Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 34

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Natasya Bunga Nitara 2213053012 གིས-
Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

B) Hasil Analisis
Berdasarkan jurnal tersebut ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya.

Kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class). Golongan ini adalah kaum intelektual yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan IPTEK. Atas kompeten sinya itu, mereka bersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan alat perlengkapan hidup lainnya.

Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem manajemen sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

DINDA MULIA SAPUTRI 2253053042 གིས-
Nama : Dinda mulia saputri
Npm : 2253053042
Analisis 1

Judul: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan

Pembahasan jurnal tersebut membahas tentang suatu konflik individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan bermasyarakat, serta bagaimana mengelola konflik tersebut sesuai dengan nilai moral dan etika. Diskusi ini menggunakan pendekatan filsafat moral (etika) untuk menggali kejelasan tentang hakikat dan kodrat manusia, serta menilai relevansi konflik antara individualisme dan kolektivisme.
Dalam Pendekatan ini menekankan pentingnya etika dan kesadaran moral sebagai kecenderungan perilaku individu dalam menyelesaikan konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan kolektif. Jurnal ini juga menekankan bahwa penyelesaian konflik bergantung pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi bagian dari perilaku individu.Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat, serta bagaimana pendidikan dapat membantu menyelesaikan konflik antara individualisme dan kolektivisme.
Pendekatan filosofis dan etis atau moral digunakan untuk mengembangkan kerangka pemikiran yang menyatakan bahwa jika individu termotivasi secara moral untuk berbuat baik maka mereka dapat hidup bermasyarakat sesuai dengan prinsip Standar etika untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks abad ke-21, pembahasan dalam jurnal ini juga menekankan bahwa kehidupan bermasyarakat masih banyak terdapat berbagai konflik, dan terutama antara kepentingan bersama seluruh masyarakat dengan kepentingan masing-masing individu. Konflik komunal dapat muncul ketika kepentingan individu tidak dapat memenuhi keberagaman kebutuhan individu atau ketika kepentingan pribadi mengganggu kepentingan bersama.
Pendekatan ini menekankan bahwa penyelesaian konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak harus bersifat konfrontatif.
Kesimpulan dari tinjauan tersebut adalah suatu kontradiksi antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan manusia dapat diatasi melalui kesadaran moral dan etika serta pengembangan inti kreativitas individu. Pendidikan memegang peranan penting dalam mendidik nilai-nilai moral dan etika agar masyarakat dapat berkembang secara dinamis dan adil. Kesadaran moral dan etika yang kuat diperlukan untuk mendorong kreativitas dan mengendalikan produksi sesuai standar etika. Oleh karena itu, ulasan artikel ini menyoroti pentingnya kesadaran moral, kreativitas dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, serta peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Aura Fitria Ananda 2213053094 གིས-
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094

A.Identitas Jurnal
Judul jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono
Keywords : social life, morality consciousness

B. Hasil Analisis

Dalam jurnal tersebut membahas bahwa memasuki abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik.
Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. 

Menurut filsafat moral (etika), masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat.
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata - kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan.
Moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak. Norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia”. Sedangkan mengenai etika, ditandaskan bahwa “etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran -ajaran moral”. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).

Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moralnya, seseorang terdorong untuk melakukan perbuatan yang baik dan bernilai guna bagi kelangsungan dan tujuan hidup.
Pada dasarnya, sebagai komponen kesadaran moral, daya kreativitas ada secara menginti di dalam tujuan hidup, dorongan hidup dan kecakapan hidup. Artinya, untuk mencapai tujuan hidup, maka harus ada kreativitas yaitu suatu kecakapan dan ketrampil an dalam membuat perubahan. Setiap perubahan berfungsi sebagai dorongan ke arah tujuan hidup. 

Jadi, kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme.
Sejak lahir, manusia menyandang sifat labil. Meski di dalam sifat labil terkandu ng potensi dinamis, tetapi jika tidak mendapat binaan secara tepat justru bisa merusak kehidupan. Di balik kelabilan itu terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi tuntutan kodrat manusia. Manusia siapapun, di manapun berada, sampai kapanpun wajib berpendidikan di dalam menghadapi setiap perikehidupannya. 
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Chindy Alviona 2213053093 གིས-
Nama: Chindy Alviona
NPM: 2213053093
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

Analisis Jurnal 1
A. IDENTITAS JURNAL
Judul: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono. Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

B. HASIL ANALISIS
* Arti dan Isi Filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata - kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Jadi, cinta kearifan adalah suatu bentuk perilaku yang bersubstansi nilai -nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu, secara etimologis, dalam istilah filsafat sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku ( morality) atau etika.
* Arti Moral dan Etika
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin “mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.
* Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok, jadi serupa dengan jenis lebah. Dalam kelompok, orang saling memberi dan mengambil kefaedahan masing-masing. Tindakan tersebut dinamakan gotong -royong atau kemasyarakatan.
* Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang hidup dengan mengisolir diri di tengah hutan, seolah-olah tidak memerlukan moral dan etika. Tetapi ketika mulai memanfaatkan sumber daya hutan, apalagi jka cara pemanfaatannya cenderung merusak, maka perilakunya sudah masuk ke dalam lingkup moral dan etika. Hal itu karena kelangsungan hidup dan kehidupan pada umumnya, termasuk kehidupan bermasyarakat, mutlak bergantung pada keberadaan hutan. kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur (ketika memperoleh sesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (k etika harus kehilangan). Sesungguhnya, kesadaran moral itu selalu ada di dalam diri setiap orang.
* Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan
Sejak lahir, manusia menyandang sifat labil. Meski di dalam sifat labil terkandu ng potensi dinamis, tetapi jika tidak mendapat binaan secara tepat justru bisa merusak kehidupan. Di balik ke-labil-an itu terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi tuntutan kodrat manusia. Manusia siapapun, di manapun berada, sampai kapanpun wajib berpendid ikan di dalam menghadapi setiap peri-kehidupannya. Dari sisi pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat terkandung sistem interaksi menyatukan dalam bentuk saling didik -mendidik antara pihak yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Evinna Winda Merita 2213053297 གིས-
Nama : Evinna Winda Merita
NPM : 2213053297

Analisis jurnal 1 "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan"

berdasarkan jurnal tersebut secara umum diyakini bahwa terdapat dua konfli diantaranya individualisme dan kolektivisme, manajemen pendidikan dihadapkan pada pilihan antara menyeragamkan atau membebaskan kreativitas individual. Penyeragaman berisiko meredam kreativitas individu, sementara pembebasan dapat mengancam kemapanan sosial.

Tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang penting adalah kesadaran moral, pembangunan eksistensi kehidupan manusia menuju tujuan bersama, dan pencapaian kesejahteraan umum baik secara kolektif maupun untuk setiap individu. Kesadaran moral mendorong kerja sama dalam mengatasi keterbatasan potensi individual, menciptakan kekuatan sosial untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Kesadaran moral menjadi pendorong utama terbentuknya keterikatan sosial dan kerjasama dalam masyarakat. Ini memunculkan wawasan bagi individu, meningkatkan kreativitas dan produktivitas, terutama dari golongan tengah yang kompeten dalam pemberdayaan IPTEK. Kreativitas mereka membantu meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan perlengkapan hidup lainnya. Potensi kreatif ini memajukan masyarakat menuju kemandirian, bukan ketergantungan. Pengendalian perilaku dalam berproduksi menjadi krusial untuk menghindari eksploitasi sumber daya alam yang merugikan ekosistem.

Kesadaran moral dan etika mendorong produksi yang berkelanjutan, menjaga kesejahteraan umum, dan membentuk masyarakat berkeadilan. Tiga pilar moralitas dan etika ini harus ditanam dalam individu melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat, menghasilkan dinamika positif antara individualisme dan kolektivisme. Hasilnya adalah masyarakat berkeadilan yang memungkinkan setiap individu mengoptimalkan potensinya, menciptakan suatu sistem manajemen sosial yang berjalan harmonis.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rohmah Shela Saputri 2213053112 གིས-
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G

Analisis Jurnal

Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Volume Dan Halaman: Vol.-, No. -, Halaman
Tahun: -
Penulis: Suhartono, S.
Reviewer: Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer: 15 September 2023

Hasil Analisis:
jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan masyarakat, serta peran kesadaran moral dan etika dalam mengatasi konflik tersebut. Konflik ini juga dipengaruhi oleh perilaku korupsi. Selain itu, jurnal juga membahas arti dan isi filsafat, moral, dan etika, serta hubungan antara moral dan etika. Pemikiran ini juga memperlihatkan pentingnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat.

Manusia diakui sebagai makhluk sosial yang bergantung satu sama lain. Individualisme dan kolektivisme mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral dan etika dianggap sangat penting dalam menjaga hubungan sosial dan kehidupan bersama. Kreativitas juga diakui sebagai kunci dalam menghadapi perubahan dalam kehidupan.

Kesadaran moral, kreativitas, dan etika diakui mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral dianggap mendorong kerja sama dalam mencapai tujuan kesejahteraan umum, kreativitas dianggap meningkatkan produktivitas, dan etika dianggap mengendalikan perilaku dalam berproduksi. Pendidikan diakui mempunyai peran besar dalam menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat. Konflik antara individualisme dan kolektivisme dianggap dapat dikelola melalui nilai-nilai moral dan etika.

Kesimpulan:
Kesadaran moral dan etika yang baik diperlukan untuk mendorong kreativitas yang sesuai dengan norma-norma etika. Tiga pilar moralitas dan etika harus ditanamkan melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini akan membantu menciptakan masyarakat yang adil dan memberikan keleluasaan kepada individu untuk menumbuhkan kemampuan dirinya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ivo Yuniarta 2213053231 གིས-
Nama: Ivo Yuniarta
NPM: 2213053231
Kelas: 3G

Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

Ajaran moral memuat pandangan-pandangan nilainilai dan norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Norma moral adalah
aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia”.
Sedangkan mengenai etika, ditandaskan bahwa “etika bukan sumber tambahan moralitas
melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral”. Sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk
individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang individu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing-masing. Jadi dapat dipahami bahwa pada satu sisi, kesempurnaan dunia hidup bersama tergantung pada optimalisasi pengembangan kepribadian individu. Pada sisi berlawanan, kesempurnaan kepribadian setiap individu tergantung pada kualitas sistem komunikasi yang berlaku di dalam dunia kebersamaan.

Kehidupan bermasyarakat adalah suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat
berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap individu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial. Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Fakta ikatan sosial saling mendidik, menunjukkan bahwa di dalam pendidikan terkandung benih moral, berupa dorongan sosial setiap orang untuk saling berbuat baik. Dengan sistem hubungan koeksistensial saling mendidik, berarti nilai kebenaran menyebar dan berkembang sehingga kehidupan bermasyarakat menjadi dinamis ke arah kemajuan. Hal itu berarti di balik dorongan moral saling mendidik juga menunjukkan adanya keadilan sosial.

Kesimpulan
Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri
setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

KHAIRANI ULYA 2213053115 གིས-
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis jurnal 1

A. Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

B. Pembahasan
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani "philo sophia," yang mengandung kata 'philein' atau 'philia' untuk cinta, dan 'sophia' untuk kearifan (Suhartono, 2005). Dengan demikian, filsafat dapat diartikan sebagai cinta terhadap kearifan. Konsep ini menyoroti hubungan dalam kebaikan antara subyek dan obyek, menekankan pentingnya pengetahuan mendalam tentang hakikat obyek untuk bertindak baik. Kearifan juga mencakup pengetahuan nilai-nilai di balik tindakan arif.

Cinta kearifan mencerminkan perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis keindahan, kebenaran, dan kebaikan (Suhartono, 2004). Istilah filsafat itu sendiri membawa persoalan tentang sistem perilaku atau etika. Moral, berasal dari bahasa Latin "mos" atau "mores," mengacu pada prinsip-prinsip benar dan salah dalam perilaku, sementara etika, berasal dari bahasa Yunani "ethos," mempertimbangkan ajaran-ajaran moral.

Pemahaman tentang moral dan etika menyoroti pentingnya tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat (Ensiklopedi Umum, 1977). Moralitas mendorong individu untuk melakukan perbuatan baik, sementara etika mencerminkan filsafat yang merefleksikan ajaran moral, mempertanyakan mengapa harus mengikuti moralitas tertentu.

Dalam hubungan antara moral dan etika, moral cenderung bersifat abstrak universal, sementara etika lebih bersifat konkret dan khusus (obyektif). Pemikiran filsafat dan moral membentuk kerangka pikir di mana individu, dalam keterikatan moral, dapat hidup harmonis dalam masyarakat dengan prinsip etika normatif.

Pemikiran filosofis tentang manusia dan masyarakat menyoroti pandangan "Timur" yang menekankan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Pandangan ini menghindari bahaya individualisme tanpa mengabaikan pentingnya peran individu dalam kelangsungan kehidupan bersama. Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat tarik-menarik antara paham individualisme dan kolektivisme, yang membutuhkan keseimbangan dan pengelolaan moral.

Kesadaran moral menjadi dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat, memandu perilaku jujur, kesyukuran, kesabaran, dan keikhlasan. Kesadaran moral juga berperan sebagai pengendali perilaku, mengarahkan individu untuk berbuat baik sesuai dengan norma-norma etika. Rekonstruksi sosial melalui "revolusi moral" diakui sebagai solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara hak individu dan hak masyarakat.

Pentingnya moral dan etika dalam pendidikan menjadi kunci untuk membentuk individu yang terdidik, memiliki kesadaran akan tujuan dan asal-usul kehidupan. Pendidikan memainkan peran integral dalam membangun kesadaran moral, kreativitas, dan keadilan sosial, sehingga masyarakat dapat berkembang menuju keberlanjutan yang diarahkan oleh nilai-nilai etika.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

ADELIA PRASETIYANI 2213053039 གིས-
Nama : Adellia Prasetiyani
Npm : 2213053039
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

Hasil Analisis:
Dari jurnal tersebut dapat saya simpulkan bahwa Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu.
Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik.
Misalnya, pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individual dan masyarakat keseluruhan, jika hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masya rakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan.
Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru "meng -gairahkan" kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin.
Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat terdapat potensi individual. Jadi, paradigma konflik sosial antara dua kepentingan menjadi lebih rumit.
Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan.
Terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan.
Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu.
Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Misalnya analisis obyek tentang kepentingan individual, menghasilkan ragam jenis, dan bentuk.
Arti Moral dan Etika Dalam Webster's New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin "mos" atau "mores", berarti costum, Sedangkan mengenai etika, ditandaskan b ahwa "etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran -ajaran moral" Sedangkan moral adalah hal -hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan -tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma".
Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Widia Nata Saputri 2213053057 གིས-
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Hasil analisis jurnal 1
1. Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

2. Hasil dan Pembahasan
Dari jurnal ini dapat diketahui bahwa menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antarindividu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral danetika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

Istilah filsafat berarti cinta kearifan cinta. Kearifan adalah suatu bentuk perilaku yang bersubstansi nilai -nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu, secara etimologis, dalam istilah filsafat sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku ( morality) atau etika. Dari pendekatan filsafat dan moral atau etika dapat disusun sebuah kerangka pikir bahwa jika di dalam diri setiap individu tertanam kuat dorongan moral untuk berbuat kebaikan, berarti mereka berada dalam satu ikatan moral di dalam dunia kebersamaan. Di dalam satu keterikatan moral, mereka bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi benturan konflik.

Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat< kehidupan bermasyarakat adalah suatu si sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap individu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyarakat itu “berkeadilan”.

Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat dengan kesadaran moral, maka dunia bathin menjadi dinamis bergerak ke arah perilaku jujur, penuh kesyukuran, kesabaran dan keikhlasan. Jika kesadaran moral tumbuh, maka norma -norma etika dan aturan hukum positif akan mudah ditaati oleh siapapun (terutama para pemimpin). Berarti pintu gerbang kesejahteraan umum terbuka lebar.
Jadi, kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social enforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencakup kesejahteraan umum.

Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan nilai-nilai moral
Etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai sistem, masyarakat seharusnya ber karakteristik mendidik agar dinamika sosial berkembang menurut dorongan moral (hati nurani individual) dan nilai -nilai etika. Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya dengan
belajar suatu kemajuan dapat diraih. Sedemikian rupa sehingga setiap individu sadar atas kewajiban sosial apa yang harus dilakukan demi keutuhan masyarakatnya, dan masyarakat secara etis bertanggung-jawab atas kewajiban setiap individu itu. Itulah landasan dasar pendidikan untuk
mendirikan sebuah masyarakat terdidik, masyarakat berbudaya yang berkeadilan.

3. Penutup
kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Andika Purbaya 2213053169 གིས-
Nama : Andika Purbaya
Kelas : 3G
Npm : 2213053169

Analisis jurnal :
Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:Suatu Pemikiran Kefilsafatan

Setelah membaca jurnal tersebut dapat saya analisis bahwasanya pada masa sekarang (abad 21) telah terjadi berbagai macam konflik. Mulai dari konflik kepentingan individu dan masyarakat, Bertitik tolak dari hal tersebut , pemikiran ini mencoba mencari kejelasan kembali tentang hakikat manusia dan masyarakatnya, agar kemudian bisa menilai kelayakan konflik antara individualisme dan kolektivisme di dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antarindividu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual(individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

Arti filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata -kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono,2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan.

Arti Etika dan Moral
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin“mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”.Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertibtingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi,moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik.Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.

Terdapat tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkansecara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individualbersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untukmencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensikehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiapindividu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya,mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistemkerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum.Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagiseluruh individu anggotanya.Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadisatu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi.Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkankreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan olehlapisan sosial golongan tengah (middle class). Golongan ini adalah kaum intelektual yangberkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan IPTEK. Atas kompeten sinya itu, merekabersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan alat perlengkapan hidup lainnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

LATIFA NURMALA 2213053166 གིས-
Nama : Latifa Nurmala
Npm : 2213053166
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

1. Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono. Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar

2. Hasil Analisis
Dari jurnal tersebut dapat dianalisis bahwa konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerjasama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untuk mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya. Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.

Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan produktvitas. Jadi, atas potensi kreativitasnya itu, kehidupan masyarakat menjadi lebih lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan. Sehingga, bukan menjadi masyarakat bergantung, melainkan masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemamampuan sendiri.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

AULIA MAHARANI PUTRI 2213053010 གིས-
Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono (JurusanAdministrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar)
Kata Kunci : kehidupan sosial, kesadaran moralitas

B. Pembahasan
Ada dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu individualisme yang sangat menekankan pada kepentingan individu dan kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kedua konflik ini tidak perlu dibenturkan akan tetapi justru harus dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi ketentuan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Dari sudut pandang manajemen pendidikan terdapat dua pilihan yakni apakah dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan berbagai kreativitas individual. jika penyeragaman dipilih maka potensi kreativitas individual sebagai hak individu akan terancam dan tidak bisa berkembang titik akan tetapi sebaliknya jika pembebasan dipilih, maka kemapanan sosial sebagai hak masyarakat bisa goyah.

Moral dan etika bermasyarakat terdapat tiga komponen yang harus dibina agar dikembangkan secara berkelanjutan, yaitu :
1. Kesadaran moral
2. Kreativitas dalam reproduksi
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi.

Tiga pilar moralitas dan etika ini harus ditanamkan serta dikembangkan pada diri setiap individu dengan melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat jika berhasil maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial dalam mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat yang berkeadilan dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keluasan berdinamika dalam mengoptimalkan potensi dirinya menjadi seorang individu kepribadian ideal titik akan tetapi sebaliknya dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati diri yaitu untuk suatu sistem manajemen sosial.

C. Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu pada dasarnya konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat dapat diatasi melalui pengelolaan nilai moral dan etika. pada konteks manajemen pendidikan, pilihan antara penyeragaman dan kebebasan kreativitas individual memerlukan pertimbangan terhadap potensi pengembangan individu dan stabilitas sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Dinda Kusumawati Subagio 2253053016 གིས-
Nama: Dinda Kusumawati
Npm: 2253053016

Analisis Jurnal 1

Metode analisis dan sintesis mengembangkan pemikiran bahwa jika setiap individu mempunyai dorongan moral yang kuat untuk berbuat baik, maka merek terikat oleh ikatan moral dalam dunia kohesi. Ikatan moral ini memungkinkan masyarakat hidup bermasyarakat sesuai prinsip etika normatif untuk mencapai tujuan bersama tanpa konflik. Kesadaran moral berfungsi sebagai pedoman berperilaku yang memungkinkan manusia berperilaku jujur sesuai akhlak, bersyukur (bila mendapat sesuatu), sabar (bila menghadapi tantangan hidup) dan ikhlas (bila kehilangan). Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada standar etika yang sesuai dengan kesadaran moral, karena selalu dihadapkan pada pertanyaan tentang hak dan tanggung jawab. Penulis menyimpulkan bahwa dengan bantuan kesadaran moral, kebebasan individu dan kreativitas menemukan saluran yang tepat dan kolektivisme menemukan identitas aslinya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

RILIAN TSABITHA SURI 2213053141 གིས-
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis jurnal 1
Identitas Jurnal
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

Hasil Analisis:
Di dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan
cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu
atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Banyak proyek berlabel kepentingan umum, tetapi bermotif
eksploratif bagi kepentingan pribadi. Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan.

Kemudian dibahas pula mengenai filsafat. Di katakan bahwa istilah filsafat berarti cinta kearifan. Cinta kearifan adalah suatu bentuk perilaku yang bersubstansi nilai-nilai aksiologis
keindahan, kebenaran dan kebaikan. Dalam istilah filsafat
sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku (morality) atau etika.

Moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik.
Sedangkan etika, bukan sumber tambahan moralitas
melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral. Atas kesadaran moral, setiap orang terdorong untuk membangun potensi diri menjadi lebih otonom dan kreatif, agar
kualitas kerja sama menjadi semakin kuat. Kemudian, kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas. Kesadaran moral hanya bisa terbentuk melalui kehidupan keluarga yang terdidik, kualitas
pembelajaran di sekolah dan kehidupan masyarakat yang berbudaya. Seluruh proses itu,
kemudian membentuk suatu kepribadian bermoral dan beretika di dalam hidup bermasyarakat.

Sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggung jawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang
harus berpedoman pada norma-norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu
diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban. Tarik-menarik antara hak dan kewajiban semakin tidak berimbang ketika korupsi merajalela di
dalam kehidupan sosial. Hanya ada satu jalan rekonstruksi sosial yaitu “revolusi moral”, yaitu melalui
jalan pendidikan. Dengan kesadaran moral, kebebasan dan
kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa
mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu: 1) pencerdasan spiritual,
menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan, 2) pencerdasan
intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul
di sepanjang kehidupan, 3) pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai
bagi tujuan kehidupan. Jika pendidikan berhasil membina ketiga kecerdasan tersebut, maka seorang individu menjadi
terdidik. Jadi nilai-nilai moral
dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Mutiara Deva Gusti 2213053135 གིས-
Nama : Mutiara Deva Gusti
Npm : 2213063135
Kelas :3 G


A) Identitas Jurnal

Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

B) Hasil Analisis

Dari jurnal tersebut menghasilkan bahwa Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik Misalnya, pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individual dan masyarakat keseluruhan, jika hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masya rakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru "meng -gairahkan" kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat terdapat potensi individual. Jadi, paradigma konflik sosial antara dua kepentingan menjadi lebih rumit Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan.Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat.Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan misalnya analisis obyek tentang kepentingan individual, menghasilkan ragam jenis, dan bentuk.Arti Moral dan Etika Dalam Webster's New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin "mos" atau "mores", berarti costum, Sedangkan mengenai etika, ditandaskan bahwa "etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran -ajaran moral". Sedangkan moral adalah hal -hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan -tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma" Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ricca Tri Fadillah 2213053161 གིས-
Nama:Ricca Tri Fadillah
Npm:2213053161

Analisis jurnal
Identitas jurnal
Judul:Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis:Suparlan Suhartono

Isi jurnal
Dari jurnal tersebut diketahui bahwa terdapat dua jenis konflik kepentingan, yaitu antara kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan kepentingan individu. Ketika kepentingan publik tidak memperhitungkan keberagaman kebutuhan masyarakat dan ketika kepentingan individu mengganggu kepentingan umum, maka akan terjadi konflik. Nilai moral menjadi karakter perilaku setiap orang. Jika kesadaran moral berkembang dalam sistem etika hubungan antar manusia, maka kedua kepentingan tersebut akan terlaksana dengan baik. Mencintai kebijaksanaan merupakan bentuk perilaku yang mempunyai nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, secara etimologis, kata filsafat sendiri mengandung persoalan etika (etika) atau etika. Kebajikan atau kebajikan berarti dorongan batin atau semangat untuk berbuat baik. Sedangkan etika yang berasal dari bahasa Yunani “ethos” juga berarti budi pekerti atau budi pekerti. Kehidupan bermasyarakat merupakan suatu sistem pengelolaan yang mengkoordinasikan kemampuan-kemampuan individu tenaga manusia, sehingga tujuan bersama seluruh anggotanya dapat terpenuhi. Melalui kesadaran moral, dunia batin semakin kuat dan berkembang dalam perilaku sejati, penuh rasa syukur, kesabaran dan keikhlasan. Jika kesadaran moral berkembang, maka moral dan aturan hukum yang baik akan mudah dihormati oleh semua orang (terutama pemimpin). Artinya, pintu kebaikan publik terbuka. Bidang pendidikan mencakup tiga hal, yaitu: 1) kecerdasan spiritual, tumbuhnya pemahaman tentang asal usul, tujuan dan keberadaan hidup, 2) kecerdasan intelektual, berkembangnya kemampuan berpikir agar mampu menyelesaikan segala permasalahan dan - bangun. seluruh kehidupan, 3) kecerdasan moral, menuntun setiap perbuatan agar senantiasa bermanfaat bagi keperluan hidup.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Safira Sita Salsabilla 2213053027 གིས-
Nama: Safira Sita Salsabilla
NPM : 2213053027
Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

B. Hasil Analisis
Memasuki abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu.

Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata-kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif). Di dalam satu keterikatan moral, mereka bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi benturan konflik.

Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud.

Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai sistem, masyarakat seharusnya berkharakteristik mendidik agar dinamika sosial berkembang menurut doro ngan moral (hati nurani individual) dan nilai-nilai etika. Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya dengan belajar suatu kemajuan dapat diraih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

NADIA NUR SAFITRI 2213053275 གིས-
Nama : Nadia Nur Safitri
NPM : 2213053275
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

Hasil analisis Jurnal
Dalam Jurnal tersebut dapat ditekankan bahwa terdapat konflik kepentingan antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, kedua konflik ini dapat dikelola dengan menekankan pada nilai-nilai moral dan etika yang sesuai sehingga menjadi ketentuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.Dalam manajemen pendidikan, terdapat dua pilihan yaitu dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan berbagai kreativitas individual. Namun, pilihan tersebut memerlukan pertimbangan terhadap pengembangan individu dan juga stabilitas sosial.

Tiga pilar moralitas dan etika dalam bermasyarakat adalah kesadaran moral, kreativitas dalam reproduksi, dan pengendalian perilaku dalam berproduksi. Ketiga pilar ini harus ditanamkan dan dikembangkan pada diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme dapat diatasi dan menjadi energi sosial dalam mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat yang berkeadilan.Jadi, jurnal ini memberikan pandangan bahwa pengelolaan nilai moral dan etika yang baik sangat penting untuk menjaga keadilan dan stabilitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ihya Ghulam Halim 2213053178 གིས-
Nama : Ihya Ghulam Halim
NPM : 2213053178
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1

Setelah membaca dan mengamati jurnal yang telah disediakan yaitu dengan judul "Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika Masyarakat", yang di tulis oleh Kanesa Putri, dan Muhammad Eko Maryana.

Bisa di simpulkan bahwasanya moral merupakan perilaku yang baik yang menjadi karakter dari individu atau kelompok yang bisa di lihat dari cara berfikir bertindak dan merespon suatu keadaan. Dalam hal ini pancasila sebagai moral dari bangsa Indonesia yang menjadi dasar perilaku dan acuan bangsa dan negara dalam mengambil sikap dan kebijakan Dalam kehidupan, etika ataupun moral memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan baik. Yang terpenting agar peranan tetap berjalan dengan baik yaitu dengan bagaimana caranya kita memahami teorinya dan menerapkannya dengan baik di kehidupan bermasyarakat.

Di Indonesia, penegakan hukum selalu menjadi suatu kewajiban yang mutlak harus diadakan dalam negara hukum yang berdasarkan Pancasila. Kewajiban tersebut bukan hanya dibebankan pada petugas resmi yang telah ditunjuk dan diangkat oleh Pemerintah akan tetapi juga merupakan kewajiban dari pada seluruh warga masyarakat.

Penegakan hukum terhadap pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat Kampung Cijambe Girang Sukaresmi, Kabupaten Sukabumi. Pada masyarakat terdapat nilai-nilai dasar perilaku yang secara umum diakui sebagai norma yang harus dipatuhi, selain peraturan atau norma hukum. Norma tersebut biasa disebut etika. Etika dalam arti sempit sering dipahami masyarakat sebagai sopan santun. Etika yang menyelidiki tentang kesusilaan masyarakat sama halnya dengan moral.

Moral adalah prinsip yang membantu individu dalam kehidupan ber masyarakat. Meski moral dapat berubah seiring waktu, moral menjadi standar perilaku yang digunakan untuk menilai benar dan salah. Menurut Dian Ibung moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam suatu lingkungan social dan mengatur tingkah laku seseorang. Terjadinya pelecehan seksual ini tentunya berawal dari etika dan moral yang buruk. Pendidikan moral dan etika hendaknya difokuskan pada kaitan antara pemikiran moral dan tindakan etika bermoral. Karena belum ada Undang-undang yang mengatur tentang moral dan etika masyarakat.

Salah satu penyebab terjadinya kehilangan etika dan moral khususnya pemuda pada era globalisasi ini dikarenakan tidak adanya pasal dan sanksi yang mengatur tentang etika dalam bermasyarakat, sehingga masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kampung Cijambe Girang sukaresmi, Kabupaten Sukabumi bebas untuk bergerak melakukan perbuatan sesuai apa yang diinginkan dan tidak ada acuan untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar etika dalam masyarakat.

Upaya hukum yang dapat dilakukan dalam membentuk moral bangsa saat ini. Maka dari itu harus ada pelaksanaan hukum di dalam masyarakat selain bergantung kepada kesadaran hukum masyarakat juga ditentukan oleh para aparat penegak hukum. Karena masih ada beberapa peraturan hukum yang belum terlaksana, belum dibuat dan masih banyaknya oknum yang melakukan pelanggaran karena masih minimnya pengetahuan dan kesadaran dalam diri individu.

Ada 3 upaya internal (dari dalam) yang bisa diterapkan untuk meningkatkan moral bangsa :
1. Meningkatkan peran keluarga dalam membentuk moral.
2. Menciptkan lingkungan yang baik dalam masyarakat.
3. Membatasi teknologi yang ada.

Selain upaya internal ada juga upaya eksternal yang meliputi :
1. Mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah.
2. Seminar tentang kesadaran hukum.
3. Menegakan HAM dimasyarakat.
4. Pemerintah harus bertindak.

Untuk menjegah terjadinya perubahan etika dan moral yang buruk pada masyarakat maka setidaknya harus membuat pencegahan dan aturan yang dapat menjamin bagaimana etika dan moral bangsa Indonesia tidak hilang tertimbun zaman. Etika dan moral baik sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang diajarkan dari nenek moyang mereka sehingga ini menjadi karakter bangsa yang terus dijunjung tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Fadhila Cahya Ningtyas 2213053271 གིས-

Analisis Jurnal 1

Nama : Fadhila Cahya Ningtyas

NPM : 2213053271

Kelas : 3G 


A. Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:

Suatu Pemikiran Kefilsafatan

Penulis : Suparlan Suhartono

Keywords: social life, morality consciousness


Arti Moral dan Etika


Secara etimologi istilah filsafat, berasal dari bahasa Yunani "philo sophia" yang artinya cinta kearifan. Cinta dan kearifan mencerminkan hubungan mendalam antara subyek dan obyek, di mana pengetahuan hakikat obyek menjadi kunci untuk melakukan kebaikan. Kearifan juga terhubung dengan nilai-nilai seperti kebaikan, keindahan, dan kebenaran. Dengan demikian, cinta kearifan dapat diartikan sebagai perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis. Menurut (Suhartono, 2004) di balik karsa terkandung nilai kebaikan, di balik rasa ada nilai keindahan dan di balik cipta ada nilai kebenaran. Secara etimologis pada bagian pengertian moral dan etika menekankan persoalan tentang sistem perilaku atau etika dalam filsafat. 


Arti Moral dan Etika

 Moral, berasal dari bahasa Latin "mos" atau "mores," mengacu pada prinsip-prinsip benar dan salah dalam perilaku. Moralitas dalam konteks bahasa Indonesia diartikan sebagai tata tertib tingkah laku yang dianggap baik dalam masyarakat. Franz Magnis Suseno menjelaskan bahwa ranah moral mencakup pandangan nilai dan norma moral, yang merupakan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup untuk menjadi baik. Sementara itu, etika, berasal dari bahasa Yunani "ethos," merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral, mempertanyakan mengapa kita harus mengikuti moral tertentu.


Pendapat Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa etika bukan hanya sumber tambahan moralitas, melainkan suatu filsafat yang merenungkan ajaran moral. de Vos menyatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan dan moral, sementara moral adalah dorongan untuk melakukan tindakan baik sebagai kewajiban terhadap norma. Dari perspektif ini, etika mempertanyakan mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu dan bagaimana kita dapat bertanggung jawab terhadap berbagai moralitas. Dalam konteks hubungan antara moral dan etika, jurnal ini menggambarkan bahwa moral cenderung bersifat abstrak dan universal, sementara etika bersifat konkret dan khusus (obyektif). Contohnya, "korupsi" dianggap perilaku tidak bermoral, sementara "tidak membayar pajak" (dengan alasan tertentu) dianggap perilaku tidak etis. Namun, keduanya tetap membahas masalah perilaku. Akhirnya, jurnal menyusun sebuah kerangka pikir bahwa jika setiap individu memiliki dorongan moral untuk berbuat kebaikan, mereka terikat oleh ikatan moral dalam dunia kebersamaan, menghindari benturan konflik.



Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat


Pendidikan dianggap penting karena menjadi satu-satunya cara penanaman nilai-nilai moral dan etika. Pandangan filosofis terkait manusia cenderung menitikberatkan pada sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) mengungkapkan bahwa manusia, seperti lebah, hidup berkelompok dengan saling memberi dan mengambil faedah. Hidup bermasyarakat dianggap suatu keharusan karena memastikan kelangsungan hidup manusia. Meskipun penekanan pada sifat sosial hakikat manusia terlihat, ada juga pandangan yang menekankan tentang bahaya individualisme. Namun, Huijbers (1986) menilai bahwa manusia pada dasarnya adalah pribadi individual, dan peristiwa besar cenderung menimpa individu beliau menekankan hubungan ko-eksistensial antarindividu sebagai dasar keberadaan masyarakat. Veeger (1986) mengidentifikasi konflik antara Timur dan Barat terkait individualisme dan kolektivisme. Veeger menjelaskan bahwa masyarakat terdiri dari individu yang memiliki keanekaan dan kepelbagaian, tetapi kehidupan bersama juga dianggap sebagai pengalaman keterikatan atas kebebasan individu.

Dapat disimpulkan bahwa kehidupan bermasyarakat adalah suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi kekuatan sosial. Masyarakat dianggap sebagai proses sosial yang memproses berbagai jenis pemahaman, perasaan, dan perilaku individual. Dalam konteks ini, muncul konsep bahwa kehidupan bermasyarakat seharusnya "berkeadilan."



Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat


Pada konteks kesadaran moral dan dasar etika bermasyarakat, jurnal ini membahas bahwa moralitas dan etika hanya dapat berlaku secara maksimal dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun seseorang yang hidup terisolasi seolah-olah tidak memerlukan moral dan etika, tetapi begitu mulai memanfaatkan sumber daya alam, perilakunya menjadi bagian dari ranah moral dan etika. Kesadaran moral menjadi titik fokus kritis dalam pemikiran ini, karena melalui kesadaran moral, manusia terdorong untuk melakukan perbuatan baik demi kelangsungan dan tujuan hidup. Van Peursen(1990) menekankan "kualitas pribadi" sebagai kunci dorongan hidup, di mana setiap individu harus beraksi terhadap realitas dan bersikap kreatif dalam menghadapi perubahan. Kreativitas dianggap sebagai sumber daya perubahan yang memungkinkan individu menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan kehidupan. Kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, memastikan perilaku yang jujur dan sesuai dengan moralitas. Meskipun kesadaran moral selalu ada, terkadang terhalang oleh nafsu negatif yang dapat mengubahnya menjadi kejahatan. Pentingnya pendidikan dalam membentuk kesadaran moral dan etika menekankan dengan proses ini membentuk kepribadian bermoral dan beretika dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral menjadi kunci dalam menciptakan harmoni antara hak individual dan hak masyarakat. Rekonstruksi sosial diharapkan melalui "revolusi moral" melalui pendidikan, membangun kesadaran moral yang dinamis dan mengarah pada perilaku positif seperti kejujuran, kesyukuran, kesabaran, dan keikhlasan. Kesadaran moral dianggap memiliki kekuatan untuk memposisikan potensi individu dan mengarah pada kebebasan dan kreativitas yang tepat, tanpa harus mengorbankan hak atau kesejahteraan kolektif.



Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan


Dalam konteks pendidikan bermasyarakat, terjadi saling didik-mendidik yang menunjukkan keberagaman potensi individual. Fakta ikatan sosial saling mendidik mencerminkan adanya dorongan moral untuk berbuat baik, menciptakan dinamika kehidupan sosial menuju kemajuan.Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya menuntun kekuatan kodrat pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi. Kekuatan kodrat tersebut terkait dengan tiga potensi kejiwaan: rasa, cipta, dan karsa. Pembinaan ketiga potensi ini diyakini dapat menumbuhkan nilai keadilan, yang pada gilirannya mencapai kebahagiaan baik secara individu maupun sosial. Suhartono (2006) menjelaskan filosofis bahwa pendidikan adalah proses perubahan menuju pendewasaan, pematangan, atau pencerdasan tiga potensi kejiwaan manusia. Pendidikan mencakup pencerdasan spiritual, intelektual, dan moral. Kesadaran tentang asal-mula dan tujuan kehidupan menjadi kunci dalam mencapai kehidupan yang kreatif, produktif, dan adil. Nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan melalui pendidikan untuk menciptakan masyarakat terdidik yang berbudaya dan berkeadilan. Pendidikan menjadi landasan dasar untuk membentuk masyarakat yang sadar akan kewajiban sosialnya, di mana setiap individu bertanggung jawab secara etis terhadap masyarakatnya. Ini merupakan pijakan untuk mendirikan masyarakat yang terdidik dan berbudaya dengan prinsip keadilan.


Penutup 

Kesimpulan jurnal ini ialah membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak harus bertentangan, melainkan perlu dikelola sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika untuk menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Manajemen pendidikan mempertimbangkan dua pilihan: menyeragamkan atau memberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitas individual. Kesadaran moral, kreativitas dalam reproduksi, dan pengendalian perilaku dalam berproduksi menjadi tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina. Kesadaran moral mendorong terbentuknya keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama, menciptakan wawasan bagi individu dalam bermasyarakat. Kreativitas dalam reproduksi, terutama oleh golongan tengah, meningkatkan kreativitas, produktivitas, dan mandiri masyarakat. Pengendalian perilaku dalam berproduksi ditekankan untuk memastikan keberlanjutan dan keadilan terhadap sumber daya alam.


Penulis menekankan bahwa kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas berproduksi yang terkendali, sesuai dengan norma-norma etika, untuk membentuk masyarakat berkeadilan. Pilar-pilar moralitas dan etika ini perlu ditanam dan dikembangkan melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan bermasyarakat. Jika berhasil, konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat menjadi energi sosial untuk pertumbuhan masyarakat berkeadilan, di mana setiap individu dapat mengoptimalkan potensinya dan masyarakat menemukan jati dirinya sebagai suatu sistem manajemen sosial.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Annisa Fadillah Quraini 2253053026 གིས-
Nama: Annisa Fadillah Quraini
NPM: 2253053026
Analisis Jurnal 1

Setelah membaca jurnal yang berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan, yang ditulis oleh Suparlan Suhartono dapat saya simpulkan, bahwa pemikiran Suparlan Suhartono menyajikan refleksi mendalam terkait kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menggambarkan bahwa konflik antara kepentingan individu dan masyarakat telah mengalami pergeseran, terutama dengan dominasi konflik untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Hal ini disertai dengan adanya praktik korupsi yang merugikan kepentingan umum. Suhartono menyoroti dampak negatif dari individualisme yang berubah menjadi keserakahan, terutama dalam kepemimpinan dan pemerintahan. Dia menegaskan bahwa para pemimpin seharusnya memanfaatkan konflik kepentingan untuk keuntungan bersama, namun sayangnya, hal ini tidak terjadi. Egoisme individual menggantikan semangat kebersamaan, menciptakan krisis kepemimpinan dan melemahkan dinamika sosial untuk mencapai tujuan umum.

Pemikiran ini juga mengajukan solusi dengan menekankan pentingnya kesadaran moral sebagai landasan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Suhartono merinci bahwa kesadaran moral harus ditanamkan melalui pendidikan, dan revolusi moral menjadi kunci untuk mengatasi konflik dan membangun kesejahteraan umum. Dengan adanya kesadaran moral, individu dapat mengoptimalkan potensi kreatifnya secara positif, sehingga kebebasan dan kreativitas individual dapat beriringan dengan kepentingan kolektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Aulia Zahwa Adinda 2213053103 གིས-
Nama: Aulia Zahwa Adinda
NPM: 2213053103
Kelas: 3G

Metode analisis dan sintesis mengembangkan gagasan bahwa jika semua individu memiliki dorongan moral yang kuat untuk berbuat baik, maka dalam duniayang penuh dengan kohesi, mereka akan diikatoleh ikatan moral. Ikatan moral ini memungkinkan orang untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip etika normatif dalam masyarakat dan mencapai tujuan bersama tanpa konflik. Kesadaran moral berfungsi sebagai panduan perilaku yang memungkinkan orang untuk bertindak dengan integritas sesuai dengan moralitas, bersyukur (ketika mendapatkan sesuatu), sabar (ketika menghadapi kesulitan hidup), dan jujur(ketika mengalami kekalahan). Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang selalu dihadapkan pada isu-isu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

MIFTAHUL JANNAH 2253053012 གིས-
Nama : Miftahul Jannah
Npm : 2253053012
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1

Identitas jurnal
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Volume Dan Halaman: Vol.-, No. -, Halaman
Tahun: -
Penulis: Suhartono, S.


HASIL ANALISIS
Di era teknologi komunikasi ini,
komunikasi individual semakin mengglobal.
Kemajuan ekonomi material negara -negara maju, membuat silau orang-orang yang hidup di negara-negara berkembang. Mereka terstimuli untuk bisa berkehidupan dengan kelimpahan harta dalam waktu sesingkat mungkin. Sementara itu, karena kualitas pendidikannya, mereka belum memiliki potensi kreatif untuk menghasilkan kelimpahan ekonomi material. Jika kebetulan mereka memperoleh kepercayaan menduduki jabatan dalam pemerintahan dan hukum, maka atas kekuasaannya itu mereka secara berjamaah berbuat korupsi.

Proses demokratis untuk meraih suatu kekuasaan semakin dikendalikan sepenuhnya denga n sistem “money politics”. Sudah barang tentu, tidak menghasilkan pemimpin yang aspiratif bagi kepentingan umum. Di sepanjang
masa jabatanya, mereka hanya sibuk untuk secara cerdik menciptakan kesempatan berkorupsi.

Egoisme individual menjadi watak para pe nguasa. Akibat daripadanya, terjadi krisis kepemimpinan. Jika demikian halnya maka dinamika sosial untuk meraih tujuan umum melemah.

Kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru “meng -gairahkan” kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal mereka justru penguasa dalam pemerintahan. Akibatnya, jalan menuju pencapaian tujuan umum menjadi “buntu” total. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin. Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat
terdapat potensi individual. Tetapi rupanya para pemimpin justru memanfaatkan tradisi konflik
sosial itu sebagai alat penyelamatan diri. Mereka seolah berwatak membela kepentingan umum,
tetapi di balik itu memanfaatkan untuk sebesar -besarnya bagi keuntungan pribadi mereka sendiri.

Dengan dalih efisiensi bahan bakar minyak, konsumsi minyak tanah diganti gas tanpa didahului dengan pembelajaran; dengan dalih standardisasi nasional, sistem evaluasi ujian akhir nasional diberlakukan; dan masih banyak lagi proyek berl abel kepentingan umum, tetapi bermotif eksploratif bagi kepentingan pribadi.
Jadi, paradigma konflik sosial antara dua kepentingan menjadi lebih rumit. Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan. Terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan. Potensi kesatuan yang terkandung di dalam kolektivisme terpendam begitu dalam, sehingga semangat kebersamaan tidak muncul ke permukaan.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, pemikiran ini mencoba mencari kejelasan kembali
tentang hakikat manusia dan masyarakatnya, agar kemudian bisa menilai kelayakan konflik
antara individualisme dan kolektivisme di dalam kehidupan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

DEVI KELANA RINDU BINTARA 2213053095 གིས-
Nama : DEVI KELANA RINDU BINTARA
Npm : 2213053095
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

B) Hasil Analisis
Terdapat 3 komponen Moral dan etika bermasyarakat yang harus dibina agar dikembangkan secara berkelanjutan, yaitu :
1. Kesadaran moral
2. Kreativitas dalam reproduksi
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi.

Kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class).

Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem manajemen sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Wike Oktaviana 2213053194 གིས-
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1
Berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
oleh Suparlan Suhartono

Dalam abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia kini masih selalu diliputi macam-macam konflik. Seperti, konflik antara dua paham sosial yakni individualisme dan kolektivisme tidaklah perlu dibenturkan, namun justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral juga etika, maka kini menjadi suatu kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Dilihat dari sudut pandang manajemen pendidikan, terdapat dua pilihan diantaranya: apakah dengan sistem menyeragamkan atau malah dapat membina kebebasan guna mengembangkan berbagai kreativitas individual. Ketika penyeragaman dipilih, maka potensi kreativitas individual sebagai hak individu bisa terancam tidaklah berkembang. Sebaliknya, ketika yng dipilih pembebasan, maka kemapanan sosial sebagai hak masyarakat dapatlah goyah.

Setidaknya terdapat tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina guna dikembangkan secara berkelanjutan.
1. kesadaran moral yakni, fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu.
2. kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class). Golongan ini merupakan kaum intelektual yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan IPTEK.
3. pengendalian perilaku dalam berproduksi. Teknologi dan perindustrian, memiliki kekuatan pelipat-gandaan dalam berproduksi, tetapi perlu diingat bahwa kharakteristik berproduksi seperti itu, berakibat eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam, maka ekosistem bisa terancam.

Sehingga, kesadaran moral yang kuat dapatlah mendorong kreativitas dalam berproduksi secara terkendali, hal ini jika dilihat dari norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Maka dari itu, ketiga pilar moralitas dan etika ini haruslah ditanam, dibina serta dikembangkan di dalam diri setiap individu yang dapat melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah maupun pendidikan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262 གིས-

Nama : Chalistya Syahla Ilham R

Npm : 2213053262

Kelas : 3G


Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal

1. Judul : "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan"

2. Penulis : Suparlan Suhartono

3. Kata kunci : social life, morality consciousness

Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik antara 

keduanya tidak harus dihadapi sebagai pilihan biner. Manajemen pendidikan dihadapkan pada dilema antara menyeragamkan atau memberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitas individual. Penyeragaman dapat mengancam kreativitas individu, sementara pembebasan bisa menggoyahkan kemapanan sosial. Filsafat, berasal dari kata Yunani "philo sophia" yang artinya cinta kearifan, mencerminkan pengetahuan mendalam. Moral bersifat abstrak universal, sementara etika lebih konkret dan obyektif. Kesadaran moral menjadi dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat, di mana kreativitas individu dan kolektivisme dapat berkembang seiringnya. Keterikatan sosial melalui kesadaran moral memungkinkan saluran tepat bagi kebebasan dan kreativitas individu, sementara kolektivisme menemukan jati dirinya dalam masyarakat. Kesadaran moral juga mendorong kerja sama dan kreativitas dalam meningkatkan produksi, dengan golongan tengah menjadi kekuatan utama dalam hal ini.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Afanin Yuli Safitri 2213053020 གིས-
Nama: Afanin Yuli Safitri
NPM: 2213053020
ANALISIS JURNAL 1

Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

Secara etimologis, dalam istilah filsafat terkandung persoalan tentang sistem perilaku (morality) atau etika.
de Vos (1987), mengatakan bahwa “etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan dan moral. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan - tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma”. Di dalam satu keterikatan moral, bermasyarakat sesuai prinsip etika normatif untuk mencapai tujuan.

Unsur -unsur hakiki kehidupan bermasyarakat adalah manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Kehidupan bermasyarakat adalah suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama dapat terwujud.

Sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggung - jawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Di kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma -norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban. Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat berfungsi sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum.

Ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu: 1) pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan, 2) pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan, 3) pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan. Nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

RAMADYA VINTIKA LARAS 2213053264 གིས-
Nama : Ramadya Vintika laras
NPM : 2213053264

Dari jurnal 1 yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" menggambarkan bahwa konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam masyarakat umumnya melibatkan dua aspek, yaitu individualisme yang menekankan kepentingan individu dan kolektivisme yang fokus pada kepentingan masyarakat. Hal ini dianggap sebagai hakikat masyarakat manusia, dan konflik tersebut terus berlanjut dalam sejarah, kadang-kadang diwarnai oleh perilaku korupsi.
Dalam konteks filsafat moralitas atau etika, mengakhiri konflik tersebut sepenuhnya dianggap tidak berguna. Sebaliknya, perhatian diberikan pada bagaimana menggabungkan dua potensi yang mendasari konflik tersebut. Tujuannya adalah mencapai keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Kesadaran moral dan perilaku etis dipandang sebagai kekuatan yang dapat memecahkan masalah tersebut.
Dalam pengembangan moral dan etika bermasyarakat, ada tiga komponen yang perlu dibangun secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral sebagai landasan untuk membentuk keterikatan sosial dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas dalam kehidupan bersama. Terakhir, kesadaran akan pentingnya kelas tengah sebagai pendorong utama kreativitas sosial dan produktivitas dalam masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nola Diva Brilian 2213053199 གིས-
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 2213053199

Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

Berdasarkan jurnal ini, filsafat moral (etika) menunjukkan bahwa masyarakat adalah sistem komunikasi sosial antarindividu yang bertujuan mencapai tujuan bersama. Konflik antara kepentingan individual dan kolektif menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat, dengan kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku individu. Kesadaran moral yang kuat diyakini dapat mengarah pada perilaku yang adil.

Filsafat, berasal dari cinta kearifan, menyoroti pentingnya perilaku yang bermuara pada nilai-nilai aksiologis seperti keindahan, kebenaran, dan kebaikan. Dari segi etimologis, filsafat membawa persoalan tentang sistem perilaku (morality) atau etika.

Pemikiran filosofis tentang manusia dan masyarakat menekankan bahwa kehidupan bermasyarakat bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi kekuatan sosial demi mencapai tujuan bersama. Keberhasilan masyarakat mencapai tujuan ini diukur dari tingkat keadilan yang ada.

Kesadaran moral, sebagai dasar etika bermasyarakat, menciptakan dinamika positif dalam perilaku individu, mempromosikan kesejahteraan umum, dan membentuk masyarakat berkeadilan. Oleh karena itu, nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Secara keseluruhan, kesadaran moral yang kuat diharapkan dapat memposisikan dan memfungsikan potensi individual untuk mencapai kesejahteraan umum, dan moralitas serta etika menjadi pilar-pilar penting yang harus dibina dan dikembangkan melalui pendidikan. Analisis jurnal ini menyoroti urgensi nilai-nilai moral dan etika dalam membentuk masyarakat yang adil dan berkeadilan di tengah konflik kepentingan individual dan kolektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Farida Juwita 2213053179 གིས-
Nama : Farida Juwita
NPM : 2213053179
Kelas : 3G

Analisis jurnal berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" oleh Suparlan Suhartono.

Didapat bahwa pada kenyataannya, mustahil tidak adanya berbagai konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Konflik ini dapat bersifat kepentingan umum keseluruhan masyarakat atau kepentingan khusus bagi setiap individu. Terjadinya konflik inilah yang seharusnya dapat dibentengi dengan nilai-nilai moral dan etika. Dengan adanya nilai moral yang menjadi pedoman, konflik antara dua paham sosial yakni individualisme dan kolektivisme tidaklah perlu dibenturkan melainkan dikelola. Dalam sudut pandang filsafat, moral (etika) masyarakat merupakan suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kesadaran moral dan etika watak perilaku setiap individu dalam masyarakat menjadi kunci persoalannya.

Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan dapat terselenggara secara berkeadilan. Sebab kesadaran moral, kreativitas, dan etika dianggap memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya kesadaran moral dapat mendorong terbentuknya keterikatan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Selanjutnya, kreativitas masuk sebagai komponen kesadaran moral karena dengan kreativitas itu seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap segala perubahan yang sedang dan bahkan yang akan terjadi. Sedangkan sistem nilai adalah suasana moralitas manusia yang harus dipertanggung jawabkan secara etis di sepanjang kehidupan. Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma -norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban. Dalam kehidupan sosial, moral dan etika terpola menjadi bersifat egoistik dan altruistik. Misalnya ketika tuntutan hak individual berupa perilaku korup, maka moral dan etika individual berubah menjadi egoistik yang mutlak merusak harmoni tata kehidupan masyarakat. Sehingga perlu adanya rekonstruksi yaitu “revolusi moral” melalui pendidikan. Ini karena pendidikan memiliki tiga ruang lingkup yang mencakup :
1. pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan
2. pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul
3. pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar memiliki nilai dalam kehidupan.
Dalam pendidikan, apabila berhasil membina ketiga hal tersebut, maka seorang individu dapat terdidik. Sehingga, nilai-nilai moral dan etika penting untuk ditanamkan di dunia pendidikan serta dikembangkan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Terdapat tiga pilar moralitas dan etika yang wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah maupun kehidupan bermasyarakat. Yakni :
a. kesadaran moral. seseorang wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya yang bersifat terbatas. Sehingga mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat.
b. kreativitas dalam reproduksi. Kesadaran moral kemudian berfungsi menjadi satu wawasan sosial. Di mana wawasan sosial ini dapat mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
c. pengendalian perilaku dalam berproduksi. Secara moral dan etika, individu maupun kelompok bertanggungjawab atas perilaku berprodukai tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Silvia Novi Fitriana 2213053062 གིས-
Nama : Silvia Novi Fitriana
Npm : 2213053062
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1
Identitas Jurnal
Judul : Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis : Suparlan Suhartono

Berdasarkan jurnal tersebut hasil analisis yang saya dapat adalah menurut filsafat moral atau etika, masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Kepentingan individu dan kolektif dianggap sebagai potensi bagi eksistensi masyarakat. Setiap individu mempunyai dorongan moral untuk berbuat baik sehingga membentuk ikatan moral dalam kebersamaan. Cinta dan kearifan mencerminkan hubungan yang mendalam antara subjek dan objek, dengan pengetahuan tentang sifat objek sebagai kunci berbuat baik.

Dalam konteks moral dan etika, jurnal ini memberikan gambaran bahwa moral cenderung bersifat abstrak dan universal, sedangkan etika bersifat konkrit dan spesifik. Misalnya, “korupsi” dianggap tidak bermoral, sedangkan “tidak membayar pajak” dianggap tidak etis. Meskipun demikian, keduanya membahas masalah perilaku, dan jurnal-jurnal tersebut menyajikan kerangka berpikir bahwa dorongan moral individu dapat menghindari konflik.

Pendidikan dipandang penting sebagai sarana penanaman nilai-nilai moral dan etika. Pandangan filosofis tentang tekanan manusia terhadap hakikat manusia sebagai makhluk sosial, dengan kehidupan sosial sebagai sistem manajemen pengorganisasian kemampuan individu ke dalam kekuatan sosial. Gagasan tentang kehidupan sosial yang “adil” muncul dalam konteks ini.

Kesejahteraan moral berfungsi sebagai pengontrol perilaku, menjamin kejujuran dan kesesuaian dengan moralitas. Kesadaran moral dianggap sebagai kunci untuk menciptakan keselarasan antara hak individu dan hak masyarakat, memungkinkan kebebasan dan kreativitas tanpa mengorbankan kesejahteraan kolektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 གིས-
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Nama penulis: Suparlan Suhartono

ABSTRAK JURNAL

Uraian abstrak:
Menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi Masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

PEMBAHASAN

-Arti dan Isi Filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata - kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek.
-Arti Moral dan Etika
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin “mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.
Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
menurut keberadaan -nya, sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.
-Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat

KESIMPULAN
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nura Assyifa 2213053134 གིས-
Nama : Nura Assyifa
NPM : 2213053134
Kelas : 3G

Hasil Analisis Jurnal 1
"Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:Suatu Pemikiran Kefilsafatan"

Abstrak
Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat dua konflik kepentingan yang saling bertentangan dalam setiap kehidupan masyarakat. Yaitu individualisme yang sangat mengedepankan kepentingan individu melawan kolektivisme yang menekankan pada kepentingan masyarakat. Kenyataan itu sebenarnya dipahami sebagai hakikat masyarakat manusia itu sendiri.

Menurut filsafat moral (etika), masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar
individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual
(individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

Arti dan Isi Filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata-kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek.

Arti Moral dan Etika
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin “mos” atau “mores”, berarti costum. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.

Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
Kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.

Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses
mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Moral dan Etika Bermasyarakat dalam Pendidikan
nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai sistem, masyarakat seharusnya berkharakteristik mendidik agar dinamika sosial berkembang menurut doro ngan moral (hati nurani individual) dan nilai-nilai etika. Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya dengan belajar suatu kemajuan dapat diraih. Sedemikian rupa sehingga setiap individu sadar atas kewajiban sosial apa yang harus dilakukan demi keutuhan masyarakatnya, dan masyarakat secara etis bertanggung-jawab atas kewajiban setiap individu itu. Itulah landasan dasar pendidikan untuk mendirikan sebuah masyarakat terdidik, masyarakat berbudaya yang berkeadilan.

Penutup
Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi.