FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 37

Silahkan jawab disini, 

Nama npm lalu jawaban 

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014067 2415014067 -
NAMA: Subhan Willy
NPM: 2415014067

Penulis, Agus Maladi Irianto, menegaskan bahwa integrasi nasional adalah proses pernyatuan berbagai kelompok dengan identitas berbeda menjadi satu kesatuan bangsa.
Pertama, jurnal ini menguraikan sejarah politik Indonesia, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Orde Baru, dengan pemerintahan yang pemusatan dan menekan, menekan pluralitas demi stabilitas nasional. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan ketidakpuasan di daerah dan memicu konflik. Era Reformasi, yang membawa kebebasan dan desentralisasi, justru menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional tidak dapat dicapai hanya melalui politik, tetapi juga memerlukan strategi kebudayaan yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme.

Kedua, jurnal ini membahas peran identitas dalam integrasi nasional. Identitas bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan terus berkembang melalui interaksi sosial, politik, dan budaya. Media massa, terutama televisi, memainkan peran penting dalam membentuk identitas kolektif. Namun, identitas juga dapat memecah belah jika terlalu mengedepankan kepentingan kelompok. Sebagai contoh, bahasa Indonesia, yang awalnya berasal dari bahasa Melayu Pasar, menjadi alat pemersatu bangsa karena digunakan sebagai lingua franca oleh berbagai kelompok etnis. Ini menunjukkan bahwa integrasi nasional dapat dicapai melalui kesamaan nilai, bahasa, dan cita-cita.

Ketiga, jurnal ini mengkritik kebijakan otonomi daerah yang justru memperkuat fanatisme dari suku bangsa. Otonomi daerah dan pemekaran wilayah sering kali hanya fokus pada kepentingan lokal, bukan nasional. Misalnya, pendirian sekolah dan perguruan tinggi di daerah cenderung hanya melayani kelompok etnis tertentu, sehingga mengurangi interaksi antaretnis. Hal ini dapat memperlemah integrasi nasional jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang mendorong kerja sama antardaerah.

Keempat, jurnal ini menawarkan strategi kebudayaan sebagai solusi untuk memperkuat integrasi nasional. Strategi ini mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme, serta menekankan pentingnya kesadaran akan pluralitas sebagai kekuatan bangsa. Masyarakat harus bersedia meninggalkan identitas kelompok yang sempit demi kepentingan bersama. Integrasi nasional dapat dicapai melalui pendidikan, media, dan kebijakan yang inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ghilban Malik Sinurat 2415014061 -
Nama : Ghilban Malik Sinurat
NPM : 2415014061

Integrasi nasional sebagai penangkal adanya sikap etnosentrisme judul jurnal yang dituliskan oleh Agus Maladi Irianto yang didalam jurnal tersebut membahas bagaimana tentang bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya ras suku dan juga agama harus bersatu dalam upaya membentuk integrasi nasional yang membentuk NKRI, dari sejarahnya bangsa Indonesia mengalami masa transisi dari awal mula nya masa reformasi orde lama dan orde baru terjadi disentegrasi dan instabilisasi nasional bagaimana pada zaman nya pernah terjadi pemerintahan yang otoriter sehingga menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik pada masa nya yang mengakibatkan perpecahan dan kerusuhan dimana mana.

Membangun identitas dan integrasi nasional dimana bagaimana cara pandang seseorang dalam melihat kita sebagai etnis atau budaya dalam proses pemantapan identitas bangsa, sebagai contoh bahasa Indonesia yang berasal dari minang sebagai identitas kepulauan riau dan berkembang menjadi melayu pasar, seiring berjalannya waktu kelompok kelompok sering menggunakan bahasa melayu pasar sehingga menjadi identitas baru bagi suatu kelompok mereka
integrasi nasional juga dapat tercipta dengan adanya isu bersama baik bersifat ekonomis, ideologis maupun sosial
,hal ini menggambarkan integrasi nasional dapat tercapai dengan kesamaan perasaan dan tujuan yang sama,dalam menggapai integrasi nasional ada hambatan yang terjadi di dalam otonomi daerah seperti demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas budaya dan lintas etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi-posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri.

Kesimpulan nya integritas nasional hanya dapat tercapai apabila semua individual harus memiliki sikap pluralisme dan sadar akan pentingnya menjaga integrasi tersebut agar tak terjadi nya perpecahan yang dapat merusak stabilitas nasional negara kita.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Albar Al Zuhri -
Nama : Muhammad Albar Alzuhri
NPM : 2415014054
Jawaban :
Dalam jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto berjudul “Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia”, saya melihat bagaimana penulis memaparkan pentingnya kesadaran kolektif dalam membangun rasa kebangsaan di tengah masyarakat yang sangat majemuk. Penulis menyoroti perjalanan sejarah politik Indonesia dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi, yang semuanya memiliki dampak besar terhadap dinamika integrasi dan disintegrasi nasional. Bagi saya, bagian ini sangat menarik karena menunjukkan bahwa kebijakan politik yang sentralistik dan represif justru menimbulkan reaksi balik berupa separatisme dan etnosentrisme yang makin menguat.

Yang paling menarik menurut saya adalah pembahasan tentang identitas. Penulis menjelaskan bahwa identitas bukanlah sesuatu yang tetap atau tunggal, tapi terus berubah tergantung konteks sosial, ekonomi, dan budaya. Saya sangat setuju dengan pendapat ini, apalagi di zaman sekarang, identitas banyak dibentuk oleh media massa, terutama televisi dan media sosial. Kita sering kali tidak sadar bahwa cara kita berpikir, berperilaku, bahkan menilai orang lain sangat dipengaruhi oleh konstruksi media. Dari sini saya jadi memahami bahwa integrasi nasional harus dimulai dari kesadaran individu untuk membuka diri dan tidak terjebak dalam identitas kelompok yang sempit.

Pada akhirnya, saya menyimpulkan bahwa jurnal ini memberikan gambaran yang sangat relevan terhadap kondisi Indonesia saat ini. Otonomi daerah yang seharusnya menjadi solusi justru bisa menjadi ancaman jika tidak diimbangi dengan semangat kebangsaan. Saya setuju bahwa strategi kebudayaan yang berbasis pada nilai-nilai pluralisme dan nasionalisme perlu terus dikembangkan agar integrasi nasional tidak hanya menjadi wacana, tetapi menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal ini mengingatkan saya bahwa sebagai warga negara, saya juga punya tanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa dengan tidak larut dalam ego kelompok atau daerah.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014039 2415014039 -
Nama: Queena Almira Larissa
Npm: 2415014039

Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi nasional berperan sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme merupakan salah satu fenomena yang dapat mengancam integrasi nasional di Indonesia, karena dapat menyebabkan konflik dan perpecahan antar etnis dan budaya. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi nasional dapat mempromosikan kesadaran dan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan etnis, sehingga dapat mengurangi etnosentrisme dan meningkatkan integrasi nasional.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa integrasi nasional juga dapat mengembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran sebagai bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti membangun jaringan sosial dan komunikasi antar etnis dan budaya, serta mengembangkan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai nasionalisme dan integrasi nasional. Dengan demikian, menunjukkan bahwa integrasi nasional dapat berperan sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia, dan dapat meningkatkan integrasi nasional dan kesadaran sebagai bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Adda Nurul Aini Tambunan 2415014041 -
Nama: Adda Nurul Aini Tambunan
Npm : 2415014041

Dalam jurnal "Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia" yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto jurnal ini menceritakan bangsa indonesia yang mengalami berbagai perubahan mulai dari azas,paham, ideologi dan doktrin yang menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional ,perubahan dari orde lama ke orde baru hingga orde reformasi.
jurnal ini juga membahas Identitas dan integrasi nasional. Identitas jika dilihat dari aspek waktu bukan suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap, jika dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu dan tunggal yang tergantung pada peran yg dijalankan dan cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Identitas kita pada saat ini menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.

Etnosentrisme didefinisikan sebagai keyakinan bahwa budaya etnik sendiri lebih unggul dari yang lain, yang dapat menyebabkan perpecahan dan konflik sosial. Jurnal ini menyoroti perlawanan budaya lokal terhadap pengaruh global dan menekankan perlunya mengatasi sikap etnosentris yang menghambat integrasi.
Jurnal ini mengakui keragaman budaya Indonesia yang kaya, yang, meskipun merupakan kekuatan, juga dapat menyebabkan ketegangan jika tidak dikelola dengan baik. Ungkapan “Kami versus kalian” menggambarkan potensi konflik yang timbul dari pandangan etnosentris, menggarisbawahi perlunya identitas nasional yang kohesif.
 Kesimpulan yg dapat diambil yaitu perlunya integrasi nasional sebagai sarana untuk menyatukan beragam kelompok di bawah identitas bersama, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Raisya Zahrotul Aulia Dini 2415014035 -
Nama :Raisya Zahrotul Aulia Dini
NPM :2415014035

Jurnal ini membahas pentingnya integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Jurnal tersebut diawali dengan penjelasan singkat tentang integrasi nasional sebagai proses menyatukan kelompok-kelompok dengan isu bersama, baik ideologis, ekonomis, maupun sosial. Yaitu identitas adalah representasi firi seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Jurnal ini kemudian menyinggung sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan, menekankan bahwa berbagai perubahan azas, paham, dan ideologi telah menyebabkan disintegrasi dan instabilitas nasional, khususnya di masa Orde Lama dan awal Orde Baru. Seperti yang dikatakan di jurnal bahwa Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.

