ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Jumlah balasan: 29

Silakan diresume esensi dari isi jurnal di atas. Diketik disini  maksimal 250 kata.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh IREN AGISTA PUTRI 2413031071 -
NAMA : Iren Agista Putri
NPM : 2413031071
KELAS ; C

Jurnal ini membahas tentang Positive Accounting Theory (PAT) yang menjelaskan praktik akuntansi berdasarkan fenomena nyata dan prediksi perilaku manajer dalam memilih metode akuntansi. PAT muncul sebagai reaksi terhadap pendekatan normatif yang dianggap tidak efektif menguji teori secara empiris dan lebih menitikberatkan pada kepentingan investor dibanding kesejahteraan masyarakat luas. PAT dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak akhir 1970-an, dengan fokus pada penjelasan dan prediksi pola-pola dalam pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen.

Teori ini menyoroti tiga hipotesis utama:
hipotesis perencanaan bonus, di mana manajer cenderung mengelola laba untuk memaksimalkan bonus;
hipotesis perjanjian hutang (debt covenants), yang menunjukkan perilaku manajer dalam melaporkan laba agar menghindari pelanggaran perjanjian hutang; dan
hipotesis biaya politik, yang menjelaskan bagaimana perusahaan berusaha mengurangi laba agar menghindari pajak tinggi dan tekanan pemerintah.

Banyak penelitian empiris mendukung hipotesis-hipotesis PAT, seperti bukti perilaku manajer dalam memanipulasi laporan keuangan terkait bonus dan perjanjian utang. Namun, PAT juga mendapat kritik, terutama terkait metode penelitian yang dinilai kurang menggambarkan kompleksitas perilaku manusia dan keputusan kelompok dalam standar akuntansi, serta asumsi rasionalitas maksimal dalam pengambilan keputusan individu.

Konsep konsekuensi ekonomi dalam PAT menunjukkan dampak kebijakan akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan di perusahaan, pemerintah, dan kreditur, yang membuat pembuatan standar akuntansi menjadi kompleks karena harus mempertimbangkan aspek politik dan ekonomi. PAT tidak memberikan kepastian kebijakan akuntansi yang paling tepat, tetapi menekankan fleksibilitas manajemen dalam memilih kebijakan untuk memaksimalkan manfaat. Kesimpulannya, PAT memberikan kontribusi penting dalam memahami dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan realitas ekonomi dan perilaku manusia, menawarkan kerangka teori yang menekankan relevansi empiris dan adaptasi terhadap dinamika bisnis saat ini.jurnal-TA.pdf
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Natasya Natasya -
Nama: Natasya
NPM: 2413031081
Kelas: 2024 C

Jurnal yang berjudul Approaches and criticisms of positive accounting theory and its economic consequences, membahas mengenai Teori Akutansi Positif atau PAT, teori akutansi positif adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akutansi di dunia nyata. PAT mencoba memahami bagaimana akuntan dan perusahaan menggunakan praktik akutansi dalam berbagai situasi. Teori ini di ungkapkan oleh Watts dan Zimemerman pada tahun 1978 dan kemunculannya menggeser paradigma penelitian akutansi dari pendekaatan normative ke pendekatan positif. Teori normative dan teori positive memiliki beberapa perbedaan, teori normative berupaaya menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada pengguna informasi akutansi dan bagaimana informasi tersebut seharusnya di sajikan. Pada jurnal ini Watts dan Zimerman juga menyatakan beberapa kelemahan utama dari pendekatan normatif yaitu, pendekatan normative tidak dapat diuji secara empiris karena di dasarkan pada asusmsi yang keliru, pendekatan ini lebih fokus pada kesejahteraan investor individu daripada kesejahteraan masyarakat secara umum, pendekatan normative tidak menyediakan dasar teoritis yang kuat untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Sedangkan pendekatan positif bertujuan untuk menjelaskan mengapa praktif akutansi mencapai bentuknya yang sekarang dan bagaimana informasi keuangan di sajikan dan di komunikasikan kepada pengguna.

Watts dan Zimmerman menyatakan beberapa hipotesis yang menjadi penelitiann akutansi saat ini, ketiga hipotesis ini berupaya memprediksi perilaku manajer dalam memilih kebijakan akutansi yaitu, hipotesis rencana bonus, hipotesis ini memprediksi bahwa manajer cenderung memilih kebijakan akutansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporakan, hipotesis perjaanjian utang, hipotesis ini menyatakan bahwa manajer akan memilih kebijjakan akutansi untuk meningkatkan laba dan asset agar dapat mengurangi biaya negosiasi ulang utang. Hipotesis biaya politik, hipotesis ini mempreddiksi bahwa perusahaan yang lebih besar, yang dianggap lebih sensitive terhadap biaya politik, cenderung melaporkan laba yang lebih rendah.

Kemudian Kritik Terhadap PAT
- Kritiik terhadap tekhnik atau metode ppenelitian, para kritikus berpendapat bahwa penelitian PAT gagal menggambarkan model mullti-individu dan multi periode secara utuh, serta lemah dalam pendekatan teoritis untuk pengembangan teori formal.
- Kritik filosofis, kritik ini berfokus pada batas batas positif/normative yyang ditetapkan oleh watts dan Zimmerman dan dinyatakan bahwa watts dan Zimerman tidak mengandalkan argument filosofis lain dalam tulisan awal mereka. Kritikus berpendapat bahwa tidak mungkin bagi peneliiti untuk sepenuhnya terpisah dari objek yang di teliti , yang bertentang dengan pandangan bahwa dunia sosial dapat dilihat secara terpisah sari indiividu yang dipelajari.
- Kritik terhadap penelitian akutansi berbasis akutansi, pada hal ini pendekatan metodologi individu yang menggambarkan setiap fenomena sosial sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan oleh individu, dikritik karena menyatakan bahwa setiap orang membuat keputusan tetapi tidak dilaksanakan.

Jurnal ini juga menghubungkan PAT dengan konsep. Konsekuensi ekonomi yang didefinisikann oleh Stephen Zeff sebagai dampak pelaporann akutansi terhadap perilaku pengambilan keputusan dari pelaku bisnis, pemerintah dan kreditor yang terlibat. PAT menekankan bahwa serangkaian kebijakan akutansi yang tersedia akan memengaruhi fleksibilitas perrusahaan dan kemampuan manjemen untuk memilihh kebijakan demi keuntunng mereka pribadi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Ni Made Dwi Agustini -
Nama : Ni Made Dwi Agustini
Npm : 2423031086
Kelas : 2024 C

Positive Accounting Theory (PAT) muncul sebagai respons terhadap kelemahan teori akuntansi normatif yang dianggap sulit diuji secara empiris, terlalu fokus pada kepentingan investor, dan kurang mendukung efisiensi alokasi sumber daya ekonomi. Diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman (1978), PAT bertujuan menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi nyata berdasarkan bukti empiris, bukan sekadar memberi arahan normatif. Teori ini kemudian menjadi paradigma dominan dalam penelitian akuntansi modern.

PAT menekankan tiga hipotesis utama. Pertama, bonus plan hypothesis yang menyatakan manajer cenderung melakukan earnings management agar target bonus tercapai. Kedua, debt covenant hypothesis yang menunjukkan manajer berusaha meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi risiko pelanggaran perjanjian utang. Ketiga, political cost hypothesis yang menjelaskan bagaimana perusahaan besar cenderung melaporkan laba lebih rendah untuk menekan beban pajak dan menghindari tekanan politik. Penelitian dari Healy, Sweeney, dan Jones memberikan bukti nyata mendukung ketiga hipotesis ini.

Meski demikian, PAT tidak lepas dari kritik. Dari sisi metodologi, teori ini dianggap terlalu sederhana dalam menggambarkan perilaku sosial yang kompleks. Dari aspek filsafat, PAT dinilai terlalu membatasi diri pada perbedaan positif-normatif tanpa mempertimbangkan dimensi sosial yang lebih luas. Kritik juga datang terhadap penggunaan asumsi ekonomi yang terlalu menekankan rasionalitas individu.

