1.Bahasa non verbal adalah semua ekspresi tubuh beserta bagian dan gerakannya, benda-benda dan barang
yang melekat pada tubuh, atau barang-barang yang dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki
seseorang yang dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud penutur yang dapat dipahami
mitra tutur berdasarkan konteksnya (Sulistyo 2014). Penggunaan bahasa non verbal perlu disadari urgensinya
berkaitan dalam berjalanannya proses pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena bahasa non verbal berperan
penting dalam proses komunikasi. Urgensi bahasa non verbal dalam proses belajar mengajar di kelas diungkapkan
Aziz (2017) yang mengungkapkan 93% makna sosial dari komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat non
verbal. Hal ini mempertegas bahwa penggunaan bahasa non verbal dapat menentukan proses komunikasi dapat
terjalin baik. Bahasa non verbal senantiasa dikaitkan dengan konteks pemakaian bahasa lisan.
-Ekspresi wajah merupakan perwakilan atas perasaan atau suasana hati seseorang. Wajah dapat menjadi
sebuah media dalam penyampaian pesan (Zidny 2013). Berdasarkan hasil observasi kedua kelas PAUD dalam
kegiatan belajar mengajar dominan menggunakan ekspresi wajah ketidaksukaan / keengganan, kemarahan,
tertawa, kecewa, perhatian, dan kebahagiaan. Keenam ekspresi tersebut tampak dalam proses pembelajaran dan
merupakan bagian dari tiga puluh ekspresi wajah yang dikaji oleh Leather (dalam Salisah 2015). Dalam proses
kegiatan belajar mengajar, guru menunjukkan keenam ekspresi tersebut untuk mengungkapkan responnya atas
sesuatu yang terjadi di kelas.
2.Penggunaan bahasa non verbal peserta didik PAUD dalam pembelajaran di kelas sangat bervariasi. Variasi
tersebut muncul atas faktor lawan bicara atau mitra tutur dari penutur tersebut. Bahasa non verbal yang digunakan
peserta didik ketika berkomunikasi dengan sesama temannya, akan berbeda ketika peserta didik berkomunikasi
dengan gurunya. Peserta didik senantiasa memiliki bahasa-bahasa non verbal yang hanya dipahami oleh temanteman sebaya atau teman-teman dekatnya saja.
Bahasa non verbal yang menjadi perhatian khusus adalah bahasa non verbal yang muncul atau terjadi ketika
peserta didik dan guru berinteraksi dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan melalui rekaman
video dan catatan pada lembar observasi, bahasa non verbal yang dominan digunakan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan guru dalam proses pembelajaran adalah kinesik. Kinesik yang digunakan peserta didik kelas
1 dalam komunikasi dengan guru dominan dengan penggunaan gestur atau gerak tubuh. Berdasarkan hasil
pengamatan, gestur yang digunakan oleh peserta didik kelas 1 dalam berkomunikasi dengan guru antara lain, 1)menggelengkan kepala, 2) menganggukkan kepala, 3) menolehkan kepala, 4) menunjuk menggunakan jari telunjuk,
dan 5) lambaian tangan.
-Kontak Mata
Bahasa non verbal seringkali menyebut kontak mata dengan istilah gaze. Kontak mata mengkaji tentang
cara menatap seseorang pada saat berinteraksi dengan mitra tutur. Seiring berkembangnya zaman, kontak mata
dapat berfungsi sama halnya dengan ekspresi wajah yakni mengungkapkan ekspresi atau perasaan (Wulandari
2017). Dalam konteks pembelajaran di kelas, guru PAUD menggunakan kontak mata kepada peserta didiknya
sebagai pengingat atau larangan. Guru tidak perlu melarang atau mengingatkan peserta didik menggunakan verbal
atau kata-kata, melainkan cukup menggunakan kontak mata. Salah satu kontak mata yang sering digunakan dalam
pembelajaran di kelas 1 adalah ketika guru menatap salah seorang peseta didik yang berjalan-jalan di kelas. Setelah
peserta didik tersebut sadar jika sedang diamati oleh gurunya, tidak lama setelah itu peserta didik duduk ke
bangkunya kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontak mata mampu menjadi media penyampaian perintah
tanpa perlu diungkapkan dalam kata atau bahasa verbal.
yang melekat pada tubuh, atau barang-barang yang dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki
seseorang yang dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud penutur yang dapat dipahami
mitra tutur berdasarkan konteksnya (Sulistyo 2014). Penggunaan bahasa non verbal perlu disadari urgensinya
berkaitan dalam berjalanannya proses pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena bahasa non verbal berperan
penting dalam proses komunikasi. Urgensi bahasa non verbal dalam proses belajar mengajar di kelas diungkapkan
Aziz (2017) yang mengungkapkan 93% makna sosial dari komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat non
verbal. Hal ini mempertegas bahwa penggunaan bahasa non verbal dapat menentukan proses komunikasi dapat
terjalin baik. Bahasa non verbal senantiasa dikaitkan dengan konteks pemakaian bahasa lisan.
-Ekspresi wajah merupakan perwakilan atas perasaan atau suasana hati seseorang. Wajah dapat menjadi
sebuah media dalam penyampaian pesan (Zidny 2013). Berdasarkan hasil observasi kedua kelas PAUD dalam
kegiatan belajar mengajar dominan menggunakan ekspresi wajah ketidaksukaan / keengganan, kemarahan,
tertawa, kecewa, perhatian, dan kebahagiaan. Keenam ekspresi tersebut tampak dalam proses pembelajaran dan
merupakan bagian dari tiga puluh ekspresi wajah yang dikaji oleh Leather (dalam Salisah 2015). Dalam proses
kegiatan belajar mengajar, guru menunjukkan keenam ekspresi tersebut untuk mengungkapkan responnya atas
sesuatu yang terjadi di kelas.
2.Penggunaan bahasa non verbal peserta didik PAUD dalam pembelajaran di kelas sangat bervariasi. Variasi
tersebut muncul atas faktor lawan bicara atau mitra tutur dari penutur tersebut. Bahasa non verbal yang digunakan
peserta didik ketika berkomunikasi dengan sesama temannya, akan berbeda ketika peserta didik berkomunikasi
dengan gurunya. Peserta didik senantiasa memiliki bahasa-bahasa non verbal yang hanya dipahami oleh temanteman sebaya atau teman-teman dekatnya saja.
Bahasa non verbal yang menjadi perhatian khusus adalah bahasa non verbal yang muncul atau terjadi ketika
peserta didik dan guru berinteraksi dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan melalui rekaman
video dan catatan pada lembar observasi, bahasa non verbal yang dominan digunakan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan guru dalam proses pembelajaran adalah kinesik. Kinesik yang digunakan peserta didik kelas
1 dalam komunikasi dengan guru dominan dengan penggunaan gestur atau gerak tubuh. Berdasarkan hasil
pengamatan, gestur yang digunakan oleh peserta didik kelas 1 dalam berkomunikasi dengan guru antara lain, 1)menggelengkan kepala, 2) menganggukkan kepala, 3) menolehkan kepala, 4) menunjuk menggunakan jari telunjuk,
dan 5) lambaian tangan.
-Kontak Mata
Bahasa non verbal seringkali menyebut kontak mata dengan istilah gaze. Kontak mata mengkaji tentang
cara menatap seseorang pada saat berinteraksi dengan mitra tutur. Seiring berkembangnya zaman, kontak mata
dapat berfungsi sama halnya dengan ekspresi wajah yakni mengungkapkan ekspresi atau perasaan (Wulandari
2017). Dalam konteks pembelajaran di kelas, guru PAUD menggunakan kontak mata kepada peserta didiknya
sebagai pengingat atau larangan. Guru tidak perlu melarang atau mengingatkan peserta didik menggunakan verbal
atau kata-kata, melainkan cukup menggunakan kontak mata. Salah satu kontak mata yang sering digunakan dalam
pembelajaran di kelas 1 adalah ketika guru menatap salah seorang peseta didik yang berjalan-jalan di kelas. Setelah
peserta didik tersebut sadar jika sedang diamati oleh gurunya, tidak lama setelah itu peserta didik duduk ke
bangkunya kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontak mata mampu menjadi media penyampaian perintah
tanpa perlu diungkapkan dalam kata atau bahasa verbal.