Jurnal kemudian berfokus pada identitas nasional sebagai unsur penting dalam membentuk integrasi. Di sini, identitas dijelaskan sebagai representasi diri seseorang atau kelompok dalam konteks sosial-budaya, bukan sesuatu yang statis, melainkan selalu berubah dan terkonstruksi oleh faktor-faktor objektif dan subjektif. Jurnal kemudian menganalisis pengaruh media massa, khususnya televisi, terhadap pembentukan identitas, menunjukkan bagaimana tayangan televisi bisa membentuk arus besar tentang relasi-relasi sosial, politik, ekonomi, dan kultural, melampaui batasan ruang dan waktu.Jurnal ini diakhiri dengan seruan untuk menjadikan integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan yang dapat mengatasi berbagai konflik yang melanda Indonesia. Integrasi nasional, menurut jurnal, dapat terwujud jika masing-masing individu bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari kepentingan yang selama ini dianutnya, membuka peluang untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014045 2415014045 -
Nama : Rizca Adzani Putri
NPM : 2415014045

Jurnal ini membahas dinamika politik, sosial, dan budaya Indonesia sejak kemerdekaan hingga era reformasi. Penulis mengeksplorasi perubahan ideologi, disintegrasi nasional, dan upaya integrasi nasional dalam konteks pluralitas bangsa Indonesia.

Berikut analisis saya mengenai jurnal tsb :
1. Perubahan Ideologi dan Disintegrasi Nasional
Sejak kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan ideologi, dari orde lama ke orde baru, dan akhirnya ke reformasi. Perubahan ini seringkali menimbulkan disintegrasi dan instabilitas nasional. Misalnya, peralihan dari orla ke orba ditandai dengan peristiwa G30S/PKI dan lahirnya supersemar, yang mengantarkan Soeharto ke tampuk kekuasaan. Pemerintahan orba yang sentralistik dan represif berusaha menekan perbedaan dan pluralitas, yang justru memicu perlawanan dan akhirnya runtuh pada tahun 1998.

2. Era Reformasi dan Tantangan Baru
Era reformasi membawa harapan baru dengan demokratisasi dan desentralisasi. Namun, kebebasan yang diberikan justru menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan. Konflik antaretnis, antardaerah, dan antaragama semakin marak. Reformasi yang tidak memiliki platform jelas menyebabkan ketidakpatuhan sosial dan meningkatnya kriminalitas. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi tanpa pengelolaan yang baik justru dapat memperburuk situasi.

3. Identitas Nasional dan Pluralitas
Identitas nasional Indonesia awalnya dibangun melalui simbol-simbol seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Namun, di era modern, identitas nasional perlu direinterpretasi karena pluralitas tidak lagi hanya tentang perbedaan etnis atau daerah, tetapi juga kepentingan. Media massa, terutama televisi, memainkan peran besar dalam membentuk identitas baru melalui konstruksi budaya populer.

4. Integrasi Nasional vs Otonomi Daerah
Integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi konflik dan perpecahan. Namun, kebijakan otonomi daerah dan pemekaran daerah justru memperkuat etnosentrisme dan menyempitkan rasa kebangsaan. Misalnya, pendirian sekolah dan birokrasi yang hanya melayani kepentingan daerah dapat mengurangi rasa persatuan nasional. Integrasi nasional memerlukan kesadaran untuk melampaui identitas lokal dan mengutamakan kepentingan bersama.

5. Strategi Kebudayaan untuk Integrasi Nasional
Untuk mencapai integrasi nasional, diperlukan strategi kebudayaan yang mengakomodasi pluralitas dan membangun kesadaran nasional. Identitas nasional harus dilihat sebagai sesuatu yang dinamis dan terus berkembang, bukan sebagai sesuatu yang statis. Pendidikan dan media memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir dan sikap mental yang mendukung integrasi nasional.

Kesimpulan
Jurnal ini menunjukan pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi tantangan pluralitas dan disintegrasi di Indonesia. Perubahan ideologi, sentralisme orba, dan desentralisasi reformasi telah menciptakan dinamika yang kompleks. Integrasi nasional tidak dapat dicapai hanya dengan kebijakan politik, tetapi juga melalui strategi kebudayaan yang mengakui dan merangkul pluralitas. Identitas nasional harus dilihat sebagai proses dinamis yang terus berkembang, bukan sebagai sesuatu yang statis. Untuk itu, diperlukan kesadaran kolektif untuk melampaui kepentingan lokal dan mengutamakan persatuan nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014050 2415014050 -
Nama : Yuli cahyanti
Npm : 2415014050

Pada Jurnal Integrasi Nasional yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto, Integrasi Nasional adalah proses pembentukan kelompok dengan identitas bersama sebagai bangsa Indonesia. Tujuan dibentuknya Integrasi Nasional ini adalah untuk menangkal etnosentrisme, religiosisme, dan politik yang memecah belah di Indonesia. Namun pada akhirnya, perubahan dari orde lama ke orde baru di Indonesia menciptakan disintegrasi karena adanya perubahan ideologi dan konflik antar kelompok identitas, selain itu adanya kebijakan otonomi daerah dimana kebijakan ini dapat memperkuat etnosentrisme namun menghambat integrasi nasional.

Maka dari itu untuk membangun identitas dan integrasi yang lebih luas, perlu dilakukan penanaman kesadaran nasional yang mengedepankan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kemudian anggota masyarakat juga harus bersedia menerobos identitas mereka dan mengambil jarak dari kepentingan yang membentuk watak kelompok. Selain itu, menciptakan dialog antar kelompok dan menghormati perbedaan budaya juga salah satu hal yang penting untuk memperkuat integrasi. Hal ini yang membuat tayangan televisi juga berperan penting untuk masyarakat sebagai refleksi kehidupan sehari-hari dalam ranah sosial seperti membantu masyarakat. Karena hal tersebut dapat membangun hubungan sosial antar manusia melalui interaksi yang cepat, mengkonstruksi identitas, dan mempengaruhi gaya hidup individu dari berbagai latar belakang serta televisi juga menyatukan masyarakat dalam kebudayaan massa yang cepat dan penuh perubahan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014055 2415014055 -
Nama : Syifaa Salsabila
Npm : 2415015055

INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA yang ditulis oleh: Agus Maladi Irianto
Jurnal tersebut membahas tentang perubahan yang dialami bangsa dan negara Indonesia dalam berbagai aspek, dari orde lama ke orde baru hingga akhirnya memasuki era reformasi. Orde Baru runtuh akibat pemerintahan yang sentralistik dan represif, yang menekan kebebasan daerah dan menimbulkan perlawanan. Reformasi membuka demokrasi dan desentralisasi, tetapi tanpa arah yang jelas, menyebabkan ketidakstabilan sosial. Untuk menjaga persatuan dan mengatasi masalah yang terus berlanjut, diperlukan strategi kebudayaan nasional yang mampu mengelola keberagaman dengan baik.
Identitas nasional awalnya ditandai oleh simbol fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa. Namun, seiring waktu, identitas terus berkembang dan dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, serta kepentingan individu. Pluralitas kini tidak hanya berbasis etnis atau asal daerah, tetapi juga kepentingan yang membentuk hubungan sosial. Teknologi dan media, terutama televisi, semakin mempengaruhi cara individu memahami dan mengekspresikan identitasnya, menciptakan kebudayaan massa yang cepat berubah dan semakin kompleks. Pembangunan kebudayaan nasional bertujuan membentuk pola pikir dan sikap nasionalisme untuk memperkuat integrasi bangsa. Identitas berperan sebagai pemersatu, tetapi juga bisa ditinggalkan demi kepentingan bersama. Contohnya, Bahasa Indonesia yang awalnya bahasa daerah kini menjadi pemersatu, serta kelompok masyarakat yang bersatu menghadapi isu bersama. Integrasi nasional terjadi ketika berbagai identitas bersatu demi tujuan yang lebih besar. Integrasi nasional adalah upaya menyatukan visi dan misi bangsa di tengah keberagaman. Namun, perbedaan sering memicu konflik seperti etnosentrisme dan kepentingan daerah yang menghambat persatuan. Otonomi daerah yang kurang dikelola dengan baik dapat mempersempit rasa nasionalisme. Oleh karena itu, strategi kebudayaan diperlukan untuk memperkuat integrasi dengan menekankan persamaan visi di atas perbedaan identitas. Sebagai kesimpulan, integrasi nasional adalah solusi untuk menghadapi berbagai konflik yang masih melanda Indonesia. Pluralitas bangsa seharusnya tidak menjadi pemicu perpecahan, melainkan kekuatan pemersatu. Sayangnya, kebijakan otonomi daerah sering kali justru menghambat integrasi. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran kolektif untuk mengesampingkan kepentingan kelompok demi membangun persatuan yang lebih luas dan kokoh.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by ARINDHA RAJWA THAHARA 2415014051 -
Nama : Arindha rajwa thahara
npm : 2415014051