Walau begitu, PAT tetap memberi kontribusi penting dengan menjelaskan pola sistematis dalam pilihan kebijakan akuntansi, memprediksi konsekuensi ekonomi, serta memberikan kerangka penelitian empiris yang kuat. Dengan memahami konsep ini, dapat dipahami bahwa kebijakan akuntansi tidak hanya teknis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, dan kepentingan manajerial.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Nadiya Adila -
Nama : Nadiya Adila
NPM : 2413031079
Kelas : 24 C

Approaches and criticisms of positive accounting theory and its economic consequences

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang dikembangkan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang sebenarnya terjadi. PAT muncul sebagai respons terhadap keterbatasan teori normatif yang lebih bersifat ideal dan tidak dapat diuji secara empiris. Watts dan Zimmerman dalam karya mereka pada tahun 1978 dan 1990 menjadi pionir pengembangan PAT dengan tiga hipotesis utama yaitu: bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis bonus plan menjelaskan bahwa manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan bonus. Hipotesis debt covenant menunjukkan bahwa manajer berupaya meningkatkan laporan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Sedangkan political cost hypothesis mengungkapkan bahwa perusahaan besar cenderung melaporkan laba konservatif untuk mengurangi biaya politik seperti pajak.

Jurnal ini juga mengulas kritik terhadap PAT, yang meliputi kritik dari sisi metode penelitian, filosofi ilmu, dan pendekatan ekonomi yang terlalu fokus pada keputusan individu serta asumsi maksimasi keuntungan yang dianggap simplistik. Selain itu, konsep konsekuensi ekonomi dijelaskan sebagai dampak kebijakan akuntansi terhadap berbagai pihak seperti investor, pemerintah, dan kreditur. Teori ini menekankan pentingnya memahami perilaku manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi yang optimal bagi perusahaan sesuai situasi ekonominya.

Secara keseluruhan, PAT memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan teori akuntansi dengan pendekatan empiris yang menekankan prediksi dan penjelasan fenomena akuntansi di dunia nyata serta menyoroti peran biaya kontrak dalam pemilihan kebijakan akuntansi. Jurnal ini menegaskan bahwa PAT lebih realistis dibandingkan pendekatan normatif yang terlalu idealis dan tidak aplikatif.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Gifrika Tutut Pradiyana -
Nama: Gifrika Tutut Pradiyana
NPM: 2453031008
Kelas: 2024 C

Jurnal ini membahas tentang Positive Accounting Theory (PAT), sebuah teori akuntansi yang tujuan utamanya adalah menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi yang terjadi di dunia nyata. Teori ini muncul sebagai respons terhadap kelemahan teori normatif yang selama ini lebih banyak memberi arahan tentang “apa yang seharusnya dilakukan” tanpa benar-benar bisa diuji secara empiris.

Menurut Watts dan Zimmerman (1978, 1990), PAT menjadi titik balik karena menggeser paradigma akuntansi dari pendekatan normatif ke arah positif. Dalam pendekatan ini, akuntansi dilihat dari kenyataan yang benar-benar terjadi di perusahaan, lalu diuji dengan data empiris agar bisa menjelaskan fenomena yang ada. PAT fokus pada bagaimana manajer dan akuntan membuat pilihan metode akuntansi dalam kondisi tertentu, bukan sekadar memberi aturan harus bagaimana.

Ada tiga hipotesis utama yang terkenal dalam PAT, yaitu:
1. Bonus Plan Hypothesis: Manajer terdorong untuk menampilkan laba yang lebih tinggi dalam laporan keuangan karena penerimaan bonus mereka bergantung pada performa yang tercatat.
2. Debt Covenant Hypothesis: Manajer biasanya menaikkan laba dan aset supaya perusahaan terlihat sehat saat berhubungan dengan perjanjian utang, sehingga bisa mengurangi risiko renegosiasi dengan kreditur.
3. Political Cost Hypothesis: Perusahaan besar kerap mengurangi laporan laba mereka supaya beban pajak berkurang dan tekanan dari pihak pemerintah bisa diminimalkan.
Penelitian-penelitian sebelumnya mendukung hipotesis ini, misalnya Healy (1985) membuktikan manajer memakai kebijakan akrual untuk memaksimalkan bonus, Sweeney (1994) meneliti pelanggaran perjanjian utang, dan Jones (1991) melihat manipulasi laba terkait kebijakan impor.
Meski begitu, PAT juga mendapat banyak kritik. Ada yang menilai metode penelitiannya masih lemah, karena tidak sepenuhnya bisa menggambarkan kondisi nyata yang kompleks. Pendekatan ini dikritik karena memandang individu dan lingkungan sosialnya sebagai hal yang terpisah secara menyeluruh. Selain itu, metode ekonomi yang digunakan dianggap terlalu fokus pada keputusan individu, tanpa cukup mempertimbangkan hubungan dan dinamika yang terjadi di dalam kelompok.
Konsep economic consequences juga muncul sebagai bagian penting dari teori ini. Artinya, pilihan kebijakan akuntansi bisa membawa dampak ekonomi yang nyata, misalnya memengaruhi keputusan investor, kebijakan pemerintah, atau cara kreditur menilai perusahaan. Jadi, standar akuntansi bukan sekadar aturan teknis, tetapi bisa berimbas pada distribusi sumber daya ekonomi.

Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa PAT bukanlah panduan yang menentukan metode akuntansi apa yang harus diterapkan. Sebaliknya, PAT berfungsi sebagai alat untuk menganalisis dan memahami pola-pola yang muncul dalam pemilihan teknik akuntansi oleh manajemen. Peranan penting dari PAT terlihat pada kemampuannya mengungkap alasan-alasan di balik metode yang dipilih dan bagaimana praktik akuntansi menyesuaikan diri terhadap perubahan aturan. Oleh karena itu, PAT menjadi kunci untuk memahami keterkaitan antara teori akuntansi, penerapan praktisnya, serta dampak ekonomi yang muncul dalam kegiatan bisnis sehari-hari.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Rizky Abelia Putri -
Nama: Rizky Abelia Putri
Npm: 2413031098
Kelas: 24C

Teori Akuntansi Positif
teori akuntansi positif bertujuan untuk memberikan penjelasan dan prediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer dihadapkan oleh pilihan tertentu. Penelitian akuntansi pertama kali dilakukan oleh William H.Beaver(1968) dalam publikasi artikel nya yang berjudul "The Information Content of Annual Earnings Announcements"
PAT menjelaskan bahwa pilihan kebijakan akuntansi perusahaan harus dijelaskan secara spesifik. dan sebalik nya juga akan lebih efisien jika terdapat seperangkat kebijakan akuntansi yang dapat dipilih oleh manajemen. PAT ini menekankan bagaimana teori akuntansi dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena berdasarkan kejadian nyata dalam dunia akuntansi. Perubahan dari pendekatan normatif menjadi pendekatan positif dalam penelitian akuntansi disebabkan oleh beberapa alasan berikut: (1) dalam menguji teori secara empiris pendekatan normatif tidak dapat dilakukan; (2) pendekatan normatif lebih berfokus pada investor, dan (3) pendekatan normatif tidak memperbolehkan alokasi modal di pasar modal. Saat ini penelitian positif di dominasi oleh praktik akuntansi yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan oleh investor. Banyak peneliti yang menggunakan PAT untuk membuktikan secara empiris praktik akuntansi seperti Ball dan Brown. Heally, Jensen dan MeKling dan masih banyak lagi. Sebagaimana dinyatakan oleh Watts dan Zimmerman dalam Scott (2015: 284) tentang PAT, teori akuntansi positif (PAT) berkaitan dengan prediksi tindakan seperti pilihan kebijakan akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan merespons standar akuntansi baru yang diusulkan. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa PAT menekankan apakah teori akuntansi yang diajukan dalam literatur akuntansi dapat menjelaskan praktik akuntansi yang dilakukan dan memprediksi penyebab fenomena yang sedang terjadi serta dampaknya di masa mendatang.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh GRESCIE ODELIA SITUKKIR 2413031088 -
Nama :Grescie Odelia Situkkir
Npm : 2413031088
Kelas : 2024C

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi bagaimana perilaku akuntan dan manajer dalam memilih metode akuntansi di berbagai situasi. Teori ini dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman pada akhir 1970-an dan 1990-an sebagai perubahan pendekatan dalam penelitian akuntansi, dari yang normatif (mengatur apa yang seharusnya dilakukan) menjadi positif (menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi).

PAT didasarkan pada tiga hipotesis utama:
· Hipotesis Bonus: Manajer yang mendapatkan bonus berdasarkan kinerja cenderung memanipulasi laporan keuangan untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
· Hipotesis Perjanjian Utang: Manajer berusaha menampilkan kondisi keuangan yang lebih baik agar tidak melanggar ketentuan pinjaman.
· Hipotesis Biaya Politik: Perusahaan besar sering melaporkan laba lebih rendah secara sengaja guna mengurangi pajak atau menghindari pengawasan politik.
Teori ini kuat karena berdasarkan riset empiris yang mengamati pola-pola perilaku nyata dalam pengelolaan laporan keuangan dan dampaknya terhadap berbagai pihak seperti investor dan kreditur. Namun, kritik terhadap PAT menyatakan bahwa teori ini terlalu menyederhanakan, karena mengabaikan faktor sosial, psikologis, dan etis dalam pengambilan keputusan akuntansi. Meski demikian, PAT tetap menjadi kerangka penting untuk menganalisis praktek akuntansi secara realistis dan memahami implikasi ekonominya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Siti haryanti 2413031094 -
Nama : Siti Haryanti
Npm : 2413031094

Tulisan ini menelaah secara komprehensif mengenai Positive Accounting Theory (PAT), kritik yang terkait, dan bagaimana teori tersebut berdampak pada aspek ekonomi. PAT merupakan pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan fenomena nyata. Teori ini muncul karena pendekatan normatif yang sebelumnya dominan dianggap lemah, karena hanya memberi arahan “bagaimana seharusnya” tanpa didukung bukti empiris. Watts dan Zimmerman pada 1978 memperkenalkan PAT sebagai pendekatan baru dalam riset akuntansi yang fokus pada bukti empiris.

PAT memiliki tiga hipotesis utama. Pertama, bonus plan hypothesis menjelaskan bahwa manajer cenderung mengelola laba agar target bonus tercapai, misalnya dengan menaikkan pendapatan secara akuntansi. Kedua, debt covenant hypothesis menyatakan bahwa manajer berusaha meningkatkan laba dan aset untuk menghindari pelanggaran kontrak pinjaman, karena pelanggaran tersebut dapat memicu renegosiasi utang yang merugikan. Ketiga, political cost hypothesis menyebutkan bahwa perusahaan besar berusaha menurunkan laba agar terhindar dari pajak tinggi dan sorotan pemerintah.

Konsep economic consequences juga menjadi bagian penting pembahasan. Hal ini menekankan bahwa pemilihan kebijakan akuntansi bukan sekadar teknis, tetapi memiliki dampak ekonomi yang nyata terhadap berbagai pihak seperti manajemen, investor, kreditor, dan pemerintah. Misalnya, penerapan aturan akuntansi yang baru dapat berpengaruh pada distribusi modal, memicu fluktuasi harga saham, dan menimbulkan perubahan dalam regulasi pajak.

Namun, PAT tidak luput dari kritik. Tiga hal yang menjadi sorotan kritik tersebut antara lain kelemahan dalam metode penelitian, minimnya dasar filosofis, serta dominasi pendekatan ekonomi yang cenderung individualistis.Artinya, teori ini dianggap mengabaikan pengaruh sosial dan etika dalam pengambilan keputusan akuntansi.

Secara keseluruhan, PAT memberikan kontribusi besar dalam perkembangan teori akuntansi karena mampu menjelaskan perilaku manajer dalam memilih metode akuntansi, serta memprediksi dampak dari keputusan tersebut. Teori ini juga menjadi acuan bagi penelitian empiris terkait fenomena akuntansi di dunia nyata. Walaupun demikian, analisis yang bersifat kritis sangat penting supaya implementasinya tidak hanya mengutamakan keuntungan manajerial, tetapi juga mengedepankan aspek etika dan kepentingan publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Ivan Kurniawan -
Nama: Ivan Kurniawan
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C

Ringkasan Inti Pembahasan Jurnal Ini
1. Pengantar Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory / PAT)
• Diperkenalkan oleh Watts & Zimmerman (1978, 1986, 1990).
• Berbeda dengan teori normatif yang bersifat ideal dan preskriptif, PAT berfokus pada menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi nyata yang dilakukan perusahaan.
• PAT menekankan bahwa keputusan manajer terkait kebijakan akuntansi dipengaruhi oleh motivasi tertentu, misalnya bonus, perjanjian utang, dan biaya politik.
2. Tiga Hipotesis Utama PAT (Watts & Zimmerman, 1990)
• Bonus Plan Hypothesis → Manajer cenderung memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba agar bonus mereka juga naik.
• Debt Covenant Hypothesis → Perusahaan akan memilih metode akuntansi yang menjaga laba tetap tinggi untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang.
• Political Cost Hypothesis → Perusahaan besar mungkin memilih metode akuntansi yang menurunkan laba untuk mengurangi perhatian publik atau intervensi pemerintah (misalnya pajak tinggi atau regulasi tambahan).
3. Kritik terhadap Teori Akuntansi Positif
• Metodologi penelitian: Terlalu fokus pada individu, kurang melihat unit organisasi atau periode lebih luas.
• Landasan filsafat: Dinilai lemah karena tidak memiliki dasar teori filosofis yang kuat, hanya berorientasi empiris.
• Fokus ekonomi: Lebih menekankan pada perilaku ekonomi daripada aspek sosial atau etika dalam praktik akuntansi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Sofia Dilara -
Nama: Sofia Dilara
NPM: 2413031091
Kelas: 2024 C

Jurnal ini membahas mengenai Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman. Teori ini muncul untuk menjawab kelemahan pendekatan normatif, yang hanya menekankan pada “apa yang seharusnya dilakukan” tanpa mampu menjelaskan realitas akuntansi yang sebenarnya. Sebaliknya, PAT berfokus pada usaha memahami, menjelaskan, sekaligus memprediksi praktik akuntansi yang dijalankan perusahaan dalam kondisi nyata dan penuh dinamika.

PAT menyoroti tiga hipotesis utama yang terkait erat dengan perilaku manajemen. Pertama, bonus plan hypothesis, yaitu kecenderungan manajer melakukan pengaturan laba agar bonus yang mereka terima semakin besar. Kedua, debt covenant hypothesis, menjelaskan bagaimana manajer berusaha menaikkan laba supaya tidak melanggar perjanjian utang serta tetap dipercaya kreditor. Ketiga, political cost hypothesis, yang menunjukkan bahwa perusahaan besar biasanya menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi beban pajak atau menghindari tekanan politik dari pemerintah maupun pihak lain.

Sejumlah penelitian mendukung hipotesis ini, misalnya studi Healy (1985) mengenai praktik manipulasi akrual demi bonus, serta penelitian Sweeney (1994) tentang pelanggaran perjanjian utang. Namun demikian, PAT juga menuai kritik karena dianggap memiliki metode penelitian yang terbatas, fondasi filosofis yang kurang kokoh, serta terlalu fokus pada keputusan individu tanpa menimbang aspek sosial, kelembagaan, dan lingkungan sekitar.

Selain itu, jurnal ini menekankan pentingnya konsep economic consequences, yakni dampak nyata laporan akuntansi terhadap perilaku manajer, pemerintah, kreditor, dan bahkan masyarakat. Hal ini memperlihatkan bahwa akuntansi tidak netral, melainkan membawa konsekuensi ekonomi sekaligus politik yang signifikan.

