Tugas Individu

Tugas Individu

Tugas Individu

Number of replies: 4

Buatlah rencana supply chain e-commerce untuk rencana bisnis e commerce Anda. 

In reply to First post

Re: Tugas Individu

by Nurti Laban Ponjot _2213031067 -
Nama: Nurti Laban Ponjot
NPM: 2213031067

Rantai pasok atau supply chain dalam bisnis e-commerce memiliki peran penting untuk memastikan produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan cepat, aman, dan sesuai harapan. Dalam perencanaan bisnis e-commerce ini, saya berfokus pada bagaimana mengelola alur barang secara efisien, membangun kerja sama dengan pihak yang tepat, serta menciptakan pengalaman belanja yang menarik dan mudah diingat oleh pelanggan.
Langkah pertama dimulai dari proses pengadaan barang. Saya berencana bekerja sama dengan pemasok lokal agar kualitas produk tetap terjaga dan pengiriman ke gudang bisa dilakukan dengan cepat. Untuk menambah variasi produk, saya juga akan menggandeng pemasok luar negeri, terutama untuk produk yang sedang tren atau bersifat musiman. Dengan kombinasi tersebut, ketersediaan produk akan tetap stabil meskipun permintaan pasar berubah-ubah.
Tahap berikutnya adalah pengelolaan persediaan di gudang. Saya akan menggunakan dua jenis gudang, yaitu gudang utama dan gudang kecil (sering disebut micro fulfillment center). Gudang utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan stok besar, sedangkan gudang kecil ditempatkan di area perkotaan untuk mempercepat pengiriman ke pelanggan terdekat. Dengan sistem ini, pesanan pelanggan di kota besar bisa dikirim dalam waktu kurang dari satu hari, sehingga meningkatkan kepuasan dan kepercayaan mereka terhadap layanan e-commerce ini.
Dalam proses pengiriman, teknologi juga berperan besar. Semua pesanan akan dikelola menggunakan sistem yang terintegrasi dengan pelacakan pengiriman secara real-time. Pelanggan dapat memantau posisi barang melalui nomor resi digital yang diperbarui otomatis oleh sistem. Selain itu, data pesanan juga akan dianalisis untuk memprediksi tren pembelian, sehingga stok dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Agar bisnis ini memiliki daya tarik yang berbeda dan mudah viral, saya menambahkan konsep “Unbox Challenge”. Setiap kemasan produk akan didesain menarik dan disisipkan kartu berisi pesan personal atau kode QR yang bisa dipindai untuk membuka filter khusus di media sosial. Pelanggan yang mengunggah pengalaman unboxing produk dengan tagar tertentu akan mendapat potongan harga untuk pembelian berikutnya. Strategi ini diharapkan dapat menciptakan promosi alami melalui unggahan pelanggan, sehingga nama bisnis cepat dikenal luas tanpa biaya iklan besar.
Dari sisi distribusi, saya akan bekerja sama dengan jasa pengiriman terpercaya dan juga layanan kurir lokal. Tujuannya agar pengiriman bisa dilakukan dengan cepat dan menjangkau lebih banyak wilayah. Selain itu, sistem pengiriman berbasis komunitas juga akan dipertimbangkan untuk mempercepat pengantaran pada jam sibuk.
Untuk menjaga kepercayaan konsumen, sistem pengembalian barang (retur) dibuat mudah dan transparan. Pelanggan cukup mengunggah foto produk yang ingin dikembalikan dan sistem akan otomatis membuatkan label pengembalian. Barang yang rusak atau tidak sesuai dapat dikirim kembali dengan proses yang cepat dan jelas.
Selain fokus pada pelayanan, saya juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Kemasan produk akan menggunakan bahan ramah lingkungan yang bisa didaur ulang. Pelanggan juga diberi pilihan pengiriman “go green” dengan waktu sedikit lebih lama namun biaya lebih rendah.
Jadi, rencana rantai pasok e-commerce ini menggabungkan tiga hal penting, yaitu efisiensi logistik, pemanfaatan teknologi, dan strategi pemasaran kreatif. Dengan sistem yang terencana, pengiriman cepat, dan pengalaman unboxing yang menarik, bisnis ini tidak hanya akan berjalan lancar tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi viral dan membangun citra positif di kalangan konsumen.
In reply to First post

