FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

Jumlah balasan: 37

Analisis Jurnal tersebut dengan menggunakan bahasa anda sendiri, terlebih dahulu tulis nama, npm, dan kelas

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M.Reza Rohman -
Nama : M Reza Rohman
NPM : 2315061004
Kelas : TI D

Menurut analisis saya Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) merupakan sebuah platform yang berfokus pada pertukaran pemikiran mengenai isu-isu politik strategis di Indonesia, baik di tingkat nasional, lokal, maupun internasional. Beberapa artikel dalam jurnal ini membahas dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. Tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019 juga menjadi fokus dalam jurnal ini, dengan pembahasan mengenai polarisasi politik, kepercayaan publik yang rendah, dan pentingnya memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses politik dan pemerintahan. Politisasi birokrasi juga menjadi isu serius dalam pemilu di Indonesia, dengan banyak pejabat birokrasi terlibat dalam mendukung paslon tertentu. Reformasi birokrasi dan demokrasi menjadi kunci dalam membangun iklim demokrasi yang lebih sehat. dalam jurnal ini juga menyoroti pentingnya trust building antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat dalam membangun demokrasi yang berkualitas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Zaskia Jihan Nabila -
Nama : Zaskia Jihan Nabila
NPM : 2315061055
Kelas : PSTI C

Analisis jurnal menurut saya konsolidasi demokrasi di Indonesia masih mengalami fluktuasi dan belum mencapai kestabilan yang diinginkan karena beberapa pilar pentingnya belum beroperasi secara efektif. Pemilu, sebagai salah satu pilar utama, tidak hanya penting untuk suksesi kepemimpinan, tetapi juga untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Namun, kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pemilu masih menjadi tantangan yang memerlukan komitmen dari semua pihak. Ketidakstabilan dalam konsolidasi demokrasi juga disebabkan oleh perilaku elit partai politik dan pemangku kepentingan terkait pemilu yang tidak selalu mendukung proses demokrasi. Mereka seringkali kurang memperhatikan nilai-nilai esensial demokrasi seperti partisipasi masyarakat, kualitas kompetisi, kesetaraan politik, dan responsivitas politik.

Tantangan dalam memperdalam demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi, tetapi juga stabilitas nasional, terutama ketika berita-berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan berita-berita palsu semakin merajalela. Beberapa masalah yang muncul selama pemilihan presiden belum mendapatkan solusi yang memuaskan, seperti politisasi identitas, persaingan sengit dalam mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi yang berlebihan.

Untuk memperbaiki konsolidasi demokrasi, diperlukan upaya serius dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial, untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Ini termasuk membangun kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang merupakan landasan penting untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Dimas Faqih Nur Aulia Rohman -
NAMA : Dimas Faqih Nur Aulia Rohman
NPM : 2315061059
KELAS : TI C

setelah saya analisis jurnal yang bapak berikan, dalam jurnal tersebut, terdapat gambaran tentang dinamika politik Indonesia sejak Pemilu 1999 yang telah mengalami perkembangan yang signifikan, terutama setelah pemilu langsung untuk presiden dan kepala daerah dimulai. Budaya politik, perilaku aktor politik, dan kekuatan politik menjadi faktor utama yang mempengaruhi proses demokratisasi. Jurnal tersebut juga mencatat adanya sejumlah tantangan dalam pemilu, seperti politisasi identitas, isu kecurangan, hoaks, dan ujaran kebencian. Politisasi agama dan karakterisasi negatif terhadap lawan politik menjadi perhatian utama dalam mempertahankan integritas pemilu. Selain itu, peran partai politik dalam pemilu sangat penting, namun masalah kaderisasi dan keprofesionalan birokrasi menjadi tantangan. Beberapa parpol mengalami kesulitan dalam memenuhi fungsi mereka sebagai penyedia kader calon pemimpin. Demikian juga, pentingnya memperkuat demokrasi secara substansial disoroti, di mana proses pemilu harus dijalankan secara adil, jujur, dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tantangan yang dihadapi oleh partai politik termasuk dalam proses kaderisasi dan keprofesionalan birokrasi, di mana beberapa parpol mengalami kegagalan dalam memenuhi tugasnya sebagai penyedia kader calon pemimpin.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh anggi permata sari -
nama : anggi permata sari
npm : 2315061044
kelas : TI D

berdasarkan jurnal diatas Konsolidasi demokrasi di Indonesia masih belum stabil karena pilar-pilar pentingnya belum berjalan dengan efektif. Pemilu kritis untuk mengawasi pemerintahan, namun kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas masih menjadi tantangan. Elite politik sering tidak memperhatikan nilai-nilai demokrasi. Kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai juga memengaruhi kualitas demokrasi. Untuk memperbaiki situasi, diperlukan komitmen dari semua pihak termasuk partai politik, masyarakat sipil, dan media untuk membangun kepercayaan dan mencapai stabilitas politik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Fayiz Akbar Daifullah -
NAMA :FAYIZ AKBAR DAIFULLAH
NPM :2315061011
KELAS :TI C

Analisis dari jurnal yang telah diamati dapat diluhat bahwa jurnal menggambarkan konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi fluktuasi dan belum mencapai stabilitas yang diharapkan karena beberapa pilar krusialnya belum berfungsi secara optimal. Pemilu, sebagai salah satu fondasi utama, tidak hanya memiliki peranan penting dalam suksesi kepemimpinan, tetapi juga dalam mengawasi kinerja pemerintahan. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu yang masih menjadi isu utama yang memerlukan komitmen dari semua pihak terkait.

Selain itu, kelanjutan ketidakstabilan dalam konsolidasi demokrasi juga disebabkan oleh perilaku elit partai politik dan pemangku kepentingan terkait pemilu yang tidak selalu mendukung proses demokrasi. Mereka seringkali kurang memperhatikan nilai-nilai esensial demokrasi seperti partisipasi masyarakat, kualitas kompetisi, kesetaraan politik, dan responsivitas politik.

Dalam konteks ini, tantangan dalam memperdalam demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai. Faktor-faktor ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi, tetapi juga stabilitas nasional secara keseluruhan. Terutama, adanya fenomena berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita palsu semakin mempersulit situasi. Beberapa masalah yang terus muncul, seperti politisasi identitas, persaingan yang sengit dalam mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi yang berlebihan, semakin menegaskan kompleksitas tantangan yang dihadapi.

Dalam menjawab tantangan-tantangan ini, diperlukan upaya serius dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Kolaborasi yang kuat dari berbagai sektor ini diperlukan untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Membangun kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat menjadi landasan penting dalam mencapai stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, jurnal tersebut memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika politik Indonesia sejak Pemilu 1999 hingga saat ini. Perkembangan signifikan telah terjadi, terutama setelah diterapkannya pemilu langsung untuk presiden dan kepala daerah. Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi, seperti politisasi identitas, isu kecurangan, hoaks, ujaran kebencian, politisasi agama, dan karakterisasi negatif terhadap lawan politik, tetap menjadi fokus dalam mempertahankan integritas pemilu dan konsolidasi demokrasi secara menyeluruh.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Al-Fachrezi Three Aditya aditya -
Nama: Al-Fachrezi Three Aditya
NPM: 2315061123
Kelas: PSTI C



Jurnal tersebut membahas dua isu politik penting di Indonesia. Artikel pertama meneliti dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Pemilu Serentak 2019, termasuk kelemahan sistem presidensial multipartai dengan presidential threshold. Penelitian menunjukkan harapan akan coattail effect untuk meningkatkan dukungan politik di legislatif bagi pemerintahan yang terpilih.


