Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Jumlah balasan: 34

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Santika Tri Adelia Putri 2213053055 -
Nama : Santika Tri Adelia Putri
NPM : 2213053055
Kelas : 3F

Analisis jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dari jurnal tersebut dijelaskan tentang tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Pada era otonomi, kualitas pendidikan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah masih bersifat formatif karena belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Di sekolah materi yang dianggap bertanggung jawab atas rekontruksi moral adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. Pendidikan moral yang terdapat pada materi ajar PAI berisi materi pokok meneladani sifat Rosulullah, hidup hemat dan sederhana, menghindari judi dan pertengkaran. Sedangkan materi pada PKn adalah pendidikan politik atau mengenai ketatanegaraan yang berlandaskan Pancasila guna merajut manusia dalam masyarakat yang bersatu dalam kebhinnekaan.

Dalam pelaksanaan PAI dan PKN di sekolah ada beberapa tahap yang perlu dilakukan yaitu Pada tahap persiapan yang telah tersusun dalam perangkat pembelajaran SKL (Standard Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013, kemudian menjadi turunan standar isi, kompetensi inti dan materi. Sedangkan pada tahap pelaksanaan pembelajaran, pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Kemudian, pada tahap evaluasi merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi penilaian. Evaluasi meliputi semua aspek penilaian pembelajaran pada ranah kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan rasa, sikap atau perilaku (afektif) serta kemampuan keterampilan (psikomotorik). Pada tahap evaluasi penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kegiatan diskusi, pengayaan (pendalaman materi), refleksi akhlak mulia, ulangan dalam bentuk soal uraian dan pilihan ganda serta mencatat sikap-sikap karakter selama proses pembelajaran. Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik. Evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Amanda Gita Devi Rahmawati 2213053092 -
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan. Mulai dari kebijakan sentralisasi yang berubah menjadi desentralisasi dan kemudian demokratisasi hingga perubahan kurikulum dinilai mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun kenyataannya, output pendidikan yang terjadi saat ini masih diliputi oleh permasalahan yang semakin kompleks. Dari semua permasalahan pendidikan, disharmonisasi sosial adalah gambaran paling mencolok yang menunjukkan pendidikan itu gagal membentuk manusia beradab. Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.

Melalui pendidikan moral di sekolah, khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga dapat menumbuhkan sikap sebagai berikut :
  1. Taat pada ajaran agama yang dianutnya serta tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain
  2. Mengikuti teladan nabi Muhammad; melalui peristiwa hijrahnya ke Madinah, peserta didik dapat meneladani kisah Nabi Muhammad SAW yang mempersaudarakan kaum anshor dan kaum muhajirin dan menciptakan perdamaian antara kaum muslim dan kaum non muslim melalui piagam Madinah. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
  3. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
  4. Menghargai hidup dalam perbedaan di lingkungan jangkauan pergaulan dan keberadaannya
  5. Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan
  6. Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif
  7. Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara
  8. Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Indra Ulfayani 2213053171 -
Nama : Indra Ulfayani
NPM : 22213053171

Jawaban :
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Seorang ahli sosiologi Pierre Bourdieu mengatakan pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Disekolah anak-anak yang datang berangkat dari keluarga yang memiliki kultur berbeda-beda dalam bentuk relasi/pergaulan sosial, bahasa dan tradisi, serta gaya hidup lainnya. Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa yang lainnya. (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Abdul Ghofur, 2007).

Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang. Upaya pemberian pendidikan moral menurut Teuku Ramli dapat dilakukan dengan lima pendekatan, yaitu: Penanaman nilai (inculcation approach), perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach), analisis nilai (values clarification approach), pembelajaran berbuat (action learning approach) (Teuku Ramli Zakaria, 2011).
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Elyna Aprilia 2253053009 -
Nama : Elyna Aprilia
NPM : 2253053009
Kelas : 3F