Re: Tugas Individu

by SEPTIANI PUTRI -
SEPTIANI PUTRI (2213031070)

Jika saya mempunyai bisnis e-commerce maka yang aan saya lakukan yaitu:

Pertama, saya akan mulai dari tahap perencanaan (planning). Di tahap ini, saya perlu menentukan dulu jenis produk yang ingin dijual dan siapa target pasarnya. Misalnya, apakah fokusnya di fashion, alat elektronik, atau kebutuhan rumah tangga. Setelah itu, saya akan menganalisis permintaan pasar dan menentukan sistem manajemen stok supaya tidak kelebihan atau kekurangan barang. Saya juga harus menyiapkan strategi pengiriman yang efisien, termasuk opsi pengiriman cepat atau reguler.

yang kedua tahap pengadaan (sourcing). Di sini, saya akan memilih supplier yang benar-benar terpercaya dan konsisten dalam hal kualitas serta waktu pengiriman. Kalau perlu, saya buat kontrak kerja sama jangka panjang agar pasokan barang tetap stabil.

ketiga tahap produksi atau pengelolaan barang (making), kalau saya menjual produk buatan sendiri, saya akan memastikan proses produksinya efisien dan hasilnya berkualitas. Tapi kalau sistemnya reseller atau dropship, saya akan fokus menjaga akurasi stok dan deskripsi produk di platform online.

ke empat distribusi (delivery). Saya akan bekerja sama dengan jasa ekspedisi yang profesional seperti JNE, J&T, atau SiCepat agar pengiriman cepat dan bisa dilacak secara real-time. Kalau bisnis sudah berkembang, saya ingin punya gudang di beberapa lokasi strategis supaya pengiriman ke pelanggan lebih cepat.

Kelima, saya juga menyiapkan tahap pengembalian barang (return). Saya tahu kepercayaan pelanggan itu penting, jadi saya akan membuat sistem retur yang mudah dan transparan, serta menindaklanjuti setiap keluhan pelanggan dengan cepat.

Terakhir, saya akan melakukan pengendalian dan evaluasi (control). Saya akan rutin memantau data transaksi, tingkat kepuasan pelanggan, serta kinerja supplier dan logistik. Dari situ saya bisa tahu apa yang harus diperbaiki agar rantai pasok tetap efisien dan bisnis bisa terus berkembang.

Jadi menurut saya, rencana supply chain dalam e-commerce ini harus dikelola secara terpadu dan fleksibel, karena keberhasilan bisnis online sangat bergantung pada seberapa cepat, aman, dan tepat kita melayani pelanggan.
In reply to First post

Re: Tugas Individu

by Abhinaya Putri -
Nama: Abhinaya Putri Sabila
NPM: 2213031068

Rencana Supply Chain Management (SCM): "NusaKopi"

Tujuan Utama: Menciptakan rantai pasok yang agile (lincah), transparan, dan efisien untuk mengirimkan kopi berkualitas tinggi dari petani ke konsumen akhir, sambil menjaga kesegaran produk dan memberikan pengalaman pelanggan yang unggul.

1. Perencanaan dan Pengadaan (Planning & Sourcing)

Prakiraan Permintaan (Demand Forecasting): Menggunakan data historis penjualan (dari website dan marketplace), tren media sosial, dan musim panen kopi untuk memprediksi permintaan. Ini penting agar kami tidak membeli bahan baku (biji kopi mentah) secara berlebihan atau kekurangan.
Strategi Pengadaan:
Bahan Baku (Biji Kopi): Bermitra langsung dengan 2-3 koperasi petani atau kelompok tani (misal: Gayo, Kintamani, Toraja) untuk memastikan kualitas dan traceability (ketertelusuran). Kontrak dibuat berdasarkan prakiraan permintaan.
Kemasan: Bekerja sama dengan 1-2 pemasok kemasan (kardus, standing pouch dengan valve, bubble wrap) di dalam negeri untuk menekan biaya logistik. Stok kemasan dijaga di gudang utama.

