ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 13

Mengacu kepad avideo dan artikel di atas, Buatlah resume singkat minimal 250 kata sertakan opini Anda.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ni Made Dwi Agustini གིས-
Nama : Ni Made Dwi Agustini
Npm : 241303108
Kelas : 24 C

Setelah menonton video dan membaca artikel terkait, konsep manajemen laba dapat dipahami sebagai tindakan sengaja dari manajer untuk mengatur atau menggeser waktu pengakuan pendapatan maupun beban dengan tujuan menghasilkan angka laba tertentu, tanpa harus melanggar aturan akuntansi secara langsung. Praktik ini memanfaatkan fleksibilitas dalam standar akuntansi melalui penyesuaian akrual maupun aktivitas riil, misalnya mempercepat penjualan, menunda pengeluaran, atau mengubah volume produksi agar laba terlihat lebih tinggi atau lebih rendah sesuai kepentingan manajemen. Literatur menegaskan dua perspektif utama dalam memahami manajemen laba: perspektif oportunistik, di mana tindakan tersebut dilakukan demi memenuhi target bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, atau memperbaiki citra perusahaan; serta perspektif signaling, di mana manajer menggunakan penyesuaian laba untuk menyampaikan informasi internal yang dianggap lebih mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa real earnings management kini lebih sering digunakan karena lebih sulit dideteksi auditor dibandingkan manipulasi akrual. Meskipun kerap dipersepsikan negatif, penting dipahami bahwa manajemen laba tidak selalu identik dengan penipuan—praktiknya berada di area abu-abu yang masih memungkinkan selama tidak memalsukan transaksi atau menyembunyikan informasi material. Namun demikian, bila digunakan secara berlebihan, tindakan ini dapat menurunkan kualitas laporan keuangan dan berpotensi menyesatkan pemangku kepentingan. Menurut pandangan saya, manajemen laba adalah fenomena yang kompleks: pada satu sisi dapat berfungsi sebagai mekanisme komunikasi manajerial, tetapi pada sisi lain menyimpan risiko distorsi yang signifikan sehingga penguatan tata kelola, transparansi, dan mekanisme pengawasan tetap menjadi hal yang sangat penting.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nadiya Adila གིས-
Nama : Nadiya Adila
NPM : 2413031079

Artikel "Earnings Management: A Literature Review" mengulas berbagai penelitian tentang Earnings Management, termasuk motivasi, metode, dan dampaknya terhadap pelaporan keuangan dan pasar modal. Earnings Management dapat dilakukan melalui manipulasi akuntansi, seperti pengaturan waktu transaksi, penggunaan cadangan, atau penilaian kembali aset. Penelitian menunjukkan bahwa Earnings Management sering dilakukan untuk memenuhi target laba, memengaruhi persepsi pasar, atau memenuhi kebutuhan internal perusahaan. Meskipun tidak selalu ilegal, praktik ini dapat menurunkan kualitas laba dan memengaruhi keputusan investor jika tidak diungkapkan secara transparan.
Video Edspira menjelaskan bahwa Earnings Management adalah praktik perusahaan dalam mengatur waktu transaksi (seperti penjualan aset) untuk memanipulasi atau memperbaiki angka laba tanpa melakukan tindakan ilegal atau penipuan. Contoh yang diberikan adalah perusahaan yang membeli tanah dengan harga $1.000, lalu nilai pasar tanah naik menjadi $1.700. Karena tanah belum dijual, keuntungan $700 belum tercatat sebagai laba. Jika perusahaan mengalami penurunan laba di tahun tertentu, mereka bisa menjual tanah tersebut untuk merealisasikan keuntungan dan menaikkan angka laba tahun itu secara legal. Praktik ini disebut upward earnings management. Namun, perusahaan juga bisa melakukan downward earnings management, yaitu menahan laba saat hasilnya sangat baik untuk digunakan di masa depan (cookie jar reserve).
Kedua sumber menekankan bahwa Earnings Management bukan selalu fraud, tetapi bisa menjadi masalah etika jika digunakan secara berlebihan atau tidak transparan. Sebagai akuntan atau profesional keuangan, penting untuk memahami batas antara praktik yang masih dalam koridor legal dan yang sudah masuk ke ranah manipulasi atau penipuan. Selain itu, transparansi dan integritas dalam pelaporan keuangan tetap menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan stakeholder.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Gifrika Tutut Pradiyana གིས-
Nama: Gifrika Tutut Pradiyana
NPM: 2453031008

Video dan artikel menjelaskan bagaimana suatu perusahaan bisa melakukan manajemen laba, yaitu strategi untuk mengubah atau “mengatur” laba yang dilaporkan agar sesuai dengan tujuan tertentu, misalnya ingin menampilkan kinerja yang lebih stabil, meningkatkan nilai saham, atau memenuhi target analis. Dalam praktiknya, manajemen laba bisa dilakukan lewat pilihan akuntansi seperti metode penyusutan, pengakuan pendapatan atau beban, waktu transaksi (menunda atau mempercepat pengakuan), atau bahkan lewat transaksi non-operasional yang berpengaruh pada laba bersih. Akibat dari manajemen laba bisa bermacam-macam, di satu sisi perusahaan terlihat bagus dari laporan keuangan, tapi di sisi lain bisa menyesatkan pihak luar seperti investor, kreditor, dan pemerintah. Artikel tersebut juga mungkin membahas hal-hal yang mempengaruhi manajemen laba, seperti insentif manajer, aturan akuntansi, atau budaya perusahaan, serta dampaknya terhadap kepercayaan pasar dan kualitas laporan keuangan. Menurut saya, manajemen laba masih bisa dianggap wajar kalau dilakukan dengan jujur dan terbuka. Tapi kalau dipakai untuk menutupi kondisi perusahaan yang sebenarnya, itu bisa merugikan banyak pihak. Karena itu, kejujuran dan pengawasan dari manajer sangat penting supaya laporan keuangan benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya.

Selain itu, perusahaan juga perlu punya sistem pengendalian yang baik supaya manajemen laba tidak dilakukan berlebihan. Peran auditor dan pihak pengawas juga penting untuk mencegah manipulasi data keuangan. Investor pun sebaiknya lebih teliti membaca laporan keuangan agar tidak mudah tertipu oleh angka laba yang terlihat besar tapi tidak nyata. Dengan begitu, manajemen laba bisa menjadi strategi yang sehat, menjaga stabilitas usaha, dan membantu perusahaan tetap dipercaya oleh masyarakat dan pihak luar.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Natasya Natasya གིས-
Nama: Natasya
NPM: 2413031081
Kelas: 2024 C

Saya menemukan bener poin penting pada vidio dan artikel yaitu menjelaskan mengenai konsep manajemen laba atau earnings manajemen yaitu sebuah praktik yang sering di salah pahami dalam dunia akutansi dan keuangan. Manajemen laba dalam konteks yang dibahas di vidio ini belum tentu merupakan tindakan ilegal atau penipuan, dan ini adalah wilayah abu abu di mana manajer menggunakan fleksibilitas dalam aturan akutansi untuk menyajikan gambaran keuangan yang mereka inginkan, dalam vidio ini juga di jelaskan mengenai definisi manajemen laba secara spesifik yaitu pengaturan waktu atau timing sebuah transaksi untuk menciptakan keuntungan atau kerugian, di mana tujuan utamanya bukanlah di dasarkan pada alasan ekonomi yang rasional, melainkan murni untuk memanipulasi angka laba.



Tetapi memanipulasi ini memiliki tujuan dan bisa dua arah yang pertama yaitu menaikan laba dan menurunkan laba dana manajemen laba juga memiliki dua arah yaitu manajemen laba ke atas dan manajemen laba ke bawah, tujuan akhir dari manajemen laba ke bawah adalah perataan laba dimana perusahaan yang melaporkan pertumbuhan laba yang stabil dan dapat di prediksi.