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto membahas pentingnya integrasi nasional untuk mengurangi sikap etnosentrisme di masyarakat. Penulis menjelaskan bagaimana keragaman budaya di Indonesia dapat disatukan melalui nilai-nilai kebangsaan dan toleransi.

poin poin pada jurnal tersebut adalah

Integrasi Nasional: Penulis menekankan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk menciptakan persatuan di tengah keragaman etnis dan budaya di Indonesia.
Etnosentrisme: Etnosentrisme dapat menyebabkan konflik dan perpecahan. Jurnal ini menjelaskan bagaimana sikap ini muncul dan dampaknya terhadap masyarakat.
Nilai Kebangsaan: Penulis mengusulkan bahwa nilai-nilai kebangsaan harus ditanamkan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari untuk mengurangi etnosentrisme.
Toleransi: Toleransi antarbudaya sangat penting. Jurnal ini memberikan contoh bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan meskipun memiliki latar belakang yang berbeda.
Rekomendasi

Pendidikan Multikultural: Diperlukan kurikulum yang mengajarkan tentang keberagaman dan pentingnya integrasi.
Kegiatan Sosial: Mendorong kegiatan yang melibatkan berbagai kelompok etnis untuk meningkatkan interaksi dan pemahaman.
Peran Media: Media harus berperan dalam menyebarkan pesan-pesan positif tentang integrasi dan toleransi.

Kesimpulan

Jurnal ini menegaskan bahwa untuk mencapai integrasi nasional yang efektif, masyarakat Indonesia perlu mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi, serta mengurangi sikap etnosentrisme yang dapat memecah belah.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Audrey Islamey Alexandria -
NAMA: Audrey Islamey Alexandria
NPM: 2415014044

Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional dapat menjadi solusi dalam menghadapi perpecahan akibat perbedaan suku, agama, dan kepentingan politik. Penulis menjelaskan bahwa sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sistem pemerintahan, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Reformasi memang memberikan kebebasan yang lebih besar bagi daerah untuk mengelola dirinya sendiri, tetapi di sisi lain, hal ini juga berpotensi meningkatkan etnosentrisme. Jika tidak dikelola dengan baik, perbedaan yang ada justru bisa memperlemah rasa kebangsaan dan menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan.

Dalam jurnal ini, penulis menyoroti bagaimana media massa memiliki peran besar dalam membentuk identitas nasional. Media, terutama televisi, dapat menciptakan identitas kolektif yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Namun, di sisi lain, kebijakan otonomi daerah yang tidak dikelola dengan baik justru dapat memperlemah persatuan, karena setiap daerah lebih fokus pada kepentingannya sendiri. Hal ini dapat membuat masyarakat lebih mengutamakan identitas lokal dibandingkan identitas nasional. Oleh karena itu, integrasi nasional harus terus diperkuat agar perbedaan yang ada tidak menjadi pemicu perpecahan, tetapi justru menjadi kekuatan bagi bangsa.

Sebagai solusi, penulis mengusulkan strategi kebudayaan yang dapat memperkuat nasionalisme tanpa mengabaikan keberagaman. Kesadaran akan pluralisme harus ditanamkan agar masyarakat dapat memahami bahwa perbedaan adalah sesuatu yang alami dan tidak perlu menjadi sumber konflik. Jika setiap kelompok mampu menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok, maka integrasi nasional dapat terwujud dengan lebih kuat. Dengan demikian, upaya membangun rasa kebangsaan yang inklusif menjadi hal yang penting dalam menjaga stabilitas dan persatuan Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014048 2415014048 -
NAMA: SALSABILA BEDIANTI
NPM: 2415014048
KELAS: TEKLING B

Jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto yang berjudul Intergrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia membahas konsep integrasi nasional sebagai alat untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional didefinisikan sebagai upaya menyatukan kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan ideologi, ekonomi, dan sosial agar merasa sebagai satu kesatuan bangsa. Artikel ini memberi penjelasan bagaimana perjalanan sejarah Indonesia, mulai dari Orde Lama hingga Reformasi, telah mengalami berbagai tantangan dalam menjaga persatuan bangsa. Pada masa Orde Baru, kebijakan sentralistik diterapkan untuk menekan gerakan separatisme, tetapi justru memicu perlawanan yang berujung pada reformasi. Di era Reformasi, kebebasan politik dan desentralisasi membawa dampak positif, tetapi juga menimbulkan perpecahan dan konflik berbasis identitas. Identitas nasional yang awalnya ditandai dengan simbol fisik seperti bahasa dan bendera, kini berkembang menjadi lebih kompleks dan sering kali dipengaruhi oleh kepentingan tertentu. Penulis menyoroti bagaimana media massa, khususnya televisi, berperan dalam membentuk identitas baru yang melampaui batas etnis dan daerah. Selain itu, jurnal ini juga mengkritisi kebijakan otonomi daerah yang justru memperkuat etnosentrisme, karena banyak daerah yang lebih mengutamakan kepentingan lokal daripada kepentingan nasional. Sebagai solusi, artikel ini mengusulkan strategi kebudayaan yang menekankan pentingnya nasionalisme dan pluralisme dalam membangun integrasi nasional yang kuat dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Alvia Khairunisa 2415014062 -

NAMA : Alvia Khairunisa 

NPM : 2415014062


Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas bagaimana integrasi nasional berperan penting dalam meredam potensi konflik akibat sikap etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menganggap budaya atau kelompok etnis sendiri lebih unggul dibandingkan kelompok lain, yang dapat memicu diskriminasi, ketidakadilan, dan perpecahan di masyarakat. Indonesia, sebagai negara yang memiliki keberagaman suku, agama, dan budaya, rentan terhadap konflik akibat etnosentrisme jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, integrasi nasional menjadi kunci dalam menciptakan harmoni dan persatuan di tengah keberagaman tersebut. Melalui kebijakan pendidikan multikultural, penguatan nilai Pancasila, dan promosi dialog antarkelompok, integrasi nasional dapat memperkuat identitas kebangsaan dan menekan sikap superioritas antar kelompok etnis.

Selain itu, jurnal ini juga menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat integrasi nasional. Pemerintah diharapkan mampu menciptakan kebijakan yang mendorong keadilan sosial dan memperkuat rasa kebersamaan antar warga negara. Pendidikan tentang keberagaman dan toleransi sejak dini juga dianggap sebagai upaya efektif dalam membentuk sikap inklusif di kalangan generasi muda. Masyarakat diharapkan aktif dalam membangun dialog dan kerja sama antarkelompok untuk menciptakan saling pengertian dan penghargaan terhadap perbedaan. Dengan demikian, integrasi nasional tidak hanya menjadi alat untuk meredam etnosentrisme, tetapi juga sebagai fondasi dalam membangun bangsa yang kuat dan harmonis di tengah keragaman budaya yang ada.


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Damar Syuhada 2415014056 -
Muhammad Damar Syuhada
2415014056

Sejak proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pergantian rezim dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu oleh peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 dan diikuti dengan dikeluarkannya Supersemar menunjukkan bahwa perubahan ideologi dan doktrin politik telah mengakibatkan berbagai bentuk disintegrasi dan ketidakstabilan nasional.

Di bawah kepemimpinan Soeharto, pemerintahan Orde Baru berupaya menstabilkan situasi dengan mengonsolidasikan kekuatan politik melalui penyederhanaan partai. Pada tahun 1970, pemerintah membentuk dua kelompok partai utama, yaitu Kelompok Demokrasi Pembangunan dan Kelompok Persatuan Pembangunan, sementara Golongan Karya (Golkar) menjadi kekuatan politik dominan yang selalu memenangkan Pemilu selama era Orde Baru karena menjadi mesin politik utama pemerintah.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by HIKMAH RIZKI IFOLALA GUMANO -
Nama: HIKMAH RIZKI IFOLALA GUMANO
NPM:2415014057

Integrasi nasional adalah bagaimana sebuah negara bisa menyatukan semua perbedaan di dalamnya, seperti suku, budaya, agama, dan bahasa, agar tetap bisa hidup rukun dan damai. Ini penting supaya negara tetap stabil dan tidak terpecah belah. Di Indonesia, misalnya, keberagaman itu sangat besar, jadi perlu usaha khusus untuk memastikan semua orang merasa bagian dari satu bangsa. Hal-hal yang bisa memperkuat integrasi nasional antara lain pendidikan yang menanamkan nilai kebangsaan, kebijakan pemerintah yang adil, peran media dalam menyebarkan pesan persatuan, serta masyarakat yang aktif menjaga toleransi. Tapi tentu ada tantangan, seperti konflik sosial atau kesenjangan ekonomi, yang bisa membuat masyarakat merasa tidak adil dan malah menjauh dari rasa kebersamaan.

Dalam penelitian tentang integrasi nasional, biasanya ada banyak sudut pandang yang digunakan, misalnya dari sisi politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Dari segi politik, kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi apakah masyarakat merasa diperlakukan dengan adil atau tidak. Secara sosial, kalau masyarakat sering berinteraksi dengan kelompok lain, mereka bisa lebih memahami satu sama lain dan mengurangi konflik. Dari sisi ekonomi, kalau ada daerah yang terlalu miskin dibanding daerah lain, bisa muncul rasa ketidakpuasan yang berujung pada perpecahan. Jadi, penelitian tentang integrasi nasional sangat penting untuk mencari cara agar negara bisa tetap bersatu tanpa menghilangkan keberagaman yang sudah menjadi bagian dari identitasnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Jonathan Alexandro Stevenson Naibaho -
Nama : Jonathan Alexandro Stevenson Naibaho
NPM : 2415014043

Identitas adalah representasi diri
seseorang atau masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat
mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai
dan final, tetapi merupakan suatu kondisi
yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang
selalu diperbaharui, dan keadaan yang
dinegosiasi terus-menerus, sehingga
wujudnya akan selalu tergantung dari proses
yang membentuknya. Integrasi terbentuk 
kalau ada identitas yang mendukungnya 
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam 
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita 
politik, atau kesamaan dalam pandangan 
hidup atau orientasi keagamaan. 

Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Integrasi 
nasional adalah jalan keluar untuk 
menghadapi yang hingga saat ini masih 
terus-menerus melanda Indonesia. Konflik 
antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik 
antar-agama, konflik antar-partai politik, 
konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik 
kepentingan lain semestinya tidak perlu 
terjadi kalau masing-masing pelaku konflik 
menyadari bahwa pluralitas bangsa 
Indonesia sudah menjadi sebuah 
keniscayaan. Identitas sebagai
sarana pembentukan pola pikir masyarakat
diperlukan adanya suatu kesadaran nasional
yang dipupuk dengan menanamkan gagasan
nasionalisme dan pluralisme. 

Etnosentrisme seringkali muncul sebagai bentuk kekhawatiran terhadap hilangnya identitas budaya atau dominasi kelompok tertentu yang merugikan kelompok lain. Integrasi nasional merupakan cara yang efektif untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Dengan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan rasa saling menghargai, Indonesia dapat membangun persatuan di tengah keberagaman. Integrasi nasional akan menciptakan Indonesia yang lebih harmonis dan maju, serta meminimalisir potensi konflik yang disebabkan oleh etnosentrisme.
In reply to Jonathan Alexandro Stevenson Naibaho

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Shaikha Azzahra M Abrilian 2415014065 -
Nama : Shaikha Azzahra M Abrilian
Npm : 2415014065

Analis pada jurnal yang berjudul "Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia" yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto. Menjelaskan bahwasannya Indonesia mempunyai banyak sejumlah pengalaman, yang mana bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin yang menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional, berupa etnosentrisme yang muncul di Indonesia. Dimana Indonesia itu sendiri memiliki keberagaman suku, budaya, bahasa dan agama. Dan sering kali menghadapi tantangan berupa perasaan etnosentris yang bisa memicu konflik antar kelompok. Etnosentrisme ini, muncul karena kecenderungan berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain sehingga menyebabkan ketegangan sosial.

Penulis berpendapat bahwa konsep integrasi nasional sebagai bentuk solusi utama. Integrasi nasional di sini tidak hanya berarti penggabungan wilayah atau administrasi, tetapi lebih kepada penciptaan rasa kesatuan dan persatuan di tengah keragaman. Integrasi nasional ini harus didorong oleh kesadaran bahwa meskipun masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang sangat berbeda, mereka tetap adalah satu kesatuan yang saling membutuhkan, (seperti Semboyan Bhinneka Tunggal Ika).

Kesimpulan :
Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014072 2415014072 -
nama : Apparel riski pratama
npm : 2415014072

Drs. Agus Maladi Irianto, MA, seorang staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, menulis artikel berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" yang diterbitkan dalam Humanika: Jurnal Ilmiah Kajian Humaniora pada Desember 2013. 
Dalam artikel tersebut, Irianto membahas bahwa integrasi nasional melibatkan pembentukan kelompok yang disatukan oleh isu bersama, baik ideologis, ekonomi, maupun sosial. Tujuannya adalah menciptakan kesadaran sosial sehingga berbagai kelompok dengan identitas masing-masing melihat diri mereka sebagai bagian dari satu kesatuan: Bangsa Indonesia. Identitas memiliki fungsi ganda dalam proses integrasi nasional. Selain itu, artikel ini juga mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional untuk mengatasi etnosentrisme, serta isu-isu keagamaan dan politik. 
Irianto menyoroti bahwa selama masa Orde Baru, Golkar digunakan sebagai mesin politik oleh penguasa saat itu, yang mempengaruhi dinamika politik dan integrasi nasional. Selain itu, artikel ini juga menyinggung tentang penerapan politik pemerintahan yang sentralistik sebagai upaya meredam aksi separatis dari daerah-daerah, yang pada akhirnya menimbulkan perlawanan dan berkontribusi pada peristiwa Mei 1998. 

Melalui pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial, Irianto berpendapat bahwa sikap integrasi nasional dapat terbentuk, yang pada gilirannya dapat menanggulangi etnosentrisme dan memperkuat persatuan bangsa
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi nasional sebagai alat untuk mengurangi ketegangan etnis dan membangun identitas nasional yang inklusif di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by refandi martias 2415014070 -
NAMA:Refandi Martias
NPM:2415014070

Jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto membahas pentingnya integrasi nasional dalam konteks keberagaman budaya dan sosial di Indonesia. Irianto menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan berbagai suku, agama, dan bahasa, menghadapi tantangan dalam menciptakan persatuan di tengah perbedaan. Ia menggarisbawahi bahwa integrasi nasional bukan hanya sekadar penggabungan berbagai elemen masyarakat, tetapi juga melibatkan proses pemahaman, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman. Dalam pandangannya, upaya ini harus melibatkan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat sipil.

Selanjutnya, Irianto menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi integrasi nasional, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik. Ia berpendapat bahwa pendidikan yang berkualitas dapat membentuk karakter dan sikap toleran di kalangan generasi muda. Selain itu, ia menyoroti pentingnya kebijakan ekonomi yang merata untuk mengurangi kesenjangan sosial yang dapat memicu konflik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Nabilla Amalia Az zikra 2415014060 -
Jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto yang berjudul integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia membahas pentinnya interasi nasional dalam konteks indonesia untuk mencegah etnosintrisme atau yang berarti pandangan yan mengangap suku dan budaya. saya juga dapat menartikan bahawa interitas nasional dapat diangap sebagai upaya untuk menjaga persatuan di tengah keberagaman yang ada di indonesia.
agus maladi irianto menjelaskan bahwa etnosintrisme dapat menimbulkan kepecahan antar kelompok etnis dan akan bergilir mengenai kestabilan sosial dan politik indonesia. menurut agus maldi irianto, integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi masalah etnosintrisme. salah satu cara untuk mencegah etnosintrisme adala denan memperkuat pendidikan persahabatan yang menanamkan nilai nilai toleransi, salin menghargai.
Jadi kesimpulannya agus maldi irianto dalam jurnalnya menekankan bahwa untuk mencrgah etnosintrisme yang dapat memicu perpecahan, indonesia perlu memperkuat integrasi nasional. Hal ink dapat dicapai melalui kebijakan pemerintah yang mendukung keberagaman, partisipasi aktif, dan penguatan oendidikan kebangsaan. Dengan demikian, indonesia dapat menjaga persatuan dalam menghadapi tantangan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by ALIFATUN NAJIBAH 2415014064 -
NAMA : ALIFATUN NAJIBAH
NPM: 24151014064

Jawaban:
Yang saya dapatkan dari analisi jurnal ini adalah yaitu yang pertama, Indonesia sudah mengalami banyak perubahan sejak merdeka, termasuk pergantian sistem pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru, lalu ke Era Reformasi. Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan yang terpusat, sementara Era Reformasi memberi kebebasan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri. Namun, kebebasan ini juga menimbulkan masalah baru, seperti munculnya sikap lebih mementingkan daerah sendiri dibandingkan kepentingan nasional.

Lalu yang kedua, dulu, identitas nasional ditandai dengan hal-hal seperti bahasa Indonesia, bendera Merah Putih, dan lagu kebangsaan. Sekarang, identitas lebih beragam dan terus berubah, tergantung dari kepentingan masyarakat. Media seperti televisi ikut membentuk cara orang berpikir dan berperilaku, yang bisa memperkuat atau justru mengancam persatuan bangsa.

Yang ketiga, Indonesia adalah negara yang sangat beragam dengan banyak suku, bahasa, dan budaya. Sayangnya, perbedaan ini sering menimbulkan konflik karena setiap kelompok merasa lebih unggul daripada yang lain (etnosentrisme). Otonomi daerah yang seharusnya membantu pembangunan daerah malah sering membuat masyarakat lebih fokus pada kepentingan sendiri daripada kebersamaan sebagai bangsa.

