FORUM DISKUSI

TOPIK DISKUSI

TOPIK DISKUSI

oleh Ari Sofia -
Jumlah balasan: 20

Jelaskan tentang materi di bawah ini

  1. Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti (family inti)
  2. Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar (family extended)
  3. Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tunggal (single parent)
  4. Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami-istri bekerja
  5. Pendidikan anak di situasi bencana/ gawat darurat/ pandemic)

Sebagai balasan Ari Sofia

Raissa Kayla Ziva Aurora (2413054077)

oleh Raissa Kayla Ziva Aurora -

  1. Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti (family inti) : Pengasuhan anak dalam keluarga inti memungkinkan perhatian lebih intensif dari orang tua, karena keluarga ini hanya terdiri dari orang tua dan anak. Hal ini memberi orang tua kendali besar dalam membentuk pola asuh dan nilai-nilai. Namun, tantangan yang muncul adalah kurangnya dukungan dari keluarga besar, terutama saat orang tua bekerja atau mengalami kesulitan. Meski begitu, jika orang tua dapat mengelola waktu dan perhatian dengan baik, lingkungan hangat dan aman dapat tercipta, serta komunikasi yang terbuka dengan anak dapat terjalin. Namun, saat kedua orang tua sibuk bekerja, waktu kebersamaan dengan anak menjadi terbatas, sehingga penting bagi keluarga inti untuk mengatur prioritas dan mencari dukungan tambahan bila diperlukan.
  2. Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar (family extended) : Pengasuhan anak dalam keluarga besar memberikan keuntungan berupa interaksi dengan banyak anggota keluarga, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. Hal ini memungkinkan anak belajar nilai-nilai sosial yang beragam dan memiliki pengalaman sosial yang lebih luas. Dukungan dari keluarga besar juga meringankan beban pengasuhan bagi orang tua, terutama saat mereka sibuk. Kakek dan nenek sering berperan memberikan perhatian lebih pada cucu, menciptakan rasa aman bagi anak. Namun, tantangan utama adalah perbedaan pola asuh di antara anggota keluarga yang dapat membingungkan anak dan perbedaan generasi yang mempengaruhi konsistensi pengasuhan. Komunikasi antar anggota keluarga sangat penting untuk mencapai kesepahaman dalam mendidik anak.
  3. Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tunggal (single parent) : Pengasuhan anak oleh orang tua tunggal menghadirkan tantangan, terutama terkait stabilitas emosional dan dukungan. Kehilangan satu orang tua, baik karena perceraian, kematian, atau alasan lain, dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak. Orang tua tunggal juga sering menghadapi tantangan keuangan dan waktu, karena harus menjalankan peran ganda sebagai penyedia dan pengasuh. Namun, orang tua tunggal berupaya memberikan perhatian maksimal agar anak merasa dicintai. Meskipun beban tanggung jawab lebih besar, pengasuhan penuh kasih dapat membantu anak tumbuh dengan baik, dan dukungan sosial dari teman atau keluarga besar penting untuk menjaga keseimbangan emosi anak.
  4. Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami-istri bekerja : Dalam keluarga di mana kedua orang tua bekerja, pengasuhan anak sering melibatkan bantuan pihak ketiga, seperti lembaga pengasuhan atau pengasuh pribadi, yang dapat mengurangi waktu berkualitas bersama orang tua. Hal ini bisa mempengaruhi kedekatan emosional anak dengan orang tua jika tidak diatasi dengan pengaturan waktu yang baik. Untuk mengatasi tantangan ini, orang tua perlu membuat jadwal khusus untuk aktivitas bersama, seperti di akhir pekan atau rutinitas harian sebelum tidur. Momen-momen ini penting agar anak merasa didengar dan diperhatikan. Komunikasi yang efektif dan perencanaan waktu yang baik menjadi kunci menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pengasuhan.
  5. Pendidikan anak di situasi bencana/gawat darurat/pandemic : Situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi, seperti pandemi Covid-19, memengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan anak, di mana banyak anak belajar dari rumah dan kehilangan interaksi sosial. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi, stres, dan kebosanan. Orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dan menjaga semangat belajar anak. Membuat rutinitas yang seimbang antara belajar, bermain, dan aktivitas fisik di rumah membantu menciptakan kenyamanan. Komunikasi terbuka tentang situasi yang terjadi, dengan penjelasan sederhana namun jujur, membantu anak merasa aman dan mengelola emosinya. Lingkungan belajar yang mendukung dan kehadiran orang tua sebagai sumber dukungan menjaga motivasi dan stabilitas anak.
Sebagai balasan Ari Sofia

Nazwa Ulfa Fadhilah 2413054074

oleh Nazwa Ulfa Fadhilah -

1. Pengasuhan anak dalam keluarga inti memungkinkan perhatian lebih intensif dari orang tua, karena keluarga ini hanya terdiri dari orang tua dan anak. Hal ini memberi orang tua kendali besar dalam membentuk pola asuh dan nilai-nilai. Namun, tantangan yang muncul adalah kurangnya dukungan dari keluarga besar, terutama saat orang tua bekerja atau mengalami kesulitan. Meski begitu, jika orang tua dapat mengelola waktu dan perhatian dengan baik, lingkungan hangat dan aman dapat tercipta, serta komunikasi yang terbuka dengan anak dapat terjalin. Namun, saat kedua orang tua sibuk bekerja, waktu kebersamaan dengan anak menjadi terbatas, sehingga penting bagi keluarga inti untuk mengatur prioritas dan mencari dukungan tambahan bila diperlukan.

2. Pengasuhan anak dalam keluarga besar memberikan keuntungan berupa interaksi dengan banyak anggota keluarga, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. Hal ini memungkinkan anak belajar nilai-nilai sosial yang beragam dan memiliki pengalaman sosial yang lebih luas. Dukungan dari keluarga besar juga meringankan beban pengasuhan bagi orang tua, terutama saat mereka sibuk. Kakek dan nenek sering berperan memberikan perhatian lebih pada cucu, menciptakan rasa aman bagi anak. Namun, tantangan utama adalah perbedaan pola asuh di antara anggota keluarga yang dapat membingungkan anak dan perbedaan generasi yang mempengaruhi konsistensi pengasuhan. Komunikasi antar anggota keluarga sangat penting untuk mencapai kesepahaman dalam mendidik anak.

3. Pengasuhan anak oleh orang tua tunggal menghadirkan tantangan, terutama terkait stabilitas emosional dan dukungan. Kehilangan satu orang tua, baik karena perceraian, kematian, atau alasan lain, dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak. Orang tua tunggal juga sering menghadapi tantangan keuangan dan waktu, karena harus menjalankan peran ganda sebagai penyedia dan pengasuh. Namun, orang tua tunggal berupaya memberikan perhatian maksimal agar anak merasa dicintai. Meskipun beban tanggung jawab lebih besar, pengasuhan penuh kasih dapat membantu anak tumbuh dengan baik, dan dukungan sosial dari teman atau keluarga besar penting untuk menjaga keseimbangan emosi anak.

4. Dalam keluarga di mana kedua orang tua bekerja, pengasuhan anak sering melibatkan bantuan pihak ketiga, seperti lembaga pengasuhan atau pengasuh pribadi, yang dapat mengurangi waktu berkualitas bersama orang tua. Hal ini bisa mempengaruhi kedekatan emosional anak dengan orang tua jika tidak diatasi dengan pengaturan waktu yang baik. Untuk mengatasi tantangan ini, orang tua perlu membuat jadwal khusus untuk aktivitas bersama, seperti di akhir pekan atau rutinitas harian sebelum tidur. Momen-momen ini penting agar anak merasa didengar dan diperhatikan. Komunikasi yang efektif dan perencanaan waktu yang baik menjadi kunci menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pengasuhan.

5. Situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi, seperti pandemi Covid-19, memengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan anak, di mana banyak anak belajar dari rumah dan kehilangan interaksi sosial. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi, stres, dan kebosanan. Orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dan menjaga semangat belajar anak. Membuat rutinitas yang seimbang antara belajar, bermain, dan aktivitas fisik di rumah membantu menciptakan kenyamanan. Komunikasi terbuka tentang situasi yang terjadi, dengan penjelasan sederhana namun jujur, membantu anak merasa aman dan mengelola emosinya. Lingkungan belajar yang mendukung dan kehadiran orang tua sebagai sumber dukungan menjaga motivasi dan stabilitas anak.

Sebagai balasan Ari Sofia

revalia asmarani

oleh 2413054073 2413054073 -

1. pendidikan anak yang diasauh oleh keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak. keluarga inti adalah lingkungan pertama tempat anak brlajar dan berkbang, dimana orang tua mengajarkan anak untuk belajar tentang moral dan etika dan mengajarkan anak untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, jadi peran orang tua disini sangat penting jangan sampai orang tua tidak peduli kepada anak atau terlalu sibuk bekerja sehingga mengabaikan anak. orangtua yang aktif terlibat dalam pendidikan anak dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang, penuh empati, cerdas, dan siap menghadapi tantangan hidup.

2. pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga besar (extended family) melibatkan banyak individu seperti kakek, nenek, bibi, paman dan kerabat lainnya. Pendidikan anak dalam keluarga besar dapat memberikan keuntungan berupa keberagaman pandangan, banyaknya sumber dukungan, dan kesempatan untuk belajar berbagai keterampilan sosial. Namun, tantangan yang perlu dihadapi adalah potensi perbedaan pandangan dalam hal pengasuhan, pengelolaan konflik antar anggota keluarga, dan kebingungan dalam mengikuti banyak aturan yang berbeda. Kunci utama untuk memaksimalkan manfaat pendidikan dalam keluarga besar adalah komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan konsistensi dalam mendukung perkembangan anak.

