Forum Diskusi

Forum Diskusi

Forum Diskusi

Number of replies: 25

Mahasiswa semua  pada pertemuan ketiga ini kita akan mendiskusikan tentang jenis-jenis wawancara dan bagaimana teknik wawancara yang baik agar dapat mengumpulkan sumber Sejarah Lisan yang baik. Silahkan berikan komentar kalian pada kolom komentar.

In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Elya Ferina Cahyawati -
Terdapat beberapa jenis wawancara yang digunakan dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan, antara lain:

Wawancara Naratif: Pendekatan ini memungkinkan narator untuk bercerita dengan bebas, membagikan pengalaman dan cerita pribadi mereka.
Wawancara Terstruktur: Terfokus pada pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi tertentu.
Wawancara Semi-Terstruktur: Kombinasi antara pertanyaan yang telah disiapkan dan fleksibilitas untuk menjelajahi topik yang muncul secara alami selama wawancara.
Teknik wawancara yang baik dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan melibatkan beberapa hal:

Persiapan yang Matang: Mempersiapkan pertanyaan yang relevan dan menyelaraskan tujuan penelitian dengan topik wawancara.
Membangun Keterhubungan: Menciptakan hubungan yang baik dengan narator, menunjukkan empati dan kepedulian terhadap cerita mereka.
Mendengarkan Aktif: Mendengarkan dengan seksama, menangkap detail-detail penting, dan memungkinkan narator untuk menceritakan kisah mereka tanpa gangguan.
Pertanyaan Terbuka dan Spesifik: Menggunakan pertanyaan terbuka untuk memunculkan cerita panjang narator dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail tertentu.
Rekam atau Catat Wawancara: Merekam wawancara (dengan izin narator) atau mencatat sebanyak mungkin, karena ini akan membantu mempertahankan akurasi informasi.
Verifikasi dan Konteks: Mengonfirmasi informasi dengan sumber lain dan meletakkan cerita narator dalam konteks sejarah yang lebih luas.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Reviana Dewi -
Wawancara merupakan salah satu kaedah mengumpulkan data yang paling biasa digunkan dalam penelitian sosial. Kaedah ini digunakan ketika subjek kajian (responden) dan peneliti berada langsung bertatap muka dalam proses mendapatkan informasi bagi keperluan data primer. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan (Rosaliza, 2015: 71) Menurut Lincoln dan Guba dalam Nugrahani, (2014: 124) wawancara dapat dilakukan untuk mengkonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, merekonstruksi kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi dari berbagai sumber, dan mengubah atau memperluas konstruksi yang dikembangkan peneliti sebagai triangulasi.

Jenis-jenis wawancara disebutkan dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif yang disusun oleh Muhammad Rizal Pahleviannur, ‎Anita De Grave, ‎Dani Nur Saputra (2022: 125).
1.Wawancara Terstruktur: digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan didapat. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu menyiapkan instrumen berupa tertulis yang alternatif, alat bantu seperti tape recorder, dan lainnya.
2.Wawancara semi terstruktur: dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta untuk berpendapat, dan ide-idenya. Wawancara ini dilakukan relatif lebih bebas dibanding wawancara terstruktur.
3.Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari informan. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis permasalahan yang akan ditanyakan pada informan. Wawancara ini digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.
Langkah-langkah wawancara sebagai berikut;
1.Identifikai Narasumber
2. Menentukan Tipe Wawancara
3.Menyiapkan prosedur alat yang memadai 4.Merancang panduan wawancara
5.Menentukan Lokasi Wawancara
6.Meminta izin dengan Narasumber
7.Tetap fokus pada pertanyaan yang sudah dirancang
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Lia Wulandari -
Wawancara (Interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya, Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.

- Jenis-jenis wawancara itu sebagai berikut:
1. Wawancara Terstruktur
Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya, alat bantu yang digunakan biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2. Wawancara Semistruktur
pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis yang sudah tersusun rapi atau terstruktur untuk diajukan kepada narasumber. Tetapi bahwa wawancara juga memiliki kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas yang masih memiliki kaitan dengan permasalahan yang dibahas. Wawancara jenis ini dapat juga disebut sebagai wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin.
3. Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya.

- Teknik wawancara yang baik agar dapat mengumpulkan sumber sumber lisan yang baik adalah kita harus menyiapkan tema, kemudian kita menyiapkan pertanyaan sesuai topik wawancara, lalu kita harus memastikan pertanyaan kita itu jelas dan mudah dimengerti oleh narasumber, kita juga tidak segan untuk meminta contoh atau penjelasan ketika yang dijelaskan itu blm kita mengerti kemudian tetap fokus dalam wawancara sesuai tema yang ditentukan.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Fitriya Sari -
jenis-jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
-Wawancara terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan diikuti secara teratur
- Wawancara tidak terstruktur: jenis wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan lebih mengikuti alur percakapan
- Wawancara semi-terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, namun memberikan kebebasan pada pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan lebih lanjut

Selain itu, terdapat beberapa teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
- Teknik mendengarkan aktif: teknik yang dilakukan dengan cara mendengarkan dengan seksama dan memberikan respons yang tepat pada pengkisah
- Teknik mengajukan pertanyaan terbuka: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang panjang dan detail
- Teknik mengajukan pertanyaan tertutup: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang singkat dan jelas.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by I Luh Gede Neliawati -
Ada tiga jenis dalam wawancara yaitu
1. Wawancara terstruktur,merupakan jenis wawancara yang sudah terstruktur dalam hal pertannyan atapun list angenda yang akan dilaksanakan ketika wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur, merupakan jenis wawancara yang pada saat mewawancarai narasumber itu tidak ada list pertanyaan yang sudah dipersiapkan pada saat wawancara, teknik ini bisanya akan mengallir dengan sendirinya atau secara alamiah.
3. Wawancara semi terstruktur, teknik wawancara ini merupakan teknik yang pada ssat wawancara pertanyaan untuk narasumber itu sudah dilist akan tetapi ada juga pertanyaan yang tidak ada di dalam list itu. Oleh sebab itu wawancara ini disebut dengan wawancara semi terstruktur .
Teknik-teknik yang dapat dilakukan ketika wawancara supaya lebih baik:
1. Gunakan Bahasa yang sopan ketika wawancara.
2. Tidak memaksa narasumber jika beliau tidak ingin menjawab pertanyaan yang diberikan.
3. Memperhatikan bahsa tubuh supaya wawancara berlangsung dengan lancar
4. Mencatat atau merekam untuk mempermudah dalam pembuatan transkip wawancara.
5. Jangan lupa mengucapkan terimakasih dan juga kata maaf ketika wawancara
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Chyntya Chyntya -
Jenis-jenia wawancara :
1.Wawancara Terstruktur: digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan didapat. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu menyiapkan instrumen berupa tertulis yang alternatif, alat bantu seperti tape recorder, dan lainnya.
2.Wawancara semi terstruktur: dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta untuk berpendapat, dan ide-idenya. Wawancara ini dilakukan relatif lebih bebas dibanding wawancara terstruktur.
3.Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari informan. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis permasalahan yang akan ditanyakan pada informan. Wawancara ini digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.

Teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan yaitu dengan mengidentifikasi narasumber, menentukan tema wawancara, mencatat pertanyaan dan jawaban saat wawancara, dapat juga di record lalu dicatat kembali dalam sebuah transkip.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Erlangga Angger Sajiwo 2213033029 -
1.Jenis-jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan adalah:
-Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan disusun secara sistematis untuk mendapatkan informasi yang spesifik. Wawancara terstruktur cocok untuk mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif yang rinci.
-Wawancara semi-terstruktur
Wawancara semi-terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, tetapi pewawancara juga bebas mengajukan pertanyaan tambahan. Wawancara semi-terstruktur cocok untuk mengumpulkan data kualitatif yang lebih mendalam dan eksploratif.
-Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan. Pewawancara bebas bertanya apa saja kepada narasumber. Wawancara tidak terstruktur cocok untuk mengumpulkan data kualitatif yang sangat mendalam dan eksploratif.

2.Salah satu Teknik wawancara yang baik agar dapat mengumpulkan sumber sejarah lisan yang baik adalah:

-Mempersiapkan wawancara
Sebelum melakukan wawancara, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik. Hal ini termasuk menentukan tujuan wawancara, memilih narasumber yang tepat, dan menyusun daftar pertanyaan (jika menggunakan wawancara terstruktur atau semi-terstruktur).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by SHELA DWI SASKIA -
JENIS-JENIS WAWANCARA:

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disusun sebelumnya dan tidak dapat diubah- ubah saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, wawancara terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang dapat dibandingkan dengan mudah.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat berubah-ubah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara tidak terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat karena dapat menyesuaikan pertanyaan sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh responden.

3. Wawancara Semi-Terstruktur

Selain itu, ada juga wawancara semi- terstruktur yang merupakan gabungan dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi-terstruktur telah disusun sebelumnya, namun dapat diubah-ubah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara semi-terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat dan juga memudahkan dalam perbandingan data.

Teknik wawancara yang baik yaitu:
1.bersikap sopan kepada narasumber.
2. Memberikan waktu kepada narasumber untuk menjawab.
3. Mendengarkan jawaban narasumber dengan penuh perhatian
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Ajeng Annisyah Bela -
Jenis-jenis Wawancara
Secara umum, berdasarkan cara pelaksanaannya, wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Wawancara Terstruktur
Jenis pertama dari wawancara adalah wawancara terstruktur atau terpimpin, di mana semua pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan sudah dipersiapkan secara rinci dan lengkap.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Sesuai namanya, wawancara tidak terstruktur adalah kebalikan dari wawancara terstruktur, di mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka. Jenis ini juga biasa disebut wawancara bebas sebab pewawancara dapat menanyakan apa saja kepada narasumber.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Jenis terakhir dari wawancara adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu gabungan dari kedua jenis wawancara sebelumnya, di mana pewawancara tetap menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan namun secara garis besarnya saja.