Dan yang keempat, Agar tetap bersatu, Indonesia perlu strategi yang bisa menyatukan semua perbedaan tanpa menghilangkan keunikan tiap daerah. Otonomi daerah harus diatur agar tidak membuat masyarakat semakin terpecah, melainkan tetap merasa bagian dari Indonesia. Jadi, lesimpulan dari jurnal ini menjelaskan bahwa Indonesia harus mencari cara untuk tetap bersatu di tengah perbedaan, agar konflik berbasis suku, agama, atau daerah bisa dikurangi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014073 2415014073 -
Nama:Nova Amelia
Npm:2415014073

Artikel ini membahas konsep identitas nasional dan integrasi di Indonesia, terutama dalam konteks perubahan zaman dan pluralitas sosial yang semakin berkembang. Ada beberapa aspek penting yang dapat dianalisis dari artikel tersebut. Identitas Nasional sebagai Produk Budaya yang Dinamis,Artikel menjelaskan bahwa identitas nasional bukanlah sesuatu yang statis atau abadi, melainkan merupakan produk budaya yang terus berkembang dan dipengaruhi oleh keadaan objektif. Identitas tidak hanya ditentukan oleh atribut fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, atau bahasa, tetapi juga terbentuk melalui interaksi sosial, kepentingan pribadi, dan pengaruh teknologi masa kini, seperti media massa (terutama televisi). Hal ini menunjukkan bahwa identitas nasional Indonesia saat ini lebih plural dan terbuka untuk reinterpretasi.Pluralitas dalam Konteks Kepentingan,Identitas saat ini tidak lagi hanya ditentukan oleh faktor-faktor tradisional seperti etnis, profesi, atau latar belakang pendidikan.

Integrasi Nasional dan Identitas Ganda Artikel juga membahas bagaimana identitas berfungsi ganda dalam proses integrasi nasional. Di satu sisi, identitas dapat mendukung integrasi jika ada kesamaan dalam bahasa, budaya, nilai, atau pandangan hidup. Di sisi lain, integrasi yang lebih luas hanya dapat terjadi jika individu atau kelompok dapat melepaskan identitas mereka yang lebih sempit untuk menciptakan kesatuan yang lebih besar, seperti bangsa Indonesia. Nasionalisme dan pluralisme dianggap sebagai landasan untuk membangun kesatuan dan memajukan bangsa.Artikel ini mengemukakan bahwa identitas nasional Indonesia harus diinterpretasikan secara lebih dinamis dan inklusif, mengingat perubahan zaman yang membawa pluralitas yang lebih kompleks, baik dari segi sosial, budaya, maupun kepentingan individu. Identitas tidak hanya terbentuk melalui simbol-simbol fisik, tetapi juga melalui media massa, teknologi, dan interaksi sosial yang terus berkembang. Integrasi nasional dapat tercapai ketika individu mampu menanggalkan identitas sempitnya dan menyadari kesamaan yang lebih luas sebagai bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014034 2415014034 -
Nama : Nur Anita
Npm : 2415014034

Jurnal ini membahas tentang identitas nasional di Indonesia dan bagaimana identitas tersebut dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman. identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas juga dianggap sebagai produk kebudayaan yang kompleks dan dapat berubah seiring dengan waktu.
identitas tidak hanya tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Integrasi nasional dianggap sebagai proses yang penting untuk mempertahankan kesatuan dan keutuhan bangsa.
Jurnal ini menyimpulkan bahwa identitas nasional di Indonesia tidak hanya ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum, tetapi juga oleh lapis-lapis identitas yang kompleks dan dapat berubah seiring dengan waktu. Oleh karena itu, integrasi nasional dianggap sebagai proses yang penting untuk mempertahankan kesatuan dan keutuhan bangsa.

Pluralitas Indonesia memiliki pluralitas yang sangat besar, dengan 17.504 pulau, 1.068 suku bangsa, dan lebih dari 665 bahasa daerah. Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang sangat besar, dengan lebih dari 3.025 spesies mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi.
Tantangan Integrasi Nasional seperti Perbedaan budaya, bahasa, dan agama dapat memicu konflik dan memperlemah integrasi nasional.
Etnosentrisme yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa budaya etnik sendiri lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Etnosentrisme dapat memperkuat perbedaan budaya dan memperlemah integrasi nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014049 2415014049 -
nama: asyifa Abelia maqfira
npm:2415014049

Artikel di atas memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan hingga era Reformasi, dengan penekanan pada dinamika politik, ideologi, dan sistem pemerintahan yang telah mengalami perubahan besar. Secara keseluruhan, artikel ini mencerminkan perubahan besar dalam tata kelola negara Indonesia, dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba), kemudian menuju era Reformasi. Berikut adalah analisis lebih mendalam terkait beberapa poin utama dalam artikel:
Yang pertama hal ini menjelaskan perubahan yang terjadi antara Orde Lama dan Orde Baru. Pada masa Orla, Indonesia mengalami instabilitas politik dengan adanya berbagai kekuatan politik yang bersaing, termasuk PKI, PNI, Masyumi, dan militer. Puncaknya adalah peristiwa 30 September 1965 yang mengarah pada pembubaran PKI dan pengambilalihan kekuasaan oleh Soeharto. Dengan adanya Supersemar pada 1966, Orde Baru (Orba) dimulai, yang ditandai dengan pengendalian politik yang sangat sentralistik.
Dalam masa Orba, pemerintah sangat berfokus pada stabilitas politik dan pembangunan, namun dengan metode yang otoriter dan sentralistik. Kebijakan ini menanggapi dengan keras segala bentuk perlawanan atau separatisme dari daerah, serta membatasi ekspresi identitas kedaerahan yang dinilai sebagai ancaman bagi kesatuan negara.

Artikel ini menyoroti dominasi Golkar dalam Pemilu selama era Orde Baru, yang tidak hanya berhasil memenangkan pemilu, tetapi juga menjadi alat utama pengendalian politik pemerintah. Pembatasan partai-partai politik pada saat itu menghasilkan sistem dua partai utama yang terkendali oleh pemerintah, yakni Golkar dan partai-partai yang terorganisir di bawahnya.
Kegagalan untuk memberikan ruang bagi ekspresi politik daerah atau politik identitas menyebabkan ketegangan dan ketidakpuasan yang akhirnya meletus pada peristiwa Mei 1998, yang mengakhiri pemerintahan Orba.
Peralihan ke era Reformasi dimulai dengan runtuhnya rezim Orba pada 1998, dengan munculnya tuntutan akan demokrasi yang lebih terbuka, desentralisasi, dan hak-hak daerah untuk mengatur diri mereka sendiri. Namun, meskipun Reformasi membuka peluang baru bagi kebebasan politik, ini juga menyebabkan ketidakpastian dan ketegangan sosial.
Artikel ini mengkritik penerapan kebebasan pasca-Orba yang kurang terarah. Tidak adanya platform yang jelas di era Reformasi menyebabkan ketidakpastian dan kekacauan, yang tercermin dalam meningkatnya kriminalitas, tindakan anarkis, pelanggaran moral, serta pelanggaran etika yang semakin meluas. Hal ini menambah ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah.

Artikel ini menyebutkan bahwa Indonesia pada masa Reformasi menghadapi krisis yang berkepanjangan, di mana ketidakpatuhan sosial meningkat dan ketidakpastian terus berlanjut. Masyarakat dipandang sebagai "bangsa yang sedang sakit," menggambarkan betapa krisis ini belum menemukan solusi yang tepat. Hal ini menandakan adanya kebutuhan mendalam akan perubahan dalam strategi kebudayaan nasional untuk menghadapi tantangan tersebut.Artikel ini menyarankan perlunya sebuah strategi kebudayaan nasional yang lebih jelas, dengan pemahaman yang lebih baik tentang pluralitas Indonesia. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan budaya harus diakui sebagai kekayaan yang harus dikelola dengan baik untuk menciptakan harmoni sosial dan kerukunan antar kelompok. Dalam konteks ini, diperlukan solusi yang lebih komprehensif agar Indonesia bisa mengelola perbedaan ini dengan baik, tanpa menumbuhkan konflik dan ketidakstabilan sosial.

Kesimpulan Umum:Artikel ini mengilustrasikan perjalanan sejarah Indonesia yang penuh gejolak, dengan berbagai perubahan politik dan ideologi yang mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun Orba mampu memberikan stabilitas politik dalam jangka panjang, pendekatannya yang sentralistik dan otoriter menyebabkan ketidakpuasan yang akhirnya mengarah pada Reformasi. Namun, era Reformasi sendiri belum sepenuhnya berhasil mengatasi masalah-masalah sosial dan politik yang ada. Oleh karena itu, artikel ini menekankan pentingnya perencanaan dan strategi kebudayaan yang lebih terarah agar Indonesia dapat mengatasi tantangan pluralitas dan menciptakan stabilitas sosial yang berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014040 2415014040 -
Nama: Helga Carissa Anindita
NPM: 2415014040

Jurnal ini membahas pentingnya integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Jurnal tersebut diawali dengan penjelasan singkat tentang integrasi nasional sebagai proses menyatukan kelompok-kelompok dengan isu bersama, baik ideologis, ekonomis, maupun sosial. Yaitu identitas adalah representasi firi seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Jurnal ini kemudian menyinggung sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan, menekankan bahwa berbagai perubahan azas, paham, dan ideologi telah menyebabkan disintegrasi dan instabilitas nasional, khususnya di masa Orde Lama dan awal Orde Baru. Seperti yang dikatakan di jurnal bahwa Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.