2. Pergudangan dan Manajemen Inventaris

Model Pergudangan: Menggunakan model hybrid.
Gudang Utama (Fulfillment Center): Satu gudang utama berlokasi di area strategis (misal: Tangerang atau Jakarta Barat) yang dekat dengan hub logistik utama (bandara dan gerbang tol). Gudang ini menyimpan biji kopi mentah (green beans), biji kopi sangrai (roasted beans), dan semua bahan kemasan.
Manajemen Inventaris:
Sistem: Menggunakan Warehouse Management System (WMS) yang terintegrasi langsung dengan platform e-commerce (Shopify/WooCommerce) dan marketplace (Tokopedia, Shopee).
Metode: Menerapkan FIFO (First-In, First-Out) untuk biji kopi sangrai untuk menjamin kesegaran.
Stok: Biji kopi mentah disimpan sebagai buffer stock (stok penyangga). Proses sangrai (roasting) dilakukan berdasarkan pesanan atau dalam batch kecil (sistem Roast-to-Order) untuk memaksimalkan kesegaran.

3. Pemrosesan Pesanan (Order Fulfillment)

Alur Kerja (Pick, Pack, Ship):
1. Integrasi: Pesanan dari semua channel (website, Tokopedia, Shopee) masuk secara otomatis ke WMS.
2. Pick: Tim gudang menerima daftar pesanan. Untuk pesanan biji kopi utuh/bubuk, tim mengambil produk yang sudah disangrai (sesuai metode FIFO). Untuk pesanan drip bag, tim mengambil dari stok siap jual.
3. Pack: Proses pengemasan dilakukan di stasiun pengepakan. Termasuk QC (pengecekan kualitas) akhir, penggunaan bubble wrap jika perlu, dan penyertaan kartu ucapan terima kasih.
4. Ship: Resi pengiriman dicetak secara otomatis melalui integrasi sistem.

4. Pengiriman dan Logistik (Last-Mile Delivery)

Mitra Logistik: Menggunakan Aggregator Logistik (3PL) (pihak ketiga) seperti Shiprocket atau Sirclo Commerce.
Keuntungan:
Banyak Pilihan: Pelanggan dapat memilih berbagai kurir (J&T, SiCepat, JNE, Anteraja) serta layanan (Reguler, Same-Day, Kargo).
Efisiensi: Cukup satu kali pickup oleh aggregator untuk semua pesanan dari berbagai kurir.
Pelacakan: Resi otomatis ter-update di platform e-commerce dan pelanggan menerima notifikasi pelacakan real-time.
Prioritas: Untuk area Jabodetabek, pengiriman Same-Day (Gojek/Grab) sangat diutamakan untuk memberikan kepuasan instan.

5. Manajemen Retur (Reverse Logistics)

Kebijakan:
Kebijakan retur yang jelas dan mudah diakses di website. Retur hanya diterima untuk kasus:
1. Produk salah kirim (tidak sesuai pesanan).
2. Kemasan rusak parah (bocor, sobek).
Proses:
1. Pelanggan menghubungi CS dengan bukti foto/video.
2. CS memvalidasi dan mengirimkan label retur (jika diperlukan).
3. Produk pengganti segera dikirim setelah validasi, tidak perlu menunggu produk retur tiba (untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan).
In reply to First post

Re: Tugas Individu

by Nurul huda azdkia -
Nama : Nurul Huda Azdkia
Npm :2213031065

Dalam bisnis e-commerce misalnya skincare, alur supply chain dimulai dari kerja sama dengan pemasok bahan baku yang menyediakan bahan aman dan berkualitas. Bahan tersebut kemudian dikirim ke pabrik produksi untuk diformulasikan, dikemas, dan diberi label. Setelah siap, produk dipindahkan ke gudang penyimpanan yang sudah terintegrasi dengan sistem stok digital untuk memantau jumlah barang secara real-time. Saat pelanggan melakukan pemesanan melalui website atau marketplace, sistem otomatis mengirimkan detail order ke bagian gudang untuk proses picking, packing, dan labeling pengiriman. Barang kemudian diberikan kepada jasa ekspedisi yang bekerja sama, misalnya JNE atau AnterAja, agar produk sampai tepat waktu. Selama proses berjalan, bisnis juga memantau pergerakan pengiriman dan memberikan notifikasi ke pelanggan. Setelah barang diterima, tahap terakhir adalah layanan purna jual, seperti menerima komplain, mengurus retur, dan memantau kepuasan pelanggan. Dengan alur supply chain seperti ini, bisnis dapat menjaga ketersediaan stok, mengontrol kualitas, dan memastikan pelanggan menerima produk dengan cepat dan aman.