Kesimpulannya, PAT berperan penting dalam perkembangan teori akuntansi dengan menyediakan kerangka untuk memahami pola sistematis pilihan akuntansi, memprediksi perilaku manajer, serta menjelaskan bagaimana kepentingan ekonomi, politik, dan sosial memengaruhi laporan keuangan perusahaan secara nyata.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Alfiantika Putri -
Nama : Alfiantika Putri
Npm : 2413031095
Kelas : 2024C

Jurnal tersebut membahas mengenai teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory atau PAT), sebuah teori yang bertujuan untuk memahami dan memprediksi bagaimana praktik akuntansi dilakukan dalam kehidupan nyata oleh para akuntan di perusahaan. Tidak seperti pendekatan normatif yang bersifat mengatur bagaimana akuntansi seharusnya dilakukan, teori akuntansi positif mencoba menjelaskan alasan di balik praktik yang terjadi dan mempertimbangkan alasan ekonomi serta perilaku manusia yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam akuntansi.

Teori ini pertama kali diperkenalkan melalui karya Watts dan Zimmerman pada tahun 1978, yang menggeser paradigma penelitian akuntansi dari pendekatan normatif ke positif. Konsep utama PAT menekankan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan didasarkan pada motif ekonomi tertentu seperti rencana bonus, perjanjian hutang, dan biaya politik yang berkaitan dengan hubungan perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat. Dalam jurnal juga membahas berbagai penelitian yang mendukung teori positif tersebut, sekaligus kritik terhadap PAT, terutama terkait keterbatasan metodologi, asumsi filosofisnya yang kurang objektif, dan pendekatannya terhadap proses pengambilan keputusan sosial yang kompleks. Konsep konsekuensi ekonomi menjadi bagian penting dalam PAT, yang menyatakan bahwa setiap kebijakan akuntansi tidak hanya mempengaruhi laporan keuangan, tetapi juga perilaku dan keputusan berbagai pihak seperti bisnis, pemerintah, dan kreditur. Secara keseluruhan, teori akuntansi positif memberikan kontribusi besar dalam memahami pola dan alasan di balik berbagai pilihan akuntansi yang ada. Teori ini tidak hanya memberikan kerangka kerja untuk menjelaskan praktik akuntansi saat ini tetapi juga mampu memprediksi bagaimana perusahaan akan merespon perubahan standar akuntansi. Dengan ini, PAT menjadi alat penting dalam akuntansi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di dunia nyata dan memperkirakan dampak ekonominya secara rasional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Niabi Rahma Wati -
Nama: Niabi Rahma Wati
NPM: 2413031078
Kelas: 2024C
Resume 2 Teori Akuntansi

TEORI AKUNTANSI POSITIF
Teori akuntansi positif dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman (1978) yang memperkenalkan Positive Accounting Theory (PAT) untuk menjelaskan perilaku manajerial mengenai laporan keuangan. Tujuan dari teori akuntansi positif yaitu untuk menjelaskan dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi jika manajer dihadapkan dengan situasi tertentu.
Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 menerbitkan artikel yang memperkenalkan teori akuntansi positif, yang kemudian menjadi paradigma dominan dalam penelitian akuntansi berbasis empiris. Teori ini menjelaskan dan memprediksi fenomena nyata, dan juga menguji hasilnya secara empiris.
1. Hipotesis perjanjian bonus, menunjukkan bahwa manajer sering melakukan manajemen pendapatan untuk mencapai target keuntungan.
2. Hipotesis perjanjian utang dan hipotesis utang/ekuitas, menjelaskan pengaruh manajer terhadap pelaporan laba dan keterbatasan perjanjian utang.
3. Hipotesis biaya politik, memberi Gambaran bagaimana konflik kepentingan antara manajer dan Masyarakat, yang kemudian menciptakan kecenderungan pelaporan pendapatan konservatif.

Peneliti yang mendukung Teori Akuntansi Positif dengan menguji hipotesis Watts dan Zimmerman. Scott (2000) mencatat manajer menggunakan akuntansi akural untuk melaporkan pendapatan sehingga mereka dapat memaksimalkan bonus. B. Sweeney (1994) membuktikan bahwa Perusahaan sering melanggar perjanjian utang dalam bentuk mempertahankan modal kerja dan ekuitas pemegang saham. Jones (1991) menyoroti perubahan pengaruh politik dan persaingan pada laporan pendapatan.
Penelitian mengenai kritik PAT sejak 1982 dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:
1. Kritik terhadap metode, yang dianggap gagal menggambarkan model secara keseluruhan.
2. Kritik terhadap filsafat, penekanan Watts dan Zimmerman tidak objektif karena memisahkan individu dan struktur sosialnya.
3. Kritik ekonomi, memperlihatkan keputusan individu dalam komite sebagai proses kompleks. Pendekatan Neochisic menjelaskan bahwa setiap individu membuat keputusan untuk memaksimalkan manfaat.
Konsekuensi ekonomi seperti yang dijelaskan oleh Zeff (1978), merupakan dampak akuntansi pada pengambilan Keputusan bisnis dan pemerintah. Intervensi pihak ketiga memperumit penetapan standar akuntansi, yang seharusnya mempertimbangkan aspek politik. Akuntansi positif berfungsi menjelaskan praktik akuntansi nyata dan memberi fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi agar mencapai kegunaan maksimal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Esa Azalia Zahra -
Nama : Esa Azalia Zahra
NPM : 2413031084
Kelas: 2024 C

Teori Akuntansi Positif/Positive Accounting Theory merupakan suatu teori yang mendeskripsikan serta memprediksi praktik-praktik akuntansi yang ada di lapangan. Teori ini mencoba untuk memahami alasan di balik pilihan praktis akuntansi yang digunakan oleh akuntan dalam beragam situasi dan jenis perusahaan. PAT berbeda dengan teori akuntansi normatif, yang fokus pada penjelasan mengenai informasi apa yang seharusnya disampaikan kepada pengguna dan tindakan yang harus diambil oleh akuntan. Di sisi lain, PAT bertujuan untuk mengungkapkan alasan di balik bentuk praktik akuntansi yang saat ini diterapkan.

Peralihan dari teori normatif menuju teori positif dimulai dengan artikel yang ditulis oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978. Mereka kemudian melanjutkan dengan pengembangan hipotesis PAT pada tahun 1990 yang meliputi, hipotesis Rencana Bonus berarti para manajer cenderung melakukan pengelolaan laba untuk mencapai target bonus, yang berakibat pada pelaporan laba yang kurang konservatif, kemudian hipotesis Perjanjian Hutang berarti para manajer cenderung meningkatkan laba guna mengurangi biaya negosiasi utang, sehingga juga mengurangi kecenderungan konservatisme dalam laporan laba, dan hipotesis Biaya Politik berarti perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih peka terhadap biaya politik (contohnya, pajak yang tinggi), sehingga manajemen lebih memilih untuk melaporkan laba yang lebih rendah demi menghindari biaya tersebut.

Meskipun memiliki signifikansi yang besar, PAT juga tidak luput dari kritik seperti metode yang dipakai dalam penelitian PAT dinilai tidak mampu mempresentasikan model manusia dan periode secara menyeluruh, serta dianggap kurang kuat dalam pendekatan strategis maupun teoritis, Watts dan Zimmerman dianggap kurang menggunakan argumen filosofis lain yang bisa mendukung metodologi yang mereka pilih. Kemudian kritik terhadap Penelitian Berbasis Ekonomi ini mencakup metode individual yang menggambarkan setiap fenomena sosial sebagai hasil dari keputusan individu, padahal keputusan tersebut sebenarnya diambil oleh kelompok.

Konsep konsekuensi ekonomi didefinisikan sebagai efek dari laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan oleh perusahaan, pemerintah, dan kreditur. Menurut Zeff, adanya intervensi dari pihak ketiga memperumit proses penetapan standar akuntansi dan menuntut keseimbangan antara aspek politik dan akuntansi.

Kesimpulannya, PAT bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi yang ada, berkaitan dengan cara individu memilih metode akuntansi untuk mencapai manfaat maksimal. Dari perspektif PAT, konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi terlihat cukup jelas. Berbagai kebijakan yang ada bisa mempengaruhi fleksibilitas sebuah perusahaan serta pilihan manajemen untuk mengadopsi kebijakan demi keuntungan mereka sendiri.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Rulla Alifah -
Nama : Rulla Alifah
NPM : 2413031093

Jurnal "Approaches and Criticisms of Positive Accounting Theory and Its Economic Consequences” membahas mengenai perkembangan, kritik, serta implikasi ekonomi dari Positive Accounting Theory (PAT).