Teknik wawancara yang baik
1. Mulai dari tahap persiapan
2. Baca CV dan cover letter kandidat
3. Perkenalkan diri, lowongan pekerjaan,dan perusahaan
4. Amati, lalu catat kelebihan dan kekurangan kandidat
5. Berikan kesempatan kandidat untuk bertanya
6. Berikan estimasi hasil dan proses selanjutnya.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by vivi dzaaty -
jenis-jenis wawancara

1. Wawancara terstruktur
Wawancara ini disebut juga wawancara terkendali, yang
dimaksudkan adalah bahwa seluruh wawancara didasarkan pada suatu
sistem atau daftar pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya.
2. Wawancara semi terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang
menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan
topik dan mengajukan pertanyaan, penggunaanya lebih fleksibel
daripada wawancara tertsruktur.
3. Wawancara tak terstruktur
Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.


Teknik Wawancara
1. Pemilihan responden atau calon karyawan harus tepat sasaran
Pemilihan responden atau calon karyawan yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan hasil yang tidak representatif.
2. Persiapan wawancara harus dilakukan dengan baik
Persiapan wawancara meliputi pembuatan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden atau calon karyawan, serta pembuatan skenario wawancara. Daftar pertanyaan harus disusun dengan baik agar tidak terjadi kebingungan saat wawancara.
3. Memperhatikan Beberapa Hal dalam Wawancara
Pertama, wawancara harus dilakukan dengan cara yang santun dan tidak menyinggung perasaan responden atau calon karyawan. Kedua, wawancara harus dilakukan dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan merasa nyaman dan tidak tertekan. Ketiga, wawancara harus dilakukan dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan merasa terlibat secara aktif dalam proses wawancara. Keempat, setelah wawancara selesai, perlu dilakukan analisis terhadap hasil wawancara. Analisis hasil wawancara dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan data yang diperoleh dari wawancara, kemudian menarik kesimpulan dari data tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Nabila Sri Wulandari -
Ada beberapa jenis wawancara yang sering digunakan, seperti wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.

Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus memperhatikan beberapa hal agar proses wawancara berjalan lancar. Pewawancara harus memperlakukan responden dengan hormat dan tidak mengganggu privasi mereka. Pewawancara juga harus mempersiapkan pertanyaan yang tepat agar dapat mengumpulkan informasi yang berkualitas.


Supaya kita mengetahui lebih jauh lagi tentang wawancara, maka pada pembahasan selanjutnya kita akan membahas tentan jenis-jenis wawancara. Jadi, tetap simak artikel ini sampai akhir, Grameds.

Jenis-Jenis Wawancara:
Wawancara adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden tentang masalah yang sedang diteliti. Wawancara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur hingga wawancara semi-terstruktur. Berikut ini penjelasan lengkap tentang jenis-jenis wawancara.

1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disusun sebelumnya dan tidak dapat diubah-ubah saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, wawancara terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang dapat dibandingkan dengan mudah.

2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat berubah-ubah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara tidak terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat karena dapat menyesuaikan pertanyaan sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh responden.Namun, kekurangan dari wawancara tidak terstruktur adalah bahwa data yang diperoleh mungkin sulit dibandingkan dengan data yang diperoleh dari responden lain karena pertanyaan yang diajukan tidak sama.

3. Wawancara Semi-Terstruktur
Selain itu, ada juga wawancara semi-terstruktur yang merupakan gabungan dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi-terstruktur telah disusun sebelumnya, namun dapat diubah-ubah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara semi-terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat dan juga memudahkan dalam perbandingan data.

Jenis Wawancara Berdasarkan Pelaksanaannya
Selain itu, wawancara juga bisa dibagi berdasarkan pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa jenis wawancara berdasarkan pelaksanaannya:


1. Wawancara panel
Wawancara panel merupakan jenis wawancara yang dilakukan oleh sekelompok orang, biasanya terdiri dari beberapa orang yang terlibat dalam proses rekrutmen. Tujuannya adalah untuk memperoleh pandangan yang lebih luas dan mengevaluasi peserta wawancara dari berbagai sudut pandang.

2. Wawancara individual
Wawancara individual merupakan jenis wawancara yang dilakukan oleh satu orang saja, biasanya oleh HRD atau supervisor yang akan bekerja sama dengan calon karyawan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kecocokan calon karyawan dengan posisi yang dilamar.

3. Wawancara telepon
Wawancara telepon merupakan jenis wawancara yang dilakukan melalui telepon. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari calon karyawan tanpa harus bertemu langsung. Wawancara telepon biasanya digunakan untuk mengevaluasi calon karyawan yang tinggal di luar kota atau negara.

4. Wawancara video
Wawancara video merupakan jenis wawancara yang dilakukan melalui video call, seperti Skype atau Zoom. Tujuannya adalah sama dengan wawancara telepon, yaitu untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari calon karyawan tanpa harus bertemu langsung.


Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian atau mengadakan seleksi calon karyawan. Wawancara memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi secara langsung dari sumbernya, yaitu responden atau calon karyawan. Namun, agar wawancara dapat memberikan hasil yang baik dan bermanfaat, perlu ada beberapa teknik yang harus diperhatikan.

1. Pemilihan responden atau calon karyawan harus tepat sasaran
Pemilihan responden atau calon karyawan yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan hasil yang tidak representatif. Selain itu, pemilihan responden atau calon karyawan harus dilakukan dengan cara yang tidak diskriminatif, sehingga tidak ada kecurangan dalam pemilihan.

2. Persiapan wawancara harus dilakukan dengan baik
Persiapan wawancara meliputi pembuatan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden atau calon karyawan, serta pembuatan skenario wawancara. Daftar pertanyaan harus disusun dengan baik agar tidak terjadi kebingungan saat wawancara berlangsung, sedangkan skenario wawancara harus dibuat agar wawancara dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Memperhatikan Beberapa Hal dalam Wawancara
Saat melakukan wawancara, perlu diperhatikan beberapa hal agar wawancara berlangsung dengan baik. Pertama, wawancara harus dilakukan dengan cara yang santun dan tidak menyinggung perasaan responden atau calon karyawan. Kedua, wawancara harus dilakukan dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan merasa nyaman dan tidak tertekan. Ketiga, wawancara harus dilakukan dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan merasa terlibat secara aktif dalam proses wawancara.

Keempat, setelah wawancara selesai, perlu dilakukan analisis terhadap hasil wawancara. Analisis hasil wawancara dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan data yang diperoleh dari wawancara, kemudian menarik kesimpulan dari data tersebut. Analisis hasil wawancara harus dilakukan dengan cara yang objektif dan tidak memihak, sehingga hasilnya dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Rafiqoh Salma HS -
Wawancara adalah suatu komunikasi antara dua pihak atau lebih yang berlangsung secara tatap muka (face to face) ataupun tidak secara langsung, misalnya melalui telepon ataupun tertulis, dimana satu pihak berperan sebagai pewawancara (interviewer) dan pihak lainnya sebagai pihak yang diwawancarai (interviewee) untuk suatu permasalahan tertentu. Misalnya untuk memperoleh informasi atau mengumpulkan data. Pewawancara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada orang yang diwawancara untuk mendapatkan jawaban. Wawancara adalah percakapan yang dilakukan antara dua orang bahkan lebih yang berlangsung diantara pewawancara dan narasumber guna meminta informasi atau keterangan mengenai adanya suatu peristiwa.

Berikut adalah beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan dalam kegiatan wawancara:

1.   Wawancara Terstruktur
Pada wawancara ini, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya.

2.   Wawancara Semistruktur
Dalam wawancara ini, pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis yang sudah tersusun rapi atau terstruktur untuk diajukan kepada narasumber. Tetapi bahwa wawancara juga memiliki kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas yang masih memiliki kaitan dengan permasalahan yang dibahas. Wawancara jenis ini dapat juga disebut sebagai wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Meskipun dapat mengajukan pertanyaan secara bebas, tapi sifatnya terarah dan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang dibahas atau ditanyakan.

3.   Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya. Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan titik dalam wawancara ini, peneliti belum mengetahui cara pasti data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

Berikut adalah beberapa teknik penting dalam melakukan wawancara:

a.   Siapkan pertanyaan sesuai topik wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, membuat daftar pertanyaan sesuai topik yang akan dibahas adalah hal yang paling penting. Pertanyaan yang dibuat haruslah relevan dengan topik. Dalam membuat pertanyaan, pedoman yang paling umum dilakukan adalah metode 5W + 1H. Dengan menyusun pertanyaan sebelum wawancara akan mendukung kelancaran wawancara karena akan lebih terarah dan terkontrol sesuai dengan topik pembahasan.

b.   Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dimengerti
Setelah membuat pertanyaan, pastikan bahwa pertanyaan yang telah dibuat mudah dan dapat dimengerti oleh narasumber.

c.   Tetap fokus dalam wawancara

Dalam kelangsungan proses wawancara, fokus adalah hal penting. Pewawancara harus tetap fokus pada topik dan permasalahan yang telah dibahas.

d.   Tidak segan untuk meminta contoh atau penjelasan

Menjadi pewawancara memang dituntut untuk mengetahui banyak hal. perlu diketahui bahwa wawancara dilakukan untuk memperoleh jawaban atau data agar lebih mendalam. Untuk itu, seorang pewawancara harus kritis dalam proses wawancara untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Struktur Wawancara

1.   Membuka Wawancara

·     Memperkenalkan tujuan wawancara kepada responden

·     Memelihara hubungan dengan responden membuatnya merasa bahwa pewawancara dapat  

      dipercaya dan bahwa pertemuan itu bukan merupakan situasi yang mengancam.

·     Memotivasi responden untuk menjawab pertanyaan.

2.   Batang Tubuh Wawancara

·     Menentukan topik yang akan dibahas.

·     Tentukan urutan-urutan sebenarnya dari pertanyaan.

3.   Kesimpulan

·     Akhiri wawancara dengan baik dan terampil. Seringkali terlalu sering wawancara berakhir tiba-tiba, karena kekurangan waktu dan kedua pilihan merasa perlu mengakhiri wawancara.



In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Faisal Kurniawan 2213033001 -
Jenis-jenis wawancara untuk mengumpulkan sumber Sejarah Lisan melibatkan pendekatan yang cermat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam. Beberapa jenis wawancara dan teknik yang dapat digunakan meliputi:

Wawancara Terstruktur:
Tujuan: Mengumpulkan data yang dapat diukur dan dibandingkan.
Teknik: Gunakan daftar pertanyaan tetap dengan pertanyaan yang telah dirancang sebelumnya.