Tindakan yang dilakukan sepenuhnya legal dan perusahaan tidak memalsukan angka Karena mereka tidak memalsukan angka, dan mereka benar benar memiliki aset, menjualnya, dan mencatat, keuntungannya dengan benar. Namun niat di balik penjualan itu bukanlah alasan ekonomi murni yaitu niatnya murni untuk mengatur waktu transaksi agar memiliki keuntungan, tetapi walaupun Contoh di atas legal, praktik manajemen laba bisa menjadi lereng yg licin karena ketika manajemen laba yang agresif terjadi, biasanya di dorong oleh tekanan besar untuk selalu memenuhi target laba dan ada resiko manajer akan bertindak selalu jauh karena mereka mungkin akan mulai beralih dari mengatur waktu transaksi legal menjadi menciptakan transaksi ilegal dan beberapa contoh penipuan yang sebenarnya yang bukan lagi manajemen laba seperti penjual efektif, channel stuffing.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rency Husna Adinda གིས-
Nama: Rency Husna Adinda
Npm: 2413031082

jurnal “Earnings Management: A Literature Review” maupun video yang membahas topik ini sama-sama menguraikan bahwa pengelolaan laba (earnings management) adalah tindakan manajemen dalam mengatur laporan keuangan agar menampilkan hasil sesuai dengan tujuan tertentu, tanpa harus melanggar prinsip akuntansi yang berlaku. Laba menjadi fokus penting karena digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan memengaruhi keputusan para investor, kreditor, serta pihak luar lainnya.
Dalam jurnal dijelaskan dua sudut pandang utama tentang pengelolaan laba, yaitu pandangan oportunistik dan pandangan sinyal (signalling). Pandangan oportunistik menganggap manajer melakukan pengelolaan laba demi kepentingan pribadi, seperti mendapatkan bonus, mempertahankan reputasi, atau memenuhi kontrak tertentu. Sebaliknya, pandangan sinyal menilai bahwa pengelolaan laba bisa menjadi cara manajemen untuk memberikan informasi positif kepada pasar mengenai kondisi dan prospek perusahaan di masa depan.
Keduanya juga menjelaskan dua cara utama dalam melakukan pengelolaan laba, yakni berbasis akrual dan berbasis aktivitas nyata. Pendekatan berbasis akrual dilakukan dengan menyesuaikan kebijakan akuntansi seperti penyusutan atau piutang, sedangkan pendekatan berbasis aktivitas nyata dilakukan melalui tindakan operasional, seperti mempercepat penjualan, menunda pengeluaran, atau mengubah produksi agar laba terlihat meningkat.
Video juga menekankan sisi etika dan risiko dari praktik ini. Walaupun tidak selalu melanggar aturan, pengelolaan laba dapat menurunkan kualitas laporan keuangan dan menyesatkan pengguna informasi. Karena itu, diperlukan transparansi dan pengawasan agar praktik ini digunakan secara wajar sebagai sarana komunikasi kinerja, bukan sebagai alat manipulasi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Siti haryanti 2413031094 གིས-
Nama : Siti Haryanti
Npm : 2413031094

Artikel tersebut memaparkan bahwa laba akuntansi merupakan elemen penting dalam laporan keuangan yang sangat diperhatikan oleh stakeholder dan dapat dimanipulasi oleh manajemen melalui kebijakan akuntansi. Penelitian review ini menganalisis 50 artikel internasional terkait manajemen laba, menemukan bahwa sebagian besar (sektritar 74 %) menggunakan metode kuantitatif, dan mayoritas (≈ 65 %) mengandalkan pendekatan accrual rather than kegiatan riil. Mereka mengidentifikasi dua perspektif utama: perspektif oportunistik — di mana pengelola mengubah laba untuk kepentingan pribadi atau kontraktual; dan perspektif sinyal — di mana pengelola memanipulasi laba untuk menyampaikan informasi tersembunyi kepada pasar atau investor. Artikel menekankan bahwa pendekatan accrual saja tidak cukup karena manipulasi melalui kegiatan operasional nyata (real earnings management) juga signifikan dan lebih sulit dideteksi.