Sebelum hadirnya PAT, riset akuntansi lebih bersifat normatif, yakni menekankan pada bagaimana praktik akuntansi seharusnya dijalankan. Namun, setelah diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman (1978, 1990), fokus penelitian bergeser ke arah positif yang menitikberatkan pada penjelasan serta prediksi praktik akuntansi yang benar-benar terjadi. PAT tidak bertujuan memberi arahan, melainkan berusaha menjelaskan alasan di balik terbentuknya praktik akuntansi saat ini. Ada tiga hipotesis utama dalam PAT, yaitu:

1. Bonus Plan Hypothesis, menyatakan bahwa manajer terdorong melakukan manajemen laba agar target tercapai dan bonus dapat dimaksimalkan.
2. Debt Covenant Hypothesis, yang menunjukkan kecenderungan manajer menaikkan laba untuk menghindari pelanggaran kontrak utang.
3. Political Cost Hypothesis, di mana perusahaan besar lebih memilih melaporkan laba lebih rendah guna menekan beban politik, misalnya pajak.

Berbagai studi mendukung PAT. Healy (1985)menemukan bahwa manajer menggunakan kebijakan akrual untuk memperoleh bonus. Sweeney (1994) menunjukkan bahwa pelanggaran perjanjian utang sering terjadi. Jones (1991) membuktikan adanya praktik manipulasi laba untuk mendapat keringanan impor. Meski demikian, PAT tidak lepas dari kritik, terutama terkait kelemahan metodologis dalam menjelaskan fenomena sosial yang kompleks, pandangan filosofis yang terlalu memisahkan positif dan normatif, serta pendekatan ekonomi yang dinilai terlalu individualistis. Selain itu, konsep economic consequences dari Zeff (1978) menegaskan bahwa laporan akuntansi dapat memengaruhi keputusan manajer, kreditur, investor, maupun pemerintah, sehingga setiap pilihan kebijakan akuntansi selalu memiliki dampak ekonomi.

Secara keseluruhan, PAT memberikan kontribusi penting bagi perkembangan akuntansi modern dengan menyediakan kerangka analitis untuk memahami pola pilihan akuntansi sekaligus memprediksi konsekuensinya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Della Puspita -
Nama : Della Puspita
NPM : 2453031007

Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada akhir 1970-an. Teori ini lahir sebagai respons terhadap kelemahan teori akuntansi normatif. Teori normatif dianggap terlalu sederhana karena hanya berisi arahan tentang “apa yang seharusnya dilakukan” tanpa bisa diuji secara empiris, terlalu berfokus pada kepentingan investor saja, dan kurang mampu menjelaskan alokasi sumber daya secara efisien. Oleh karena itu, PAT hadir dengan tujuan utama menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi nyata serta konsekuensinya dalam dunia bisnis.

Ada tiga hipotesis utama dalam PAT. Pertama, bonus plan hypothesis menjelaskan bahwa manajer sering melakukan earnings management agar laba sesuai target sehingga mereka mendapatkan bonus. Hal ini membuat laporan laba menjadi kurang konservatif. Kedua, debt covenant hypothesis menyatakan bahwa manajer cenderung menaikkan laba dan aset dalam laporan keuangan untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang atau agar lebih mudah memperoleh pinjaman dari kreditur. Ketiga, political cost hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan, khususnya yang besar, berusaha menurunkan laba yang dilaporkan untuk menghindari beban pajak tinggi atau intervensi politik dari pemerintah.

Sejumlah penelitian empiris mendukung hipotesis ini. Misalnya, Healy (1985) membuktikan manajer memanipulasi laba demi bonus, Sweeney (1994) menemukan banyak perusahaan melanggar perjanjian utang terkait laporan keuangan, dan Jones (1991) menunjukkan perusahaan sengaja menurunkan laba untuk mendapat keringanan impor.

Namun, PAT juga tidak luput dari kritik. Beberapa pihak menilai metode penelitian yang digunakan kurang mampu menggambarkan perilaku manusia secara kompleks, masih terlalu menekankan individu rasional yang selalu ingin memaksimalkan keuntungan, serta mengabaikan realitas sosial dan politik yang lebih luas.

Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa PAT memberikan kontribusi penting dalam pengembangan teori akuntansi. Teori ini membantu menjelaskan pola sistematis dalam pilihan kebijakan akuntansi, memprediksi dampaknya terhadap perusahaan dan pemangku kepentingan, serta memperkenalkan konsep economic consequences, yaitu dampak laporan keuangan terhadap keputusan manajemen, investor, kreditur, dan pemerintah. Dengan demikian, PAT menjadi kerangka penting untuk memahami bagaimana praktik akuntansi terbentuk, mengapa dipilih, dan apa akibatnya di masa depan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Nuraini Naibaho 2413031076 -
Nama : Nuraini Naibaho
Npm : 2413031076
Kelas : 24 C

Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sebagai pengganti pendekatan normatif. PAT berfungsi menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi nyata dengan menyoroti bagaimana manajer memilih kebijakan akuntansi yang berdampak pada konsekuensi ekonomi. Tiga hipotesis utama yang dibahas yaitu :
1. Pengaturan laba demi bonus
2. Menaikkan laba agar tidak melanggar perjanjian utang
3. Menurunkan laba untuk mengurangi beban pajak dan sorotan pemerintah.
Penelitian empiris mendukung hipotesis tersebut, meski PAT juga mendapat kritik karena kelemahan metodologis, filsafat yang kaku, dan asumsi ekonomi yang sederhana. Selain itu, dibahas pula konsep economic consequences yang menekankan bahwa laporan akuntansi memengaruhi keputusan investor, kreditor, pemerintah, maupun manajer.

Secara keseluruhan, PAT berperan penting dalam perkembangan akuntansi modern karena mampu menjelaskan pola pilihan kebijakan akuntansi, menekankan peran biaya kontraktual, serta memberikan kerangka prediksi fenomena akuntansi. Teori ini menegaskan bahwa praktik akuntansi tidak hanya teknis, tetapi juga sYarat dengan kepentingan manajerial dan dampak ekonomi bagi berbagai pihak.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Adinda Putri Zahra -
Nama: Adinda Putri Zahra
NPM: 2413031083

Jurnal ini membahas Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT), yang fokus pada menjelaskan dan memprediksi cara praktik akuntansi dilakukan, terutama didasarkan pada perilaku manajer dan situasi perusahaan. PAT muncul sebagai pilihan lain dari teori normatif, yang hanya menentukan apa yang seharusnya dilakukan dalam akuntansi tanpa memperhatikan cara praktiknya di lapangan. Watts dan Zimmerman dianggap sebagai tokoh utama teori ini sejak tahun 1978, dengan mengajukan tiga hipotesis utama, yaitu rencana bonus, pelanggaran perjanjian hutang, dan biaya politik yang memengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi. Menurut PAT, manajer cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mendukung kepentingan mereka sendiri, seperti cara mengelola laba agar sesuai dengan target bonus atau menghindari pelanggaran perjanjian hutang.
Selain itu, faktor biaya politik, seperti pajak dan tanggung jawab sosial perusahaan, juga bisa memengaruhi cara pelaporan laba dengan pola yang lebih konservatif. Penelitian empiris mendukung hipotesis ini, menunjukkan adanya pola tertentu dalam perilaku manajer saat melaporkan keuangan.

Meski mendapatkan banyak dukung, PAT juga menghadapi beberapa kritik, khususnya terkait kurangnya metode penelitian yang dinilai tidak cukup mampu menjelaskan keputusan bersama serta dampak yang terjadi dalam jangka panjang.
Kritik dari segi filosofi menyebutkan bahwa objektivitas terancam karena teori ini tidak memperhatikan hubungan antara peneliti dan subjek yang diteliti. Kritik dalam bidang ekonomi menunjukkan bahwa anggapan tentang rasionalitas dan pencapaian keuntungan yang maksimal terlalu simplistis dan tidak mencerminkan realitas sosial yang jauh lebih rumit. Konsep dampak ekonomi dalam PAT mengungkapkan bagaimana kebijakan akuntansi memengaruhi tindakan perusahaan, lembaga pemerintah, dan para kreditur, serta kesulitan dalam merumuskan standar akuntansi yang harus sejalan antara pengaruh politik dan ekonomi.
Secara umum, PAT memberikan kerangka empris yang kuat untuk memahami praktik akuntansi nyata serta menjelaskan alasan di balik pemilihan kebijakan akuntansi dan dampaknya terhadap perusahaan dan pasar modal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Rency Husna Adinda -
Nama: Rency Husna Adinda
Npm: 2413031082
Kelas: 2024 C

Resume Jurnal: Approaches and Criticisms of Positive Accounting Theory and Its Economic Consequences

Jurnal ini membahas tentang Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978. PAT muncul sebagai reaksi terhadap kekurangan pendekatan normatif yang dianggap tidak dapat diuji dengan cara empiris, terlalu berorientasi pada kepentingan investor, dan tidak efisien dalam distribusi sumber daya ekonomi. Berbeda dengan teori normatif yang bersifat anjuran, PAT bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi yang benar-benar diterapkan oleh perusahaan.
Ada tiga hipotesis utama dalam PAT, yaitu hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian utang, dan hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis ini menggambarkan bagaimana para manajer cenderung memilih metode akuntansi tertentu untuk mengoptimalkan kepentingan mereka, misalnya dalam hal pengelolaan laba, negosiasi utang, serta pengurangan biaya politik seperti pajak. Beberapa penelitian, termasuk oleh Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991), memberikan dukungan bukti empiris bagi hipotesis-hipotesis ini.
Namun, PAT juga dihadapkan pada kritik. Kritik tersebut dialamatkan pada metode penelitian yang dianggap kurang lengkap, dasar filosofis yang tidak kuat, serta pendekatan ekonomi yang terlalu mementingkan individu. Meskipun demikian, PAT masih memberikan kontribusi yang signifikan dalam studi akuntansi dengan menyediakan kerangka untuk memahami fenomena nyata dan meramalkan konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi.
Sebagai kesimpulan, PAT memiliki peran yang signifikan dalam mengubah paradigma penelitian akuntansi ke arah yang lebih positif dan berbasis bukti. Teori ini bukan hanya menjelaskan penyebab di balik terbentuknya praktik akuntansi, tetapi juga bagaimana pilihan kebijakan akuntansi memengaruhi manajer, perusahaan, dan lingkungan ekonominya secara luas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Dwi Nurshovi Diana Sari -
Nama : Dwi Nurshovi Diana Sari
NPM : 2413031072

Jurnal ini mengkaji tentang Positive Accounting Theory (PAT), sebuah cara pandang yang menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi dalam kenyataan, tidak seperti teori normatif yang lebih menitikberatkan pada apa yang seharusnya dilakukan.

Sebelum munculnya PAT, penelitian di bidang akuntansi didominasi oleh teori normatif yang tidak dapat diuji secara langsung, lebih mendominasi kepentingan investor individu, dan dianggap terlalu sederhana. PAT hadir sebagai jawaban, menjelaskan alasan di balik penerapan praktik akuntansi tertentu, bukannya apa yang seharusnya dilakukan.

Tiga Hipotesis Utama
PAT dibentuk berdasarkan tiga hipotesis inti:
Hipotesis Rencana Bonus: Para manajer cenderung memilih kebijakan akuntansi yang akan memaksimalkan bonus yang mereka terima, sering kali dengan cara melaporkan pendapatan yang lebih tinggi.

Hipotesis Batasan Utang: Para manajer lebih memilih untuk melaporkan laba dan aset yang lebih tinggi agar lebih mudah mendapatkan pinjaman dan mengurangi biaya utang.

Hipotesis Biaya Politik: Perusahaan besar mungkin akan melaporkan laba yang lebih rendah untuk menghindari pajak dan biaya terkait politik lainnya.

Dukungan dan Kritik
Jurnal ini menunjukkan adanya penelitian yang mendukung ketiga hipotesis tersebut. Namun, PAT juga menghadapi kritik. Kritik terhadap metodologi penelitian PAT mengungkapkan keterbatasan dalam memodelkan banyak individu atau periode yang berbeda. Dari perspektif filosofis, PAT dianggap tidak berhasil karena memisahkan peneliti dari subjek yang diteliti, seolah-olah dunia sosial bisa dipelajari dengan cara yang objektif. Terakhir, kritik terhadap penelitian akuntansi yang berbasis ekonomi menyatakan bahwa PAT yang hanya melihat fenomena sosial sebagai hasil keputusan individu mengabaikan kompleksitas yang ada dalam keputusan yang dibuat oleh kelompok.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Erlita Pakpahan -
Nama : erlita pakpahan
NPM : 2413031077
KELAS : C (2024)

(Pendekatan dan kritik terhadap teori akuntansi positif dan konsekuensi ekonominya)

Teori akuntansi positif memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan dan prediksi konsekuensi yang terjadi jika menejer dihadapkan pada pilihan tertentu. Akuntansi positif berbasis empiris kualitatif dapat digunakan untuk membuktikan varian teknik akuntansi. Menurut hipotesis bonus rencana menejer seringkali berperilaku sesuai dengan bonus yang diberikan ini membuat pelaporan laba cenderung optimis atau tidak konservatif, dan mengakibatkan laba renda.
Perusahaan dinilai lebih sensitif terhadap biaya politik,karna perusahaan akan membayar biaya politik seperti pajak. Manajer cenderung akan melaporkan laba yang rendah untuk menanggung pajak yang rendah juga.
Penelitian yang mendukung teori akuntansi positif ada Healy : dengan hipotesis perencanaan bonus yaitu menejer yang mendasarkan bonus pada laba bersih dilaporkan secara sistematis menggunakan kebijakan akuntansi akrual untuk melaporkan pendapatan yang dapat memaksimalkan bonus.
Sweeney: yaitu hipotesis perjanjian utang.
Jones : meninjau perusahaan untuk mengurangi laba bersih yang dilaporkan untuk keringanan impor
Lev : dalam hipotesis perjanjian utang- bonus terdapat menejer yang cenderung bersifat oportunis dengan menyimpan pokus dan mengabaikan perjanjian hutang ketika efesiensi pasar negatif.

Tiga kelompok kritikus yang mengkritik teori akuntansi positif:
1. Kritik terhadap teknik atau metode penelitian. Dinyatakan bahwa tulisan akuntansi positif disurvei gagal menggambarkan model multi person/ manusia secara keseluruhan dan sama untuk multi priode secara keseluruhan lemah dalam kedua strategi yaitu pertimbangan dan pendekatan teoritis
2. Kritik filsafat lebih didasarkan pada penekanan bahwa Watts& Zimmerman memberikan batasan positif/negatif
3. Kritik terhadap penelitian akuntansi berbasis ilmu ekonomi yaitu metodologi individual yaitu individu membuat keputusan tetapi tidak melaksanakannya. Dan pendekatan Neochisic dengan memakasimalkan hipotesis karena anggapan atau asumsi maksimalisasi yang hanya satu dari sekian banyaknya asumsi

Konsekuensi ekonomi yaitu dampak pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan dari bisnis, pemerintah, dan kreditor yang terlibat. Dampaknya. Menurut zeff intervensi dari pihak ketiga sangat mempersulit penyusunan standar akuntansi. Tujuan penting teori akuntansi positif adalah memberikan penjelasan dan prediksi praktik akuntansi yang sebenarnya, terkait prilaku individu dalam memilih metode akuntansi untuk mencapai manfaat yang maksimal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Lola Egidiya -
Nama : Lola Egidiya
NPM : 2413031087
Kelas : 24C

Essensi dari jurnal tersebut adalah untuk menjelaskan dan merangkum Teori Akuntansi Positif (PAT). PAT adalah teori yang berfokus pada menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi di dunia nyata, tidak seperti teori normatif yang hanya memberi petunjuk tentang apa yang "seharusnya" dilakukan. Teori ini muncul sebagai pergeseran paradigma dari pendekatan normatif ke pendekatan positif, terutama setelah publikasi dari Watts dan Zimmerman pada tahun 1978.

Jurnal ini juga menguraikan tiga hipotesis utama yang menjadi dasar PAT: hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian utang, dan hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis ini membantu memprediksi bagaimana manajer akan memilih kebijakan akuntansi tertentu, misalnya, untuk memaksimalkan bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, atau mengurangi biaya politik seperti pajak tinggI.

Selain itu, jurnal ini menyinggung konsep konsekuensi ekonomi, yaitu dampak pilihan akuntansi terhadap perilaku bisnis, pemerintah, dan kreditor. Secara keseluruhan, PAT memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami mengapa praktik akuntansi dilakukan dengan cara tertentu dan membantu memprediksi pilihan akuntansi di masa depan berdasarkan perilaku manajer yang berupaya memaksimalkan kepentingan mereka.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Muhammad Fawwaz -
nama = muhammad khalil fawwaz
npm = 2413031085
kelas = 2024 c

Jurnal ini mengulas tentang teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang menyoroti cara menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi di dunia nyata, dengan memperhatikan tindakan individu dan situasi ekonomi. PAT muncul sebagai alternatif dari pendekatan normatif yang dinilai kurang berbasis bukti dan tidak cukup efektif dalam menjelaskan praktik akuntansi di lapangan. Teori ini didasarkan pada tiga hipotesis utama: rencana bonus, perjanjian utang, dan biaya politik, yang menjelaskan dorongan manajer dalam memilih praktik akuntansi yang dipengaruhi oleh insentif, tekanan utang, dan pengaruh politik. Berbagai penelitian empiris mendukung hipotesis ini, menunjukkan bagaimana manajemen mengatur laba sesuai dengan insentif serta kondisi pasar yang ada. Namun, PAT juga mendapatkan kritik mengenai metode penelitian yang dipakai, sudut pandang filosofis, dan asumsi ekonomi yang dianggap terlalu sederhana. Konsep mengenai konsekuensi ekonomi dalam PAT diuraikan sebagai efek dari pemilihan kebijakan akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan dalam bisnis, pemerintah, serta kreditor. Jurnal ini menegaskan bahwa PAT memberikan sebuah kerangka sistematis untuk memahami pilihan-pilihan akuntansi dan motivasinya, serta efek ekonominya, dengan fokus pada meramalkan fenomena akuntansi melalui bukti empiris. Sebagai kesimpulan, PAT berperan penting dalam pengembangan teori akuntansi modern karena menawarkan alat analisis yang realistis dan berbasis bukti untuk menjelaskan perilaku para akuntan dan dampak kebijakan akuntansi terhadap para pemangku kepentingan dalam ekonomi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh zara nur rohimah -
Nama : Zara Nur Rohimah
Npm : 2413031070
Kelas : 2024C

Teori Akuntansi Positif (PAT), sebuah kerangka kerja yang menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi di dunia nyata. Berbeda dengan teori normatif yang berfokus pada apa yang seharusnya dilakukan, PAT berorientasi pada mengapa akuntan membuat pilihan tertentu.

PAT bertujuan untuk memprediksi pilihan kebijakan akuntansi dan bagaimana perusahaan akan bereaksi terhadap standar akuntansi baru yang diusulkan. Teori ini muncul sebagai pergeseran dari pendekatan normatif, yang dinilai tidak bisa diuji secara empiris dan terlalu berfokus pada kemakmuran investor individu daripada masyarakat umum. PAT berargumen bahwa laporan keuangan tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yaitu dampak pada perilaku para pengambil keputusan seperti manajer, pemerintah, dan kreditor.

Jurnal ini menyoroti tiga hipotesis yang menjadi dasar PAT untuk menjelaskan perilaku manajerial:
• Hipotesis Rencana Bonus: Manajer cenderung memanipulasi laba melalui kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan bonus mereka.
• Hipotesis Perjanjian Utang: Manajer memiliki insentif untuk melaporkan laba dan aset yang lebih tinggi agar dapat mengurangi biaya negosiasi ulang utang dengan kreditor.
• Hipotesis Biaya Politik: Perusahaan yang lebih besar cenderung melaporkan laba yang lebih rendah untuk menghindari pajak dan biaya politik yang tinggi.

Meskipun PAT telah memberikan kontribusi besar, teori ini juga menuai kritik, terutama pada tiga aspek:
• Teknik atau Metode Penelitian: Kritikus berpendapat bahwa penelitian PAT tidak mampu menggambarkan model yang melibatkan banyak orang dan periode secara utuh.
• Filosofi: Kritik ini mempertanyakan objektivitas peneliti yang dianggap tidak dapat dipisahkan dari objek yang sedang diteliti.
• Pendekatan Berbasis Ekonomi: Metodologi ini dinilai kurang mampu menjelaskan keputusan yang dibuat oleh kelompok karena terlalu berfokus pada keputusan individu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Salwa Trisia Anjani -
Nama : Salwa Trisia Anjani
Npm : 2413031090
Kelas : C

Jurnal “Approaches and criticisms of positive accounting theory and its economic consequences” karya Sri Lestari Saragih dkk. membahas Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan Watts dan Zimmerman pada 1978. PAT hadir sebagai pergeseran dari teori normatif yang menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan akuntan, menuju teori positif yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi terbentuk serta bagaimana memprediksi pilihan kebijakan akuntansi di masa depan.

PAT berlandaskan tiga hipotesis. Pertama, bonus plan hypothesis, yang menyatakan bahwa manajer melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan bonus sehingga laporan keuangan cenderung kurang konservatif. Kedua, debt covenant hypothesis, di mana manajer meningkatkan laba atau aset untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang. Ketiga, political cost hypothesis, yaitu perusahaan besar menurunkan laba agar terhindar dari beban pajak atau tekanan politik.

Sejumlah penelitian mendukung hipotesis ini, seperti Healy (1985) yang membuktikan manipulasi akrual demi bonus, serta Jones (1991) yang menunjukkan perusahaan menurunkan laba demi keringanan impor. Namun, PAT juga menuai kritik. Dari sisi metodologi, model dianggap terlalu sederhana dan tidak menggambarkan kompleksitas keputusan. Dari sisi filsafat, batasan positif-normatif dinilai kaku dan kurang objektif. Dari sisi ekonomi, PAT terlalu individualistik dengan asumsi maksimalisasi keuntungan.

Jurnal ini juga menekankan konsep economic consequences dari kebijakan akuntansi, yakni dampak laporan keuangan terhadap keputusan berbagai pihak. Kesimpulannya, meski menuai kritik, PAT berperan penting dalam menjelaskan praktik akuntansi nyata, memprediksi perilaku manajer, serta memahami konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Silviana Febriani -
NAMA : SILVIANA FEBRIANI
NPM: 2413031075

Artikel ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) beserta kritik dan konsekuensinya terhadap praktik akuntansi. PAT, yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada 1978, hadir sebagai pergeseran dari pendekatan normatif menuju pendekatan positif. Jika teori normatif menekankan bagaimana akuntansi seharusnya disajikan, PAT berfokus pada penjelasan empiris tentang mengapa praktik akuntansi terjadi sebagaimana adanya serta bagaimana ia dapat diprediksi.

Tiga hipotesis utama PAT adalah bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Ketiganya menggambarkan bagaimana manajer menyesuaikan kebijakan akuntansi untuk kepentingan tertentu, misalnya memperoleh bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, atau meminimalkan beban politik seperti pajak. Dengan demikian, PAT menekankan adanya hubungan erat antara laporan keuangan, kepentingan manajer, dan konsekuensi ekonomi.

Berbagai penelitian mendukung PAT, misalnya Healy (1985) tentang manajemen laba demi bonus, atau Sweeney (1994) terkait pelanggaran perjanjian utang. Namun, kritik juga muncul yang pertama, metode penelitian dianggap lemah dalam menggambarkan realitas multiperiodik; kedua, landasan filosofis PAT terlalu sempit; ketiga, pendekatan ekonominya terlalu menekankan pada keputusan individual.

Konsep economic consequences, sebagaimana dikemukakan Zeff (1978), memperkuat relevansi PAT, sebab pilihan kebijakan akuntansi berdampak langsung pada perilaku manajer, pemerintah, kreditor, hingga masyarakat. Kesimpulannya, PAT berkontribusi besar pada perkembangan akuntansi dengan memberikan kerangka empiris untuk memahami pola, memprediksi pilihan akuntansi, serta menghubungkannya dengan biaya kontraktual dan konsekuensi ekonomi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Melinda Dwi Safitri -

Nama: Melinda Dwi Safitri

Npm: 2413031092

Kelas: 2024C

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman pada 1978 sebagai upaya untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang berlangsung di dunia nyata. Berbeda dengan teori normatif yang memberi arahan tentang apa yang seharusnya dilakukan akuntan, PAT lebih berfokus pada alasan di balik terbentuknya praktik akuntansi sebagaimana adanya. Pergeseran paradigma ini lahir karena pendekatan normatif sulit diuji secara empiris dan kurang mampu menjawab persoalan alokasi sumber daya secara optimal.

PAT bertumpu pada tiga hipotesis utama. Pertama, Hipotesis Rencana Bonus yang menyatakan manajer cenderung memilih kebijakan akuntansi akrual untuk memaksimalkan bonus. Kedua, Hipotesis Perjanjian Utang yang memprediksi manajer menaikkan laba dan aset untuk memperlancar akses pinjaman serta menekan biaya renegosiasi utang. Ketiga, Hipotesis Biaya Politik yang menjelaskan perusahaan besar sering menurunkan laba yang dilaporkan guna mengurangi tekanan pajak dan pengawasan publik. Ketiga hipotesis ini telah diuji secara luas oleh para peneliti, seperti Healy, Sweeney, dan Jones.

Meski demikian, PAT tidak lepas dari kritik. Kritik utamanya mencakup keterbatasan metodologi yang dianggap kurang menggambarkan kompleksitas sosial, penekanan berlebihan pada dikotomi positif-normatif, serta kecenderungan menyederhanakan fenomena sosial menjadi keputusan individu semata.

Terlepas dari itu, kontribusi PAT sangat penting bagi riset akuntansi. Teori ini berhasil mengungkap pola sistematis dalam pilihan akuntansi, menegaskan peran biaya kontrak, serta memberikan kerangka yang dapat memprediksi konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi. Dengan begitu, PAT tidak hanya memperluas pemahaman akademis, tetapi juga memberi penjelasan praktis mengenai bagaimana dan mengapa praktik akuntansi berkembang hingga saat ini.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh vie amanillah -
Nama: Vie Amanillah
NPM: 2413031097
Kelas: 2024C

Jurnal ini mengulas tentang Elaborasi dan Relevansi Teori Akuntansi Positif (TAP), yang mempunyai tujuan untuk menerangkan serta memperkirakan praktik akuntansi berdasar pada fakta yang ada. TAP lebih memusatkan diri pada pemahaman tentang alasan di balik penentuan keputusan prinsip akuntansi oleh sebuah perusahaan, dan bukan memberi tuntunan normatif mengenai bagaimana akuntansi itu seharusnya dijalankan.

Teori ini menyoroti berbagai aspek seperti beban kontrak, dampak ekonomi, serta tindakan mementingkan diri sendiri dari pihak manajerial yang memengaruhi sebuah keputusan akuntansi. Dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman di tahun 1978, TAP menggarisbawahi bahwa tindakan para manajer, seperti efek dari bonus, persetujuan utang, serta beban politik, menjadi sebuah pendorong utama dalam pemilihan penerapan akuntansi. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan normatif yang cenderung lebih bersifat mengarahkan.

Fakta empiris mengungkap bahwa para manajer sering kali melakukan sebuah tindakan yang oportunistik sesuai dengan kepentingan mereka, yang sekaligus mendukung keabsahan TAP. Kendati demikian, teori ini juga mendapat sebuah kritikan yang berhubungan dengan cara penelitian, dugaan sosial, dan sisi ekonomi. Ide tentang akibat ekonomi, yang diperkenalkan oleh Zeff, mempertegas bahwa sebuah keputusan akuntansi membawa sebuah akibat langsung terhadap tindakan ekonomi serta pembagian sumber daya.

Secara garis besar, TAP menyajikan suatu kerangka kerja yang penting untuk menganalisa penerapan akuntansi nyata dan juga konsekuensi ekonominya, dengan menyoroti pengaruh dorongan manajerial dan juga tekanan dari luar dalam mekanisme pengambilan sebuah keputusan akuntansi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Ratih Apriyani -
NAMA: RATIH APRIYANI
NPM: 2413031073
KELES: 2024 C

RESUME JURNAL:
jurnal ini membahasTeori Akuntansi Positif (PAT) yang muncul sebagai respons atas kelemahan pendekatan normatif dalam menjelaskan praktik akuntansi. Watts dan Zimmerman (1978, 1986, 1990) memperkenalkan PAT yang menggeser paradigma riset akuntansi dari normatif ke positif. Pendekatan normatif hanya menekankan “apa yang seharusnya dilakukan” tanpa didukung penelitian empiris, sedangkan PAT berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi nyata melalui penelitian empiris.

PAT menekankan tiga hipotesis utama, yaitu bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis bonus menjelaskan kecenderungan manajer melakukan manajemen laba untuk mencapai target bonus, yang berimplikasi pada rendahnya konservatisme laporan laba. Hipotesis perjanjian utang menjelaskan bahwa manajer cenderung meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi utang. Sementara itu, hipotesis biaya politik menunjukkan bahwa perusahaan besar sering menekan laba agar terhindar dari pajak atau tekanan politik yang tinggi.

Sejumlah penelitian mendukung PAT, antara lain Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991), yang membuktikan adanya perilaku oportunistik manajer dalam mengelola laba sesuai kepentingan pribadi atau perusahaan. Namun, PAT juga menuai kritik, baik dari segi metodologi, filsafat, maupun pendekatan ekonomi yang dianggap terlalu menyederhanakan fenomena sosial.

Konsep economic consequences menegaskan bahwa kebijakan akuntansi berimplikasi pada perilaku pengambilan keputusan manajemen, investor, dan regulator. Secara keseluruhan, kontribusi PAT adalah menyediakan kerangka untuk memahami pola sistematis dalam pilihan kebijakan akuntansi, menjelaskan peran biaya kontrak, serta memprediksi respon perusahaan terhadap standar akuntansi baru. Dengan demikian, PAT menegaskan bahwa teori akuntansi seharusnya tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga mampu menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi nyata.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Shafa Djiana Wardani -
Nama: Shafa Djiana Wardani
NPM: 2413031080
Kelas: 24C

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman untuk menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi berdasarkan perilaku manajer dan kondisi ekonomi. PAT muncul sebagai respon terhadap kelemahan teori normatif yang bersifat preskriptif dan tidak dapat diuji secara empiris. Fokus PAT adalah memahami alasan di balik pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan perusahaan dalam konteks bonus, perjanjian utang (debt covenant), dan biaya politik (political cost).

Tiga hipotesis utama dalam PAT meliputi:
(1) bonus plan hypothesis, yang menyatakan manajer cenderung mengelola laba untuk mendapatkan bonus;
(2) debt covenant hypothesis, di mana manajer menaikkan laba agar mudah mendapatkan pinjaman; dan
(3) political cost hypothesis, yaitu kecenderungan perusahaan besar melaporkan laba rendah untuk menghindari tekanan politik dan pajak tinggi.

Selain menjelaskan perilaku akuntansi, PAT juga dikritik karena terlalu menekankan pendekatan ekonomi individual, kurang mempertimbangkan faktor sosial, serta memiliki keterbatasan dalam metodologi dan filosofi penelitian.

Konsep economic consequences turut dijelaskan sebagai dampak pelaporan akuntansi terhadap keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur. Kesimpulannya, PAT berperan penting dalam menggeser riset akuntansi dari pendekatan normatif ke positif dengan menekankan pada penjelasan dan prediksi fenomena nyata dalam praktik akuntansi. Teori ini membantu memahami bagaimana kebijakan akuntansi dipilih serta dampaknya terhadap efisiensi dan perilaku manajerial.