Analisis Jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

jurnal tersebut menjelaskan tentang pemerintah yang telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai harapan pada pendidikan, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. namun masih ada saja permasalahan yang muncul seperti tantangan moral, jurnal ini berupaya untuk mengulas evaluasi tentang Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan yang di anggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar, karena kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. proses pelaksanaan pembelajaran PAI dan PKn di sekolah sudah menekankan pada kegiatan active learning, di mana peserta didik dapat mengeksplor wawasan dan pengetahuannya sendiri melalui sumber belajar yang tidak terbatas, maka dari itu tahap evaluasi PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik dan evaluasi harus terus ditingkatkan dan sungguh-sungguh untuk mengatasi kegelisahan etika generasi bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Jeky Septa Anggara 2213053253 -
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 2 [ REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL ]

Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwasannya pendidikan merupakan agen perubahan yang artinya harus mampu merubah seseorang yang kurang baik menjadi baik ataupun yang belum bermoral menjadi bermoral. PKN dan Agama menjadi salah satu materi pelajaran di sekolah yang selalu menanamkan nilai moral. Kandungan moral dari kedua mata pelajaran tersebut sejatinya mencakup norma-norma hidup manusia berupa berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya dan juga memuat materi toleransi atau saling menghormati dalam segala bentuk yang kemudian mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.

Untuk mencapai harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan terkait isi materi yang bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran sampai dengan tahap evaluasi pada siswa di sekolah. Rekrontuksi evaluasi pendidikan ini dilakukan melalui :
* Rekrontusi pertama (dimulai dari kemampuan tenaga pendidik dalam membawa dan mengajarkan isi materi pembelajaran)
* Rekrontuksi kedua (peserta didik sesekali dibekali dengan permasalahan sehingga mereka akan mengetahui penyebab dan solusinya)
* Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tetapi lebih luas lagi
* Pembelajaran multikultural perlu disisipkan oleh pendidik
* Evaluasi tertulis untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik

Khususnya pendidikan, tantangan moral ini menjadi permasalahan yang harus disikapi dengan baik dimana pendidikan memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan sangat perlu melakukan perbaikan secara kontinue dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Okta Rizkika Ramadhona 2213053191 -
Okta Rizkika Ramadhona
2213053191
3F

#Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial#

Dalam jurnal tersebut terpapar bahwa
Tujuan pendidikan nasional, pendidikan mempunyai pengertian bahwa pendidikan merupakan proses perwujudan manusia yang mempunyai adab.