Artikel kedua mengkritik penggunaan label "emak-emak" dan "ibu bangsa" sebagai narasi simbolis untuk memobilisasi suara perempuan, yang dianggap mendomestikasi peran perempuan dan dipengaruhi oleh budaya patriarki. Jurnal ini juga membahas isu-isu lain seperti netralitas Polri dalam pemilu, populisme di Indonesia, tantangan konsolidasi demokrasi, dan dimensi politik dalam sastra lisan pesantren. Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti isu-isu strategis terkait politik nasional, lokal, dan internasional, serta menyajikan analisis akademik dan praktis kebijakan yang relevan dengan konteks sosial-politik Indonesia.

kseimpulannya, jurnal ini memberikan kontribusi penting dalam memahami lanskap politik Indonesia dengan membahas berbagai isu kontemporer dan menawarkan analisis mendalam dari berbagai perspektif. Kontribusi ini bermanfaat bagi akademisi, praktisi, dan masyarakat umum yang ingin memahami dinamika politik di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Firman Farel Richardo -
Nama : Firman Farel Richardo
NPM : 2315061099
Kelas : PSTI C

Dari hasil analisis yang saya lakukan, dapat diketahui pada Jurnal Penelitian Politik-LIPI merupakan platform yang membahas beragam isu strategis terkait politik nasional, lokal, dan internasional. Dalam jurnal ini, para peneliti dan akademisi mengulas tema-tema penting seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri, dunia Islam, serta isu-isu strategis lainnya yang relevan bagi Indonesia. Dengan analisis mendalam dan kajian komprehensif, jurnal ini memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman terhadap dinamika politik yang sedang berkembang, serta memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam membangun Indonesia yang lebih rasional, adil, dan demokratis.

Selain itu, jurnal ini juga membahas isu-isu kontemporer seperti politisasi agama dalam konteks pemilu 2019. Politisasi agama menjadi sorotan utama dalam masa kampanye dan memicu ketegangan sosial. Penggunaan politisasi agama dan karakter assassination dalam kampanye turut memperdalam divisi di antara masyarakat, menciptakan rasa saling tidak percaya dan tidak menghargai antarsesama. Dampaknya, demokrasi di Indonesia terus diuji oleh tantangan-tantangan kompleks yang muncul dalam proses politik, menunjukkan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap dinamika politik dan upaya-upaya untuk memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Novia fitriana huda -
Nama : Novia Fitriana Huda
NPM : 2215061024
Kelas : PSTI-D

Analisis dari jurnal yang telah diamati dapat diluhat bahwa jurnal menggambarkan konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi fluktuasi dan belum mencapai stabilitas yang diharapkan karena beberapa pilar krusialnya belum berfungsi secara optimal. Pemilu, sebagai salah satu fondasi utama, tidak hanya memiliki peranan penting dalam suksesi kepemimpinan, tetapi juga dalam mengawasi kinerja pemerintahan. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu yang masih menjadi isu utama yang memerlukan komitmen dari semua pihak terkait.

Jurnal tersebut membahas dua isu politik penting di Indonesia. Artikel pertama meneliti dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Pemilu Serentak 2019, termasuk kelemahan sistem presidensial multipartai dengan presidential threshold. Penelitian menunjukkan harapan akan coattail effect untuk meningkatkan dukungan politik di legislatif bagi pemerintahan yang terpilih.

Artikel kedua ini juga membahas isu-isu lain seperti netralitas Polri dalam pemilu, populisme di Indonesia, tantangan konsolidasi demokrasi, dan dimensi politik dalam sastra lisan pesantren. Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti isu-isu strategis terkait politik nasional, lokal, dan internasional, serta menyajikan analisis akademik dan praktis kebijakan yang relevan dengan konteks sosial-politik Indonesia.

Untuk memperbaiki konsolidasi demokrasi, diperlukan upaya serius dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial, untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Ini termasuk membangun kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang merupakan landasan penting untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Delon 2315061131 -
Nama: Delon
NPM: 2315061131
Kelas: PSTI C

Berdasarkan jurnal diatas dapat saya simpulkan, proses memperkuat demokrasi di Indonesia masih belum stabil karena beberapa hal penting belum berjalan dengan baik. Salah satunya adalah pemilihan umum (Pemilu), yang tidak hanya penting untuk memilih pemimpin, tetapi juga untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Namun, masalah seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam Pemilu masih menjadi tantangan yang perlu komitmen dari semua pihak. Ketidakstabilan dalam memperkuat demokrasi juga disebabkan oleh perilaku elit politik dan pihak terkait yang seringkali tidak mendukung prinsip-prinsip demokrasi seperti partisipasi masyarakat, persaingan yang sehat, kesetaraan politik, dan responsivitas politik. Tantangan ini semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualitas Pemilu dan demokrasi, tetapi juga stabilitas nasional, terutama ketika berita palsu, ujaran kebencian, dan berita sensasional di media sosial semakin merajalela. Beberapa masalah seperti politisasi identitas, persaingan keras dalam mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi juga belum mendapatkan solusi yang memuaskan selama pemilihan presiden.

Untuk memperkuat demokrasi, diperlukan komitmen dan upaya serius dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Mereka perlu bekerja sama untuk membangun demokrasi yang kuat dan membangun kepercayaan publik terhadap hasil Pemilu. Ini termasuk membangun kepercayaan di antara penyelenggara Pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang merupakan dasar penting untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan di masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M. AZMI EDFA ALHAFIZH -
Nama : M. Azmi Edfa Alhafizh
NPM : 2315061115
Kelas : PSTI C
Berdasarkan analisis yang telah saya lakukan, jurnal tersebut membahas tentang kondisi demokrasi di Indonesia selama 21 tahun terakhir yang masih didominasi oleh aspek prosedural daripada substansial. Dinamika politik menjelang pemilu 2019, termasuk politisasi agama dan identitas, serta dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden juga menjadi sorotan. Tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019, seperti polarisasi politik dan rendahnya kepercayaan publik, juga dibahas. Politisasi birokrasi, fragmentasi partai politik, dan peran media dalam proses politik turut menjadi fokus dalam jurnal tersebut. Penekanan pada pentingnya partisipasi masyarakat, independensi, dan trust building dalam memperkuat demokrasi juga disorot. Tantangan besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun, sementara upaya membangun netralitas birokrasi dan depolitisasi public service menjadi langkah penting dalam memperbaiki keadaan demokrasi yang lebih sehat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh NUZAIM BIRRI -
Nama : Nuzaim Birri
NPM : 2315061079
Kelas : PSTI C

Jurnal diatas menurut saya secara intinya membahas kontribusi yang signifikan dalam memahami lanskap politik Indonesia, dengan membahas dua isu politik utama yang sangat relevan. Artikel pertama menggali dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Pemilu Serentak 2019, menyoroti kelemahan sistem presidensial multipartai dan potensi coattail effect untuk meningkatkan dukungan politik di legislatif bagi pemerintahan yang terpilih.

Di sisi lain, artikel kedua mengkritik penggunaan label "emak-emak" dan "ibu bangsa" sebagai narasi simbolis untuk memobilisasi suara perempuan. Hal ini dianggap sebagai upaya yang mendomestikasi peran perempuan dan tercermin dari budaya patriarki. Selain itu, jurnal ini juga menyoroti isu-isu penting lainnya seperti netralitas Polri dalam pemilu, populisme di Indonesia, tantangan konsolidasi demokrasi, dan dimensi politik dalam sastra lisan pesantren.

Secara keseluruhan, jurnal ini tidak hanya menyajikan analisis akademik yang mendalam, tetapi juga menyuguhkan perspektif praktis kebijakan yang relevan dengan konteks sosial-politik Indonesia. Kontribusinya sangat berharga bagi berbagai kalangan, termasuk akademisi yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang politik Indonesia, praktisi yang terlibat dalam proses kebijakan, dan masyarakat umum yang ingin memahami dinamika politik yang tengah berkembang di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Gerhana Malik Ibrahim 2315061032 -
NAMA: Gerhana Malik Ibrahim
NPM: 2315061032
KELAS: TI D

Analisis dari jurnal yang telah diamati menunjukkan bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia masih mengalami fluktuasi dan belum mencapai stabilitas yang diharapkan karena beberapa pilar utamanya belum berfungsi secara optimal. Pemilu, sebagai fondasi utama, memiliki peran penting dalam suksesi kepemimpinan dan pengawasan kinerja pemerintah, tetapi masih dihadapi oleh tantangan seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas.

Tantangan ini juga disebabkan oleh perilaku elit partai politik dan pemangku kepentingan terkait pemilu yang tidak selalu mendukung proses demokrasi, dengan kurang memperhatikan nilai-nilai seperti partisipasi masyarakat dan kesetaraan politik.

Kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai semakin memperumit situasi, terutama dengan fenomena seperti berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita palsu. Politisasi identitas, persaingan dalam mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi juga menjadi masalah yang terus muncul.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya serius dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Kolaborasi yang kuat dari berbagai sektor ini penting untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Dhito Aryo Trengginas -
Nama : Dhito Aryo Trengginas
NPM : 2315061015
Kelas : TI C

Dari analisis saya menururt jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses penguatan demokrasi di Indonesia masih belum stabil karena beberapa aspek kunci belum terpenuhi dengan baik. Salah satu permasalahan yang signifikan adalah pelaksanaan Pemilu, yang tak hanya sebagai ajang pemilihan pemimpin, tetapi juga sebagai instrumen pengawasan terhadap kinerja pemerintah. Namun, tantangan seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses Pemilu masih menjadi hambatan yang membutuhkan komitmen dari berbagai pihak.

Selain itu, ketidakstabilan dalam memperkuat demokrasi juga disebabkan oleh sikap elit politik dan terkait yang kerap tidak sepenuhnya mendukung prinsip-prinsip demokrasi, seperti partisipasi masyarakat, persaingan yang sehat, kesetaraan politik, dan responsivitas politik. Tantangan ini semakin kompleks ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai, yang turut memengaruhi kualitas Pemilu, stabilitas nasional, dan persebaran berita palsu di media sosial.

Untuk merajut kembali kepercayaan publik terhadap proses demokratis, diperlukan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Maka itu harus bersatu demi membangun fondasi demokrasi yang kokoh dan menumbuhkan kepercayaan publik terhadap hasil Pemilu, yang menjadi pondasi utama untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Hafiz Assyifa Assyifa -
Nama : M Hafiz Assyifa
NPM : 2315061072
Kelas : PSTI D

Menurut analisis saya terhadap jurnal ini membahas tentang isu-isu politik strategis di Indonesia, terutama terkait pemilu serentak 2019 dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik. Isu-isu yang dibahas meliputi dinamika pemilu, politisasi birokrasi, konsolidasi demokrasi, dan pentingnya trust building dalam membangun demokrasi yang berkualitas. Tantangan dalam konsolidasi demokrasi termasuk kejujuran, keadilan, transparansi, akuntabilitas dalam pemilu, serta perilaku elit partai politik yang tidak selalu mendukung proses demokrasi. Untuk memperbaiki konsolidasi demokrasi, diperlukan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, dan media. Jurnal ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami politik Indonesia dengan analisis mendalam dan perspektif kebijakan yang relevan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh RENDY ANTONO -
Nama : Rendy Antono
NPM : 2315061119
Kelas : PSTI C

Menurut saya, Jurnal tersebut menyampaikan bahwa pemilu presiden 2019 di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang perlu segera ditangani. Salah satu tantangannya adalah politisasi birokrasi yang mengganggu netralitas dan kinerja pemerintahan, serta kurangnya kepercayaan publik terhadap semua stakeholders terkait pemilu. Pentingnya kepercayaan publik ditekankan sebagai hal yang krusial untuk memperkuat demokrasi dan menciptakan stabilitas politik.

Selain itu, jurnal menyoroti peran penting elemen-elemen kekuatan lain seperti civil society, media massa, dan lembaga survei dalam memperdalam demokrasi. Peran aktif civil society dalam mengawal pemilu serta media massa yang menyediakan berita obyektif dianggap krusial untuk menjaga kepentingan rakyat.

Meskipun Indonesia telah berhasil melaksanakan pemilu yang aman dan damai, pemilu 2019 menunjukkan kompleksitas dan kontroversi yang menjadi pembelajaran. Pentingnya pemilu berkualitas tidak hanya sebagai sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil, dan damai, tetapi juga sebagai kunci untuk ketahanan sosial masyarakat dan eksistensi NKRI.

Tantangan yang dihadapi dalam pemilu serentak 2019 menunjukkan bahwa konsolidasi demokrasi yang berkualitas masih sulit terwujud. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan nilai-nilai demokrasi dan memastikan bahwa pemilu di masa depan dapat dijalankan dengan lebih baik untuk memperkuat demokrasi dan stabilitas politik di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Rayhan Gumay Rayhan -
Nama : Muhammad Rayhan Gumay
NPM : 2355061007
PSTI C

Menurut analisis dalam jurnal tersebut, pemilu presiden 2019 di Indonesia dihadapkan pada beragam tantangan yang memerlukan penanganan segera. Salah satu tantangan kunci adalah adanya politisasi birokrasi yang menghambat netralitas dan efektivitas pemerintahan, disertai dengan kurangnya kepercayaan publik terhadap semua pihak terkait dalam pemilu. Kepercayaan publik dipandang sebagai elemen krusial yang mendukung penguatan demokrasi serta stabilitas politik.

Selain itu, jurnal juga menyoroti pentingnya peran aktif dari elemen-elemen kekuatan lain seperti civil society, media massa, dan lembaga survei dalam mengembangkan demokrasi. Partisipasi aktif civil society dalam pengawasan pemilu dan media massa yang memberikan informasi secara obyektif dianggap sangat penting dalam menjaga kepentingan masyarakat.

Walaupun pemilu 2019 di Indonesia berlangsung dengan damai dan aman, namun kompleksitas dan kontroversi yang muncul menunjukkan bahwa terdapat pelajaran yang berharga. Keberhasilan pemilu tidak hanya terletak pada proses suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil, dan damai, tetapi juga dalam konteks memperkuat ketahanan sosial masyarakat dan eksistensi negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tantangan yang muncul dari pemilu serentak 2019 menggambarkan bahwa upaya konsolidasi demokrasi yang berkualitas masih menghadapi sejumlah kesulitan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menempatkan nilai-nilai demokrasi sebagai prioritas utama dan memastikan bahwa pemilu di masa depan dapat dijalankan dengan lebih baik guna memperkuat fondasi demokrasi serta stabilitas politik di Indonesia. Sebagai pakar, saya akan menambahkan bahwa langkah-langkah konkret seperti penguatan lembaga pengawas, peningkatan transparansi, dan partisipasi aktif masyarakat sipil dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan tersebut.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Michael Deffrans Cristian Michael -
Nama : Michael Deffrans Cristian
NPM : 2315061087
PSTI - C

Jurnal tersebut melakukan analisis yang menyatakan bahwa banyak masalah yang dihadapkan pada pemilu presiden Indonesia 2019 memerlukan solusi segera. Adanya politisasi birokrasi, yang menghambat netralitas dan efektivitas pemerintahan, dikombinasikan dengan kurangnya kepercayaan publik terhadap semua pihak yang terlibat dalam pemilu, merupakan salah satu tantangan utama. Kepercayaan publik dianggap sebagai komponen penting untuk meningkatkan demokrasi dan stabilitas politik.

Selain itu, jurnal menyoroti betapa pentingnya komponen kekuatan lain seperti civil society, media massa, dan lembaga survei dalam membangun demokrasi. Civil society secara aktif mengawasi pemilu dan media massa memberikan informasi yang objektif dianggap penting untuk menjaga kepentingan masyarakat.


Walaupun pemilu Indonesia 2019 berlangsung dengan aman dan damai, kompleksitas dan kontroversi yang muncul menunjukkan bahwa ada pelajaran yang dapat diambil darinya. Kesuksesan
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Aulia Rahmi Shakira -
Nama: Aulia Rahmi Shakira
NPM: 2315061104
Kelas: PSTI D

Dalam jurnal ini, saya menganalisis bahwa jurnal ini membahas pemilu serentak 2019 di Indonesia, yang merupakan pemilu pertama di mana pemilihan presiden dan wakil presiden dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif. Artikel-artikel dalam jurnal membahas dinamika sosial politik pra-pemilu 2019, penguatan sistem presidensial, upaya mobilisasi perempuan, serta kritik terhadap sistem pemilihan umum serentak 2019. Penulis-penulis seperti Dhuroruddin Mashad dan Sutan Sorik, yang merupakan peneliti senior di Pusat Penelitian Politik LIPI, membahas berbagai aspek politik, politik agama, Asia Selatan, Dunia Islam, dan Minoritas. Hasil penelitian menunjukkan harapan terjadinya coattail effect pada Pemilu Serentak 2019, yang dapat menguatkan sistem presidensial karena dukungan memadai di legislatif. Jurnal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi diskusi dan kajian mengenai isu-isu atau dinamika sosial politik yang terjadi menjelang pemilu 2019, serta memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam membangun Indonesia yang lebih rasional, adil, dan demokratis.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Arza Restu Arjuna -
Nama : Arza Restu Arjuna
Npm : 2315061051
Kelas : PSTI C

Jurnal tersebut membahas tentang kondisi demokrasi, politik, dan pemilu yang ada di Indonesia, terutama pada masa pemilu presiden 2019. Dimana banyak membahas tentang mengenai peran penting pemilu dalam memperkuat demokrasi di tengah masyarakat banyak, dan terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi, seperti polarisasi politik, politisasi identitas, dan kurangnya representasi rakyat dalam pengambilan keputusan (golput).

Dalam jurnal terlihat bahwa pemilu dan politik masih didominasi oleh aspek prosedural daripada substansial. Banyak hal yang dibahas mencakup tuduhan kecurangan dan politisasi agama, yang sepertinya menunjukkan adanya polarisasi dan konflik dalam arena politik. Politisasi identitas dan agama terutama di kalangan umat Islam.

Dibutuhkan Independensi, kedewasaan, dan partisipasi kekuatan sosial dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam memastikan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.

Jurnal ini secara umum membahas pentingnya pemilu dalam memperkuat demokrasi di Indonesia, namun juga menyoroti berbagai tantangan dan masalah yang perlu diatasi. Reformasi birokrasi, partisipasi masyarakat, dan kepercayaan publik menjadi kunci utama dalam membangun demokrasi yang substansial dan memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Faisal -
Nama : Muhammad Faisal
NPM : 2315061111
Kelas : PSTI C

Jurnal tersebut menyelidiki keadaan politik, demokrasi, dan pemilu Indonesia, khususnya pemilu presiden 2019. Jurnal ini mengungkap masalah seperti polarisasi politik, politisasi identitas, dan kekurangan representasi rakyat, sambil mengabaikan pentingnya pemilu untuk meningkatkan demokrasi. Dengan masalah seperti kecurangan, politisasi agama, dan politisasi birokrasi yang menghambat netralitas pemerintah, pemilu dan politik tampaknya lebih prosedural daripada substansial.

Semua orang menyadari betapa pentingnya independensi, kedewasaan, dan partisipasi masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Juga disebutkan bahwa masyarakat sivil, media massa, dan lembaga survei harus berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan demokrasi. Kompleksitas dan kontroversi pemilu 2019 menunjukkan pelajaran penting untuk meningkatkan demokrasi. Meskipun upaya untuk memperkuat demokrasi yang lebih baik terus menghadapi tantangan, tindakan konkret seperti meningkatkan lembaga pengawas, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan partisipasi masyarakat sipil dianggap sebagai solusi.

Secara keseluruhan, kemajuan demokrasi Indonesia masih jauh dari stabilitas. Masalah kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pemilu serta perilaku elit politik yang tidak mendukung demokrasi merupakan tantangan utama. Untuk memperkuat demokrasi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu, diperlukan komitmen dan upaya keras dari semua pihak, termasuk media, masyarakat sipil, dan partai politik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Syahrul Ghufron Al Hamdan -
NAMA : Syahrul Ghufron Al Hamdan
NPM : 22315061063
KELAS : PSTI C

Menurut hasil analilis jurnal dari saya yaitu, masalah utama yang disorot dan dibahas adalah mengenai politik, demokrasi, dan pemilu diindonesia yang nyata masih belum bisa dikatakan baik karena masih ada beberapa masalah yang dihadapi khususnya bisa dilihat pada saat Pemilu presiden 2019 saat itu Indonesia dihadapkan pada beberapa masalah yang perlu segera diatasi. Salah satu tantangannya adalah politisasi birokrasi yang mengganggu netralitas dan efisiensi pemerintahan, serta kurangnya kepercayaan publik terhadap semua pihak terkait dalam proses pemilu. Pentingnya membangun kepercayaan publik disoroti sebagai faktor kunci untuk memperkuat demokrasi dan memastikan stabilitas politik.

Selanjutnya yaitu, jurnal ini membahas mengenai pentingnya elemen-elemen kekuatan lain seperti civil society, media massa, dan lembaga survei dalam mengembangkan demokrasi, yang mana elemen- elemen ini menjadi komponen penting. Melihat hasil dari pemilu 2019 yang berlangsung secara aman dan damai tetapi disisi lain pemilu tahun 2019 juga menunjukkan kontrovesi dan kompleksitas yang menjadi pembelajaran penting bagi kita.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Arfan Pramudya -
Nama : Arfan Andhika Pramudya
NPM : 2315061019
Kelas : PSTI C

Menurut pendapat saya berdasarkan analisis jurnal tersebut, penguatan demokrasi di Indonesia masih mengalami tantangan dan belum mencapai stabilitas yang diharapkan. Pemilu, sebagai pilar utama, sangat penting untuk memantau kinerja pemerintah dan suksesi kepemimpinan. Namun, masih ada tantangan terkait integritas, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas pemilu yang memerlukan komitmen dari semua pihak. Selain itu, perilaku elit politik dan mitra dalam pengambilan keputusan juga dapat mengganggu proses pemilu yang adil.

Mengembangkan sistem di mana setiap orang memiliki suara yang dihargai semakin sulit ketika kondisi sosial, keuangan, politik, dan hukum tidak memadai. Hal ini tidak hanya berdampak pada pemerintahan, tetapi juga pada keamanan publik, terutama ketika berita palsu semakin menyebar melalui media sosial. Beberapa masalah yang muncul, seperti politisasi karakter dan persaingan yang tidak sehat dalam mencari dukungan, perlu ditangani dengan baik.

Untuk mencapai stabilitas politik yang adil, semua pihak, termasuk kelompok ideologi, masyarakat umum, media massa, dan platform digital, perlu bekerja sama. Ini termasuk membangun kepercayaan antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang sangat penting untuk mencapai stabilitas politik yang diinginkan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Andi Muhammad Daffa Ramadhan -
Nama : Andi Muhammad Daffa Ramadhan
NPM :2315061008
Kelas : TI D

Dari analisis jurnal yang saya baca dapat disimpulkan bahwa proses memperkuat demokrasi di Indonesia masih belum stabil karena beberapa aspek penting masih menghadapi kendala. Salah satu hal utama adalah pemilihan umum (Pemilu), yang bukan hanya penting untuk menentukan pemimpin tetapi juga untuk mengawasi kinerja pemerintah. Namun, masalah seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam Pemilu masih menjadi tantangan yang harus diatasi dengan komitmen dari semua pihak terkait. Tidak stabilnya proses memperkuat demokrasi juga disebabkan oleh perilaku elit politik dan pihak terkait yang sering kali tidak mematuhi prinsip-prinsip demokrasi seperti partisipasi masyarakat, persaingan yang fair, kesetaraan politik, dan responsivitas politik. Tantangan semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai. Ini tidak hanya mempengaruhi kualitas Pemilu dan demokrasi tetapi juga stabilitas nasional, terutama dengan meningkatnya penyebaran berita palsu, ujaran kebencian, dan konten sensasional di media sosial.

Beberapa masalah, seperti politisasi identitas, persaingan yang sengit untuk mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi, juga belum menemukan solusi yang memuaskan selama pemilihan presiden.

Untuk memperkuat demokrasi, dibutuhkan komitmen dan upaya serius dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Mereka perlu bekerja sama untuk membangun demokrasi yang kokoh dan membangun kepercayaan publik terhadap hasil Pemilu. Ini melibatkan membangun kepercayaan di antara penyelenggara Pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang merupakan fondasi penting untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan di masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Febby Yolanda Putri -
Nama : Febby Yolanda Putri
NPM :2315061003
Kelas : PSTI C

Kesimpulan dari Jurnal ersebut menunjukkan bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi tantangan yang signifikan. Meskipun pemilu merupakan pilar penting dalam demokrasi, tetapi kerumitan dan ketidakmaksimalan dalam fungsi pilar-pilar demokrasi seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa, menyebabkan proses demokrasi cenderung fluktuatif. Masalah politisasi, kepercayaan publik yang minim terhadap netralitas birokrasi dan penyelenggara pemilu, serta ketidakmampuan stakeholders terkait untuk berperan secara efektif dan profesional, semakin menghambat proses konsolidasi demokrasi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara semua stakeholders terkait untuk memperbaiki kepercayaan publik, memperkuat pilar-pilar demokrasi, dan memastikan pelaksanaan pemilu yang berkualitas guna mendukung pembangunan demokrasi yang substansial di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh ALEEA CARISA DANIELLE KALALO -
Nama : Aleea Carisa Danielle Kalalo
NPM : 2315061023
Kelas : TI C

Berdasarkan "Jurnal Penelitian Politik" Volume 16 No. 1 Juni 2019 memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman terhadap dinamika politik dan pemilu di Indonesia pasca reformasi. Berbagai artikel yang dibahas dalam jurnal tersebut memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek politik yang relevan, mulai dari sistem presidensial, mobilisasi perempuan, netralitas Polri, populisme, hingga dimensi politik dalam sastra lisan pesantren.

Pentingnya konsolidasi demokrasi, partisipasi masyarakat, dan penataan sistem politik yang ditekankan dalam jurnal tersebut menunjukkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dalam membangun demokrasi yang kuat dan inklusif di Indonesia. Dengan memperkuat konsolidasi demokrasi, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dan melakukan penataan sistem politik yang transparan dan akuntabel, diharapkan dapat memperkuat fondasi demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia.

Dengan demikian, jurnal ini tidak hanya memberikan analisis mendalam terhadap isu-isu politik yang relevan, tetapi juga memberikan arahan dan rekomendasi untuk langkah-langkah yang perlu diambil guna memperkuat demokrasi di Indonesia. Kesimpulan tersebut mencerminkan pentingnya upaya bersama dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa demokrasi di Indonesia dapat berkembang secara substansial dan memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Arlen Destico -
ARLEN DESTICO
2315061120
TI D

Dari analisis yang saya lakukan terhadap Jurnal Penelitian Politik-LIPI, terungkap bahwa jurnal ini adalah platform penting yang membahas berbagai isu strategis dalam konteks politik nasional, lokal, dan internasional. Tema-tema yang dibahas meliputi demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, serta politik luar negeri. Jurnal ini menyajikan analisis mendalam dan kajian yang komprehensif, sehingga menjadi sumber yang berharga dalam memahami dan merespon dinamika politik yang terus berkembang di Indonesia, dengan tujuan membangun masyarakat yang lebih rasional, adil, dan demokratis.

