasi untuk pemahaman lebih dalam.
In reply to First post

Re: e-journal

Aulan Syaluna གིས-
Nama : Aulan Syaluna
NPM : 2513031014


Esensi 1: Transformasi Digital Mengubah Fundamental Pelaporan Keuangan di Negara Berkembang
Gelombang revolusi digital kini secara fundamental merombak cara pelaporan keuangan dijalankan, terutama di negara-negara berkembang. Pemanfaatan teknologi canggih seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi blockchain telah memfasilitasi peningkatan dramatis dalam efisiensi dan keandalan data.

Inovasi ini memungkinkan:

Pengumpulan Informasi Instan: Data dapat dikumpulkan dan diproses secara real-time.

Automasi Proses: Prosedur pelaporan yang dulunya manual kini terotomasi, mengurangi beban kerja dan potensi human error.

Peningkatan Ketepatan Data: Akurasi data keuangan meningkat signifikan.

Negara berkembang, yang sebelumnya terkendala oleh infrastruktur yang minim, regulasi yang tidak seragam, dan tingkat literasi digital yang relatif rendah, kini berkesempatan untuk melompati (leapfrog) pendekatan akuntansi tradisional yang ketinggalan zaman. Bukti nyatanya terlihat pada implementasi platform keuangan digital seperti M-Pesa di Kenya, GCash di Filipina, Nubank di Brasil, dan Paytm di India. Solusi digital ini terbukti mampu meningkatkan keterbukaan (transparansi) informasi, meminimalkan risiko fraud, dan secara substansial memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.

Meskipun potensi transformasinya luar biasa, proses ini menghadapi sejumlah hambatan serius. Tantangan utama meliputi kurangnya kompetensi dan talenta digital di kalangan tenaga kerja, infrastruktur teknologi yang belum optimal dan merata, serta penolakan terhadap perubahan organisasional dari pihak internal. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan terstruktur dari pemerintah, regulator, dan sektor swasta.

Esensi 2: Tata Kelola Korporat sebagai Pilar Utama Kualitas Pelaporan Keuangan
Sistem tata kelola perusahaan (Corporate Governance) memainkan peran sentral dan krusial dalam menjamin mutu dan integritas dari pelaporan keuangan. Tata kelola yang baik bertindak sebagai arsitektur pengawasan yang kuat melalui beberapa mekanisme utama:

Independensi Pengawasan: Adanya dewan komisaris dan komite audit yang independen berfungsi untuk mengawasi secara ketat seluruh proses pelaporan. Tujuannya adalah mencegah distorsi, bias, atau subjektivitas dalam penyajian data, sehingga informasi yang dihasilkan bersifat objektif.

Kontrol Internal yang Solid: Penerapan sistem kontrol internal yang efektif menjadi benteng pertahanan pertama untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kekeliruan, inefisiensi, dan fraud.

Meskipun kajian empiris dari berbagai negara menghasilkan temuan yang beragam mengenai dampak spesifik dari faktor seperti besaran dewan, diversitas gender, struktur kepemilikan, dan intensitas rapat audit terhadap mutu pelaporan, terdapat kesepakatan umum yang kuat. Kesepakatan tersebut menekankan bahwa arsitektur tata kelola yang kokoh dan bertanggung jawab secara konsisten berkorelasi positif dengan pelaporan keuangan yang berkualitas superior. Dengan menegakkan standar etika yang tinggi, keterbukaan praktik bisnis, dan akuntabilitas melalui kerangka tata kelola yang efektif, perusahaan dapat menghambat praktik tidak bermoral (unethical practices) dan yang terpenting, membangun serta memelihara keyakinan (trust) stakeholder terhadap kredibilitas informasi keuangan yang disajikan.

Esensi 3: Evaluasi Kualitas Pelaporan Keuangan Menuntut Pendekatan Multi-Dimensi
Evaluasi terhadap mutu pelaporan keuangan merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pengukuran dari berbagai sudut pandut. Kualitas ini dinilai berdasarkan:

Karakteristik Kualitatif Utama (Fundamental): Yaitu relevansi (kemampuan data mempengaruhi keputusan pengguna) dan representasi akurat (faithful representation).

Atribut Pelengkap (Enhancing): Meliputi kemudahan pemahaman (understandability), komparabilitas (kemudahan membandingkan antar perusahaan/periode), verifiabilitas, dan kecepatan penyampaian (timeliness).

Untuk mengukur atribut-atribut ini, para peneliti menggunakan teknik pengukuran yang variatif, antara lain:

Skor Standar: Pengukuran berbasis kriteria tertentu.

Pendekatan Berbasis Akrual: Untuk menilai potensi earnings management.

Model Beneish: Digunakan secara khusus untuk mengidentifikasi kemungkinan manipulasi laba.

Indeks Sistem Kontrol Internal: Untuk menilai efektivitas pengendalian.

Level Konservatisme Akuntansi: Sejauh mana perusahaan cenderung berhati-hati dalam mengakui pendapatan dan beban.

Karena hingga saat ini belum ada konsensus di kalangan akademisi mengenai proksi tunggal yang optimal, riset umumnya mengambil pendekatan multi-proksi. Ini dilakukan untuk menghasilkan evaluasi yang lebih menyeluruh dan komprehensif.

Elemen-elemen yang diketahui sangat memengaruhi kualitas ini sangat luas, mencakup: praktik earnings management, respons pasar modal, sistem pelaporan internal, regulasi akuntansi yang berlaku, kemampuan teknologi informasi, kualitas proses audit, reputasi korporat, budaya organisasi, dan bahkan profil serta insentif eksekutif.

Celah dalam literatur saat ini mengindikasikan bahwa masih diperlukan riset lanjutan yang lebih mendalam. Riset di masa depan harus menggunakan sampel yang lebih luas, mencakup variabel yang lebih komprehensif, dan yang terpenting, menginklusi perusahaan non-publik dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Inklusi ini sangat penting untuk mencapai pemahaman yang benar-benar menyeluruh mengenai dinamika kompleks dari kualitas pelaporan keuangan di seluruh spektrum bisnis.