Wawancara Tidak Terstruktur:
Tujuan: Membuka ruang bagi narasi bebas tanpa pembatasan.
Teknik: Biarkan percakapan mengalir tanpa batasan pertanyaan kaku.

Untuk mendapatkan Sejarah Lisan yang baik:

Pastikan membangun hubungan yang baik dengan narasumber agar mereka merasa nyaman berbagi informasi.
Ajukan pertanyaan terbuka dan mendalam untuk merangsang narasi yang kaya.
Dengarkan dengan penuh perhatian, tanggapi dengan empati, dan hindari menginterrupsi.
Catat atau rekam wawancara dengan izin narasumber untuk mendokumentasikan informasi dengan akurat.
Pertahankan fleksibilitas untuk mengeksplorasi cabang cerita atau topik yang muncul selama wawancara.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Bunga Gesyarini -
Ada tiga jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan, yaitu:

- Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pewawancara akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada narasumber secara berurutan. Jenis wawancara ini cocok untuk mengumpulkan informasi yang spesifik dan dapat diukur.

- Wawancara semi terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, tetapi pewawancara juga dapat mengajukan pertanyaan tambahan yang relevan dengan topik wawancara. Jenis wawancara ini cocok untuk mengumpulkan informasi yang lebih mendalam dan eksploratif.

- Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan. Pewawancara akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber secara bebas, mengikuti alur percakapan. Jenis wawancara ini cocok untuk mengumpulkan informasi yang lebih personal dan subjektif.

Ada beberapa teknik wawancara yang baik untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan:

1. Lakukan persiapan yang matang.
2. Ciptakan suasana yang nyaman dan santai agar narasumber merasa bebas dan terbuka untuk berbagi informasi.
3. Ajukan pertanyaan yang terbuka dan lugas. Hindari mengajukan pertanyaan yang sugestif atau mengarahkan.
3. Hormati pendapat narasumber. Jangan menginterupsi atau memotong pembicaraan narasumber.
4. Akhiri wawancara dengan baik. Ucapkan terima kasih kepada narasumber atas waktu dan informasinya
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Karenina Melinda Putri -
Wawancara sejarah lisan merupakan metode pengumpulan data sejarah yang didasarkan pada sumber lisan, bukan tertulis.

Jenis-jenis wawancara dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu, seperti cara pelaksanaan, jumlah narasumber, dan keterbukaan informasi

Berdasarkan Cara Pelaksanaan:
Wawancara Terstruktur/Terpimpin: Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan akan sesuai dengan urutan, sehingga wawancara lebih lancar dan tidak ada informasi yang terlewatkan.
Wawancara Bebas: Pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden atau narasumber, namun pertanyaan harus berhubungan dengan data yang diinginkan.

Berdasarkan Jumlah Narasumber:
Wawancara Individu: Dilakukan oleh seseorang pewawancara dengan responden tunggal.
Wawancara Kelompok: Dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.
Wawancara Konferensi: Dilakukan oleh sejumlah pewawancara kepada narasumber dan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan.

Berdasarkan Keterbukaan Informasi:
Wawancara Tertutup: Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan jawaban responden terbatas.
Wawancara Terbuka: Pewawancara tidak memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan responden bebas memberikan jawaban.
Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis-jenis wawancara, seseorang dapat memilih jenis wawancara yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses wawancara

- Teknik wawancara yang baik sangat penting dalam mengumpulkan sumber sejarah lisan yang berkualitas.
Pemahaman yang Mendalam: Pewawancara perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konteks sejarah yang ingin diteliti. Hal ini akan membantu dalam merumuskan pertanyaan yang relevan dan memahami tanggapan narasumber dengan lebih baik

Pertanyaan Terbuka: Mengajukan pertanyaan terbuka akan memberikan kesempatan bagi narasumber untuk memberikan informasi secara bebas. Hal ini dapat menghasilkan cerita yang lebih kaya dan mendalam

Empati dan Keterbukaan: Pewawancara perlu menunjukkan empati dan keterbukaan terhadap narasumber. Hal ini akan membantu narasumber merasa nyaman dan lebih terbuka dalam berbagi informasi

Menghindari Bias: Pewawancara perlu berhati-hati untuk menghindari bias dalam pertanyaan dan interpretasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan akurat dan tidak terdistorsi

Rekam Wawancara: Merekam wawancara dengan izin narasumber dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Rekaman juga dapat menjadi referensi yang berguna dalam analisis data
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Natasya Nurma Sari -
Jenis-Jenis Wawancara yang baik untuk mengumpulkan Sumber Sejarah lisan yaitu :

•Wawancara Terstruktur
Pada wawancara ini, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya.
•Wawancara Semi Terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, tetapi pewawancara juga dapat mengajukan pertanyaan tambahan yang relevan dengan topik wawancara. Jenis wawancara ini cocok untuk mengumpulkan informasi yang lebih mendalam dan eksploratif.
•Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat berubah-ubah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara tidak terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat karena dapat menyesuaikan pertanyaan sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh responden.

