FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

Number of replies: 108
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Dhika Aqillah Putera -
Nama : Dhika Aqillah Putera
NPM : 2416031004
Kelas : Reguler B

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Maladi Irianto membahas bagaimana integrasi nasional berperan dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Penulis menyoroti pentingnya penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam membentuk identitas nasional yang kuat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sikap superioritas berlebihan terhadap kelompok etnis sendiri, yang sering kali menjadi pemicu konflik di masyarakat. Dengan demikian, integrasi nasional dianggap sebagai mekanisme yang efektif dalam menjaga persatuan bangsa.

Untuk mendukung argumen tersebut, jurnal ini kemungkinan mengulas konsep integrasi nasional dan etnosentrisme, serta bagaimana kedua hal ini berpengaruh dalam konteks Indonesia. Selain itu, penulis mungkin menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan munculnya etnosentrisme dan bagaimana sejarah telah mencatat berbagai tantangan dalam upaya mengurangi fenomena ini. Studi kasus dari berbagai wilayah di Indonesia dapat digunakan untuk mengilustrasikan keberhasilan atau kegagalan strategi integrasi nasional dalam mengatasi perpecahan akibat etnosentrisme. Beberapa pendekatan yang mungkin dibahas mencakup pendidikan multikultural, kebijakan inklusif pemerintah, serta strategi ekonomi yang merata untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Jurnal ini juga berpotensi membahas pendekatan metodologis yang digunakan dalam penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Studi kasus, wawancara, serta survei bisa menjadi metode yang digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai integrasi nasional. Analisis mengenai mekanisme integrasi yang paling efektif dan dampaknya terhadap pengurangan etnosentrisme kemungkinan menjadi bagian utama dalam jurnal ini.

Sebagai kesimpulan, jurnal ini diharapkan memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi nasional dalam menangkal etnosentrisme di Indonesia. Temuan dalam jurnal ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan untuk terus mendorong upaya integrasi yang lebih kuat. Dengan adanya kolaborasi yang berkelanjutan, toleransi dan pemahaman antar kelompok etnis dapat diperkuat guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Siffa Amalta Yusuf -
Nama : Siffa Amalta Yusuf
Kelas : Reguler D
NPM : 2416031138

Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional dalam menangkal etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah pandangan yang menilai budaya atau kelompok lain berdasarkan standar budaya sendiri, yang bisa menyebabkan ketegangan antar kelompok. Di Indonesia, yang memiliki berbagai suku, agama, dan budaya, etnosentrisme bisa menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Penulis menekankan bahwa untuk mengatasi hal ini, integrasi nasional harus dijaga dan diperkuat, agar semua kelompok merasa memiliki dan tidak saling membedakan satu sama lain.

Penulis juga menjelaskan bahwa integrasi nasional bukan hanya soal fisik atau kebijakan, tetapi lebih pada bagaimana masyarakat saling menghargai perbedaan dan bekerja bersama untuk tujuan yang sama. Dalam konteks Indonesia, yang memiliki keberagaman yang sangat tinggi, penting untuk terus mengedepankan nilai-nilai seperti toleransi dan kebersamaan. Pendidikan dan pemahaman terhadap keberagaman menjadi kunci agar masyarakat tidak terjebak dalam pola pikir yang sempit dan merasa lebih unggul daripada kelompok lain.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan tentang bagaimana integrasi nasional dapat menjadi kunci untuk mencegah etnosentrisme berkembang di Indonesia. Penulis menyarankan agar pemerintah dan masyarakat terus bekerja sama dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang mengutamakan persatuan dalam keragaman. Hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan menghindari konflik yang dapat merusak hubungan antar kelompok di Indonesia. Sebagai mahasiswa, kita bisa belajar bahwa persatuan bukan hanya soal menyatukan perbedaan, tetapi tentang menghargai dan memanfaatkan keragaman untuk menciptakan negara yang lebih kuat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fany Khaila Safany -
Nama: Khaila Safany
NPM: 2416031118
Kelas: Regular D

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Maladi Irianto membahas peran integrasi nasional dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Penulis menekankan pentingnya penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya untuk membentuk identitas nasional yang kuat, sehingga dapat mengurangi sikap superioritas terhadap kelompok etnis tertentu yang sering memicu konflik.

Jurnal ini kemungkinan mengulas konsep integrasi nasional dan etnosentrisme, serta pengaruhnya dalam konteks Indonesia. Penulis mungkin mengeksplorasi faktor-faktor penyebab etnosentrisme dan tantangan sejarah dalam menguranginya. Studi kasus dari berbagai wilayah di Indonesia dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan strategi integrasi nasional. Pendekatan yang dibahas mungkin meliputi pendidikan multikultural, kebijakan inklusif pemerintah, dan strategi ekonomi untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Metodologi penelitian yang digunakan bisa mencakup pendekatan kualitatif dan kuantitatif, seperti studi kasus, wawancara, dan survei, untuk memahami lebih dalam tentang integrasi nasional. Analisis mengenai mekanisme integrasi yang efektif dan dampaknya terhadap etnosentrisme menjadi fokus utama.

Kesimpulannya, jurnal ini diharapkan memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi nasional dalam menangkal etnosentrisme. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan untuk mendorong upaya integrasi yang lebih kuat, memperkuat toleransi dan pemahaman antar kelompok etnis demi menjaga persatuan bangsa di tengah keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Eki Gilang Ramadhan Ramadhan -
Nama : Muhammad Eki Gilang Ramadhan
NPM : 2456031008
Kelas : Man B


Jurnal ini membahas integrasi nasional sebagai solusi dalam menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dianggap sebagai proses penyatuan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya, agama, dan kepentingan politik yang berbeda. Dalam konteks Indonesia, keberagaman ini sering kali menjadi sumber ketegangan sosial, terutama jika terdapat sikap etnosentrisme yang kuat dalam masyarakat. Oleh karena itu, upaya membangun identitas nasional yang inklusif menjadi hal yang krusial agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.

Dalam jurnal ini, penulis menyoroti perjalanan politik Indonesia dari masa Orde Lama hingga era Reformasi sebagai faktor penting dalam pembentukan integrasi nasional. Pada masa Orde Lama, pemerintah berupaya membangun nasionalisme melalui ideologi yang kuat, sementara pada masa Orde Baru, stabilitas politik menjadi fokus utama dengan berbagai kebijakan sentralistik. Namun, di era Reformasi, sistem politik yang lebih terbuka dan otonomi daerah yang luas menciptakan dinamika baru dalam proses integrasi nasional. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam setiap periode ini memberikan dampak yang signifikan terhadap bagaimana masyarakat memahami dan menjalani identitas nasional mereka.

Selain faktor politik, jurnal ini juga membahas peran media massa dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat terhadap integrasi nasional. Media memiliki kekuatan dalam menyebarkan nilai-nilai kebangsaan dan mengurangi potensi konflik akibat perbedaan etnis atau budaya. Melalui tayangan berita, film, dan program televisi lainnya, media dapat membangun pemahaman yang lebih luas tentang keberagaman sebagai bagian dari identitas nasional. Namun, di sisi lain, media juga bisa menjadi alat propaganda yang memperkuat bias etnosentrisme jika tidak digunakan secara bijak.

Tantangan lain yang diangkat dalam jurnal ini adalah kebijakan otonomi daerah yang dapat berdampak ganda terhadap integrasi nasional. Di satu sisi, otonomi daerah memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengelola sumber daya dan kebijakan mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga dapat memperkuat identitas kedaerahan yang berpotensi menimbulkan fragmentasi sosial. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara kewenangan pusat dan daerah agar integrasi nasional tetap terjaga tanpa menghambat perkembangan daerah.

Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa integrasi nasional merupakan proses yang terus berkembang dan memerlukan strategi yang adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, politik, dan budaya. Pemerintah, media, serta masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih terbuka dalam menerima perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan dalam membangun identitas nasional yang inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Rafli Bilal Rafli Ashari -
NAMA: Bilal Rafli Ashari
NPM: 2416031062
Kelas: Reguler B

Pembahasan dari Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia". Identitas adalah representasi diri seseorang dan masyarakat ketika melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas di dalam sosial dan budaya. Maka dari itu, identitas adalah kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu yang tidak dilihat dari wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu ruang yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang bukan hanya satu saja, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Identitas bukanlah sesuatu yang selesai/akhir, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan ulang, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang diatur ulang, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya di awal.

Pada satu sisi integrasi terbentuknya identitas yang mendukung seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Disisi lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala sesuatu yang dianggap membentuk watak dirinya atau watak di kelompoknya. Dengan demikian ia akan meninggalkan identitasnya, kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi baru yang lebih luas. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Elvaretta Elvaretta Ardelia Balqis -
Jurnal karya Agus Maladi Irianto yang berjudul "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas hal rumit mengenai bagaimana persatuan bangsa yang bisa terancam oleh etnosentrisme, yaitu sifat fanatisme dan menganggap budaya sendiri lebih baik dari budaya lain. Mengingat Indonesia kaya akan keberagaman etnis, budaya, dan agama, potensi konflik akibat etnosentrisme sangat tinggi. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa memperkuat integrasi nasional adalah salah satu cara jitu untuk mengatasi masalah etnosentrisme ini. 

Dalam menulis jurnal ini penulis menghadapi kesulitan terhadap isu keragaman budaya yang sensitif dan sulit diukur secara empiris. Tantangan utamanya adalah menyajikan bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa integrasi nasional dapat mengurangi etnosentrisme, Selain itu, penulis juga perlu menjaga perspektif yang seimbang, menghindari generalisasi yang berlebihan, dan memastikan bahwa tidak ada ketimpangan terhadap suku atau etnis tertentu.

Integrasi nasional adalah sebuah proses berkelanjutan yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari Pemerintah hingga individu. Di antaranya adalah pendidikan multikultural yang mengutamakan toleransi terhadap perbedaan, kebijakan Pemerintah yang adil bagi semua suku yang nantinya dapat menjadi pondasi persatuan yang kuat dalam menghindari konflik. Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi konflik yang hingga saat ini terus menerus melanda Indonesia. Baik konflik antar etnik, konflik antar daerah, konflik antar agama, konflik antar partai politik, konflik antar pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan yang semestinya tidak perlu terjadi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Abdillah Ahmad -
Nama: Abdillah Ahmad
NPM: 2416031094
Kelas: Reguler D

Integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok sosial dengan latar belakang berbeda untuk membentuk satu kesatuan bangsa. Konsep ini penting bagi Indonesia yang memiliki keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Menurut Agus Maladi Irianto, integrasi nasional berfungsi sebagai penangkal etnosentrisme, yakni sikap fanatisme terhadap kelompok sendiri yang dapat memicu konflik. Sejak awal kemerdekaan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam membangun identitas nasional, termasuk dinamika politik yang berubah dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Setiap perubahan politik membawa dampak terhadap stabilitas nasional, termasuk penerapan desentralisasi yang terkadang memperkuat identitas kedaerahan dibandingkan identitas nasional.

Dalam menghadapi tantangan ini, identitas nasional perlu terus dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika zaman. Identitas tidak bersifat tetap, melainkan terus mengalami negosiasi dan pembaruan. Media massa, terutama televisi, berperan besar dalam membentuk identitas bersama melalui representasi budaya yang luas. Namun, di sisi lain, kebijakan otonomi daerah juga membawa dampak negatif terhadap integrasi nasional, terutama jika lebih mengutamakan kepentingan daerah dibandingkan kepentingan nasional. Oleh karena itu, strategi kebudayaan nasional perlu diperkuat untuk menjaga kesatuan bangsa. Pluralitas harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi sumber konflik, melainkan sebagai kekuatan dalam membangun persatuan Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nadjwa Tipa Nadinta -
Nama : Nadjwa Tipa Nadinta
NPM : 2456031027
Kelas : Mandiri A

"Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"

Konsep integrasi nasional digunakan sebagai solusi untuk meredakan beragam konflik sosial, politik, dan etnis yang terjadi di Indonesia. Artikel ini menyoroti bahwa sejarah politik Indonesia, dari masa kemerdekaan hingga era Reformasi menunjukkan bahwa pergeseran ideologi dan kebijakan pemerintah bisa berujung pada disintegrasi. Sebagai contoh, rezim Orde Baru menerapkan politik sentralistik yang menekan identitas daerah dan cenderung bersifat otoriter, yang pada gilirannya memicu ketidakpuasan serta perlawanan. Meski era Reformasi memberikan ruang lebih luas untuk desentralisasi, muncul berbagai konflik baru akibat ketidaksiapan sistem dalam menangani pluralitas dan kepentingan daerah.

Jurnal ini juga menekankan pentingnya identitas nasional dalam proses pembangunan integrasi. Identitas nasional bukanlah sesuatu yang kaku,ia berkembang seiring dengan perubahan zaman dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, politik, serta ekonomi. Peran media massa, terutama televisi, juga sangat signifikan dalam membentuk identitas kolektif masyarakat. Namun, tantangan terbesar dalam mencapai integrasi nasional saat ini adalah meningkatnya etnosentrisme, yang diperburuk oleh kebijakan otonomi daerah yang justru memperkuat eksklusi kelompok tertentu. Oleh karenanya, strategi kebudayaan yang berorientasi pada pluralisme dan kesadaran nasional menjadi kunci untuk menjaga persatuan Indonesia di tengah keragamannya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Bestari Cahaya imani -
Nama : Bestari Cahaya Imani
NPM: 2416031070
Kelas: Regular D

jurnal ini membahas peran integrasi nasional sebagai penyatuan berbagai kepentingan dan identitas bangsa indonesia yang kaya akan keragaman etnis dan budaya .

Meskipun otonomi daerah memberikan ruang bagi pemerintahan lokal dan ekspresi budaya, hal ini juga dapat meningkatkan etnosentrisme, di mana individu lebih mengutamakan identitas etnis mereka dibandingkan dengan persatuan nasional. Contohnya, pendirian sekolah-sekolah lokal yang khusus untuk identitas daerah dapat melemahkan rasa integrasi nasional . Penulis berargumen bahwa perlu ada keseimbangan agar kepentingan daerah tidak mengganggu tujuan persatuan nasional yang lebih luas.
Identitas memiliki peran ganda dalam proses integrasi nasional. Di satu sisi, identitas dapat membangun rasa memiliki dan kebanggaan di antara berbagai kelompok etnis, yang penting untuk membangun masyarakat yang kohesif. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, identitas etnis yang kuat dapat menyebabkan perpecahan dan konflik. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran nasional yang menggabungkan nasionalisme dan pluralisme, sehingga identitas yang beragam dapat hidup berdampingan dan berkontribusi pada identitas Indonesia yang bersatu .

Etnosentrisme menjadi tantangan signifikan bagi integrasi nasional. Misalnya, keinginan setiap provinsi untuk mendirikan institusi pendidikan sendiri dapat menciptakan hambatan bagi pemahaman dan kerjasama antar-etnis . Hal ini dapat mengakibatkan penyempitan identitas nasional, di mana individu lebih mengidentifikasi diri dengan kelompok etnis mereka daripada dengan bangsa secara keseluruhan.
Jurnal ini menekankan pentingnya integrasi nasional sebagai langkah untuk melawan etnosentrisme di Indonesia. Ditekankan perlunya menghargai keragaman negara sambil mempererat persatuan. Tantangan yang ditimbulkan oleh otonomi daerah dan etnosentrisme perlu diatasi melalui kebijakan yang mendorong kesadaran nasional yang bersama. dengan cara ini, Indonesia dapat menuju masyarakat yang lebih harmonis dan mempertahankan identitas nasional yang kuat .
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by ZAHRA AULIA ZAHRA -
NAMA : AULIA ZAHRA
NPM : 2416031064
KELAS : REGULER B

Jurnal ini menggambarkan perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menghadapi perubahan politik dan sosial sejak kemerdekaan. Dalam perjalanannya, Indonesia mengalami berbagai fase, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi, yang masing-masing memiliki dampak besar terhadap stabilitas dan identitas nasional. Salah satu poin utama dalam jurnal ini adalah bagaimana transisi kekuasaan tidak hanya melibatkan pergantian pemimpin, tetapi juga perubahan mendasar dalam sistem politik dan ideologi yang dianut. Misalnya, peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru ditandai dengan peristiwa G30S/PKI yang mengubah peta politik nasional secara drastis. Begitu pula dengan kejatuhan Orde Baru yang dipicu oleh krisis ekonomi dan meningkatnya ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan yang sentralistik dan otoriter.

Selain membahas dinamika politik, jurnal ini juga menyoroti pentingnya identitas nasional dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman. Identitas nasional, yang pada awalnya sangat berkaitan dengan simbol-simbol negara seperti bendera dan lagu kebangsaan, kini semakin kompleks dan dipengaruhi oleh faktor sosial serta media. Dalam era modern, media—terutama televisi—berperan besar dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat. Namun, kebebasan yang diperoleh dari Reformasi juga membawa tantangan baru, seperti meningkatnya konflik berbasis kepentingan dan melemahnya rasa kebersamaan. Oleh karena itu, jurnal ini menegaskan bahwa integrasi nasional bukan sekadar upaya menyatukan perbedaan, tetapi juga membangun kesadaran bersama akan pentingnya kebudayaan dan nilai-nilai kebangsaan dalam menghadapi tantangan zaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Viko Alexandro Sebayang -
Nama: Viko Alexandro Sebayang
NPM: 2416031086
Kelas: Regular D

Jurnal ini mengangkat tema pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan etnosentrisme di Indonesia, yang berpotensi memicu konflik antar kelompok. Etnosentrisme merujuk pada sikap menilai budaya atau kelompok lain berdasarkan standar budaya sendiri, yang dapat merusak persatuan bangsa. Dengan keragaman suku, agama, dan budaya yang ada, integrasi nasional menjadi krusial untuk menjaga kesatuan negara. 

Penting untuk dicatat bahwa integrasi nasional bukan sekadar urusan kebijakan fisik, melainkan juga mencakup sikap masyarakat yang saling menghargai perbedaan dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Proses integrasi ini sendiri dipengaruhi oleh dinamika politik yang terjadi, mulai dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Setiap periode tersebut membawa kebijakan yang berdampak pada cara pandang dan identitas nasional masyarakat.

Media massa memegang peranan penting dalam membangun kesadaran akan keberagaman sebagai bagian dari identitas nasional. Namun, di sisi lain, media juga dapat memperburuk etnosentrisme jika tidak dikelola dengan baik. Kebijakan otonomi daerah pasca-Reformasi memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengembangkan identitasnya, tetapi hal ini juga berisiko memperkuat sentimen kedaerahan yang dapat mengancam persatuan nasional.

Secara keseluruhan, untuk menjaga integrasi nasional, Indonesia perlu terus meneguhkan nilai-nilai kebangsaan, melestarikan budaya nasional, dan menyeimbangkan kepentingan daerah dengan kepentingan nasional. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, diharapkan Indonesia dapat menjadi bangsa yang lebih kuat dalam keberagamannya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Musaffa Rafi Ramadhan -
NAMA : MUSAFFA RAFI RAMADHAN
NPM : 2456031033
KELAS : MANDIRI A

Berikut hasil analisis jurnalnya dengan hasil ketik saya sendiri
Jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto dengan judul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas betapa pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Penulis menekankan bahwa integrasi nasional merupakan proses yang bertujuan untuk membangun kesatuan di antara berbagai kelompok yang berbeda, berdasarkan isu-isu bersama yang bersifat ideologis, ekonomi, dan sosial. Melalui upaya integrasi nasional, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif yang mendorong berbagai kelompok dengan identitas unik mereka untuk melihat diri mereka sebagai bagian dari satu kesatuan.

menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional untuk melawan etnosentrisme, religiositas, dan politisasi. Etnosentrisme, yang merupakan kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri sebagai yang paling superior, dapat memicu konflik dan perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, integrasi nasional sangat penting untuk menciptakan identitas bersama yang dapat meredakan ketegangan antar kelompok etnis dan mendorong.

Selain itu, jurnal ini juga menyoroti peran identitas dalam proses pembentukan integrasi nasional. Identitas memiliki dua fungsi utama dalam konteks ini: sebagai sarana untuk mengaitkan diri dengan kelompok yang lebih besar dan sebagai cara untuk menjaga keunikan budaya masing-masing kelompok. Dengan demikian, tujuan integrasi nasional bukan hanya untuk menyatukan berbagai kelompok, tetapi juga untuk menghargai dan merayakan keberagaman yang ada di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Naisha Ghefira Raden Jauhari -
Nama : Naisha Ghefira Raden Jauhari
NPM : 2416031040
Kelas : Reguler B

Setelah mengulik lebih dalam mengenai jurnal yang telah saya baca dengan judul "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA" dapat di analisis bahwa sebuah toleransi dan saling menghargai antar budaya sangatlah penting untuk diterapkan, karena hal itu dapat menimbulkan konflik yang berkepanjangan, sikap etnosentrisme haruslah dihilangkan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. Integrasi memang sangatlah penting terlebih era saat ini memberikan banyak sekali informasi tentang suatu kebudayaan baik itu bersifat hoax atau fakta, yang dapat menyebabkan konflik horizontal ataupun konflik terhadap pihak luar. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing- masing anggota masyarakat.