Isu kontemporer seperti politisasi agama dalam pemilihan umum 2019 juga menjadi fokus dalam jurnal ini, dimana fenomena ini telah memicu ketegangan sosial selama masa kampanye, memperdalam perpecahan sosial, dan menciptakan rasa tidak percaya antarkomunitas. Jurnal ini menunjukkan betapa krusialnya pemahaman mendalam tentang dinamika politik dan peran pentingnya dalam menguatkan fondasi demokrasi di Indonesia, terutama menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi oleh proses politik saat ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Luthfi Muthathohirin -
Nama : Luthfi Muthathohirin
NPM : 2315061112
Kelas : PSTI D

Setelah menganalisis jurnal tersebut, sepertinya fokus utamanya adalah pada dinamika demokrasi di Indonesia, dengan penekanan pada tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses ini. Hasil analisis jurnal memperlihatkan bahwa meskipun terdapat kemajuan setelah Pemilu 1999, tetapi demokrasi di Indonesia masih menghadap tantangan dalam mencapai stabilitas yang diharapkan. Salah satu isu utama yang diangkat adalah masalah dalam pelaksanaan pemilu, termasuk kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Selain itu, perilaku elit politik dan pemangku kepentingan terkait juga menjadi fokus, di mana tidak selalu mendukung prinsip-prinsip demokrasi seperti partisipasi masyarakat, persaingan yang sehat, kesetaraan politik, dan responsivitas politik.

Jurnal juga menyoroti pentingnya kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang memadai dalam memperkuat demokrasi. Faktor-faktor ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi, tetapi juga stabilitas nasional secara keseluruhan. Fenomena seperti berita palsu, ujaran kebencian, dan politisasi identitas semakin mempersulit upaya konsolidasi demokrasi.

Dalam menjawab tantangan-tantangan ini, jurnal menekankan perlunya komitmen dan upaya serius dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Kolaborasi lintas sektor ini dianggap krusial untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Erlin Sari Ramadhani -
NAMA: ERLIN SARI RAMADHANI
NPM: 2315061056
KELAS: TI D

Analisis yang sau dapat dari Jurnal adalah bahwa proses konsolidasi demokrasi di Indonesia masih mengalami pasang surut dan belum stabil sepenuhnya, karena beberapa elemen penting belum beroperasi dengan efektif. Pemilihan umum, sebagai salah satu pilar utama, tidak hanya krusial untuk transisi kepemimpinan, tetapi juga sebagai mekanisme pengawasan terhadap pemerintah. Isu-isu seperti integritas, keadilan, transparansi, dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan pemilu masih menjadi tantangan utama yang membutuhkan dedikasi dari semua pihak yang terlibat.

Jurnal ini mengulas dua topik politik signifikan di Indonesia. Bagian pertama membahas dinamika koalisi dalam pemerintahan saat ini dan Pemilu Serentak 2019, termasuk tantangan yang dihadapi oleh sistem presidensial multipartai dengan adanya ambang batas presiden. Studi tersebut mengindikasikan adanya harapan bahwa efek domino akan meningkatkan dukungan legislatif untuk pemerintahan yang baru terpilih.

Bagian kedua mengeksplorasi topik lain seperti netralitas kepolisian dalam pemilu, fenomena populisme, hambatan dalam konsolidasi demokrasi, dan aspek politik dalam tradisi sastra lisan pesantren. Secara umum, jurnal ini menyoroti isu-isu strategis yang berkaitan dengan politik di tingkat nasional, lokal, dan internasional, serta menyediakan analisis yang mendalam dan praktis terhadap kebijakan yang relevan dengan situasi sosial-politik di Indonesia.

Untuk memperkuat konsolidasi demokrasi, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan komitmen kuat dari semua pihak, termasuk partai politik, lembaga masyarakat sipil, media massa, dan media sosial, untuk menciptakan demokrasi yang berarti dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu. Hal ini melibatkan pembangunan kepercayaan yang solid antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang merupakan dasar yang esensial untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan sosial.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Talitha Dalilah Difa -
Nama: Talitha Dalilah Difa
NPM : 2315061012
Kelas : PSTI D

Pilpres 2019 di Indonesia memunculkan polarisasi politik dan pembelahan sosial. Evaluasi dampaknya pada demokrasi menekankan konsolidasi demokrasi dan pemahaman terhadap budaya politik lokal. Meskipun pemilihan kepala daerah penting, pilpres menghadapi tantangan kompleks dalam mempengaruhi kualitas pemerintahan secara keseluruhan. Pilpres bukan hanya pesta demokrasi, tapi juga instrumen untuk memperdalam demokrasi nasional dan menciptakan pemerintahan yang lebih efektif.

Pilpres 2019 mencerminkan polarisasi politik dan pembelahan sosial di Indonesia. Evaluasi dampaknya menyoroti konsolidasi dan pendalaman demokrasi, melibatkan negara dan masyarakat untuk menciptakan pemerintahan yang efektif. Nilai-nilai demokrasi mendasari perilaku politik, tetapi tantangan kompromi antara elite penguasa dan masyarakat membutuhkan solusi untuk memenuhi harapan demokrasi. Partisipasi masyarakat mencakup ketaatan hukum, keterbukaan politik, toleransi, dan penghormatan terhadap HAM. Demokrasi Indonesia belakangan lebih prosedural daripada substantif, dengan meningkatnya ketidakpastian sosial-politik karena konflik seperti penistaan agama, intoleransi, dan konflik kebhinekaan. Pemilu 2019 dipenuhi tuduhan kecurangan, kampanye dipenuhi kegaduhan di media massa dan sosial, serta politisasi agama yang meningkatkan ketegangan sosial.

● Pemilu Presiden 2019 dan Masalahnya
Pemilu adalah pilar utama demokrasi yang memungkinkan rakyat menyalurkan aspirasi politiknya secara damai. Namun, di Indonesia, pemilu belum sepenuhnya memenuhi potensi untuk memberdayakan rakyat secara penuh. Pemilu serentak 2019 menjadi ujian untuk memperkuat sistem presidensial dan institusi partai politik, membutuhkan komitmen untuk meningkatkan kualitasnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pemilu serentak menjadi lebih kompleks karena adanya presidential threshold, yang mengharuskan partai berkoalisi untuk mengusung pasangan capres-cawapres dan bersaing untuk kursi legislatif secara individu.

● Politisasi Identitas: Berebut Suara Muslim
Pemilu serentak 2019 mencerminkan politisasi identitas dan agama, terutama di kalangan umat Islam yang merasa terancam oleh sejumlah isu. Gerakan ijtima'ulama merekomendasikan Prabowo memilih cawapres dari kalangan ulama, tetapi tidak seluruh ulama mendukung gerakan tersebut. NU, misalnya, tidak terlibat, dengan sebagian besar kiai dan pengurus pesantren mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Meskipun demikian, isu penurunan suara parpol Islam dari pemilu ke pemilu menunjukkan bahwa dikotomi santri-abangan semakin kurang relevan.

