Forum Analisis Jurnal-2

Forum Analisis Jurnal-2

Forum Analisis Jurnal-2

Number of replies: 32

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM. 

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

INTAN SARI 2213053002 གིས-
Nama : intan sari
Npm : 2213053002

analisis jurnal 2
Tentang Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia Di Kalangan Remaja

Dalam suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah upaya orang tua membina anak dan keluarga dengan Sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berahlak mulia. Kasih sayang merupakan sifat luhur Tuhan yang Maha esa secara ideal sifat tersebut seyogyanya melekat pada diri manusia sebagai ciptaan nya atas dasar asumsi itu ,muncul persoalan bahwa dalam suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan tantangan dan masalah supaya orang tua membina anak dan keluarga

Tanggung jawab yang Mulia akan dapat diwujudkan mana kala sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai nilai keimanan disertai kegiatan ibadah dan Muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orang tua dan para pemimpin tokoh/ masyarakat yang ada disekitar kita ,agar kelak tujuan pendidikan yang telah di rumuskan dalam undang undang Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik dan tanpa upaya tersebut maka pembinaan generasi muda yang bertanggung jawab dan Ahlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belakang.

1. Membangun hubungan inter personal antar bangsa

Yaitu nilai nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai ,saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera.

2. Pendidikan generasi muda yang memiliki Jatidiri Indonesia yang berkadar modern

Pembinaan generasi muda (SDM) Melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman intinya dalam membina kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa di mana mereka menjalani kehidupan.
Menurut Nursid sumaatmdja (2005,117-119) Untuk membangun Jatidiri perlu diawali dengan upaya perlindungan yang sangat mendalam untuk menemukan jati diri yang didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha esa yang tercantum dalam alinea ke
4 pembukaan undang undang 1945 yang berbunyi "jati diri seseorang akan terbangun mana kala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lainnya khususnya manusia lainnya yang ada di luar dirinya dan menyadari tentang kekuatan kelemahan yang dimiliki selaku manusia"

3. Diperlukannya pendidikan dalam arti seluas luasnya orang tua ,guru ,dosen dan toko masyarakat formal / nonformal)

Yang mana dalam hal pendidikan dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jati diri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) Menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh Pendidik dalam arti luas ini (Orang tua ,guru dan tokoh masyarakat)

4. Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab

Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan maksukan dan hasil.

5. Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang perulalistis

Agama adalah Risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum hukum sempurna untuk digunakan manusia menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antar sesama hubungan ,dalam alam semesta dan dan hubungan dengan Allah Swt.

6. Faktor faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia kedua pendekatan ini menekankan faktor faktor psiko logis dan faktor sosial atau dengan istilah lain faktor faktor yang timbul dari dalam individu atau( faktor personal )dan faktor -faktor yang berpengaruh, yang datang dari luar individu atau (faktor Environmental)

Jadi pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis kerjasama yang baik antar ketiga lingkungan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara (1964) disebut dengan tri pusat jadi pada dasarnya sudah dikenal sejak siang kemerdekaan republik Indonesia dalam realitas kehidupan saat ini
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Mutiara Putri 2213053247 གིས-
Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

Pembahasan
1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, etika pergaulan, dan sebagainya.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia.

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Di sekolah yang bertindak sebagai pendidik adalah guru-guru, yang bertugas mengembangkan potensi anak secara berkelanjutan dari tahun ke tahun dengan berbagai materi pelajaran yang sudah dirancang dalam kurikulum yang berlaku.

4. Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai dan moral.

5. Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia

1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Mita Yogi Handayani 2213053107 གིས-
Nama : Mita Yogi Handayani
NPM : 2213053107
Kelas : 3H

ANALISIS JURNAL

-Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

-Pendahuluan
Tanggung jawab dan akhlaq mulia  akan  dapat diwujudkan
manakala, sejak dini kepada generasi
muda sudah ditanamkan nilai-nilai
keimanan dan disertai kegiatan ibadah
dan muamallah yang terus menerus
dan konsisten disertai keteladanan
orangtua dan para pemimpin/tokoh
masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini,
agar kelak tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan dalam  UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik.

-PEMBAHASAN
•Membangun hubungan interpersonal antar bangsa
Nilai-nilai hubungan antar  manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling
percaya  untuk  menciptakan
kehidupan yang sejahtera. Dalam realitas masyarakat Indonesia saat ini
hubungan antar manusia yang yang ada belum berjalan optimal, sangat
memprihatinkan. Masalah  bangsa ini memerlukan uluran tangan dan
pikiran seluruh lapisan masyarakat
bangsa Indonesia ini, bukan hanya
golongan kecil saja.

•Pendidikan Generasi Muda Yang
Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam  membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau
pandangan hidup seseorang
,masyarakat atau bangsa dimana
mereka menjalani kehidupan.

• Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen,Tokoh Masayarakat
Formal/Non Formal)

Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan
kepribadian seseorang, Nursid S.
(2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia
dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh
masyarakat). Di keluarga kegiatan
pendidikan dilakukan oleh orang tua,
di sekolah oleh guru-guru, di
masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur

•Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Dalam proses memberikan atau
meminta bantuan perlu dibangun
komunikasi dua arah, komunikasi yang
setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai
insan kamil. Dengan demikian maka
dalam komunikasi yang penuh nilai, kreatif dan bertanggung jawab, hal
penting yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana si pembelajar bisa tumbuh
self confidence, dan self esterm agar
potensi yang ada pada dirinya
berkembang secara maksimal dan
berbudaya nasional Indonesia

•Peranan Strategis Pendidikan Agama
dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Dengan landasan pendidikan
agama yang dilakukan di keluarga,
sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun
kepribadian peserta didik yang
memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana
sila yang pertama adalah Sila
Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia
yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan
dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan

•Faktor-Faktor Personal Yang
Mempengaruhi Tindakan Manusia

1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

•Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional Jatidiri menurut Prof. Nursid.
S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah
diri sendiri yang berakhlakul karimah,
beretos kerja tinggi dan cerdas
menghadapi kehidupan hari ini,
mendatang mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat baik lokal,
nasional, regional dan dunia
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

RANI SELVIA གིས-
Nama : Rani Selvia
Kelas : 3H
NPM : 2213053209
TUGAS ANALISIS JURNAL 2
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa

Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah ,Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan.
Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sastraprateja (1993, dalam Nursid S, 2008, 117), yang artinya: ”.... Refleksi dimensi asasi manusia akan lahir dari rasa kagum terhadap alam semesta dengan segala isinya, alam manusia dengan karya, cipta dan karsanya dan Sang Pencipta yang maha besar, akan dapat membuka cakrawala kekaguman.

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Pendapat yang lain yaitu Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Di lembaga pendidikan formal dan non formal (masyarakat), pendidik yang bertugas membentuk nilai moral untuk membangun jatidiri generasi muda adalah guru dan tokoh masyarakat (Uyoh Sadulloh dkk, 6- 12).
Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Komunikasi menunjukan kebersamaan, pertemanan, dan keadilan, berbagi dengan yang lain. Suasana Pendidikan yang kondusif perlu didasari komunikasi yang penuh nilai seperti yang dinyatakan oleh Berry dalam Sofyan Sauri (2008,58). Dalam proses memberikan atau meminta bantuan perlu dibangun komunikasi dua arah, komunikasi yang setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai insan kamil. Dengan prinsip keadilan akan dapat dibangun peserta didik yang memiliki nilai moral yang tinggi, tidak senang tawuran, berpikir positif, dan potensi yang dimiliki akan berkembang optimal.


Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis

Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Acuan utama bagi terwujudnya Masyarakat Indonesia yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.
Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia
faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor- faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental). faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua aspek:
1. Aspek Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.
2. Aspek Sosiopsikologis
Kita dapat mengklarifikasikannya ke dalam tiga komponen: Komponen Afektif,kognitif dan koaktif.
3. Motif Sosiogenesis
Motif Sosiogenesis disebut juga dengan motif sekunder sebagai lawan motif perimer (motif biologis).
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
Menurut Freud perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia:
a. Id. (Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle)).
b. Ego. (Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar.)
c. Superego. polisi kepribadian, mewakili yang ideal.
5. Teori Behaviorisme
teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional
Upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan sejak usia dini, yang dimulai dari kelompok primer yaitu lingkungan keluarga, sampai dengan lingkungan yang lebih luas/kelompok sekunder yaitu lingkungan tetangga, teman sebaya (peer group), lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Mera Dwi Pratiwi Mera གིས-
Nama: Mera Dwi Pratiwi
NPM: 2253053040
Kelas: 3H

Analisis Jurnal
MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Dalam suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia. Menjadi sesuatu yang langka. Kelangkaan sentuhan orang tua tersebut kini menggejala dengan munculnya berbagai kenakalan remaja, tawuran pelajar, dan penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya, merupakan pelarian dari suasana mental remaja yang bersifat terminal. Untuk itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.
Kasih sayang merupakan sifat luhur Tuhan YME. Secara ideal, sifat tersebut seyogyanya melekat pada diri manusia sebagai ciptaan-Nya. Atas dasar asumsi itu, muncul persoalan, bahwa dalam suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia. Tanggung jawab dan akhlaq mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka.
1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang ,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.
3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat).

4. Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh
Nilai Kreatif Dan Bertanggung JawabKomunikatif
dimaksudkan sebagai ..., sama makna” (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.

5. Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam
Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Agama adalah risalah Tuhan yang disampikan melalui para nabi. Risalah itu berisi hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia, dalam menjalani kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama, hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT (Sofyan S., 2008, 42-48; Nursid S., 2005, 127-132). Hal ini kemudian yang akan dipertanggungjawabkan oleh manusia kepada Allah Sang Pencipta, kepada diri sendiri, dan kepada masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Lutpi mawar jerlika 2213053100 གིས-
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Npm:2213053100

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan:
Pembahasan
1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, etika pergaulan, dan sebagainya.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia.

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Di sekolah yang bertindak sebagai pendidik adalah guru-guru, yang bertugas mengembangkan potensi anak secara berkelanjutan dari tahun ke tahun dengan berbagai materi pelajaran yang sudah dirancang dalam kurikulum yang berlaku.
4. Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab

Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan maksukan dan hasil.

5. Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang perulalistis

Agama adalah Risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum hukum sempurna untuk digunakan manusia menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antar sesama hubungan ,dalam alam semesta dan dan hubungan dengan Allah Swt.

6. Faktor faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia kedua pendekatan ini menekankan faktor faktor psiko logis dan faktor sosial atau dengan istilah lain faktor faktor yang timbul dari dalam individu atau( faktor personal )dan faktor -faktor yang berpengaruh, yang datang dari luar individu atau (faktor Environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Devana Okta Mahdalena 2253053034 གིས-
Nama : Devana Okta Mahdalena
Npm : 2253053034
Kelas : 3/H

Analisis jurnal 2
Tanggung jawab dan ahlaq mulianya akan terwujud jika ditanam kan kepada generasi sejak dini . Dengan menanamkan nilai nilai keimanan dan ibadah secara konsisten, dengan di awasi orang tua dan guru .
Peran penting keluar ke dalam membina manusia dimulai ditanamkannya nilai keimana dan nilai nilai etika.

