Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Izin menjawab pertanyaan dari Fatma Wati,
Nama: Hanum Fadilla Ningrum
NPM: 2213053016
Pertanyaan:
Apa tantangan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan perubahan struktur materi IPS dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka beserta solusinya ?
Jawaban:
Tantangan
1.. Perbedaan Konsep dan Struktur Materi:
Penjelasan: Kurikulum Merdeka memiliki pendekatan yang lebih holistik dan integratif dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Materi IPS dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk lebih fokus pada pengembangan kompetensi siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif, serta membangun pemahaman tentang isu-isu kontemporer. Sementara itu, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan faktual dan konseptual.
Contoh:
Dalam Kurikulum Merdeka, materi IPS dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Seni Budaya. Misalnya, dalam mempelajari sejarah, siswa dapat menganalisis teks sejarah, membuat grafik data, dan mengekspresikan pemahaman mereka melalui karya seni.
Solusi:
Guru perlu memahami perbedaan konsep dan struktur materi antara kedua kurikulum. Mereka perlu mempelajari materi IPS dalam Kurikulum Merdeka secara mendalam dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan holistik dan integratif.
2.Keterbatasan Sumber Daya:
Penjelasan:
Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan sumber daya yang memadai, seperti buku teks, modul pembelajaran, dan alat bantu pembelajaran yang sesuai. Namun, keterbatasan sumber daya di beberapa sekolah dapat menjadi kendala dalam mengimplementasikan perubahan struktur materi IPS.
Contoh:
Sekolah di daerah terpencil mungkin tidak memiliki akses ke buku teks dan modul pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Solusi:
Guru dapat memanfaatkan sumber daya online, seperti platform pembelajaran daring, untuk mengakses materi pembelajaran dan alat bantu yang relevan. Mereka juga dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk berbagi sumber daya dan mengembangkan materi pembelajaran bersama.
3.Kurangnya Pelatihan dan Pendampingan:
Penjelasan:
Guru membutuhkan pelatihan dan pendampingan yang memadai untuk memahami dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif. Namun, keterbatasan waktu dan sumber daya dapat menghambat proses pelatihan dan pendampingan.
Contoh:
Guru mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengikuti pelatihan yang intensif atau mendapatkan pendampingan dari ahli.
Solusi:
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan program pelatihan dan pendampingan yang terstruktur dan berkelanjutan untuk guru. Guru juga dapat saling mendukung dan berbagi pengalaman melalui forum diskusi dan kelompok belajar.
Kemampuan Guru dalam Mengadaptasi Metode Pembelajaran:
Penjelasan:
Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk mengadaptasi metode pembelajaran yang lebih aktif, interaktif, dan berpusat pada siswa. Namun, tidak semua guru memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.
Contoh:
Guru mungkin terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional yang lebih berpusat pada guru.
Solusi:
Guru perlu mengikuti pelatihan dan workshop tentang metode pembelajaran yang inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran kooperatif. Mereka juga dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk berbagi pengalaman dan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif.
Tantangan dalam Menilai Kompetensi Siswa:
Penjelasan:
Kurikulum Merdeka menekankan pada penilaian autentik yang mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Namun, penilaian autentik membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan dengan penilaian tradisional.
Contoh:Guru mungkin kesulitan dalam merancang dan melaksanakan penilaian autentik yang efektif.
Solusi:
Guru perlu mempelajari dan menguasai teknik penilaian autentik. Mereka dapat memanfaatkan berbagai alat bantu penilaian, seperti portofolio, rubrik, dan observasi, untuk menilai kompetensi siswa secara komprehensif.
Solusi Umum:
A. Peningkatan Profesionalisme Guru:
Guru perlu meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, pendampingan, dan pengembangan diri.
B. Dukungan dari Pemerintah dan Lembaga Pendidikan:
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan yang memadai, seperti menyediakan sumber daya, pelatihan, dan pendampingan.
C.Kolaborasi dan Sharing:
Guru perlu saling mendukung dan berbagi pengalaman melalui forum diskusi, kelompok belajar, dan platform online.
Terimakasih, Wa'alaikumusalam Warahmatullahi wabarakatuh