Diskusi

Diskusi

Diskusi

Jumlah balasan: 22

Cobalah diskusikan disini bersama teman-teman anda tentang jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Rieke Nindita Sari - -
Nama : Rieke Nindita Sari
NPM : 2313031019

1. Anggaran Tradisional (Line Item Budgeting) berfokus pada pengelompokan belanja menurut jenis pengeluaran seperti gaji, bahan habis pakai, modal. Lingkupnya terbatas pada pengendalian input dana tanpa mengaitkan dengan hasil atau kinerja. Banyak digunakan karena sederhana, namun kurang mampu mengukur efektivitas penggunaan dana.

2. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting) mengaitkan alokasi dana dengan hasil (output) dan tujuan yang ingin dicapai (outcome). Berfokus pada meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran. Lingkupnya mencakup evaluasi keberhasilan program dan pencapaian target kinerja.

3. Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting) penganggaran berdasarkan program-program yang memiliki tujuan spesifik. Dana dialokasikan untuk program tertentu agar dapat dievaluasi kinerja dan keberhasilannya. Lingkupnya memudahkan pengawasan dan akuntabilitas penggunaan anggaran per program.

4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting) penyusunan anggaran dimulai dari nol setiap periode, masing-masing kegiatan dibenarkan kebutuhan dan prioritasnya. Digunakan untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan akuntabilitas. Lingkupnya mencakup analisis mendalam terhadap tiap pos anggaran.

5. Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting) berfokus pada biaya aktivitas, membantu mengidentifikasi biaya yang tidak memberi nilai tambah. Lingkupnya lebih detail ke tingkat aktivitas organisasi.

6. Anggaran Berbasis Outcome (Outcome-Based Budgeting) menekankan pengeluaran berdasarkan hasil akhir yang ingin dicapai, misalnya peningkatan kualitas pendidikan. Lingkupnya pada pencapaian tujuan strategis organisasi dan dampak sosial.

7. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting) melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan anggaran untuk mencerminkan kebutuhan riil publik. Lingkupnya memperkuat transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat.

8. Anggaran Berbasis Gender (Gender Budgeting) memastikan alokasi dana memperhatikan aspek kesetaraan gender agar manfaatnya merata. Lingkupnya dalam konteks pemberdayaan dan perlindungan kelompok gender tertentu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Dela Novita -
Nama : Dela Novita
NPm: 2313031023

Anggaran Program/ Kinerja
→ Lingkupnya lebih fokus pada hasil dan output yang ingin dicapai. Setiap alokasi dana dikaitkan dengan target program, misalnya peningkatan kualitas pendidikan atau kesehatan.

Anggaran Kas
→ Lingkupnya mengatur arus kas masuk dan keluar dalam periode tertentu. Berguna agar pemerintah bisa menjaga likuiditas dan tidak mengalami defisit operasional harian.

Anggaran Belanja dan Pendapatan (APBN/APBD)
→ Lingkupnya meliputi rencana penerimaan (pajak, retribusi, pinjaman, hibah) serta pengeluaran pemerintah pusat maupun daerah. Ini yang paling komprehensif karena jadi dokumen resmi negara/daerah.

Bisa dilihat, lingkup tiap anggaran berbeda-beda ada yang hanya fokus pada kegiatan rutin, ada yang fokus pembangunan jangka panjang, ada juga yang menekankan pada kinerja dan hasil. Kombinasi dari semua jenis inilah yang bikin sektor publik bisa lebih transparan, efisien, dan akuntabel.
Sebagai balasan Dela Novita

Re: Diskusi

oleh Saqila Rahma Andini -
Nama : Saqila Rahma Andini
NPM : 2313031020

Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis anggaran sektor publik:
1. Anggaran operasional mencakup pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas rutin pemerintah, seperti pembayaran gaji pegawai, pemeliharaan fasilitas publik, dan kebutuhan operasional sehari-hari. Anggaran ini bertujuan untuk memastikan kelancaran operasional lembaga tanpa gangguan.
2. Anggaran investasi digunakan untuk membiayai proyek-proyek besar yang bersifat jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur, pengadaan alat kesehatan, atau pengembangan teknologi. Fokusnya adalah memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Anggaran surplus/defisit merupakan jenis anggaran yang menghitung apakah pendapatan pemerintah lebih besar (surplus) atau lebih kecil (defisit) dibandingkan dengan pengeluaran selama periode tertentu. Hal ini penting untuk mengevaluasi kondisi keuangan negara dan efektivitas kebijakan fiskal.
4. Anggaran berbasis kinerja menekankan pada pencapaian hasil yang diinginkan melalui program atau proyek tertentu. Anggaran ini mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan dana publik dengan fokus pada hasil nyata yang diperoleh.
5. Anggaran program disusun berdasarkan prioritas program kerja pemerintah, seperti peningkatan pendidikan, kesehatan, atau pemberdayaan ekonomi. Anggaran ini memungkinkan alokasi dana sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan visi pembangunan.
6. Anggaran partisipatif melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan anggaran, terutama di tingkat lokal. Tujuannya adalah meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan memastikan anggaran mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat.

Jenis-jenis anggaran ini menunjukkan bagaimana sektor publik mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Diah Arum Sari Nawang Ulan -
Nama : Diah Arum Sari Nawang Ulan
NPM : 2313031021

Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik dan Lingkupnya

Dalam sektor publik, terdapat beberapa jenis anggaran yang umum digunakan sbb:
1. Anggaran Tradisional (Line Item Budgeting) yang berfokus pada input atau pos-pos belanja, lingkupnya terbatas pada pengendalian administratif.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting) yang menekankan hubungan antara dana dengan output yang dihasilkan, lingkupnya pada efisiensi dan efektivitas layanan publik.
3. PPBS (Program Planning Budgeting System) yang mengintegrasikan perencanaan jangka panjang dengan anggaran tahunan, lingkupnya lebih strategis untuk pembangunan nasional.
4. ZBB (Zero Based Budgeting) yang menyusun anggaran dari nol setiap periode, lingkupnya mencakup evaluasi dan justifikasi setiap program agar tidak terjadi pemborosan.
5. Dalam paradigma modern ada Anggaran Berbasis NPM (New Public Management) yang menekankan outcome, akuntabilitas, dan orientasi pada masyarakat sebagai “pelanggan” sektor publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Ni Wayan Vara Wulandari -
Nama: Ni Wayan Vara Wulandari

NPM: 2313031017

Jenis-jenis anggaran sektor publik dan Lingkupnya

1. Anggaran Tradisional, merupakan anggaran publik yang dibuat diawal perencanaan, dan untuk menambah atau mengurangi sedikit item dari anggaran tahun sebelumnya. Ruang lingkup anggaran ini fokus pada masukan yaitu hanya mengenai hal-hal yang dibelanjakan saja.

2. Anggaran dengan pendekatan New Public Management (NPM), merupakan pendekatan yang hanya fokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan hanya pada kebijakan kebijakan. Ruang lingkup anggaran ini adalah pencapaian atas hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih efisien.

3. Anggaran Kinerja, merupakan anggaran yang menekankan pada konsep nilai uang dan pengawasan kinerja, yang memiliki tujuan yaitu untuk mengendalikan pengeluaran dari pemerintah melalui evaluasi. Ruang lingkup anggaran ini adalah mencapai tujuan dan sasaran melalui program yang ditetapkan.

4. Anggaran berbasi Nol (ZBB), merupakan teknik penganggaran yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional dengan menentukan anggaran berdasarkan kebutuhan saat ini. Ruang lingkup anggaran ini adalah mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien.

5. Sistem Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran (PPBS), merupakan teknik anggaran yang berorientasi pada output dan tujuan. Ruang lingkup anggaran ini adalah mengalokasikan sumber daya berdasarkan analisis ekonomi untuk mencapai tujuan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh IRFAN A SUKI -
Nama : Irfan A Suki
Npm : 2313031013

Anggaran sektor publik memiliki beberapa jenis sesuai lingkupnya. Anggaran tradisional berfokus pada pos belanja untuk memastikan kepatuhan administratif. Anggaran kinerja menekankan hubungan antara dana yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai. Anggaran program diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang. Zero-based budgeting disusun dari nol sehingga setiap kegiatan harus dijustifikasi sesuai kebutuhan. Sementara itu, anggaran berbasis NPM menekankan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas agar pelayanan publik lebih optimal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Nppm : 2313031005

Menurut Deddy Nordiawan (2010:71) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik, jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut:
1. Anggaran operasional dan anggaran modal (Current vs Capital Budgets)
Berdasarkan jenis aktivitasnya, anggaran dibagi menjadi anggaran operasional dan anggaran modal.
a. Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan operasi sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun. anggaran operasional ini juga dikelompokkan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), yaitu jenis pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil serta tidak menambah fungsi suatu aset.
b. Anggaran modal (capital budget) menunjukkan rencana kerja jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau kekayaan organisasi sektor publik, yang selanjutnya akan menambah anggaran operasional untuk biaya pemeliharaannya.
2. Anggaran berdasarkan pengesahan (tentative enacted budgets)
Berdasarkan status hukumnya, anggaran dibagi menjadi anggaran tentatif (tentative) dan anggaran enacted.
a. Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya.
b. Anggaran enacted adalah anggaran yang direncanakan, kemudian dibahas dan disetujui oleh lembaga legislatif.
3. Anggaran dana umum vs anggaran dana khusus (general vs special budgets)
Dana umum digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat umum dan sehari-hari sedangkan dana khusus dicadangkan /dialokasikan khusus untuk tujuan tertentu
4. Anggaran tetap vs anggaran fleksibel (fixed vs flexible budget)
Dalam anggaran tetap, apropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di awal tahun anggaran. Jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan. Dalam anggaran fleksibel, harga barang/jasa per unit telah ditetapkan. Namun, jumlah anggaran secara keseluruhan akan berfluktuasi bergantung pada banyaknya kegiatan yang dilakukan.
5. Anggaran eksekutif vs anggaran legislatif (executive vs legislative budget)
Anggaran penyusunannya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran eksekutif, dalam hal ini pemerintah serta angaran legislatif (legislative budget), yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa melibatkan pihak eksekutif. Selain itu, ada juga yang disebut anggaran bersama (joint budget), yaitu anggaran yang disusun secara bersama-sama antara lembaga eksekutif dan legislatif
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Sela Ayu Irawati -
Nama:Sela Ayu Irawati
Npm: 2313031015

Anggaran sektor publik adalah rencana keuangan yang disusun oleh pemerintah atau entitas sektor publik untuk mengelola dana dan sumber daya yang dimilikinya. Terdapat beberapa jenis anggaran sektor publik, antara lain:

1. Anggaran Operasional: Anggaran ini digunakan untuk mengelola biaya rutin dalam operasi pemerintah atau entitas sektor publik. Ini mencakup gaji pegawai, biaya administratif, pemeliharaan fasilitas, dan kegiatan sehari-hari lainnya.
2. Anggaran Modal: Anggaran ini digunakan untuk investasi jangka panjang dalam aset fisik atau infrastruktur. Ini mencakup proyek-proyek pembangunan, pembelian properti, dan investasi dalam infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan publik lainnya.
3. Anggaran Modal Manusia: Fokus anggaran ini adalah pada pengembangan sumber daya manusia, seperti pelatihan, pendidikan, dan pengembangan keterampilan pegawai pemerintah atau entitas sektor publik.
4.Anggaran Program: Anggaran ini dialokasikan untuk mendukung program-program khusus yang diluncurkan oleh pemerintah atau entitas sektor publik. Ini bisa berupa program kesehatan, pendidikan, bantuan sosial, atau proyek-proyek penelitian.
5. Anggaran Modal Kerja: Anggaran ini digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional sehari-hari yang melibatkan peredaran uang tunai, seperti pembayaran gaji, pengadaan bahan baku, dan pemeliharaan persediaan.
6. Anggaran Fleksibel: Ini adalah anggaran yang memungkinkan fleksibilitas dalam penggunaan dana untuk keperluan yang mungkin muncul secara tiba-tiba atau tidak terduga.
7. Anggaran Berbasis Kinerja: Anggaran ini berfokus pada pencapaian hasil atau kinerja tertentu. Dana dialokasikan berdasarkan prestasi dan pencapaian tujuan tertentu.
8. Anggaran Partisipatif: Proses penyusunan anggaran melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat atau stakeholder lainnya untuk memastikan prioritas yang lebih baik dalam alokasi dana.
9. Anggaran Belanja Langsung dan Tidak Langsung: Anggaran belanja langsung adalah anggaran yang dialokasikan untuk pembelian barang dan jasa secara langsung, sementara anggaran belanja tidak langsung mencakup biaya-biaya tidak langsung seperti gaji pegawai.
10. Anggaran Berimbang: Anggaran ini dirancang untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran sehingga tidak ada defisit anggaran yang signifikan.

Setiap jenis anggaran memiliki tujuan dan manfaatnya sendiri dalam pengelolaan keuangan sektor publik. Kombinasi dari jenis-jenis ini dapat digunakan oleh pemerintah atau entitas sektor publik sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Muhammad rizqi Alfiah -
Nama: Muhammad Rizqi Alfiah
Npm: 2313031008

1. Anggaran Operasional
Anggaran ini mencakup semua rencana pendapatan dan belanja yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pemerintahan sehari-hari, seperti gaji pegawai, biaya perawatan sarana prasarana, dan belanja barang habis pakai. Lingkupnya lebih ke kebutuhan rutin agar pelayanan publik tetap berjalan lancar.

2. Anggaran Modal (Capital Budget)
Fokus pada belanja pembangunan yang manfaatnya jangka panjang, seperti pembangunan jalan, jembatan, sekolah, atau rumah sakit. Lingkupnya mencakup investasi pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan pertumbuhan ekonomi.

3. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based Budgeting)
Disusun berdasarkan target kinerja, bukan hanya alokasi dana. Lingkupnya mencakup indikator output dan outcome, misalnya peningkatan angka partisipasi sekolah atau menurunnya angka kemiskinan setelah program dijalankan.

4. Anggaran Berimbang dan Tidak Berimbang
•Anggaran berimbang berarti jumlah pendapatan sama dengan jumlah belanja.
•Anggaran tidak berimbang bisa berupa surplus (pendapatan lebih besar dari belanja) atau defisit (belanja lebih besar dari pendapatan).
Lingkupnya terkait dengan stabilitas fiskal pemerintah.

5. Anggaran Surplus dan Defisit
•Surplus dipakai untuk membayar utang atau menambah cadangan dana.
•Defisit biasanya dibiayai lewat pinjaman atau penerbitan obligasi negara.
Lingkupnya menyangkut bagaimana pemerintah mengelola keuangan dalam jangka pendek maupun panjang.

6. Anggaran Fleksibel (Flexible Budgeting)
Bisa disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan realisasi pendapatan negara. Misalnya jika penerimaan pajak turun, belanja bisa disesuaikan agar tidak menimbulkan defisit yang terlalu besar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Catur Febriyan -
Nama : Catur Febriyan
NPM : 2313031018

Dalam sektor publik, ada beberapa jenis anggaran yang masing-masing memiliki lingkup berbeda. Pertama, anggaran tradisional atau line-item budgeting yang lingkupnya menekankan pada daftar item belanja, seperti gaji, peralatan, dan biaya operasional. Anggaran ini fokus pada input sehingga mudah diawasi, tetapi kurang menampilkan hasil yang dicapai. Kedua, anggaran kinerja atau performance budgeting yang lingkupnya mengaitkan alokasi dana dengan output atau hasil kerja instansi. Tujuannya untuk menilai efisiensi dan efektivitas program, bukan hanya melihat jumlah uang yang dikeluarkan.

Selanjutnya ada anggaran berbasis program atau program budgeting, di mana lingkupnya menempatkan dana sesuai prioritas program, misalnya kesehatan, pendidikan, atau infrastruktur. Anggaran ini memberi gambaran jelas tentang kontribusi terhadap pembangunan. Kemudian, anggaran berbasis nol atau zero-based budgeting yang lingkupnya menuntut setiap program diajukan ulang dari nol setiap tahun, sehingga memaksa adanya evaluasi dan mencegah pemborosan.

Jenis berikutnya adalah anggaran surplus, defisit, dan berimbang. Anggaran surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dari belanja, defisit ketika belanja melebihi pendapatan sehingga harus ditutup dengan pinjaman, sedangkan berimbang berarti pendapatan sama dengan belanja. Lingkupnya berhubungan dengan kondisi fiskal pemerintah. Terakhir, ada anggaran partisipatif yang lingkupnya melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan maupun pengawasan anggaran, agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Suci Tri Wahyuni 2313031012 -
Nama : Suci Tri Wahyuni 
Npm : 2313031012
Kelas : A

1. Anggaran Tradisional

Lingkupnya: Mengandalkan data tahun sebelumnya (incrementalism), menggunakan line-item (pos-pos anggaran), sifatnya sentralis, bersifat tahunan, serta lebih berorientasi pada input daripada output.

Kelemahan: Tidak terkait erat dengan rencana pembangunan jangka panjang, lamban dalam persetujuan, informasi terbatas, serta sulit menilai kinerja.

2. Anggaran Berbasis New Public Management (NPM)

Lingkupnya: Fokus pada kinerja, efisiensi, pemangkasan biaya, dan kompetisi. Pemerintah diposisikan sebagai katalis, berorientasi pada pelanggan, hasil, desentralisasi, serta mekanisme pasar.

Tujuan: Memperkenalkan paradigma baru yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

3. Anggaran Kinerja

Lingkupnya: Menekankan konsep value for money (ekonomi, efisiensi, efektivitas). Anggaran disusun berdasarkan program dan kinerja sebagai alat mencapai tujuan.

Pengawasan: Dilakukan melalui audit keuangan, evaluasi kinerja eksternal, dan internal cost awareness.

4. Zero Based Budgeting (ZBB)

Lingkupnya: Semua unit keputusan harus dievaluasi dari nol, bukan sekadar menambah/mengurangi anggaran sebelumnya.

Keunggulan: Efisien dalam alokasi sumber daya, bisa mengidentifikasi inefisiensi, serta meningkatkan partisipasi staf.

Kelemahan: Proses lama, rumit, butuh data lengkap, teknologi memadai, dan staf yang ahli.

5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)

Lingkupnya: Berorientasi pada tujuan dan output, menggunakan analisis ekonomi untuk mengalokasikan sumber daya.

Langkah: Menentukan tujuan, mengidentifikasi program, mengevaluasi alternatif, memilih yang paling bermanfaat, lalu mengalokasikan sumber daya.

Kelebihan: Lintas departemen, memperbaiki kualitas pelayanan, mengurangi program tumpang tindih, dan menggunakan analisis utilitas marginal.

Kelemahan: Butuh sistem informasi canggih, biaya besar, dan sulit diterapkan karena faktor politik dan birokrasi.

Jadi, secara garis besar lingkup anggaran sektor publik tidak hanya terbatas pada pencatatan pemasukan dan pengeluaran, tetapi mencakup orientasi, metode evaluasi, mekanisme pengawasan, serta integrasi dengan kebijakan pembangunan jangka panjang.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Yesi Novia Pitriani -
Nama: Yesi Novia Pitriani
NPM: 2313031006

1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting), anggaran ini mengelompokkan pendapatan dan belanja berdasarkan pos atau kategori tertentu seperti gaji, peralatan, dan bahan habis pakai. Lingkupnya mencakup seluruh aktivitas operasional rutin pemerintahan yang mudah diawasi, namun kurang menekankan keterkaitan antara pengeluaran dan hasil yang dicapai.
2. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting), anggaran ini menekankan keterkaitan antara pendanaan dengan hasil (output dan outcome) yang diharapkan. Lingkupnya mencakup seluruh kegiatan yang berorientasi pada pencapaian target kinerja organisasi, seperti peningkatan kualitas layanan publik dan pencapaian indikator tertentu.
3. Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting), mengelompokkan kegiatan berdasarkan program yang memiliki tujuan spesifik. Anggaran diberikan sesuai kebutuhan masing-masing program, sehingga lingkupnya fokus pada pelaksanaan dan evaluasi efektivitas program-program pemerintah yang mendukung tujuan strategis.
4. Anggaran Berbasis Zero (Zero-Based Budgeting/ZBB), pada sistem ini, setiap kegiatan harus dibenarkan dari awal setiap tahun anggaran, tanpa mengandalkan data atau praktik tahun sebelumnya. Lingkup ZBB adalah seluruh unit kerja dan semua program yang harus benar-benar dievaluasi urgensi dan efisiensinya.
5. Pendekatan NPM (New Public Management), memperkenalkan anggaran berbasis kinerja, yaitu penganggaran yang menekankan efisiensi, efektivitas, dan hasil nyata (output serta outcome) dari setiap program pemerintah. Lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program dengan cara mendesentralisasikan kewenangan anggaran, mengintegrasikan visi dan misi ke belanja publik, serta memberlakukan prinsip value for money dan transparansi terhadap hasil yang dicapai.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Desmala Az-Zahra -
nama : desmala az zahra
npm : 2313031002

Jenis-jenis anggaran sektor publik sangat beragam dan lingkupnya mencerminkan berbagai kebutuhan pengelolaan keuangan pemerintah. Di antaranya, terdapat anggaran tradisional (line-item budgeting) yang memfokuskan alokasi dana berdasarkan pos-pos belanja seperti gaji atau peralatan sehingga mudah diawasi, meskipun kurang menekankan hasil yang ingin dicapai. Anggaran berbasis kinerja (performance budgeting) mengaitkan dana dengan output dan outcome sehingga mendorong efisiensi serta akuntabilitas penggunaan anggaran. Kemudian, anggaran berbasis program (program budgeting) mengelompokkan belanja berdasarkan program tertentu dengan tujuan spesifik agar evaluasi kinerja dapat dilakukan lebih terarah.