Dalam jurnal tersebut terdapat cerita pendek suri tauladan yang dapat kita ambil hikmahnya adalah menunjukkan hubungan sesama manusia , saling menolong dengan tulus.
Dalam menerapkan pendidikan nilai moral tersebut bisa didapat tidak hanya di pendidikan formal saja pendidikan nonformal seperti interaksi sosial terhadap sesama tetangga dan orang tua di rumah juga bisa di terapkan.

Peran penting dalam membentuk nilai moral pada remaja ada di peran orang tua , guru , dan orang orang sekitar , dalam membentuk nilai moral dengan baik perlu di tanamkan pendidikan agama , agar remaja memiliki pegangan pedoman untuk bertingkah laku dengan baik .
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Deasy Adelia Syahrani 2213053091 གིས-
Nama : Deasy Adelia Syahrani
NPM : 2213053091
Kelas : 3H

ANALISIS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
TahunTerbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL BUDAYA INDONESIA DIKALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H Wanto Rivaei

Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Hal ini dimaknai sebagai upaya membangun peserta didik dan warga bangsa yang selalu menjunjung tinggi, dan menerapkan dalam hidup sehari-hari pola perilaku yang sesuai dengan agama yang dianutnya, karena sebagai bangsa yang beragama tidak ada satupun ajaran agama yang menganjurkan kejahatan, kecuali ajaran agama tersebut dibelokkan oleh akal manusia
untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok tertentu, dan bukan untuk kesejahteraan umat manusia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

TUGAS ANALISIS JURNAL 2

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa

Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan makhluk sekaligus sebagai individual seperti yang dinyatakan Prof. Dr. H. Nursid S. dalam bukunya (2008, 31-44) bahwa manusia baru dapat dikatakan manusia yang sebenarnya, bila ada di dalam masyarakat.

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)

Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Hal ini sejalan dengan pemikiran Krech, Kruchfield dan ballachey (1975, 308, dalam Nursid S. 35). bahwa from birth to death man live out his life as a member of a society is to be under constant, all pervasive social influence".

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab Komunikatif dimaksudkan

sebagai sama makna" (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan pendidikan yang suasana kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai Berry mengatakan bahwa communication is talk together, confer, discourse, and consult with another"

Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis

Agama adalah risalah Tuhan yang disampikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia, dalam menjalani kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama. hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT (Sofyan S 2008, 42-48. Nursid S. 2005, 127- 132) Hal ini kemudian yang akan dipertanggungjawabkan oleh manusia kepada Allah Sang Pencipta kepada diri sendiri dan kepada masyarakat.

Faktor-Faktor Personal yang Mempengaruhi Tindakan Manusia

Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor- faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor- faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Refiana Sari 2213053261 གིས-

Nama : Refiana sari

NPM : 2213053261


Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA

Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

Tanggung jawab dan akhlaq akan dapat diwujudkan apabila, sejak dini generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan disertai penerapan nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua, dan lingkungan yang ada disekitar. Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 apabila hal-hal tersebut betul betul direalisasikan.

1. Membangun hubungan interpersonal antar bangsa

Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual.  Sementara dalam realitanya masyarakat Indonesia saat ini, hubungan antar manusia yang ada belum berjalan optimal, sangat memprihatinkan. Misalnya, kemiskinan semakin meluas, pemerataan pendidikan belum optimal, pengangguran semakin besar jumlahnya, perampokan, pemerkosaan dan sejenisnya belum mendapat penanganan oleh segenap lapisan masyarakat secara bersinergi (pemerintah, swasta, dan masyarakat luas). Masalah bangsa memerlukan uluran tangan dan pikiran seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Pembinaan generasi muda melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang ,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran Pendidikan.

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)

Dilembaga formal dan non formal (Masyarakat), pendidik yang  bertugas membentuk nilai moral untuk membangun jati diri generasi muda adalah keluarga, guru dan tokoh Masyarakat.  Mendidik berisi muatan tidak hanya pengetahuan tetapi juga nilai-nilai moral yang terkandung didalam Pancasila. Sementara dalam kegiatan mengajar rekanannya lebih pada aspek kognitif.

4.      Penciptaan suasana yang kondusif, aktif, efektif, komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab

Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil.

5.      Peranan strategis Pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi Masyarakat yng pluralistis

Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang tertanam dalam pancasila

6.      Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia 

Aspek Biologis, Aspek Sosiopsikologis, Motif Sosiogenesis, Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis, Teori Behaviorisme


In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

febe ririn ariyani 2213053277 གིས-

Nama : Febe Ririn Ariyani

NPM  : 2213053277

Kelas  : 3H 

ANALISIS JURNAL 2

Identitas Jurnal

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora

Nomor : 1

Halaman : 89-100

Tahun Terbit : 2010

Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja

Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa.            Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185)

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)

Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat).

4. Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab

Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.

5. Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis

Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. 

6. Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia

Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental)


In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Mesri Rahayu 2213053250 གིས-

NAMA: MESRI RAHAYU

NPM: 2213053250

KELAS: 3H

Dalam jurnal yang berjudul "MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA" dapat disimpulkan bahwa Pembentukan nilai moral dan sosial budaya Indonesia di kalangan remaja, bukan semata-mata tanggung jawab orang tua saja. Melainkan pemerintah juga ikut andil dalam pembentukan karakter bagi remaja. Nursid S. (2008, 31) menyatakan tentang orang tua sebagai pendidik berhadapan dengan kelompok sosial pertama dan terutama yang dikenal oleh anak-anak untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan pada diri si bayi. Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Selain itu, Lingkungan masyarakat juga Berperan sangat penting dalam pembentukan nilai dan moral untuk membentuk jati diri generasi muda. Upaya yang dapat dilakukan untuk pembentukan nilai dan moral ini, dapat berupa didikan, melatih dan juga mengajari. 

McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia. Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan faktor-faktor internal, apakah baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia Aspek personal meliputi 2 hal, yaitu:

  1. Aspek Biologis
  2. Aspek Sosiopsikologis

Jati diri menurut Prof. Nursid. S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah diri sendiri yang berakhlakul karimah, beretos kerja tinggi dan cerdas menghadapi kehidupan hari ini, mendatang mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat baik lokal, nasional, regional dan dunia. Upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan sejak usia dini, yang dimulai dari kelompok primer yaitu lingkungan keluarga, sampai dengan lingkungan yang lebih luas/kelompok sekunder yaitu lingkungan tetangga, teman sebaya (peer group), lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Nisa Az Zukhrufi གིས-

Nama : Nisa Az Zukhrufi

Npm : 2213053142

Nama jurnal : Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora

Nomor/vol : 1/1

Halaman : 90-105

Tahun terbit : 2010

Nama penulis : H. Wanto Rivaie

Judul jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA


PEMBAHASAN :

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa

Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Nilai-nilai hubungan antar manusia terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual.

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, dalam membina kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007,184-185). 

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)

Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan BertanggungJawab

Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif aktif, efektif, komunikatif perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan tercapai. Melalui pendidikan arti luas maupun sempit, ketidakberdayaannya memerlukan bantuan orang lain.

Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis

Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila. Dan membangun peserta didik dan warga bangsa yang selalu menjunjung tinggi, dan menerapkan dalam hidup sehari-hari pola perilaku yang sesuai dengan agama yang dianutnya.

Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia

Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Diva Azzahra གིས-
Nama :Diva Soraya Azzahra
Npm:2253053035
Kelas 3H

Menganalisis jurnal 2

Identitas jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan
Dalam suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan, tantangan
dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan
sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang
bertanggung jawab dan berakhlaq mulia.

•Membangun Hubungan
Interpersonal Antar Bangsa

Nilai-nilai hubungan antar
manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling
percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk
Sosial,dan sekaligus sebagai makhluk individual seperti yang dinyatakan Prof . Dr. H. Nursid S,
dalam bukunya (2008, 31-44) bahwa manusia baru dapat dikatakanmanusia yang sebenarnya, bila ada di dalam masyarakat.

•Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam
membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup
seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram,
direncanakan dengan baik, dan
sistematis/modern (Jalaluddin, dan
Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun
pembentukan jati diri generasi muda
tidak bisa dilepaskan dari peran
pendidikan.

•Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,Dosen,Tokoh
MasayarakatFormal/Non Formal)

Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan
kepribadian seseorang, Nursid S.(2008, 31-33) menjelaskan bahwa
sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Hal ini sejalan dengan
pemikiran Krech, Kruchfield dan ballachey (1975, 308, dalam Nursid.S, 35), bahwa from birth to death man live out his life as a member of a society is to be under constant, all
pervasive social influence.

•Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh
Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawa

•Peranan Strategis Pendidikan Agama
dalam Pembentukan
Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralis

•Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia.

Kedua pendekatan ini menekankan
faktor-faktor psikologis dan faktor faktor sosial. Atau dengan istilah lain
faktor-faktor yang timbul dari dalam
individu (faktor personal), dan faktor faktor berpengaruh yang datang dari
luar individu (faktor environmental).

•Faktor-Faktor Personal Yang
Mempengaruhi Tindakan Manusia

1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

•Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional Jatidiri menurut Prof. Nursid.
S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah
diri sendiri yang berakhlakul karimah,
beretos kerja tinggi dan cerdas
menghadapi kehidupan hari ini,
mendatang mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat baik lokal,
nasional, regional dan dunia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Adelina Kusumawati 2213053234 གིས-
Nama: adelina Kusumawati
NPM: 2213053234

Identitas jurnal
Nama jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90--100
Tahun terbit : 2010
Judul : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia Di Kalangan Remaja
Nama penulis : H. Wanto Rivaie

Pembahasan
Kelangkaan sentuhan dan perhatian orang tua menyebabkan munculnya berbagai kenakalan remaja. Untuk itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.

-Membangun hubungan interpersonal antar bangsa
Nilai nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, percaya, untuk menciptakan hidup yang sejahtera. Hubungan antara sesama yang berbasis nilai moral yang berbentuk saling menghargai dan saling mempercayai menciptakan kehidupan berbangsa yang sejahtera. Sementara dalam realitas masyarakan indonesia saat ini hubungan antar manusia yang ada belum berjalan optimal dan memprihatinkan.

-Pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri indonesia yang berkadar modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke samandakam membentuk kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas darinfilsafat hidup. Jati diri generasi dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern. Untuk membentuk jati didri perlu diawali dengan upaya perenungan yang sangat mendalam. Jati diri akan terbangun apabila seseorang dapat membedakan dirinya dengan mahluk lain dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dengan memahhami jati diri kita tidak akan menjadi tinggi hati, rakus, dan lupa daratan.

-Diperlukan pendidik dalam arti seluas-luasnya (orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat formal/non formal)
Sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik, tokoh pendidikan nasional menyatakan ada 3 pusat lingkungan pebdidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mereka itukah yang bertanggung jawab dalam membangun kepribadian seseorang yang memiliki jati diri yang khas. Jati diri perlu dijaga keseimbangan dalam masyarakat yang terus berubah, agar manusia tetap menjadi manusia yang bermoral.

-Penciptaan suasana yang kondusif, aktif, komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab.
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Suasana pendidikan yang kondusif perlu didasari komunikasi yang penuh nilai.

-Peranan strategis pendidikan agara dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralistis
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat indonesia yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secar individual maupun kebudayaan.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan personal yang mempengaruhi tindakan manusia
1. Aspek biologis
2. Aspek sosiopsikologis
3. Motif sosiogenesis
4. Konsepsi manusia dalam psikoanalisis
5.t Teori Behaviorisme

-Menginernalisasikan nilai pancasila, membina jatidiri, berwawasan nasional
Jatidiri berarti jadilah diri sendiri yang berakhlakul karimah, beretos kerja dan cerdas menghadapi kehidupan hari ini, mendatang mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat lokal, nasional, regional dan dunia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

SILMI NUR'AFIFAH 2213053129 གིས-
Nama : Silmi Nur'Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H


Identitas Jurnal

Nomor : 1
Volume : 1
Tahun : 2010
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Judul Jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Penulis : H Wanto Rivaie

Dalam jurnal ini memberikan pengetahuan membina nilai sosial budaya Indonesia di kalangan remaja dengan cara Nilai-nilai hubungan antarnmanusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. ntingnya peran penting keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bias lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis atau modern. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal Dalam hal pendidik dalam artiluas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, okoh Pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat atau tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Dari pemikiran-pemikiran inimengindikasikan bahwa Pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jatidiri yang khas dari seorang individu. Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab. Dengan demikian maka dalam komunikasi yang penuh nilai, kreatif dan bertanggung jawab, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana si pembelajar bisa tumbuh self confidence, dan self esterm agar potensi yang ada pada dirinya berkembang secara maksimal dan berbudaya nasional Indonesia.
Pertemanan, dapat dipahami sebagai suatu interaksi yang bermakna karena adanya persamaan hak, kesetaraan, dan keakraban. Dengan pertemanan akan terjalin kasih sayang dan nilai-nilai moral akan mudah terbangun melalui bahu-membahu, saling menasehati, dan saling memerlukan (egalitarianisme).
Ke tiga lingkungan pendidikan tersebut perlu meningkatkan kerjasama yang kuat, koordinasi yang sistematis, dan saling bahu-membahu dalam bingkai nilai
kekeluargaan yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang suci, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai, bermoral,dan berbudaya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Meldayanti putri 2213053088 གིས-
Nama : Meldayanti Putri
NPM : 2213053088

TUGAS ANALISIS JURNAL 2

Pendidikan Generasi Muda Yang
Memiliki Jati Diri Indonesia Yang
Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda
dari zaman ke zaman, intinya dalam
membina kepribadian, sebagai upaya
membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau
pandangan
hidup
seseorang
,masyarakat atau bangsa dimana
mereka menjalani kehidupan. Jati diri
generasi muda dapat dibentuk oleh
tradisi kehidupan masyarakat atau
oleh
usaha
yang
terprogram,
direncanakan dengan baik, dan
sistematis/modern (Jalaluddin, dan
Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun
demikian
sesederhana
apapun
pembentukan jati diri generasi muda
tidak bisa dilepaskan dari peran
pendidikan.
Diperlukan Pendidik Dalam Arti
Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,
Dosen,
Tokoh
Masayarakat
Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti
luas kaitannya dengan pembentukan
jatidiri yang terlihat pada penampilan
kepribadian seseorang, Nursid S.
(2008, 31-33) menjelaskan bahwa
sepanjang
hidupnya
manusia
dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh
masyarakat). Hal ini sejalan dengan
pemikiran Krech, Kruchfield dan
ballachey (1975, 308, dalam Nursid.
Di lembaga pendidikan formal
dan
non
formal
(masyarakat),
pendidik yang bertugas membentuk
nilai moral untuk membangun jatidiri
generasi muda adalah guru dan tokoh
masyarakat (Uyoh Sadulloh dkk, 6-
12),
dilakukan
dengan
upaya
mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berisi muatan tidak hanya
pengetahuan tetapi juga nilai-nilai
moral Pancasila. Sementara dalam
kegiatan mengajar tekanannya lebih
pada aspek kognitif (transfer of
knowledge); sementara itu melatih
dititik beratkan pada aspek motorik
atau ketrampilan anak yang sesuai
dengan minat peserta didik, misalnya
menjadi ahli perbengkelan motor dan
mobil. Seyogyanya antara penguasaan
pengetahuan
,nilai
moral
dan
ketrampilan
seseorang
dalam
membentuk jati diri perlu dijaga
keseimbangan dalam masyarakat
yang terus berubah, agar manusia
akan tetap menjadi manusia dan
bukan menjadi makhluk non human
being yang tidak bermoral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

RELLYS PRATIWI གིས-
Nama : Rellys Pratiwi
NPM : 2213053070
MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA

Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda
dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau pandangan
hidup seseorang
,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh
tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram,
direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern. Dalam hal pendidik dalam arti
luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang. sepanjang
hidup manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Penguasaan
pengetahuan,nilai
moral dan ketrampilan
seseorang dalam
membentuk jati diri perlu dijaga keseimbangan dalam masyarakat
yang terus berubah, agar manusia akan tetap menjadi manusia dan
bukan menjadi makhluk non human being yang tidak bermoral. Dengan landasan pendidikan
agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun
kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila. Ada dua macam pendekatan
dalam pembentukan prilaku manusia.
pendekatan ini lebih menekankan pada
faktor-faktor psikologis dan faktor faktor sosial, atau istilah lain yaitu
faktor-faktor yang timbul dari dalam
individu (faktor personal), dan faktorfaktor berpengaruh yang datang dari
luar individu (faktor environmental). Upaya
internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu
dilakukan sejak usia dini, yang
dimulai dari kelompok primer yaitu
lingkungan keluarga, sampai dengan
lingkungan yang lebih luas/kelompok
sekunder yaitu lingkungan tetangga,
teman sebaya (peer group), lembaga
pendidikan formal dan pendidikan
non formal
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Shella Priscillia 2253053054 གིས-
Nama : Shella Priscillia
Npm : 2253053054
Kelas : 3H

Analisis Jurnal 2

Identitas jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, etika pergaulan, dan sebagainya.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Dilembaga formal dan non formal (Masyarakat), pendidik yang bertugas membentuk nilai moral untuk membangun jati diri generasi muda adalah keluarga, guru dan tokoh Masyarakat. Mendidik berisi muatan tidak hanya pengetahuan tetapi juga nilai-nilai moral yang terkandung didalam Pancasila. Sementara dalam kegiatan mengajar rekanannya lebih pada aspek kognitif.

4. Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab
Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan maksukan dan hasil.

5. Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain.

6. Faktor faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor- faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor- faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

YUANI TRI ASTUTI 2213053046 གིས-
Nama: Yuani Tri Astuti
Npm:2213053046

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan:
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, etika pergaulan, dan sebagainya.
2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia.
3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Di sekolah yang bertindak sebagai pendidik adalah guru-guru, yang bertugas mengembangkan potensi anak secara berkelanjutan dari tahun ke tahun dengan berbagai materi pelajaran yang sudah dirancang dalam kurikulum yang berlaku.
4. Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan masukan dan hasil.
5. Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang perulalistis Agama adalah Risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum hukum sempurna untuk digunakan manusia menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antar sesama hubungan ,dalam alam semesta dan dan hubungan dengan Allah Swt.
6. Faktor faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia kedua pendekatan ini menekankan faktor faktor psiko logis dan faktor sosial atau dengan istilah lain faktor faktor yang timbul dari dalam individu atau( faktor personal )dan faktor -faktor yang berpengaruh, yang datang dari luar individu atau (faktor Environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka གིས-
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Analisis Jurnal 2
“Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja”

• Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa.
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Nilai-nilai hubungan antar manusia terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual.

• Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern.
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, dalam membina kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007,184-185).

• Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal).
Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.

• Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan BertanggungJawab.
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif aktif, efektif, komunikatif perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan tercapai. Melalui pendidikan arti luas maupun sempit, ketidakberdayaannya memerlukan bantuan orang lain.

• Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis.
Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila. Dan membangun peserta didik dan warga bangsa yang selalu menjunjung tinggi, dan menerapkan dalam hidup sehari-hari pola perilaku yang sesuai dengan agama yang dianutnya.

• Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia:
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Septa Anggraeni གིས-
Nama : Septa Anggraeni
NPM : 2213053241
Analisis jurnal 2

A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

B. Pembahasan
Membangun Hubungan
Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar
manusia warga bangsa perlu dibangun
berdasarkan saling menghargai, saling
percaya untuk menciptakan
kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai
hubungan antar manusia seyogyanya
seperti tersebut pada soal ini, dan
untuk menjawabnya, terkait dengan
kedudukan manusia sebagai makhluk
Sosial, dan sekaligus sebagai
makhluk individual seperti yang
dinyatakan Prof . Dr. H. Nursid S,
dalam bukunya (2008, 31-44) bahwa
manusia baru dapat dikatakan
manusia yang sebenarnya, bila ada di
dalam masyarakat.
Pendidikan Generasi Muda Yang
Memiliki Jati Diri Indonesia Yang
Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda
dari zaman ke zaman, intinya dalam
membina kepribadian, sebagai upaya
membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau
pandangan hidup seseorang
,masyarakat atau bangsa dimana
mereka menjalani kehidupan. Jati diri
generasi muda dapat dibentuk oleh
tradisi kehidupan masyarakat atau
oleh usaha yang terprogram,
direncanakan dengan baik, dan
sistematis/modern (Jalaluddin, dan
Abdullah Idi, 2007, 184-185).

Diperlukan Pendidik Dalam Arti
Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,
Dosen, Tokoh Masayarakat
Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti
luas kaitannya dengan pembentukan
jatidiri yang terlihat pada penampilan
kepribadian seseorang, Nursid S.
(2008, 31-33) menjelaskan bahwa
sepanjang hidupnya manusia
dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh
masyarakat). Hal ini sejalan dengan
pemikiran Krech, Kruchfield dan
ballachey (1975, 308, dalam Nursid.
S, 35), bahwa ... from birth to death man live out his life as a member of a
society is to be under constant, all
pervasive social influence”.

Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh
Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Komunikatif dimaksudkan
sebagai ..., sama makna” (Sofyan S.,
2008, 55). Menciptakan suasana
pendidikan yang kondusip
dimaksudkan, bahwa perlu dibangun
interaksi timbal balik dua arah yang
akan melahirkan masukan dan hasil.
Hal ini dilakukan agar tujuan yang
diinginkan tercapai. Berry mengatakan
bahwa “… communication is talk
together, confer, discourse, and consult
with another”. Komunikasi
menunjukan kebersamaan, pertemanan,
dan keadilan, berbagi dengan yang lain.
Suasana pendidikan yang kondusif
perlu didasari komunikasi yang penuh
nilai seperti yang dinyatakan oleh Berry
dalam Sofyan Sauri (2008, 58).

Peranan Strategis Pendidikan
Agama dalam Pembentukan
Perilaku Peserta Didik dalam
Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Agama adalah risalah Tuhan
yang disampikan melalui para nabi.
Risalah itu berisi hukum-hukum
sempurna untuk digunakan manusia,
dalam menjalani kehidupan dan untuk
mengatur hubungan antara sesama,
hubungan dalam alam semesta, dan
hubungan dengan Allah SWT (Sofyan
S., 2008, 42-48; Nursid S., 2005, 127-
132).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Alya Wahidah Assarifah གིས-
Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
Npm : 2213053290

Analisis Jurnal 2

Identitas 
Nama Jurnal :Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie
Judul Jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDINESIA DI KALANGAN REMAJA


1. MEMBANGUN HUBUNGAN INTERNASIONAL ANTAR BANGSA

nilai-nilai hubungan antar manusia warga Indonesia perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. di dalam suatu keluarga harus ditanamkan nilai keimanan, nilai-nilai dan etika pergaulan. kenyataannya masyarakat Indonesia saat ini hubungan antar manusia yang ada belum berjalan optimal dan sangat memprihatinkan misalnya dengan kemiskinan yang semakin meluas, pemerataan pendidikan yang belum optimal dan pengangguran yang masih sangat banyak.

2. pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri Indonesia yang berkadar modern

jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha terprogram, direncanakan dengan baik dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 187-185). pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan. 

3. diperlukan pendidik dalam arti seluas-luasnya (orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat formal/ Non Formal)

tokoh pendidikan nasional menyatakan ada 3 pusat lingkungan pendidikan pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. dikeluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, disekolah pendidikan dilakukan oleh guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. dari pemikiran-pemikiran ini mengindentifikasi bahwa pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.

4. penciptaan suasana yang kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab

komunikasi menunjukan kebersamaan, pertemanan dan keadilan berbagai dengan yang lain. suasana pendidikan yang kondusif perlu didasari komunikasi yang penuh nilai seperti yang dinyatakan oleh Berry dalam Sofyan Sauri (2008,58).
keadilan, komunikasi yang berdasar keadilan adalah komunikasi yang saling menguntungkan, sama-sama senang, dan sejahtera serta tidak ada yang dirugikan. 

5. peran strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralistis

agama adalah risalah Tuhan yang disampaikan melalui para Nabi. Risalah itu berisikan hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia dalam menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama, hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT ( Sofyan S., 2008,42-48, Nursid S.,2005,127-132). Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termasuk dalam Pancasila yaitu sila pertama. 

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia

ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia. kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial istilah lain yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu ( faktor enviromental).

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

INDAH APRILIA WINDIYANI གིས-
Nama : Indah Aprilia Windiyani
NPM : 2213053033

ANALISIS JURNAL-2

-Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan
1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan makhluk sekaligus sebagai individual seperti yang dinyatakan Prof. Dr. H. Nursid S. dalam bukunya (2008, 31-44) bahwa manusia baru dapat dikatakan manusia yang sebenarnya, bila ada di dalam masyarakat.

2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Hal ini sejalan dengan pemikiran Krech, Kruchfield dan ballachey (1975, 308, dalam Nursid S. 35). bahwa from birth to death man live out his life as a member of a society is to be under constant, all pervasive social influence".

4. Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab Komunikatif
dimaksudkan sebagai sama makna" (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan pendidikan yang suasana kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai Berry mengatakan bahwa communication is talk together, confer, discourse, and consult with another"

5. Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Agama adalah risalah Tuhan yang disampikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia, dalam menjalani kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama. hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT (Sofyan S 2008, 42-48. Nursid S. 2005, 127- 132) Hal ini kemudian yang akan dipertanggungjawabkan oleh manusia kepada Allah Sang Pencipta kepada diri sendiri dan kepada masyarakat.

6. Faktor-Faktor Personal yang Mempengaruhi Tindakan Manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor- faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor- faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Shinta Dwi Kartika 2213053127 གིས-
Nama : Shinta Dwi Kartika
NPM : 2213053127

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie
Pembahasan
Peran penting keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa untuk ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan. Pola pembinaan yang sistematis dan terarah dalam membangun interaksi sosial antar warga bangsa yang baik dapat dibangun melalui lembaga pendidikan formal (SD, SMP, SLTA, dan Perguruan Tinggi), dengan tidak mengesampingkan berbagai unsur keluarga, dan masyarakat, perlu bantu membantu dan bahu-membahu membangun bangsa ini.
Jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang ,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185).
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktorfaktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktorfaktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental). Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan faktor-faktor internal, apakah baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat beberapa aspek seperti berikut :
1. Aspek biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif sosiogensis
4. Konsepsi manusia dalam psikoanalisis
5. Teori Behavioristik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

PUTRI ZAFIKA AQWINTARI གིས-
Nama : Putri Zafika AqwinTari 
Npm : 2213053285
Kelas : 3H

ANALISIS JURNAL 2


Tanggung jawab dan akhlak mulianya akan terwujud jika ditanam kan kepada generasi sejak dini . Dengan menanamkan nilai nilai keimanan dan ibadah secara konsisten, dengan di awasi orang tua dan guru .

Peran penting keluar ke dalam membina manusia dimulai ditanamkannya nilai keimanan dan nilai nilai etika.

Dalam jurnal tersebut terdapat cerita pendek suri tauladan yang dapat kita ambil hikmahnya adalah menunjukkan hubungan sesama manusia , saling menolong dengan tulus.
Dalam menerapkan pendidikan nilai moral tersebut bisa didapat tidak hanya di pendidikan formal saja pendidikan non formal seperti interaksi sosial.

Peran penting dalam membentuk nilai moral pada remaja ada di peran orang tua , guru , dan orang orang sekitar , dalam membentuk nilai moral dengan baik perlu di tanamkan

-pendidikan agama
agar remaja memiliki pegangan pedoman untuk bertingkah laku dengan baik .
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

CHEZA MELVINOSA 2213053251 གིས-
Analisis Jurnal
Oleh : Cheza Melvinosa (2213053251)

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

PEMBAHASAN
~ Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa.
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Nilai-nilai hubungan antar manusia terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual.

~ Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern.
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, dalam membina kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007,184-185).

~ Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal).
Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.

~Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan BertanggungJawab.
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif aktif, efektif, komunikatif perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan tercapai. Melalui pendidikan arti luas maupun sempit, ketidakberdayaannya memerlukan bantuan orang lain.

~ Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis.
Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila. Dan membangun peserta didik dan warga bangsa yang selalu menjunjung tinggi, dan menerapkan dalam hidup sehari-hari pola perilaku yang sesuai dengan agama yang dianutnya.

~ Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia:
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Asty Yulia Pratiwi 2213053255 གིས-
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255
Kelas : 3H

Analisis Jurnal 2
Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Kisah dari seorang wanita yang memberikan segelas susu kepada seorang yang akhirnya menjadi dokter, dapat digunakan sebagai contoh suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari, yang menunjukkan hubungan antara sesama, antara orang-orang yang pernah bertetangga, yang berbasis nilai moral yang berbentuk saling menghargai dan saling mempercayai, saling menolong dengan tulus, untuk menciptakan kehidupan berbangsa Indonesia yang sejahtera. Alangkah indahnya hubungan antara sesama yang terkandung dalam kisah tersebut, andaikan dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Namun, realitanya masyarakat Indonesia saat ini belum berjalan optimal, misalnya dalam hal pemerataan pendidikan, kemiskinan yang merata, jumlah pengangguran yang terus meningkat, perampokan dan pemerkosaan yang merajalela, serta banyak lagi lainnya.

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang ,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Tokoh pendidikan nasional mengatakan bahwa terdapat tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Saat di keluarga dididik oleh orangtua, saat di sekolah dididik oleh guru, dan saat di masyarakat dididik oleh tokoh-tokoh dan instruktur. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jatidiri yang khas dimiliki oleh seorang individu.

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kebersamaan dapat diartikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam ke Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Dengan landasan agama yang diperoleh dari didikan keluarga, sekolah dan masyarakat maka kepribadian peserta didik akan terbangun dengan nilai-nilai moral yang tercantum dalam nilai-nilai Pancasila.

Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Tindakan Manusia
Dua macam pembentukan perilaku manusia yaitu faktor psikologis (dari dalam individu) dan faktor sosial (dari luar individu).
Faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia antara lain:
1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri
Jatidiri berarti menjadi diri sendiri yang berakhlakul Karimah, beretos kerja tinggi dan cerdas menghadapi hari ini, yang akan datang baik di lingkungan keluarga, lokal, regional dan dunia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Maylien Dwinita Putri གིས-
Maylien Dwinita Putri
2213053029

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan:
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

- Membangun hubungan inter personal antar bangsa

Yaitu nilai nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai ,saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera.

-Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal).
Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur.

-Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan masukan dan hasil.

-Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang perulalistis Agama adalah Risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum hukum sempurna untuk digunakan manusia menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antar sesama hubungan ,dalam alam semesta dan dan hubungan dengan Allah Swt

-Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia:
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal-2

Aprita Fahria Zahra 2213053259 གིས-
Nama: Aprita Fahria Zahra
NPM: 2213053259

Tanggung jawab dan ahlaq mulianya akan terwujud jika ditanam kan kepada generasi sejak dini . Dengan menanamkan nilai nilai keimanan dan ibadah secara konsisten, dengan di awasi orang tua dan guru .
Peran penting keluar ke dalam membina manusia dimulai ditanamkannya nilai keimana dan nilai nilai etika. Dalam jurnal tersebut terdapat cerita pendek suri tauladan yang dapat kita ambil hikmahnya adalah menunjukkan hubungan sesama manusia , saling menolong dengan tulus.

Dalam menerapkan pendidikan nilai moral tersebut bisa didapat tidak hanya di pendidikan formal saja pendidikan nonformal seperti interaksi sosial terhadap sesama tetangga dan orang tua di rumah juga bisa di terapkan. Peran penting dalam membentuk nilai moral pada remaja ada di peran orang tua , guru , dan orang orang sekitar , dalam membentuk nilai moral dengan baik perlu di tanamkan pendidikan agama , agar remaja memiliki pegangan pedoman untuk bertingkah laku dengan baik .