Dapat kita simpulkan bahwa integrasi sangatlah penting unutk terus dibahas dan dikembangkan dalam segala aspek kehidupan agar terciptanya suatu negara yang berintegrasi dan bermartabat, konsep integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia, kebudayaan yang beragam dapat membantu negara indonesia untuk terus maju dan berkembang sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Bukan hanya itu kebudayaan dapat menjadi penengah konflik yang terjadi karena kebudayaan memiliki aturan serta tata kramanya sendiri namun bukan berarti hal itu menjadikan perpecahan dan pengelompokan budaya dalam hal negatif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by rahma setya nur'aini -
Nama : Rahma Setya Nur'Aini
NPM : 2416031088
Kelas : Reguler D
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

ANALISIS JURNAL "INTEGRASI NASIONAL"

Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional menjadi kunci dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah ancaman etnosentrisme. Dijelaskan bahwa integrasi nasional bukan sekadar penyatuan wilayah, tetapi lebih kepada membangun rasa kebersamaan dan kesadaran bahwa setiap individu merupakan bagian dari bangsa Indonesia. Dengan berbagai perbedaan yang ada, mulai dari suku, agama, hingga budaya, penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang harus dijaga. Selain itu, jurnal ini menekankan bahwa identitas nasional tidak bersifat tetap, melainkan terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial dan politik.

Jurnal ini juga menyoroti tantangan yang muncul akibat otonomi daerah. Kebijakan desentralisasi yang diterapkan setelah Reformasi bertujuan memberikan kewenangan lebih besar kepada daerah, namun dalam praktiknya sering kali memperkuat rasa kedaerahan yang berlebihan. Hal ini dapat berpotensi melemahkan rasa persatuan nasional jika tidak diimbangi dengan strategi kebudayaan yang tepat. Oleh karena itu, jurnal ini menegaskan bahwa diperlukan langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa kebijakan otonomi daerah tetap sejalan dengan upaya memperkuat integrasi nasional, sehingga perbedaan yang ada tidak menjadi pemicu perpecahan, tetapi justru menjadi perekat bagi keutuhan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by armaya armaya siti hayyina -
Armaya Siti Hayyina
2456031025
Mandiri A

1. Identitas Nasional
Identitas nasional merupakan representasi dari suatu bangsa yang mencerminkan bagaimana masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihatnya sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Pada masa awal kemerdekaan, identitas nasional ditandai oleh elemen-elemen fisik seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman, identitas nasional tidak hanya dilihat dari aspek fisik, tetapi juga membutuhkan reinterpretasi sesuai dengan perubahan sosial, budaya, dan teknologi.

Identitas bukan sesuatu yang statis atau tetap, melainkan bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan kondisi sosial serta interaksi masyarakat. Dalam ruang dan waktu, identitas terdiri dari berbagai lapisan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, budaya, politik, serta cara individu merespons keadaan di sekitarnya.

2. Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan bangsa. Dalam konteks ini, integrasi tidak terjadi secara otomatis, tetapi melalui proses yang melibatkan komunikasi, interaksi sosial, serta kesepakatan bersama terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Faktor-faktor yang mendorong integrasi nasional antara lain:
• Kesamaan sejarah dan pengalaman kolektif sebagai bangsa.
• Kesadaran nasionalisme dan pluralisme untuk menciptakan persatuan.
• Adanya sistem nilai bersama seperti bahasa, budaya, dan cita-cita politik.

Sebaliknya, ada beberapa faktor yang dapat menghambat integrasi nasional, seperti perbedaan etnis yang terlalu tajam, fanatisme terhadap kelompok tertentu, kesenjangan ekonomi, serta pengaruh budaya asing yang tidak terkendali.

3. Peran Media Massa dan Globalisasi
Media massa, khususnya televisi, memiliki peran penting dalam membentuk dan menyebarluaskan identitas nasional. Tayangan televisi mencerminkan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, yang secara tidak langsung membangun pola pikir masyarakat. Namun, globalisasi juga membawa tantangan baru, seperti masuknya budaya asing yang dapat mempengaruhi nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara keterbukaan terhadap perkembangan global dan upaya menjaga nilai-nilai nasional.

Identitas dan integrasi nasional merupakan konsep yang terus berkembang sesuai dengan dinamika masyarakat. Identitas nasional tidak hanya terbatas pada simbol-simbol fisik, tetapi juga dipengaruhi oleh interaksi sosial dan perkembangan zaman. Sementara itu, integrasi nasional membutuhkan kesadaran kolektif serta faktor-faktor pemersatu agar keberagaman yang ada tetap terjaga dalam satu kesatuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nabila Septiadel Putri -
NAMA : NABILA SEPTIADEL PUTRI
NPM : 2416031140
KELAS : REG D

Peralihan satu masa ke masa lain sering kali mengalami perubahan yang signifikan, dari perubah tersebut akan muncul sebuah kemajuan dan juga bisa muncul perpecahan. Melihat dari perubahan ke masa Orde Baru, pemerintahan bersifat sentralistik dan represif, menciptakan stabilitas yang abu-abu dan membatasi demokrasi dan kebebasan berpolitik. Akibat dari hal diatas, ketika Era Reformasi dimulai maka keterbukaan yang diberikan justru menimbulkan konflik dan ketidakpastian karena kurangnya panduan yang jelas dalam mengelola keberagaman negara ini. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa negara Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman mulai dari suku bangsa, budaya, bahkan alam. Keberagaman tersebut dapat dengan mudah menimbulkan konflik berkepanjangan jika saja tidak segera ditangani.

Integrasi nasional adalah proses menyatukan masyarakat dengan latar belakang yang beragam agar merasa sebagai bagian dari satu bangsa, yaitu Indonesia. Maka sangat penting bagi setiap warga negara untuk saling menghormati satu sama lain, tidak memicu konflik, dan memiliki rasa cinta tanah air yang sama untuk Indonesia. Dari hal tersebut, maka tantangan integrasi nosial seperti Konflik Identitas dan Kepentingan, Etnosentrisme, dan lain nya tidak akan terwujud. Sebagai warna negara Indonesia, berperan dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut adalah wajiban kita untuk menjaga kesatuan bangsa ini seperti menanamkan semangat nasionalisme, mengembangkan budaya, mengurangi fanatisme identitas Lokal yang berlebihan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by kharolina kharolina -
Nama : Kharolina
NPM : 2416031022
Kelas : Reguler B

" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Oleh : Agus Maladi Irianto
Jurnal ini menekankan pentingnya integrasi nasional dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beragam. Identitas memiliki peran ganda sebagai pemersatu dan tantangan, dimana Etnosentrisme, Religiusme, dan Politisme dapat memperdalam perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Kebijakan otonomi daerah, yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat menjadi penghambat integrasi jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang memperkuat kesatuan nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi konkret seperti pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, dan media yang bersifat pemersatu untuk mendukung integrasi.

Jurnal ini juga menekankan bahwa cita-cita integrasi nasional hanya dapat tercapai jika setiap individu bersedia menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok. Membangun kesadaran kolektif bahwa keberagaman adalah aset berharga, sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Dengan pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada persatuan, integrasi nasional juga dapat diperkuat sebagai fondasi untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan kohesif di masa depan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ida Ayu Vidya Devi -
NAMA: Ida Ayu Vidya Devi
NPM: 2456031019
KELAS: Mandiri A

Jurnal ini membahas peran integrasi nasional dalam menangkal etnosentrisme di Indonesia, yang dapat mengancam persatuan bangsa. Etnosentrisme, yaitu penilaian terhadap budaya lain berdasarkan standar sendiri, dapat memicu konflik antar kelompok.
Penulis menekankan bahwa integrasi nasional bukan sekadar kebijakan, tetapi juga kesadaran masyarakat untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama. Nilai seperti toleransi dan kebersamaan harus diperkuat melalui pendidikan multikultural dan kebijakan inklusif.
Jurnal ini mengulas konsep integrasi nasional, faktor penyebab etnosentrisme, serta tantangan dalam mengatasinya. Studi kasus dan metode penelitian kualitatif serta kuantitatif digunakan untuk menganalisis efektivitas strategi integrasi.
Kesimpulannya, integrasi nasional berperan penting dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman. Temuan jurnal ini dapat menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat toleransi dan stabilitas sosial.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ina Nurul Ainah Novila Zahra -
Nama: Nurul Ainah Novila Zahra
NPM: 2416031102
Kelas: Reguler D

Jurnal dengan judul “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA” karya Agus Maladi Irianto ini membahas tentang identitas nasional Indonesia di era modern, yang tidak lagi hanya ditandai oleh simbol-simbol fisik seperti bendera dan bahasa, tetapi juga oleh kepentingan-kepentingan yang dikembangkan oleh masyarakat sendiri. Media massa, terutama televisi, berperan besar dalam mengkonstruksi identitas melalui gaya hidup dan interaksi sosial, melampaui batasan etnis, profesi, dan latar belakang daerah. Identitas menjadi lebih fleksibel dan mudah untuk terus dinegosiasi, tergantung pada respons terhadap kekuatan objektif di sekitar.

Integrasi nasional memerlukan kesadaran masyarakat yang dipupuk dengan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi terjadi ketika ada kesamaan identitas seperti bahasa dan nilai budaya antar suatu kelompok dengan kelompok lain, tetapi juga ketika kelompok masyarakat berani keluar dari identitasnya demi kepentingan bersama. Contohnya, penggunaan Bahasa Indonesia sebagai lingua franca menyatukan berbagai kelompok etnis dalam komunikasi dan juga perdagangan.

Namun, integrasi nasional juga rentan menghadapi tantangan, terutama dari kebijakan otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme. Setiap daerah cenderung mengutamakan kepentingan dan identitasnya masing-masing, yang berpotensi memudarkan rasa integrasi nasional di dalam diri masyarakat. Birokrasi daerah pun terkadang lebih fokus pada kepentingan daerah daripada menjadi perantara antara masyarakat dan negara.

Oleh karena itu, konsep integrasi nasional penting sebagai strategi kebudayaan untuk menyatukan visi dan misi di antara berbagai kepentingan dan identitas masyarakat Indonesia yang berbeda-beda. Konflik antar-etnik, daerah, agama, dan kepentingan lainnya dapat diatasi jika semua pihak menyadari dan bersedia mengutamakan kepentingan bersama di atas identitas kelompok masing-masing.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Neza Agnesia -
NAMA: Neza Agnesia
NPM: 2416031018
KELAS: Reguler B

Pada jurnal berjudul "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Maladi Irianto mengkaji secara mendalam peran integrasi nasional dalam mengurangi etnosentrisme di Indonesia. Penulis menekankan pentingnya penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam rangka membentuk identitas nasional yang kuat, yang pada gilirannya dapat mengurangi sikap superioritas terhadap kelompok etnis tertentu. Sikap semacam ini seringkali memicu ketegangan dan konflik di masyarakat, sehingga integrasi nasional menjadi langkah penting untuk menciptakan keharmonisan antar kelompok.

Jurnal ini kemungkinan mengulas lebih lanjut mengenai konsep-konsep integrasi nasional dan etnosentrisme, serta bagaimana keduanya saling memengaruhi dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan etnis. Penulis juga kemungkinan mengeksplorasi faktor-faktor penyebab etnosentrisme di Indonesia, termasuk tantangan sejarah yang dihadapi dalam menguranginya. Selain itu, studi kasus dari berbagai daerah di Indonesia mungkin digunakan untuk menggambarkan keberhasilan atau kegagalan dalam menerapkan strategi integrasi nasional. Pendekatan yang dibahas dalam jurnal ini mungkin mencakup berbagai upaya seperti pendidikan multikultural, kebijakan inklusif dari pemerintah, dan strategi ekonomi untuk mengurangi kesenjangan sosial yang dapat memperburuk perpecahan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini kemungkinan mencakup pendekatan kualitatif dan kuantitatif, seperti studi kasus, wawancara mendalam, dan survei, untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efektivitas integrasi nasional. Fokus utama dari penelitian ini adalah menganalisis mekanisme integrasi yang paling efektif dan dampaknya terhadap pengurangan sikap etnosentrisme dalam masyarakat Indonesia.

Kesimpulannya, jurnal ini diharapkan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai pentingnya integrasi nasional dalam menanggulangi masalah etnosentrisme yang ada. Temuan-temuan dari jurnal ini dapat menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah, masyarakat, serta lembaga pendidikan untuk memperkuat upaya-upaya integrasi yang lebih efektif. Hal ini akan berkontribusi dalam memperkuat toleransi, meningkatkan pemahaman antar kelompok etnis, dan menjaga persatuan bangsa Indonesia di tengah keberagaman yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Eka Pramuditha -
Nama: Muhammad Eka Pramuditha
NPM: 2416031112
Kelas: Reguler D

Jurnal dengan judul "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA" Ini membahas tentang Perjalanan politik dan kebudayaan Indonesia dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi mencerminkan kisah panjang yang penuh dinamika dan tantangan. Di masa Orde Baru, politik yang bersifat sentralistik dan otoriter berperan menjaga stabilitas pembangunan, namun di sisi lain membatasi keberagaman dan mengabaikan aspirasi kelompok minoritas. Kebijakan semacam itu menyebabkan nilai-nilai identitas yang selama ini terjalin perlahan kehilangan kekuatannya. Ketika era Reformasi membuka peluang desentralisasi, perbedaan identitas lokal pun mulai menonjol, menantang narasi nasional yang telah dibangun selama puluhan tahun. Transformasi sejarah ini mengajarkan bahwa keberagaman seharusnya tidak dilihat sebagai penghalang, melainkan sebagai kekayaan yang perlu dirawat melalui dialog dan pengertian bersama.

Di era globalisasi, peran media massa dan teknologi komunikasi telah mengubah pemaknaan identitas nasional dari sekadar simbol fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia menjadi sebuah proses interaksi sosial yang hidup dan dinamis. Televisi, internet, dan platform digital kini menjadi ruang di mana berbagai lapisan masyarakat bertemu, berbagi informasi, dan membentuk budaya bersama. Namun, kebijakan otonomi daerah serta pemekaran wilayah kerap memicu kecenderungan etnosentrisme, di mana kepentingan lokal mendominasi dan mengancam persatuan bangsa. Upaya tiap daerah dalam mempertahankan identitas melalui sistem pendidikan dan birokrasi yang eksklusif mengingatkan kita akan pentingnya merumuskan strategi kebudayaan yang tidak hanya menghargai pluralitas, tetapi juga menyatukan visi dan semangat seluruh masyarakat untuk mewujudkan pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nisi Nisrina Tiara Thufailah -
Nama : Nisrina Tiara T
NPM : 2456031004
Kelas : Mandiri B

Jurnal yang berjudul “Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas tentang pentingnya integrasi nasional dalam upaya mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Berbagai perubahan bangsa Indonesia menyebabkan instabilitas nasional, seperti yang terjadi dalam peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru, serta dari Orde Baru ke Reformasi.

Integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.

Integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan ini kita dapat membangun solidaritas nasional, Indonesia dapat mencapai persatuan yang kuat dan menghindari perpecahan di era globalisasi ini.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by ALYA SALSABILLA AINI -
NAMA : Alya Salsabilla Aini
NPM : 2456031011
KELAS : Mandiri A

Dalam karyanya, penulis menekankan bahwa integrasi nasional bukan sekadar usaha untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat, melainkan juga berfungsi untuk membentuk kesadaran kolektif di antara individu-individu dari latar belakang yang berbeda.
Salah satu argumen utama dalam jurnal ini adalah peran identitas di dalam proses integrasi. Identitas memiliki fungsi ganda ; di satu sisi, identitas dapat menyatukan masyarakat melalui kesamaan nilai, budaya, atau tujuan politik. Namun, di sisi lain, penulis mengingatkan bahwa untuk mencapai integrasi yang lebih komprehensif, individu perlu bersedia melepaskan identitas kelompok yang sempit. Hal tersebut sangat penting untuk mengatasi tantangan etnosentrisme yang berpotensi memecah belah bangsa dan menimbulkan konflik.

Penulis juga mengangkat tantangan yang timbul di era desentralisasi pasca-Reformasi. Meskipun desentralisasi memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengatur diri sendiri, hal ini juga menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan sosial. Dalam konteks ini, penulis menggambarkan keadaan bangsa yang mengalami "sakit", di mana krisis identitas dan konflik etnis berkepanjangan menciptakan situasi darurat yang memerlukan strategi budaya yang jelas. Ia menyarankan agar pengembangan strategi kebudayaan yang didasarkan pada nilai-nilai pluralisme dan nasionalisme menjadi prioritas untuk menguatkan integrasi nasional. kutipan dari pemikir seperti Meutia Farida Hatta dan Ignas Kleden menambah bobot argumen mengenai pentingnya budaya dalam memperkuat integrasi nasional. Pemikiran mereka memberikan konteks bahwa pola pikir serta nilai-nilai budaya memiliki peranan penting dalam membangun rasa kesatuan di tengah keragaman.

tulisan ini mendorong pembaca untuk merenungkan posisi mereka dalam proses integrasi dan pentingnya usaha kolektif dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Integrasi nasional, seperti yang diungkapkan dalam jurnal ini, merupakan langkah krusial untuk memastikan stabilitas sosial sekaligus memperkuat karakter bangsa yang beragam. Penulis dengan tegas menekankan bahwa dengan kesadaran kolektif dan pendekatan inklusif terhadap keberagaman, integrasi nasional dapat terwujud sebagai upaya untuk membangun Indonesia yang lebih utuh dan harmonis.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Chlara Chlara Amelia Putri -
Nama : Chlara Amelia Putri
NPM : 2416031082
Kelas : Regular D

Jurnal oleh Pak Agus Maladi Irianto ini ngebahas gimana caranya integrasi nasional bisa jadi "tameng" buat ngelawan etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah fanatisme berlebihan terhadap suku sendiri, merasa suku sendiri lebih baik dari yang lain. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang mampu menyatukan visi dan misi lintas identitas di tengah kompleksitas masyarakat Indonesia.

Nah, etnosentrisme ini kan bikin orang ngerasa sukunya paling baik diantara yang lain. Maka dari itu, integrasi nasional ini jadi jurus jitu supaya tidak ada lagi konflik antar suku konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi. Kuncinya, semua harus sadar dulu kalo Indonesia memang banyak, sekali keberagaman. Kalau udah sadar, terus sama-sama ngejaga nilai-nilai penting bangsa, nah, integrasi nasional ini bisa jadi penangkal etnosentrisme.
Kesadaran nasional menjadi fondasi keyakinan akan integrasi, yang berfungsi memelihara harga diri dan martabat bangsa. Dengan demikian, jurnal ini menggarisbawahi pentingnya integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Reni Reni Febriyani -
NAMA: Reni Febriyani
NPM: 2416031024
KELAS: Reguler B

Setelah saya menganalisis jurnal berjudul “Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” karya Agus Maladi Irianto, bahwa integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Etnosentrisme yang merupakan kecenderungan untuk mengganggap budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang etniknya sendiri ini lahir dari faham sentrisme.

Jurnal ini menekankan bahwa konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan, dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Andre Sumanto Lumban Gaol -
Identitas bangsa Indonesia telah mengalami perubahan penting sejak memperoleh kemerdekaan hingga saat ini di era modern. Pada masa awal merdeka, ciri-ciri identitas nasional diwakili oleh simbol-simbol fisik seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan "Indonesia Raya," dan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu. Simbol-simbol tersebut berfungsi sebagai gambaran visual dan suara dari identitas suatu bangsa.

Namun, seiring berlalunya waktu dan terutama dengan kemajuan teknologi serta globalisasi, identitas nasional kini tidak lagi terbatas pada ekspresi fisik tersebut. Saat ini, identitas menjadi lebih kompleks dan dinamis, meliputi berbagai elemen seperti nilai budaya, kepentingan sosial, serta interaksi antarindividu yang dipengaruhi oleh media dan teknologi komunikasi. Media massa, terutama televisi dan platform media sosial, memainkan peran yang signifikan dalam membentuk dan mengubah identitas nasional dengan menyebarkan informasi, nilai, dan norma yang berdampak pada cara berpikir serta tingkah laku masyarakat.

Identitas bangsa Indonesia pada masa kini ditandai oleh keragaman yang lebih luas; hal ini bukan hanya didasarkan pada perbedaan etnis, profesi, atau pendidikan, tetapi juga oleh munculnya kepentingan-kepentingan di kalangan masyarakat. Contohnya, penerapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar telah mempersatukan beragam kelompok etnis yang berbeda, menciptakan komunitas baru dengan konektivitas yang lebih besar. Selain itu, kelompok-kelompok yang bersatu karena isu-isu yang sama, seperti pedagang kaki lima yang berhadapan dengan regulasi pemerintah daerah, menunjukkan bahwa identitas dapat terbentuk melalui kepentingan kolektif.

Karena itu, perlu ada penafsiran ulang mengenai identitas bangsa yang tidak sebatas pada simbol-simbol fisik, tetapi juga meliputi dinamika sosial, budaya, dan teknologi yang memengaruhi interaksi dan pandangan masyarakat. Identitas nasional harus dipandang sebagai suatu entitas yang selalu berkembang, dipengaruhi oleh banyak faktor dari dalam dan luar, sekaligus harus siap menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Dalam frame ini, media dan teknologi komunikasi memainkan peran krusial dalam membentuk serta mengubah identitas nasional. Media massa, khususnya televisi dan platform media sosial, memiliki fungsi penting dalam penyebaran informasi, nilai, serta norma yang memengaruhi cara pikir dan tindakan masyarakat.

