Silahkan berikan pertanyaan untuk kelompok 3
Assalamualakum wr.wb
Nama : Eva Berliana
NPM : 2063041001
Izin bertanya, Dalam suasana menyimak hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh kami sebagai penyimak
Terima kasih, Wassalamualaikum wr.wb
1)Ruangan tempat berlangsungnya menyimak haruslah menunjang persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, pengaturan tempat duduk pendengar, luas ruangan dan sebagainya.
2) Waktu berlangsungnya peristiwa menyimak hendaknya diperhatikan dan diperhitungkan dengan tepat.
3)Suasana lingkungan terjadinya peristiwa penyimak hendaknya disesuaikan dengan baik, tenang, jauh dari kebisingan, gadung, pemandangan yang mengganggu konsentrasi dan sebagainya.
4)Peralatan peralatan yang digunakan haruslah bermanfaat, fungsional dan tidak mengganggu.
5) Materi/bahan yang disampaikan oleh pembicara dan cara pembicara menyampaikan harus lah jelas dan menarik agar mudah dipahami oleh penyimak.
Sekian,terimaksih.
NAMA: AMALIA SABILLA MUKHTAR
NPM: 2013041011 dari kelompok 3
Izin menambahkan jawaban dari Nabila
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Saya Della Eka Putri ( 2053041001 ) izin menjawab pertanyaan dari Eva berliana.
Dalam menyimak kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak, dan juga konsentrasi penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang menganggu konsentrasi penyimak.
Sekian Terimakasih.
Wasalamualaikum Warahmatuallahi wabarakatuh
walaikumsalam, saya alya selsa (1913041053) izin menjawab pertanyaan dari saudari Eva Berliana,
1. Mendengarkan dengan baik.
2. Fokus hanya pada satu arah, yaitu mendengarkan dan menyimak.
3. Jangan memikirkan hal lain selain mendengarkan apa yang kamu simak.
4. Jangan ubah arah pandanganmu ke arah lain. Tetaplah pandang orang yang sedang kamu simak.
Saya Risky Selviana izin menjawab pertanyaan dari Eva.
Menurut saya, sebagai penyimak kita harus menjaga suasana dengan baik, tenang, tidak menciptakan kebisingan, dan harus selalu konsentrasi guna mencapai tujuan dalam kegiatan menyimak.
Sekian, terima kasih.
nama :Irma Bela Oktaviana
npm 2013041003
izin bertanya
bagaimana cara seseorang/penyimak menciptakan sifat suasana menyimak supportif?
Cara menciptakan suasana menyimak yang bersifat supportif adalah dengan cara bersikap positif, bertindak responsif, aktifitas menyimak harus terhindar dari segala macam gangguan seminim mungkin, dan yang paling penting memahami dan menyimak maksud dari pembicara.
Sekian jawaban yang dapat saya paparkan, jika dirasa kurang sempurna yang lain boleh menanggapi pernyataan saya. Terima kasih Bela atas pertanyaanya, selamat pagi. Wassalamualaikum Wr. Wb.
saya julia putri nabila (2053041005) izin menjawab pertanyaan dari irma bella:
cara menciptakannya yaitu dengan menyimak dan tangkap maksud pembicara, carilah rangkuman hasil pembicaraan terdahulu, nilailah bahan penunjang, dan mencari sumber lain mungkin, agar semakin jelas.
saya alya selsa dari kelompok 5, izin menjawab pertanyaan dari saudari Irma Bela
cara menciptakan suasana menyimak bersifat suportif yaitu ujaran pembicara yang mengimplikasikan deskripsi yang lebih dtail dan banyak. sehingga, penyimak akan lebih mudah menyimk topik pembicara tersebut dan membuat penyimak untuk mengetahui lebih banyak.
contohnya : tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini : dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya, sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
izin menjawab pertanyaan irma
Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
assalamualaikum wr wb
Nama : Nadya Mayang Sari
NPM : 2013041021
Izin bertanya, mengapa superior termasuk ke dalam suasana defensif?
Terima kasih,wassalamualaikum
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Dian Puspita Sari
NPM : 2013041005
Izin menjawab
Karena defensif sendiri memiliki arti bertahan. superior menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain. Para penyimak akan siap-siap bertahan bila dari ujaran seseorang terpancar rasa tinggi hati dan rasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal. Itulah sebabnya mengapa superior dikategorikan pada suasana menyimak defensif.
Mengapa menyimak yang bersifat superior termasuk ke dalam sifat defensif? Jawabannya adalah, karena ujaran dari sang penyimak mengandung unsur 'superior' atau menganggap dirinya lebih baik daripada audiens/penyimak. Jadi, para penyimak akan siap-siap bertahan atau mendefensifkan diri apabila ujaran dari sang pembicara terpancar rasa tinggi hati dan merasa lebih unggul daripada orang lain dalam segala hal.
Sekian jawaban dari saya, semoga dapat dipahami dengan mudah. Selamat pagi, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Saya Della Eka Putri ( 2053041001) izin menjawab pertanyaan dari nadya mayang sari.
Mengapa superior termasuk kedalam suasana defensif karena defensif sendiri ini artinya bertahan, menuntuk kita untuk siap bertahan jika tidak mau menemui kegagalan, kekalahan, atau kehancuran dan biasanya sering disampaikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud sungguh-sungguh atau tersirat jadi disini superior itu mencerminkan rasa tinggi hati dan merasa lebih unggul daripada orang lain ( penyimak) dalam segala hal yang membuat penyimak akan bersiap-siap bertahan.
Sekian Terimakasih
Wasalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Karna suasana-suasana defentif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat.
Sedang supperior adalah ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati,
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal.
Biasanya seseorang yang supperior akan mampu meyakinkan dengan lisan yang mengandung maksud sungguh-sungguh.
sekian,terima kasih.
Nahdliya Izzatul Mutammimah
2013041025
Superior ialah pembicara menganggap dirinya lebih unggul dari pada orang lain sehingga pada suasana defensif, penyimak dituntut untuk bertahan akan ujaran pembicara yang sombong akan keunggulan dirinya sehingga penimak tidak terpancing akan amarah, sakit hati, tersinggung, dan lain-lain.
Terima kasih
izin menjawab pertanyaan Nadya mayang
suasana menyimak yang bersifat defensif (bertahan)
Suasana-suasana defensif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, salah satu contoh nya pesan-pesan yang bersifat : superior.
Superior:
ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati,
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal.
Contoh:
kamu harus tau, harus sadar,bahwa kamu tidak ada apa-apanya dibanding aku. Lihat saja aku orang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu murah dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar biasa, terus aku selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina sekali. Apakah kamu tidak sadar akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit dan bumi.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Salwa Pramesti Maharani dengan NPM 2013041013 izin bertanya.
Dalam suasana menyimak defensif terdapat beberapa pesan-pesan tertentu salah satunya adalah menyimak evaluatif. Nah, apakah ada batasan-batasan tertentu dalam metode ini? Apakah penilaiannya bersifat subjektif, ataukah objektif?
Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Waalaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 dari kelompok 3, izin menjawab...
Menyimak evaluatif ini biasanya terjadi pada seorang penyimak saksama yang telah mendengar dengan jelas dari ujaran seorang pembicara, yang secara sadar atau tidak sadar memancing penilaian khusus. Jadi dalam menymak jenis ini, terdapat batasan tersendiri seperti terbatas pada apa yang diucapkan atau disampaikan oleh sang pembicara, sikap saat kegiatan menyimak berlangsung, serta harus dapat menaruh fokus yang besar pada pembicara. Hal ini dimaksudkan agar si penyimak memahami apa yang disampaikan oleh pembicara dan tentunya agar dapat menimbulkan penilaian khusus yang ia dapatkan dari si penyimak.
Keputusan atau penilaian dari suasana jenis ini bersifat objektif, karena disandarkan pada bagaimana perkataan dan sikap penyimak dalam kegiatan menyimak berlangsung.Terima Kasih...
Izin bertanya
Shulamid shania permata putri
2013041047
Dalam suasana menyimak superior, ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati sehingga membuat penyimak harus bertahan dari hal tersebut. Lalu, bagaimana jika ada penyimak yang mungkin tidak bisa bertahan atau merasa tersinggung dengan ucapan pembicara? Apakah boleh penyimak meminta untuk mengakhiri kegiatan menyimak?
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051, izin menjawab...
Dalam menyimak superior, penyimak memang diharapkan dapat bertahan dari ujaran pembicara yang mungkin akan membuat penyimak merasa tidak nyaman karena ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati.
Jika penyimak tidak bisa bertahan atau merasa tersinggung, hal pertama yang bisa dilakukan ialah mencoba untuk kembali menyesuaikan dengan keadaan saat itu. Perhatikan kembali, apakah topik kegiatan menyimak tersebut mengandung informasi yang penyimak butuhkan atau tidak. Jika iya, maka diusahakan sebaik mungkin untuk bertahan dan menghiraukan ujaran pembicara yang tidak mengenakkan itu. Namun, jika informasi yang dibutuhkan dirasa sudah cukup dan penyimak pun ada urusan lain, boleh sekiranya ia meminta dengan sopan kepada pembicara untuk mengakhiri atau menghentikan kegiatan menyimak tersebut. Hal ini dimaksudkan juga untuk menjaga etika kita terhadapnya, walaupun ujarannya telah menyinggung kita.
Terima kasih..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, saya Septa Ahmad Santoso (2013041039) dari kelompok 6 ingin bertanya. Ketika demo berlangsung, apakah dapat dilakukan kegiatan menyimak? Berikan alasannya! Terima kasih
Menurut saya, jawabannya adalah bisa namun tergantung dari seseorang tersebut apakah ia mau atau tidak.
Dikatakan bisa karna didalam demo tersebut seseorang yang memiliki rasa ingin menyimak, ia dapat menyimak jenis-jenis mahasiswa yang demo, seseorang yang biasa mewakilkan suara yang biasa berbicara didepan saat demo, jenis perilaku mahasiswa saat demo, dan masih banyak lagi.
Sekian,terima kasih.
Waalaikumussalam Wr. Wb.
Izin menjawab pertanyaan dari saudara Septa Ahmad Santoso
Menurut saya, tentu kegiatan menyimak dapat dilakukan. Jika bertanya mengapa? Maka jawaban saya ialah masuk kedalam suasana menyimak suportif. Nah, untuk rinciannya bahwasannya demo masuk dalam kategori menyimak orientasi permasalahan dan spontanitas. Untuk orientasi permasalahan, seperti yang kita tahu bahwa saat demo dimulai, beberapa orang akan mengemukakan pendapat atau keluh kesahnya terhadap suatu pokok permasalahan. Kemudian disaat yang bersamaan pendengar atau penyimak akan terpancing komunikasinya secara spontan sehingga tercitalah suatu ujaran secara langsung.
Sekian dan mohon maaf bila ada kekurangan, terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
walaikumsalam, saya alya selsa (1913041053) izin menjawab pertanyaan dari saudara Septa.
menurut saya, ketika demo berlangsung kita dapat melakukan kegiatan menyimak, karena kita dapat menyimak seseorang yang mewakilkan suara saat demo berlangsung. biasanya seseorang tersebut berbicara menggunakan pengeras suara, sehingga dapat terdengar dengan jelas.
nama saya sindy aulia
npm 2013041049
izin bertanya
jelaskan apa yang membedakan menyimak defensif dan supportif?
terima kasih sebelumnya
izin menjawab pertanyaan sindy aulia
Suasana menyimak ada dua macam yaitu :
-suasana menyimak defensif.
-suasana menyimak suportif.
1.suasana menyimak yang bersifat defensif (bertahan)
Suasana-suasana defensif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, antara lain pesan-pesan yang bersifat ; evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan tentu.
2.Suasana Menyimak yang bersifat suportif:
Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali di timbulkan oleh pesan-pesan manipulatif yang mengimplikasikan evaluasi, pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
Yang membedakan suasana menyimak bersifat supportif dan defensi adalah unsur-unsur yang diujarkan oleh sang pembicara dan tindakan yang dilakukan penyimak saat kegiatan menyimak berlangsung. Maksudnya adalah, suasana menyimak bersifat defensif terdiri dari unsur superior, evaluatif, mengawasi, pasti dan tentu, dan strategis yang cenderung membuat penyimak memasang pertahanan atau mendefensifkan diri terhadap ujaran yang diucapkan pembicara. Sedangkan menyimak yang bersifat supportif mengandung unsue-unsur yang mendukung atau mensupport kegiatan menyimak seperti contohnya unsur orientasi permasalahan, deskripsi, ekualitas, empati dan spontanitas, sehingga menciptakan suasana mendukung/menunjang pada kegiatan menyimaknya.
Sekian jawaban yang saya berikan, semoga mudah dipahami. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Saya Della Eka Putri (2053041001) izin menjawab pertanyaan sindy aulia.
Suasana menyimak defensif sering dipahami dengan (bertahan) biasanya di pahami dalam pesan-pesan lisan antara lain pesan-pesan yang bersifat ; evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior.
Suasana menyimak Suportif yaitu suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
Sekian Terimakasih mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan.
Wasalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Nahdliya Izzatul Mutammimah
2013041025
Suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan oleh pesan pesa manipulatif yang mengimplikasikan evaluasi, pengawasan, siasat atau strategis, kenetralan, superioritas, dan kepastian dari pihak pembicara.
Suasana komunikasi suportif bersifat mendukung atau menunjang timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deskripsi atau pemberian, orientasi masalah, spontanitas, empati, ekualitas, atau kesamaan, dan profesionalisme pada pihak pembicara.
Terima kasih
Saya Risky Selviana (2013041015) izin menjawab pertanyaan dari Sindy.
Menyimak defensif bersifat bertahan yang bisa dimanipulasi melalui pesan-pesan lisan dengan maksud yang tersirat.
Sedangkan menyimak suportif justru bersifat mendukung akibat pesan-pesan dari pembicara.
Sekian, terima kasih.
Perkenalkan nama saya Candra Dinata dengan NPM (2013041023) izin menjawab pertanyaan dari saudari Sindy Auli
Defensif adalah pesan lisan yang mengandung makna yang tersirat. Sedangkan Suportif adalah pesan lisan yang disampaikan dengan maksud untuk memberikan pendeskripsian lebih banyak.
Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, saya Septa Ahmad Santoso (2013041039) dari kelompok 6 izin menjawab pertanyaan dari saudari Sindy Aulia
Yang membedakannya ada di keadaan suasana. Menyimak defensif itu keadaan suasana penyimak dengan sikap defensif yang berarti penyimak berusaha untuk bertahan karena kata-kata atau pesan yang dirasa penting dari pembicara, maka penyimak berusaha untuk terus menyimak. Dan menyimak supportif itu suasana menyimak yang bersifat mendukung atau menunjang (supportif) akibat dari kata-kata penyemangat atau pesan-pesan motivasi, sehingga penyimak merasa semangat untuk terus menyimak. Jika ada kesalahan saya mohon maaf, terima kasih
saya julia putri nabila (2053041005) izin menjawab pertanyaan dari sindy aulia:
menyimak defensif(bertahan) : adanya pesan-pesan lisan dari pembicara yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat bagi penyimak
menyimak suportif : adanya pesan-pesan yang bersifat pengawasan, strategi dan kepastian dari pihak pembicara untuk mendukung suasana komunikasi bagi penyimak
saya alya selsa (1913041053) dari kelompok 5 izin menjawab pertanyaan dari Sindi Aulia
Menyimak defensif : Suasana defensive atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang tersirat,
antara lain pesan-pesan yang bersifat : evaluatif, mengawasi, netral, superior, pasti dan tentu.
Menyimak suportif : suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deskripsi atau pemberian, orientasi masalah, spontanitas, empati atau kesamaan dan profesionalisme pada pihak pembicara.
-Suasana menyimak yang bersifat defensive (bertahan)
Suasana-suasana defentif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, antara lain pesan-pesan yang bersifat ; evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan tentu.
-Suasana Menyimak yang bersifat suportif
Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali di timbulkan oleh pesan-pesan manipulatif yang mengimplikasikan efaluasi, pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
Sekian,terima kasih.
Nama : Afifah
Npm : 2013041009
Dari kelompok 5
Izin bertanya, mengapa dalam suasana defensif dapat memanipulasikan pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat?
Terima kasih
Waalaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 dari kelompok 3 izin menjawab...
Suasana defensif dapat memanipulasikan pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat karena dalam suasana menyimak defensif ini menuntut kita untuk bertahan, baik untuk menghindari kegagalan maupun tidak terserapnya apa yang disampaikan oleh penyimak.
Dalam suasana ini, tentunya penyimak memiliki peran yang cukup kuat dalam memahami, menafsirkan, juga menyampaikan kembali mengenai apa pun yang ia dapatkan dari kegiatan menyimak sebagai bentuk bahwa ia telah andil dengan sebaik mungkin. Untuk itu, penyimak pastinya akan mengindahkan pesan-pesan yang ada dalam suasana menyimak tersebut yang mengandung maksud bersungguh-sungguh, karena setelahnya ia harus dapat memahami dan mendalami apa pun yang disampaikan oleh pembicara.
Terima kasih...
saya julia putri nabila (2053041005) izin menjawab pertanyaan dari afifah,
menurut saya, dalam kehidupan banyak sekali situasi yang menuntut kita untuk bertahan dengan banyaknya rintangan yang dihadapi. kita bertahan, maka kita hidup. suasan defensif merupakan salah satu dari dua suasana menyimak yang sifatnya bertahan. maksud dari bersungguh-sungguh dan tersirat adalah suatu ungkapan dari pembicara untuk mempertahankan si penyimak dengan cara meyakinkan seyakin-yakinnya , saat proses meyimak. seperti sebuah pancingan
Assalamualaikum Warahmatullhi Wabarakatuh
Nama : Dwi Febtiani
NPM : 2013041055
Izin Bertanya,
Bagaimana cara kita mengimplikasikan deksripsi kepada Penyimak dengan lebih detail dan jelas. Sehingga, penyimak itu lebih mudah menyimak ujaran pembicara ?
Caranya adalah, penyimak harus menyampaikan pesan secara mendetail dan lengkap sehingga penyimak dapat dengan mudah memaparkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan penyimak. Contoh yang bisa menjadi gambaran dari yang saya sampaikan adalah sebagai berikut :
"Bapak/Ibu yang saya hormati, tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini: dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya, sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu."
Sekian jawaban dari saya, semoga mudah dipahami. Terima kasih, selamat pagi. Wassalamualaikum Wr. Wb
Assalamualaikum Wr. Wb.
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Dwi Febriani
Menurut saya cara untuk mengimplikasikannya ialah pembicara haruslah berbicara atau memamparkan topiknya secara jelas terhadap suatu kasus tertentu, kemudian disampaikan dengan cara yang menarik sehingga dapat mengambil alih pusat perhatian publik yang kurang kondusif untuk menjadi kondusif. Nah, dengan demikianlah kegiatan menyimak antar kedua belah pihak dapat terjalin secara baik.
Sekian dan mohon maaf bila ada kekurangan, terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum wr wb
Nama : elisa fitri
Npm : 2013041019
Izin bertanya
Sebutkan apa saja kelemahan dari suasana menyimak defensif dan berikan contohnya?
Terima kasih
Wassalamualaikum wr wb
Menyimak defensif bersifat supperior, supperior adalah ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati,
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal. Karna sifatnya yang secara tidak langsung menjatuhkan seseorang dan merasa dirinya paling hebat.
Contoh:
kamu harus tau, harus sadar,bahwa kamu tidak ada apa-apanya dibanding aku. Lihat saja aku orang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu murah dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar biasa, terus aku selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina sekali. Apakah kamu tidak sadar akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit dan bumi.
Sekian,terima kasih.
Kelemahan dari menyimak yang bersifat defensif adalah dapat menimbulkan rasa intimidasi dan rendah diri terhadap penyimak sehingga menciptakan suasana menyimak yang penuh defensifitas dan kewaspadaan. Sebagai contohnya adalah menyimak defensif superior dan pasti/tentu :
Contoh Superior :
"Kamu harus tau, harus sadar,bahwa kamu tidak ada apa-apanya dibanding aku. Lihat saja aku orang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu murah dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar biasa, terus aku selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina sekali. Apakah kamu tidak sadar akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit dan bumi."
Contoh Pasti/tentu :
"Kamu harus berikan jawabannya sekarang dengan tegas dan jelas! Kamu pilih akau atau dia? Cepat jawab!"
Sekian jawaban yang saya jabarkan, kiranya semoga anda memahami. Selamat pagi, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaiku warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya Candra Dinata dengan NPM (2013041023).
Izin bertanya,
Mengapa di dalam suasana menyimak memiliki strategis dan mengawasi
Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Saya Della Eka Putri (2053041001) izin menjawab pertanyaan dari candra dinata.
Mengapa ada mengawasi dan strategis dalam suasana menyimak karena mengawasi dalam suasana menyimak itu bermaksud untuk si penyimak mengontrol benar atau tidaknya ujaran yang disampaikan pembicara. Dan Strategis yang dimaksud disini yaitu ujaran pembicara yang membuat penyimak memasang pertahnan atau siasat yang strategis.
Sekian Terimaksih
Wasalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Nahdliya Izzatul Mutammimah
2013041025
Izin menjawab pertanyaan Chandra
Mengawasi dan strategis merupakan bagian dari Suasana defensif atau bertahan dari pesan yang disampaikan oleh sang pembicara adakalanya membuat para penyimak bersiap-siap untuk mengontrol benar atau tidaknya, tepat atau melesetnya, jujur atau tidaknya, dan objektif atau tidaknya ujaran itu. Dan juga dakalanya pesan yang disampaikan oleh seseorang dalam ujaran atau pidatonya secara sadar, membuat para penyimak siap untuk memasang kuda-kuda siasat atau pertahanan yang bersifat strategis.
Terima kasih
Menurut saya, karna dalam kegiatan menyimak memang harus adanya strategis dan mengawasi karna itu adalah syarat dapat dikatakan kegiatan tersebut kegiatan menyimak.
Sekian,terima kasih.
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Izin menjawab pertanyaan Candra. Strategis dan Mengawasi adalah pembedaan dari macam-macam suasana manyimak defensif. Strategis di sini artinya suasana menyimak di mana dalam hal ini membuat penyimak memasang siasat atau pertahanan untuk mengikuti arahan dari pembicara. Sedangkan Mengawasi maksudnya adalah suasana di mana dalam hal ini membuat penyimak mengontrol, benar atu tidaknya yang pembicara sampaikan. Mengapa dalam menyimak memiliki susana seperti ini? Maka kembali lagi pada dasar pengertian menyimak yang bukan saja persoalan mendengar atau mendengarkan tetapi juga pada taraf menggali informasi dan adanya sikap menginterpretasikan dan apresiasi terhadap bahan simakan sampai pada mengungkapkan kembali bahan simakan tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan adanya macam suasan menyimak defensif yang digolongkan menjadi susana mengawasi dan suasana strategis di mana adanya bentuk aktif dari penyimak untuk mencari informasi yang benar dan akurat juga menyanggah ketidakbenaran simakan yang disampaikan sebagai solusi mengarahkan informasi yang sebenarnya dan menjadi benar dalam melakukan tindakan. Misalnya, dalam kampanye salah satu calon pemimpin daerah, kita perlu suasan menyimak dengan mengawasi, menyimak visi, misi, dan tujuannya apakah benar atau tidak yang disampaikan sehingga kita harus memilih calon atau tidak. Twrima kasih. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga membantu.
Waalaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 izin menjawab..
Suasana menyimak strategis dan mengawasi termasuk ke dalam jenis suasana menimak defensif sebagai bentuk pesan-pesan lisan yang memanipulasikan suasana defensif itu sendiri.
Pertama, strategis. Dalam suasana strategis ini, biasanya pembicara akan menyampaikan maksud dan keinginannya kepada penyimak agar dapat dijalankan. Diperlukannya suasana ini yaitu agar penyimak dapat memasang siasat guna menanggapi ujaran dari si penyimak. Jika baik dapat dijalankan, jika buruk dapat disiasati guna menolak untuk menjalankannya.
Kedua, mengawasi. Dalam suasana ini, pembicara akan mengatakan suatu hal yang belum tentu kebenarannya. Oleh karena itu, penyimak harus dapat memerhatikan dan menelaah ujaran pembicara mengenai benar atau tidaknya. Jadi, penyimak tidak boleh memercayai apapun ujaran pembicara secara mentah.
Terima kasih..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya Hendri Firmansyah dengan NPM 2013041033. Izin bertanya, bagaimana upaya-upaya yang dapat kita lakukan agar tujuan menyimak walaupun dalam berbagai suasana dapat kita capai ?
Izin menjawab pertanyaan dari Hendri Firmansyah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK
Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
1. Membedakan antar bunyi fonemis.
2. Mengingat kembali kata-kata.
3. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
4. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
6. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.
Selanjutnya, menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya: (1) sasaran kegiatan, (2) sasaran kompetensi siswa, (3) metode pembelajaran, dan (4) faktor keberhasilan menyimak (Budiman, 2008:2).
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
3. Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat menyimak bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium), suasana menyimak tidak nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Izin menjawab pertanyaan Hendri. Upaya yang dapat kita lakukan agar tujuan menyimak tercapai walaupun dengan berbagai suasana adalah dengan memfokuskan pikiran kita pada satu tujuan dalam menyimak tersebut. Kunci dari suatu kegiatan agar kegiatan tersebut tercapai dwngan baik, salah satunya adalah fokus pada tujuan tersebut sehingga kita mampu memahami arah ynag akan dituju dan tidak tergannggu dengan suatu suasana yang membuatbkacau suatu peristiwa. Pikiran mita adalah salah satu bentuk penguasaan dalam mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Maka yang harus dilakukan adalah membuat pikiran kita pada suatu kondisi tertentu sehingga kita mampu mencapai pada tahap pemahaman yang baik terutama pada hal menyimak. Terima kasih. Wassalammualaikum warahmatullahi wabataaktuh. Semoga membantu.
Assalammuaalaikum warahmatullahi wabaarakatuh. Izin memperkenalkan diri. Nama saya Ulfia Nur Anisa, NPM 2013041031.
Izin bertanya kepada kelompok 3. Setelah saya pahami dari materi suasana menyimak kelompok 3, contoh ujaran menyimak dari suasana menyimak tersebut banyak diperoleh dari ujaran menyimak dengan pidato. Lalu, bagaimana untuk contoh lainnya dari masing-masing suasana menyimak tersebut dalam garis besarnya? Lantas, bagaimana suasana menyimak yang efektif dilakukan dan apakah tempat menyimak mampu mempengaruhi suasana menyimak, dalam hal apa? Mengapa?