● Pemilu dan Kegagalan Parpol
Pemilu adalah evaluasi terhadap pemerintah dan deepening democracy. Parpol gagal dalam kaderisasi, memilih selebritis sebagai caleg, dan belum menghasilkan platform politik nasional. Fragmentasi parpol meningkat, tidak mewakili aspirasi massa, dan mendelegitimasi eksistensinya. Meskipun diharapkan meningkatkan kesejahteraan, parpol belum memberi solusi konkret terhadap masalah seperti perilaku distortif dan vote buying.

● Pemilu dalam Masyarakat Plural
Pemilu adalah evaluasi terhadap pemerintah dan deepening democracy. Parpol belum efektif menghadapi kemajemukan budaya, terlihat dari pembelahan sosial dan politisasi identitas dalam pilpres 2019. Era reformasi membawa kompetisi politik yang lebih terbuka, tetapi masih ada kritik terhadap oligarki dalam partai politik. Liberalisasi politik juga menghasilkan lembaga pengawas dan media yang lebih aktif. Pemilu penting untuk akuntabilitas pemerintah dan pengenalan nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat heterogen Indonesia.

● Pemilu dan Politisasi Birokrasi
Reformasi politik dan pemilu menuntut reformasi birokrasi yang netral dan profesional. Politisasi birokrasi dalam pilpres 2019 melemahkan legitimasi pemerintah. Meskipun era reformasi membawa liberalisasi politik, politisasi birokrasi masih terjadi di pusat dan daerah. Reformasi birokrasi penting untuk memisahkan politik dari administrasi pemerintahan dan membangun demokrasi yang lebih sehat. Pola relasi antara politik dan birokrasi berdampak pada pembangunan di pusat dan daerah.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Anazky Putra Irwansya -
Nama : Muhammad Anazky Putra Irwansya
NPM : 2315061020
Kelas : TI D

Dari analisis jurnal yang dipertimbangkan, tergambar bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia masih mengalami fluktuasi dan belum mencapai stabilitas yang diharapkan karena beberapa pilar pentingnya belum berfungsi secara optimal. Misalnya, dalam konteks pemilu, meskipun menjadi fondasi utama dalam suksesi kepemimpinan dan pengawasan pemerintahan, masih terdapat tantangan besar terkait kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaannya. Elit partai politik dan pemangku kepentingan juga seringkali tidak mendukung proses demokrasi dengan memperhatikan nilai-nilai esensial seperti partisipasi masyarakat, kualitas kompetisi, kesetaraan politik, dan responsivitas politik.

Kompleksitas tantangan semakin meningkat dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai. Faktor-faktor ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi, tetapi juga stabilitas nasional secara keseluruhan. Fenomena berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita palsu semakin mempersulit situasi. Politisasi identitas, persaingan yang sengit dalam mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim, dan politisasi birokrasi yang berlebihan juga menjadi masalah yang terus muncul, menegaskan kompleksitas tantangan yang dihadapi.

Penyelesaian tantangan ini memerlukan upaya serius dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk partai politik, masyarakat sipil, media massa, dan media sosial. Kolaborasi yang kuat dari berbagai sektor diperlukan untuk membangun demokrasi yang substansial dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Membangun kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat menjadi landasan penting dalam mencapai stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, jurnal tersebut memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika politik Indonesia sejak Pemilu 1999 hingga saat ini. Perkembangan signifikan telah terjadi, terutama setelah diterapkannya pemilu langsung untuk presiden dan kepala daerah. Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi, seperti politisasi identitas, isu kecurangan, hoaks, ujaran kebencian, politisasi agama, dan karakterisasi negatif terhadap lawan politik, tetap menjadi fokus dalam mempertahankan integritas pemilu dan konsolidasi demokrasi secara menyeluruh. Menyelesaikan tantangan ini akan membutuhkan sinergi antara berbagai pihak dan langkah-langkah konkrit untuk memperkuat fondasi demokrasi Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh TRI SEPTIANI -
Nama : Tri Septiani
NPM : 2315061036
Kelas : PSTI D

Hasil analisis Saya terhadap jurnal tersebut yaitu jurnal ini membahas berbagai aspek politik di Indonesia, termasuk demokratisasi, pemilihan umum, politisasi birokrasi, politik identitas, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik. Mereka menyoroti peran ulama, pembelahan sosial, politisasi agama, dan pentingnya nilai budaya dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Artikel juga menekankan pentingnya konsolidasi demokrasi, reformasi birokrasi, netralitas birokrasi, dan pemisahan politik dari administrasi untuk membangun demokrasi yang lebih sehat. Peneliti senior di jurnal ini memiliki keahlian dalam politik dan pemerintahan serta menekankan peran stakeholders seperti civil society, media massa, dan lembaga survey dalam mendalami demokrasi. Proses pendalaman demokrasi di Indonesia memerlukan independensi, kedewasaan, dan partisipasi kekuatan sosial untuk membangun kepercayaan publik yang substansial terhadap hasil pemilu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Nadjwa Tasya Safira -
Nama : Nadjwa Tasya Safira
NPM : 2315061024
Kelas : PSTI D

Analisis saya terhadap jurnal berjudul Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019, adalah mengkaji berbagai aspek politik dan pemilu di Indonesia, dengan menyoroti tantangan seperti politisasi identitas dan birokrasi, serta kebutuhan mendesak akan reformasi birokrasi. Salah satu isu utama yang dibahas adalah dukungan ulama dan kiai terhadap pasangan calon presiden, yang menunjukkan bagaimana politisasi agama mempengaruhi proses pemilu. Politisasi identitas mencerminkan kompleksitas masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural, dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi alat politisasi yang efektif namun berpotensi memecah belah. Oleh karena itu, hal ini dengan menekankan pentingnya menjaga netralitas birokrasi dan memastikan bahwa proses pemilu tetap adil dan transparan.

Selanjutnya, dengan menyoroti politisasi birokrasi dalam pemilu 2019 sebagai masalah signifikan. Politisasi ini dapat mengganggu netralitas dan profesionalisme birokrasi, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pelayanan publik dan stabilitas politik. Depolitisasi pelayanan publik diusulkan sebagai solusi penting, dengan memisahkan karir politik dan karir administratif secara tegas. Pegawai negeri harus diangkat dan dipromosikan berdasarkan prestasi, bukan afiliasi politik. Ini akan membantu meningkatkan independensi birokrasi dan memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.

Dalam hal ini juga, menekankan pentingnya memperdalam proses demokratisasi melalui partisipasi masyarakat yang lebih besar, kepatuhan hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Partisipasi masyarakat yang aktif dan keterbukaan politik dianggap esensial untuk membangun demokrasi yang sehat dan berkelanjutan. Selain itu, menekankan perlunya budaya politik yang toleran dan egaliter, serta penghormatan terhadap HAM sebagai landasan penting dalam konsolidasi demokrasi. Keberhasilan demokrasi di Indonesia juga bergantung pada upaya untuk mengatasi budaya kekerasan dan meningkatkan transparansi dalam proses politik.