3.  Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tunggal (single parent) memiliki dinamika yang berbeda dibandingkan dengan keluarga inti atau keluarga besar. Pendidikan anak dalam keluarga tunggal sangat bergantung pada kemampuan orangtua untuk mengelola waktu, emosi, dan sumber daya dengan baik. Meskipun menghadapi banyak tantangan, orangtua tunggal yang dapat memberikan perhatian penuh dan mendukung perkembangan anak secara positif dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan mendukung bagi anak. Kuncinya adalah menjaga komunikasi terbuka, mencari dukungan dari keluarga dan teman, serta menciptakan rutinitas yang mendukung kesejahteraan anak, baik secara emosional, sosial, maupun akademis.

4. Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga suami-istri yang keduanya bekerja memiliki tantangan dan kelebihan tersendiri. Dalam keluarga seperti ini, orangtua biasanya harus menyeimbangkan antara kewajiban profesional dan tanggung jawab pengasuhan. Hal ini memengaruhi pola pendidikan anak, baik dari segi waktu yang dapat diluangkan untuk anak, kualitas interaksi. sebagai orang tua juga bisa setelah pulang kerja bertanya kepada anak, nak bagai mana hari ini happy atau engga, intinya harus menjaga komunikasi agar tetap baik.

5. Pendidikan anak dalam situasi bencana, keadaan darurat, atau pandemi memiliki tantangan yang sangat besar, baik dari segi akses, kualitas, maupun kesejahteraan fisik dan emosional anak. Dalam kondisi seperti ini, banyak aspek pendidikan yang terganggu, seperti proses belajar di sekolah, interaksi sosial, serta pengasuhan yang memadai. Namun, meskipun penuh tantangan, pendidikan anak dalam situasi bencana juga bisa menciptakan kesempatan untuk beradaptasi, belajar melalui pengalaman, dan menemukan cara-cara inovatif dalam proses belajar.

Sebagai balasan Ari Sofia

Putri Maulani 2413054084 kelas 1c

oleh Putri Maulani Kelas 3C -

1.Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti(keluarga inti).

Family inti merupakan keluarga inti yang beranggotakan dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah darinya saudara dan keluarga lainnya. Keluarga inti juga diartikan sebagai keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah), isteri (ibu rmah tangga), dan anak-anak. Dalam Inti keluarga, peran orang tua sangat penting terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru anak dalam keluarga. Oleh karena itu, mengasuh orang tua terhadap anak adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua dan dapat dipenuhi secara baik dan benar.(Purnamasari dkk., 2022)

2.Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar (keluarga besar) 

Dalam keluarga besar atau keluarga besar, proses pengasuhan anak melibatkan lebih dari sekadar peran dominan orang tua. Keluarga besar dapat memberikan intervensi bahkan dominasi dalam pengasuhan anak. Pengasuhan dalam konteks keluarga besar melibatkan berbagai pihak selain orang tua kandung. Hubungan antara partisipan seperti orang tua, kakek nenek, paman, bibi, dan anak berkembang melalui komunikasi yang sering terjadi, terutama dalam konteks pengasuhan anak. campur tangan pihak ketiga dapat menyebabkan perbedaan pandangan yang berdampak mempengaruhi cara pengasuhan yang berbeda anak. Dalam penelitian menjelaskan bahwa ditemukan suatu kenyataan dimana anggota keluarga besar menunjukkan tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan anak, jika dibandingkan dengan peran ibu sebagai orang tua. Oleh karena itu, terlihat seolah-olah mereka memiliki pengaruh dominan dalam mengasuh anak. Keterlibatan yang tinggi dari pihak ketiga dalam berinteraksi dengan anak – anak dalam lingkup keluarga menyebabkan anak besar – anak merasa lebih dekat, akrab dan terbuka terhadap nenek dan kakek mereka. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh sebuah kesimpulan bahwa dalam menyelesaikan masalah keluarga cenderung mengambil gaya kolaborasi dimana mereka mengambil jalan berdiskusi dengan anggota keluarga yang bermasalah untuk mencari jalan keluarnya bersamasama.(Dheasari, 2024)

3.Pendidikan anak yang diasuh keluarga tunggal (orang tua tunggal)

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tunggal akan berbeda-beda dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang utuh. Baumrind mengatakan bahwa gaya pola asuh orang tua ada empat tipe yaitu otoriter, demokratis, permisif,Single parent dalam menjalani kehidupan keluarga tanpa adanya pasangan,sehingga harus mandiri dalam menjalankan tugas dan ketenangan yaitu sebagai seorang ayah sebagai seorang ibu, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, pola asuh dari orang tua tunggal dapat berdampak pada perubahan peran serta beban yang harusditanggung untuk mengasuh anak. Selain itu, pengasuhan orang tua tunggal juga berdampak pada perkembangan sosial emosional anak.(Asriyani et al., 2023)

4. Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami istri bekerja

Pembagian peran keluarga dalam rumah tangga suami istri bekerja dilakukankarena keduanya harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah adalahpenanggung jawab dalam perkembangan anak-anaknya, baik secara fisik maupunsecara psikologis. Tugas Ayah adalah memenuhi kebutuhan secara fisik seperti makan,minum, sandang dan sebagainya, ayah juga dituntun agar aktif dalam membina perkembangan pendidikan pada anak .Adapun peran ibu dalam pendidikan anaksangat besar, bahkan mendominasi. Peranan ibu dalam pendidikan anak merupakan sumber kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mengungkapkan isi hati,pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pendidik dalam segi-segi emosional.Kenyataannya di lapangan, mendidik dan membesarkan anak lebih yang dibebankan kepada ibu, sedangkan ayah hanya menyediakan mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga tidak ikut mengasuh, mendidik dan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak.Padahal kualitas pengasuhan ibu atau ayah harus disejajarkan karena pengalamanyang dialami bersama ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasanantinya Pentingnya orang tua menyediakan waktu khusus bersama anak dapatterjalinnya ikatan yang kuat antara orang tua dan anak sehingga anak mendapatkankesejahteraan psikologis. Hal ini akan mengoptimalkan perkembangan anak dalamberbagai aspek perkembangan. Keterlibatan orang tua baik ibu maupun ayah menjadisangat penting karena dari keduanya, anak akan mendapatkan pengasuhan dari doasisi yang akan saling mempengaruhi perkembangannya. Keterlibatan ibu dan ayahdalam perawatan anak dapat diukur dari berapa lama waktu yang dihabiskan bersamaserta kegiatan apa saja yang dapat dilakukan bersama.(Fajrin & Purwastuti, 2022)

5.Pendidikan anak disituasi bencana/gawat darurat/pandemi

Pendidikan anak dalam situasi bencana atau keadaan darurat seperti pandemimemiliki tantangan yang signifikan. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan

meliputi:Akses terhadap Pendidikan: Anak-anak dalam situasi bencana atau pandemisering kehilangan akses ke sekolah fisik, yang berdampak pada proses belajarmengajar. Pembelajaran jarak jauh, seperti penggunaan teknologi digital,menjadi salah satu alternatif, meskipun aksesnya tidak merata.Kesejahteraan Emosional dan Psikologis: Anak-anak yang mengalami bencana atau pandemi cenderung mengalami stres, trauma, dan kecemasan yang dapatmengganggu konsentrasi belajar mereka. Dukungan psikososial sangat penting.

Sebagai balasan Ari Sofia

Yuliana Puspita Sari

oleh Yuliana Puspita Sari 3B -

1. Pendidikan Anak yang diasuh keluarga inti (family inti).

Struktur keluarga inti,biasanya terdiri atas orang tua dan anak anak saja. Sehingga nya orang tua memiliki kendali lebih besar dalam membentuk pola asuh dan menerapkan nilai-nilai yang di inginkan. Keluarga inti yang mampu mengelola waktu dan perhatian dengan baik dapat menciptakan lingkungan yang hangat dan aman bagi anak. 

Namun, dalam kondisi di mana kedua orang tua sibuk bekerja, anak mungkin menghadapi keterbatasan waktu kebersamaan dengan orang tua. Oleh karena itu, keluarga inti perlu mengatur prioritas dan waktu dengan baik untuk menjaga kualitas pengasuhan, serta mempertimbangkan alternatif dukungan jika diperlukan.

2. Pendidikan Anak yang diasuh keluarga besar (keluarga besar).

Pengasuhan anak dalam keluarga besar memberikan keuntungan berupa interaksi dengan banyak anggota keluarga, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. Hal ini memungkinkan anak belajar nilai-nilai sosial yang beragam dan memiliki pengalaman sosial yang lebih luas.

Dukungan dari keluarga besar juga meringankan beban pengasuhan bagi orang tua, terutama saat mereka sibuk. Kakek dan nenek sering berperan memberikan perhatian lebih pada cucu, menciptakan rasa aman bagi anak. Namun tantangan utamanya adalah perbedaan pola asuh di antara anggota keluarga yang dapat membingungkan anak dan perbedaan generasi yang mempengaruhi konsistensi pengasuhan. Komunikasi antar anggota keluarga sangat penting untuk mencapai kesepahaman dalam mendidik anak.

3. Pendidikan Anak yang diasuh oleh keluarga tunggal (singel parent).

Pengasuhan anak oleh orang tua tunggal menghadirkan tantangan, terutama terkait stabilitas emosional dan dukungan. Kehilangan satu orang tua, baik karena perceraian, kematian, atau alasan lain, dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak. Orang tua tunggal juga sering menghadapi tantangan keuangan dan waktu, karena harus menjalankan peran ganda sebagai penyedia dan pengasuh. 

Namun, orang tua tunggal berusaha memberikan perhatian maksimal agar anak merasa dicintai. Meskipun beban tanggung jawab lebih besar, pengasuhan penuh kasih dapat membantu anak tumbuh dengan baik, dan dukungan sosial dari teman atau keluarga besar penting untuk menjaga keseimbangan emosi anak.

4. Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami-istri bekerja.

Dalam keluarga di mana kedua orang tua bekerja, pengasuh anak sering melibatkan bantuan pihak ketiga, seperti pengasuh atau pengasuh pribadi, yang dapat mengurangi waktu berkualitas bersama orang tua. Hal ini dapat mempengaruhi kedekatan emosional anak dengan orang tua jika tidak diatasi dengan pengaturan waktu yang baik. 

Untuk mengatasi tantangan ini, orang tua perlu membuat jadwal khusus untuk aktivitas bersama, seperti di akhir pekan atau rutinitas harian sebelum tidur. Momen-momen ini penting agar anak merasa didengarkan dan diperhatikan. Komunikasi yang efektif dan perencanaan waktu yang baik menjadi kunci menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pengasuhan.

5. Pendidikan Anak yang di situasi bencana/gawat darurat/pandemi.

Situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi, seperti pandemi Covid-19, mempengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan anak, di mana banyak anak belajar dari rumah dan kehilangan interaksi sosial. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terlindungi, stres, dan kebosanan. 

Orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dan menjaga semangat belajar anak. Membuat rutinitas yang seimbang antara belajar, bermain, dan aktivitas fisik di rumah membantu menciptakan kenyamanan. Komunikasi terbuka tentang situasi yang terjadi, dengan penjelasan sederhana namun jujur, membantu anak merasa aman dan mengelola emosinya. Lingkungan belajar yang mendukung dan kehadiran orang tua sebagai sumber dukungan menjaga motivasi dan stabilitas anak.

Sebagai balasan Ari Sofia

Shakila Aulia_2413054078

oleh Shakila Aulia -

1. Keluarga inti = terdiri dari ayah, ibu, dan anak.  Proses pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua di rumah menjadi sangat berpengaruh terhadap pembentukan nilai, norma, dan perilaku anak. Inti keluarga memungkinkan penerapan disiplin yang lebih konsisten dan terstruktur Tanpa adanya pengaruh dari anggota keluarga lainnya maka dapat lebih mudah bagi keluarga inti untuk menerapkan aturan dan konsistensi dalam pendidikan anak. Anak yang diasuh dalam keluarga inti, maka mereka akan memiliki komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. mereka cenderung memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi. Mereka belajar untuk mengelola keinginan dan memahami batasan yang ada, sehingga lebih siap menghadapi tantangan di luar rumah.

2. anak dibesarkan tidak hanya oleh orang tua tetapi juga oleh anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek, dan kerabat lainnya. Pengasuhan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu : Anak yang diasuh dalam keluarga besar cenderung mendapatkan dukungan emosional yang lebih luas, keluarga besar akan sangat memungkinkan untuk anak belajar nilai-nilai dan budaya yang diwariskan secara langsung dari generasi sebelumnya,  dengan ada banyak figur dewasa dengan Latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda maka akan membuat anak memiliki banyak sudut pandang dalam kehidupan. pengasuhan dalam keluarga besar juga memiliki tantangan, seperti perbedaan pandangan atau konflik antar anggota keluarga mengenai pola asuh yang tepat. Hal itu dapat mempengaruhi konsistensi dalam pengasuhan dan membingungkan anak.

3. Hanya satu orang tua yang bertanggung jawab atas pengasuhan dan pendidikan anak, menuntut strategi dan penyesuaian khusus. Tantangan dalam pengasuhan ini terletak pada pembagian peran dan tanggung jawab. Orang tua tunggal harus menjalankan berbagai peran sekaligus: pencari nafkah, pengasuh, pendidik, dan pemberi dukungan emosional. Aspek ekonomi sering menjadi tantangan terbesar bagi orang tua tunggal karena pendapatan orang tua tunggal dapat membatasi akses anak dengan orang tua nya. Orang tua harus pintar dalam mengatur waktu dan prioritas agar dapat memenuhi kebutuhan anak. sangat penting memperhatikan kesehatan mental orang tua tunggal. karena beban tanggung jawab mereka yang besar dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan terbebani. Model pengasuhan yang efektif dalam keluarga tunggal harus fleksibel dan adaptif. Dimana orang tua perlu menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

4. Keterlibatan orang tua dalam mengasuh anak di keluarga yang suami istri sama bekerja sering kali menimbulkan perasaan bersalah, terutama pada istri yang berusaha mengembangkan diri secara profesional tetapi harus dihadapkan dengan pandangan tradisional yang menempatkan keluarga sebagai prioritas utama. meskipun berkeluarga dengan suami istri bekerja menghadapi tantangan dalam pembagian peran dan merasa bersalah, mereka juga dapat memberikan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan anak-anak mereka melalui praktik kerja yang fleksibel dan dukungan yang memadai.

5. Pendidikan anak dalam situasi bencana atau pandemi mencakup berbagai aspek penting yang memastikan anak tetap dapat belajar. Dalam situasi darurat bencana, peran orang tua menjadi sangat penting dan sangat diperlukan sebagai pendamping anak di rumah karena keadaan darurat dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada anak-anak. Maka Pemerintah dan lembaga pendidikan harus melakukan penyesuaian kurikulum agar lebih fleksibel, dan menyesuaikan kebutuhan anak-anak di masa bencana.

Sebagai balasan Ari Sofia

BUNGA DWI LESTARI

oleh Bunga dwi lestari Kelas C -

1.Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak keluarga inti termasuk sebagai unit sosial dasar yang memainkan peran penting dalam pendidikan dan pengasuh anak dan juga membentuk nilai nilai, dan norma sosial dalam masyarakat 

2.extended family atau bisa di sebut keluarga besar,keluarga yg lebih dari sekedar orang tua dan anak tetapi bisa termasuk dri krabat lain nya seperti nenek,kake,paman,bibi dan lain lain keluarga besar juga termasuk generasi tinggal bersama atau dekat satu sama lain.keluarga besar atau extented family juga dianggap sebagai unit sosial yang lebih kuat dibandinhkan keluarga kecil

3.single parent atau anak  yang di asuh oleh keluarga tunggal yang dilakukan atau di asuh oleh orang tua baik ayah atau ibu tanpa kehadiaran pasangan keluarga tunggal yang sering menghadapi beberapantantangan di dalam keluarga nya termasuk masalah ekonomi dan waktu.

4.pendidikan anak yg di atur keluarga suami istri bekerja proses pengasuhan dan pendidikan anak yang di lakukan oleh kefua orang tua yang memiliki tanggung jawab untuk mendidi anak nya meskipun keduanya terlibat dalam pekerjaan atau sibuk dengan pekerjaan.

5.pendidikan anak dalam situasi becanda gawat darurat memberikan anak yang tekena dampak bencana alam,konflik atau keadaan darurat lainya,melalui pendidikan dalam situasi bencana anak anak dapat di lindungi,diversayakan, dan diberikan harapn untuk masa depan meskipun menghadapi tantangan yang signifikan.

Sebagai balasan Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

oleh Zahira Hana Dawamah kelas 3c -

1. Anak yang diasuh keluarga inti (familly inti). Pendidikan anak dalam keluarga perlu di perhatikan dalam memberikan kasih sayang, jangan berlebihan dan juga kurang. Keluarga harus pandai dan tepat dalam memberi kasih sayang kepada anaknya. Pendidikan keluarga sangat penting dan  berpengaruh dalam mendidik anak. Ada beberapa aspek pendidikan yang sangat penting untuk di berikan dan diperhatikan orang tua. Yaitu, 1. Pendidikan ibadah, 2. Pendidikan akhlak, 3. Pendidikan akidah.

2. Anak yang diasuh keluarga besar (keluarga besar). Pola asuh orang tua pengganti pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan tingkah laku anak. Pola asuh otoriter cenderung menghasilkan anak dengan ciri kurang matang, kurang kreatif dan inisiatif, tidak tegas dalam menentukan baik buruk. Benar salah, suka menyendiri. Pola asuh permisif cenderung lebih bebas dan tidak mengindahkan peraturan, sulit mengendalikan diri dan emosi tidak stabil. Di asuh pola demokratis menunjukan kematangan jiwa yang baik, emosi stab, punya rasa tanggung jawab.

3. Anak di asuh keluarga tunggal (singel parent). Masalah yang yang dialami ibu tunggal dapat terpecah menjadi tiga aspek, yaitu aspek sosial, aspek ekonomi,  dan aspek psikologis. Pada aspek sosial, ibu tunggal cenderung mengurung diri di rumah untuk  menghindari menjadi bahan perbincangan karena adanya stereotip masyarakat yang negatif  dalam memandang status janda. Pada aspek ekonomi, ibu tunggal  sering dijumpai masalah keuangan yang tergolong belum cukup untuk memenuhi segala  kebutuhan dalam mengasuh anak seorang diri, sementara pada aspek psikologis ibu tunggal  merasakan kesedihan yang mendalam, stres, sering melamun, serta kesulitan tidur 

4.Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami-istri bekerja. Dual Earner Family Pasangan pencari nafkah ganda yaitu pasangan  yang keduanya sama-sama bekerja dan mengurus kehidupan rumah tangga.  Pembagian peran antar suami istri ini menjadi penting  agar tidak terjadi konflik. Peran suami istri yang tidak seimbang seperti pembagian  tanggung jawab yang tidak seimbang serta pembagian waktu yang tidak seimbang  yang dilakukan suami dan istri untuk keluarga dan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakstabilan pernikahan. Keseimbangan antara  pekerjaan dan tuntutan keluarga memfasilitasi perasaan puas ketika orang tua merasa  tidak terpenuhinya tanggung jawab mereka dalam mengasuh anak. Secara khusus, wanita  yang bercita-cita untuk pengembangan pribadi dan profesional berdasarkan kesamaan gender  harus bermimpi dengan pemandangan tradisional yang mengutamakan keluarga.

5.Pendidikan anak di situasi bencana/gawat darurat/pandemi). Hak atas pendidikan termasuk pelatihan dan bimbingan keterampilan (KHA pasal 28, UUPA pasal 9). Dalam situasi pasca bencana, kerusakan sarana dan prasarana pendidikan termasuk prasarana perhubungan serta situasi-situasi seperti kehidupan keluarga anak dan keluarga guru yang tidak normal dapat menyebabkan proses belajar-mengajar reguler terhenti. Terganggunya perekonomian akibat bencana juga menempatkan anak-anak dalam posisi rawan putus sekolah. Berdasarkan kondisi ini, program-program pendidikan alternatif yang diberikan para pemangku kepentingan akan sangat membantu para korban anak. Program sekolah darurat, program menggambar, bercerita, Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah program yang sering dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan dan hak anak atas pendidikan dalam masa tanggap darurat. 




Sebagai balasan Ari Sofia

Heni kumala sari (2413054069) Kelas 1 C

oleh Heni kumala sari 2413054069 (3A) -

1. Pendidikan anak dalam keluarga inti (nuclear family) yaitu proses pembentukan karakter, nilai, dan keterampilan anak yang dilakukan oleh orang tua dan saudara kandung di lingkungan keluarga kecil. Keluarga inti biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, oleh karena itu pendidikan lebih berfokus pada interaksi langsung dan kedekatan emosional. Orang tua memiliki peran utama menjadi pendidik pertama, mengajarkan nilai-nilai moral, etika, tanggung jawab, dan memberikan dukungan emosional, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.

2. Pendidikan anak dalam keluarga besar (extended family) yaitu proses pembelajaran yang melibatkan tidak hanya orang tua, tetapi juga anggota keluarga lain seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan sepupu. Anak mendapatkan banyak pengalaman dari berbagai figur dewasa, sehingga nilai-nilai budaya, tradisi, dan kebiasaan keluarga lebih mudah diturunkan.

3. Pendidikan anak dalam keluarga tunggal (single parent) yaitu proses mendidik anak yang dilakukan oleh satu orang tua saja, ayah atau ibu. Orang tua tunggal berperan ganda, yaitu sebagai pengasuh, pendidik, dan pencari nafkah. Meskipun tantangannya lebih besar, orang tua tunggal berusaha memberikan perhatian, kasih sayang, dan nilai-nilai penting untuk membentuk karakter anak, sambil memastikan kebutuhan fisik dan emosional anak tetap terpenuhi.

4. Pendidikan anak dalam keluarga di mana suami istri bekerja adalah proses mendidik anak yang dilakukan di tengah kesibukan kedua orang tua. Orang tua biasanya harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga sering melibatkan pengasuh, daycare, atau sekolah untuk membantu mengawasi dan mendidik anak. Meskipun waktu bersama anak mungkin terbatas, orang tua tetap berusaha memberikan perhatian, kasih sayang, dan memastikan anak mendapatkan pendidikan yang baik, baik di rumah maupun dari lingkungan luar.

5. Pendidikan anak di situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan akses ke fasilitas pendidikan, tekanan psikologis, dan perubahan cara pembelajaran. Dalam konteks ini, pendekatan yang fleksibel, inovatif, dan inklusif sangat penting untuk memastikan anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak.Pendidikan anak di situasi darurat menuntut kreativitas dan sinergi semua pihak untuk memastikan hak anak terhadap pendidikan tetap terpenuhi.

Sebagai balasan Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

oleh MINNARSIH 2413054086 -
1.Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti(family inti).
Family inti merupakan keluarga inti yang beranggotakan dari orang tua dan
anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari
saudara dan keluarga lainnya. Keluarga inti juga diartikan sebagai keluarga yang
terrdiri dari suami (pencari nafkah), isteri (ibu rmah tangga), dan anak-anak. Dalam
Family inti, peran orang tua sangat penting terhadap tumbuh kembang anak. Orang
tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru anak dalam keluarga. Oleh
Karena itu, pengasuhan orang tua terhadap anak ialah serangkaian kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh orang tua dan dapat dipenuhi secara baik dan
benar.(Purnamasari et al., 2022)
2.Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar(family extended)
Dalam keluarga besar atau extended family, proses pengasuhan anak
melibatkan lebih dari sekadar peran dominan orang tua. Keluarga besar dapat
memberikan intervensi bahkan dominasi dalam pengasuhan anak. Pengasuhan dalam
konteks keluarga besar melibatkan berbagai pihak selain orang tua kandung.
Hubungan antara partisipan seperti orang tua, kakek nenek, paman, bibi, dan anak
berkembang melalui komunikasi yang seringkali bertentangan, terutama dalam
konteks pengasuhan anak. campur tangan pihak ketiga dapat menyebabkan perbedaan
pandangan yang berpotensi memengaruhi cara pengasuhan yang berbeda kepada
anak. Dalam penelitian menjelaskan bahwa ditemukan suatu kenyataan dimana
anggota keluarga besar menunjukkan tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan anak,
jika dibandingkan dengan peran ibu sebagai orang tua. Oleh karena itu, terlihat
seolah-olah mereka memiliki pengaruh dominan dalam mengasuh anak. Keterlibatan
yang tinggi dari pihak ketiga dalam berinteraksi dengan anak – anak dalam lingkup
keluarga besar menyebabkan anak – anak merasa lebih dekat, akrab dan terbuka
terhadap nenek dan kakek mereka. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan sebuah
kesimpulan bahwa dalam menyelesaikan masalah tersebut keluarga cenderung
mengambil gaya collaboration dimana mereka mengambil jalan berdiskusi dengan
anggota keluarga yang bermasalah untuk mencari jalan keluarnya bersama-
sama.(Dheasari, 2024)
3.Pendidikan anak yang diasuh keluarga tunggal (singgle parent)
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tunggal (single parent) akan berbeda
dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang utuh. Baumrind mengatakan
bahwa gaya pola asuh orang-tua ada empat tipe yaitu otoriter, demokratis, permisif,
Single parent dalam menjalankan kehidupan keluarga tanpa adanya pasangan,
sehingga harus mandiri dalam menjalankan tugas dan perannya yaitu sebagai seorang
ayah sekaligus sebagai seorang ibu, begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, pola asuh
dari single parent dapat berdampak pada perubahan peran serta beban yang harus
ditanggung untuk mengasuh anak. Selain itu, pengasuhan single parent juga
berdampak pada perkembangan sosial emosional anak.(Asriyani et al., 2023)
Pada aspek perkembangan sosial, dampak yang terjadi pada masa anak-anak
diantaranya:
1. Semakin mandirinya anak dan hubungannya dengan keluarga akan semakin
menjauh.
2. Anak lebih suka untuk membentuk pertemanan dan membuat kelompok
dengan teman sebayanya.
3. Anak memiliki keinginan untuk disukai temannya ketika bermain.
4.Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami istri bekerja
Pembagian peran keluarga dalam rumah tangga suami istri bekerja dilakukan
karena keduanya harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah adalah
penanggung jawab dalam perkembangan anak-anaknya, baik secara fisik maupun
secara psikis. Tugas Ayah adalah memenuhi kebutuhan secara fisik seperti makan,
minum, sandang dan sebagainya, ayah juga dituntun agar aktif dalam membina
perkembangan pendidikan pada anak .Adapun peran ibu dalam pendidikan anak
sangat besar, bahkan mendominasi. Peranan ibu dalam pendidikan anak merupakan
sumber kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati,
pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pendidik dalam segi-segi emosional.
Kenyataannya di lapangan, mendidik dan membesarkan anak lebih dibebankan
kepada ibu, sedangkan ayah hanya bertugas mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga,
sehingga tidak ikut mengasuh, mendidik dan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak.
Padahal kualitas pengasuhan ibu atau ayah harus disejajarkan karena pengalaman
yang dialami bersama ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa
nantinya Pentingnya orang tua menyediakan waktu khusus bersama anak dapat
menjalin ikatan yang kuat antara orang tua dan anak sehingga anak mendapatkan
kesejahteraan psikologis. Hal ini akan mengoptimalkan perkembangan anak dalam
berbagai aspek perkembangan. Keterlibatan orang tua baik ibu maupun ayah menjadi
sangat penting karena dari keduanya, anak akan mendapatkan pengasuhan dari dua
sisi yang akan saling mempengaruhi perkembangannya. Keterlibatan ibu dan ayah
dalam perawatan anak dapat dinilai dari berapa lama waktu yang dihabiskan bersama
serta kegiatan apa saja yang dapat dilakukan bersama.(Fajrin & Purwastuti, 2022)
5.Pendidikan anak disituasi bencana/gawat darurat/pandemi
Pendidikan anak dalam situasi bencana atau keadaan darurat seperti pandemi
memiliki tantangan yang signifikan. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan
meliputi:
 Akses terhadap Pendidikan: Anak-anak dalam situasi bencana atau pandemi
sering kehilangan akses ke sekolah fisik, yang berdampak pada proses belajar
mengajar. Pembelajaran jarak jauh, seperti penggunaan teknologi digital,
menjadi salah satu alternatif, meskipun aksesnya tidak merata.
 Kesejahteraan Emosional dan Psikologis: Anak-anak yang mengalami bencana
atau pandemi cenderung mengalami stres, trauma, dan kecemasan yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar mereka. Dukungan psikososial sangat penting
untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola
emosi mereka.
 Fleksibilitas Kurikulum: Dalam situasi darurat, kurikulum perlu disesuaikan
agar tetap relevan dan efektif. Materi pelajaran harus lebih ringkas dan lebih
berfokus pada keterampilan dasar, seperti literasi dan numerasi, serta
keterampilan hidup (life skills) yang relevan untuk situasi bencana atau
pandemi.
 Pelatihan Guru: Guru memerlukan pelatihan khusus untuk mengajar dalam
kondisi darurat, seperti mengelola pembelajaran jarak jauh, mengatasi
hambatan teknologi, dan memberikan dukungan emosional kepada siswa.
 Peran Orang Tua dan Komunitas: Dalam situasi darurat, peran orang tua dan
komunitas menjadi lebih penting karena mereka sering kali menjadi
pendukung utama dalam pembelajaran anak di rumah. Pelatihan untuk orang
tua agar dapat membantu anak belajar di rumah dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
 Kebijakan dan Dukungan Pemerintah: Kebijakan pemerintah yang mendukung
pendidikan dalam situasi darurat, seperti bantuan alat belajar, platform online
gratis, dan program pengembangan mental untuk anak-anak, sangat penting
untuk menjaga keberlangsungan pendidikan.
 Penyediaan Infrastruktur Teknologi: Di masa pandemi, akses internet dan
perangkat teknologi menjadi kebutuhan mendasar untuk pembelajaran jarak
jauh. Pemerintah dan organisasi terkait perlu mendukung penyediaan
infrastruktur teknologi di daerah yang sulit dijangkau.
Meningkatkan resiliensi pendidikan dalam situasi bencana atau darurat memerlukan
sinergi antara pemerintah, sekolah, komunitas, dan pihak swasta untuk memastikan
bahwa anak-anak tetap mendapatkan haknya untuk belajar meskipun di tengah
krisis.(Kemendikbud Ristek, 2021)
Sebagai balasan Ari Sofia

