Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Nursabilla Maharani Dwiyanvi
Npm : 2113054027
Kelas : 5A
•KELAINAN MENTAL
Gangguan kesehatan mental merupakan kondisi kesehatan kronis yang berlangsung lama dan tidak mudah hilang sepenuhnya. Tanpa diagnosis dan perawatan yang tepat, dampak gangguan mental pada anak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan kesehatan mental sebagai perubahan kondisi yang serius, seperti cara berperilaku, cara anak belajar, atau emosi mereka sendiri. Anak akan menunjukkan rasa ketakutan dan khawatir atau menunjukkan perilaku yang mengganggu.
Jenis gangguan mental
1. Gangguan Kecemasan
2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
3. Gangguan Perilaku Disruptif
4. Gangguan Afektif (Suasana Hati)
•KELAINAN FISIK
1. Tunanetra
Tunanetra adalah salah satu jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk melihat, baik menyeluruh (total blind) ataupun sebagian (low vision) dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka masih tetap memerlukan pendidikan khusus.Sehingga diklasifikasi tunanetra menjadi dua macam yaitu; Tunanetra Total (Totally Blind) dan Kurang Awas (Low Vision).
2. Tuna rungu
Tuna rungu adalah suatu keadaaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Ketunarunguan seringkali memiliki masalah komunikasi. Ketidakmampuannya untuk berkomunikasi berdampak luas , baik pada segi keterampilan bahasa, membaca, menulis, meupun penyesuaian sosial serta prestasi akademiknya.
3. Tunadaksa
Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. Tunadaksa dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.
4. Tuna wicara
Tuna wicara atau disabilitas wicara adalah individu yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam komunikasi verbal sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak adanya atau disfungsi organ bicara, seperti rongga mulut, lidah, langit-langit mulut seperti rongga mulut dan pita suara, selain tidak adanya atau disfungsi organ pendengaran, mengakibatkan keterlambatan perkembangan bahasa.
5. Tunaganda
Menurut Departemen Amerika Serikat Anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunyai masalah-masalah jasmani, mental, atau emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut sehingga agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal memerlukan pelayanan pendidikan sosial, psikologi, dan medis yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa secara umum.
•KELAINAN SOSIAL EMOSIONAL
1. Gangguan Perilaku
Istilah tunalaras berasal dari dari kata“tuna” yang berarti kurang
dan“laras” berarti sesuai. Jadi anak tunalaras berarti anak yang bertingkah lakukurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengannorma-norma yang terdapat didalam masyarakat tempat ia berada.Penggunaan istilah tunalaras sangat bervariasi berdasarkan sudut pandangtiap-tiap ahli yang menanganinya, seperti halnya pekerja sosial menggunakan istilah social maladjustment terhadap anak yang melakukan penyimpangan tingkah laku.
2. Gangguan Konsentrasi
Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) adalah merupakan gangguan
konsentrasi pada anak, yang gejalanya ketidakmampuan anak memusatkan perhatian pada suatu tugas tertentu, selalu gelisah dan tidak dapat duduk dengan tenang. Ada beberapa studi yang dilakukan oleh para pakar bahwa anak GPP disebabkan kekurang cairan di otak. Sebuah laporan yang di tulis pada tahun 1987 dalam Kongres Amerika Serikat yang disiapkan oleh Inter- Agency Committee of Learning Disabilities menerangkan, bahwa sebab-sebab GPP ada kaitannya dengan gangguan fungsi neurologis khususnya gangguan di dalam biokimia otak.
3. Gangguan Autisme
Sutadi (dalam Suharsiwi, 2017) menjelaskan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan neorobiologis berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan orang lain. Penyandang autisme tidak dapat berhubungan dengan orang lain secara berarti, serta kemapuannya untuk membangun hubungan dengan orang lain terganggu karena ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dan mengerti perasaan orang lain. Lebih lanjut dijelaskanya bahwa penyandang autisme memiliki gangguan pada interaksi sosial, komunikasi (baik verbal maupun non verbal), imajinasi, pola perilaku repetitive dan resistensi terhadap perubahan pada rutinitas.
4. Penggunaan Narkoba
Manakala Tanjung (dalam Ismail, 2020) menegaskan bahwa penyalahgunaan narkoba berefek sangat besar terhadap individu secara fisik, mental, emosional, dan sosial. Dari berbagai hal yang dapat diakibatkan oleh penggunaan narkoba, ada satu dampak yang cukup memberikan perubahan besar, yaitu dampak secara psikologis. Tentunya banyak sekali dampak psikologis yang dapat diakibatkan penggunaan narkoba seperti tegang/gelisah, lamban kerja, ceroboh dalam bekerja, hilangnya percaya diri, sulit berkonsentrasi, suka mengkhayal, curiga secara berlebihan, hilangnya kontrol pada diri sendiri, pemalas, keadaan emosi yang tidak stabil, perasaan tidak aman, perasaan kesal, tertekan, menjadi ganas dengan tingkah laku yang brutal, hingga dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.