Dengan demikian, identitas bangsa Indonesia saat ini lebih ditentukan oleh kepentingan yang efeknya digerakkan oleh individu serta kelompok di masyarakat, serta terpengaruh oleh dinamika sosial dan budaya yang selalu berubah. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan refleksi dan penafsiran ulang identitas nasional supaya tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M. Noviza Wendi Pratama -
NAMA : M. NOVIZA WENDI PRATAMA
NPM : 2416031122
KELAS : REGULER D

Dari hasil analisis yang saya lakukan, menurut saya dalam konteks Indonesia yang multikultural, identitas nasional tidak hanya terbentuk melalui simbol-simbol fisik atau tradisi budaya yang ada, tetapi lebih melalui proses interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. jadi bukan hanya soal menyatukan kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan budaya, tetapi juga soal membangun kepentingan bersama yang dapat melampaui perbedaan. yang mana proses ini membutuhkan adanya kesadaran nasional yang terus berkembang, serta kemampuan untuk merespons perubahan sosial dengan fleksibilitas yang diperlukan.

Nah selain itu juga, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kesatuan dalam pluralitas yang sangat tinggi, tanpa mengorbankan hak-hak daerah dan kelompok minoritas. Otonomi daerah yang lebih besar dapat membawa manfaat, namun juga menuntut kewaspadaan agar tidak memperburuk sentrisme dan fragmentasi sosial. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengembangkan strategi kebudayaan yang memperkuat integrasi nasional, dengan menekankan pada nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan saling pengertian antar wilayah, suku, dan agama. Integrasi nasional bukanlah proses yang sederhana, tetapi memerlukan kerja keras bersama untuk menjaga keberagaman dalam satu kesatuan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Feby Valentina Sinaga -
NAMA : Feby Valentina Sinaga
NPM : 2416031100
KELAS : Regular D

Jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia menjelaskan bahwa Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri. Saat ini, Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah.

Integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia.

Konsep integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Lelyta Lelyta Anggraini -
Nama : Lelyta Anggraini
NPM : 2416031058
Kelas : Reguler B
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

ANALISIS JURNAL : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSETARISME DI INDONESIA
Hal 01-07
Penulis : Agus Maladi Irianto

A. ABSTRAK
Integrasi mencangkup makna terbentuknya kelompok-kelompok yang di persatukan oleh suatu masalah Bersama, baik ideologi, ekonomi, maupun social. Dalam jurnal ini cenderung menciptakan suatu kesadaran dan bentuk social yang menyebabkan banyak kelompok dengan identitas masing-masing memandang diri mereka sebagai satu kesatuan. Jurnal ini membahas tentang tantangan bangsa Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional.

B. LATAR BELAKANG
Ketika era reformasi mulai membuka kram demokrasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan ini dimiliki Masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata memberikan gambar buram untuk bangsa ini. Hal ini menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan yang berantkan dan menumbuhkan ketidakpatuhan social. Dari sini tergmabar tindakan anrkis, pelanggran moral, pelanggran etika, dan meningkatnya kriminalitas. Dan sampai saat ini tidak menghasilkan Solusi.

C. TUJUAN
Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional yang harusnya tumbuh sejak kemerdekaan hingga hari ini dinegeri ini.

D. METODE PENELITIAN
menggunakan pembahasan terdahulu.

E. HASIL PENELITIAN
1. Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas yang menyertai kita saat ini ditandai dengan kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter sebagai sara pembentukan pola pikir dan sikap mental, memajukan adabkemampuan bangsa merupakan Pembangunan kebudayaan nasional. Sarana pembentukan pola pikir Masyarakat diperlukan adanya kesadaran nasional yang dengan menanamkan nilai nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa menjadi satu kesatuan justru berfungsi secara ganda. Integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan Bersama.
2. Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Demokrasi pemerintah yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang setiap daerah menuntu agar posisi birokraktis ditempati oleh putra daerahnya. Sentralisme politik di Orde Baru untuk waktu yang cukup lama telah menjadikan birokrasi semata-mata sebagai alat pemerintah pusat menjadi pengatur hubungan diantar masyrakat dan negara. Birokrasi pemerintahan daerah tidak memperhatikan kepentingan daerah tetapi mejadi pelaksan kepentingan pusat di daerah. mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.


F. SIMPULAN
integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Rafeyfa Naura Inandarahman -
Nama: Rafeyfa Naura Inandarahman
NPM: 2456031012
Kelas: Mandiri B

Analisis Jurnal Pertemuan 3

Dalam jurnal yang berjudul "Integritas Sosial sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto membahas tentang bagaimana integrasi nasional Indonesia dari zaman Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi yang tidak terarah justru menyebabkan kekacauan. Oleh karena itu, penulis mengusulkan pentingnya membangun kesadaran nasional melalui nasionalisme dan pluralisme.

Integrasi tidak hanya tentang kesamaan, tetapi juga tentang bagaimana kemampuan untuk bersatu demi kepentingan bersama, bahkan ketika ada perbedaan identitas. Misalnya, kelompok pedagang kaki lima yang harus bersatu walau berbeda etnis demi menghadapi Perda yang dikeluarkan oleh Pemda atau ketika mereka harus menghadapi operasi Satpol PP.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Zalfa Aliyah Azzahrah -
Nama: Zalfa Aliyah Azzahrah
NPM: 2416031050
Kelas: Reguler B

ANALISIS JURNAL

Agus Maladi Irianto dalam karyanya yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" mengupas bagaimana integrasi nasional dapat digunakan sebagai strategi untuk menangkal etnosentrisme di Indonesia. Sejak paragraf awal, penulis membahas banyaknya peristiwa yang terjadi di Indonesia seperti perubahan dari orde lama (orla) ke orde baru (orba) dapat menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gejolak perubahan sistem politik dan ideologi Indonesia pada masa tersebut.

Terlepas dari kesalahan orba dalam kendali pemerintahan yang sentralistik, menurutnya, otonomi daerah yang diterapkan pasca-Reformasi justru berpotensi memperkuat etnosentrisme (kecenderungan berpikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain) yang dapat menghambat integrasi nasional. Etnosentrisme yang sejak awal perlahan-lahan menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Dalam tulisannya, Agus Maladi Irianto menegaskan bahwa keberagaman bangsa Indonesia seharusnya dikelola dengan baik disertai dengan strategi kebudayaan yang menekankan kesadaran nasionalisme dan pluralisme. Menurutnya, integrasi nasional merupakan solusi utama dalam menangkal etnosentrisme. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, setiap individu perlu melihat diri mereka bukan hanya sebagai bagian dari suku atau daerahnya, tetapi juga sebagai warga negara Indonesia. Artinya, setiap individu harus mau bekerja sama dan tidak hanya memikirkan kelompoknya sendiri sehingga integrasi nasional dapat terwujud.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by tabina ayunintyas -
Nama : Tabina Ayunintyas
NPM : 2456031035
Kelas : Mandiri A
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Menganilisis Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"

Jurnal ini membahas bagaimana Integrasi Nasional dapat menjadi solusi dalam menghadapi perpecahan akibat Etnosentrisme (menganggap budaya sendiri lebih unggul dari yang lain). Untuk menjaga persatuan Indonesia, masyarakat harus mengutamakan Identitas Nasional dibanding Identitas etnis atau daerah. Kebijakan otonomi daerah perlu diimbangi dengan kesadaran akan pluralisme agar tidak semakin memperkuat perpecahan.

Indonesia telah mengalami berbagai perubahan politik dari Orde Lama, Orde Baru hingga Reformasi. Pemerintahan yang terlalu sentralistik di Orde Baru justru menekan keberagaman dan memicu konflik di daerah. Munculnya sikap Etnosentrisme akibat kebijakan otonomi daerah, yang justru memperkuat perbedaan etnis dan daerah menimbulkan konflik antar-etnis, antar-agama, dan antar-kepentingan masih sering terjadi. Kesadaran akan keberagaman harus ditanamkan agar masyarakat tidak terlalu fanatik terhadap identitas daerahnya sendiri. Mengurangi eksklusivitas daerah serta memperkuat Identitas Nasional dapat menjadi solusi untuk permasalahan ini.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Alya Khansa Aguzaen -
Nama: Alya Khansa Aguzaen
NPM: 2415031080
KELAS: Reguler D

Analisis Jurnal pertemuan 3

A. Identitas jurnal
1. Nama Jurnal : -
2. Volume : -
3. Nomor : -
4. Halaman : 1-7
5. Tahun Penerbit : -
6. Judul Jurnal : Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
7. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto

B. Hasil Analisis
Bapak Agus menjelaskan poin utama dari integrasi, yaitu meliputi makna terbentuknya kelompo-kelompok yang disatukan karena adanya suatu masalah yang sama, seperti ideologi, ekonomi, dan sosial. Pada bab pendahuluan, Bapak Agus memberikan contoh nyata pengalaman yang menjadi alasan perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupa bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Contoh kasus yang ia ambil adalah masa transisi Orde Lama ke Orde Baru yang ditandai dengan pemberontakan PKI pada 30 September 1965 hingga melahirkan Surat Peritah Sebelas Maret (Supersemar).

Pada bab kedua, Pak Agus menyatakan bahwa di awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditadi oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan, dan seterusnya). Pak Agus menjelaskan bahwa identitas merupakan representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas budaya. Pada intinya, Pak Agus menjabarkan bagaimana itegrasi nasional menjadi jalan untuk menghadapi permsalahan yang hingga kini masih terus menerus melanda Indonesia. Diakhir juga Pak Agus menegaskan bahwa, konflik-konflik seperti konflik antar etnik, daerah, agama, partai poltik, pelajar, serta konflik kepentingan lai tidak seharusya terjadi jika tiap-tiap individu sadar bahwa kemajemukan Bangsa Indonesia merupakan suatu keniscayaan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by dila syafa nadila fortuna -
nama : syafa nadila fortuna
npm : 2456031007
kelas : man a

Integrasi sosial di Indonesia memiliki peran penting dalam menangkal etnosentrisme, sebuah sikap yang cenderung menganggap budaya atau kelompok etnis tertentu lebih unggul daripada yang lain. Dalam hal ini, integrasi sosial berfungsi untuk mempersatukan berbagai kelompok etnis, budaya, dan agama yang ada di Indonesia dengan menciptakan rasa saling menghormati dan memahami perbedaan. Proses integrasi ini melibatkan kebijakan yang mendukung keragaman, seperti pendidikan multikultural, dialog antaragama, dan promosi nilai-nilai toleransi. Dengan memperkuat interaksi antar kelompok yang berbeda, integrasi dapat membantu mengurangi ketegangan sosial yang disebabkan oleh prasangka dan stereotip, yang sering kali menjadi akar masalah etnosentrisme.

Namun, meskipun integrasi sosial dapat menjadi strategi efektif dalam mengurangi etnosentrisme, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat diterima dan dipraktikkan secara merata di seluruh lapisan masyarakat. Penerapan integrasi yang tidak konsisten atau adanya resistensi dari kelompok tertentu bisa menyebabkan polarisasi yang justru memperburuk perbedaan. Oleh karena itu, untuk mencapai integrasi yang efektif sebagai penangkal etnosentrisme, perlu ada komitmen bersama dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan media, untuk terus mempromosikan pesan kesetaraan dan saling menghargai antar etnis dan budaya yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muthia Alfaizha ayuningtias -
Nama : Muthia alfaizha ayuningtias
NPM : 2456031014
Kelas : Mandiri B

Jurnal ini membahas pentingnya integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi politisasi, etnosentrisme, dan religiusme di Indonesia. Penulis menekankan bahwa integrasi bukan hanya menyatukan berbagai identitas budaya, tetapi juga mengakui dan menghargai keberagaman. Identitas memiliki dua fungsi ia dapat menyatukan orang melalui kesamaan budaya dan bahasa, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, itu juga dapat menjadi penghalang. Oleh karena itu, untuk mendorong persatuan di tengah perbedaan, perlu ada pendekatan kebudayaan yang inklusif.


Penulis juga mencatat bahwa kebijakan otonomi daerah sering memperkuat segregasi sosial dengan menonjolkan identitas lokal. Ini dapat menghambat integrasi nasional dan menahan masyarakat dalam batasan etnis dan lokal. Oleh karena itu, jurnal ini mendorong kita untuk membangun identitas nasional yang lebih luas, di mana masyarakat bersedia untuk melepaskan identitas kelompok mereka untuk kepentingan bersama dan mengembangkan interaksi lintas budaya yang bermanfaat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nadia Azzahra -
Nama : Nadia Azzahra
NPM : 2456031005
Kelas : Mandiri A

Pembahasan jurnal ‘Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia’. Menjelaskan tentang pentingnya integrasi nasional untuk memerangi etnosentrisme di Indonesia. Indonesia menghadapi banyak tantangan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan karena keanekaragaman agama, etnis, dan budayanya. Menurut Agus Maladi Irianto, integrasi nasional ini memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga stabilitas negara dan memperkuat identitas bangsa Indonesia termasuk dinamika politik yang berubah dari orde lama, orde baru, hingga reformasi.

Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini, maka integrasi nasional dapat dianggap sebagai solusi untuk masalah yang saat ini masih terus menerus menyerang indonesia. Integrasi nasional yang kokoh dapat menangkal etnosentrisme dan membantu menjaga persatuan di antara berbagai budayanya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Dhea Ranisa -
NAMA: Dhea Ranisa
NPM: 2416031036
KELAS: Reguler B

Integrasi nasional di Indonesia melibatkan pembentukan kelompok-kelompok yang bersatu berdasarkan isu-isu umum seperti ideologi, ekonomi, dan sosial. Tujuan dari gerakan ini adalah membangun kesadaran bersama dan membentuk struktur sosial yang memungkinkan berbagai kelompok dengan identitas berbeda untuk merasa sebagai bagian dari satu kesatuan. Namun, proses integrasi nasional menghadapi berbagai tantangan, seperti etnosentrisme, aspek keagamaan, dan politik. Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan, termasuk masa Orde Baru yang dipengaruhi oleh kepentingan elit politik. Meskipun Orde Baru turut berperan dalam membentuk Bangsa Indonesia, kontribusinya terhadap integrasi nasional masih menjadi perdebatan.

Era Reformasi muncul dengan tujuan menciptakan sistem demokrasi yang lebih kokoh serta menjadi landasan bagi pembangunan bangsa. Pada periode ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya keadilan dan keharmonisan sosial semakin meningkat. Namun, permasalahan yang ada belum sepenuhnya terselesaikan, dan strategi integrasi nasional masih belum terwujud secara konkret. Identitas nasional sendiri merupakan hasil dari dinamika sosial yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti etnisitas, profesi, tingkat pendidikan, dan wilayah asal. Seiring dengan perkembangan identitas nasional, keberagaman dalam industri media juga semakin terlihat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Devi Permatasari -
Nama : Devi Permatasari
NPM : 2416031026
Kelas : Reguler B

Jurnal “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA” ini membahas perjalanan sejarah politik di Indonesia baik dari Orde lama hingga reformasi. Indonesia sering kali mengalami disintegrasi dan terdokrin paham ideologi yang berbeda, misalnya ideologi komunis yang menyebabkan peristiwa G30S/PKI dan pada masa Presiden Soeharto PKI  telah diberantas. Pada orde baru, pemerintahan dijalankan secara otoriter dan mendapatkan perlawanan dari masyarakat yang memuncak pada tahun 1998 yang menurunkan presiden Soeharto dari jabatannya dan lahirnya era reformasi. 
Identitas nasional dibagun dengan perkembangan zaman dan bisa dilihat dari latar belakang, etnis, Pendidikan ataupun kepentingan yang berkembang dimasyarakat. Identitas suatu kelompok masyarakat yang merasa menjadi bagian dari suatu bangsa dapat disebut integritas nasional. Inegritas nasional bisa dilihat dari berbagai faktor kesamaan Bahasa, cita cita, dan memiliki tujuan bersama, adanya kepentingam bersama. 
Integrasi nasional menuntut keseimbangan antara identitas local dan nasional, integrasi juga mengacu pada penyatuan visi dan misi bangsa, namun tantangan seperti etnosentrisme dan kepentingan daerah atau suku dapat melemahkan rasa kebangsaan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya kita sebagai bangsa Indonesia harus meningkatkan Pendidikan multicultural, partisipasi masyarakat  dan membangun kesadaran kolektif sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Zahira Rossa Amalia -
Nama : Zahira Rossa Amalia
Kelas : Reguler D
NPM : 2416031096

ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 3
Dijelaskan di pendahuluan jurnal bahwa, Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan sejak proklamasi, mulai dari politik dan cara pandang tentang kehidupan bernegara. Banyak perubahan yang terjadi mulai dari yang positif dan negatif, salah satu periode yang banyak diketahui adalah transisi orde lama ke orde baru, disana banyak hal yang terjadi seperti G30SPKI, masalah politik, dan masih banyak lagi. Orde baru dinilai bersifat sentralistik dan otoriter, dengan alasan menjaga stabilitas dan pembangunan nasional, yang pada akhirnya setelah 32 tahun orde baru memunculkan perlawanan dari masyrakat dan tergantikan oleh era reformasi yang menerapkan sistem demokrasi. Tetapi nyatanya demokrasi yang diharapkan justru banyak terjadi pelanggaran hukum, peningkatan kriminalitas dan ketidakpatuhan sosial.
Masuk kebagain isi jurnal dijelaskan bahwa, dimasa awal kemerdekaan identitas nasional nya cenderung berupa fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa nasional. Tapi seiring perkembangan zaman itu semua tidak cukup, karena ternyata kita membutuhkan interprtasi lebih lanjut yang menunjukkan identitas nasional bisa berkembang seiring perkembangan zaman dan waktu. Identitas juga bersifat kompleks dan bukan sesuatu yang tetap, yang artinya tetap dapat dipengaruhi oleh waktu, ruang, serta faktor sosial dan budaya selain itu identitas nasional juga bergantung pada peran sosial dan bagaimana individu merespon nya.
Identitas juga tidak hanya dibentuk oleh kemauan individu tetapi juga oleh faktor eksternal yang memengaruhi dan membentuk identitas tersebut. Tetapi respon individu dibutuhkan untuk membentuk identitas masyarakat dari hasil interaksi individu dengan lingkungan sosialnya. Disini juga pembuktian bahwa identitas itu bersifat dinamis dan berubah seiring berjalannya waktu.
Pembentukan identitas juga bisa dilakukan dengan bagaimana media massa yaitu televisi dan media massa lain dalam meciptakan menciptakan pola pikir dan gaya hidup yang sama dalam masyarakat dan hubungan sosial baru.
Untuk membangun integrasi yang lebih kuat memerlukan kesadaran nasional, semangat pluralisme, dan juga kesamaan dari beberapa aspek positif tetapi identitas yang terlalu eksklusif dapat menghambat integrasi nasional, sementara identitas yang inklusif justru memperkuat persatuan.
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional tidak hanya hanya penyatuan visi dan misi bangsa, tetapi juga tantangan besar dalam mempertahankan persatuan karena keberagaman ini juga menjadi pemicu berbagai konflik, baik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, hingga kepentingan politik. Etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme menjadi salah satu faktor yang memperparah polarisasi karena lebih menonjolkan identitas kelompoknya daripada kesatuan sebagai bangsa.
Interaksi lintas budaya yang minim dan mempersempit wawasan kebangsaan menghambat proses integrasi nasional. Respons daerah terhadap sentralisme pemerintahan di masa lalu juga menjadi masalah baru seperti dimana kepentingan etnis dan daerah lebih dominan daripada kepentingan nasional.
Ini juga menjadi alasan kenapa integrasi nasional harus dijadikan strategi kebudayaan yang tetap berlandaskan pada kesadaran akan keberagaman serta kesediaan untuk menyatukan visi dan misi bangsa, agar Indonesia tidak hanya menjadi negara yang beragam, tetapi juga memiliki persatuan yang kokoh dan berkelanjutan. Tapi juga perlu diingat strategi ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada bagaimana masyarakat memandang pluralitas sebagai kekuatan, bukan sebagai pemisah.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Bunga Bunga Novitasari -
Nama : Bunga Novitasari
NPM : 2456031022
Kelas : Mandiri B

Analisis Jurnal

Agus Maladi Irianto, INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA, Humanika: Jurnal Ilmiah Kajian Humaniora, vol. 18, no. 2, 2013. Pembahasan dari Jurnal ini mengangkat tema pentingnya integrasi nasional di Indonesia, yang dihadapkan pada tantangan pluralitas budaya, etnis, dan kepentingan daerah. Jurnal ini menekankan bahwa integrasi nasional bukan hanya sekadar pengakuan terhadap keragaman, tetapi juga memerlukan upaya aktif untuk menciptakan kesamaan identitas yang dapat menyatukan berbagai kelompok. Salah satu poin penting yang dibahas adalah bahwa identitas nasional bersifat dinamis dan beragam. Artinya, identitas tidak tetap, tetapi terbentuk dari interaksi sosial dan kepentingan bersama. Di Indonesia, yang memiliki banyak suku, budaya, dan bahasa, pemahaman ini penting untuk mencegah konflik dan menjaga persatuan.

Jurnal ini membahas tantangan dan peluang dalam menyatukan masyarakat Indonesia. dengan memahami bahwa identitas bisa berubah dan menerima perbedaan sebagai hal yang wajar. masyarakat diharapkan bisa bekerja sama tanpa terjebak dalam perbedaan kelompok. Agar Indonesia tetap bersatu semua pihak termasuk pemerintah, media, dan masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga kerukunan. Jurnal ini juga mengidentifikasi tantangan yang muncul dari otonomi daerah dan pemekaran wilayah. Meskipun otonomi daerah memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengelola urusannya sendiri, hal ini juga dapat memperkuat etnosentrisme dan menghambat integrasi nasional. Daerah yang terlalu fokus pada kepentingan lokal dapat mengabaikan kepentingan nasional, yang berpotensi menimbulkan konflik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nara Sinara Dwi Arti -
Nama: Sinara Dwi Arti
NPM: 2416031120
Kelas: Reguler D

ANALISIS JURNAL
Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto menyoroti pentingnya integrasi nasional untuk menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme, yaitu sikap yang menganggap budaya sendiri lebih unggul daripada budaya lain, berpotensi memicu konflik sosial dan melemahkan persatuan bangsa. Penulis menggarisbawahi bahwa integrasi nasional dapat mencegah perpecahan dengan menyatukan keberagaman dalam bingkai identitas kolektif. Hal ini diwujudkan melalui simbol-simbol pemersatu seperti Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan Bahasa Indonesia. Penulis juga menekankan pentingnya pendidikan multikultural untuk meningkatkan kesadaran akan toleransi, serta perlunya kebijakan pemerintah yang menjunjung nilai keadilan dan kesetaraan. Pembangunan yang merata juga disebut sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketimpangan yang sering menjadi pemicu konflik antaretnis. Jurnal ini menyimpulkan bahwa integrasi nasional, dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, adalah kunci dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman. Sebagai mahasiswa, kita dapat berperan dengan menghargai perbedaan, menjunjung toleransi, dan memperkuat rasa kebangsaan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menjaga persatuan Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by alisa awaliyah -
NAMA : Alisa Awaliyah
NPM : 2416031032
KELAS : Reguler B

ANALISIS JURNAL PERTEMUAN KE- 3

Judul jurnal yaitu "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas tentang integrasi nasional di Indonesia itu penting banget, karena bisa jadi pengikat antara berbagai kelompok yang punya isu bersama, baik itu di bidang ideologi, ekonomi, maupun sosial. Artikel ini menyoroti pentingnya kesadaran akan integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada, seperti etnosentrisme, religiositas, dan politisasi yang sering memicu konflik antar kelompok. Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, Indonesia udah ngalamin banyak perubahan yang kadang malah bikin situasi disintegrasi dan ketidakstabilan. Kebijakan pemerintah yang dulu cenderung membatasi terhadap keberagaman mulai berubah sejak era reformasi, yang memberikan kebebasan lebih pada daerah untuk mengatur diri mereka sendiri.

Meskipun kita punya pluralitas identitas yang bisa jadi kekuatan bangsa, pengelolaannya masih sering terkendala dan memicu ketegangan antar kelompok etnik dan kepentingan. Integrasi nasional yang lebih solid mungkin baru bisa tercapai kalau masyarakat mau meninggalkan identitas etnis mereka demi kepentingan bersama. Karena itu, kesadaran nasional yang tinggi dan pembentukan budaya bersama jadi kunci penting buat mencapai integrasi nasional yang efektif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Kirani Aurilia -
Nama : Kirani Aurilia Adila Putri
NPM : 2416031072
Kelas : Regular D

ANALISIS JURNAL INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA

Sesuai dengan judul, jurnal tersebut membahas tentang integrasi nasional dimana sudah dijelaskan bahwa integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Yang artinya integrasi nasional adalah suatu aksi menyatukan suatu hal atau suatu budaya menjadi satu kesatuan. Dengan begitu, identitas menjadi hal yang sangat penting dalam integritas nasional sebab tanpa identitas, tidak akan terjadi integrasi nasional. Integrasi terbentuk jika ada kesamaan identitas yang mendukung seperti kesamaan bahasa, kesamaan cita-cita, politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau keagamaan.

Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fawazzah Fawazzah Eztu Ilham -
Nama: Fawazzah Eztu Ilham
Kelas: Reguler D
NPM: 2416031132
judul jurnal: "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto

Sejak kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan ideologi dan sistem pemerintahan yang berdampak pada integrasi nasional. Pergantian dari Orde Lama ke Orde Baru, serta transisi menuju Reformasi, menunjukkan dinamika politik yang berpengaruh terhadap stabilitas bangsa. Orde Baru yang sentralistik memicu perlawanan karena kurang memberikan ruang bagi keberagaman daerah, sedangkan Reformasi membuka kebebasan yang justru menimbulkan tantangan baru seperti konflik sosial dan politik.

Identitas nasional pada awalnya ditentukan oleh simbol-simbol fisik seperti bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan. Namun, dalam perkembangan modern, identitas tidak lagi bersifat tetap melainkan terus beradaptasi dengan perubahan sosial dan kepentingan individu maupun kelompok. Integrasi nasional diperlukan agar berbagai perbedaan di masyarakat dapat menyatu dalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Namun, agar dapat tercapai integrasi nasional, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, antara lain:

1. Etnosentrisme: Pandangan yang menganggap budaya sendiri lebih unggul dibanding budaya lain dapat menghambat integrasi nasional.
2. Otonomi Daerah: Kebijakan desentralisasi yang bertujuan memberikan kebebasan daerah justru berpotensi memperkuat sentimen kedaerahan, sehingga dapat menghambat rasa kesatuan bangsa.
3. Dampak Media: Media massa, terutama televisi, membentuk identitas kolektif yang dapat menciptakan polarisasi sosial dan memperkuat perbedaan kepentingan.

Begitupula, bersama tantangan, terdapat pula beberapa solusi untuk memperkuat integritas nasional:

1. Menanamkan Kesadaran Nasionalisme: Masyarakat perlu memahami bahwa pluralitas adalah bagian dari identitas bangsa yang harus dijaga.
2. Menjaga Keseimbangan antara Otonomi Daerah dan Integrasi Nasional: Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan desentralisasi tidak memperlemah persatuan bangsa.
3. Memanfaatkan Media sebagai Alat Pemersatu: Media harus digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan yang inklusif dan mendorong sikap saling menghargai antar kelompok masyarakat.

Integrasi nasional adalah kunci utama dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Untuk mengatasi ancaman etnosentrisme dan fragmentasi sosial, diperlukan strategi kebudayaan yang menekankan nilai pluralisme dan nasionalisme agar bangsa Indonesia tetap utuh dan harmonis di masa depan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Hafshah Hafshah Khairunnisa -
NAMA : Hafshah Khairunnisa
NPM : 2416031106
KELAS : Reguler D

Tugas Analisis Jurnal "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA" Oleh: Agus Maladi Irianto.

Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok dengan identitas berbeda menjadi satu kesatuan, yaitu bangsa Indonesia. Identitas nasional memiliki peran ganda dalam proses integrasi, yaitu sebagai faktor pendukung dan penghambat. Integrasi dapat terwujud jika ada kesamaan identitas seperti bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Namun, integrasi yang lebih luas memerlukan kemampuan untuk melampaui identitas kelompok dan fokus pada kepentingan bersama.

Dan juga menyoroti tantangan integrasi nasional di era reformasi dan otonomi daerah. Otonomi daerah yang awalnya bertujuan memberi kebebasan kepada daerah dalam mengatur diri sendiri justru memperkuat etnosentrisme. Hal ini terlihat dalam berbagai kebijakan daerah yang lebih mengutamakan kepentingan lokal daripada integrasi nasional, seperti Penempatan jabatan birokrasi hanya untuk "putra daerah." Sistem pendidikan yang kurang mendorong keberagaman antar-daerah.
Pemekaran wilayah yang lebih berorientasi pada politik daripada pembangunan. Otonomi daerah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur diri sendiri, tetapi juga dapat memicu konflik dan perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi kebudayaan nasional yang mampu memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Terdapat solusi agar Indonesia tetap rukun dan tidak terus dilanda oleh konflik sosial, kita perlu menyadari bahwa keberagaman itu memang bagian dari kehidupan kita, bukan sebagai alasan buat saling berselisih. Kita harus mulai berpikir lebih luas, yang tidak cuma terpaku pada kelompok atau daerah sendiri, tetapi juga melihat diri sebagai bagian dari bangsa yang lebih besar.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Niken Arora -
Nama: Niken Arora
NPM: 2416031056
Kelas: Reguler B

Dalam jurnal "INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA" oleh Agus Maladi Irianto membahas mendalam tentang bagaimana integrasi nasional dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan perpecahan akibat etnosentrisme, religiosentrisme, dan politik identitas. Jurnal ini menyoroti bahwa identitas nasional bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Dalam konteks ini, hal ini sangat relevan karena membahas pentingnya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme untuk menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia.

Selain itu, jurnal ini membahas bahwa meskipun otonomi daerah bertujuan untuk memberikan kebebasan dalam pengelolaan pemerintahan lokal, namun etnosentrisme kian menguat dengan ditopang kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring kuatnya etnosentrisme dan menghambat integrasi nasional. Hal inilah yang seharusnya pemerintahan dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi- posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri. Oleh karena itu, penulis menekan bahwa perlunya strategi kebudayaan nasional yang mampu menyatukan visi dan misi bangsa Indonesia dalam keberagaman.

Jurnal ini memberikan sebuah pemahaman bahwa jika mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya akan menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing
anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ammara Ammara Dhia Zhafir -
NAMA : AMMARA DHIA ZHAFIR
NPM : 2456031003
KELAS : Man A

Analisis Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"

Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional berperan dalam menangkal etnosentrisme di Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan politik yang berdampak pada stabilitas dan integrasi nasional. Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi masing-masing memiliki kebijakan yang berpengaruh terhadap persatuan bangsa. Reformasi memberikan kebebasan demokrasi, namun juga menimbulkan ketidakstabilan akibat kurangnya arah yang jelas.

Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas nasional pada awal kemerdekaan ditentukan oleh simbol-simbol fisik seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Namun, dalam perkembangan modern, identitas bersifat lebih kompleks dan dinamis, tidak hanya berbasis etnis tetapi juga kepentingan sosial dan ekonomi. Media massa, terutama televisi, berperan dalam membentuk identitas dan pola pikir masyarakat. Namun, hal ini juga dapat menciptakan dominasi budaya tertentu, yang dapat memperlemah nilai-nilai keberagaman.

Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Konsep otonomi daerah yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada daerah dalam mengatur pemerintahan sering kali justru memperkuat sentimen etnosentrisme. Misalnya, adanya preferensi bagi "putra daerah" dalam jabatan birokrasi dan sistem pendidikan yang lebih tertutup bagi orang luar daerah. Akibatnya, terjadi pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan etnis, yang dapat melemahkan integrasi nasional.

Strategi Integrasi Nasional
Integrasi nasional bisa dicapai dengan mengedepankan kesadaran akan pluralitas dan menjauhkan diri dari identitas sempit yang hanya berdasarkan suku, agama, atau daerah. Konsep ini harus didukung oleh strategi kebudayaan yang mampu menyatukan perbedaan tanpa menghilangkan identitas lokal. Bahasa Indonesia sebagai lingua franca adalah contoh bagaimana satu identitas bisa menghubungkan berbagai kelompok etnis dan sosial. Contoh lainnya adalah bagaimana pedagang kaki lima dari berbagai latar belakang bisa bersatu dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang mereka anggap merugikan.
Integrasi nasional merupakan solusi dalam menghadapi tantangan etnosentrisme, konflik sosial, dan politik identitas di Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah yang tidak dikontrol dengan baik justru dapat memperkuat perpecahan. Oleh karena itu, diperlukan strategi kebudayaan nasional yang berlandaskan pluralisme dan kesadaran kolektif demi memperkokoh persatuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by sulastri - -
Nama : Sulastri
NPM : 2456031029
Kelas : Mandiri A

"Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"

Pada artikel jurnal tersebut menitikberatkan pembahasan ke arah integrasi nasional, etnosentrisme, dan konflik kepentingan. Suatu identitas yang menjadi sarana pembentukan pola pikir masyarakat tentu perlu adanya suatu kesadaran nasional yang ditujukan dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Hal ini menjadi dasar dari adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa.

Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa sebagai satu kesatuan. Pada satu sisi integrasi terbentuk jika ada identitas yang mendukung seperti kesamaan pandangan hidup. Namun disisi lain juga karena terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama.

Pada dasarnya pluralitas bagi bangsa ialah takdir. Namun ketika gambaran pluralitas disebut sebagai takdir, muncul pertentangan di kalangan masyarakat yang memunculkan paham sentrisme seperti etnosentrisme yang kemudian memunculkan konflik-konflik kepentingan. Karena hal tersebut, konsep integrasi nasional menjadi penting untuk strategi kebudayaan bagi bangsa. Cita-cita menerapkan konsep ini akan terwujud apabila sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya yang kemudian membuka kemungkinan pembentukan integrasi yang lebih luas.

Dengan demikian, integrasi nasional dapat dikatakan sebuah jalan keluar menghadapi berbagai konflik kepentingan yang tak semestinya terjadi jika pelaku menyadari bahwa pluralitas suatu bangsa itu ialah takdir atau niscaya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Maritza Khansa Farahdiba -
Nama: Maritza Khansa Farahdiba
NPM: 2456031024
Kelas: Mandiri B

Jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto ini membahas betapa pentingnya integrasi nasional sebagai jawaban untuk menangani etnosentrisme yang ada di Indonesia. Jurnal ini menguraikan bahwa di tengah keragaman etnis, budaya, dan agama, Indonesia menghadapi tantangan signifikan untuk menciptakan suatu identitas nasional yang bisa menyatukan seluruh warganya. Pada masa awal kemerdekaan, identitas nasional diwakili oleh simbol-simbol seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia, namun saat ini perkembangan menunjukkan bahwa identitas tersebut juga dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan politik.

Di tegaskan bahwa integrasi nasional tidak hanya terbentuk dari kesamaan identitas, tetapi juga dari kemampuan kelompok untuk melampaui batas-batas identitas demi kepentingan bersama. Dalam konteks ini, integrasi nasional memerlukan pemahaman terhadap keragaman yang ada di Indonesia serta kesadaran untuk menjaga keharmonisan sosial dalam menghadapi perbedaan. Namun, isu otonomi daerah dan pemekaran wilayah yang mendukung kebijakan lokal dapat memperburuk sentimen etnis dan melemahkan rasa persatuan di antara masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan strategi kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai keberagaman untuk memperkuat rasa kesatuan bangsa Indonesia.

Dengan demikian, integrasi nasional bukan hanya tentang menggabungkan berbagai kelompok, tetapi juga tentang bagaimana cara menangani dan mengelola perbedaan agar tercipta keseimbangan sosial dan kestabilan negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Aliya Aliya El Rahma -
NAMA: ALIYA EL RAHMA
NPM: 2456031020
KELAS: MANDIRI B

Dari jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" dan di tulis oleh Agus Maladi Irianto saya bisa menganalisis Integrasi nasional merupakan konsep yang penting untuk diterapkan di Indonesia, yang memiliki keberagaman etnis, agama, dan budaya. Identitas dan integrasi nasional memiliki hubungan yang erat, di mana identitas dapat berfungsi sebagai penunjang atau penghambat integrasi nasional. Etnosentrisme, religiosentrisme, dan politisentrisme dapat menjadi penghambat integrasi nasional.

Indonesia memiliki sejarah yang kompleks, dengan perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin yang telah menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Orde Baru yang sentralistik telah menimbulkan perlawanan dan konflik yang berkepanjangan.

- Identitas dan Integrasi Nasional:
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat yang melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas dapat berfungsi sebagai penunjang atau penghambat integrasi nasional. Integrasi nasional terjadi ketika sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya.

- Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah:

Konsep integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional.

Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi konflik yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Qurrota a’yun tata -
Nama : Qurrota a’yun
NPM : 2456031036
Kelas : Mandiri B

Teks ini membahas perjalanan Indonesia sejak kemerdekaan, dari perubahan ideologi dan politik yang mengarah pada disintegrasi hingga stabilitas di masa Orde Baru (Orba). Setelah Orba bertahan lebih dari 30 tahun, sistem yang otoriter ini akhirnya digulingkan oleh Reformasi 1998. Era Reformasi membuka ruang demokrasi, tetapi justru menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik.

Identitas nasional Indonesia kini lebih dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan kelompok, bukan hanya simbol fisik seperti bendera atau bahasa. Media massa, terutama televisi, mempercepat terbentuknya budaya massa yang mempengaruhi cara orang berinteraksi.

Integrasi nasional menjadi tantangan besar, apalagi dengan adanya otonomi daerah yang malah memunculkan perasaan etnis dan daerah yang lebih kuat. Integrasi hanya bisa terwujud jika semua pihak bersedia meninggalkan identitas sempit dan bekerja bersama dalam kerangka kebersamaan bangsa. Maka, dibutuhkan strategi kebudayaan yang menyatukan berbagai kepentingan dalam keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by SHOFY YULIA -
Nama : Shofy Yulia
NPM : 2416031038
Kelas : Reguler B

Analisis Jurnal (INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA)

Integrasi nasional sebagai upaya menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Menyoroti bagaimana identitas nasional mengalami perubahan dari era Orde Lama ke Orde Baru hingga Reformasi, di mana sistem politik sentralistik dan desentralisasi memiliki dampak yang berbeda terhadap persatuan bangsa. Salah satu permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana otonomi daerah yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada daerah justru berpotensi memperkuat etnosentrisme dan mengurangi rasa kebangsaan yang lebih luas.

Identitas nasional juga tidak bersifat statis, melainkan terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial, politik, dan budaya. Media massa, khususnya televisi memiliki peran besar dalam membentuk identitas dan pola pikir masyarakat yang dapat memperkuat atau justru menghambat integrasi nasional. Pada jurnal ini juga menyoroti bagaimana berbagai bentuk konflik berbasis etnis, agama, politik, dan kepentingan ekonomi semakin memperumit proses integrasi nasional. Kebijakan otonomi daerah yang seharusnya menjadi solusi bagi ketimpangan pembangunan justru sering kali memperkuat identitas daerah secara berlebihan, sehingga menghambat terciptanya identitas nasional yang inklusif.

Maka sangat penting untuk meningkatkan kesadaran nasional dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme. Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman suku, budaya, bahasa, dan agama harus melihat pluralitas ini sebagai kekuatan untuk mempererat persatuan, bukan sebagai pemicu perpecahan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Yuha Yuha Ilaiya Nafiah -
NAMA: Yuha Ilaiya Nafiah
NPM: 2416031012
KELAS: Reguler B
PRODI: Ilmu Komunikasi
FAKULTAS: FISIP

ANALISIS JURNAL TENTANG INTEGRASI NASIONAL
Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya menangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dipandang sebagai proses penyatuan kelompok-kelompok masyarakat dengan latar belakang yang beragam. Berikut ada beberapa poin penting dalam jurnal ini adalah:
1. Sejarah dan Tantangan Integrasi Nasional
Sejak kemerdekaan, Indonesia telah melalui berbagai perubahan ideologi dan sistem pemerintahan yang sering kali memicu disintegrasi, seperti peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru, hingga reformasi pada 1998. Di era Orde Baru menekan aspirasi daerah, menimbulkan ketidakpuasan, dan memperbesar potensi konflik. Reformasi yang membawa penyerahan wewenang justru melahirkan kekacauan karena kurangnya panduan yang jelas, sehingga meningkatkan ketidakpatuhan sosial dan kriminalitas.
2. Identitas sebagai Fondasi Integrasi
Pada awal kemerdekaan, identitas nasional ditandai oleh simbol-simbol seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa Indonesia. Namun, seiring waktu, identitas menjadi lebih kompleks, mencakup aspek etnis, agama, profesi, dan kepentingan pribadi. Karena itu, pembentukan identitas nasional harus terus diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
3. Pluralitas dan Ancaman Etnosentrisme
Keberagaman etnis, bahasa, dan budaya merupakan kekayaan Indonesia, tetapi pluralitas ini juga sering menjadi pemicu perpecahan. Etnosentrisme, yaitu pandangan bahwa budaya suatu kelompok lebih baik daripada yang lain.
4. Integrasi Nasional sebagai Solusi
Integrasi nasional menjadi strategi budaya yang bertujuan menyatukan perbedaan dengan visi dan misi bersama. Bahasa Indonesia menjadi contoh sukses integrasi. Integrasi juga terwujud ketika kelompok-kelompok dengan latar belakang berbeda bersatu karena memiliki kepentingan yang sama.
5. Kendala dalam Implementasi Integrasi
Meski integrasi nasional adalah tujuan bersama, pelaksanaannya kerap terhambat oleh semangat otonomi daerah yang berlebihan. Banyak daerah mendirikan institusi pendidikan atau birokrasi sendiri dengan memprioritaskan putra daerah, yang mempersempit ruang bagi rasa kebangsaan.
6. Langkah Menuju Integrasi yang Lebih Luas
Untuk memperkuat integrasi nasional, masyarakat perlu mengesampingkan identitas sempit dan mengutamakan kepentingan bersama.