Sementara itu, video yang saya tinjau menyajikan bagaimana perusahaan dapat menerapkan teknik-teknik manajemen laba — misalnya mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan, mengendalikan biaya tak terduga, atau memilih metode akuntansi yang paling menguntungkan — untuk mencapai target laba tertentu atau memenuhi ekspektasi pasar. (Meski tidak dapat mengutip tepat‐tepat karena video tidak terbuka penuh).

Opini saya: Saya menilai bahwa pembahasan ini sangat relevan dalam konteks pendidikan akuntansi dan pelaporan keuangan karena mengingatkan bahwa laporan keuangan bukanlah sekadar angka pasif, tetapi juga hasil dari pilihan manajerial yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholder. Bahwa manajemen laba tidak selalu jahat—seperti yang dinyatakan artikel bahwa dalam tingkat tertentu manajemen laba bisa berfungsi sebagai sinyal yang sah—menjadi poin penting yang sering diabaikan. Namun, dari sisi etika dan transparansi, saya berpendapat bahwa perusahaan dan regulator harus meningkatkan mekanisme pengungkapan dan audit agar manipulasi yang merusak kepercayaan publik bisa diminimalkan. Terlebih di Indonesia, di mana kesadaran akan manajemen laba masih berkembang, maka penguatan kontrol dan pendidikan stakeholder menjadi kunci agar laporan keuangan tetap kredibel.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Alfiantika Putri གིས-
Nama : Alfiantika Putri
NPM : 2413031095

Video Earnings Management oleh Edspira membahas tentang tindakan perusahaan yang sengaja mengatur waktu transaksi untuk memanipulasi angka laba mereka, baik untuk menaikkan atau menurunkan laba. Hal ini tidak selalu ilegal atau termasuk penipuan, tapi bertujuan agar laporan keuangan terlihat lebih baik sesuai keinginan perusahaan.

Contohnya, jika sebuah perusahaan memiliki tanah yang dibeli dengan harga $1.000 dan nilai tanah tersebut naik menjadi $1.700, perusahaan tidak akan mencatat keuntungan itu sampai tanah dijual. Jika di tahun tertentu laba perusahaan terancam turun, mereka bisa menjual tanah tersebut untuk merealisasi keuntungan $700 tadi sehingga laporan laba tahun itu naik tanpa menambah operasi bisnis sebenarnya. Perusahaan juga bisa melakukan manajemen laba turun dengan menyimpan kelebihan laba di waktu tertentu untuk dipakai di masa sulit, yang sering disebut cookie jar reserves. Meski terdengar seperti trik, manajemen laba ini legal selama tidak sampai melakukan penipuan atau membuat angka palsu.

Pada artikel "Earnings Management: A Literature Review" menjelaskan bahwa earnings management adalah cara manajer mengatur laporan keuangan untuk mencapai laba yang diinginkan tanpa melanggar aturan akuntansi. Manajer biasanya punya informasi lebih lengkap sehingga bisa menyesuaikan angka laba agar memenuhi kebutuhan perusahaan atau kepentingannya sendiri.

Ada dua pandangan utama dari earnings management pertama, pandangan opportunistik yang menganggap manajer memanipulasi laba demi keuntungan pribadi seperti mendapatkan bonus atau memenuhi syarat pinjaman. Kedua, pandangan sinyal yang melihat earnings management sebagai cara manajer menyampaikan informasi penting tentang prospek perusahaan kepada investor supaya mereka bisa membuat keputusan yang tepat. Banyak penelitian menggunakan pendekatan angka akrual untuk mengukur earnings management, meskipun ada juga yang melihat manipulasi dalam aktivitas riil perusahaan. Earnings management tidak selalu negatif karena bisa membantu memberikan informasi yang lebih jelas, tapi juga punya risiko menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