Jurnal kemudian berfokus pada identitas nasional sebagai unsur penting dalam membentuk integrasi. Di sini, identitas dijelaskan sebagai representasi diri seseorang atau kelompok dalam konteks sosial-budaya, bukan sesuatu yang statis, melainkan selalu berubah dan terkonstruksi oleh faktor-faktor objektif dan subjektif. Jurnal kemudian menganalisis pengaruh media massa, khususnya televisi, terhadap pembentukan identitas, menunjukkan bagaimana tayangan televisi bisa membentuk arus besar tentang relasi-relasi sosial, politik, ekonomi, dan kultural, melampaui batasan ruang dan waktu.Jurnal ini diakhiri dengan seruan untuk menjadikan integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan yang dapat mengatasi berbagai konflik yang melanda Indonesia. Integrasi nasional, menurut jurnal, dapat terwujud jika masing-masing individu bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari kepentingan yang selama ini dianutnya, membuka peluang untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Maulin Yugi Azzahra 2415014046 -
Nama: Maulin Yugi Azzahra
Npm: 2415014046
Kelas: Tekling_B

Pada jurnal tersebut membahas pentingnya integrasi nasional sebagai cara untuk menangkal etnosentrisme di Indonesia. Dalam sejarahnya, Indonesia mengalami berbagai perubahan politik dan ideologi, yang terkadang menimbulkan disintegrasi dan instabilitas nasional. Pergantian dari Orde Lama ke Orde Baru, serta jatuhnya rezim Orde Baru dan munculnya Era Reformasi, menunjukkan bahwa politik sentralistik dan pendekatan otoriter tidak mampu mempertahankan persatuan bangsa dalam jangka panjang. Reformasi membawa desentralisasi dan kebebasan yang lebih luas, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, seperti meningkatnya konflik identitas dan kepentingan yang beragam dalam masyarakat.

Identitas nasional tidak lagi sekadar simbol fisik seperti bendera atau bahasa, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan media. Tayangan televisi, misalnya, membentuk pola pikir masyarakat dan menciptakan identitas baru yang melampaui sekat etnis atau daerah. Namun, integrasi nasional juga menghadapi tantangan dari otonomi daerah yang dapat memperkuat sentimen etnosentrisme. Ketika setiap daerah lebih mengutamakan kepentingan sendiri, hal ini dapat menghambat persatuan nasional. Oleh karena itu, strategi kebudayaan yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Fatma Zahra Aulia 2415014058 -
Nama: Fatma Zahra Aulia
Npm: 2415014058


"Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Agus Maladi Irianto.

Agus Maladi Irianto dalam jurnal ini membahas bahwa integrasi nasional berperan penting dalam mengatasi etnosentrisme, konflik kepentingan, dan perpecahan di Indonesia. Ia menguraikan bahwa sejak masa Orde Lama hingga Reformasi, dinamika politik dan sosial sering kali tidak sejalan dengan keberagaman bangsa. Sentralisasi kekuasaan pada masa Orde Baru dinilai kurang berhasil dalam mengelola keragaman budaya dan identitas daerah, yang pada akhirnya memicu disintegrasi. Sementara itu, pada era Reformasi yang membuka ruang lebih luas bagi demokrasi justru membawa tantangan baru, seperti adanya konflik horizontal dan ketidakstabilan sosial akibat lemahnya platform nasional yang jelas.

Jurnal ini menekankan bahwa identitas nasional merupakan elemen kunci dalam proses integrasi nasional. Identitas sendiri bersifat fleksibel dan terus mengalami perubahan sesuai dengan konteks waktu dan tempat. Selain itu, Agus Maladi Irianto juga memberikan contoh bagaimana media massa, terutama televisi, berperan dalam membentuk identitas kolektif yang melampaui batas etnis melalui konstruksi gaya hidup bersama. Ia menegaskan bahwa integrasi nasional dapat dicapai dengan dua cara, yakni melalui kesamaan identitas (misalnya dalam aspek bahasa atau nilai budaya), serta intas identitas (dengan mengesampingkan perbedaan demi kepentingan bersama). Contoh konkret yang diberikan adalah bagaimana pedagang kaki lima dari latar belakang etnis yang berbeda beda, dapat bersatu menghadapi kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan mereka.

Selain itu, jurnal ini juga mengidentifikasi berbagai hambatan dalam mencapai integrasi nasional, seperti konflik antar-daerah akibat kebijakan otonomi daerah, meningkatnya etnosentrisme, serta polarisasi politik. Untuk mengatasi hal ini, Agus Maladi Irianto mengusulkan strategi budaya nasional yang berlandaskan pluralisme serta penguatan nilai-nilai nasionalisme melalui pendidikan. Dengan langkah-langkah tersebut, integrasi nasional diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat dalam menjaga persatuan bangsa di tengah keberagaman Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Noerhani Dwiprianti -
Nama: Noerhani Dwiprianti
NPM: 2455014003

Analisis jurnal di atas mengungkapkan perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan identitas, integrasi, dan perubahan politik. jurnal ini memberikan gambaran tentang perjalanan bangsa Indonesia dalam mencari kesatuan di tengah keberagaman yang ada. Walaupun Indonesia memiliki banyak tantangan dalam menjaga integrasi nasional, terutama dengan semakin meningkatnya sentimen lokal dan etnosentrisme, tetap diperlukan strategi kebudayaan dan nasionalisme yang kuat untuk menyatukan visi dan misi bangsa. Dalam menghadapi kompleksitas identitas dan pluralitas yang ada, negara perlu mencari jalan untuk membangun kebudayaan nasional yang inklusif, mengedepankan rasa saling menghargai, dan memperkuat identitas bersama yang mengatasi perbedaan.

yang pertama didapatkan poin perubahan politik dan disentegrasi nasional. yaitu, Proses transisi dari Orde Lama ke Orde Baru menggambarkan perubahan mendalam dalam struktur politik dan sosial Indonesia. Peristiwa 30 September 1965 dan lahirnya Supersemar menunjukkan adanya ketegangan politik yang akhirnya mengarah pada kekuasaan Soeharto melalui militer dan pengaruh kelompok politik tertentu seperti PKI, PNI, dan Masyumi. Perubahan politik ini, meskipun membawa kestabilan bagi sebagian masyarakat, juga menimbulkan disintegrasi dan ketidakstabilan, baik secara politik maupun sosial. Pemerintahan Soeharto yang otoriter cenderung menekan pluralitas dan membatasi kebebasan ideologi, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan perlawanan, puncaknya terjadi pada peristiwa Mei 1998 yang mengarah pada berakhirnya Orde Baru. Di era Reformasi, munculnya desentralisasi dan kekacauan juga memperlihatkan bahwa transisi politik dapat berujung pada ketidakpastian dalam tata kelola negara, yang berimbas pada peningkatan anarkisme dan kriminalitas.

point yang kedua konsep identitas nasional. Identitas yang dibahas dalam jurnal ini bukanlah hal yang statis, melainkan dinamis dan selalu berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi sosial. Identitas nasional Indonesia terus berkembang sebagai akibat dari pluralitas etnis, budaya, dan agama yang ada. Identitas ini juga dipengaruhi oleh media massa, terutama televisi, yang telah menciptakan cara hidup baru dan pola interaksi sosial yang lebih cepat dan luas. Identitas sekarang tidak hanya terbentuk berdasarkan latar belakang etnis atau agama, tetapi lebih kepada kepentingan yang dibangun bersama dalam kehidupan sosial, yang juga menciptakan hubungan antar individu dari berbagai latar belakang.

point yang ketiga integrasi nasional. Integrasi nasional adalah suatu hal yang sangat penting untuk menyatukan beragam identitas yang ada di Indonesia. Sebagai bangsa yang sangat plural, Indonesia harus membangun identitas bersama yang dapat mengikat semua elemen masyarakat, meskipun memiliki perbedaan yang signifikan. Bahasa Indonesia menjadi contoh konkret dalam hal ini. Walaupun berasal dari daerah Riau, Bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca yang menghubungkan berbagai suku bangsa di seluruh Indonesia. Namun, integrasi nasional tidak hanya berfokus pada kesatuan bahasa, tetapi juga nilai-nilai budaya yang mencerminkan keberagaman.

point yang keempat tantangan pluralitas dan persaingan nasional. Tantangan terbesar dalam mencapai integrasi nasional adalah pemikiran yang menekankan perbedaan dan persaingan, seperti perasaan "Kami versus kalian", yang semakin menguat seiring dengan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Etnosentrisme, yakni pandangan bahwa budaya sendiri lebih superior dibandingkan budaya lain, semakin meningkat, dan ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Fokus pendidikan yang lebih memperhatikan keuntungan daerah dapat memperlemah rasa integrasi nasional. Selain itu, demokrasi yang seharusnya menjadi ruang interaksi lintas budaya, justru terkadang memperburuk keadaan dengan memperkuat posisi birokrasi berdasarkan latar belakang daerah, bukannya mengutamakan kepentingan nasional yang lebih besar.

point yang terakhir yang didapat Pentingnya Kebudayaan dalam Membangun Integrasi Nasional. Untuk mengatasi ketegangan dan disintegrasi sosial yang terjadi akibat pluralitas ini, strategi kebudayaan yang jelas sangat dibutuhkan. Kebudayaan dapat menjadi alat untuk memperkuat identitas nasional yang inklusif dan mendukung integrasi masyarakat yang beragam. Membangun kesadaran nasional yang tidak sempit, serta menghargai pluralisme, adalah hal yang krusial untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Integrasi nasional seharusnya memperjuangkan kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan kelompok atau daerah tertentu.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Dela Antika 2415014059 -
Nama : Dela Antika
Npm : 2415014059
Kelas : B (Teknik Lingkungan)

Artikel "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto membahas peran integrasi nasional dalam mengatasi sikap etnosentrisme yang dapat memicu konflik di masyarakat Indonesia yang multikultural. ia menekankan bahwa integrasi nasional adalah proses penyatuan kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan isu-isu bersama, baik ideologis, ekonomi, maupun sosial, sehingga tercipta kesadaran kolektif sebagai satu bangsa: Bangsa Indonesia.
Identitas nasional memiliki peran ganda dalam proses integrasi nasional. Di satu sisi, identitas memperkuat kesatuan dengan menekankan kesamaan di antara berbagai kelompok. Di sisi lain, identitas juga dapat menonjolkan perbedaan yang berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, ia menyoroti pentingnya pengelolaan identitas yang bijak untuk mendukung integrasi nasional.
ia juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional, terutama dalam menghadapi etnosentrisme, religiosentrisme, dan politisentrisme. Sikap-sikap tersebut dapat menghambat proses integrasi nasional dan memicu konflik kepentingan di masyarakat. Untuk itu, diperlukan upaya strategis dalam mengatasi tantangan tersebut guna mencapai integrasi nasional yang kokoh.
Secara keseluruhan, artikel ini menekankan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk menangkal etnosentrisme dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan memahami dan mengelola identitas nasional secara bijak, serta menghadapi tantangan yang ada, Indonesia dapat mencapai persatuan yang kuat di tengah keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Iqlima Fara 2415014047 -
Nama : Iqlima Fara Astuti
NPM : 2415014047

Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Sejak kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan politik yang memengaruhi stabilitas nasional. Kebijakan sentralistik pada era Orde Baru menekan perbedaan daerah demi stabilitas, tetapi hal ini justru memicu ketidakpuasan. Sementara itu, era Reformasi yang membuka kran kebebasan malah menciptakan tantangan baru dalam bentuk meningkatnya konflik berbasis identitas dan kepentingan.

Identitas nasional yang awalnya terbentuk melalui simbol-simbol seperti bahasa, bendera, dan lagu kebangsaan kini berkembang menjadi lebih kompleks. Identitas tidak lagi statis, tetapi terus berubah sesuai dengan kepentingan sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam proses integrasi nasional, berbagai kelompok diharapkan dapat melihat diri mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang lebih besar, bukan sekadar dari kelompok etnis atau daerah mereka. Namun, otonomi daerah yang diterapkan setelah Reformasi sering kali memperkuat etnosentrisme, karena banyak daerah lebih mementingkan kepentingan sendiri daripada kesatuan nasional. Fenomena seperti perekrutan birokrasi berbasis "putra daerah" serta pembentukan sekolah dan universitas yang hanya melayani masyarakat setempat justru mempersempit ruang bagi integrasi nasional.

Untuk mengatasi tantangan ini, jurnal ini menekankan pentingnya strategi kebudayaan yang menanamkan nasionalisme dan pluralisme. Kebijakan yang diterapkan harus seimbang antara kepentingan daerah dan kebutuhan nasional. Media juga memiliki peran penting dalam membentuk identitas bersama, sehingga perlu dimanfaatkan untuk memperkuat kesadaran akan integrasi nasional. Pada akhirnya, integrasi nasional menjadi jalan keluar dari berbagai konflik berbasis etnis dan kepentingan daerah, karena hanya dengan kesadaran bersama akan pluralitas, bangsa Indonesia dapat tetap bersatu dan berkembang.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014066 2415014066 -
NAMA: PRASKA GILANG AULIA RACHMAN
NPM: 2415014006


Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto membahas pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi tantangan berupa etnosentrisme, religiosentrisme, dan politiksentrisme di Indonesia. Jurnal ini membahas pengalaman Indonesia sejak kemerdekaan hingga masa kini yang diwarnai oleh berbagai perubahan politik dan ideologi, yang sering kali memicu disintegrasi dan konflik. Penulis mengidentifikasi bahwa pluralitas budaya, bahasa, dan suku bangsa adalah takdir Indonesia, namun kurang dikelola dengan baik.

Identitas nasional tidaklah statis, tetapi berkembang sesuai waktu dan situasi, serta memainkan peran ganda dalam menciptakan integrasi. Penulis menekankan pentingnya meninggalkan eksklusivitas identitas untuk membangun kesatuan lebih luas. Jurnal ini juga memembahas tentang peran otonomi daerah yang bertujuan positif, namun dapat memperkuat etnosentrisme jika tidak dikelola dengan bijak.

Pada akhirnya, jurnal ini menekankan perlunya strategi kebudayaan nasional untuk menyatukan visi dan misi seluruh masyarakat Indonesia, terlepas dari perbedaan identitas dan kepentingan, sehingga menciptakan stabilitas dan harmoni nasional. Integrasi nasional menjadi solusi utama bagi Indonesia untuk mengatasi berbagai konflik dan tantangan pluralitasnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014068 2415014068 -
NAMA: Mendy Auretta
NPM: 2415014068
TEKLING B


Dari jurnal ini bisa dilihat yang di bahas yaitu strategi Badan Lingkungan Hidup (BLH) buat ngatasi kerusakan hutan di Kabupaten Berau. Tapi sayangnya, hasilnya belum bisa dibilang sukses. Masalah utamanya ada di kurangnya personil yang bisa turun langsung ke lapangan buat ngawasin hutan. Parahnya lagi, ada oknum yang justru ikut andil dalam perusakan. Udah susah cari orang buat ngawasin, ternyata ada yang malah jadi pelaku. Masyarakat sebenernya udah mulai sadar buat ikut lapor kalau ada aktivitas ilegal, tapi kalau pemerintahnya sendiri engga ada tindakan, jadi laporan itu cuma numpuk tanpa adanya tindak lanjut yang jelas. Selain itu, masalah lain yang bikin strategi ini mandek adalah minimnya anggaran buat pengawasan dan penegakan hukum. Akhirnya, banyak rencana yang nggak bisa jalan sesuai harapan.

Terus, kalau ngomongin solusi, jurnal ini nyaranin buat lebih melibatkan masyarakat dalam pengawasan hutan. Ini sebenarnya ide yang cukup masuk akal, karena siapa lagi yang lebih tahu kondisi hutan kalau bukan warga sekitar? Selain itu, ada juga usulan buat memperberat hukuman bagi oknum yang terlibat. Misalnya, kalau warga biasa yang merusak hutan kena denda 1 juta dan dipenjara 10 tahun, pejabat atau aparat yang ketahuan malah harus kena denda lebih gede dan hukuman yang lebih berat. Tujuannya jelas, biar mereka nggak main-main lagi. Tapi masalahnya, kalau penegakan hukum masih setengah-setengah, aturan itu bisa jadi cuma pajangan doang.

Kesimpulannya, strategi yang ada di jurnal ini sebenarnya udah cukup jelas dan realistis. Ada langkah pemeriksaan, pencegahan, sampai pengendalian yang kalau dijalankan dengan serius, seharusnya bisa efektif. Tapi ya balik lagi, kalau SDM kurang, anggaran minim, dan aparat masih ada yang main dua kaki, hasilnya nggak akan maksimal. Intinya, butuh komitmen kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah, aparat, sampai masyarakat, biar strategi ini nggak cuma jadi teori tapi beneran diterapkan di lapangan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by MUHAMMAD RAFI HARITS 2415014069 -
NAMA : MUHAMMAD RAFI HARITS
NPM :2415014069

Jurnal ini bertujuan untuk menggali dan menjelaskan pentingnya integrasi nasional sebagai strategi untuk mengatasi etnosentrisme, agama, dan politik yang bisa merusak persatuan bangsa. Fokus utamanya adalah meneliti dinamika identitas nasional Indonesia, yang memiliki latar belakang budaya, etnis, dan agama yang sangat beragam, serta bagaimana integrasi nasional dapat menciptakan rasa kebersamaan di tengah keragaman ini.

Konsep Identitas dan Integrasi Nasional

Penulis menjelaskan bahwa identitas nasional Indonesia bukanlah sesuatu yang statis atau tunggal. Identitas bersifat dinamis dan terbentuk oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Dalam hal ini, identitas bisa berubah tergantung pada keadaan objektif yang ada di sekitar individu atau kelompok. Integrasi nasional, menurut penulis, harus mengakomodasi pluralitas identitas ini dan mengarah pada pembentukan satu kesatuan bangsa Indonesia meskipun ada perbedaan dalam bahasa, etnis, dan budaya.

Etnosentrisme dan Sentrisme Lainnya

Salah satu isu penting yang diangkat dalam jurnal ini adalah munculnya berbagai bentuk sentrisme, seperti etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme. Etnosentrisme, dalam konteks Indonesia, mengacu pada kecenderungan untuk menilai kelompok etnis lain dari perspektif kelompok etnis sendiri, yang pada akhirnya dapat memicu konflik dan disintegrasi sosial. Penulis menyoroti bahwa semangat otonomi daerah dan pemekaran wilayah, yang ditujukan untuk desentralisasi kekuasaan, justru dapat memperburuk kondisi ini karena memperkuat identitas identitas daerah yang sempit dan lebih mengutamakan kepentingan lokal daripada kepentingan nasional.

Tantangan dan Strategi Kebudayaan

Penulis menyarankan bahwa untuk mencapai integrasi nasional yang lebih kuat, Indonesia memerlukan suatu strategi kebudayaan yang menanamkan nilai-nilai kemajemukan. Kebudayaan harus menjadi alat untuk mempererat hubungan antar berbagai kelompok yang ada. Strategi kebudayaan ini mencakup upaya untuk mengembangkan kesadaran nasional yang mengutamakan nilai pluralisme dan mengurangi kecenderungan untuk mengutamakan identitas etnis atau daerah.

Pentingnya Demokrasi dan Desentralisasi

Meskipun desentralisasi dalam pemerintahan di era Reformasi memberi kesempatan bagi daerah untuk berkembang lebih mandiri, penulis memperingatkan bahwa otonomi daerah harus dikelola dengan hati-hati agar tidak memperburuk polarisasi dan perpecahan. Politik identitas yang kental dengan kepentingan daerah dapat mengarah pada fragmentasi bangsa dan memperlemah rasa persatuan nasional.

Penyelesaian Konflik dan Pembangunan Nasional

Sebagai penutup, jurnal ini mengusulkan bahwa integrasi nasional merupakan jalan keluar dari berbagai konflik yang terjadi di Indonesia, baik yang berbasis etnis, agama, daerah, maupun politik. Mewujudkan integrasi nasional, menurut penulis, memerlukan perubahan dalam cara masyarakat memandang identitas mereka, dengan lebih menekankan pada kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa yang plural. Kuncinya adalah menjalin kerjasama lintas identitas demi kepentingan bersama, serta membangun kebudayaan yang mendukung integrasi tersebut.

Pendidikan dan Peran Media

Penulis juga menekankan peran pendidikan dan media, khususnya televisi, dalam membentuk identitas kolektif masyarakat Indonesia. Media massa memiliki peran penting dalam membangun kesadaran nasional yang dapat mengurangi etnosentrisme dan sentrisme lainnya dengan memperkenalkan nilai-nilai kebersamaan dan pluralisme.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, jurnal ini menekankan pentingnya integrasi nasional sebagai kunci untuk mengatasi permasalahan sosial yang muncul dari perbedaan etnis, agama, dan politik di Indonesia. Integrasi nasional tidak hanya menyatukan berbagai kelompok berdasarkan identitas, tetapi juga memerlukan kesadaran untuk menyatukan perbedaan demi kepentingan bersama. Namun, tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah bagaimana menangani otonomi daerah dan kebijakan politik yang berpotensi memperburuk etnosentrisme. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan strategis dalam kebudayaan, Indonesia dapat memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan global.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Fatih Rakha Firdaus 241014042 -
Nama : Muhammad Fatih Rakha Firdaus
NPM : 2415014042
Menurut pendapat saya dari hasil analisis jurnas tersebut ada 4 topik yang dibahas.
1.perubahan politik dari orde lama ke orde baru :menjelaskan bahwa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru diawali dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S), yang dituduhkan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal ini mengarah pada dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), yang menjadi titik awal kekuasaan Soeharto dan transisi ke Orde Baru.
2. Dominasi Politik Orde Baru dan Kejatuhannya : Selama 32 tahun, Orde Baru mengendalikan politik Indonesia dengan sistem pemerintahan yang sentralistik dan represif. Kebijakan ini bertujuan menjaga stabilitas nasional tetapi menekan pluralitas dan kebebasan berpendapat. Reformasi 1998 menjadi titik balik setelah berbagai krisis ekonomi dan politik memuncak.
3. Identitas Nasional dan Tantangan Integrasi : menyoroti bagaimana identitas nasional terus berkembang dan dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan politik. Identitas bukan sesuatu yang tetap, tetapi selalu dinegosiasi ulang sesuai kepentingan zaman.
4. Otonomi Daerah dan Dampaknya terhadap Integrasi Nasional : bagaimana kebijakan otonomi daerah berkontribusi pada fragmentasi identitas nasional. Desentralisasi memberi kebebasan kepada daerah untuk mengatur sendiri, tetapi juga memicu politik identitas yang eksklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Risky Al Habsi 2455014004 -
Nama : Muhammad Risky Al Habsi
Npm : 2455014004

“Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” jurnal karangan Agus Maladi Irianto, menekankan bahwasanya integrasi nasional adalah proses menyatukan perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk membangun kesatuan dan persatuan dalam suatu negara. Di Indonesia, integrasi nasional sangat penting karena negara ini memiliki keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa yang berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik.

Integrasi nasional harus terus diperkuat agar Indonesia tetap bersatu dan harmonis dalam keberagaman, Dengan adanya Integritas dapat mengatasi sikap Etnosentrisme.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Q RUM KASILIRING 2415014071 -
Nama: Q Rum KasiLiring
NPM: 2415014071

Dari jurnal Integrasi Nasional Sebagai Pangkal Etosentrisme Di Indonesia oleh Agus Maladi Irianto. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejaksemula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. sifat identitas selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.

Integrasi nasional adalah suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisiposisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by 2415014052 2415014052 -
NAMA: M. Farhan Fadhillah
NPM: 2415014052


Penulis, Agus Maladi Irianto, menyatakan bahwa integrasi nasional merupakan proses menyatukan berbagai kelompok dengan latar belakang identitas yang berbeda menjadi satu kesatuan bangsa.

Pertama, jurnal ini mengulas perkembangan politik Indonesia dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan sistem yang terpusat dan represif, menekan keragaman demi menjaga stabilitas nasional. Namun, kebijakan ini justru memicu ketidakpuasan di berbagai daerah dan memunculkan konflik. Era Reformasi, yang membawa kebebasan dan desentralisasi, justru menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan politik, tetapi juga memerlukan strategi kebudayaan yang mengutamakan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme.

Kedua, jurnal ini membahas pentingnya peran identitas dalam proses integrasi nasional. Identitas tidak bersifat statis, melainkan terus berkembang melalui dinamika sosial, politik, dan budaya. Media massa, khususnya televisi, memiliki pengaruh besar dalam membentuk identitas kolektif. Namun, identitas juga bisa menjadi sumber perpecahan jika terlalu fokus pada kepentingan kelompok tertentu. Sebagai contoh, bahasa Indonesia, yang awalnya berasal dari bahasa Melayu Pasar, berhasil menjadi alat pemersatu bangsa karena digunakan sebagai bahasa penghubung oleh berbagai kelompok etnis. Ini membuktikan bahwa integrasi nasional dapat dicapai melalui kesamaan nilai, bahasa, dan tujuan bersama.

Ketiga, jurnal ini mengkritisi kebijakan otonomi daerah yang justru memperkuat fanatisme kedaerahan. Otonomi daerah dan pemekaran wilayah sering kali hanya fokus pada kepentingan lokal, bukan kepentingan nasional. Misalnya, pembangunan sekolah dan perguruan tinggi di daerah cenderung hanya melayani kelompok etnis tertentu, sehingga mengurangi interaksi antaretnis. Hal ini dapat melemahkan integrasi nasional jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang mendorong kolaborasi antardaerah.

Keempat, jurnal ini menawarkan strategi kebudayaan sebagai solusi untuk memperkuat integrasi nasional. Strategi ini menekankan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme, serta pentingnya kesadaran akan keragaman sebagai kekuatan bangsa. Masyarakat harus bersedia mengesampingkan identitas kelompok yang sempit demi kepentingan bersama. Integrasi nasional dapat diwujudkan melalui pendidikan, media, dan kebijakan yang inklusif.

Dengan demikian, jurnal ini menegaskan bahwa integrasi nasional memerlukan pendekatan yang holistik, menggabungkan aspek politik, budaya, dan sosial untuk menciptakan persatuan yang kuat dan berkelanjutan.