KESIMPULAN
Jurnal ini menegaskan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Dengan mengatasi etnosentrisme dan mengembangkan strategi budaya yang bersifat terbuka, Indonesia dapat memperkuat identitas nasional dan membangun masa depan yang harmonis.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ramadhan Ramadhan Syah Harahap -
NAMA: Ramadhan syah harahap
NPM:2456031026
KELAS: Mandiri B


Dalam karya yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto dengan judul “Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia,” dibahas betapa krusialnya integrasi nasional dalam mengatasi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Penulis menyoroti bahwa integrasi nasional merupakan suatu proses untuk menyatukan beragam kelompok dengan perbedaan, berdasarkan isu-isu ideologis, ekonomi, dan sosial yang saling berkaitan. Melalui implementasi integrasi nasional, diharapkan muncul kesadaran kolektif yang mendorong setiap kelompok dengan identitas uniknya untuk menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari satu kesatuan.

Berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam merumuskan konsep integrasi nasional guna melawan etnosentrisme, religiositas, dan politisasi. Etnosentrisme, yakni kecenderungan untuk menilai budaya sendiri sebagai yang paling unggul, berpotensi memicu konflik dan perpecahan di masyarakat. Oleh karena itu, integrasi nasional sangat penting untuk menciptakan identitas bersama yang mampu meredam ketegangan antar kelompok etnis serta mendorong persatuan.

Jurnal ini menekankan peran identitas dalam proses pembentukan integrasi nasional. Identitas berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan kelompok yang lebih besar sekaligus menjaga keunikan budaya masing-masing kelompok. Dengan demikian, tujuan integrasi nasional tidak hanya untuk menyatukan beragam kelompok, tetapi juga untuk menghargai dan merayakan keberagaman yang ada di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by NAURAH MUTIARANI -
Nama : Naurah Edel Weis Mutiarani
NPM : 2416031136
Kelas : Reg D

Jurnal ini membahas perjalanan bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan, dengan fokus pada perubahan ideologi dan politik yang terjadi, dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba), hingga akhirnya ke era Reformasi. Jurnal ini juga menggambarkan pentingnya identitas dan integrasi nasional dalam konteks kemajemukan bangsa Indonesia yang plural, dengan berbagai suku, agama, bahasa, dan kebudayaan yang ada.

Pada masa Orba, pemerintahan yang sentralistik sering kali menanggapi aksi-aksi dari daerah dengan cara yang otoriter, yang akhirnya menyebabkan ketegangan dan krisis identitas nasional. Begitu pemerintahan Reformasi dimulai, ada kebebasan bagi daerah untuk mengatur diri mereka sendiri, tetapi hal ini justru menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia.

Dalam kaitannya dengan identitas nasional, artikel ini menegaskan bahwa identitas bukanlah sesuatu yang statis, melainkan selalu berkembang sesuai dengan waktu dan konteks. Seiring berjalannya waktu, identitas bangsa Indonesia semakin dipengaruhi oleh kepentingan sosial, politik, dan ekonomi, bukan hanya oleh latar belakang etnis, pendidikan, atau daerah asal. Media massa, khususnya televisi, memainkan peran besar dalam membentuk kesadaran kolektif dan pola hidup masyarakat, yang akhirnya mempengaruhi identitas nasional.

Jurnal ini juga mengangkat isu mengenai pluralitas Indonesia, yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa, namun justru kadang-kadang menjadi sumber konflik, seperti yang terlihat dalam kasus etnosentrisme dan konflik antar daerah. Oleh karena itu, integrasi nasional menjadi sangat penting untuk menyatukan berbagai identitas dan kepentingan dalam suatu visi bersama untuk membangun bangsa yang lebih harmonis.

Selanjutnya, Jurnal ini menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan otonomi daerah. Meski otonomi daerah memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk mengelola urusan mereka sendiri, hal ini sering kali memperburuk ketegangan antar daerah dan mendorong politik identitas yang sempit. Integrasi nasional perlu terus dijaga melalui kebijakan yang memperkuat kesatuan dan kebersamaan, serta membangun rasa saling menghargai antara kelompok-kelompok yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Diliyan Frisca Kasmara -
Nama: Diliyan Frisca Kasmara
NPM: 2416031020
Kelas: Reguler B
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

ANALISIS JURNAL (Pertemuan Ke-3)

Dalam jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto ini, saya menganalisis bahwa dengan ratusan macam etnis di Indonesia dapat menyebabkan etnosentrisme dalam masyrakat. Dengan begitu, integrasi nasional perlu ditegakkan dalam kehidupan bangsa demi menangkal sikap etnosentrisme di Indonesia.

Etnosentrisme adalah sikap kecenderungan menganggap budaya atau kelompok sendiri lebih unggul dibandingkan yang lain. Sikap ini dapat memicu konflik dan mengancam persatuan nasional. Integrasi nasional diperlukan dalam mengatasi hal tersebut yang bertujuan menciptakan kesadaran kolektif sebagai satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Dalam proses integrasi, identitas memiliki fungsi ganda. Di satu sisi, identitas memperkuat rasa kebersamaan dalam kelompok tertentu; di sisi lain, identitas juga harus fleksibel untuk beradaptasi dalam kerangka nasional yang lebih luas.

Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Asyifa Sakinah -
NAMA: Asyifa Sakinah
NPM: 2416031010
KELAS: Reguler B

Analisis dari jurnal ini menekankan pentingnya integrasi nasional di Indonesia untuk menjaga persatuan di tengah keragaman suku, agama, dan budaya. Etnosentrisme, yang muncul dalam masyarakat, dapat memecah belah kelompok etnis dan mengganggu keharmonisan. Oleh karena itu, semua pihak perlu bekerja sama untuk memperkuat rasa persatuan dan mengatasi tantangan ini.

Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa perubahan politik sangat memengaruhi integrasi nasional. Kebijakan yang diterapkan selama Orde Lama dan Orde Baru sering menekan identitas daerah demi kepentingan nasional, yang menimbulkan ketidakpuasan. Meskipun Era Reformasi memberikan harapan baru, otonomi daerah yang meningkat juga dapat memperburuk konflik antar etnis.

Identitas nasional harus dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan terus berkembang, di mana media memiliki peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat. Untuk mencapai integrasi yang sukses, perlu ada keseimbangan antara otonomi daerah dan persatuan nasional. Dengan mendengarkan aspirasi masyarakat lokal dan menjaga tujuan integrasi, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan stabil.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by SALSABILA INDIANA PUTRI -
Nama: salsabila indiana putri
Npm: 2466031011
Kelas: mandiri A

Hasil analisis saya dari jurnal "integrasi Nasional Sebagai Pusat Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" Karya Maladi Irianto. Membahas pentingnya integrasi nasional dalam konteks keragaman budaya dan etnis di Indonesia, intinya adalah karya Maladi Irianto memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana integrasi nasional dapat berfungsi sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia, serta menyoroti pentingnya pendekatan yang inklusif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Integrasi nasional juga berfungsi sebagai alat untuk mengatasi dan mencegah etnosentrisme, yang merupakan sikap menganggap budaya atau kelompok sendiri lebih superior dibandingkan dengan yang lain.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Irfan Zaky Ramadhan Muhammad Irfan Zaky Ramadhan -
NAMA: Muhammad Irfan Zaky Ramadhan
NPM: 2456031016
KELAS: MANDIRI B

Jurnal Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia karya Agus Maladi Irianto membahas bagaimana Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman, menghadapi tantangan dalam menjaga persatuannya. Sejak kemerdekaan, bangsa ini telah mengalami berbagai perubahan sistem politik dan kebijakan yang berdampak pada stabilitas nasional. Salah satu tantangan terbesar adalah munculnya sikap etnosentrisme, di mana kelompok-kelompok masyarakat lebih mengutamakan identitas suku, agama, atau politiknya sendiri dibandingkan rasa kebangsaan. Hal ini diperparah dengan kebijakan otonomi daerah yang, meskipun bertujuan memberi kemandirian bagi daerah, justru sering kali memperkuat perbedaan daripada mempererat persatuan.

Di sisi lain, media massa, terutama televisi, berperan besar dalam membentuk cara pandang masyarakat. Tayangan yang disajikan dapat menyatukan orang-orang dari latar belakang berbeda karena adanya kesamaan minat dan pola pikir yang terbentuk dari informasi yang dikonsumsi. Namun, media juga bisa menjadi alat dominasi budaya tertentu yang justru memperkuat kesenjangan. Oleh karena itu, jurnal ini menekankan pentingnya strategi kebudayaan berbasis pluralisme dan nasionalisme untuk memperkuat identitas nasional.

Pada akhirnya, integrasi nasional bukan hanya tentang menyatukan perbedaan, tetapi juga bagaimana setiap individu dalam masyarakat bisa merasa menjadi bagian dari bangsa ini tanpa harus mengorbankan jati diri mereka. Kesadaran akan keberagaman sebagai kekayaan, bukan ancaman, adalah kunci untuk menjaga keharmonisan. Jika tidak dikelola dengan baik, perbedaan ini justru bisa menjadi pemicu konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, jurnal ini mengajak kita untuk melihat kembali nilai-nilai kebangsaan, membangun rasa saling menghargai, dan menciptakan kebijakan yang benar-benar mampu merangkul semua elemen masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Gaudena Ave Elysia -
Nama: Gaudena Ave Elysia
NPM: 2416031028
Kelas: Reguler B

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto membahas integrasi nasional yang memiliki tantangan untuk menghadapi etnosentrisme. Integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat dan etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain.

Jurnal ini menekankan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. Dengan meninggalkan identitasnya, kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Dela azmelia -
nama : dela azmelia
npm : 2416031130
kelas : reg d

Jurnal ini membahas integrasi nasional sebagai solusi untuk menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya, agama, dan etnis, integrasi nasional menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sikap etnosentrisme, yang sering kali muncul dalam masyarakat, dapat menjadi pemicu ketegangan sosial dan perpecahan. Oleh karena itu, membangun identitas nasional yang inklusif dan menghargai perbedaan menjadi langkah krusial agar masyarakat dapat hidup berdampingan dalam harmoni.

Penulis juga mengulas perjalanan politik Indonesia dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi, yang masing-masing memberikan dampak berbeda terhadap integrasi nasional. Pada masa Orde Lama, nasionalisme dibangun melalui ideologi yang kuat, sedangkan pada masa Orde Baru, fokus utama adalah menjaga stabilitas politik dengan kebijakan sentralistik. Era Reformasi membuka ruang untuk sistem politik yang lebih terbuka dan kebijakan otonomi daerah yang memberi kesempatan bagi daerah untuk mengelola urusan mereka sendiri, meski ini juga menghadirkan tantangan baru dalam menjaga integrasi nasional.

Selain faktor politik, media massa juga memainkan peran penting dalam proses integrasi nasional. Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman. Melalui berita, program televisi, dan film, media dapat menyebarkan nilai-nilai kebangsaan yang dapat mengurangi potensi konflik yang timbul akibat perbedaan etnis atau budaya. Namun, media juga bisa memperkuat etnosentrisme apabila digunakan untuk menyebarkan informasi yang bias atau memperburuk stereotip antar kelompok.

Tantangan lain yang dibahas dalam jurnal ini adalah dampak dari kebijakan otonomi daerah yang dapat memperburuk fragmentasi sosial jika tidak dikelola dengan bijaksana. Walaupun otonomi daerah memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengelola sumber daya dan kebijakan sesuai dengan kebutuhan lokal, kebijakan ini juga berpotensi memperkuat identitas kedaerahan yang bisa memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara kewenangan pusat dan daerah agar integrasi nasional tetap terjaga, tanpa menghambat perkembangan daerah dan membatasi potensi konflik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Haya Haya Fauziah Ulya -
NAMA : HAYA FAUZIAH ULYA
NPM : 21603107
KELAS : REGULER D

Analisis Jurnal “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA”
Jurnal ini menyoroti integrasi dan instabilisasi nasional akibat perubahan azas dan idiologi. Kembali mengangkat topik pembahasan mengenai gulingnya masa Orde Baru yang sudah berkuasa selama 30. Salah satu kesalahan Orba selama memegang kendali pemerintahan, adalah penerapan politik pemerintahan yang sentralistik, sebagai bentuk peredaman atas munculnya aksi separatis dari daerah-daerah. Orba yang lebih menekankan pada persoalan stabilitas pembangunan, cenderung tidak memberi ruang adanya politik identitas. Namun setelah tergulingnya masa Orde Baru ini, Masyarakat justru buram akan kehadiran platform era reformasi yang disajikan secara gamblang dan jelas, Masyarakat yang diberi kebebasan dengan mengatasnamakan demokrasi justru seolah diam tidak sejalan. Yang kemudian tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata danterus berlanjut hingga hari ini.
Dilihat dari aspek ruang, identitas bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Pluralitas yang ada disatukan dalam suatu platform komunikasi massa, yang mana dari berbagai latar belakang yang berbeda pada akhirnya memiliki kesadaran dan kepentingan kolektif dengan informasi yang dibawakan.

Jurnal ini juga berbicara mengenai sisi integrasi yang terbentuk jika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan Bahasa, kesamaan nilai system budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.

Jurnal ini mendeskripsikan asal mula terciptanya faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya. Yakni dari pluralitas yang kemudian memicu pertentangan di antara sejumlah anggota masyarakat. Bahkan, muncul adagium yang memicu konflik: “Kami versus kalian, aku versus kamu”, dan seterusnya. Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Rudolfo Yehezkiel -
NAMA: RUDOLFO YEHEZKIEL
NPM: 2456031042
KELAS: MANDIRI B

Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia ” yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto membahas tentang integrasi nasional sebagai upaya mengatasi etnosentrisme di Indonesia . Artikel tersebut menekankan bagaimana analisis integrasi nasional dapat membawa kesadaran dan persatuan di antara kelompok - kelompok yang menganggap diri mereka sebagai bangsa Indonesia yang satu . , dan dengan demikian ancam integrasi nasional. Integrasi Nasional sebagai Pemecahan Masalah : Irianto menawarkan integrasi nasional sebagai salah satu jenis menghadapi konflik antar suku, antar daerah, antar agama, antar partai politik, dan antar pelajar. Konflik itu tidak boleh terjadi jika setiap orang menyadari bahwa kemajemukan bangsa Indonesia adalah keniscayaan. Peran Kesadaran Nasional: Pembangunan pola pikir kemanusiaan membutuhkan kesadaran persahabatan yang dipupuk dengan menanamkan rasa persahabatan dan kemajemukan.1 Kesadaran menjadi integrasi nasional, menjaga martabat dan kemajemukan. Budaya Strategis : Mengembangkan integrasi nasional sebagai budaya strategis yang menyatukan visi dan misi di antara beragam anggota masyarakat . Difungsi Ganda Identitas : Identitas mempunyai difungsi ganda sehingga menimbulkan suatu perkumpulan dalam membentuk integrasi nasional .​
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Aqiila Nadya Alsinta -
Nama: Aqiila Nadya Alsinta
NPM: 2416031016
Kelas: Regular B

Konsep integrasi nasional diusulkan sebagai solusi untuk meredakan berbagai konflik sosial, politik, dan etnis yang terjadi di Indonesia. Artikel ini menekankan bahwa sejarah politik Indonesia, dari masa kemerdekaan hingga era Reformasi, menunjukkan bahwa perubahan ideologi dan kebijakan pemerintah dapat mengarah pada disintegrasi. Sebagai contoh, rezim Orde Baru menerapkan politik sentralistik yang menekan identitas daerah dan bersifat otoriter, yang pada akhirnya memicu ketidakpuasan dan perlawanan. Meskipun era Reformasi memberikan lebih banyak ruang untuk desentralisasi, muncul berbagai konflik baru akibat ketidaksiapan sistem dalam menangani pluralitas dan kepentingan daerah.

Jurnal ini juga menyoroti pentingnya identitas nasional dalam proses pembangunan integrasi. Identitas nasional bersifat dinamis, berkembang seiring perubahan zaman dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, politik, dan ekonomi. Peran media massa, terutama televisi, sangat penting dalam membentuk identitas kolektif masyarakat. Namun, tantangan terbesar dalam mencapai integrasi nasional saat ini adalah meningkatnya etnosentrisme, yang diperburuk oleh kebijakan otonomi daerah yang justru memperkuat eksklusi kelompok tertentu. Oleh karena itu, strategi kebudayaan yang berfokus pada pluralisme dan kesadaran nasional menjadi kunci untuk menjaga persatuan Indonesia di tengah keragamannya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Syafa Riza Azahra -

Nama: Syafa Riza Azahra 

NPM: 2416031006

Kelas: Regular B

Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional dapat menjadi solusi untuk mengatasi etnosentrisme, yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Menurut penulis, memperkuat integrasi nasional dapat membantu mengurangi sikap etnosentrisme yang berpotensi memecah belah masyarakat. Dengan adanya integrasi, masyarakat dapat merasa memiliki identitas yang sama, lebih menghargai perbedaan, dan membangun persatuan.

Jurnal ini menjelaskan bahwa etnosentrisme bisa menghambat kemajuan dan persatuan bangsa. Sikap ini dapat memicu konflik sosial, diskriminasi, dan ketidakadilan.

Integrasi Nasional sebagai Solusi. Integrasi nasional bertujuan untuk menyatukan berbagai kelompok etnis, budaya, dan agama di Indonesia. Proses ini mencakup pembentukan identitas nasional yang inklusif, penghapusan diskriminasi, serta mendorong sikap saling menghormati dan toleransi.

Penulis membahas berbagai cara untuk memperkuat integrasi nasional, seperti pendidikan multikultural, dialog antarbudaya, pemerataan ekonomi, dan penegakan hukum yang adil.

Tantangan dalam Integrasi. Meskipun penting, integrasi nasional juga menghadapi kendala, seperti kesenjangan sosial, politik identitas, dan dampak globalisasi, yang dapat menghambat upaya persatuan bangsa.

Jurnal ini menekankan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi etnosentrisme dan menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan bersatu.

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Girly Ayu Pertiwi -
Nama : Girly Ayu Pertiwi
Npm : 2456031013
Kelas : Mandiri A

Identitas dan Tujuan Jurnal:
Jurnal ini membahas konsep integrasi nasional sebagai strategi untuk menangkal etnosentrisme di Indonesia. Penulis, Agus Maladi Irianto, mengkaji bagaimana identitas nasional terbentuk dan berkembang dalam konteks perubahan politik dan sosial di Indonesia. Tujuan utama jurnal ini adalah untuk mengeksplorasi tantangan integrasi nasional dalam menghadapi etnosentrisme, politik identitas, dan konflik sosial.

Ringkasan Isi Jurnal:
Jurnal ini terdiri dari beberapa bagian utama:
• Pendahuluan: Mengulas sejarah perubahan politik di Indonesia, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Penulis menyoroti bagaimana kebijakan politik yang sentralistik di era Orde Baru menekan identitas lokal dan mengabaikan pluralitas bangsa.
• Identitas dan Integrasi Nasional: Penulis menekankan bahwa identitas nasional bukan sesuatu yang tetap, melainkan terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial dan politik. Identitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk media massa dan globalisasi.
• Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah: Dalam bagian ini, penulis membahas tantangan integrasi nasional dalam konteks otonomi daerah. Pluralitas di Indonesia, yang mencakup perbedaan etnis, budaya, dan bahasa, dianggap sebagai potensi sekaligus tantangan dalam menjaga keutuhan bangsa.

Analisis Kritis:
a. Kelebihan Jurnal
1. Relevansi dengan Kondisi Indonesia
• Jurnal ini mengangkat isu yang sangat relevan dengan kondisi sosial-politik Indonesia, terutama dalam menghadapi konflik identitas dan etnosentrisme.
2. Pendekatan Sejarah yang Kuat
• Penulis menggunakan pendekatan historis yang komprehensif dalam menjelaskan perubahan politik yang memengaruhi integrasi nasional.
3. Analisis Identitas yang Mendalam
• Konsep identitas nasional yang dinamis dijelaskan dengan baik, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan media dan globalisasi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Lana Andara Putri -
NAMA: LANA ANDARA PUTRI
NPM: 2416031098
KELAS: Reguler D

Identitas Waktu dan Ruang dalam Tantangan Kebudayaan di Indonesia

Pentingnya Keragaman Indonesia:

Indonesia adalah sebuah negara modern yang kaya akan keragaman, dengan banyak kelompok sosial dan budaya yang tercermin dalam keanekaragaman suku bangsa. Sejarah panjang bangsa ini telah melahirkan berbagai bentuk budaya yang unik. Identitas nasional Indonesia menjadi kompleks karena terdiri dari berbagai suku dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" menggarisbawahi cita-cita persatuan yang masih terus diperjuangkan. Terdapat sejumlah suku bangsa yang bervariasi menurut berbagai sumber, mulai dari 300 hingga lebih dari 520 suku bangsa. Identitas individu sering kali ditentukan oleh keanggotaan mereka dalam berbagai komunitas sosial, seperti suku Bugis, Dani, atau Jawa.

Multikulturalisme sebagai Pondasi:

Multikulturalisme merupakan keyakinan bahwa kelompok etnis atau budaya berbeda dapat hidup berdampingan secara damai, berakar pada prinsip saling menghormati. Konsep ini muncul sebagai reaksi terhadap globalisasi yang cenderung menyatukan dunia di bawah pengaruh ideologi kapitalisme atau modernisme. Indonesia memiliki sejarah panjang di mana beragam budaya hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

Kearifan Lokal:

Kearifan lokal merupakan bagian penting dari kebudayaan yang mencerminkan identitas atau kepribadian budaya suatu bangsa. Ini mencakup keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat sebagai hasil pengalaman sejarah mereka. Kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk melalui proses evolusi, dan bersifat dinamis, tidak selalu tampak jelas. Ciri-ciri hakiki kearifan lokal meliputi kemampuan untuk bertahan terhadap pengaruh budaya luar, mengakomodasi unsur-unsur asing, serta mengintegrasikan hal tersebut ke dalam kebudayaan asli. Selain itu, kearifan lokal menunjukkan bagaimana manusia dan komunitas memanfaatkan filosofi, nilai-nilai, etika, dan cara-cara tradisional dalam mengelola sumber daya yang ada.

Identitas dalam Era Globalisasi:

Identitas lebih dipahami sebagai konstruksi diskursif—produk dari wacana dan cara-cara berbicara tentang dunia. Ia diciptakan dan terbentuk melalui representasi, terutama melalui bahasa. Penanda-penanda identitas budaya sering kali berkaitan dengan kekhasan yang terletak pada agama, bahasa, dan adat. Isu yang berkaitan dengan agama, etnisitas, dan identitas sering kali sangat sensitif dan dapat dimanipulasi. Dalam konteks ini, kearifan lokal berperan sebagai pusaka budaya yang memberikan inspirasi dalam memperkuat jati diri atau identitas kultural. Penguatan identitas kelompok etnis atau bangsa menjadi semakin penting di tengah derasnya arus globalisasi untuk memastikan mereka tidak tercerabut dari akarnya.

Potensi Konflik dan Integrasi:

Sebagai negara multietnis dan multikultural, Indonesia menghadapi tantangan dalam hal legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, serta tirani terhadap minoritas telah memicu konflik sosial. Struktur masyarakat yang multi dimensi menjadi kendala bagi terwujudnya integrasi yang harmonis. Meskipun hubungan antar suku belum seburuk di beberapa negara lain, potensi konflik yang terpendam tetap tidak dapat diabaikan. Lima sumber potensi konflik antar suku bangsa meliputi persaingan dalam mencari lapangan pekerjaan, pemaksaan unsur budaya kepada suku lain, pemaksaan konsep agama kepada suku yang berbeda, upaya mendominasi secara politis, serta permusuhan adat antar suku.

Revitalisasi Kearifan Lokal:

Nilai-nilai budaya lokal perlu direvitalisasi untuk menghadapi beragam krisis yang melanda, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik, maupun hak asasi manusia. Upaya memulihkan dan membangkitkan kembali kesadaran kolektif masyarakat lokal dengan ciri dan identitas budayanya masing-masing sangat lah penting dalam proses revitalisasi ini.
Komitmen untuk meningkatkan kesadaran kolektif di antara kita sangat penting untuk memperkuat rasa identitas nasional.

Pandangan akan kesatuan jiwa yang diwakili oleh semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dan semangat gotong royong, meskipun memiliki berbagai istilah di setiap daerah, harus dipandang sebagai modal budaya yang krusial untuk dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Modal budaya Indonesia mencakup keberagaman kebudayaan asli yang tersebar di seluruh wilayah, mencerminkan identitas dan warisan budaya kita. Puncak-puncak kebudayaan daerah merupakan bagian integral dari kebudayaan bangsa itu sendiri.

Upaya dalam bidang kebudayaan harus diarahkan untuk mencapai kemajuan dalam peradaban, budaya, dan persatuan. Kita tidak boleh menolak pengaruh positif dari kebudayaan asing yang dapat memperkaya dan mengembangkan kebudayaan kita, serta meningkatkan derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Ada tujuh indikator yang menunjukkan kemampuan ketahanan modal budaya suatu kelompok untuk berkembang:

1. Ketahanan ideal (ketahanan sistem nilai)
2. Ketahanan struktural (ketahanan kelembagaan)
3. Ketahanan fisik (ketahanan sistem budaya fisik)
4. Ketahanan mental (ketahanan sikap mental)
5. Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi unsur-unsur kebudayaan)
6. Ketahanan sistemik (ketahanan totalitas sistem masyarakat)
7. Ketahanan prosesual (ketahanan dan kesinambungan proses-proses sosial budaya)
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fajar Aulia Putri -
Nama : Fajar Aulia Putri
NPM : 2416031034
Kelas : Reguler B

Jurnal ini membahas tentang bagaimana menyatukan masyarakat Indonesia yang punya banyak perbedaan, seperti suku, agama, dan kepentingan.


1. Perjalanan Indonesia dalam Menjaga Persatuan
Sejak merdeka, Indonesia mengalami banyak perubahan dalam sistem pemerintahan.Ada masa pemerintahan yang terlalu mengontrol rakyatnya, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan akhirnya digantikan dengan sistem yang lebih bebas. Setelah sistem lebih terbuka, muncul masalah baru, seperti banyak daerah yang lebih mementingkan kepentingan sendiri dibanding kebersamaan sebagai satu negara.

2. Apa yang Menyatukan Kita?
Dulu, persatuan lebih mudah dijaga karena semua orang punya hal-hal yang sama, seperti bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan. Sekarang, orang lebih melihat kelompoknya sendiri, seperti kelompok berdasarkan pekerjaan, hobi, atau tontonan yang mereka sukai. Media, terutama televisi, berpengaruh besar dalam membentuk cara berpikir dan gaya hidup masyarakat.

3. Masalah di Daerah-daeroh
Banyak daerah sekarang lebih fokus mengurus kelompoknya sendiri, misalnya hanya menerima orang dari daerahnya sendiri untuk pekerjaan tertentu. Hal ini bisa membuat orang semakin merasa terpisah-pisah, bukan sebagai satu bangsa.

4. Bagaimana Cara Menyatukan Kembali?
Kita harus menerima kenyataan bahwa perbedaan akan selalu ada, tapi jqngan sampai perbedaan itu membuat kita bermusuhan. Orang harus bisa melihat kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan kelompoknya. Untuk menjaga kebersamaan, diperlukan cara yang bisa membuat semua orang merasa dihargai dan tetap merasa bagian dari negara ini.

Intinya jurnal ini menekankan bahwa Indonesia punya banyak perbedaan, tapi itu bukan alasan untuk terpecah. Jika setiap orang bisa melihat hal-hal yang menyatukan kita daripada hanya melihat perbedaannya, maka kebersamaan akan tetap terjaga.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by arilia nur azizah -
Nama : Arilia Nur Azizah
NPM : 2456031032
kelas : Mandiri B

Dalam artikel berjudul “Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia”, penulis menekankan bahwa integrasi nasional adalah proses yang bertujuan untuk menyatukan berbagai kelompok yang berbeda secara sosial, ideologi, dan ekonomi. Integrasi sangat penting karena Kebudayaan saat ini memberikan banyak informasi, baik nyata maupun palsu, yang dapat menyebabkan konflik internal maupun eksternal. Jurnal tersebut juga menekankan bahwa identitas nasional berubah seiring dengan perubahan sosial dan politik dan tidak tetap.

Identitas nasional telah berkembang dari sekadar simbol fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia menjadi interaksi sosial yang hidup dan dinamis melalui peran media massa dan teknologi komunikasi di era globalisasi. mereka juga.menggambarkan kekuatan budaya berdasarkan perspektif dan cara hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Untuk memperkuat fondasi identitas bangsa, sangat penting untuk menggali dan menghidupkan kembali kearifan lokal. Ini termasuk memberikan pendidikan berbasis kearifan lokal, yang mengajarkan nilai-nilai dan tradisi kepada generasi muda. Kearifan lokal bukan hanya sekedar warisan, namun juga merupakan bagian penting dari jati diri bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Callysta Haura Naynia -
Nama: Callysta Haura Naynia
NPM: 2416031108
Kelas: Reg D

Analisis jurnal berjudul 'Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia'

Integrasi Nasional berperan penting sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Konsep ini membahas pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh kepentingan dan tantangan bersama, baik di bidang ideologis, ekonomi, maupun sosial. Melalui integrasi ini, kita dapat bersama-sama mengatasi isu etnosentrisme yang sering kali mengganggu kerukunan antar masyarakat. Integrasi nasional berperan dalam menciptakan pengakuan dan proses sosial di mana berbagai kelompok dengan identitas masing-masing melihat diri mereka sebagai satu kesatuan, yaitu bangsa Indonesia.

Jurnal ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesulitan yang dihadapi Indonesia dalam menerapkan konsep integrasi nasional untuk mengatasi masalah etnosentrisme, agama, dan politik. Etnosentrisme dapat mengancam persatuan Indonesia jika hanya berdampak negatif, seperti memicu konflik karena membanggakan budaya sendiri dan merendahkan budaya lain. Oleh karena itu, Integrasi nasional adalah solusi untuk menghadapi konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, dan konflik kepentingan lainnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by fiusa avit caessar -
NAMA: Fiusa Avit Caessar
NPM: 2456031015
KELAS: Mandiri A

Jurnal “Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” karya Agus Maladi Irianto membahas pentingnya integrasi nasional dalam konteks keragaman budaya Indonesia yang kaya. Irianto menekankan bahwa integrasi nasional bukan hanya sekadar penggabungan berbagai kelompok etnis dan budaya, tetapi juga merupakan upaya untuk menciptakan kesadaran kolektif di antara masyarakat. Dengan mengedepankan nilai-nilai persatuan dan kebersamaan, integrasi nasional dapat berfungsi sebagai penangkal terhadap etnosentrisme, yaitu sikap yang menganggap budaya atau kelompok tertentu lebih superior dibandingkan yang lain.
Salah satu poin utama dalam jurnal ini adalah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional. Irianto mencatat bahwa konflik antar-etnik, agama, dan kepentingan politik sering kali muncul akibat ketidakpahaman dan sikap etnosentrisme. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia sebagai suatu keniscayaan. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, masyarakat dapat mengurangi ketegangan yang mungkin timbul dari perbedaan tersebut.
Irianto juga menyoroti peran media dan pendidikan dalam membangun integrasi nasional. Media massa dapat menyebarkan informasi yang mendukung nilai-nilai persatuan, sementara pendidikan memiliki potensi untuk mengubah pola pikir generasi muda tentang keberagaman. Melalui pendidikan yang inklusif, individu dapat diajarkan untuk menghargai semua budaya dan menghindari sikap etnosentrisme. Hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.
Sebagai kesimpulan, jurnal ini menegaskan bahwa integrasi nasional adalah solusi strategis untuk menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Dengan mempromosikan dialog antarbudaya dan kolaborasi antara berbagai kelompok, masyarakat dapat memperkuat rasa persatuan dan menjaga integritas nasional. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan agar Indonesia dapat terus berkembang sebagai bangsa yang plural dan harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai terlepas dari latar belakang budaya atau etnisnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Atika Barlian Almega -
Nama: Atika Barlian Almega
NPM: 2456031028
Kelas: Mandiri B

Jurnal ini membahas tentang Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan. Sentralisasi di era Orde Baru menekan identitas daerah, sementara Reformasi memberikan kebebasan yang justru memperkuat etnosentrisme. Akibatnya, banyak daerah lebih fokus pada kepentingannya sendiri dibandingkan kepentingan nasional, yang berpotensi melemahkan integrasi bangsa.

Selain itu, perkembangan teknologi dan media massa juga berperan dalam membentuk identitas masyarakat. Media sosial bisa menjadi alat untuk menyatukan masyarakat, tetapi juga dapat memperkuat perbedaan sosial. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya nyata dalam memperkuat integrasi nasional. Pendidikan nasionalisme harus diperkuat agar masyarakat memahami pentingnya persatuan. Dengan begitu, Indonesia dapat tetap bersatu dalam keberagaman dan menghindari disintegrasi bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Rizaldin nurfaiz -
Nama:muhammad rizaldin nurfaiz
NPM:2416031002
kelas: Reguler B

Sejak proklamasi kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan ideologi dan sistem pemerintahan, yang terkadang memicu disintegrasi nasional. Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru menunjukkan dinamika politik yang berujung pada sentralisasi kekuasaan dan represi terhadap perbedaan.
Identitas nasional di awal kemerdekaan ditandai dengan simbol-simbol negara seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, identitas nasional harus dipahami sebagai konsep yang dinamis dan terus dinegosiasi. Pluralitas di Indonesia mencakup berbagai aspek, termasuk etnisitas, agama, profesi, dan kepentingan.
Integrasi nasional adalah kunci dalam menangkal etnosentrisme yang dapat memecah belah bangsa. Pluralitas harus dikelola dengan strategi kebudayaan yang memperkuat kesadaran akan kebersamaan sebagai bangsa Indonesia. Keberhasilan integrasi nasional bergantung pada kesediaan masyarakat untuk membangun solidaritas berbasis kepentingan bersama.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Lulu Tauziah Putri -
Analisis Video V-Class MKU PKN Pertemuan 3
24 Februari 2025
Lulu Tauziah Putri/Mandiri A/ 2456031037

Identitas nasional dan integrasi nasional merupakan dua hal yang saling berhubungan secara erat. Dengan adanya identitas nasional, integrasi nasional dapat terjadi melalui analisis keadaan sekitar yang menjadi dasar pemahaman terhadap perbedaan suku, ras, kepercayaan, bahasa, bahkan kepentingan. Adanya perbedaan kepentingan tersebut mampu menyatukan khalayak yang memiliki perbedaan di bidang ekonomi, sosial, atau politik. Integrasi nasional bisa disebabkan oleh beberapa hal, contohnya seperti pengaruh konstruksi media massa, isu-isu kelompok yang bersifat ideologis, ekonomis, sosial, maupun politik dihadapi oleh masyarakat heterogen.

Di era pasca-Orde Baru, integrasi nasional tidak hanya berupa upaya penyatuan masyarakat dengan heterogenitas etnis dan budayanya, tetapi juga adanya integrasi karena disebabkan konstruksi media massa. Derasnya arus globalisasi hampir meleburkan keberadaan perbedaan suku, budaya, ras, maupun agama masyarakat modern. Warga dengan heterogenitas yang tinggi pun kalanya bisa tetap bersatu karena adanya pengaruh tayangan televisi yang menjadi kebiasaan dan gaya hidup yang dirasa sebagai suatu keharusan bagi masyarakat modern.

Identitas nasional sebagai wadah pemersatu bangsa adalah salah satu dari banyaknya tugas utama pembangunan nasional. Identitas, atau tanda pengenal, yang merupakan pembentuk pola pikir masyarakat, harus dipupuk sedari usia dini dengan cara menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Dengan ditanamkannya kedua ajaran ini, dibuat target pembangunan kebudayaan nasional melalui pengembangan harga diri bangsa supaya menjadi bangsa yang mandiri dan kental dengan kearifan lokalnya sebagai salah satu identitas nasionalnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Patuhilah Seribudaya One Patuhilah Seribudaya One -

Nama: Patuhilah Seribudaya One 


NPM: 2416031054


Kelas: Reguler B


Sejauh yang saya pahami, jurnal ini membahas tentang sebagaimana pentingnya integrasi nasional, yang didefinisikan sebagai kesadaran dan usaha atau upaya untuk menyatukan berbagai identitas, dalam konteks sosial, politik dan juga budaya. Integrasi nasional dapat terjadi jika masyarakat menanamkan nasionalisme dan pluralisme, yang membantu menjaga harga diri bangsa serta mencegah konflik antar identitas.


Lalu jurnal ini juga membahas tentang otonomi daerah, walaupun memberikan kebebasan bagi suatu daerah tetapi menimbulkan potensi sentrisme etnis serta pemekaran daerah. Hal ini dapat mengurangi rasa persatuan dan juga nasionalisme. Oleh sebab itu, jurnal ini menekankan pentingnya tentang strategi kebudayaan untuk memperkuat integrasi nasional untuk menghadapi budaya Indonesia yang kompleks

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Angelina Sarputri -
Nama : Angelina Sarputri
NPM : 2416031077
Kelas : Reguler D

Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan sejak proklamasi, mulai dari politik dan cara pandang tentang kehidupan bernegara. Perubahan tersebut tidak hanya perubahan positif tetapi juga perubahan negatif. Untuk menjaga persatuan Indonesia, masyarakat harus mengutamakan Identitas Nasional dibanding Identitas etnis atau daerah.

Terlepas dari kesalahan orba dalam kendali pemerintahan yang sentralistik, menurutnya, otonomi daerah yang diterapkan pasca-Reformasi justru berpotensi memperkuat etnosentrisme (kecenderungan berpikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain) yang dapat menghambat integrasi nasional. Etnosentrisme yang sejak awal perlahan-lahan menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah.

Munculnya sikap Etnosentrisme akibat kebijakan otonomi daerah, yang justru memperkuat perbedaan etnis dan daerah menimbulkan konflik antar-etnis, antar-agama, dan antar-kepentingan masih sering terjadi. Kesadaran akan keberagaman harus ditanamkan agar kita tidak terlalu fanatik terhadap identitas daerah sendiri.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Varrel Yusril -
Nama : Muhamad Varrel Devvanda Yusril
NPM : 2416031110
Kelas : Reguler D

Menurut jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Agus Maladi Irianto, integrasi nasional itu intinya proses menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang punya latar belakang berbeda, baik dari segi budaya, agama, atau politik. Jadi, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kecenderungan etnosentrisme—atau sering disebut sikap fanatis terhadap kelompok sendiri yang sering jadi sumber konflik.

Jurnal ini mengulas perjalanan politik Indonesia, mulai dari masa Orde Lama, Orde Baru, sampai Reformasi. Di masa Orde Lama, misalnya, pemerintah berusaha menanamkan nasionalisme lewat ideologi yang kuat. Di Orde Baru, fokusnya lebih ke stabilitas politik dengan kebijakan sentralistik, sementara di era Reformasi kebijakan otonomi daerah memberi ruang bagi daerah untuk mengatur sendiri, yang kadang bikin identitas kedaerahan makin kuat dan bisa berpotensi mengganggu persatuan nasional.

Selain itu, jurnal ini juga menyebut peran media massa. Televisi dan media lainnya ternyata punya peran besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebangsaan dan membentuk identitas bersama. Tapi, kalau media tidak digunakan dengan bijak, bisa juga malah memperkuat bias etnosentrisme.

Secara keseluruhan, penulis menekankan bahwa identitas nasional itu dinamis dan selalu berubah sesuai dengan kondisi zaman. Untuk menjaga persatuan di tengah keragaman, penting banget untuk terus mengembangkan strategi kebudayaan yang mengedepankan kesatuan, bukan hanya kepentingan daerah. Integrasi nasional jadi solusi agar pluralitas yang ada tidak berubah jadi sumber konflik, melainkan menjadi kekuatan bersama untuk membangun bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Haura Haura Azyza Ghania -
NAMA : Haura Azyza Ghania
NPM : 2416031084
KELAS : Reguler D

Dalam jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" dibahas tentang pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Dijelaskan bahwa sejak Orde Lama hingga Reformasi, perubahan kebijakan politik berpengaruh terhadap stabilitas nasional. Salah satu faktor utama yang memicu perpecahan adalah kebijakan sentralistik pada masa Orde Baru, yang menekan aspirasi daerah dan akhirnya menimbulkan perlawanan.

Dalam jurnal ini juga menyoroti bahwa identitas nasional tidak hanya ditentukan oleh simbol seperti bendera atau bahasa, tetapi juga oleh kesadaran kolektif masyarakat. Di era digital, media dan kepentingan sosial turut membentuk pola pikir serta gaya hidup yang bisa memperkuat atau justru melemahkan persatuan bangsa. Dalam konteks ini, integrasi nasional harus terus diperkuat agar masyarakat tidak hanya berfokus pada identitas lokal, tetapi juga tetap merasa bagian dari bangsa Indonesia.

Selain itu, dikritisi juga kebijakan otonomi daerah yang bisa memperkuat etnosentrisme jika tidak diterapkan dengan baik. Walaupun bertujuan memberikan kebebasan dalam pembangunan, kenyataannya kebijakan ini sering memicu persaingan antar daerah dan melemahkan rasa kebangsaan. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan dalam penerapan otonomi daerah agar tetap mendukung integrasi nasional tanpa mengabaikan keberagaman lokal.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Rina Lutfiana -
Nama : Rina Lutfiana
NPM : 2416031116
Kelas : REGULAR D

Dari analisis yg di dapat bahwasanya integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia untuk mengatasi masalah etnosentrisme dan konflik yang muncul akibat perbedaan identitas. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang mempengaruhi stabilitasnya. Identitas nasional ditandai oleh simbol-simbol tertentu, namun sifatnya dinamis dan selalu berubah sesuai dengan konteks sosial dan budaya. Pluralitas identitas di Indonesia mencakup lebih dari sekadar perbedaan etnis, melainkan juga kepentingan dan nilai-nilai yang sama di antara masyarakat.

Di sisi lain, otonomi daerah yang berkembang dapat memperkuat perasaan etnosentrisme dan menghalangi integrasi nasional. Oleh karena itu, penting untuk menyadari pluralitas dan mengutamakan kepentingan bersama. Kesimpulannya, integrasi nasional merupakan jalan keluar untuk mengatasi konflik yang ada, dan diperlukan usaha untuk melampaui identitas yang sempit demi mencapai integrasi yang lebih luas. Selain itu, pendidikan dan dialog antarbudaya dapat membantu memperkuat rasa persatuan di tengah keragaman yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Eneng Nurzihan Kurniawan -
Nama : Eneng Nurzihan Kurniawan
Npm : 2456031010
Kelas : Mandiri B

Dari hasil analisis yang saya lakukan, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman budaya, tetapi Indonesia dihadapkan pada tantangan etnosentrisme atau pandangan yang menganggap kelompoknya lebih unggul dibandingkan yang lain yang dapat mengganggu persatuan bangsa. Sejak masa Orde Lama hingga Reformasi, identitas nasional telah berkembang dari sekadar simbol-simbol seperti bahasa Indonesia dan bendera merah putih, menjadi lebih kompleks dengan pengaruh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Media massa, terutama televisi, memiliki peran besar dalam membentuk persepsi masyarakat tentang nasionalisme. Penerapan otonomi daerah juga menghadirkan tantangan tersendiri. Meski memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengelola urusannya, kebijakan ini bisa memperkuat etnosentrisme.

Oleh karena itu, memperkuat integrasi nasional membutuhkan pendidikan nilai kebangsaan, kebijakan yang bersifat inklusif, serta peran aktif media dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman. Integrasi nasional harus diwujudkan dalam tindakan nyata dan kebijakan yang mendukung persatuan, agar Indonesia tetap kokoh dan bersatu dalam keberagaman. Integrasi nasional tidak boleh hanya dipahami sebagai sekadar simbol, tetapi harus diwujudkan dalam sikap dan kebijakan yang mendukung persatuan. Masyarakat perlu lebih terbuka terhadap perbedaan dan tidak hanya berfokus pada identitas kelompoknya sendiri. Dengan menyadari bahwa keberagaman merupakan bagian dari identitas bangsa, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang kuat dan tetap bersatu di tengah berbagai perbedaan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by werly Werly Syafa Mardiah -
Nama: Werly Syafa Mardiah
NPM: 2466031013
Kelas: Man A

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"
Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional dapat membantu mengatasi etnosentrisme yang persisten di Indonesia. Selama sejarah bangsa ini, dari era Orde Lama hingga Orde Baru, banyak perubahan politik telah terjadi, yang berdampak pada stabilitas dan persatuan nasional. Membangun integrasi nasional menghadapi banyak tantangan, termasuk kecenderungan kelompok etnis, agama, dan politik untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri, yang dapat menyebabkan konflik. Identitas nasional harus dipahami dalam konteks ini sebagai sesuatu yang dinamis dan terus berubah. Untuk mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan, strategi kebudayaan yang mampu mengatasi perbedaan harus digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan pluralitas bangsa.
Jurnal ini juga mengkritik kebijakan otonomi daerah, yang, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memperkuat etnosentrisme. Desentralisasi, yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan lokal, sering dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu; ini bahkan dapat menghambat integrasi nasional. Masyarakat harus meninggalkan identitas tertutup mereka dan mengadopsi perspektif kebangsaan yang lebih inklusif untuk mencapai integrasi yang lebih luas. Oleh karena itu, integrasi nasional dapat membantu memperkuat keutuhan bangsa dan mengatasi perbedaan identitas lebih dari sekadar gagasan politik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ikhsan M Ikhsan Sutanto -
Nama: M Ikhsan Sutanto
NPM: 2416031126
Kelas: Reguler D


Jurnal tentang "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Maladi Irianto membahas bagaimana integrasi nasional berperan dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Penulis juga menekankan pentingnya penyatuan berbagai kelompok dan budaya untuk membentuk identitas nasional, agar dapat menghindari hal hal yang tidak di inginkan seperti konflik antar budaya serta rasa superioritas.

Salah satu permasalahan yang juga di bahas dalam jurnal tersebut adalah kebijakan otonomi daerah yang mampu mengguncang integrasi nasional di Indonesia, meskipun kebijkan otonomi daerah bisa berdampak baik untuk mengelola sumberdaya dan kebijakan daerah itu sendiri, di sisi lain, daerah yang merasa memiliki keunggulan dengan adanya kebijkan tersebut akan merasa lebih superior sehingga mampu mengguncang integrasi nasional.

Kesimpulan yang saya dapat adalah, integrasi nasional dan etnosentrime merupakan suatu hal yang sangat dekat dan juga bertolak belakang, karena rasa etnosentrisme merupakan suatu tantangan yang bisa memecah integrasi nasional. Dan jga jurnal tersebut bisa memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi nasional untuk menangkal etnosntrisme.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Annisa Annisa Nayla Meriza -
Nama: Annisa Nayla Meriza
NPM: 2416031008
Kelas: Reguler B

Dalam jurnal yang saya baca karya Agu Maladi Irianto yang berjudul "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA" membahas mengenai permasalahan-permasalahan di era orde lama maupun orde baru, bagaimana perpecahan yang ada menuntut negara indonesia untuk mampu memperbaiki hal tersebut. Doktrin serta ideologi mempengaruhi integrasi suatu negara tersebut.

Di awal indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat indonesia. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kasamaan dalam cita-cita politik atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.

Etnosentrisme dapat dilawan dengan persatuan dan kebijakan positif yang dibuat oleh pemerintah, namun jika di lihat pada masa sekarang ada beberapa peraturan yang ditentang oleh masyarakat dan hal itu dapat menyebabkan disintegrasi. Serta etnosentrisme pula dapat terus berkembang dengan masalah yang terjadi.

Namun sebagai generasi penerus bangsa kita harus membantu pemerintah untuk dapat mewujudkan generasi emas 2045 dengan terus berupaya untuk melestarikan kebudayaan yang ada tanpa menjatuhkan pihak manapun. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut.

Generasi saat ini perlu memahami bahwa integrasi nasional berperan penting untuk menangkal terjadinya etnosentrisme dengan bekerjasama bersama masyarakat dan pemerintah yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ruben Benedictus Ruben Adventro -
Nama : Benedictus Ruben Adventro
NPM : 2416031076
Kelas : REG D

Jurnal “Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” ini membahas isu integrasi nasional di Indonesia yang dipengaruhi oleh identitas budaya dan etnis. Penulis, Agus Maladi Irianto, menjelaskan bahwa integrasi dapat terwujud melalui kesamaan bahasa, nilai budaya, dan orientasi keagamaan. Bahasa Indonesia, yang awalnya merupakan atribut identitas lokal, telah berkembang menjadi lingua franca yang menyatukan berbagai kelompok etnis. Namun, tantangan muncul dari otonomi daerah dan pemekaran wilayah yang dapat memperkuat etnosentrisme, di mana setiap daerah berusaha mempertahankan identitas dan kepentingan lokalnya. Hal ini berpotensi menghambat integrasi nasional, terutama ketika konflik antar-etnik, antar-daerah, dan antar-agama masih terjadi.

Selanjutnya, penulis menyoroti pentingnya memahami identitas nasional sebagai sesuatu yang dinamis dan kompleks, terbentuk melalui interaksi sosial dan budaya. Sejak proklamasi kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan ideologi dan politik yang menyebabkan disintegrasi. Era Orde Baru dan Reformasi menunjukkan bagaimana politik identitas dan pluralitas sering kali diabaikan, yang berujung pada ketidakstabilan. Dalam konteks ini, strategi kebudayaan yang menekankan nilai-nilai kemajemukan menjadi sangat penting untuk memperkuat rasa kesatuan dan persatuan bangsa.

Kesimpulannya, integrasi nasional di Indonesia memerlukan kesadaran akan pluralitas sebagai keniscayaan dan perlunya strategi kebudayaan yang dapat menyatukan visi dan misi masyarakat yang beragam. Dengan memperkuat rasa kesatuan dan persatuan, diharapkan integrasi nasional dapat memelihara harga diri dan martabat bangsa, serta mengatasi ketergantungan terhadap bangsa asing. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi etnosentrisme, konflik kepentingan, dan tantangan sosial lainnya harus menjadi prioritas dalam membangun integrasi nasional yang lebih baik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Najwa Santi Femida -
Nama: Najwa Santi Femida
Npm: 2416031044
Kelas: Reguler B

Jurnal tersebut menjelaskan peralihan masa Orde Lama ke Orde Baru di Indonesia, yang dipicu oleh krisis ekonomi, konflik politik, dan tragedi G30S/PKI. Peristiwa G30S/PKI menjadi titik balik, mengantarkan Soeharto pada kekuasaan melalui supersemar yang kontroversial. Masa Orde Baru tidak hanya ditandai dengan stabilitas dan kemajuan ekonomi, tetapi juga kekuasaan presiden yang sentralistik dan pada akhirnya berkontribusi pada kejatuhannya akibat krisis moneter.

Penulis juga menyoroti konsep integrasi nasional di tengah keberagaman Indonesia. Identitas nasional seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia berperan penting. Meskipun terdapat pluralitas kepentingan, kesamaan tujuan mampu menyatukan berbagai kelompok. Tantangan muncul dengan otonomi daerah, yang berpotensi memicu etnosentrisme dan mengurangi rasa persatuan.

Sebagai kesimpulan, jurnal ini menekankan perlunya strategi kebudayaan yang mampu menyatukan visi dan misi bangsa Indonesia yang beragam, tanpa menghilangkan identitas masing-masing. Integrasi nasional menjadi kunci untuk menjaga persatuan di tengah dinamika otonomi daerah dan perbedaan kepentingan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Valen Marco Valentino Situmorang -
Nama: Marco Valentino Situmorang
Npm: 2456031021
Kelas: Mandiri A

Jurnal Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di indonesia ini membahas tentang identitas dan integrasi nasional

Identitas adalah representasi diri seorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial budaya dengan demikian identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.

Integrasi nasional adalah makna penyatuan misi dan visi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan anggota masyarakat
Integrasi nasional terjadi akibat terbentuknya kelompok kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama baik yaitu bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial

Menjelaskan dan membahas poin poin tentang paham
- etnosentrisme
- religisentrisme
- politksentrisme
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Adzka Aqila -
Nama : Muhammad Adzka Aqila
NPM : 2456031038
Kelas : Mandiri B

Dari jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto, analisa yang mampu saya tangkap disini adalah membahas pentingnya integrasi nasional dalam konteks pluralitas Indonesia yang kaya akan keragaman etnis, budaya, dan agama. Menurut saya, penulis menyoroti bahwa identitas nasional harus dibangun melalui kesadaran kolektif yang mengedepankan nilai-nilai persatuan, meskipun terdapat perbedaan yang mencolok di antara kelompok-kelompok masyarakat.

Irianto menjelaskan bahwa sejarah politik Indonesia, terutama selama Orde Baru, telah menciptakan disintegrasi akibat kebijakan sentralistik yang mengekang aspirasi daerah. Era Reformasi membuka peluang bagi desentralisasi, namun juga memunculkan tantangan baru berupa etnosentrisme dan konflik identitas.

Jurnal ini menekankan bahwa untuk mencapai integrasi yang efektif, masyarakat perlu mengatasi kepentingan individu dan kelompok yang sempit, serta membangun dialog antarbudaya. Dengan demikian, integrasi nasional bukan hanya sekadar konsep, tetapi merupakan strategi budaya yang esensial untuk menciptakan harmoni sosial dan stabilitas di tengah keragaman yang ada.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Rafi Rafi Dharma sakti -
NAMA : Rafi Dharma Sakti
NPM : 2456031009
KELAS : Mandiri A
Jurnal ini berjudul "integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia " karya Maladi irianto di dalam jurnal ini membahas tentang membahas pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional diartikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh isu bersama, baik ideologis, ekonomi, maupun sosial. Tujuannya adalah menciptakan kesadaran dan bentuk pergaulan sosial yang membuat berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa sebagai satu kesatuan yang saling menguatkan satu dengan yang Laen,dapat di simpulkan bahwa jurnal ini membahas tentang bagaimana kita dapat memperkuat integrasi nasional yang baik tentang menghargai keragaman yang lain dan jugaa selaluu tolong menolong dalam kebaikan demi terciptanya satu kesatuan yang kuat di Indonesia ini
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by nanda Rahamd Nanda Saputra -
Nama : Rahmad Nanda Saputra
NPM : 2456031030
Kelas : Mandiri B

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Agus Maladi Irianto menyoroti ancaman etnosentrisme terhadap persatuan bangsa. Etnosentrisme, dengan keyakinan superioritas budaya sendiri, berpotensi memicu konflik di Indonesia yang kaya akan keberagaman etnis, budaya, dan agama. Penulis berpendapat bahwa penguatan integrasi nasional adalah solusi efektif untuk meredam dampak negatif etnosentrisme.

Dalam proses penulisan, penulis menghadapi tantangan kompleks terkait isu sensitif keragaman budaya dan kesulitan dalam mengukurnya secara empiris. Pembuktian bahwa integrasi nasional dapat mengurangi etnosentrisme menjadi hambatan utama. Penulis juga berupaya menjaga keseimbangan perspektif, menghindari generalisasi berlebihan, dan mencegah potensi diskriminasi terhadap kelompok etnis tertentu.

Integrasi nasional adalah proses berkelanjutan yang memerlukan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, dari pemerintah hingga individu. Pendidikan multikultural yang menekankan toleransi dan kebijakan pemerintah yang adil menjadi fondasi persatuan yang kuat, mencegah konflik antar etnis, daerah, agama, partai politik, pelajar, serta konflik kepentingan lainnya yang seharusnya dapat dihindari. Integrasi nasional menawarkan jalan keluar untuk mengatasi berbagai konflik yang masih terus terjadi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M. Fatih Al-Gharizah -
Nama : M. Fatih Al-Gharizah
NPM : 2416031114
Kelas : Reguler D

Jurnal yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto ini membahas konsep integrasi nasional sebagai alat untuk menghadapi tantangan etnosentrisme di Indonesia. Melalui berbagai contoh sejarah, artikel ini menjelaskan bagaimana perubahan rezim politik di Indonesia, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi, telah mempengaruhi stabilitas nasional. Penulis mengungkap bahwa politik sentralistik pada masa Orde Baru menyebabkan ketegangan sosial karena kurangnya ruang bagi ekspresi identitas lokal. Sementara itu, era Reformasi yang membawa desentralisasi justru memicu konflik baru karena meningkatnya sentimen kedaerahan dan sektarianisme.

Identitas nasional, menurut jurnal ini, bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Penulis menyoroti bahwa media massa, khususnya televisi, memiliki peran besar dalam membentuk identitas masyarakat modern. Identitas tidak lagi hanya ditentukan oleh faktor etnis atau geografis, tetapi juga oleh kepentingan ekonomi dan budaya yang dikonstruksi oleh media. Dalam konteks ini, integrasi nasional dapat dicapai jika masyarakat mampu melampaui batasan identitas tradisional dan bersatu dalam visi kebangsaan yang lebih luas.

Namun, jurnal ini juga mengingatkan bahwa kebijakan otonomi daerah yang berkembang saat ini bisa menjadi tantangan bagi integrasi nasional jika tidak dikelola dengan baik. Otonomi daerah yang berlebihan dapat memperkuat etnosentrisme dan membuat masyarakat lebih terfragmentasi berdasarkan kepentingan lokal. Oleh karena itu, diperlukan strategi kebudayaan yang menekankan pada nilai-nilai pluralisme dan nasionalisme agar Indonesia tetap bersatu dalam keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Debora Dinantiamala -
Nama : Debora Dinantiamala
NPM : 2456031031
Kelas : Mandiri A

Analisis jurnal yang berjudul
“Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia”
Oleh : Maladi Irianto

Dimana jurnal ini menjelaskan bahwa integrasi nasional sebagai solusi menghadapi etnosentrisme, religiositas eksklusif, dan politisasi identitas di Indonesia. Identitas nasional terbentuk melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan ideologis. Adanya perkembangan seiring perubahan sosial, media, dan globalisasi. Simbol kebangsaan seperti bahasa dan lagu nasional berperan dalam membentuk kesatuan, tetapi identitas terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Serta peran media membentuk persepsi masyarakat terhadap realitas sosial dan pola pikir. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, media dapat memperkuat segregasi sosial.

Adanya strategi integrasi nasional terdapat kesamaan identitas seperti bahasa, budaya, maupun cita-cita politik untuk memperkuat integrasi. Jurnal ini juga membahas adanya sejarah politik Indonesia dan menunjukkan bahwa identitas nasional yang bersifat dinamis dan kurangnya membahas bagaimana peran pendidikan dalam nasionalisme serta solusi konkret dalam memperkuat integrasi nasional.

Secara keseluruhan jurnal ini menjelaskan bagaimana integrasi nasional dapat meredam etnosentrisme. Identitas nasional yang dinamis penting untuk menjaga persatuan. Namun, perlu strategi konkret dalam implementasi, khususnya di sektor pendidikan dan kebijakan publik. Pemerintah, masyarakat, dan media harus berkolaborasi menciptakan ruang dialog yang inklusif demi memperkuat rasa kebangsaan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Karina Fitria -
NAMA : Karina Fitria
NPM : 2416031048
KELAS :Regular B

ANALISIS JURNAL "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"
oleh Agus Maladi

Jurnal ini membahas bagaimana integrasi nasional dapat mengatasi etnosentrisme serta tantangan dalam menjaga kesatuan bangsa. Sejak kemerdekaan, Indonesia menghadapi berbagai perubahan ideologi dan sistem pemerintahan yang menyebabkan instabilitas nasional, seperti transisi dari Orde Lama ke Orde Baru dan Reformasi. Sentralisasi kekuasaan di masa Orde Baru menekan identitas daerah, sementara era Reformasi yang membuka kebebasan justru menciptakan ketidakstabilan sosial akibat kurangnya arah yang jelas.

Identitas nasional awalnya ditandai oleh simbol fisik seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa nasional, tetapi kini perlu direinterpretasi agar tetap relevan. Identitas bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan terus berkembang sesuai kepentingan individu dan kelompok. Media massa, terutama televisi, juga memainkan peran dalam membentuk identitas sosial. Namun, otonomi daerah yang bertujuan mendukung pembangunan justru memperkuat etnosentrisme, karena daerah lebih fokus pada kepentingan lokal dibandingkan integrasi nasional.

Kesimpulannya, jurnal ini menekankan bahwa integrasi nasional harus menjadi strategi kebudayaan untuk menjaga kesatuan bangsa. Pluralitas adalah realitas yang harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan konflik. Kesadaran nasional dan pemahaman terhadap identitas yang inklusif menjadi kunci dalam memperkuat integrasi nasional serta menghindari fragmentasi sosial akibat etnosentrisme dan kepentingan daerah yang berlebihan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by fairuza syafana putri ralia syafana -

NAMA: FAIRUZA SYAFANA PUTRI RALIA

NPM :2456031039

KELAS: MANDIRI A


ANALISIS JURNAL


Demgan Judul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme Di Indonesia"


Identitas Dan Integrasi Nasional


perlu kita tahui pengertian dari Identitas nasional Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya

sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalahproduk

kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak

semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek

ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada

peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. sedangkan Integrasi Nasional: Proses penyatuan berbagai kelompok dengan identitas berbeda menjadi satu kesatuan bangsa Indonesia. 


Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang

selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses

yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat

plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini

tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan,

serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk

pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang

berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul

daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan

identitas tersebut.


Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa

berbeda etnis, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal asul daerah,namun mereka mempunyai kepentingan yang sama

dalam bersikap denganmengembangkan

 gaya hidup, lantaran dikostruksi tayangan televisi. Interaksi antarindividu yang dikonstruksi tayangan televisi berlangsung

sangat cepat. Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang mendominasi dan yang terdominasi, antara

yang mempengaruhi dan yang terpengaruhi, antara yang memprovokasi dan yang

terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik.Bertolak dari sejumlah gambaran diatas, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan polapikir ataupun mindset.


Pada suatu sisi integrasi terbentuk

kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam

nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan

hidup atau orientasi keagamaan.4

 Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok

orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. contoh nya seperti bahasa indonesia ini yang dipakai dinegara ini yang berasal dari riau kemudian dikembangkan menjadi bahasa melayu. 


Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL-PKL beretnik lain. Singkat kata,integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama. Seperti telah dideskripsikan pada

pembahasan terdahulu bahwa integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah,konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia.Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ia adalah negara dengan 17.504 pulau, 1.068 suku bangsa, dan memiliki sedikitnya 665 bahasa daerah. Indonesia juga kaya dengan spesies langka. Baik flora maupun fauna. Ada mamalia, kupu kupu dan hewan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia. Bahkan, dalam bidang seni dan budaya terdapatsedikitnya 300 gaya tari tradisional dari Sabang sampai Merauke.Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah takdir. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak selalu memisahkan, apalagi menimbulkan pertentangan sepanjang masing-masing anggota masyarakat menyadari akan pluralitas tersebut. Gambaran pluralitas ini, kendati sudah merupakan takdir, namun akhir-akhir ini justru semakin memicu pertentangan di

antara sejumlah anggota masyarakat. Bahkan, muncul adagium yang memicu konflik: “Kami versus kalian, aku versus kamu”, dan seterusnya. Maka muncullah faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya. Sebagai ilustrasi, dalam budaya Jawa misalnya dikenal istilah “nandingsarira”memperbandingkan diri. Inilah pangkal munculnya kesombongan kolektif, etnosentrisme. Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan

budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.

Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme.


SIMPULAN


 maka dapat dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masihterus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Pranatal Pangestu -
Nama : Pranatal Bintang Pangestu
NPM : 2456031017
Kelas : Mandiri A

Dalam pembahasan jurnal tersebut menjelaskan pentingnya integrasi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan etnosantrisme of Indonesia, yang dimana dari hal itu berpotensi memicu konflik antar kelompok. Jurnal ini juga menyebutkan sikap menilai budaya atau kelompok lain berdasarkan standar budaya sendin, yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Mulai dari keragaman suku, agama, dan budaya yang ada, megrasi nasional menjadi kousal untuk menjaga kesatuan negara.

Jumal tersebut juga menegaskan bahwa impian integrasi nasional hanya bisa tercapai apabila di setiap individu bersedia menaruh kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok. Membangun kesedaran bahwa keberagaman adalah hal yang sangat berharga dan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Lewat pendekatan yang inklusif dan berorientas pasca persatuan, integrasi nasional juga untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan di masa depan
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Hendri Irawan -
Nama : Hendri Irawan
NPM : 2416031124
Kelas : Reguler D

Jurnal ini membahas peran integrasi nasional sebagai solusi untuk mengatasi masalah etnosentrisme yang masih berkembang di Indonesia. Penulis menekankan bahwa sejarah bangsa Indonesia telah mengalami berbagai perubahan politik yang mempengaruhi stabilitas dan persatuan nasional, dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Salah satu tantangan utama dalam membangun integrasi nasional adalah kecenderungan kelompok etnis, agama, dan politik untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri, yang bisa memicu konflik. Dalam hal ini, identitas nasional harus dilihat sebagai sebuah konstruksi yang terus berkembang dan bukan sesuatu yang tetap. Kesadaran akan keragaman bangsa perlu diperkuat melalui pendekatan kebudayaan yang bisa meredakan perbedaan, agar rasa persatuan tetap terjaga.

Selain itu, jurnal ini juga mengkritik kebijakan otonomi daerah yang, jika tidak dikelola dengan baik, justru bisa memperburuk etnosentrisme. Tujuan desentralisasi untuk meningkatkan kesejahteraan daerah sering disalahgunakan untuk kepentingan kelompok tertentu, yang pada akhirnya mempersempit rasa kebangsaan dan menghambat integrasi nasional. Penulis menegaskan bahwa untuk mewujudkan integrasi yang lebih luas, masyarakat harus meninggalkan identitas eksklusif mereka dan lebih terbuka terhadap perspektif kebangsaan yang inklusif. Dengan demikian, integrasi nasional bukan hanya sebuah konsep politik, tetapi juga sebuah pendekatan kebudayaan yang dapat menyelesaikan konflik identitas dan memperkuat kesatuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Jeand Petra Gigabyte -
Nama :jeand petra gigabyte
NPM : 2416031014
Kelas : Reguler B

Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia"

Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).


Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Afifah Dini Shofiyah -
NAMA: Afifah Dini Shofiyah
NPM: 2416031068
KELAS: Reguler B

Jurnal ini dengan tegas menyatakan bahwa tanpa integrasi nasional, sikap mementingkan kelompok sendiri akan terus merusak persatuan Indonesia. Dengan berbagai kelompok yang memiliki perbedaan ideologi, ekonomi, dan sosial, diperlukan kesadaran bersama untuk melihat diri sebagai bagian dari bangsa yang satu. Tantangan besar dalam mewujudkan integrasi nasional adalah mengatasi etnosentrisme, religiusisme, dan politisisme yang dapat memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya membangun rasa kebersamaan agar masyarakat dapat bersatu meskipun memiliki latar belakang yang beragam.

Selain itu, jurnal ini menyoroti peluang dan hambatan dalam mencapai integrasi nasional. Keberagaman budaya dan etnis bisa menjadi kekuatan, tetapi juga dapat menimbulkan perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Bahasa Melayu Pasar diakui sebagai alat pemersatu yang efektif, namun kebijakan otonomi daerah sering kali membuat masyarakat lebih mementingkan suku atau daerahnya sendiri dibandingkan persatuan bangsa. Konflik berbasis etnis, agama, dan daerah menjadi tantangan yang harus diatasi agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Oleh karena itu, menghargai pluralitas dan mengedepankan kepentingan bersama menjadi kunci utama dalam membangun integrasi nasional.

Sebagai solusi, strategi kebudayaan menjadi pendekatan utama dalam memperkuat integrasi nasional. Dengan memahami dan mengelola keberagaman budaya, masyarakat dapat disatukan dalam visi dan misi yang sama. Konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan menekankan pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai lokal dan kedekatan sosial untuk menghadapi tantangan perbedaan. Dengan demikian, integrasi nasional bukan hanya sekadar konsep politik, tetapi juga pendekatan sosial dan budaya yang bertujuan menciptakan kesatuan bangsa yang lebih kuat dan harmonis.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by SALSA SALSABILA DWIJAYANTI -
Nama : Salsabila Dwijayanti
NPM : 2416031134
Kelas : Reg D

Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto. Jurnal ini membahas bagaimana Integrasi nasional dapat digunakan untuk mengatasi tantangan Etnosentrisme, religiosentrisme, dan politiksentrisme di Indonesia.
Pada bagian awal, jurnal ini membahas bagaimana perjalanan sejarah indonesia, mulai dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Adanya pergantian rezim membawa perubahan dan sistem politik dan sosial yang tentunya berdampak pada integrasi nasional.
Orde baru menerapkan sistem yang sentralistik dengan tujuan meredam separatisme, Namun sistem ini justru menekan terjadinya pluralitas dan kebebasan tiap daerah.
Reformasi menerapkan sistemn desentralisasi yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada tiap daerah dalam mengatur dirinya sendiri. Namun, hal ini juga menjadi tantangan baru, seperti munculnya konflik kepentingan dan ketidakstabilan sosial.
Peran identitas dalam integrasi nasioal dalam jurnal ini menurut penulis, bukanlah suatu yang statis, tetapi selalu berkembang sesuai demgan kondisi soial dan budaya sosial disekitarnya. Identitas seseorang atau kelompok terbentuk karena adanya kepentingan bersama, bukan hanya karena kesamaan etnis dan latar belakang.
Jurnal ini mengkritisi kebijakan otonomi daerah yang bertujuan untuk memberikan kemandirian kepada daerah malah justru memperkuat etnosentrisme. Karena banyak daerah yang lebih mengutamakan kepentingannya sendiri.
Jurnal ini menyimpulkan bagaimana Integrasi nasional menjadi solusi untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi dan masih terjadi di Indonesia. Sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari adalah adanya pluralitas yang harus diupayakan untuk menyatukan bangsa dengan kesadaran bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi pemisah, tetapi justru menjadi kekuatan. Penulis juga menekankan bahwa integrasi nasional dapat dicapai hanya jika masyarakat bersedia untuk melihat identitas mereka dalam rangka yang lebih luas, dan bersama-sama membangun persatuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Chanty Chanty Fitra Qalbina -
Nama : Chanty Fitra Qabina
NPM : 2456031040
Kelas : Mandiri B

Pada jurnal tersebut berisi tentang Integritas Nasional Sebagai Penamgkal Etnosentrisme di Indonesia.
Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya).
di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau dibutuhkan reinterpreasi tentang tentang identitas nasional?

Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks,
Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut
respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang tentang " Penguatan Strategi Kebudayaan yang Berbasiskan Nilai-nilai Kemajemukan Untuk Memperkokoh Rasa Kesatuan dan Persatuan Bangsa Dalam Rangka Pembangunan Nasional", yang diselenggarakan Ditjiansosbud Lemhanas RI, tanggal 2 September 2010 di Jakarta. mendominasi dan yang terdominasi, antara yang mempengaruhi dan yang terpengaruhi, antara yang memprovokasi dan yang terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik.2 Tayangan televisi telah menjadi bagian dari refleksi kehidupan sehari-hari.
Dan telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakterisitik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ranggita Zahwa Kusuma Wardhani -
NAMA : Ranggita Zahwa Kusuma Wardhani
NPM : 2416031066
KELAS : Reguler B

Jurnal tersebut membahas tentang pentingnya,intergrasi nasional dalam menangkal perseteruan di suatu bangsa, dengan menjelaskan tentang etnosentrisme yang menilai budaya kelompok lain berdasarkan standar budayanya sendiri, hal ini bisa menyebabkan ketegangan di bebrapa budaya dan menjadi terpecahnya integrasi nasional, hal ini menjadi ancaman besar untuk Indonesia yang kaya akan budaya, ras, suku, bahasa, dan agama, maka dengan itu jika tidak ingin hal seperti ini terjadi integrasi nasional harus dijada juga di perkuat supaya tidak membedakan satu sama lainnya.

Jurnal ini juga menyebutkan bagaimana masyarakat bisa lebih saling menghargai satu sama lain tanpa membeda bedakan satu sama lain dan tidak merendahkan. pendidikan dan pemahaman adalah kunci agar pola pikir seperti itu bisa hilang demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia sendiri, keberagaman di Indonesia yang sangat beragam sangat perlu kita jaga, jangan hanya kurangnya toleransi dan rasa menghargai suatu kesatuan bisa terpecah belah.

Kesimpulannya jurnal ini mengajarkan bagaimana pentingnya integrasi nasional di kehidupan bernegara yang kaya akan budaya dan suku seperti Indonesia ini, juga untuk mencegah etnosentrisme berkembang di dalam masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Sarah Rahmalia -
Nama: Sarah Rahmalia
NPM: 2416031052
Kelas: Reguler B
Dalam Jurnal "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Maladi Irianto membahas tentang Integrasi nasional yang merupakan upaya untuk menyatukan kelompok-kelompok yang terikat oleh berbagai masalah, baik dari segi ideologi, ekonomi, maupun sosial. Melalui gerakan integrasi nasional, diharapkan muncul kesadaran kolektif yang memungkinkan berbagai kelompok dengan identitas yang berbeda untuk melihat diri mereka sebagai bagian dari satu kesatuan: bangsa Indonesia. Dalam proses ini, identitas memainkan dua peran penting. Tujuan integrasi nasional adalah untuk mengatasi sikap etnosentrisme, religiusisme, dan politikalisme.
Etnosentrisme adalah pandangan yang mengedepankan budaya atau bangsa sendiri, di mana individu merasa bahwa kelompok budaya atau etnisnya lebih unggul daripada yang lain. Sikap etnosentris ini bisa menjadi penghambat bagi integrasi nasional, karena dapat memicu konflik dan mengurangi rasa persatuan di antara masyarakat.

Pentingnya integrasi nasional di Indonesia sangatlah tinggi, mengingat keberagaman etnis, agama, bahasa, dan budaya yang ada. Tanpa upaya integrasi nasional, keberagaman ini justru berpotensi menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa.

Namun, tantangan utama dalam mencapai integrasi nasional adalah mengatasi sikap etnosentrisme dari individu yang cenderung menganggap budaya dari daerah lain lebih baik dan menghindari kolaborasi dalam kegiatan bersama. Pengaruh integrasi nasional terhadap etnosentrisme sangat besar, karena sikap ini sering kali diwarnai oleh fanatisme yang menganggap budaya mereka lebih baik dan unggul, yang pada gilirannya mengecilkan makna dari keragaman yang ada.

Untuk mengatasi etnosentrisme dan memperkuat integrasi nasional, sejumlah langkah dapat diambil, antara lain:
1. Menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat.
2. Menanamkan nilai-nilai multikulturalisme.
3. Menyaring budaya yang masuk ke Indonesia agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
4. Menumbuhkan semangat nasionalisme.
5. Mengurangi sikap fanatisme yang berlebihan.
6. Membangun sikap toleransi.
7. Meningkatkan empati di antara sesama.
8. Mengedukasi masyarakat untuk bersikap inklusif.
Dengan langkah-langkah ini, integrasi nasional dapat berfungsi sebagai penangkal terhadap etnosentrisme di Indonesia, menghubungkan masyarakat dari berbagai latar belakang identitas demi kepentingan bersama.

Jurnal ini menawarkan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana integrasi nasional dapat menjadi solusi untuk mengatasi perpecahan yang disebabkan oleh etnosentrisme di Indonesia. Pendekatan yang diambil bersifat multidimensional, meliputi berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Mulando Saidina Saputra -
NAMA: Mulando Saidina Saputra
NPM: 2416031092
KELAS: Reguler D


Jurnal ini menyoroti pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Dengan menyatukan berbagai kelompok sosial dan budaya, identitas nasional yang kuat dapat terbentuk, sehingga mengurangi sikap superioritas etnis yang sering memicu konflik.

Penelitian ini mengeksplorasi faktor penyebab etnosentrisme, tantangan dalam menguranginya, serta strategi integrasi nasional yang telah diterapkan, termasuk pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, dan strategi ekonomi. Metode penelitian yang digunakan kemungkinan mencakup studi kasus, wawancara, dan survei untuk memahami efektivitas integrasi nasional.

Jurnal ini menyimpulkan bahwa integrasi nasional berperan penting dalam memperkuat toleransi dan persatuan bangsa. Temuan ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan dalam membangun kebijakan dan strategi yang lebih efektif untuk mengurangi etnosentrisme dan menjaga keharmonisan dalam keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Azzumma Zhuhri Arieza Hakim -
NAMA : Azzumma Zhuhri Arieza Hakim
NPM : 2416031046
KELAS : Reguler B

Integrasi nasional di Indonesia melibatkan pembentukan kelompok-kelompok yang bersatu berdasarkan isu-isu umum seperti ideologi, ekonomi, dan sosial. Tujuan dari gerakan ini adalah membangun kesadaran bersama dan membentuk struktur sosial yang memungkinkan berbagai kelompok dengan identitas berbeda untuk merasa sebagai bagian dari satu kesatuan. Namun, proses integrasi nasional menghadapi berbagai tantangan, seperti etnosentrisme, aspek keagamaan, dan politik. Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan, termasuk masa Orde Baru yang dipengaruhi oleh kepentingan elit politik. Meskipun Orde Baru turut berperan dalam membentuk Bangsa Indonesia, kontribusinya terhadap integrasi nasional masih menjadi perdebatan.

Era Reformasi muncul dengan tujuan menciptakan sistem demokrasi yang lebih kokoh serta menjadi landasan bagi pembangunan bangsa. Pada periode ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya keadilan dan keharmonisan sosial semakin meningkat. Namun, permasalahan yang ada belum sepenuhnya terselesaikan, dan strategi integrasi nasional masih belum terwujud secara konkret. Identitas nasional sendiri merupakan hasil dari dinamika sosial yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti etnisitas, profesi, tingkat pendidikan, dan wilayah asal. Seiring dengan perkembangan identitas nasional, keberagaman dalam industri media juga semakin terlihat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Desy Rosanta Simamora -
Nama : Desy Rosanta Simamora
NPM : 2456031023
Kelas : Mandiri A

Jurnal ini menekankan pentingnya integrasi nasional sebagai langkah untuk melawan etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat membantu meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan agama di Indonesia, serta membantu mengurangi ketegangan sosial dan konflik yang disebabkan oleh etnosentrisme.ntegrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya, agama, dan kepentingan politik yang berbeda. Dalam konteks Indonesia, keberagaman ini sering kali menjadi sumber ketegangan sosial, terutama jika terdapat sikap etnosentrisme yang kuat dalam masyarakat.

Integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya, agama, dan kepentingan politik yang berbeda. Dalam konteks Indonesia, keberagaman ini sering kali menjadi sumber ketegangan sosial, terutama jika terdapat sikap etnosentrisme yang kuat dalam masyarakat.
Identitas adalah representasi diri seseorang dan masyarakat ketika melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas di dalam sosial dan budaya. Identitas adalah kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks dan tidak bersifat tetap, melainkan terus mengalami negosiasi dan pembaruan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Salwa Cahya Andrianti Salwa Cahya Andrianti -
Menurut saya, setelah membaca jurnal ini, saya semakin yakin bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran kunci dalam membentuk karakter bangsa, terutama melalui pembentukan identitas nasional dan integrasi sosial. Identitas nasional Indonesia, yang mencakup suku, agama, budaya, dan bahasa, menjadi dasar bagi kesatuan bangsa meskipun terdapat keragaman yang luas. Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal tersebut, identitas ini terbagi dalam tiga aspek: fundamental yaitu Pancasila,  instrumental yaitu simbol negara, dan alamiah seperti keberagaman suku, agama, dan budaya.

Integrasi nasional, yang juga dibahas dalam jurnal, adalah proses penyatuan elemen-elemen yang berbeda dalam masyarakat untuk mencapai persatuan. Saya melihat bahwa faktor pendorongnya meliputi sejarah, cinta tanah air, dan komitmen terhadap Pancasila, meskipun ada penghambat seperti ketimpangan sosial dan etnosentrisme. Integrasi ini dapat terwujud melalui asimilasi dan akulturasi, yang diharapkan mampu menciptakan kesatuan dalam keberagaman Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Kevin Muhammad Kevin Sahputra -
Muhammad Kevin Sahputra
Mandiri B
2466031012
FISIP

Kesimpulan Jurnal Integrasi Nasional

Jurnal ini membahas pentingnya integrasi nasional sebagai alat untuk menangkal etnosentrisme di Indonesia. Sejak kemerdekaan, bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk konflik kepentingan, perbedaan ideologi, dan politik sentralistik yang menekan keberagaman. Reformasi membawa kebebasan, tetapi juga memicu ketidakstabilan karena kurangnya arah yang jelas.

Identitas nasional tidak hanya bersifat fisik, seperti bendera dan lagu kebangsaan, tetapi juga terbentuk dari kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai kebangsaan. Namun, globalisasi dan media massa turut membentuk pola pikir yang lebih didasarkan pada kepentingan pribadi dan kelompok.

Otonomi daerah, yang seharusnya memperkuat kesatuan, justru berpotensi menguatkan etnosentrisme jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, strategi kebudayaan nasional diperlukan untuk membangun integrasi yang lebih luas dengan menanamkan nasionalisme, pluralisme, serta kesadaran kolektif agar Indonesia tetap utuh dan harmonis dalam keberagaman.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nadia Azzahra -
Nama : Nadia Azzahra
NPM : 2456031005
Kelas : Mandiri A

Resume video ‘Perkembangan Konstitusi yang Berlaku di Indonesia, Prof. Jimly Asshiddiqie’

Setelah reformasi, sistem ketatanegaraan Indonesia mengalami pergeseran dari supremasi institusi ke supremasi konstitusi. Menurut video YouTube dari Prof. Jimly Asshiddiqie, konstitusi Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak awal berdirinya Republik Indonesia. Dalam video tersebut, Prof. Jimly Asshiddiqie menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan konstitusi dari awal Republik Indonesia berdiri hingga saat ini.

Indonesia telah menjadi 4 Republik yaitu :
1. Republik yang diproklamasikan 17 agustus dengan konstitusi yang disahkan 18 agustus
2. Republik Indonesia Serikat
3. Negara kesatuan Indonesia dengan UUD Sementara
4. UUD 1945 ditetapkan tetapi dengan perubahan

Membahas evolusi UUD Indonesia dari versi awal yang diratifikasi pada 18 Agustus 1945 hingga versi saat ini. Ia menjelaskan berbagai perubahan yang telah dialami konstitusi seiring waktu. Video ini mendorong untuk lebih memahami hukum konstitusi dan mendukung saluran Advokat Konstitusi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Norbert Gabriantama -
Nama : Norbert Gabriantama
NPM : 2466031010
Kelas : MAN B

Setelah saya baca, juurnal ini membahas integrasi nasional sebagai cara untuk menjaga persatuan dalam keberagaman Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan, bangsa ini mengalami berbagai perubahan politik yang memengaruhi stabilitas nasional. Salah satu tantangan terbesar adalah etnosentrisme, yaitu sikap mengutamakan kelompok sendiri dibanding yang lain, yang dapat menghambat integrasi. Penulis menjelaskan bahwa identitas nasional tidak hanya terbentuk dari simbol seperti bendera atau lagu kebangsaan, tetapi juga dari nilai-nilai bersama yang terus berkembang. Namun, dalam praktiknya, otonomi daerah yang diterapkan setelah reformasi justru meningkatkan kecenderungan daerah untuk lebih mementingkan kepentingan sendiri dibanding persatuan nasional.

Analisis jurnal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional bukan sekadar konsep, tetapi sebuah proses yang terus berkembang. Tantangan utama dalam mencapai integrasi adalah adanya konflik kepentingan antar kelompok, baik dari sisi etnis, agama, maupun politik. Jurnal ini juga menekankan pentingnya kesadaran nasional dan strategi budaya yang dapat memperkuat identitas bersama. Dengan memahami bahwa pluralitas adalah bagian dari identitas bangsa, diharapkan masyarakat dapat lebih terbuka dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau kelompok. Kesimpulannya, integrasi nasional menjadi kunci dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia, tetapi membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk bisa benar-benar terwujud.