Terima kasih. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
assalamualaikum,saya dewi nur azizah npm 2013041035 izin bertanya. Dari sifatnya suasana menyimak terdiri dari 6 salah satunya spontanitas,mengapa hal tersebut dikatakan spontanitas?
terima kasih wassalamualaikum
Dikatan spontanitas karna seorang pembicara menyampaikannya dengan langsung dan tiba-tiba.
sekian,terima kasih.
Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saya Della Eka putri (2053041001) izin menjawab pertanyaan dewi nur azizah.
Dikatakan spontanitas karena itu ujaran sang pembicara yang dilantunkan secara langsung. Secara spontanitas atau langsung ini membuat penyimak mudah mengangkap pembicaraan dari si pembicara.
Sekian Terimakasih.
wasalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Izin menjawab pertanyaan dari dewi nur azizah, mengapa disebut spontanitas? berikut penjelasannya:
ujaran pembicara bersifat spontanitas/langsung. Hal ini membuat penyimak mudah menangkap isi pembicaraan.
Contoh :
Saudara-saudara dewan guru tadi telah saya kemukakan mengenai kesejahteraan guru.
Sekarang apa yang dapat kita lakukan mengenai kesejahteraan itu, khususnya mengenai kenaikan gaji, pengurangan jam mengajar sesuai kondisi dan keadaan serta masalah pemutusan/perpanjangan kontrak! Mari kita pikirkan bersama hal ini. Karena tanpa dewan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
Assalamualaikum..
Nama : Nindy Destiana
NPM : 2013041053
Dari kelompok 7, izin bertanya.
Dalam suasana menyimak suportif terdapat enam butir pemancing suasana menyimak, manakah yang paling diutamakan?
Terima kasih, wassalamualaikum..
Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, saya Septa Ahmad Santoso (2013041039) dari kelompok 6 izin menjawab pertanyaan dari saudari Nindy Destiana.
Menurut saya yang paling diutamakan adalah yang spontanitas dan empati. Mengapa demikian? Karena dengan spontanitas biasanya membuat penyimak lebih mudah untuk memahami apa yang dibicarakan. Dan yang selanjutnya empati, dengan berempati membuat penyimak merasa lebih diperhatikan sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri untuk menyimak dengan baik. Mohon maaf apabila ada kesalahan, terima kasih
Perkenalkan nama saya Candra Dinata dengan NPM (2013041023) izin menjawab pertanyaan dari saudari Nindy Destiana.
Menurut saya yang paling diutamakan yaitu deksripsi karena ujaran pembicara yang mengimplikasikan deksripsi atau pemerian yang lebih detail dan banyak. Sehingga, penyimak akan lebih mudah menyimak ujaran pembicara tersebut.
Menurut saya, keenam butir pemancing dan penunjang suasana menyimak yang bersifat supportif semuanya diutamakan karena keenam butir tersebut (deskripsi, orientasi permasalahan, spontanitas, ekualitas, empati dan profesionalisme) termasuk ke dalam unsur suasana menyimak yang bersifat supportif. Alasan lainnya karena, keenam butir pemancing suasana tersebut tiap unsurnya bersifat mendukung dan menciptakan suasana menyimak yang sifatnya positif dan suportif.
Sekian jawaban dari saya, semoga dapat dipahami. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum. Saya Syafe'i dari kelompok 2 izin bertanya.
Apa suasana menyimak yang sering terjadi di dalam kelas ? Jelaskan !
saya kharisma Restiani (20103041017) izin menjawab
suasana menyimak seoerti apa yang sering terajadi di dalam kelas? maka menurut saya semua suasana menyimak bisa terjadi di dalam kelas bergantung pembicara menyampaikan apa yang ia biacarakan. jadi menurut saya tidak ada suasana yang lebuh sering atau jarang terjadi, karena itu semua bersifat relatif.
terima kasih
Nama Irma Bela Oktaviana
Npm 2013041003
Izin menjawab.menurut saya suasana menyimak yang sering terjadi di dalam kelas adalah suasana menyimak suportif deskripsi karena tujuan dari menyimak suportif deskripsi adalah untuk membuat penyimak mengetahui lebih banyak lagi apa yang disampaikan oleh pemberi materi
saya julia putri nabila (2053041005) izin menjawab
menurut saya, suasana menyimak yang terjadi di dalam kelas termasuk keduanya yaitu defensif dan suportif. karena di kehidupan ini, dua suasana tersebut akan terus berlangsung dan bersifat relatif
Assamualaikum warahmatulallahi wabarakatuh
Nama : kansa amaida putri
Npm : 2053041007
Izin bertanya, mengapa dalam suasana suportif terdapat profesioanalisme yaitu ujaran pembicara yang mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan pada suatu hal, sehingga menimbulkan suasana menyimak yang suportif?
Dan adakah kelemahannya?
Sekian terima kasih
Wassalamualaikum warahmatulallahi wabarakatuh
saya julia putri nabila (2053041005) izin menjawab
mengapa? karena dalam suasana suportif memang perlu adanya profesionalitas yang sifatnya mendukung dan ahli dalam ketepatan juga kejelasan bagi penyimak.
kelemahan profesionalitas adalah tidak ada kurangnya penelitian dan pengamatan. pembicara harus selalu memperhatikan kemampuan penyimak
Walaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 dari kelompok 3 izin menjawab...
Suasana suportif yaitu suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang. Sehingga bagian profesionalisme ini dibutuhkan sebagai salah satu pesan yang memberikan bentuk tanggapan yang baik. Seperti yang terdapat dalam contoh, suasana profesionalisme memberikan rasa ketepatan dan kejelasan mengenai suatu hal agar hal tersebut dapat ditanggapi dengan baik.
Terima kasih...
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya Dwi Susi Anggraini dengan NPM 2013041029, Izin bertanya
Dari materi yang saya baca , Deksripsi yaitu ujaran pembicara yang mengimplikasikan deksripsi yang lebih detail dan banyak. Sehingga, penyimak akan lebih mudah menyimak ujaran pembicara tersebut dan menginginkan penyimak untuk mengetahui lebih banyak. Namun untuk contoh yang kelompok tiga berikan saya menangkap jika penyimak itu lebih tau dari pada si pembicara. Jadi apakah memang contoh deskripsi seperti itu atau ada contoh yang lain nya ? ,mohon penjelasan dan contoh lagi karena masih agak kurang paham
Terima kasih
Assalamualikum warahmatuallahi Wabarakatuh
Saya Della Eka Putri (2053041001) izin menjawan pertanyaan dwi susi anggraini.
Baik maksudnya disini bukan penyimak lebih tau dari pembicara, namun si penyimak ingin mengetahui lebih banyak dari apa yang telah disampaikan oleh pembicara.
Contoh lainnya seperti ini:
"Tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini. Dalam bidang prestasi ekskulnya, belajarnya, darana dan prasaranya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data tersebut. Karena anda lebih tahu mengenai hal tersebut."
Dari contoh diatas sudah jelas bahwa si penyimak ingin sekali mengetahui banyak hal.
Baik sekian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf apabila masih ada kekurangan.
Wasalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh
Ya, kiranya memang seperti itu. Karena salah satu tujuan menyimak adalah agar penyimak dapat menyampaikan kembali apa yang ia simak. Dalam menyimak supportif deskripsi penyimak diharuskan menjawab pertanyaan penyimak secara detail dan boleh saja diberi improvisasi atau informasi tambahan. Karena dalam menyimak supporitf deskripsi sendiri, sang pembicara menanyakan semua hak-hal yang mendetail dan jelas. Jadi diharapkan penyimak dapat menjawab kembali pertanyaan pembiacar secara detail dan penuh penjelasan pula.
Sekian jawaban dari saya, apabila ada yang ingin menambahkan, silakan saja. Wassalamualaikum Wr. Wb
Assalamualaikum wr wb
Yosifa Ridho Kurnia
2013041041
Dari kelompok 1
Izin bertanya
Sebutkan pengertian menyimak suportif dan berikan contohnya
Terimakasih
saya alya selsa (1913041053) dari kelompok 5
izin menjawab
Menyimak suportif : suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deskripsi atau pemberian, orientasi masalah, spontanitas, empati atau kesamaan dan profesionalisme pada pihak pembicara.
contoh : kita tidak mau dihina, dicaci, serta dimaki tanpa alasan yang benar. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar,dianggap rendah tak bisa apa- apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak mau diperlakukan seperti ini,karena kita makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama dihadapan Tuhan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
saya Kharisma Restiani (2013041017) izin menjawab
Berdasarkan materi yang saya baca dari kelompok 3, pengertian suasana menyimak suportif adalah suasana komunikasi yang bersifat mendukung, dan lebih mencari satu tujuan yang sama.
Contoh:
1. Deksripsi
Yaitu ujaran pembicara yang mengimplikasikan deksripsi atau pemerian yang lebih detail dan banyak. Sehingga, penyimak akan lebih mudah ujaran pembicara tersebut dan menginginkan penyimak untuk mengetahui lebih banyak. Contoh : “Tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang telah dicapai oleh sekolah ini, karena saya tahu betul bahwasannya sekolah ini lebih baik dan unggul daripada sekolah lainnya. Saya yakin anda lebih tahu tentang hal itu dan saya yakin bahwa data-data yang anda sampaikan akan sangat memuaskan, seperti data kemajuan dalam bidang prestasi ekskul, pretasi akademik, sarana dan prasarananya dan data kemajuan dalam bidang ketenagaannya.”
2. Orientasi Permasalahan
Yaitu ujaran pembicara yang mengorientasikan suatu permasalahan dan meminta penyimak untuk mengungkapkannya. Contoh : “Tadi telah anda kemukakan tentang kemajuan-kemajuan di sekolah ini. Sekarang tolong katakana kepada saya menurut anda masalah apa saja yang ada baik dalam bidang prestasi ekskul, akademik, sarana dan prasarana, dan bidang ketenagaannya. Siapa tahu, masalah itu dapat dipecahkan bersama dan yang belum dapat terpecahkan akan saya usahakan penyelesaiannya.”
3. Spontanitas
Yaitu ujaran pembicara yang bersifat spontanitas atau langsung. Hal ini membuat penyimak mudah menangkap secara jelas isi pembicarannya. Contoh : “Rekan-rekan guru yang saya hormati! Tadi telah saya kemukakan tentang kesejahteraan guru. Sekarang apa yang dapat kita lakukan atas kesejahteraan tersebut, khususnya menaikkan gaji, pengurangan jam belajar sesuai kondisi, dan keadaan serta masalah pemutusan dan perpanjangan kontrak. Mari kita pikirkan bersama akan hal ini, karena tanpa rekan-rekan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
4. Empati
Yaitu ujaran pembicara yang mencerminkan ketegasan tehadap sesuatu hal, sehingga menimbulkan suasana suportif dalam pihak penyimak dalam menyerap serta memahami isi pesan sang pemibacara. Contoh : “Kita tidak mau dihina dan dicaci-maki tanpa alas an yang jelas. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar dan dianggap rendah serta tidak bisa apa-apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak boleh diperlakukan seperti itu karena kita adalah makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama dihadapanNya.”
5. Ekualitas
Yaitu ujaran pembicara yang mencerimnkan persamaan hak antar sesama, sehingga membuat penyimak tertarik minatnya terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan. Contoh : “Teman-teman sekalian mari kita pikirkan bersama apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah kita ini. Mari kita bekerja sama demi kemajuan sekolah ini!”
6. Profesionalisme
Yaitu ujaran pembicara yang mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan pada suatu hal, sehingga menimbulkan suasana menyimak yang suportif. Contoh : “Melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya program program gratis pembayaran sekolah agar para murid di sekolah ini dapat terpacu kembali untuk lebih giat belajar. Masalah pretasinya jangan khawatir lagi! Semester berikutnya pasti tekad belajar dan prestasinya akan kembali meningkat.
sekian, terima kasih.
Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali di timbulkan oleh pesan-pesan manipulatif yang mengimplikasikan efaluasi, pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
Contohnya dalam Deskripsi, yaitu :
tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini: dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya, sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
Sekian,terima kasih.
izin menjawab pertanyaan dari Yosifa Ridho Kurnia
Suasana Menyimak yang bersifat suportif:
Jika suasana komunikasi defensif kerap kali di timbulkan oleh pesan-pesan manipulatif yang mengimplikasikan efaluasi, pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
a. Deskripsi:
ujaran pembicara mendeskripsikan lebih banyak & menginginkan pendengar mengetahui lebih banyak.
Contoh: tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini: dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya, sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
b. Orientasi:
ujaran pembicara berorientasi terhadap suatu
permasalahan & meminta
pendengar untuk mengungkapkannya.
Contoh: tadi telah saya kemukakan tentang berbagai kemajuan sekolah ini. Sekarang tolong katakan kepada saya menurut anda masalah apa saja yang ada baik dalam bidang prestasi ekskul, prestasi belajar, sarana-prasarana, dan bidang ketenagaan. Siapa tau masalah
itu bisa dipecahkan bersama,dan yang tidak akan saya usahakan penjelsannya.
c. Spontanitas :
ujaran pembicara bersifat spontanitas/langsung. Hal ini membuat penyimak mudah menangkap isi pembicaraan.
Contoh :
Saudara-saudara dewan guru tadi telah saya kemukakan mengenai kesejahteraan guru.
Sekarang apa yang dapat kita lakukan mengenai kesejahteraan itu, khususnya mengenai kenaikan gaji, pengurangan jam mengajar sesuai kondisi dan keadaan serta masalah pemutusan/perpanjangan kontrak! Mari kita pikirkan bersama hal ini. Karena tanpa dewan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
d. Empati:
ujaran pembicara mencerminkan ketegasan terhadap sesuatu hal.
Contoh : kita tidak mau dihina, dicaci, serta dimaki tanpa alasan yang benar. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar,dianggap rendah tak bisa apa- apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak mau diperlakukan seperti ini,karena kita makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama dihadapanNya.
e. Ekualitas:
ujaran pembicara
mencerminkan persamaan hak antar sesama.
Contoh : saudara-saudara mari kita pikirkan bersama, apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah kita ini.
f. Profesionalisme :
ujaran pembicara mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan suatu hal.
Contoh : melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya
jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan
prestasinya akan kembali meningkat.
Nama Afifah NPM 2013041009
izin menjawab pertanyaan yosifa
menyimak suportif adalah suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang (suportif) timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deksripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, ekualitas, dan profesionalisme pada pihak pembicara. Berikut penjelasan keenam butir pemancing komunikasi dalam menyimak.
• Deksripsi
Yaitu ujaran pembicara yang mengimplikasikan deksripsi atau pemerian yang lebih detail dan banyak. Sehingga, penyimak akan lebih mudah menyimak ujaran pembicara tersebut dan menginginkan penyimak untuk mengetahui lebih banyak.
Contoh : “Tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang telah dicapai oleh sekolah ini, karena saya tahu betul bahwasannya sekolah ini lebih baik dan unggul daripada sekolah lainnya. Saya yakin anda lebih tahu tentang hal itu dan saya yakin bahwa data-data yang anda sampaikan akan sangat memuaskan, seperti data kemajuan dalam bidang prestasi ekskul, pretasi akademik, sarana dan prasarananya dan data kemajuan dalam bidang ketenagaannya.”
• Orientasi Permasalahan
Yaitu ujaran pembicara yang mengorientasikan suatu permasalahan dan meminta penyimak untuk mengungkapkannya.
Contoh : “Tadi telah anda kemukakan tentang kemajuan-kemajuan di sekolah ini. Sekarang tolong katakan kepada saya menurut anda masalah apa saja yang ada baik dalam bidang prestasi ekskul, akademik, sarana dan prasarana, dan bidang ketenagaannya. Siapa tahu, masalah itu dapat dipecahkan bersama dan yang belum dapat terpecahkan akan saya usahakan penyelesaiannya.”
• Spontanitas
Yaitu ujaran pembicara yang bersifat spontanitas atau langsung. Hal ini membuat penyimak mudah menangkap secara jelas isi pembicarannya.
Contoh : “Rekan-rekan guru yang saya hormati! Tadi telah saya kemukakan tentang kesejahteraan guru. Sekarang apa yang dapat kita lakukan atas kesejahteraan tersebut, khususnya kenaikkan gaji, pengurangan jam belajar sesuai kondisi dan keadaan, serta masalah pemutusan dan perpanjangan kontrak. Mari kita pikirkan bersama akan hal ini, karena tanpa rekan-rekan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
4
• Empati
Yaitu ujaran pembicara yang mencerminkan ketegasan tehadap sesuatu hal, sehingga menimbulkan suasana suportif pada pihak penyimak dalam menyerap serta memahami isi pesan sang pembicara.
Contoh : “Kita tidak mau dihina dan dicaci-maki tanpa alasan yang jelas. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar dan dianggap rendah serta tidak bisa apa-apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak boleh diperlakukan seperti itu karena kita adalah makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama dihadapan-Nya.”
• Ekualitas
Yaitu ujaran pembicara yang mencerimnkan persamaan hak antar sesama, sehingga membuat penyimak tertarik minatnya terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan.
Contoh : “Teman-teman sekalian mari kita pikirkan bersama apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah kita ini. Mari kita bekerja sama demi kemajuan sekolah ini!”
• Profesionalisme
Yaitu ujaran pembicara yang mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan pada suatu hal, sehingga menimbulkan suasana menyimak yang suportif.
Contoh : “Melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya program gratis pembayaran sekolah agar para murid di sekolah ini dapat terpacu kembali untuk lebih giat belajar. Masalah pretasinya jangan khawatir lagi! Semester berikutnya pasti tekad belajar dan prestasinya akan kembali meningkat.”
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan nama saya Candra Dinata dengan NPM (2013041023) izin menjawab, pertanyaan dari saudara yosifa ridho kurnia.
Menyimak Suportif adalah suasana komunikasi yang bersifat mendukung untuk berjalannya kegiatan dalam menyimak yang mengimplikasikan deskripsi atau mempersembahkan, orientasi masalah, spontanitas, empati atau konten dan profesionalisme pada pihak pembicara.
Contohnya kita menghargai orang lain yang sedang bebicara dan mencoba memahami apa yang orang lain bicarakan, jadi bila suatu ketika kita ditanya, maka kita bisa menjawabnya.
Assalamu'alaikum wr.wb
Nama : Citra Puspita
Npm : 2013041043
Izin bertanya
Dalam suasana menyimak defensif pada bagian Evaluatif yang dimaksud dengan ucapan pembicara yang memancing penilaian dari penyimak itu bagaimana?, Adakah contoh pada kegiatan sehari hari? Berikan contohnya jika ada!
Terimakasih, wassalamu'alaikum wr.wb
Nahdliya Izzatul Mutammimah
2013041025
Izin menjawab pertanyaan Citra
Contoh lain dari Suasana evaluatif selain penjelasan pada kalah kelompok 3 ialah murid sebagai pembicara menyetorkan hafalan dan guru sebagai penyimak mengoreksi kesalahan untuk evaluasi pencapaian pembelajaran.
Terima kasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu saya Muhammad Gary Ishak Npm 2053041003
Izin bertanya. Mengapa profesional masuk kedalam 6 butir pemancing komunikasi dalam menyimak?
Terimakasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Saya Rizki Mandela
NPM : 201304127
Izin bertanya, berdasarkan materi yang disampaikan oleh kelompok 3 kan terdapat beberapa jenis suasana menyimak. Apakah suasana menyimak tersebut dapat terjadi dimana saja? Dan apakah setiap orang dapat mengalami suasana menyimak tersebut?
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
saya kharisma Restiani (2013041017) izin menjawab
Menurut saya suasana menyimak bisa terjadi dimana saja bergantung situasi dan kondisi yang tejadi. karena situasi menyimak difensif serta suportif bukan hanya bersifat formal antara guru dan murid, atau antara bos dengan karyawan , namun juga dapat terjadi antara teman sebaya kita.
sekian, terima kasih.