Jadi, dengan menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat. Kepercayaan yang kuat dianggap sebagai fondasi utama bagi demokrasi yang stabil dan berkualitas. Ini bisa dicapai dengan memastikan bahwa proses pemilu transparan dan adil, yang pada gilirannya meningkatkan legitimasi hasil pemilu dan penerimaan terhadap pemerintahan yang terpilih. Masyarakat sipil, media massa, dan lembaga survei juga memainkan peran penting dalam memperkuat kepercayaan publik terhadap hasil pemilu, sehingga memastikan konsolidasi demokrasi yang substansial di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Alfikri Deo Putra -
Nama : Alfikri Deo Putra
NPM : 2315061075
Kelas : TI C

Jurnal tersebut menguraikan bahwa Pemilu Presiden 2019 di Indonesia menemui berbagai tantangan yang memerlukan penanganan mendesak. Salah satunya adalah politisasi birokrasi yang merusak netralitas dan efektivitas pemerintahan, di samping kurangnya kepercayaan publik terhadap semua pihak yang terlibat dalam pemilu. Kepercayaan publik dianggap sebagai elemen krusial dalam memperkuat fondasi demokrasi serta memelihara stabilitas politik. Politisasi birokrasi mengacu pada praktek menggunakan kekuasaan dan sumber daya birokratik untuk kepentingan politik tertentu, yang dapat mengaburkan batas antara fungsi-fungsi pemerintahan dan kepentingan politik. Hal ini dapat mengganggu integritas proses demokratis dan merusak legitimasi hasil pemilu. Oleh karena itu, mengembalikan kepercayaan publik menjadi agenda krusial dalam memperbaiki kerentanan demokrasi dan memastikan stabilitas politik yang berkelanjutan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Surya Bagaskara 2315061031 -
Nama : Surya Bagaskara
NPM : 2315061031
Kelas : TI C

Menurut analisa saya, jurnal tersebut menunjukkan bahwa proses konsolidasi demokrasi di Indonesia masih mengalami fluktuasi dan belum mencapai stabilitas penuh, karena beberapa aspek penting masih belum berjalan dengan efisien. Pemilihan umum, yang merupakan salah satu fondasi utama, tidak hanya penting untuk transisi kepemimpinan, tetapi juga sebagai alat pengawasan terhadap pemerintah. Tantangan utama seperti integritas, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu masih memerlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat.

Jurnal ini membahas dua topik politik yang signifikan di Indonesia. Bagian pertama membicarakan dinamika koalisi dalam pemerintahan saat ini dan Pemilu Serentak 2019, termasuk tantangan yang dihadapi oleh sistem presidensial multipartai dengan adanya ambang batas presiden. Analisis tersebut mengungkap harapan bahwa dukungan legislatif terhadap pemerintahan yang baru terpilih akan meningkat melalui efek domino.

Bagian kedua mengeksplorasi topik seperti netralitas kepolisian dalam pemilu, fenomena populisme, hambatan dalam konsolidasi demokrasi, dan aspek politik dalam tradisi sastra lisan pesantren. Secara keseluruhan, jurnal tersebut menggarisbawahi isu-isu strategis yang terkait dengan politik di tingkat nasional, lokal, dan internasional, serta memberikan analisis mendalam dan praktis terhadap kebijakan yang relevan dengan situasi sosial-politik di Indonesia.

Untuk memperkuat konsolidasi demokrasi, diperlukan dedikasi dan komitmen kuat dari semua pihak, termasuk partai politik, lembaga masyarakat sipil, media massa, dan media sosial, untuk membentuk demokrasi yang substansial dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu. Ini mencakup pembangunan kepercayaan yang kuat antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat, yang menjadi landasan penting untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan sosial.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh ARIANTI KARTIKA DEWI -
Nama : Arianti Kartika Dewi
NPM : 2315061047
Kelas : TI C
Prodi : Teknik Informatika

Berdasarkan jurnal tersebut dapat dilihat analisis sebagai berikut. Pada jurnal ini dibahas mengenai tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Dan pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik dikarenakan pilar-pilar demokrasi yang seharusnya menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 juga belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial pada waktu setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satu kandidat menolak hasil pemilu yang telah diumumkan pada saat itu. Sehingga pada akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat pilpres mengklaim sebagai pemenang pada pilpres tersebut.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Makka Muhammad Mustova -
Makka Muhammad Mustova
2315061100
TI D

Dari analisis saya terhadap Jurnal Penelitian Politik-LIPI, ditemukan bahwa jurnal ini merupakan platform penting yang membahas berbagai isu strategis dalam konteks politik nasional, lokal, dan internasional. Topik yang dibahas meliputi demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, serta politik luar negeri. Jurnal ini menawarkan analisis mendalam dan kajian yang komprehensif, sehingga menjadi sumber berharga untuk memahami dan merespons dinamika politik yang terus berkembang di Indonesia, dengan tujuan membangun masyarakat yang lebih rasional, adil, dan demokratis.

Isu kontemporer seperti politisasi agama dalam pemilihan umum 2019 juga menjadi fokus jurnal ini, di mana fenomena tersebut memicu ketegangan sosial selama masa kampanye, memperdalam perpecahan sosial, dan menciptakan rasa tidak percaya antarkomunitas. Jurnal ini menegaskan betapa pentingnya pemahaman mendalam tentang dinamika politik dan peran pentingnya dalam memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi oleh proses politik saat ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Mutiara Khairunnisa Zulkifli -
Nama : Mutiara Khairunnisa Zulkifli
NPM : 2315061060
Kelas : TI D
Prodi : Teknik Informatika

Dari jurnal tersebut, tergambar bahwa selama 21 tahun terakhir, kondisi demokrasi di Indonesia masih lebih cenderung pada aspek prosedural daripada substansial. Pemilu 2019 menjadi sorotan utama, dimana terjadi berbagai kecurangan, politisasi agama, dan munculnya isu intoleransi yang memicu konflik di tengah masyarakat. Politisasi identitas dan agama menjadi titik fokus dalam upaya berebut suara muslim, namun politisasi identitas tidak selalu menjamin kemenangan dalam pemilu.

Tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia, terutama dalam pemilu presiden 2019, sangatlah beragam. Polaritas politik, kepercayaan publik yang rendah terhadap lembaga pemerintahan, politisasi birokrasi, dan perilaku elit politik yang tidak selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi substansial menjadi beberapa di antaranya. Konsolidasi demokrasi yang efektif menjadi kunci dalam menciptakan pemerintahan yang efektif, sah secara hukum, berkualitas, dan stabil.

Penting untuk terus memperkuat demokrasi dan proses pemilu agar dapat menghasilkan pemerintahan yang dapat diandalkan dan berkualitas. Dalam upaya ini, peran penting dari berbagai pemangku kepentingan seperti civil society, media massa, dan lembaga survei sangatlah diperlukan. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak ini dapat membantu membangun demokrasi yang substansial dan mencegah konflik yang mungkin timbul. Oleh karena itu, peningkatan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses politik, serta penegakan keadilan dan transparansi dalam pelaksanaan pemilu, menjadi langkah penting dalam memperkuat fondasi demokrasi Indonesia.