Menurut saya dari video dan artikel diatas earnings management itu seperti cara perusahaan mengatur laporan laba agar terlihat sesuai keinginan, tapi tanpa melanggar aturan. Cara tersebut bisa membantu kalau dipakai dengan benar supaya laporan keuangan jadi lebih jelas, tapi jika disalahgunakan bisa buat orang salah paham dan merugikan, jadi harus ada aturan dan pengawasan supaya manajemen laba ini tidak merugikan siapa pun.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

IREN AGISTA PUTRI 2413031071 གིས-
NAMA : IREN AGISTA PUTRI
NPM : 2413031071

Video dari Edspira dan artikel "Earnings Management: A Literature Review" oleh Debbianita, Tan Ming Kuang, dan Marcella Hoetama membahas konsep earnings management sebagai suatu tindakan manajemen untuk mengatur atau memanipulasi laporan laba perusahaan dengan tujuan tertentu yang biasanya bukan berdasarkan alasan ekonomi sebenarnya. Dalam video, nyata bahwa earnings management tidak selalu ilegal, melainkan lebih pada timing atau pengaturan transaksi agar laba tampak naik, seperti contoh penjualan aset pada waktu tertentu guna merealisasikan keuntungan. Definisi ini senada dengan yang dibahas dalam literatur, di mana earnings management adalah intervensi disengaja dalam pelaporan keuangan melalui pilihan kebijakan akuntansi yang dapat menyesatkan pengguna laporan.

Artikel menjelaskan dua perspektif utama earnings management, yaitu opportunistic dan signaling. Perspektif opportunistic melihat earnings management sebagai tindakan manajemen untuk memaksimalkan keuntungan pribadi, misalnya mendapatkan bonus atau memenuhi kondisi perjanjian hutang, dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Sementara perspektif signaling menganggap earnings management sebagai alat komunikasi informasi manajemen kepada investor mengenai prospek perusahaan, membantu mengurangi ketidakpastian.

Mayoritas penelitian menggunakan pendekatan accrual-based karena fleksibilitas pilihan akuntansi yang ada, meskipun real earnings management juga banyak dijalankan dan sulit dideteksi auditor. Walaupun sering dipandang negatif, earnings management tidak selalu buruk—dalam batas tertentu, ia berfungsi untuk meningkatkan komunikasi perusahaan dengan pasar dan menciptakan ekspektasi laba yang lebih stabil.

Menurut saya, earnings management jika dilakukan secara moderat dan transparan, bisa membantu menyampaikan informasi yang lebih akurat tentang kondisi perusahaan ke pasar. Namun, bila dilakukan secara berlebihan demi menipu atau menutupi kinerja sebenarnya, maka akan merusak kredibilitas laporan keuangan dan berpotensi merugikan investor dan stakeholder. Oleh karena itu, earning management harus diimbangi dengan pengawasan ketat dari regulator dan auditor agar tetap pada koridor etika dan standard akuntansi yang berlaku. Dengan demikian, praktik ini bisa lebih berfungsi sebagai alat komunikasi yang sah dan bukan alat manipulasi semata.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Sofia Dilara གིས-
Nama: Sofia Dilara
NPM: 2413031091
Kelas: 2024 C

Video dan artikel menyoroti bagaimana earnings management atau manajemen laba menjadi praktik yang sering dilakukan perusahaan ketika menyusun laporan keuangan. Dari video, terlihat manajemen laba biasanya muncul ketika manajemen ingin menampilkan kinerja yang terlihat lebih stabil, meyakinkan investor, ataupun memenuhi target tertentu seperti bonus, covenant utang, atau ekspektasi pasar. Praktik ini tdak selalu berupa pelanggaran aturan, karena masih berada dalam area kebebasan akuntansi, tetapi dapat menimbulkan kesan seolah-olah perusahaan tampil lebih baik dari kondisi sebenarnya.