Izin menjawab pertanyaan Rizki Mandela
suasana menyimak dapat terjadi dimana saja, Dan setiap orang dapat mengalami suasana menyimak tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada kegiatan menyimak. Namun, terkadang mereka tidak menyadarinya. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai percakapan, baik itu percakapan di lingkungan keluarga, antar anak, antar orangtua, anak dengan orang tua. Kegiatan menyimak lainnya meliputi seminar, pidato, dialog, diskusi, dalam membicarakan suatu permasalahan. Implementasi dari kegiatan menyimak ini terdiri dari mendengarkan lambang-lambang lisan, memahami maksud yang ingin disampaikan pembicara melalui ujaran, dan menangkap isi atau pesan yang hendak disampaikan seseorang. Oleh karena itu, seseorang dituntut harus terampil menyimak dalam percakapan sehari-hari.
Keterampilan menyimak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, maka setiap orang harus terampil dalam menyimak. Bercakap-cakap, seminar, diskusi dalam mengikuti pelajaran sekolah atau pun kuliah sebagai bentuk penyampaian suatu penjelasan pada dunia pendidikan dan pengajaran menuntut seseorang harus mahir dalam menyimak. Seseorang tidak hanya dituntut untuk terampil menyimak, namun juga harus dapat menguasainya dengan baik. Demikian juga dalam menangkap pesan melalui telepon, radio, dan televisi memerlukan kemahiran menyimak (Tarigan, 1986: 21).
Nama Afifa Npm 2013041009
Izin menjawab pertanyaan Rizki Mandela
suasana menyimak tersebut dapat terjadi dimana saja,bukan hanya dikelas maupun ditempat formal tapi dimanapun. Seperti yang diberikan contoh baik pada menyimak defensif maupun suportif. Dan setiap orang juga belum tentu mendapat suasana menyimak seperti yang dikatakan kelompok 3. Karena perasaan atau pengalaman seseorang itu relatif dan berbeda beda. Terima kasih
Waalaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 dari kelompok 3 izin menjawab...
Suasana menyimak dapat dilakukan dimana saja dalam berbagai kesempatan yang ada. contoh dari suasana defensif :
1. Netral: misalnya terjadi dalam lingkup kelas seperti jika ada teman yang berkelahi atau berselisih paham, kita dapat menjalankan peran penyimak netral guna melerai dan menengahi keduanya.
2. Strategis: misalnya pada pidato bupati, kepala desa atau lainnya yang bermaksud menyampaikan program yang ingin diterapkan. Dalam hal ini, penyimak harus dapat menyiasati tentang peran yang akan diambilnya, entah mengikuti program tersebut atau tidak.
3. Pasti dan tentu; misalnya pada saat polisi menanyakan kejadian suatu perkara pada tersangka. Suasana ini menuntut penyimak untuk segera memberikan jawabannya secara pasti dan tentu.
Contoh dalam suasana suportif :
1. Orientasi permasalahan: misalnya jika ada teman yang curhat kepada kita. Maka peran kita sebagai penyimak yaitu dapat mengungkapkan solusi atau bentuk dukungan terhadap teman kita tersebut.
2. Empati: misalnya jika ada pem-bully-an terhadap salah satu teman kita. Maka kita dapat menjalankan peran kita dengan pesan empati ini guna menyudahi dan memberikan pengertian dan kesadarn untuk teman kita agar tidak melakukan hal tersebut lagi.
Lalu, setiap orang pun dapat mengalami semua suasana menyimak tersebut dengan keadaan, kesempatan atau bahkan lingkup permasalahan yang berbeda. Untuk itu, kita perlu memahami pesan-pesan dari setiap suasan menyimak sebagai bentuk antisipasi terhadap suasana menyimak yang mungkin akan kita hadapi nanti.
Terima kasih..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu saya Muhammad Gary Ishak Npm 2053041003
Izin bertanya. Mengapa profesional masuk kedalam 6 butir pemancing komunikasi dalam menyimak?
Terimakasih
Maksud pertanyaan Gary "Mengapa profensional masuk ke dalam 6 butir pemancing komunikasi dalam menyimak yang bersifat supportif?" kan?.
Menurut saya adalah karena, menyimak supportif profesional dapat menciptakan suasana menyimak yang bersifat mendukung dan mengandung unsur ketepatan dan ketentuan yang dapat menarik minat sang penyimak. Contoh ujarannya adalah sebagai berikut :
"Melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya
jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan
prestasinya akan kembali meningkat."
Sekian jawaban dari saya, semoga sdra. Gary dapat memahaminya dengan baik. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Risky Selviana (2013041015) izin bertanya.
Bagaimana kegiatan menyimak dapat berjalan baik, sedangkan si penyimak sendiri tidak bisa menciptakan suasana menyimak yang baik?
Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin menjawab pertanyaan Risky Selviana, bagaimana agar dapat menyimak dengan baik?
Berikut penjelasannya:
TEKNIK MENYIMAK YANG BAIK DAN EFEKTIF
Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi simak, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing-masing hal itu.
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan penyimak.
d. Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.
e. Pembicara yang tidak menarik
2. Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3. Menyimak dengan Kritis
Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4. Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.
Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16)
Nama Afifah Npm 2013041009
Izin menjawab pertanyaan dari riski selvi
Ada beberapa teknik agar kegiatan menyimak bisa berjalan dengan baik perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi simaka, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing-masing hal itu.
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan penyimak.
d. Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.
e. Pembicara yang tidak menarik
2. Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3. Menyimak dengan Kritis
Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4. Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.
Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16) pada tabel berikut ini.
Assalamualaikum wr.wb.
Nama : Adam Fadillah
Npm : 2013041057
Izin bertanya
Dalam jenis suasana menyimak defensif salah satu pesannya yaitu pasti dan tentu,yaitu ujaran pembicara yang membuat penyimak terdesak memilih satu alasan yang tepat.
Dalam suasana jenis ini bagaimana jika si penyimak tidak dapat menentukan pilihannya dengan pasti, atau kesulitan dengan pilihannya.
apakah boleh jika si penyimak meminta kelonggaran waktu atau kelonggaran pilihan untuk merespon si pembicara?
Waalaikumussalam wr. wb.
Saya Harummi Faktiah NPM 2013041051 dari kelompok 3 izin menjawab....
Salah satu pesan dalam suasana menyimak defensif yaitu pasti dan tentu. dalam hal ini sudah jelas bahwa penyimak haru dapat menentukan pilihannya. Seperti dalam contoh, Mau tidak mau itu sudah menjadi pilihan untuknya yang harus ia tentukan. Namun, mungkin hanya bisa meminta sedikit kelonggaran waktu saja.
Dalam contoh lain, seperti saat kita pergi ke rumah makan lalu Ibu menawari dua pilihan saja. Mungkin dalam konteks ini kita bisa meminta kelonggaran pilihan, seperti kita tidak mau keduanya namun memilih yang lain. Asalkan pembicara dapat menyepakati hal tersebut.
Terima kasih...