Untuk melakukan wawancara yang baik dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan, ada beberapa teknik yang dapat diterapkan, yaitu :

1. Persiapan yang baik : Lakukan riset terlebih dahulu tentang narasumber dan topik yang akan dibahas. Buat daftar pertanyaan yang spesifik dan relevan untuk memandu wawancara.
2. Pendekatan yang ramah : Ciptakan suasana yang nyaman dan ramah agar narasumber merasa santai dan terbuka dalam berbagi informasi.
3. Dengarkan dengan seksama : Berikan perhatian penuh kepada narasumber. Dengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan, dan jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan lanjutan jika diperlukan.
4. Gunakan pertanyaan terbuka : Pertanyaan terbuka memungkinkan narasumber untuk memberikan jawaban yang lebih rinci dan mendalam. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak.
5. Jaga keberlanjutan percakapan : Buatlah transisi yang lancar antara pertanyaan satu dengan yang lain untuk menjaga alur percakapan tetap berjalan.
6. Catat dan dokumentasikan : Rekam atau catat wawancara dengan izin narasumber. Hal ini akan membantu Anda untuk merujuk kembali informasi yang diperoleh dan menjaga keakuratan data.
7. Hormati narasumber : Jaga etika wawancara dengan menghormati privasi narasumber dan memastikan bahwa mereka merasa aman dan nyaman dalam berbagi cerita mereka.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Rosdiana Septrie Lestari -
beberapa jenis wawancara dan teknik wawancara yang baik untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan:
Jenis Wawancara: Terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan, antara lain:
Wawancara terstruktur: Wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Wawancara tidak terstruktur: Wawancara yang dilakukan secara bebas tanpa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Wawancara semi-terstruktur: Wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, namun masih memungkinkan untuk mengajukan pertanyaan tambahan.
Teknik Wawancara yang Baik: Untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan yang baik, diperlukan teknik wawancara yang baik, antara lain:
Persiapan yang matang: Persiapkan daftar pertanyaan yang relevan dengan topik yang akan dibahas, serta pastikan bahwa narasumber telah disiapkan dengan baik.
Membangun hubungan yang baik dengan narasumber: Membangun hubungan yang baik dengan narasumber dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam dan akurat.
Mendengarkan dengan baik: Mendengarkan dengan baik dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam dan akurat.
Mengajukan pertanyaan yang tepat: Mengajukan pertanyaan yang tepat dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam dan akurat.
Mencatat informasi dengan baik: Mencatat informasi dengan baik dapat membantu dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam dan akurat.
Dapat disimpulkan bahwa untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan yang baik, diperlukan teknik wawancara yang tepat. Terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan, seperti wawancara terstruktur, tidak terstruktur, dan semi-terstruktur. Teknik wawancara yang baik meliputi persiapan yang matang, membangun hubungan yang baik dengan narasumber, mendengarkan dengan baik, mengajukan pertanyaan yang tepat, dan mencatat informasi dengan baik.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Livia Sanalin -
Berikut adalah beberapa jenis wawancara dan bagaimana teknik wawancara yang baik agar dapat mengumpulkan sumber Sejarah Lisan yang baik:

**Jenis-jenis wawancara**

* **Wawancara terstruktur:** Pewawancara mengajukan serangkaian pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dalam urutan yang spesifik. Jenis wawancara ini baik untuk mengumpulkan data yang dapat dibandingkan di berbagai wawancara.
* **Wawancara semi-terstruktur:** Pewawancara memiliki daftar pertanyaan tetapi juga memiliki fleksibilitas untuk mengajukan pertanyaan lanjutan dan menyelidiki lebih banyak informasi. Jenis wawancara ini baik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman dan perspektif orang yang diwawancarai.
* **Wawancara tidak terstruktur:** Pewawancara tidak memiliki daftar pertanyaan dan malah membiarkan orang yang diwawancarai berbicara tentang apa pun yang mereka inginkan. Jenis wawancara ini baik untuk mendapatkan gambaran umum tentang kehidupan dan pengalaman orang yang diwawancarai.

**Teknik-teknik wawancara yang baik**

* **Lakukan riset Anda:**
Sebelum Anda mewawancarai seseorang, pastikan untuk melakukan riset Anda sehingga Anda memiliki pemahaman yang baik tentang latar belakang dan pengalaman mereka. Ini akan membantu Anda untuk mengajukan pertanyaan yang lebih terinformasi.
* **Bangun hubungan:**
Sebelum Anda mulai mengajukan pertanyaan, luangkan waktu untuk membangun hubungan dengan orang yang diwawancarai. Ini akan membantu mereka merasa lebih nyaman dan terbuka kepada Anda.
* **Ajukan pertanyaan terbuka:** Pertanyaan terbuka mendorong orang yang diwawancarai untuk berbicara lebih banyak dan memberikan lebih banyak detail.
* **Dengarkan secara aktif:** Mendengarkan secara aktif berarti memperhatikan apa yang dikatakan orang yang diwawancarai secara verbal dan non-verbal.
* **Bersikap fleksibel:**
Jangan takut untuk menyimpang dari daftar pertanyaan Anda jika orang yang diwawancarai sedang membicarakan sesuatu yang menarik.
* **Selidiki untuk informasi lebih lanjut:** Jika orang yang diwawancarai memberi Anda jawaban singkat, ajukan pertanyaan lanjutan untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
* **Buat catatan:**
Buat catatan di seluruh wawancara sehingga Anda dapat mengingat apa yang dikatakan.
* **Ucapkan terima kasih kepada orang yang diwawancarai:**
Ucapkan terima kasih kepada orang yang diwawancarai atas waktu mereka di akhir wawancara.

Berikut adalah beberapa tip tambahan untuk melakukan wawancara sejarah lisan yang baik:

* Pilih lokasi yang tenang dan nyaman untuk wawancara.
* Pastikan orang yang diwawancarai merasa nyaman dengan peralatan perekaman.
* Jelaskan kepada orang yang diwawancarai bahwa wawancara akan direkam dan digunakan untuk tujuan penelitian.
* Dapatkan izin orang yang diwawancarai untuk menggunakan nama dan rupa mereka dalam penelitian Anda.
* Rekam wawancara sesegera mungkin setelah dilakukan.
* Bagikan wawancara dengan orang yang diwawancarai sehingga mereka dapat mengoreksi kesalahan dan memberikan umpan balik.

Dengan mengikuti tip-tip ini, Anda dapat melakukan wawancara sejarah lisan yang baik yang akan mengumpulkan sumber informasi berharga untuk penelitian Anda.

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda tanyakan dalam wawancara sejarah lisan:

* **Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang latar belakang Anda?**
* **Apa yang Anda ingat tentang masa kecil Anda?**
* **Apa pengalaman Anda selama [peristiwa sejarah tertentu]?**
* **Apa dampak [peristiwa sejarah tertentu] pada hidup Anda?**
* **Apa yang Anda harapkan untuk masa depan?**

Pertanyaan-pertanyaan ini hanyalah permulaan. Anda dapat menyesuaikan pertanyaan Anda berdasarkan pada orang yang Anda wawancarai dan topik penelitian Anda.

Penting untuk dicatat bahwa wawancara sejarah lisan adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Namun, imbalannya bisa sangat bermanfaat. Wawancara sejarah lisan dapat membantu Anda untuk memahami masa lalu dengan cara yang baru dan menarik.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Puti Nur Afni -
Jenis-jenis wawancara dalam pengumpulan sumber sejarah lisan antara lain:
1. Wawancara Naratif: Fokus pada cerita hidup dan pengalaman individu.
2. Wawancara Tematis: Berkaitan dengan topik atau tema tertentu dalam sejarah atau kehidupan seseorang.
3. Wawancara Fokus Kelompok: Melibatkan sejumlah orang dalam satu sesi wawancara.

Teknik wawancara yang baik untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan melibatkan:

1. Penyiapan yang Baik: Riset sebelumnya dan pemahaman mendalam terhadap subjek.
2. Pertanyaan Terbuka: Mendorong narasumber untuk berbicara lebih banyak, memberikan ruang ekspresi.
3. Aktif Mendengarkan: Perhatikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara narasumber.
4. Menghindari Pemandu Jawaban: Pertanyaan sebaiknya tidak mengarahkan jawaban.
5. Menjaga Keterbukaan: Bersikap terbuka terhadap berbagai perspektif dan pengalaman.
6. Rekam atau Catat: Untuk merespons dan mereview wawancara dengan lebih baik.
7. Hormati Narasumber: Pastikan untuk menghormati privasi dan perasaan narasumber.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Mega Suci Amelia -
Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan dalam pengumpulan sumber Sejarah Lisan, antara lain:
1. Wawancara Bebas (Non-directive) yaitu pewawancara memberikan satu pertanyaan pokok, dan responden bebas bercerita. Pewawancara mendengarkan dan mencatat data.
2. Wawancara terarah (Directive) yaitu Pewawancara menguasai wawancara sehingga tujuan pokok wawancara dapat tercapai.
3. Wawancara gabungan yaitu Menggabungkan unsur wawancara bebas dan terarah
4. Focused interview yaitu Wawancara langsung dipusatkan pada keahlian atau spesialisasi tertentu

Untuk mengumpulkan sumber Sejarah Lisan yang baik, teknik wawancara yang dapat digunakan adalah:
a. Melakukan perencanaan wawancara, meliputi perencanaan waktu wawancara, penentuan orang yang akan diwawancarai, dan menentukan materi wawancara.
b. Pelaksanaan wawancara, Pewawancara harus mendengarkan dengan baik, memungkinkan narasumber untuk bercerita tanpa interupsi, dan mencatat data dengan teliti.
c. Orang yang ingin diwawancarai, Seleksi yang ketat terhadap orang yang akan diwawancarai, serta memastikan bahwa narasumber memiliki pengetahuan yang relevan dengan topik yang diteliti.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Rhahel maryam Al adda wiyah -
jenis-jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
-Wawancara terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan diikuti secara teratur
- Wawancara tidak terstruktur: jenis wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan lebih mengikuti alur percakapan
- Wawancara semi-terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, namun memberikan kebebasan pada pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan lebih lanjut