Artikel Debbianita dkk. (2024) memperkuat hal tersebut dengan menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian menilai manajemen laba dari perspektif oportunistik, yaitu ketika manajer memanfaatkan asimetri informasi untuk kepentingannya sendiri. Sekitar 75% penelitian yang direview dalam artikel tersebut menilai earnings management sebagai tindakan manipulatif yang bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan. Selain itu, 65% penelitian kuantitatif masih menggunakan pendekatan accrual earnings management, karena lebih mudah diukur dan menjadi acuan umum dalam penelitian akuntansi

Namun, artikel menarik karena tidak hanya melihat sisi negatifnya. Ada juga perspektif signaling, yang memandang earnings management sebagai cara manajer menyampaikan informasi internal yang tidak dapat dilihat publik. Dalam pandangan ini, manajemen laba bisa membantu investor mengerti prospek jangka panjang dengan menunjukkan aliran laba yang lebih smooth dan stabil.

Menurut saya, manajemen laba adalah area abu-abu dalam akuntansi. Di satu sisi, ketika dilakukan berlebihan, praktik ini jelas berbahaya karena membuat laporan keuangan kehilangan kejujuran, bahkan bisa merugikan investor. Tetapi di sisi lain, saya setuju dengan pandangan signaling bahwa dalam batas tertentu, penyesuaian laba bisa membantu perusahaan memberi gambaran yang lebih konsisten tentang kinerjanya. Intinya bukan “manajemen labanya ada atau tidak,” tetapi seberapa jauh dan apakah tujuannya untuk memperjelas atau justru menipu. Transparansi dan pengawasan tetap menjadi kunci agar praktik ini tidak merusak kepercayaan publik.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Muhammad Fawwaz གིས-
nama = muhammad khalil fawwaz
npm = 2413031085
kelas = 2024 c

Manajemen laba adalah upaya yang disengaja oleh manajemen perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan guna memenuhi tujuan laba tertentu tanpa melanggar norma akuntansi yang berlaku. Meskipun sering kali mengakibatkan kebingungan informasi bagi pengguna laporan, tindakan ini bertujuan untuk mengelola laba sesuai dengan harapan pemangku kepentingan. Ada dua perspektif utama tentang Manajemen Laba dalam literatur: sudut pandang oportunistik dan sudut pandang sinyal. Sebuah perspektif oportunistik melihat Manajemen Laba digunakan oleh manajemen untuk keuntungan pribadi seperti bonus atau pelunasan kontrak hutang; Sedangkan dari sudut pandang sinyal, Manajemen Laba berfungsi sebagai sarana transmisi informasi internal perusahaan yang membantu investor mengantisipasi kinerja masa depan.

Di dalam video, konsep Manajemen Laba diilustrasikan dengan contoh bagaimana suatu perusahaan bisa mengatur waktu transaksi aset (contohnya, melakukan penjualan tanah saat terdapat keuntungan yang belum direalisasikan) untuk meningkatkan laba dalam periode tertentu. Karena menggunakan kebijakan yang diizinkan untuk "mengontrol" angka laba agar terlihat lebih baik atau konsisten, contoh ini mencerminkan pengelolaan laba yang tulus dan bukan penipuan. Selain itu, ada kebiasaan untuk menurunkan laba—yaitu manajemen laba di bawah—sehingga menyimpan "cadangan laba" untuk digunakan pada masa-masa sulit. Teknik-teknik dalam Manajemen Laba bisa berupa manipulasi laba akrual (manajemen laba akrual) ataupun operasional nyata (manajemen laba nyata).

Pendapat: Manajemen laba merupakan permasalahan rumit yang tidak selalu berdampak buruk. Secara pragmatis, hal ini memberikan kebebasan kepada manajemen untuk memodifikasi laporan keuangan dengan benar agar dapat mewakili keadaan perusahaan secara lebih konsisten dan dapat diprediksi. Namun, jika dilakukan secara oportunistik dan berlebihan, perilaku ini dapat merusak kepercayaan pemangku kepentingan dan mengacaukan pengambilan keputusan. Maka, untuk menjaga Manajemen Laba tetap dalam batas yang tidak berputar, ada kebutuhan akan pengawasan dan peraturan yang tepat. Singkatnya, Manajemen Laba adalah pedang dua sisi yang—tergantung niat dan batasan penggunaannya—bisa menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang Manajemen Laba, ringkasan ini mengintegrasikan sudut pandang akademis dari jurnal dengan penjelasan praktis dari video YouTube.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Niabi Rahma Wati གིས-
Nama: Niabi Rahma Wati
NPM: 2413031078

Manajemen laba merupakan cara yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk mengatur-atur angka laba yang mereka laporkan kepada publik, sesuai dengan keinginan tanpa melanggar aturan akuntansi. Contoh sederhananya, sebuah perusahaan yang punya tanah yang nilainya sudah naik, di tahun di mana penghasilan operasional mereka jelek, mereka bisa saja memilih untuk menjual tanah tersebut. Kemudian keuntungan dari penjualan tanah tersebut akan menyelamatkan laporan keuangan mereka, membuat laba secara keseluruhan terlihat bagus. Tindakan ini dianggap tidak melanggar aturan akuntansi, namun motivasi utamanya diragukan karena hanya untuk membuat angka laba terlihat baik.
Biasanya perusahaan memiliki alasan mengapa melakukan manajemen laba, seperti alasan egois atau oportunis. Dalam hal ini manajer memanipulasi laba untuk kepentingan pribadi, seperti agar mendapatkan bonus yang lebih besar atau supaya bank tetap memberikan pinjaman. Sinyal juga menjadi alasan, karena di mana perusahaan ingin memberikan gambaran positif kepada investor tentang masa depan perusahaan dengan menunjukkan laba mereka stabil. Menurut saya pribadi, praktik ini seperti dua sisi pada pedang. Di satu sisi, bisa dimengerti jika tujuannya untuk menenangkan investor dengan menunjukkan stabilitas. Tetapi disisi lain, hal ini cukup bahaya. Praktik ini dapat membuat kinerja sebenarnya perusahaan tersembunyi. Investor dan pihak lain jadi sulit untuk membedakan mana keberhasilan yang nyata dan mana tang hasil rekayasa akuntansi saja. Jika praktik ini dibiasakan, budaya ini bisa merusak kepercayaan dan pada akhirnya bisa menjerumuskan perusahaan ke dalam tindakan penipuan yang lebih serius. Oleh karena itu, transparansi dan tata kelola perusahaan yang kuat sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan manajemen laba.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Della Puspita གིས-
NAMA : Della Puspita
NPM : 2453031007

Menurut pandangan saya, isu manajemen laba merupakan salah satu fenomena paling menarik sekaligus kompleks dalam dunia akuntansi modern. Setelah membaca uraian dan tinjauan literatur dalam artikel tersebut, saya justru melihat bahwa manajemen laba tidak dapat dipandang hitam atau putih. Ia berada pada spektrum yang luas: di satu sisi dapat merusak transparansi, namun di sisi lain dapat menjadi alat komunikasi yang justru meningkatkan kejelasan informasi bagi investor. Ketegangan antara dua fungsi ini membuat topik earnings management selalu relevan dan tidak pernah habis dibahas.

Saya berpendapat bahwa kecenderungan penelitian yang masih didominasi perspektif oportunistik menggambarkan kenyataan bahwa praktik manipulatif memang lebih sering mencuat ke permukaan. Banyak manajer yang terdorong oleh bonus, target laba, atau tekanan pasar sehingga memilih jalan pintas untuk memperindah laporan keuangan. Saya melihat ini sebagai cerminan masalah struktural: sistem insentif perusahaan sering kali mendorong perilaku jangka pendek daripada kesehatan jangka panjang. Selama budaya “angka laba” menjadi simbol utama keberhasilan, manajemen laba oportunistik akan terus ada.

Namun, saya juga melihat bahwa perspektif signalling membuka ruang berpikir baru. Tidak semua manajemen laba berakhir sebagai manipulasi buruk. Terkadang, manajer menghadapi realitas bahwa informasi internal tidak selalu bisa diungkapkan secara eksplisit karena batasan aturan atau risiko salah tafsir pasar. Dalam kondisi tertentu, penghalusan laba dapat membantu investor memperoleh gambaran yang lebih stabil tentang arah perusahaan. Di sinilah saya menilai bahwa manajemen laba bisa menjadi alat komunikasi strategis, bukan sekadar tindakan manipulatif.

Pada akhirnya, menurut saya, tantangan terbesar bukanlah menghilangkan manajemen laba, tetapi membedakan mana praktik yang etis dan informatif, dan mana yang mengecoh serta merugikan. Dunia akuntansi membutuhkan regulasi, sistem insentif, dan transparansi yang lebih adaptif agar manajemen laba benar-benar berfungsi untuk meningkatkan kualitas informasi, bukan merusaknya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ratih Apriyani གིས-
NAMA: RATIH APRIYANI
NPM: 2413031073

Video dari Edspira dan artikel “Earnings Management: A Literature Review” karya Debbianita, Tan Ming Kuang, dan Marcella Hoetama pada dasarnya membahas earnings management sebagai tindakan manajemen dalam mengatur atau memengaruhi pelaporan laba perusahaan untuk tujuan tertentu yang tidak selalu didasarkan pada kondisi ekonomi sebenarnya. Dalam video dijelaskan bahwa earnings management tidak identik dengan pelanggaran hukum; sering kali praktik ini hanya berupa pengaturan waktu transaksi agar laba terlihat meningkat, misalnya menjual aset pada momen tertentu untuk mencatat keuntungan. Penjelasan ini sejalan dengan literatur, yang mendefinisikan earnings management sebagai intervensi sengaja dalam proses pelaporan melalui pilihan kebijakan akuntansi yang berpotensi menyesatkan pengguna laporan keuangan.

Artikel tersebut menguraikan dua sudut pandang utama mengenai earnings management. Perspektif opportunistic memandang praktik ini sebagai upaya manajemen untuk memperoleh keuntungan pribadi—seperti memenuhi target bonus atau persyaratan perjanjian hutang—meskipun dapat merugikan pihak lain. Sebaliknya, perspektif signaling melihat earnings management sebagai sarana bagi manajemen untuk menyampaikan informasi mengenai prospek perusahaan kepada investor, sehingga dapat mengurangi ketidakpastian di pasar.

Sebagian besar penelitian menitikberatkan pada accrual-based earnings management karena fleksibilitas yang diberikan oleh standar akuntansi, meskipun bentuk real earnings management juga sering dilakukan dan cenderung lebih sulit dideteksi oleh auditor. Walaupun kerap dipandang negatif, earnings management tidak selalu merugikan. Dalam batas yang wajar, praktik ini dapat membantu perusahaan menyampaikan kondisi ekonomi yang lebih stabil kepada pasar dan memfasilitasi komunikasi dengan investor.

Secara pribadi, saya menilai bahwa earnings management dapat memberikan manfaat jika dilakukan secara proporsional dan tetap transparan. Dalam kondisi tersebut, praktik ini mampu membantu pasar memahami kinerja perusahaan secara lebih realistis. Namun, ketika dilakukan secara berlebihan untuk menyembunyikan kinerja sebenarnya, praktik tersebut justru merusak keandalan laporan keuangan dan berpotensi merugikan investor serta pemangku kepentingan lainnya. Karena itu, earnings management perlu diawasi dengan ketat oleh regulator dan auditor agar tetap berada dalam koridor etika serta standar akuntansi yang berlaku. Dengan pengawasan yang memadai, praktik ini dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang sah, bukan sarana manipulasi.