Ada pula anggaran berbasis nol atau zero-based budgeting (ZBB) yang mewajibkan justifikasi atas setiap pengeluaran dari awal setiap tahun, memastikan semua alokasi benar-benar diperlukan dan meningkatkan transparansi. Selain itu, anggaran berbasis aktivitas (activity-based budgeting) menekankan biaya tiap aktivitas agar pemborosan dapat dikurangi dan alokasi sumber daya lebih efisien. Anggaran berbasis outcome sangat menitikberatkan pada hasil akhir, terutama untuk memastikan pengeluaran benar-benar berdampak positif bagi target kebijakan pemerintah.

Dua tambahan yang kini mulai banyak diterapkan adalah anggaran partisipatif, di mana masyarakat terlibat langsung dalam proses penyusunan anggaran untuk memastikan kebutuhan dan aspirasi publik terakomodasi, serta anggaran berbasis gender yang memastikan keadilan alokasi bagi laki-laki dan perempuan lewat penyesuaian program yang ramah gender.

Setiap jenis anggaran memiliki lingkup penerapan yang berbeda, misalnya anggaran operasional untuk belanja rutinitas tahunan pemerintahan seperti gaji dan perawatan fasilitas, sementara anggaran modal (capital budget) mencakup proyek jangka panjang seperti pembangunan infrastruktur yang manfaatnya dirasakan lebih dari satu tahun. Dengan demikian, pemilihan jenis anggaran harus disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, serta tantangan yang dihadapi sektor publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Nida Yasmin -
Nama : Nida Yasmin Sofiyah
NPM : 2313031026

Jenis-jenis anggaran 
Sektor Publik dan Penjelasan Lingkupnya
1. Anggaran Tradisional (Traditional Budgeting)
Anggaran ini berfokus pada input atau jumlah dana yang digunakan. Tujuannya adalah memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Lingkupnya: mencakup perencanaan dan pengawasan keuangan pemerintah secara administratif, tanpa melihat hasil atau kinerja program.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Jenis ini menekankan pada hasil (output) yang dicapai dari penggunaan anggaran. Setiap kegiatan diukur berdasarkan kinerja dan manfaatnya bagi masyarakat. Lingkupnya: mencakup hubungan antara dana yang digunakan dengan hasil kerja instansi pemerintah, sehingga bisa diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Anggaran ini disusun berdasarkan program dan kegiatan tertentu yang ingin dicapai, bukan berdasarkan unit organisasi. Lingkupnya: mencakup penentuan prioritas program pembangunan yang mendukung tujuan jangka menengah dan panjang pemerintah.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting / ZBB)
Dalam sistem ini, setiap kegiatan harus dijustifikasi dari awal setiap tahun, seolah-olah dimulai dari nol. Tidak ada kegiatan yang otomatis mendapatkan dana. Lingkupnya: meliputi evaluasi semua program pemerintah untuk menentukan kegiatan yang paling penting dan efisien agar anggaran lebih tepat sasaran.
5. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based Budgeting / PBB)
Jenis ini menggabungkan unsur kinerja dan hasil kerja dengan besarnya anggaran yang diberikan. Fokusnya pada efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Lingkupnya: digunakan untuk mengukur keberhasilan lembaga publik dalam mencapai target pembangunan dengan biaya yang dikeluarkan.
6. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Jenis anggaran yang melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan dan pengawasan anggaran publik. Lingkupnya: mencakup koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk menentukan kebutuhan dan prioritas pembangunan bersama.
7. Anggaran Berbasis Keluaran (Output-Based Budgeting)
Anggaran ini berfokus pada hasil akhir dari program, bukan hanya proses pelaksanaannya. Lingkupnya: mencakup penilaian sejauh mana kegiatan pemerintah memberikan dampak nyata kepada masyarakat melalui hasil yang terukur.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Berbagai jenis anggaran di sektor publik memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda-beda berdasarkan tuntutan pemerintah dalam hal implementasi program dan pengelolaan sumber daya. Anggaran tahunan, anggaran kinerja, penganggaran berbasis nol, dan anggaran surplus/defisit merupakan berbagai bentuk anggaran sektor publik yang umumnya digunakan.
Pertama, jenis anggaran yang paling populer adalah anggaran tahunan, yang disusun setiap tahun dan mencakup perkiraan pendapatan dan pengeluaran negara bagian atau daerah untuk satu tahun anggaran. Cakupannya mencakup setiap inisiatif pemerintah yang dijadwalkan untuk didanai sepanjang jangka waktu tersebut.
Kedua, alokasi sumber daya dikaitkan dengan keluaran atau hasil yang diinginkan melalui penganggaran kinerja. Untuk mendorong efisiensi dan akuntabilitas, cakupannya mencakup indikator kinerja, target program, dan evaluasi efektivitas anggaran.
Ketiga, dalam penganggaran berbasis nol, setiap unit kerja harus menyusun anggaran sepenuhnya dari awal, tanpa merujuk pada anggaran tahun sebelumnya. Karena cakupannya, setiap program dan kegiatan harus dievaluasi secara cermat untuk memastikan bahwa hanya program yang benar-benar dibutuhkan dan berhasil yang menerima pendanaan.
Keempat, situasi keuangan pemerintah disebut surplus atau defisit anggaran, tergantung pada apakah pendapatan lebih besar daripada pengeluaran (surplus) atau sebaliknya (defisit). Cakupannya mencerminkan situasi keuangan negara dan menjadi dasar bagi keputusan tentang pinjaman dan pembiayaan serta kebijakan fiskal.
Pemerintah dapat memilih strategi terbaik untuk mencapai tujuan pembangunan dan layanan publik dengan memahami berbagai jenis anggaran ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Annisa Luthfiyyah -
Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM : 2313031010

Jenis –jenis anggaran sektor publik dan lingkungannya, yaitu:
1. Anggaran tradisional (line item budget) fokus pada pengeluaran belanja pegawai,perjalan dinas dan sejenisnya yang menekankanpada pengendalian keuangan dan kepatuhan hukum, bukan hasil. Lingkupnya yaitu pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan akuntabilitasdan pengawasan ketat atas dana publik.
2. Anggaran kinerja (Performance Budgeting) cirinya yaitumenghubungkan input dengan output dan mengukur efisiensi dan efektifitas program pemerintah. Lingkupnya instansi yang memiliki tujuan terukur dan hasil yang konkret, serta digunakan untuk menilai hasil dan manfaaat daari setiap rupiah yang dibayarkan.
3. Anggaran program (Program Budgeting) cirinya melihat analisis biaya dan manfaat untuk menentukan prioritas dan melakukan berdasarkan pada tujuan dan program yang ingin dicapai. Lingkupnya dalam perencanaan jangka menengah dan panjang, dapat lintas instansi.
4. Anggaran berbasis nol (zero based budgeting) cirinya setiap kegiatanharu dijustifikasi dari nol, menuntut analisis prioritas dan evaluasi kinerja program. Lingkup cocok untuk instansi yang ingin mengurangi pemborosan dan duplikasi program, serta meningkatkan efisiensi tetapi membutuhkan waktu dan sumber daya analisis yang besar.
5. Anggaran berbasis kinerja hasil (outcomebased budgeting) fokus pada hasil akhir, digunakan untuk menilai dampak kebijakan publik terhadap masyarakat. Lingkupnya umum diterapkan di era modern yang menekankan good dovernance dan transparansi.
6. Anggaran partisipatif (participatory budgeting) cirinya masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan dan penentuan prioritas anggaran, sehingga mendorong transparansi dan keadilan sosial. Lingkupnya memberikan ruang bagi warga untuk menentukan proyek prioritas publik, menumbuhkan rasa kepemilikan publik terhadap hasil pembangunan.
7. Anggaran responsif gender (gender responsive budgeting) fokus pada anggaran pemerintah mendukung kesetaraan gender dan mengidentifikasi dampak kebijakan terhadap perempuan dan laki laki. Lingkupnya terintegrasi pada anggaran program dan kinerja dan cocok untuk kementerian yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Dwi Apriyana -
Nama: Dwi Apriyana
NPM: 2313031022

Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan sistem anggaran yang berorientasi pada input dan kepatuhan terhadap aturan. Penyusunan anggarannya berdasarkan pada pengeluaran tahun sebelumnya. Lingkup penerapan anggaran ini terdapat pada sistem pemerintahan yang masih birokratis dan sentralistis, di mana fungsi utamanya adalah pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan. Ciri khas anggaran tradisional yaitu bersifat tahunan, terperinci per pos, serta tidak mengaitkan dana dengan hasil atau kinerja.
2. Anggaran Berbasis New Public Management (NPM)
Pendekatan anggaran berbasis NPM muncul sebagai pembaruan terhadap sistem tradisional. Anggaran jenis ini menekankan pada efisiensi, efektivitas, dan orientasi hasil (output dan outcome). Lingkup penerapannya berada pada lembaga pemerintahan yang menerapkan prinsip manajemen modern, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan orientasi pelayanan publik. Melalui pendekatan NPM, pemerintah didorong untuk berperan sebagai organisasi yang inovatif, kompetitif, dan berorientasi pada kinerja.
3. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Anggaran kinerja merupakan sistem yang mengaitkan antara besarnya dana yang dialokasikan dengan hasil yang dicapai. Fokusnya terletak pada pencapaian tujuan program dan indikator kinerja yang terukur. Lingkup penerapannya mencakup seluruh unit kerja pemerintah yang ingin memastikan bahwa anggaran digunakan sesuai prinsip value for money, yaitu ekonomis, efisien, dan efektif. Sistem ini juga memperkuat pengawasan internal dan evaluasi eksternal atas hasil kinerja.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran yang dimulai dari nol setiap periode, bukan dari data tahun sebelumnya. Setiap kegiatan atau program harus dijustifikasi ulang sesuai kebutuhan aktual. Lingkup penerapan ZBB biasanya berada pada instansi yang ingin meningkatkan efisiensi dan meminimalkan pemborosan anggaran. Sistem ini membantu manajemen mengidentifikasi prioritas utama, meningkatkan motivasi staf, serta mendorong partisipasi aktif manajemen level bawah.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah sistem penganggaran yang mengintegrasikan proses perencanaan, pemrograman, dan penganggaran menjadi satu kesatuan yang utuh. Tujuannya adalah mengalokasikan sumber daya secara rasional berdasarkan analisis biaya dan manfaat. Lingkup penerapan PPBS mencakup kegiatan lintas departemen dan jangka panjang. Sistem ini menuntut kemampuan analisis data yang tinggi, penggunaan teknologi informasi, serta koordinasi antarlembaga agar kebijakan dan program pemerintah dapat berjalan efektif dan efisien.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Mar'atus Shalihah Mar'atus Shalihah -
Nama: Mar'atus Shalihah
NPM : 2313031025

1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan jenis pengeluaran (belanja) tanpa memperhatikan tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Fokus pada pengelompokan pengeluaran menurut pos seperti gaji, bahan habis pakai, dan peralatan. Lingkup dari anggaran ini cocok untuk kontrol pengeluaran yang ketat, namun lemah dalam pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban hasil.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Mengaitkan alokasi anggaran dengan hasil kinerja yang ingin dicapai. Setiap kegiatan memiliki indikator kinerja yang terukur. Lingkup dari anggaran ini yaitu meliputi input (dana), output (hasil langsung), dan outcome (dampak). Lebih menekankan pada efisiensi dan efektivitas program.
3. Anggaran Program (Program Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi tertentu. Lingkup dari anggaran ini yaitu untuk mengintegrasikan perencanaan dengan penganggaran, memudahkan evaluasi program secara menyeluruh.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budget/ZBB)
Setiap periode anggaran dimulai dari nol, semua program harus diajukan dan dipertimbangkan kembali seolah-olah merupakan program baru. Lingkup dari anggaran ini yaitu untuk mencegah pemborosan karena tidak ada anggaran yang otomatis dilanjutkan. Namun membutuhkan waktu dan analisis yang mendalam.
5. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based Budget)
Pengembangan dari anggaran kinerja yang lebih komprehensif, mengintegrasikan perencanaan strategis dengan alokasi anggaran berdasarkan capaian kinerja. Lingkup dari anggaran ini yaitu, mencakup penetapan target kinerja, indikator kinerja kunci (KPI), dan alokasi anggaran yang fleksibel berdasarkan pencapaian.
6. Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budget/ABB)
Fokus pada aktivitas-aktivitas yang mengonsumsi sumber daya untuk menghasilkan output tertentu. Lingkup dari anggaran ini untuk mengidentifikasi biaya setiap aktivitas dan mengalokasikan sumber daya berdasarkan aktivitas yang bernilai tambah.
7. Anggaran Partisipatif (Participatory Budget)
Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengalokasian anggaran, terutama di tingkat lokal. Lingkup dari anggaran ini untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan memastikan anggaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
8. Anggaran Fleksibel (Flexible Budget)
Anggaran yang dapat disesuaikan dengan perubahan volume aktivitas atau kondisi tertentu. Lingkup dari anggaran ini berguna untuk organisasi dengan tingkat aktivitas yang tidak pasti, memungkinkan penyesuaian alokasi anggaran.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Syifa Hesti Pratiwi -
Nama: Syifa Hesti Pratiwi
NPM: 2313031003

1. Anggaran Tradisional (Line Item Budgeting)
Jenis anggaran ini berfokus pada jenis pengeluaran (input) seperti gaji, peralatan, dan bahan baku. Tujuannya untuk memastikan bahwa setiap dana digunakan sesuai peruntukan. Lingkupnya mencakup kontrol administratif dan kepatuhan terhadap aturan. Namun, kelemahannya adalah tidak menunjukkan hasil atau kinerja dari penggunaan dana tersebut.

2. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Budgeting)
Jenis anggaran ini menekankan keterkaitan antara dana yang dialokasikan dan hasil yang dicapai (output–outcome). Lingkupnya meliputi penentuan indikator kinerja, target, serta evaluasi efektivitas program. Dengan sistem ini, pemerintah dapat menilai seberapa efisien penggunaan anggaran dalam mencapai tujuan pembangunan.

3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Fokus utama jenis ini adalah pada tujuan dan kegiatan program, bukan sekadar jenis belanja. Lingkupnya mencakup pengelompokan anggaran berdasarkan program kerja pemerintah, misalnya program kesehatan, pendidikan, atau infrastruktur. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap program mendukung prioritas pembangunan nasional atau daerah.

4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Setiap periode anggaran dimulai dari nol, artinya setiap kegiatan harus dibenarkan kembali dari awal. Lingkupnya mencakup evaluasi mendalam atas seluruh program dan pembiayaan untuk menentukan prioritas. Sistem ini mendorong efisiensi dan menghindari kebiasaan “copy-paste” anggaran tahun sebelumnya.

5. Anggaran Berbasis Kebutuhan (Planning Programming Budgeting System / PPBS)
Jenis anggaran ini mengintegrasikan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran. Lingkupnya mencakup analisis manfaat, biaya, dan dampak jangka panjang dari program. PPBS cocok digunakan dalam kebijakan yang memerlukan perencanaan strategis, seperti pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Najwa Ayudia Aura Rachim -
Nama: Najwa Ayudia Aura Rachim
NPM: 2313031027
Kelas: A

Jenis anggaran sektor publik dan Lingkupnya

1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
- Lingkup: Fokus pada pengendalian pengeluaran dan kepatuhan terhadap peraturan.
- Ciri: Berorientasi pada input, sentralisasi, dan tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang.

2. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based Budgeting)
- Lingkup: Fokus pada hasil dan dampak yang ingin dicapai.
- Ciri: Berorientasi pada output dan outcome, desentralisasi, dan berbasis kinerja.

3. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting/ZBB)
- Lingkup: Fokus pada kebutuhan riil dan pengalokasian sumber daya yang efektif.
- Ciri: Dimulai dari nol, tidak mengacu pada anggaran sebelumnya, dan berfokus pada kebutuhan yang harus dipenuhi

4. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
- Lingkup: Fokus pada partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran.
- Ciri: Masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengalokasian anggaran.

5. Anggaran Berbasis Program (Program-Based Budgeting)
- Lingkup: Fokus pada program-program yang ingin dicapai.
- Ciri: Berorientasi pada program, dan pengalokasian sumber daya berdasarkan prioritas program

6. Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
- Lingkup: Fokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
- Ciri: Berorientasi pada aktivitas, dan pengalokasian sumber daya berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

Pemilihan jenis anggaran yang tepat sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan organisasi sektor publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Aulya Syifa Zulkarnaen -
Nama : Aulya Syifa Zulkarnaen
NPM : 2313031009

Dalam sektor publik, pengelolaan anggaran memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien dan tepat sasaran. Berbagai pendekatan pengelolaan anggaran dikembangkan untuk mengakomodasi kebutuhan pemerintahan dan institusi publik yang beragam, dengan karakteristik dan fokus yang berbeda-beda. Setiap jenis anggaran dirancang untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana publik sesuai dengan konteks organisasi, kebijakan pemerintah, serta tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi. Pendekatan ini membantu pemerintah merencanakan, mengendalikan, dan memantau pengeluaran agar lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil yang mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Berikut beberapa jenis anggaran sektor publik beserta penjelasannya :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN,) mengatur keseluruhan penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat selama satu tahun, termasuk belanja rutin, pembangunan, serta transfer ke daerah dan dana desa. Sumber pendapatan utama berupa pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan hibah. APBN berperan penting dalam stabilitas ekonomi nasional dan pembangunan infrastruktur.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan pemerintah daerah yang mencakup pendapatan asli daerah, dana perimbangan (seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus), dan belanja daerah untuk pelayanan publik lokal seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur daerah sesuai kewenangannya.
3. Anggaran Defisit, terjadi ketika pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan. Biasanya defisit ini dibiayai lewat penerbitan utang. Anggaran defisit dapat digunakan sebagai strategi fiskal untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dalam keadaan tertentu.
4. Anggaran Surplus adalah kondisi ketika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran, yang memungkinkan pemerintah mengalokasikan kelebihan dana untuk investasi atau pengurangan utang.
5. Anggaran Berimbang, memastikan pendapatan dan pengeluaran sama, bertujuan menjaga stabilitas fiskal dan menghindari peningkatan utang negara.
6. Anggaran Kinerja, menekankan pada pencapaian hasil (output dan outcome) dengan menghubungkan pendanaan pada indikator kinerja. Jenis ini meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas penggunaan sumber daya publik.
7. Anggaran Kas, hanya mencatat kas yang masuk dan keluar selama periode tertentu, berguna untuk pengelolaan likuiditas dan memonitor aliran kas jangka pendek tanpa memperhitungkan piutang atau hutang.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Diskusi

oleh Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

Anggaran sektor publik memiliki beberapa jenis yang digunakan pemerintah untuk mengatur perencanaan dan pelaksanaan keuangan. Salah satu jenis yang paling umum adalah anggaran tradisional, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan rincian belanja sesuai pos atau jenis pengeluaran. Lingkup anggaran ini lebih banyak menekankan pada pengendalian penggunaan uang, sehingga pemerintah fokus memastikan setiap pengeluaran sesuai prosedur.

Selain itu, terdapat anggaran berbasis kinerja yang lebih menekankan pada hasil yang ingin dicapai. Jenis anggaran ini memandang dana sebagai alat untuk mencapai output dan outcome tertentu, sehingga lingkupnya mencakup target kinerja, indikator keberhasilan, dan evaluasi hasil program. Anggaran ini banyak digunakan dalam reformasi keuangan publik untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas.

Jenis lain adalah Zero-Based Budgeting, yaitu anggaran yang disusun dari nol setiap tahun. Lingkupnya mencakup proses penilaian ulang seluruh program tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Tujuannya agar hanya program yang benar-benar penting dan bermanfaat yang memperoleh pendanaan.

Tidak kalah penting adalah anggaran partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam penyusunan anggaran. Lingkupnya meliputi forum warga, musrenbang, dan proses konsultasi publik. Jenis anggaran ini digunakan untuk meningkatkan transparansi dan memastikan kebutuhan masyarakat terserap dalam kebijakan keuangan pemerintah.

diskusi dapat dilanjutkan dengan membandingkan kelebihan masing-masing jenis anggaran, relevansinya dengan konteks daerah, serta bagaimana penerapannya dapat memperbaiki kualitas pelayanan publik.