Selain itu, terdapat beberapa teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
- Teknik mendengarkan aktif: teknik yang dilakukan dengan cara mendengarkan dengan seksama dan memberikan respons yang tepat pada pengkisah
- Teknik mengajukan pertanyaan terbuka: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang panjang dan detail
- Teknik mengajukan pertanyaan tertutup: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang singkat dan jelas.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Davina maura 2213033069 -
Jenis-jenia wawancara :
1.Wawancara Terstruktur: digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan didapat. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu menyiapkan instrumen berupa tertulis yang alternatif, alat bantu seperti tape recorder, dan lainnya.
2.Wawancara semi terstruktur: dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta untuk berpendapat, dan ide-idenya. Wawancara ini dilakukan relatif lebih bebas dibanding wawancara terstruktur.
3.Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari informan. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis permasalahan yang akan ditanyakan pada informan. Wawancara ini digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.

Teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan yaitu dengan mengidentifikasi narasumber, menentukan tema wawancara, mencatat pertanyaan dan jawaban saat wawancara, dapat juga di record lalu dicatat kembali dalam sebuah transkip.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Cicilia Vivi Fortuna -
Jenis-jenis wawancara :

1. Wawancara Terstruktur: digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan didapat. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu menyiapkan instrumen berupa tertulis yang alternatif, alat bantu seperti tape recorder, dan lainnya.

2.Wawancara semi terstruktur: dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta untuk berpendapat, dan ide-idenya. Wawancara ini dilakukan relatif lebih bebas dibanding wawancara terstruktur.

3.Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari informan. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis permasalahan yang akan ditanyakan pada informan. Wawancara ini digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.

Langkah-langkah wawancara sebagai berikut;
1.Identifikai Narasumber
2. Menentukan Tipe Wawancara
3.Menyiapkan prosedur alat yang memadai
4.Merancang panduan wawancara
5.Menentukan Lokasi Wawancara
6.Meminta izin dengan Narasumber
7.Tetap fokus pada pertanyaan yang sudah dirancang
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Luthfia Maysarah Najam -
Ada beberapa jenis teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan dengan baik:

1. *Wawancara Terbuka (Unstructured Interview):*
- Memungkinkan narasumber untuk lebih bebas menyampaikan informasi.
- Memungkinkan pengembangan topik secara spontan.
- Cocok untuk mendapatkan perspektif mendalam.

2. *Wawancara Semi-Terstruktur (Semi-Structured Interview):*
- Menggunakan daftar pertanyaan, namun memberikan fleksibilitas untuk eksplorasi lebih lanjut.
- Memungkinkan struktur tetapi juga adaptasi terhadap respons narasumber.

3. *Wawancara Terstruktur (Structured Interview):*
- Menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
- Memastikan keseragaman dalam pengumpulan data.
- Cocok untuk penelitian dengan tujuan spesifik.

4. *Wawancara Kelompok (Focus Group Interview):*
- Melibatkan sekelompok narasumber untuk mendiskusikan topik tertentu.
- Memungkinkan interaksi antar narasumber.
- Cocok untuk memahami pandangan kelompok masyarakat.

Untuk membuat teknik wawancara yang baik dalam mengumpulkan sumber sejarah lisan, pertimbangkan hal berikut:

- *Persiapan yang Matang:*
- Riset sebelumnya tentang konteks sejarah yang akan dijelajahi.
- Persiapkan pertanyaan yang relevan dan sesuai.

- *Pendekatan Empatis:*
- Bangun hubungan baik dengan narasumber untuk menciptakan lingkungan yang nyaman.
- Dengarkan dengan penuh perhatian dan tunjukkan empati.

- *Fleksibilitas:*
- Bersikap fleksibel untuk mengikuti alur percakapan yang muncul.
- Izinkan narasumber untuk berbicara secara alami.

- *Rekam atau Catat dengan Baik:*
- Pastikan rekaman atau catatan wawancara akurat dan lengkap.
- Jaga privasi dan sensitivitas informasi yang dibagikan.

- *Analisis Kontekstual:*
- Pertimbangkan konteks sosial, budaya, dan historis narasumber dalam menganalisis hasil wawancara.

Dengan menggunakan kombinasi teknik wawancara yang sesuai dan memperhatikan aspek-aspek di atas, Anda dapat mengumpulkan sumber sejarah lisan yang kaya dan bermakna.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Hakiki 2213033011 -
Wawancara merupakan salah satu kaedah mengumpulkan data yang paling biasa digunkan dalam penelitian sosial. Kaedah ini digunakan ketika subjek kajian (responden) dan peneliti berada langsung bertatap muka dalam proses mendapatkan informasi bagi keperluan data primer. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan (Rosaliza, 2015: 71)
Jenis-jenis wawancara itu sebagai berikut:
1. Wawancara Terstruktur
Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya, alat bantu yang digunakan biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2. Wawancara Semistruktur
pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis yang sudah tersusun rapi atau terstruktur untuk diajukan kepada narasumber. Tetapi bahwa wawancara juga memiliki kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas yang masih memiliki kaitan dengan permasalahan yang dibahas. Wawancara jenis ini dapat juga disebut sebagai wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin.
3. Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya.