Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 34

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Natasya Bunga Nitara 2213053012 -
Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B) Hasil Analisis
1. Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2.Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai- nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa.

3. Metode Pendidikan Moral
Cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai- nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai, metode keteladanan, Metode klarifikasi nilai, Metode fasilitasi nilai, Metode keterampilan nilai moral.

4.Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Widia Nata Saputri 2213053057 -
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Hasil analisis jurnal 1
1. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor dan Tahun : No. 1. Maret 2017

2. Hasil dan Pembahasan
Dari jurnal tersebut dapat dikatakan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.
1) Pendidikan Moral di Sekolah, tidak terbatas pada guru semata, melaikan menyangkut semua warga yang ada di sekolah. Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.
2) Materi pendidikan Moral, mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai moral agama harus dibarengi dengan sikap untuk tetap bertoleransi.
3) Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai, dengan identifikasi nilainilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita (story telling) dimulai dari rumah atau keluarga, tetapi dapat juga dilakukan di sekolah, terutama di sekolah-sekolah dasar.
b. Metode Keteladanan, Dalam masyarakat tradisional, keteladanan diterima secara terbaru tanpa harus mengejar argumentasi rasionalnya; sedangkan pada masyarakat modern sekarang keteladanan diterima dengan pemahaman dan argumentasi rasional.
c. Metode Klasifikasi Nilai, Anak diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri. membantu anak-anak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
d. Metode fasilitas nilai, Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
e. Metode keterampilan nilai moral, dimulai dengan pembiasaan.
4) Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Tahap-tahap perkembangan afektif sebagai berikut:
a. Impersonal, egocentric: tidak jelas
strukturnya.
b. Heteronomous: berstruktur unilateral, vertikal.
c. Antarpribadi: berstruktur horizontal,
bilateral.
d. Psychological-personal: menjadi dasar keterlibatan orang lain atau komitmen pada sesuatu yang ideal.
e. Autonomous: didominasi oleh sifat otonomi.
f. Integritous: memiliki integritas, mampu mengontrol diri secara sadar.
Terkait dengan evaluasi pendidikan moral, dalam teori pendidikan Islam juga menitikberatkan
pada evaluasi sikap dan perilaku.

3. Simpulan
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RILIAN TSABITHA SURI 2213053141 -
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama Jurnal: Jurnal Humanika
Tahun: 2017

Hasil Analisis:
Di dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Lalu perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.

Pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Semua subjek di sekolah berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa
agar menjadi orang yang baik.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Terdapat lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
1. Inkulkasi nilai
Beberapa cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, dan bercerita.
2. Metode keteladanan
Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik.
3. Metode klarifikasi nilai
Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak
menentukan nilai-nilainya.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
5. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

Kemudian, pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi pendidikan nilai mencakup evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262 -
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
2. Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
3. No/Tahun : Th. XVII, No. 1. Maret 2017
4. Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Isi jurnal

A. Pendidik Moral di Sekolah
Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

B. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

C. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai :
a. Inkulkasi nilai
b. Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral

D. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku. Perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by DINDA MULIA SAPUTRI 2253053042 -
Nama : Dinda mulia saputri
Npm : 2253053042
Analisis 1
Judul :
Pendidikan moral di sekolah

Jurnal tersebut menjelaskan tentang Pentingnya pendidikan moral di sekolah untuk membangun generasi yang berkualitas. Meskipun peran utama dalam mendidik anak tentang akhlak terletak pada orang tua, namun guru juga mempunyai peran penting dalam membentuk nilai-nilai moral pada siswa. Artikel ini menekankan perlunya pendidikan etika yang komprehensif di sekolah, meliputi pendidik, materi, metode, dan penilaian. Artikel ini juga menekankan peran guru sebagai pendidik moral dan pentingnya nilai-nilai moral mereka sendiri. Selain itu, artikel ini membahas berbagai aspek pendidikan moral, antara lain moralitas terhadap diri sendiri, moralitas terhadap orang lain dan lingkungan, serta moralitas terhadap Tuhan. Artikel ini diakhiri dengan membahas berbagai metode pendidikan moral dan tantangan yang dihadapi di era kemajuan teknologi saat ini.
mengungkapkan beberapa poin penting yaitu
-Pertama, tinjauan ini menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah dan menekankan peran guru sebagai pendidik moral. Hal ini menunjukkan bahwa selain peran penting orang tua dalam pendidikan moral, guru juga mempunyai peran penting dalam pembentukan nilai-nilai moral pada siswa.
-poin Kedua yaitu membahas berbagai aspek pendidikan moral, termasuk etika pribadi, etika terhadap orang lain dan lingkungan, dan etika terhadap Tuhan. Hal ini menekankan perlunya pendidikan etika yang komprehensif di sekolah, meliputi pendidik, materi, metode, dan penilaian.
- poin ke tiga yaitu Peran guru sebagai pendidik moral ditekankan dan pentingnya nilai-nilai moral mereka sendiri ditekankan. Tinjauan ini juga membahas berbagai metode pendidikan etika, seperti penanaman atau penanaman nilai-nilai, dan pentingnya penilaian komprehensif, termasuk penilaian penalaran moral, khususnya skor emosional dan perilaku.
-Ke empat yaitu tentang berbagai komponen pendidikan etika di sekolah, seperti jangkauan materi, keragaman metode, dan penilaian komprehensif. Hal ini menekankan pentingnya merancang pendidikan etika secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, khususnya pengembangan nilai-nilai etika pada peserta didik.
Dalam jurnal tersebut menyimpulkan pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam membentuk nilai-nilai moral bagi siswa. Membahas berbagai aspek pendidikan moral, metode dan tantangan yang dihadapi di era teknologi saat ini. Tinjauan ini memberikan gambaran tentang pentingnya pendidikan etika dan menawarkan saran untuk penerapan yang efektif di sekolah.
Dalam Berbagai komponen pendidikan moral di sekolah, seperti ruang lingkup materi, variasi metode, dan evaluasi komprehensif. Disarankan dengan mempertimbangkan komponen-komponen tersebut, sekolah dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada siswa. Kesimpulannya juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam kurikulum, baik dalam pendidikan agama maupun mata pelajaran lain, sambil mengedepankan toleransi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ivo Yuniarta 2213053231 -
Nama: Ivo Yuniarta
NPM: 2213053231
Kelas: 3G

Identitas Jurnal
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nomor dan Halaman: Nomor 1, halaman 1-11
Tahun : 2017
Penulis: Rukiyati
Tanggal Reviewer : 8 November 2023
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Hasil Analisis
Sekolah yang baik adalah sekolah
yang peduli dan fokus pada pendidikan
moral atau pendidikan nilai di samping
kegiatan pengajaran ilmu. Fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius. Pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral.

metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.
a. Inkulkasi nilai
Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik.
b. Metode Keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan
oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini.
c. Metode Klarifikasi Nilai
Pendekatan klarifikasi nilai mencoba untuk membantu anak-anak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
d. Metode Fasilitasi Nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam
dirinya baik secara individu maupun kelompok.
e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.

Kesimpulan
Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Evinna Winda Merita 2213053297 -
Nama : Evinna Winda Merita
NPM : 2213053297

Analisis jurnal 1 "Pendidikan moral di sekolah"

Dari pembahasan jurnal tersebut dapat dianalisis bahwa, pendidikan moral di sekolah sangat penting untuk membangun generasi bangsa yang terbatas walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah ditangan orang tua mereka pendidik di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek yaitu: pendidik, materi, metode dan evaluasi.

Dengan memperhatikan keempat aspek tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendekatan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal yakni berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.

Oleh karenanya pendidik menjadi ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik maka pendidik terlebih dahulu harus bermoral baik, dan demikian pendidikan nilai moral yang dilaksanakan oleh pendidik akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ricca Tri Fadillah 2213053161 -
Nama:Ricca Tri Fadillah
Npm:2213053161

Analisis jurnal
Judul jurnal:pendidikan moral di sekolah
Penulis jurnal:Rukiyati
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Isi jurnal
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas.Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul.Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern saat ini. metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau Penanaman nilai yaitu 
1) inkulkasi nilai, Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai,di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita.
2)Metode keteladanan,keteladanan merupakan bentuk Mengestafetkan moral yang digunakan Oleh masyarakat religius tradisional, dan Digunakan pula oleh masyarakat modern saat ini.
3) metode klarifikasi nilai. Metode klarifikasi nilai merupakan contoh pemberian kebebasan kepada anak untuk menentukan nilai-nilainya sendiri.
4) Metode penggerak nilai. Guru dan sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan siswa untuk mewujudkan nilai-nilai moral dalam dirinya, baik secara individu maupun kelompok.
5) Metode keterampilan nilai moral seperti kantin kejujuran, berbagai kegiatan sosial yang dirancang siswa di sekolah merupakan contoh metode keterampilan nilai moral yang banyak digunakan di sekolah menengah.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai mencakup tiga bidang, yaitu nilai moral/penalaran, nilai moral/sentimen, dan nilai moral/perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Aura Fitria Ananda 2213053094 -
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094

A.Identitas Jurnal
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
Tahun : Maret 2017
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

B. Hasil Analisis

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik.
fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius. Ketiga kelompok nilai inilah yang sekarang menjadi wacana dengan istilah yang populer: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa
pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata tetapi semua subjek di sekolah tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.
Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945). Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai- nilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler.
Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi.
Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu.
Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik.
Keteladanan merupakan bentuk
mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern
sekarang ini.
Dalam masyarakat liberal, moral
diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi pencerahan pada subjek didik. Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri.
pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by ADELIA PRASETIYANI 2213053039 -

Nama : Adellia Prasetiyani

Npm : 2213053039

Kelas : 3G


Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.


Hasil Analisis :

Etika Pendidik  di Sekolah Sekolah adalah tempat umum di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dalam demokrasi sejati.Sekolah bukanlah perpanjangan tangan dari tempat kerja atau institusi garis depan dalam persaingan pasar internasional dan persaingan asing.Sekolah adalah ruang publik demokratis yang  dibangun untuk mendidik siswa yang dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna, dan menjadi aktor kemanusiaan.Dalam konteks ini, misi guru adalah menjadikan siswa sebagai warga negara yang aktif dalam masyarakat  demokratis.

 Karena guru merupakan ujung tombak pendidikan akhlak yang baik bagi peserta didik, maka guru harus mempunyai akhlak yang baik terlebih dahulu. Dengan demikian, pendidikan akhlak yang diberikan guru akan lebih mudah diterima dan ditiru oleh siswa.Materi Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak yang penting bagi diri sendiri  diberikan kepada peserta didik meliputi nilai-nilai kebersihan diri, ketekunan dalam belajar/bekerja, ketekunan, disiplin waktu.

 Pendidikan moral bagi sesama  mencakup nilai-nilai etika sosial seperti kerjasama, toleransi, menghargai, adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab dan peduli. Pendidikan moral  hubungan manusia dengan alam semesta dapat dilakukan dengan meneguhkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, berhemat dan pendidikan pemanfaatan kembali barang bekas (daur ulang) dalam bentuk  baru. Pendidikan moral bagi hubungan manusia dengan Sang Pencipta penting untuk dilakukan, apalagi Indonesia merupakan negara yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Metode Pendidikan Moral Cara atau metode pendidikan moral, dikelompokkan dalam lima kategori utama metode pendidikan moral, yaitu penanaman  nilai dan etika, keteladanan nilai dan etika, fasilitasi nilai dan etika, keterampilan mengembangkan nilai dan pendidikan etika, melaksanakan program pendidikan nilai di sekolah.Para ahli menganggap indoktrinasi merupakan metode yang ketinggalan jaman dan tidak sesuai dengan semangat modern.Oleh karena itu, ada metode lain yang lebih cocok, yaitu metode pengasuhan atau penanaman nilai, metode keteladanan, metode penjernihan nilai, metode pembinaan nilai, metode ketrampilan akhlak.

 Evaluasi Pendidikan Etika Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan.Tujuan pendidikan nilai mencakup tiga bidang, yaitu nilai moral/penalaran, nilai moral/sentimen, dan nilai moral/perilaku.Penilaian hasil belajar pada ranah afektif dapat dilakukan dengan cara mengukur secara tidak langsung afek atau emosi seseorang, termasuk menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif)  dan intensitas pengaruh yang timbul dari tindakan atau pendapat seseorang.

 

 


In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Safira Sita Salsabilla 2213053027 -
Nama: Safira Sita Salsabilla
NPM : 2213053027
Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
Nomor: 1
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B. Hasil Analisis
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Sekolah yang baik merupakan keniscayaan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif.

1. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Pendidik moral adalah guru dan seluruh warga sekolah. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Oleh karena guru adalah ujung qtombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai
Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita.
b.Metode Keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern.
c.Metode klarifikasi nilai
Sidney B. Simon, dkk (1974: 6) bahwa pendekatan klarifikasi nilai mencoba untuk membantu anakanak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
d. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral, seperti mushola, buku, perpustakaan, ruang diskusi, dll.
e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaane. Metode keterampilan nilai moral Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan, merancang, dan menerapkan.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung.

Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rohmah Shela Saputri 2213053112 -
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G

Analisi Jurnal:
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Volume, Nomor dan Halaman: Vol. -, No. 1, Halaman 1 – 11
Tahun : 2017
Penulis: Rukiyati
Reviewer: Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 11 November 2023
Kata Kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Hasil Analisis:
Sekolah merupakan lingkungan mikro system. Di dalam mikrosistem ini seorang individu berinteraksi langsung dengan orang tua, para pendidik, teman sebaya dan yang lain. Sebagai sebuah mikrosistem sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri peserta didik. Sekolah memiliki fungsi untuk menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai religius. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

Pendidikan moral di sekolah dilakukan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi muda yang berkualitas. Meskipun peran utama untuk mendidik moral anak adalah orang tua namun pendidik di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga sekolah serta masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda supaya bermolar baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujudnya generasi muda yang unggul. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif yang mencakup berbagai aspek seperti pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasil yang diharapkan akan optimal.

Kesimpulan:
Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh pendidik dan segenap komponen warga sekolah supaya tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Terdapat komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi, metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Chindy Alviona 2213053093 -
Nama: Chindy Alviona
NPM: 2213053093
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

B. HASIL ANALISIS
1. Pendahuluan
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga.
2. Metode Penelitian
Tulisan ini merupakan gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan.
3. Kata kunci
tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.
4. Pembahasan
a. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.
b. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
c. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.
1. Inkulkasi nilai
Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara.
2. Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat sekarang ini.
3. Metode klarifikasi nilai
Dalam masyarakat liberal, moral diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi pencerahan pada subjek didik.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
5. Metode keterampilan nilai
moral Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.
d. Evaluasi Pendidikan Moral
Di samping keempat aspek (isi, metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Annisa Fadillah Quraini 2253053026 -
Nama : Annisa Fadillah Quraini
NPM : 2253053026
Analisis Jurnal 1

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Pendidikan moral di lingkungan sekolah memerlukan kontribusi tak hanya dari pendidik, melainkan juga dari semua komponen warga sekolah untuk mencapai pendidikan moral yang holistik. Selain pendidik, elemen-elemen lain, termasuk isi materi, beragam metode pembelajaran, dan evaluasi menyeluruh, memiliki peran yang krusial dalam pembentukan karakter moral peserta didik.

Dengan mempertimbangkan berbagai komponen ini, sekolah, yang menempatkan pendidik sebagai peran utama dapat menyusun program pendidikan moral yang lebih komprehensif. Dengan demikian, hasil yang diharapkan, yakni tumbuhnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik, dapat dicapai secara optimal. Hal ini akan mendorong lahirnya generasi muda yang berkualitas, memiliki moralitas yang kokoh dan bermartabat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Aulia Zahwa Adinda 2213053103 -
Nama: Aulia Zahwa Adinda
NPM: 2213053103
Kelas: 3G

A. Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Tahun : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B. Isi Jurnal
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif. Bronfenbrenner mengatakan bahwa mikrosistem adalah habiskan sebagian sebuah pola dari aktivitas, peran dan seperti keluarga, teman sebaya, sekolah relasi interpersonal yang dialami oleh dan lingkungan tetangga. Terlebih lagi di zaman sekarang, ketika atau "development" lebih berkonotasi banyak orang tua menaruh harapan sangat besar terhadap sekolah untuk memerdekakan manusia dari beban, menjadikan anak-anaknya pintar dan rintangan dan kesulitan. Istilah ini juga baik. Sekolah yang baik merupakan bermakna proses yang berlangsung terus keniscayaan agar pengaruhnya terhadap sepanjang waktu. Maka, pengembangan positif.
didefinisikan merupakan bentuk pendidikan formal

Dalam konteks pendidik utama di sekolah adalah guru.
inilah, Walaupun mewujudkan peserta didik agar menjadi demikian, perlu disadari berfungsi bahwa pendidik moral di sekolah tidak warga terbatas pada guru semata.
Hal tujuan pendidikan berdasarkan Undang-dan peduli.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by AULIA MAHARANI PUTRI 2213053010 -
Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanaika
Th/No : XVII/1
Tahun : Maret 2017
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta)
Kata Kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

B. Pembahasan
Guru adalah pendidik utama yang ada di sekolah guru yang baik tentu saja sangat strategis dalam membentuk moral peserta didiknya yang baik juga. guru merupakan ujung tombak dalam mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didiknya, maka seorang guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula titik Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. pada dasarnya materi pendidikan moral ini mencakup ajaran serta pengalaman belajar untuk menjadi orang yang bermoral dalam kaitannya dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan yang maha esa (Zuriah,2010). Pendidikan moral yang ada di sekolah harus dilaksanakan secara benar-benar agar membangun generasi bangsa yang berkualitas. Akan tetapi peran utama dalam mendidik moral anak yaitu di tangan orang tua mereka akan tetapi juga guru berperan di lingkungan sekolah untuk menciptakan moral peserta didik yang seharusnya. keluarga, sekolah serta masyarakat bersama-sama bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak muda supaya bermoral baik dan juga pintar secara intelektual untuk mewujudkan generasi muda yang unggul. Itu merupakan tujuan utama dari pendidikan yang sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Terdapat metode pendidikan moral yaitu : inkulkasi nilai, metode keteladanan metode klarifikasi nilai metode fasilitas nilai, serta metode keterampilan nilai moral.
Pendidikan moral yang terdapat di sekolah harus dirancang secara komprehensif yang mencakup dari berbagai aspek yakni pendidik, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal. Pendidikan nilai memerlukan evaluasi yang komprehensif evaluasi dilakukan agar mengetahui ketercapaian dari tujuan. Tujuan pendidikan itu sendiri meliputi tiga kawasan yaitu penalaran nilai atau moral, perasaan nilai atau moral serta perilaku nilai atau moral. Oleh sebab itu evaluasi pendidikan nilai mencakup tiga ranah yang berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009:51)


C. Kesimpulan
Pendidikan moral mempunyai peranan penting dalam membentuk moral peserta didik. Guru merupakan pendidik utama yang ada di sekolah harus mempunyai moral yang baik. selain guru orang tua juga mempunyai peran utama dalam mendidik moral anak-anak mereka. pendidikan moral sendiri harus dirancang secara komprehensif dengan fokus pada pendidik, metode, serta evaluasi untuk hasil yang optimal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by MIFTAHUL JANNAH 2253053012 -
Nama : Miftahul Jannah
Npm : 2253053012
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

Hasil analisis
Pendidik Moral di Sekolah tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Materi Pendidikan Moral pada intinya materi pendidikan, moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai- nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab dan peduli.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Andika Purbaya 2213053169 -
Nama : Andika Purbaya
Kelas : 3G
Npm : 2213053169

Analisis jurnal 1

Setelah membaca jurnal tersebut saya ber analisis bahwasanya guru adalah ujung
tombak untuk mewujudkan moral yang
baik dalam diri peserta didik, guru
terlebih dahulu harus bermoral baik
pula. Dengan demikian, pendidikan
moral yang dilaksanakan oleh guru akan
lebih mudah diterima dan diteladani oleh
para peserta didiknya. materi pendidikan
moral mencakup ajaran dan pengalaman
belajar untuk menjadi orang bermoral
dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam
semesta serta moral terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

Pendidikan moral terhadap diri
sendiri yang penting diberikan kepada
peserta didik berkaitan dengan nilai-
nilai kebersihan diri, kerajinan dalam
belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
Pendidikan moral untuk sesama manusia
mencakup nilai-nilai moral sosial seperti
kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab,
dan peduli. Anak-anak yang hidup sekarang
ini hidup di zaman modern akhir yang
sangat jauh berbeda cara berpikir dan
perilakunya dengan anak-anak di masa
lalu. Indoktrinasi dipandang para ahli
sebagai metode yang sudah usang dan
tidak sejalan dengan semangat modern
tersebut. Maka, ada metode lain yang
lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Afanin Yuli Safitri 2213053020 -

Nama: Afanin Yuli Safitri
NPM: 2213053020
ANALISIS JURNAL 1

Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama jurnal: Jurnal Humanika
Nomor: No. 1
Tahun: September 2017

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata tetapi Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar supaya menjadi orang bermoral berkaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

Metode pendidikan moral yang sesuai dengani inkulkasi atau penanaman nilai yaitu
1. Inkulkasi nilai
Cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik. Hasilnya adalah “nilai-nilai target” yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.
2. Metode keteladanan
Orang tua dan guru adalah sosok yang harus memberikan teladan baik kepada peserta didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru.
3. Metode klarifikasi nilai
pendekatan klarifikasi nilai berupaya  membantu anak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa supaya dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, seperti fasilitas beribadah berupa masjid dan mushola.
5. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

Evaluasi pendidikan moral dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Evaluasi pendidikan moral mencakup tiga ranah yaitu evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Ada pula pengukuran dengan skala sikap. Meskipun dinamakan skala sikap, karakteristik afektif yang dievaluasi dapat pula mencakup minat, motivasi, apresiasi, kesadaran akan harga diri dan nilai.

Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah juga mencakup materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen diatas, sekolah dengan guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by DEVI KELANA RINDU BINTARA 2213053095 -
Nama : Devi Kelana Rindu Bintara
Npm : 2213053095
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B.) Hasil Analisis
Dapat dikatakan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

1) Pendidikan Moral di Sekolah, tidak terbatas pada guru semata, melaikan menyangkut semua warga yang ada di sekolah. Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.

3) Materi pendidikan Moral, mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai moral agama harus dibarengi dengan sikap untuk tetap bertoleransi.

4) Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai
b. Metode Keteladanan
c. Metode Klasifikasi Nilai
d. Metode fasilitas nilai
e. Metode keterampilan nilai moral
4) Evaluasi Pendidikan Moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ihya Ghulam Halim 2213053178 -
Nama : Ihya Ghulam Halim
NPM : 2213053178
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1

Setelah membaca dan mengamati jurnal yang telah disediakan yaitu dengan judul "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH", yang di tulis oleh Rukiyati, bisa di simpulkan bahwasanya Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22)
mengatakan bahwatetangga mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga.

Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Terlebih lagi di zaman sekarang, ketika banyak orang tua menaruh harapan sangat besar terhadap sekolah untuk menjadikan anak-anaknya pintar dan baik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, mode, dan evaluasinya.

Maka dari itu pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RAMADYA VINTIKA LARAS 2213053264 -
Nama : Ramadya Vintika Laras
Npm : 2213053264
Kelas : 3G
Jurnal 1

Judul : "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif


A.Pembahasan
Setelah saya membaca jurnal tersebut bahwa Pendidik Moral di Sekolah
Pendidik tentu saja sangat strategis untuk membentuk moral siswa yang baik . Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, pendidik berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena pendidik adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.
Kemudian pada Materi Pendidikan Moral
pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Terdapat Metode Pendidikan Moral Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai :
a. Inkulkasi nilai
b. Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral selanjutnya terdapat
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Wike Oktaviana 2213053194 -
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1 berjudul PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Oleh: Rukiyati tahun 2017

Pendidikan moral di sekolah perlu dilakukan dengan cara sungguh-sungguh guna membangun generasi bangsa yang berkualitas. Meskipun peran utama guna mendidik
moral anak ialah di tangan orang tua mereka, pendidik di sekolah memiliki peran besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

Pendidikan moral dewasa ini menghadapi berbagai tamtangan seiring berjawalnnya kemajuan zaman yang dapat dilihat oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Hal ini tentunya beda kali dengan zaman dulu. Di lingkungan masyarakat religius tradisional, moral diwariskan kepada generasi berikutnya secara given yaitu indoktrinasi. Keterampilan moral di diri peserta didik bisa diwujudkan diawali dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna. pendidikan moral di sekolah penting
dilakukan oleh pendidik dan segenap komponen warga sekolah supaya tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016 -
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 1

Pentingnya pendidikan moral di sekolah dalam mencetak generasi yang berkualitas. Pendidikan moral harus dilaksanakan secara komprehensif, mencakup seluruh aspek seperti pendidik, materi, metode, dan evaluasi. Pentingnya pendidik yang profesional dan religius, serta strategi pembentukan karakter untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

Aspek yang tak kalah penting dalam pendidikan moral sekolah meliputi cakupan isi, keragaman metode, dan evaluasi komprehensif. Pentingnya mengajarkan nilai-nilai moral di kelas, menyosialisasikan peserta didik dan pendidik terhadap peraturan yang perlu dipatuhi, dan memberikan bimbingan kepada peserta didik yang melanggar peraturan sekolah. Pendidik dan peserta didik menekankan pentingnya penanaman nilai moral dalam bahan ajar khususnya mata pelajaran hukum dan sistem peradilan Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan moral di sekolah penting dan harus dilaksanakan secara komprehensif untuk menciptakan generasi berkualitas yang memiliki nilai moral yang kuat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Farida Juwita 2213053179 -
Nama : Farida Juwita
NPM : 2213053179
Kelas : 3G

Analisis jurnal berjudul "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH" oleh Rukiyati.

Didapat bahwa sekolah berperan dalam mengajarkan pendidikan moral. Sekolah berfungsi dalam upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius. Nilai nilai moral penting utnuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga dapat terwujud generasi unggul. Pendidikan moral di sekolah perlu direncanakan dan haruslah bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Sebab pendidikan moral di sekolah tidak hanya terbatas pada guru semata. Namun seluruh subjek dalam sekolah dapat bekerja sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik seperti; pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Karena sekolah merupakan tempat tempat yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Terkait pendidikan moral, peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum serta tanggung jawab sosial. Disinilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis.
1. Pendidik
Di mana guru memiliki peran penting dalam mengajarkan pendidikan nilai dan moral untuk dapat membangun moral yang baik pada peserta didik. Kemudian materi, metode, dan evaluasi untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebab guru merupakan tokoh utama dalam membantu mewujudkan moral ini, sehingga seorang guru tentu perlu memiliki moral yang baik terlebih dahulu.

2. Materi
Selanjutnya, dalam perencanaan terdapat materi terkait pendidikan moral. Materi ini haruslah mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk dapat membentuk pribadi yang bermoral dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Pendidikan moral ini berkaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di sekolah, moral terhadap diri sendiri yang dapat diajarkan kepada peserta didik seperti dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar atau bekerja, keuletan, disiplin waktu. Sedangkan pendidikan moral terhadap sesama dapat dibentuk dalam menjaga silaturahmi, toleransi, saling menolong dan menghargai. Pada alam semesta, pendidikan moral mengajarkan bahwa perlunya penguatan terhadap nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, serta mengajak untuk menggunakan kembali barang-barang bekas dengan tujuan untuk menjaga alam semesta. Serta pengajaran nilai moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sesuai dengan sila pertama Pancasila.

3. Metode
Terdapat banyak metode yang dapat diterapkan, diantaranya :
a. Inkulkasi nilai. Dimulai dengan berupaya menanamkan nilai-nilai inti kepada peserta didik, seperti bertanggung jawab, toleransi, patriotisme dan belas kasih. Ini dilakukan dengan membangun literasi yang baik pada peserta didik.
b. Keteladanan. Ialah dengan menjadikan lingkungan kekuarga maupun masyarakat sebagi teladan dalam menanamkan nilai-nilai moral.
c. Klarifikasi nilai. Dengan metode ini, peserta didik diberikan pencerahan terkait moral yang baik untuk diterapkan. Sehingga metode ini dapat menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai mereka sendiri.
d. Metode fasilitasi nilai. Di sekolah, pendidik dan pihak sekolah menjadi fasilitator untuk peserta didik dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya. Contohnya, adanya fasilitias ibadah yang menanamkan nilai moral terhadap Sang Pencita, dan contoh lainnya.
e. Metode keterampilan nilai moral. Pembiasaan dapat menjadi sebuah langkah dalam mewujudkan keterampilan moral dalam diri peserta didik. Dengan mereka bertibdak kemudian menjadikannnya suatu komitmen, secara perlahan akan membentuk diri mereka menjadi baik.
4. Evaluasi
Dalam pendidikan moral, terdapat tiga ranah yang terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, serta evaluasi perilaku. Dengan evaluasi, diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan moral yang ditetapkan. Dalam mencapai tujuan ini, peserta didik perlu memiliki kemampuan bernalar dalam bertindak atas suatu hal tertutama yang berkaitan dengan nilai dan moral.

Dengan seluruh komponen ini, pendidikan nilai moral di sekolah diharapkan dapat berjalan efektif
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by NADIA NUR SAFITRI 2213053275 -
Nama : Nadia Nur Safitri
NPM : 2213053275
Kelas : 3G
Analisis jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor dan Tahun : No. 1. Maret 2017

Dalam jurnal ini membahas pentingnya pelaksanaan pendidikan moral di sekolah untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Meskipun orang tua memiliki peran utama dalam mendidik moral anak, guru di sekolah juga memiliki kontribusi besar dalam membentuk karakter peserta didik. Keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa anak-anak muda mendapatkan pendidikan moral yang baik dan sekaligus berkembang secara intelektual, sehingga terbentuk generasi muda yang unggul. Tujuan ini sejalan dengan pandangan Aristoteles mengenai tujuan utama dari pendidikan.

Pendidikan moral di sekolah haruslah dirancang secara komprehensif, mencakup berbagai aspek seperti pendidik, materi, metode, dan evaluasi. Hal ini penting agar hasil dari pendidikan moral ini dapat dicapai secara optimal. Pendekatan yang komprehensif memungkinkan untuk menyentuh berbagai aspek kehidupan siswa, mulai dari nilai-nilai moral hingga perkembangan intelektual mereka.

Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral di sekolah serta peran penting dari pendidik bahwasannya pendidikan moral haruslah dirancang dengan baik dan komprehensif untuk mencapai hasil yang diharapkan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Silvia Novi Fitriana 2213053062 -
Nama : Silvia Novi Fitriana
Npm : 2213053062
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
2. Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
3. No/Tahun : Th. XVII, No. 1. Maret 2017
4. Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Hasil analisis berdasarkan jurnal tersebut yaitu Sekolah adalah tempat umum di mana peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat demokratis. Mereka belajar tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial.

Dalam konteks ini, peran pendidik adalah membantu peserta didik menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat demokratis, sepanjang guru itu sendiri mempunyai akhlak yang baik. Pendidikan moral meliputi pembelajaran nilai-nilai yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan nilai-nilai agama. Meskipun pendidikan moral dihadapkan pada berbagai tantangan akibat perkembangan teknologi dan informasi, namun terdapat beberapa metode dalam pengajaran moral, seperti penanaman nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan nilai moral.

Untuk mencapai tujuan pendidikan moral, siswa perlu memiliki kemampuan berpikir dan mengambil keputusan moral secara mandiri. Evaluasi perilaku moral merupakan tahapan penting yang paling baik dilakukan melalui pengamatan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nola Diva Brilian 2213053199 -
Nama : Nola Diva Brilian
Npm : 2213053199
Analisis Jurnal 1

Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

Pendidikan moral di sekolah perlu dijalankan dengan sungguh-sungguh untuk membentuk generasi yang berkualitas dalam hal moral dan intelektual. Guru memegang peran utama dalam memberikan pendidikan moral di sekolah, tetapi kita perlu menyadari bahwa pendidikan moral tidak hanya tanggung jawab guru. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bersama-sama bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak agar memiliki moral yang baik dan memiliki kecerdasan intelektual. Karena guru berperan sangat penting dalam mewujudkan moral yang baik pada peserta didik, guru sendiri juga harus memiliki moral yang baik.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk membantu individu menjadi pribadi yang bermoral baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Beberapa metode pendidikan moral yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Inkulkasi nilai: Proses dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan akan tertanam dalam peserta didik. Nilai-nilai ini menjadi "tujuan" yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.
2. Metode keteladanan: Orang tua dan guru harus memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik, karena anak-anak lebih cenderung meniru perilaku daripada sekadar mengingat kata-kata.
3. Metode klarifikasi nilai: Pendekatan ini membantu peserta didik menjawab pertanyaan dan membangun sistem nilai mereka sendiri.
4. Metode fasilitasi nilai: Sekolah memberikan fasilitas yang memungkinkan peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam tindakan, baik secara individu maupun dalam kelompok, seperti fasilitas beribadah seperti masjid atau mushola.
5. Metode keterampilan nilai moral: Keterampilan moral dalam peserta didik dapat dibentuk melalui pembiasaan.

Evaluasi pendidikan moral dilakukan untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan moral. Ini mencakup tiga ranah evaluasi, yaitu penilaian penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku. Pengukuran dilakukan dengan skala sikap yang juga mencakup aspek seperti minat, motivasi, apresiasi, kesadaran akan harga diri, dan nilai.

Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah melibatkan materi, metode yang bervariasi, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan semua komponen ini, sekolah dan guru dapat merancang pendidikan moral yang komprehensif dan memastikan perkembangan nilai-nilai moral yang optimal pada peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Fadhila Cahya Ningtyas 2213053271 -
Nama : Fadhila Cahya Ningtyas
NPM : 2213053271
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 1

A. Identitas Jurnal
1. Judul : "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
2. Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
3. No/Tahun : Th. XVII, No. 1. Maret 2017
4. Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Abstrak
Abstrak jurnal tersebut membahas pentingnya pelaksanaan pendidikan moral di sekolah sebagai upaya untuk membangun generasi berkualitas dalam masyarakat. Meskipun orang tua memiliki peran utama dalam mendidik moral anak-anak, guru di sekolah juga memiliki peran yang signifikan dalam membentuk moral peserta didik. Selain itu, pendidikan moral harus melibatkan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pendidikan moral yang baik dan juga pengembangan intelektual. Aristoteles telah mengemukakan tujuan utama pendidikan yang mengacu pada hal ini. Pentingnya perancangan yang komprehensif dalam pendidikan moral di sekolah, yang mencakup pendidik, materi, metode, dan evaluasi, diharapkan akan menghasilkan hasil yang optimal dalam membentuk generasi muda yang unggul.
Kata kunci : Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Pendahuluan
Pendahuluan jurnal ini menjelaskan pentingnya sekolah sebagai lingkungan mikrosistem dalam perkembangan individu.Menurut Bronfenbrenner (1979: 22)
menjelaskan bahwa mikrosistem adalah
sebuah pola dari aktivitas, peran dan
relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh
berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga. Dalam konteks mikrosistem ini, individu berinteraksi dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan lingkungan sekitarnya. Sekolah dianggap memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan subjek didik, terutama dalam konteks pendidikan formal. Penekanan diberikan pada tiga fungsi utama pendidikan, yaitu mengembangkan kreativitas, nilai-nilai insani, dan nilai-nilai religius. Dalam kerangka ini, pendidikan moral di sekolah dianggap sangat penting. Tulisan ini akan membahas komprehensifnya komponen pendidikan moral, termasuk pendidik, materi, metode, dan evaluasi, untuk memastikan bahwa pendidikan moral di sekolah dapat berjalan secara optimal.

Metode penelitian

Metode penelitian dalam jurnal ini menggabungkan teori dengan hasil penelitian lapangan. Penulis merangkum berbagai teori dari pakar pendidikan moral dan kemudian menginterpretasikannya untuk menciptakan kesatuan gagasan tentang teori pendidikan moral di sekolah. Selain itu, data lapangan diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di sebuah sekolah dasar Islam di Sleman pada tahun 2012. Penelitian ini berfokus pada pendidikan moral bagi siswa, menjadikan pendidikan moral sebagai tujuan sekolah yang signifikan bersama dengan pendidikan intelektual. Dengan demikian, penelitian ini mencampurkan pemahaman teoritis dengan hasil penelitian lapangan untuk menyajikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pendidikan moral di sekolah.


Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan dalam jurnal ini membahas beberapa aspek kunci terkait dengan pendidikan moral di sekolah. Pertama, penekanan pada peran guru sebagai pendidik moral utama di sekolah, serta pentingnya bahwa guru itu sendiri harus memiliki moral yang baik untuk memberikan contoh yang positif kepada siswa. Juga, dijelaskan bahwa seluruh staf sekolah, termasuk pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah, memiliki peran dalam membangun moral siswa.

Yang kedua yaitu, materi pendidikan moral yang mencakup nilai-nilai moral terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam semesta, dan Tuhan Yang Maha Esa. Ini mencakup nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, kebersihan diri, dan banyak lagi. Menurut (Zuriah, 2010) menjelaskan bahwa materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ketiga, metode pendidikan moral yang dibahas mencakup berbagai pendekatan, termasuk inkulkasi nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan nilai moral. Setiap metode memiliki ciri khasnya sendiri, dan penekanan diberikan pada pentingnya menggunakan metode yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.

Keempat, evaluasi pendidikan moral harus mencakup tiga aspek utama: evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku moral. Tujuannya adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan moral yang mencakup pemahaman nilai, perasaan nilai, dan perilaku moral siswa. Evaluasi afektif dibagi menjadi beberapa tahap perkembangan, dan penekanan diberikan pada pemahaman dan penerimaan nilai-nilai moral oleh siswa.

Dengan demikian, hasil dan pembahasan jurnal ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang komponen-komponen kunci dalam pendidikan moral di sekolah, serta metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan moral tersebut.

Kesimpulan
Kesimpulan jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah yang dilakukan oleh guru dan seluruh komponen sekolah. Komprehensifnya pendidikan moral dapat tercapai dengan memperhatikan cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen ini, sekolah dapat merancang pendidikan moral yang lebih efektif, yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas dengan nilai-nilai moral yang kuat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Shelly Shelly -
Nama: Shelly
NPM: 2253053019
Kelas: 3G


Analisis jurnal 1
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

Terdapat lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
1. Inkulkasi nilai
Beberapa cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, dan bercerita.
2. Metode keteladanan
Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik.
3. Metode klarifikasi nilai
Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak
menentukan nilai-nilainya.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
5. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam membentuk nilai-nilai moral bagi siswa. Membahas berbagai aspek pendidikan moral, metode dan tantangan yang dihadapi di era teknologi saat ini. Tinjauan ini memberikan gambaran tentang pentingnya pendidikan etika dan menawarkan saran untuk penerapan yang efektif di sekolah.
Dalam Berbagai komponen pendidikan moral di sekolah, seperti ruang lingkup materi, variasi metode, dan evaluasi komprehensif. Disarankan dengan mempertimbangkan komponen-komponen tersebut, sekolah dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada siswa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by KHAIRANI ULYA 2213053115 -
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama Jurnal: Jurnal Humanika
Tahun: 2017

B. Pembahasan
Berikut adalah parafrase dari teks yang diberikan:

1. Peran Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah lingkungan publik tempat peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat demokratis. Sekolah bukan hanya tempat untuk mencari pekerjaan atau untuk bersaing dalam pasar global; sebaliknya, sekolah adalah tempat yang demokratis yang bertujuan membentuk siswa agar dapat mengajukan pertanyaan yang kritis, menghargai dialog yang bermakna, dan menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada kemanusiaan. Guru memainkan peran penting dalam menciptakan moralitas yang baik pada peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menjadi contoh moral yang baik. Dengan demikian, pendidikan moral yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diterima dan dicontohi oleh peserta didik.

2. Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral melibatkan nilai-nilai yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan antar manusia, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan. Ini mencakup nilai-nilai seperti kebersihan pribadi, kerja keras, ketekunan, disiplin waktu, kerjasama, toleransi, kejujuran, rasa rendah hati, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan. Pendidikan moral juga mencakup pentingnya menjaga keseimbangan alam, melestarikan lingkungan, dan mendidik untuk mengurangi limbah dengan mendaur ulang barang-barang bekas. Di negara yang berketuhanan, pendidikan moral mengenai hubungan manusia dengan Sang Khalik juga penting.

3. Metode Pendidikan Moral
Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam pendidikan moral, termasuk penanaman nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan pengembangan keterampilan moral. Metode inkulkasi atau penanaman nilai dianggap lebih sesuai daripada indoktrinasi. Metode keteladanan melibatkan contoh-contoh nyata dalam membentuk perilaku moral, sementara metode klarifikasi nilai membantu siswa memahami nilai-nilai moral secara lebih mendalam. Fasilitasi nilai melibatkan diskusi dan refleksi siswa tentang nilai-nilai mereka, sementara metode keterampilan nilai moral membantu siswa mengembangkan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai tersebut.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan pendidikan nilai, termasuk penalaran moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Evaluasi afektif dilakukan dengan memeriksa afek positif atau negatif yang muncul dari tindakan atau pendapat seseorang, untuk mengukur intensitas perasaan moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nura Assyifa 2213053134 -
Nama : Nura Assyifa
NPM : 2213053134
Kelas : 3G

Hasil Analisis Jurnal 1
"PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"

Abstrak
Keluarga, sekolah, dan masyarakat
bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul.

PENDAHULUAN
Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Tulisan ini akan membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal.

METODE PENELITIAN
Tulisan ini merupakan gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan. Rangkuman berbagai teori diambil dari hasil pemikiran dan penelitian para pakar pendidikan moral, data lapangan diperoleh dari hasil penelitian penulis (2012) di sebuah sekolah dasar Islam di Sleman.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendidik Moral di Sekolah
Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai
Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik. Hasilnya adalah “nilai-nilai target” yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.

b.Metode keteladanan
Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru.

c.Metode klarifikasi nilai
Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Anak diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak menentukan nilai-nilainya.

d. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, misalnya fasilitas beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya.

e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51).

KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah pentingdilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 -
Nama: Selvia nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: Jurnal Humanika
Nomer: 1
Halaman: 1-11
Tahun terbit: Maret 2017
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama penulis: Rukiyati

PENDAHULUAN JURNAL
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Noeng Muhadjir (2003: 16-18) mengatakan bahwa ditinjau dari segi antropologi kultural dan sosiologi, ada tiga fungsi utama pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas subjek-didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat, dan meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius

METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini yaitu gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan.

PEMBAHASAN
1. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita.
b. b.Metode keteladanan Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini.

KESIMPULAN
pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Mutiara Deva Gusti 2213053135 -
Nama : Mutiara Deva Gusti
NPM : 2213053135

Analisis jurnal 1

Identifikasi jurnal

Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 01
Tahun Terbit : 2017
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

1. Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

3. Metode Pendidikan Moral
a) Inkulkasi nilai
b) Metode keteladanan
c) Metode klarifikasi nilai
d) Metode fasilitasi nilai
e) Metode keterampilan nilai moral

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51).
Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.