Maria Ansarika Kaloko (2413054080) Kelas C

oleh Maria Ansarika Kaloko -

1. Di keluarga inti, fokus pengasuhan biasanya lebih konsisten karena kedua orang tua bisa berbagi tanggung jawab, termasuk dalam hal pendidikan. Anak di keluarga inti biasanya punya akses yang stabil ke bimbingan pendidikan karena orang tua punya perhatian penuh pada mereka. Namun, tantangannya bisa terjadi kalau kedua orang tua sibuk bekerja, jadi waktu bersama anak bisa terbatas.

2. Dalam keluarga besar, biasanya ada lebih banyak sosok dewasa di sekitar anak, seperti kakek-nenek atau paman-bibi. Anak bisa mendapat lebih banyak dukungan dan perhatian dari banyak pihak, yang baik untuk perkembangan sosial dan emosionalnya. Pendidikan mereka juga bisa lebih terbantu karena adanya figur lain yang bisa memberi nasihat atau bimbingan belajar. Tapi, tantangannya adalah kadang terlalu banyak pengaruh bisa bikin anak bingung, terutama jika ada perbedaan pandangan soal pendidikan atau disiplin.

3. Orang tua tunggal seringkali menghadapi tantangan lebih besar karena harus menjalankan peran ayah sekaligus ibu. Kadang waktu dan energi buat mengawasi pendidikan anak jadi terbatas, apalagi kalau orang tua harus bekerja penuh waktu. Tapi banyak orang tua tunggal yang bisa memberikan dukungan luar biasa, dan biasanya anak-anak jadi lebih mandiri karena mereka terbiasa melihat orang tua mereka bekerja keras. Tantangan di sini adalah bagaimana orang tua tunggal bisa menyeimbangkan waktu antara mencari nafkah dan mendampingi anak belajar.

4. Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami istri bekerja Pembagian peran keluarga dalam rumah tangga suami istri bekerja dilakukan karena keduanya harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah adalah penanggung jawab dalam perkembangan anak-anaknya, baik secara fisik maupun secara psikologis. Tugas Ayah adalah memenuhi kebutuhan secara fisik seperti makan,minum, sandang dan sebagainya, ayah juga dituntun agar aktif dalam membina perkembangan pendidikan pada anak .Adapun peran ibu dalam pendidikan anak sangat besar, bahkan mendominasi. Peranan ibu dalam pendidikan anak merupakan sumber kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mengungkapkan isi hati,pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pendidik dalam segi-segi emosional.Kenyataannya di lapangan, mendidik dan membesarkan anak lebih yang dibebankan kepada ibu, sedangkan ayah hanya menyediakan mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga tidak ikut mengasuh, mendidik dan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak.Padahal kualitas pengasuhan ibu atau ayah harus disejajarkan karena pengalaman yang dialami bersama ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya Pentingnya orang tua menyediakan waktu khusus bersama anak dapat terjalinnya ikatan yang kuat antara orang tua dan anak sehingga anak mendapatkan kesejahteraan psikologis. Hal ini akan mengoptimalkan perkembangan anak dalam berbagai aspek perkembangan. Keterlibatan orang tua baik ibu maupun ayah menjadi sangat penting karena dari keduanya, anak akan mendapatkan pengasuhan dari dua sisi yang akan saling mempengaruhi perkembangannya. Keterlibatan ibu dan ayah dalam perawatan anak dapat diukur dari berapa lama waktu yang dihabiskan bersama serta kegiatan apa saja yang dapat dilakukan bersama.

5.Pendidikan anak disituasi bencana/gawat darurat/pandemi Pendidikan anak dalam situasi bencana atau keadaan darurat seperti pandemi memiliki tantangan yang signifikan. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi:

- Akses terhadap Pendidikan: Anak-anak dalam situasi bencana atau pandemi sering kehilangan akses ke sekolah fisik, yang berdampak pada proses belajar mengajar. Pembelajaran jarak jauh, seperti penggunaan teknologi digital, menjadi salah satu alternatif, meskipun aksesnya tidak merata.

- Kesejahteraan Emosional dan Psikologis: Anak-anak yang mengalami bencana atau pandemi cenderung mengalami stres, trauma, dan kecemasan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar mereka. Dukungan psikososial sangat penting untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola emosi mereka.

- Kurikulum Fleksibilitas: Dalam situasi darurat, kurikulum perlu disesuaikan agar tetap relevan dan efektif. Materi pelajaran harus lebih ringkas dan lebih fokus pada keterampilan dasar, seperti literasi dan numerasi, serta keterampilan hidup (life skill) yang relevan dengan situasi bencana atau pandemi.

- Pelatihan Guru: Guru memerlukan pelatihan khusus untuk mengajar dalam kondisi darurat, seperti mengelola pembelajaran jarak jauh, mengatasi hambatan teknologi, dan memberikan dukungan emosional kepada siswa.

- Peran Orang Tua dan Komunitas: Dalam situasi darurat, peran orang tua dan komunitas menjadi lebih penting karena mereka sering kali menjadi pendukung utama dalam pembelajaran anak di rumah. Pelatihan untuk orang tua agar dapat membantu anak belajar di rumah dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

- Kebijakan dan Dukungan Pemerintah: Kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan dalam situasi darurat, seperti bantuan alat belajar, platform online gratis, dan program pengembangan mental untuk anak-anak, sangat penting untuk menjaga keberlangsungan pendidikan.

- Penyediaan Infrastruktur Teknologi: Di ​​masa pandemi, akses internet dan perangkat teknologi menjadi kebutuhan mendasar untuk pembelajaran jarak jauh. Pemerintah dan organisasi terkait perlu mendukung penyediaan infrastruktur teknologi di daerah yang sulit dijangkau.

Sebagai balasan Ari Sofia

Alika Reznaluby Ghaitsa (2413054065)

oleh Alika Reznaluby Ghaitsa Kelas C -

1. Keluarga inti terdiri dari orang tua, dan anak yang masih menjadi tanggungan nya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari saudara dan keluarga lainnya. Dalam keluarga inti,biasanya anak lebih memiliki akses yang lebih luas dan intensif terhadap orang tua.memungkinkan orang tua untuk lebih memahami kebutuhan, minat, dan perkembangan anak secara individu. Peranan dan dukungan orang tua dapat berpengaruh terhadap pendidikan anak, baik itu keberhasilannya atau prestasinya dalam bidang akademik maupun non akademik.

2. Dalam keluarga besar, anak mendapatkan dukungan dari berbagai anggota keluarga, seperti kakek-nenek, paman, dan bibi, yang dapat memperkaya pengalaman dan perspektif mereka. Anak belajar berinteraksi dengan berbagai karakter dan kepribadian, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan empati.Keluarga besar sering kali memiliki lebih banyak kesempatan untuk berdiskusi tentang pendidikan dan pengasuhan, yang dapat meningkatkan pemahaman dan kolaborasi dalam mendidik anak.

3.Dalam keluarga tunggal, satu orang tua harus mengambil peran ganda sebagai pengasuh dan penyedia nafkah. Ini bisa menjadi tantangan karena waktu dan energi yang terbatas untuk mendidik anak.Keluarga tunggal sering kali menghadapi keterbatasan finansial dan sumber daya, yang dapat mempengaruhi akses anak terhadap pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan pengalaman belajar lainnya. Anak dalam keluarga tunggal mungkin mengalami tantangan emosional, seperti perasaan kehilangan atau ketidakstabilan. Orang tua perlu memberikan dukungan emosional yang kuat untuk membantu anak mengatasi perasaan ini. Meskipun ada keterbatasan, orang tua tunggal sering kali berusaha untuk terlibat secara aktif dalam pendidikan anak, baik di rumah maupun di sekolah, untuk memastikan anak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang diperlukan. Anak dalam keluarga tunggal sering kali belajar untuk mandiri lebih cepat, karena mereka mungkin perlu membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga atau tanggung jawab lainnya.

4. Kedua orang tua yang bekerja sering kali memiliki waktu terbatas untuk menghabiskan waktu bersama anak. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas interaksi dan pengawasan terhadap perkembangan anak. Orang tua yang bekerja biasanya berusaha untuk memastikan anak mendapatkan pendidikan formal yang baik, termasuk sekolah yang berkualitas. Selain itu, mereka mungkin juga mendorong kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung perkembangan keterampilan sosial dan minat anak. Meskipun sibuk, orang tua perlu tetap terlibat dalam pendidikan anak, seperti menghadiri pertemuan sekolah, membantu dengan pekerjaan rumah, dan mendukung kegiatan anak. Anak dalam keluarga dengan kedua orang tua yang bekerja sering kali diajarkan untuk mandiri lebih awal, karena mereka mungkin perlu mengatur waktu dan tanggung jawab mereka sendiri.

5. Meskipun dalam situasi darurat, pendidikan tetap harus menjadi prioritas. Anak-anak memerlukan akses ke pendidikan untuk mendukung perkembangan mereka dan mengurangi dampak psikososial dari situasi yang sulit. Dalam situasi darurat, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) sering kali diterapkan. Ini termasuk penggunaan teknologi seperti internet, televisi, dan radio untuk menyampaikan materi pendidikan. Penting untuk memastikan bahwa infrastruktur pendidikan, seperti akses internet dan perangkat belajar, tersedia untuk semua anak, terutama di daerah yang terkena dampak bencana. Pendidikan dalam situasi darurat harus mencakup dukungan psikososial untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan stres yang mungkin mereka alami akibat bencana atau pandemi. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan yang fleksibel untuk menanggapi kebutuhan pendidikan anak dalam situasi darurat, termasuk penyesuaian kurikulum dan evaluasi. Menyediakan sumber daya pendidikan yang mudah diakses, seperti buku, modul pembelajaran, dan alat bantu belajar, sangat penting untuk mendukung pendidikan anak.

Sebagai balasan Ari Sofia

Nuriska Aulia_2413054066_1C

oleh Nuriska Aulia -
1.Pendidikan anak yang diasuh (Family inti) Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, memiliki peran krusial dalam pendidikan anak sejak usia dini. Orang tua sebagai pendidik pertama memberikan landasan dasar bagi perkembangan moral dan karakter anak melalui pengasuhan di rumah. Metode pengasuhan : Disiplin melalui Hukuman Orang tua menggunakan hukuman untuk mengajarkan tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan anak dan Penerapan Reward: Pemberian penghargaan ketika anak berperilaku baik memperkuat perilaku positif dan membantu anak memahami nilai tindakan terpuji. Pengaruh Lingkungan Keluarga Inti: Keluarga inti memungkinkan disiplin yang lebih konsisten dan terstruktur. Kemandirian Anak yang diasuh dalam keluarga inti dengan komunikasi yang baik cenderung memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi.

2. Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar (keluarga besar) Pengasuhan anak dalam keluarga besar (extended family) memiliki karakteristik yang unik, di mana anak dibesarkan tidak hanya oleh orang tua tetapi juga oleh anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek, dan kerabat lainnya. Pengasuhan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu: Stabilitas Emosional dan Sosial seorang nak-anak yang diasuh dalam keluarga besar cenderung mendapatkan dukungan emosional yang lebih luas dari berbagai figur dewasa,Transfer Nilai dan Tradisi Keluarga besar memungkinkan anak-anak untuk mempelajari nilai-nilai, tradisi, dan budaya yang diwariskan secara langsung dari generasi sebelumnya, dan Sumber Pembelajaran Beragam Kehadiran banyak figur dewasa dengan latar belakang dan pengalaman hidup yang beragam memberi anak lebih banyak sudut pandang dalam menyelesaikan masalah dan membangun keterampilan sosial.

3.Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tunggal (single parent) Pendidikan anak dalam keluarga tunggal menghadapi tantangan utama dalam pembagian peran orang tua yang kini menjadi tanggung jawab satu orang saja. Ini berdampak pada aspek ekonomi (membatasi akses sumber daya), emosional (membutuhkan manajemen waktu dan energi yang luar biasa), dan sosial (ketergantungan pada dukungan sosial). Orang tua tunggal perlu menyeimbangkan peran sebagai pencari nafkah dan pengasuh, serta menjaga kesehatan mental mereka sendiri. Model pengasuhan yang efektif harus fleksibel dan adaptif, dengan komunikasi terbuka sebagai kunci. Penting untuk memastikan anak tetap mendapatkan figur ayah (jika orang tua tunggal adalah ibu) atau ibu (jika orang tua tunggal adalah ayah). Meskipun penuh tantangan, dengan perencanaan, dukungan sosial, dan komitmen tinggi, anak dalam keluarga tunggal dapat tumbuh dan berkembang optimal. Dukungan pemerintah dan masyarakat sangat penting.

4.Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami-istri bekerja Dalam keluarga penghasil ganda (dual earner family), di mana kedua orang tua bekerja, pembagian peran yang seimbang sangat penting untuk menghindari konflik. Baik ibu maupun ayah seringkali merasakan beban tanggung jawab dan perasaan bersalah, meskipun penyebabnya berbeda (wanita terikat pada stereotip peran tradisional, pria terpengaruh oleh ideologi peran keluarga non-tradisional). Meskipun demikian, studi menunjukkan dampak positif pekerjaan orang tua terhadap perkembangan anak, termasuk prestasi akademik. Strategi adaptif seperti fleksibilitas kerja, jam kerja non-tradisional, dan dukungan dari tempat kerja membantu menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan keluarga. Dengan pendekatan yang tepat, keluarga penghasil ganda dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

5.Pendidikan anak di situasi bencana/gawat darurat/pandemi Pendidikan anak dalam situasi bencana atau pandemi memerlukan dukungan orang tua sebagai fasilitator pembelajaran, terutama untuk anak usia dini dan SD. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi menimbulkan tantangan akses dan learning loss, terutama di daerah terpencil. Dukungan psikososial sangat penting untuk mengatasi stres dan kecemasan anak. Penyesuaian kurikulum dan kebijakan pendidikan, seperti model belajar dari rumah, juga diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan anak dalam situasi darurat.
Sebagai balasan Ari Sofia

DARA PUSPITA

oleh DARA PUSPITA 3A -

1.Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti(family inti)

Keluarga ini memiliki bentuk yang beragam salah satunya adalah keluarga inti keluarga inti ialah keluarga yang berisikan orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari saudara dan keluarga lainnya,keluarga inti juga bisa diartikan sebagai keluarga yang terdiri dari ayah,ibu,anak.Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga inti (nuclear family) sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter, nilai, dan kepribadian anak.Keuntungan Pendidikan dalam Keluarga Inti fokus pada anak,kedekatan emosional,dan fleksibilitas dalam pendidikan

2.Pendidikan anak yang diasuh keluarga besar(family extended)

extended family atau bisa di sebut keluarga besar,keluarga yg lebih dari sekedar orang tua dan anak tetapi bisa termasuk dri krabat lain nya seperti nenek,kakek,paman,bibi dan lain lain keluarga besar juga termasuk generasi tinggal bersama atau dekat satu sama lain.keluarga besar atau extented family juga dianggap sebagai unit sosial yang lebih kuat dibandingkan keluarga kecil Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga besar memiliki ciri khas tersendiri karena melibatkan banyak pihak dalam proses pengasuhan dan pembelajaran. Hal ini dapat menjadi keuntungan jika dikelola dengan baik, tetapi juga memerlukan koordinasi dan kesepakatan bersama. 

3.Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tunggal(single parent) 

keluarga tunggal atau single parent memiliki tantangan dan keunikan tersendiri. Keluarga tunggal merujuk pada keluarga yang hanya memiliki satu orang tua sebagai pengasuh utama, baik karena perceraian, kematian pasangan, atau keputusan untuk menjadi orang tua tunggal. Pendidikan dalam keluarga tunggal dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk belajar tentang kemandirian, ketahanan, dan empati. Dengan kasih sayang yang tulus dan pendekatan yang bijaksana, single parent tetap dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh.

4.Pendidikan anak yang diasuh keluarga suami istri bekerja 

Pendidikan anak yang diasuh oleh pasangan suami istri yang bekerja memiliki tantangan khusus, terutama dalam hal membagi waktu, perhatian, dan memastikan kebutuhan emosional serta pendidikan anak tetap terpenuhi. Dengan manajemen yang baik, anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal Dengan strategi yang baik, anak yang diasuh oleh pasangan bekerja tetap dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan penuh kasih sayang. Hal ini membutuhkan sinergi antara orang tua, pengasuh, dan lingkungan sekitar anak Manfaatkan waktu luang dengan maksimal, seperti liburan keluarga.Bangun komunikasi yang kuat dan libatkan anak dalam membuat keputusan kecil.

5.Pendidikan anak disituasi bencana/gawat darurat/pandemi

Pendidikan anak dalam situasi gawat darurat, seperti bencana alam, konflik, atau pandemi, memerlukan pendekatan khusus untuk memastikan anak tetap mendapatkan pembelajaran, rasa aman, dan dukungan psikososial.Pendidikan dalam situasi gawat darurat bertujuan untuk melindungi hak anak atas pembelajaran sambil membangun daya tahan mereka dalam menghadapi kesulitan. Dengan pendekatan yang fleksibel dan penuh perhatian, anak tetap dapat tumbuh dan belajar meskipun dalam kondisi sulit ciptakan rutinitas yang konsisten untuk menanamkan rasa stabilitas,sediakan dukungan emosional melalui kegiatan kelompok yang aman,Gunakan sumber daya lokal yang ada untuk menciptakan lingkungan belajar sederhana 

Sebagai balasan Ari Sofia

miftah maulida putri

oleh miftah maulida putri -

1.keluarga inti  yaitu keluarga yang terdiri dari ayah. keluarga berfungsi sebagai lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. dan orang tua berperan penting dalam mengajarkan nilai² spritual, moral, dan etika yg membentuk karakter anak. dn orng tua bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan yg mendukung perkembangan mental, dan fisik anak baik dirumah maupun dalam interaksi sosial. pendidikan di keluarga mencakup pengajaran sikap dasar, keterampilan sosial, dan nilai-nilai agama, yang sangat penting untuk membangun akhlak baik sebelum anak memasuki pendidikan formal. 

2.Pendidikan anak dalam keluarga besar (extended family) yaitu melibatkan lebih dari sekadar orang tua, termasuk kakek, nenek, paman, dan bibi.Keluarga besar berfungsi sebagai sumber dukungan sosial dan emosional yang penting, memberikan teladan dan bimbingan dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi dengan berbagai anggota keluarga dapat memperkuat keterampilan sosial dan nilai-nilai budaya, serta membantu anak memahami tanggung jawab dan kerjasama dalam komunitas yang lebih luas

3.Pendidikan anak dalam keluarga tunggal (single parent) sering kali menghadapi berbagai tantangan. Orang tua tunggal, baik karena perceraian atau kematian pasangan, harus mengelola peran sebagai pencari nafkah dan pengasuh. Mereka berusaha memberikan pendidikan melalui nasihat, teladan, dan pengawasan, meskipun sering terhambat oleh kondisi ekonomi yang lemah dan kurangnya dukungan sosial. Meskipun ada stigma negatif, banyak anak dari keluarga tunggal yang berhasil melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi, menunjukkan bahwa pola asuh yang tepat dapat mendukung keberhasilan pendidikan anak

4.Pendidikan anak dalam keluarga suami-istri yang bekerja menghadapi tantangan unik, terutama dalam manajemen waktu. Dengan kedua orang tua berkarir, mereka perlu mengatur waktu secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan dan pengasuhan anak.Aspek penting dalam pendidikan anak di konteks ini meliputi:

1.Manajemen Waktu: Pengaturan tanggung jawab berdasarkan keahlian dan preferensi setiap anggota keluarga sangat penting untuk memastikan semua tugas terlaksana dengan baik tanpa memberatkan satu pihak. 

2.Keterlibatan Orang Tua: Meskipun sibuk, orang tua harus tetap terlibat aktif dalam perkembangan anak untuk membangun ikatan emosional yang kuat dan mendukung pertumbuhan sosial serta kognitif anak. 

3.Komunikasi Terbuka: Diskusi yang jujur mengenai tantangan yang dihadapi dapat membantu mencegah konflik antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. 

4.Kualitas Waktu Bersama: Menghabiskan waktu berkualitas dengan anak, seperti bermain atau belajar bersama, sangat penting untuk perkembangan mereka. 

5.Dukungan Eksternal: Memanfaatkan layanan penitipan anak atau dukungan keluarga lain dapat membantu orang tua membagi waktu antara pekerjaan dan pengasuhan. 

Dengan pendekatan yang tepat, keluarga suami-istri yang bekerja dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung bagi anak-anak mereka.

5.Anak dalam Situasi Darurat adalah anak yg berada dalam situasi lingkungan yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan anak yang disebabkan baik faktor alam, non alam atau sosial. 

Sebagai balasan Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

oleh Nofa Fardila Anggraini (2413054082) 3B -
1. Pendidikan Keluarga Inti dalam Pendidikan Anak
Keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Memainkan peran krusial dalam pendidikan anak sejak usia dini. Orang tua menjadi pendidikan pertama yang memberikan fondasi dasar bagi perkembangan moral dan karakter anak. Proses perkembangan moral yang dilakukan oleh orang tua di rumah menjadi sangat berpengaruh terhadap pembentukan nilai, norma dan perilaku anak.
2. Pendidikan Anak Yang di Asuh Keluarga Besar
Pengasuhan anak dalam keluarga besar (extended family) memiliki karakteristik yang unik, dimana anak dibesarkan tidak hanya oleh orang tua tetapi juga oleh anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek, dan kerabat lainnya.
Pengasuhan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Stabilitas emosional dan sosial.
2. Transfer nilai dan tradisi.
3. Sumber pembelajaran beragam.
3. Pendidikan Anak Yang di Asuh Keluarga Tunggal (Single Parent)
Pendidikan anak dalam keluarga tunggal, dimana hanya satu orang tua yang bertanggung jawab atas pengasuhan dan pendidikan anak, menuntut strategi dan penyesuaian khusus.
Tangangan utama terletak pada pembagian peran dan tanggung jawab yang biasanya dibagi oleh dua orang tua, kini harus ditangani oleh satu orang tua saja. Ini dapat berdampak pada berbagai aspek perkembangan anak, mulai dari emosional, sosial hingga ekonomi.
4. Pendidikan Anak Yang di Asuh Keluarga Suami-Istri Bekerja
Keluarga penghasil ganda adalah pasangan suami istri yang keduanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pembagian peran antara suami istri menjadi sangat penting untuk menghindari konflik dalam rumah tangga. Ketidakseimbangan dalam pembagian tanggung jawab dan waktu antara pekerjaan dan keluarga dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan. Keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak di keluarga berpenghasil ganda sering kali menimbulkan perasaan bersalah. Penelitian oleh Martibez et al. (2021) menunjukan bahwa baik ayah maupun ibu mengalami tingkat rasa bersalah yang berbeda-beda. Studi longitudinal menujukan bahw status pekerjaan orang tua memiliki dampak positif meskipun harus menghadapi tantangan, mereka juga memberikan manfaat yang signifikan bagi anak mereka dari masa bayi hingga dewasa.
5. Pendidikan Anak di Situasi Bencanda/Situasi Darurat/Pandemic
Pendidikan anak disituasi bencana atau pandemi mencakup berbagai aspek penting yang memastikan anak tetap dapat belajar. Adapun beberapa point utama dalam pendidikan anak di situasi darurat yaitu:
1. Dukungan orang tua.
2. Pembelajaran jarak jauh dan learning loss.
3. Kesehatan mental dan psikososial.
4. Adaptasi kurikulum dan kebijakan.
Sebagai balasan Ari Sofia

Hefa Ridho Tri Wahyudi

oleh Hefa Ridho Tri Wahyudi -

1. Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga yang melalui ikatan pernikahan dan darah seperti ayah, ibu dan anak kandungnya, pada pendidikan ini sangat penting bagi anak yang baru lahir karena orang tua lah yang merupakan guru atau pendidik pertama bagi anak dari baru lahir sampai dewasa. 

2. Pendidikan yang melibatkan keluarga besar dalam pembelajaran, dimana anak mendapatkan pembelajaran dari orang tua kandung, kakek, nenek, sepupu, om, tante atau saudara jauh, hal ini dapat melatih sopan santun, norma agama, dan sikap terhadap lingkungan sosialnya

3. Pendidikan anak yang diberikan oleh orang tuanya hanya satu (tunggal), karna disebabkan oleh perceraian, meninggal dunia, atau penugasan orang tua yang jauh dari rumah dalam kurun waktu yang lama. Dimana pendidikan ini mengharuskan orang tua tinggal tersebut harus bisa menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu dan ayah diwaktu bersamaan, pendidikan ini menekankan anak untuk lebih kedisiplinan, komunikasi, dan penguatan antara hubungan orang tua dan anak

4. Pengasuhan dimana anak mendapatkan pendidikan dari orang tua yang dua-duanya bekerja, jadi di harapkan orang tua bisa membagi waktu pada saat suami kerja istri dirumah dan sebaliknya, dan tidak sedikit dari kasus seperti ini melibatkan pihak eksternal yaitu kakek nenek, babysitter, art, dan saudara atau tetangga juga bisa ikut serta membantu pendidikan yang didapat oleh anak. 

5. Pendidikan dimana memeberikan pendidikan kepada anak yang sedang dilanda musibah di daerahnya, dan pada pendidikan ini tenaga pendidikan diharuskan untuk menyesuaikan atau beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang berada di wilayahyang terkena bencana/gawat darurat/pandemic. Pada pendekatan ini berfokus pada pemenuhan hak-hak anak dan pengembangan karakter, serta pendidikan tentang pelindungan diri dari musibah yang di wilayahnya

Sebagai balasan Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

oleh Faivfi Nabila Khosy Kelas 3B -
1. Keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, merupakan unit sosial dasar yang memiliki peran sangat penting dalam perkembangan anak. Pendidikan yang diterima anak dalam lingkungan keluarga inti ini sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka, baik secara kognitif, emosional, maupun sosial. Pengasuhan anak dalam keluarga inti adalah proses mendidik, membimbing, dan melindungi anak-anak oleh orang tua yang tinggal bersama dengan mereka.

2. Keluarga besar, yang terdiri dari keluarga inti dan kerabat dekat seperti kakek-nenek, paman, bibi, dan sepupu, menawarkan lingkungan yang unik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam keluarga besar, anak-anak tidak hanya berinteraksi dengan orang tua mereka, tetapi juga dengan berbagai anggota keluarga lainnya yang memiliki usia, pengalaman, dan perspektif yang berbeda.

3. Orangtua tunggal (Single parents) merupakan orangtua yang ditinggalkan oleh salah satu pasangan karena berbagai macam alasan seperti perceraian, kematian atau akibat pergaulan bebas. Pengasuhan anak dalam keluarga tunggal merupakan sebuah tantangan tersendiri, namun juga penuh dengan peluang untuk membangun ikatan yang kuat antara orang tua tunggal dan anak. Meskipun tidak memiliki pasangan, orang tua tunggal tetap mampu memberikan kasih sayang, bimbingan, dan dukungan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

4. Dalam keluarga di mana kedua orang tua bekerja, pengasuhan anak sering kali melibatkan bantuan pihak ketiga, seperti lembaga pengasuhan atau pengasuh pribadi. Anak-anak dalam situasi ini mungkin menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah atau bersama pengasuh, yang bisa mengurangi kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama orang tua. Hal ini bisa berdampak pada kedekatan emosional antara anak dan orang tua jika tidak diatasi dengan pengaturan waktu yang baik.

5. Situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi membawa perubahan signifikan dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak. Pengasuhan pendidikan di situasi krisis bertujuan untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan stimulasi belajar, dukungan emosional, dan rasa aman meskipun kondisi lingkungan sedang tidak stabil. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran anak di situasi krisis. Dengan memberikan dukungan emosional, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan melibatkan anak dalam kegiatan belajar yang menyenangkan, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tetap bersemangat dan mencapai potensi terbaik mereka.
Sebagai balasan Ari Sofia

Putri Bernike Girsang (2413054070)

oleh Putri Bernike Girsang (2413054070) 3B -
1.Keluarga inti (family inti)
Pendidikan anak yang diasuh keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah. Pada dasarnya, pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah pendidikan yangberasal dari lingkungan keluarga. Selain lingkungan keluarga, seorang anak juga membutuhkan pendidikan yang berasal dari lingkungan sekolah yang berfungsi sebagai sarana dan prasaranakegiatan belajar mengajar baik. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami dan istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial eksternal. Dukungan sosisal eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga. Menurut Sarafino, dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan,ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. ( Rika Purnamasari dkk, 2022)

2.Keluarga besar ( family extended)
Pendidikan keluarga yang diasuh oleh keluarga adalah anak yang secara penuh diasuh oleh kakek/nenek juga memiliki kecenderungan merasa kecewa dengan kondisi keluarganya. Kekecewaan tersebut disebabkankarena hilang/kurangnya peran orang tua dalam tanggung jawab pengasuhan. Bahkan interaksi anak-anak dengan orang tua saja jarang terjadi. Pola pengasuhan family extended menimbulkan beberapa permasalahan pada anak yakni: 1) anak merasa kurang dicintai, 2) tanda kelemahan pada orang tua, 3) anak dapat berontak apabila tidak merasa terpenuhi kebutuhannya, 4) tidak peduli dan selalu melawan, 5)susah diajak kerjasama dan dikontrol, 6) orang tua tidak berdaya, 7) anak kurang percaya diri, dan 8) prestasi kurang baik.( Mukmimah, dkk 2022)

3.Keluarga tunggal (Single parent)
Pendidikan anak yang diasuh oleh keluarga tungggal atau single parent adalah orang yang melakukan tugas orang tua seorang diri, karenake hilangan/terpisah dengan pasanganya.Peranan orang tua tunggal (Single Parent) sebagai tempat berlindung bagi anak. Jika anak merasa tidak aman, anak akan berlindung pada ibunya. Seorang anak merasa dirinya tidak mampu jika tanpa ibunya. Baginya tidak ada lagi tempat untuk berbagi pengalaman dan rasa kasih sayang. Perasaan seperti ini terjadi ketika dirinya megalami kehilangn figur seorang ayah. Single parent harus memperhatikan anak, dengan melakukan usaha yang lebih berhati-hati dalam menghadapi kebutuhan anak, menyusun waktu yang tepat untuk bermain bersama-sama anak,berdiskusi dari hati ke hati dengan anak, membimbing mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah,terus mengawasi lingkungan dan pergaulan anak mereka, dan mencoba untuk mengajarkan tentang nilai-nilai akhlak yang baik dalam kehidupan.(Maratussoolikhah dkk, 2021)

4.Keluarga suami- istri bekerja
Pola asuh dalam keluarga membawa konsekuensi terhadap perilaku anak, sebagai contoh pola asuh pasangan suami istri yang keduanya bekerja tentunya berbeda dengan pola asuh dari pasangan suami istri yang hanya salah satu saja yang bekerja. Pola asuh melibatkan komunikasi antara orang tua dan anak, sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah hal penting dalam hubungan orang tua dan anak.Demikian juga pada keluarga yang kedua orang tuanya bekerja di luar rumah, pola asuh yang diterapkan bisa jadi berbeda karena disebabkan komunikasi keluarga yang terjalin tidak lagi utuh dan dapat membawa konsekuensi pada pola pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak,di mana tidak adanya keterbukaan di antara anggota keluarga menjadikan komunikasi yang terjalin dalam keluarga tidak lagi utuh. (Adiningtyas, Sri Budi Lestari,2020)

5.Pendidikan anak disituasi bencana / gawat darurat/Pandemic
Situasi bencana, gawat darurat, atau pandemi membawa perubahan signifikan dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak. Pengasuhan pendidikan di situasi krisis bertujuan untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan stimulasi belajar, dukungan emosional, dan rasa aman meskipun kondisi lingkungan sedang tidak stabil. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran anak di situasi krisis. Dengan memberikan dukungan emosional, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan melibatkan anak dalam kegiatan belajar yang menyenangkan, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tetap bersemangat dan mencapai potensi terbaik mereka. (Muhammad Hasbi,dkk, 2021)
Sebagai balasan Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

oleh Yesa Amanda -
1. Pendidikan Anak yang Diasuh Keluarga Inti (Family Inti) Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Dalam konteks ini, pendidikan anak bergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh kedua orang tua. Keluarga inti biasanya menjadi unit utama dalam proses pembentukan karakter dan pendidikan anak, karena kedua orang tua secara langsung berperan dalam memberikan nilai-nilai, mendidik, dan membimbing anak. Pendidikan dalam keluarga inti dapat lebih fokus pada pengembangan kemampuan sosial, emosional, dan intelektual anak.

2. Pendidikan Anak yang Diasuh Keluarga Besar (Family Extended) Keluarga besar melibatkan anggota keluarga yang lebih luas, seperti kakek-nenek, paman, bibi, atau sepupu. Dalam konteks pendidikan, keluarga besar dapat memperkaya proses pembelajaran anak karena adanya berbagai pengalaman dan perspektif dari anggota keluarga yang lebih tua. Hal ini bisa memperkuat nilai-nilai tradisional dan memberikan sumber daya lebih dalam mendidik anak. Namun, peran setiap anggota keluarga dalam pendidikan anak bisa bervariasi tergantung pada kedekatan dan interaksi mereka.

3. Pendidikan Anak yang Diasuh Keluarga Tunggal (Single Parent) Keluarga tunggal terjadi ketika anak diasuh oleh salah satu orang tua, baik karena perceraian, kematian pasangan, atau alasan lainnya. Dalam situasi ini, orang tua tunggal menghadapi tantangan dalam menyediakan kebutuhan fisik dan emosional anak, serta mendidik mereka. Orang tua tunggal sering kali harus bekerja lebih keras untuk mengimbangi peran yang seharusnya dijalankan oleh kedua orang tua. Pendidikan anak dalam keluarga tunggal memerlukan dukungan ekstra dari masyarakat atau lembaga pendidikan untuk memastikan kesejahteraan dan perkembangan anak.

4. Pendidikan Anak yang Diasuh Keluarga Suami-Istri Bekerja Dalam keluarga di mana kedua orang tua bekerja, pendidikan anak sering kali melibatkan pengaturan jadwal yang fleksibel, seperti memanfaatkan lembaga pendidikan formal, pengasuh anak, atau bantuan dari anggota keluarga lain. Orang tua yang bekerja harus memprioritaskan waktu untuk mendidik anak meskipun mereka sibuk. Tantangan utama adalah bagaimana menyeimbangkan antara pekerjaan dan waktu berkualitas bersama anak. Pendidikan anak dalam keluarga suami-istri bekerja membutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan lembaga pendidikan, serta komunikasi yang jelas antara orang tua dan anak.

5. Pendidikan Anak di Situasi Bencana/Gawat Darurat/Pandemi Pendidikan anak di tengah bencana atau situasi darurat sangat dipengaruhi oleh kondisi yang tidak menentu. Misalnya, dalam situasi pandemi COVID-19, pembelajaran harus beradaptasi dengan teknologi, seperti pembelajaran daring. Dalam bencana alam, pendidikan sering kali terganggu akibat kerusakan infrastruktur dan gangguan sosial. Anak-anak dalam situasi seperti ini cenderung mengalami gangguan emosional dan psikologis yang mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar mereka. Oleh karena itu, pendidikan dalam situasi bencana memerlukan pendekatan yang fleksibel dan responsif, dengan fokus pada pemulihan trauma serta adaptasi terhadap kondisi yang serba terbatas.