Inovasi kurikulum manifes yang telah banyak melakukan perubahan dari pemerintah sepertinya tidak begitu memperlihatkan dampak yang optimal terhadap keberhasilan pendidikan, hal ini dapat dilihat dari output pendidikan yang dianggap sebagai produk gagal dari sistem pendidikan di Indonesia. Sedangkan melalui kurikulum laten pihak sekolah dapat lebih leluasa untuk mengkonstruk kurikulum guna menopang dari kekurangan yang ada didalam kurikulum manifes. Kurikulum laten menurut Raihan seringkali lebih berpengaruh daripada yang manifes karena dapat mengomunikasikan pada siswa tentang sikap-sikap “sekolah terhadap berbagai persoalan, termasuk bagaimana sekolah memandang mereka sebagai manusia, laki-laki, perempuan, siswa-siswa luar biasa, siswa-siswa dari beragam kelompok agama, budaya, ras, dan etnis”. Untuk mencapai idealitas diatas, maka harus dirumuskan sistem evaluasi yang tidak cukup menilai pada tataran kognitif dalam bentuk penilaian dari ulangan. Lebih dari itu aspek afektif dan psikomotorik yang sejauh ini belum tersentuh secara mendalam dalam bentuk penilaian aksi moral yang dilakukan oleh peserta didik, baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggung jawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Destia Rahmah Fitriani 2213053082 -
Nama : Destia Rahmah Fitriani
NPM : 2213053082
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dari jurnal tersebut kita dapat menganalisis bahwa rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan moral dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab. Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial adalah proses memperbarui dan meningkatkan cara kita menilai dan mengukur efektivitas pendidikan moral dengan fokus pada menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab. Ini melibatkan perubahan dalam metode, tujuan, dan instrumen evaluasi untuk memastikan bahwa pendidikan moral tidak hanya mengajarkan nilai-nilai individu, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, empati, keadilan, dan etika. Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang lebih damai, harmonis, dan mampu menjaga hubungan positif antarindividu serta kelompok.Evaluasi pendidikan moral yang baik adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan moral dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab. Evaluasi pendidikan moral yang baik adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Berikut langkah-langkah yang dapat diambil dalam rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial:
1. Menentukan Tujuan Evaluasi:
- Tentukan tujuan evaluasi pendidikan moral yang jelas. Fokus pada tujuan harmoni sosial, termasuk pengembangan nilai-nilai seperti toleransi, empati, keadilan, dan etika.
2. Pengembangan Instrumen Evaluasi:
- Buat instrumen evaluasi yang relevan dan sesuai dengan tujuan pendidikan moral. Ini dapat mencakup kuesioner, wawancara, tugas, dan observasi kelas.
- Pastikan instrumen tersebut dapat mengukur perkembangan dalam bidang moral dan sosial.
3. Pengukuran Kualitas Pendidikan Moral:
- Evaluasi sejauh mana kurikulum pendidikan moral sesuai dengan nilai-nilai harmoni sosial yang diinginkan.
- Evaluasi pelaksanaan program pendidikan moral dan sejauh mana guru mampu mendidik siswa tentang nilai-nilai sosial tersebut.
4. Evaluasi Proses Pembelajaran:
- Amati bagaimana nilai-nilai moral diajarkan dalam kelas, termasuk penggunaan studi kasus, diskusi, peran bermain, dan kegiatan kolaboratif.
- Evaluasi apakah pendekatan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai moral pada siswa.
5. Pengukuran Hasil Siswa:
- Evaluasi kemajuan siswa dalam menginternalisasi nilai-nilai moral yang diharapkan, seperti sikap positif, perilaku yang mencerminkan harmoni sosial, dan peningkatan kecerdasan emosional.
6. Evaluasi Dampak pada Masyarakat:
- Tinjau dampak pendidikan moral pada masyarakat dalam hal peningkatan hubungan antarindividu, keragaman budaya, penurunan konflik sosial, dan peningkatan keadaban masyarakat.
7. Penggunaan Hasil Evaluasi:
- Gunakan hasil evaluasi untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pendidikan moral yang perlu diperbaiki.
- Menerapkan perubahan dalam kurikulum, metode pengajaran, dan pelatihan guru berdasarkan temuan evaluasi.
8. Kontinuitas Evaluasi:
- Evaluasi pendidikan moral harus menjadi proses berkelanjutan. Lakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perubahan dan meningkatkan pendekatan.
9. Kolaborasi dengan Stakeholder:
- Melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan moral, termasuk guru, siswa, orang tua, dan komunitas, dalam proses evaluasi.

Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial membutuhkan komitmen, perencanaan, dan tindakan yang berkelanjutan. Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, beradab, dan mampu menjalin hubungan yang baik antarindividu dan kelompok.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Putri sarah afifah -
Nama : Putri sarah afifah
Npm : 2213053001
Kelas : 3F

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dari jurnal tersebut dijelaskan tentang tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Pada era otonomi, kualitas pendidikan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah masih bersifat formatif karena belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Di sekolah materi yang dianggap bertanggung jawab atas rekontruksi moral adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggung jawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Meyin syabira 2213053185 -
Nama: Meyin syabira
Npm:2213053185

Jurnal dengan judul "Ekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial" membahas upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dari kebijakan sentralisasi yang berubah menjadi desentralisasi dan kemudian demokratisasi hingga perubahan kurikulum yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Namun, realitas hasil pendidikan yang terjadi saat ini masih diwarnai oleh masalah-masalah yang semakin kompleks. Dari semua masalah pendidikan, ketidakharmonisan sosial adalah gambaran yang paling mencolok, menunjukkan bahwa pendidikan gagal membentuk manusia yang beradab.

Artikel ini berupaya untuk meninjau evaluasi pendidikan moral pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua mata pelajaran ini dianggap paling bertanggung jawab dalam membentuk etika berpikir dan perilaku manusia yang terdidik. Menurut kurikulum yang berlaku saat ini, rencana dan proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, tetapi perlu direkonstruksi dalam evaluasi hasil belajar siswa. Harapannya adalah penilaian utama tidak hanya berasal dari ranah kognitif sebagai pembelajaran lengkap di dalam kelas, tetapi lebih dari itu adalah penilaian afektif dan psikomotorik yang nyata dan permanen pada siswa hingga tumbuh dalam masyarakat sosial yang harmonis.

Jurnal ini mencoba menggarisbawahi bahwa pendidikan moral harus lebih dari sekadar pengetahuan di kelas, dan penting untuk mengukur dampaknya pada sikap dan tindakan siswa dalam masyarakat. Evaluasi yang lebih holistik dan berfokus pada aspek afektif dan psikomotorik mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa pendidikan moral benar-benar berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang harmonis dan etis.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Maya Nurdianti 2213053230 -
Nama : Maya Nurdianti
Npm : 2213053230
Kelas : 3F

Jurnal 1

Setelah membaca jurnal tersebut di dapatkan hasil analisa sebagai berikut :

pemerintah yang telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai harapan pada pendidikan, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. namun masih ada saja permasalahan yang muncul seperti tantangan moral, jurnal ini berupaya untuk mengulas evaluasi tentang Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan yang di anggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar, karena kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.

Pendidikan merupakan agen perubahan yang artinya harus mampu merubah seseorang yang kurang baik menjadi baik ataupun yang belum bermoral menjadi bermoral. PKN dan Agama menjadi salah satu materi pelajaran di sekolah yang selalu menanamkan nilai moral. Kandungan moral dari kedua mata pelajaran tersebut sejatinya mencakup norma-norma hidup manusia berupa berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya dan juga memuat materi toleransi atau saling menghormati dalam segala bentuk yang kemudian mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Ilma Fuadah 2213053225 -
Nama : Ilma Fuadah
NPM : 2213053225
Kelas : 3F

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Jurnal ini membahas tujuan pendidikan nasional dengan merujuk pada pandangan Naquib Al-Attas tentang akar kata "ta’dzib". Pendidikan diartikan sebagai proses perwujudan manusia yang beradab, memiliki kesadaran tanggung jawab terhadap Tuhan, kewajiban terhadap diri sendiri, dan usaha terus-menerus menuju kesempurnaan.

Pentingnya peran pendidikan sebagai agen perubahan untuk mengubah individu yang kurang beradab menjadi beradab dibahas dalam konteks universal. Sekolah juga disoroti sebagai pembongkar jurang sosial melalui nilai-nilai akhlak. Tantangan dalam materi pelajaran, terutama Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), menjadi fokus, dengan catatan bahwa penanaman nilai-nilai masih bersifat formatif.

Evaluasi pendidikan moral menjadi sorotan, dengan penekanan pada aspek afektif dan psikomotorik dalam penilaian peserta didik. Jurnal ini menyarankan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial dengan melibatkan kurikulum laten dan integrasi pembelajaran multikultural. Output pendidikan yang diharapkan mencakup pembentukan manusia dengan sikap moral luhur, toleran, dan mampu hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral diharapkan memberikan implikasi jangka panjang pada peserta didik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Richia Deha Azizah 2213053024 -
Nama : Richia Deha Azizah
NPM : 2213053024
Kelas : 3F

Analisis Jurnal
“Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial”

Artikel jurnal berjudul “Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial” membahas tentang peran pendidikan moral dalam mendorong keharmonisan sosial di Indonesia. Artikel tersebut menyoroti pentingnya sistem pendidikan nasional dalam membentuk dinamika negara dan membahas isu konflik yang timbul dari perbedaan agama, etnis, budaya, dan ideologi.

Jurnal tersebut menekankan pentingnya evaluasi pendidikan moral guna menumbuhkan nilai-nilai positif dan pengembangan karakter pada siswa. Ia berpendapat bahwa sistem evaluasi saat ini, yang terutama berfokus pada aspek kognitif melalui ujian, gagal menilai secara memadai aspek afektif dan psikomotorik dari tindakan moral yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar sekolah.

Penulis menyarankan perlunya dilakukan rekonseptualisasi sistem evaluasi, dengan penekanan yang lebih besar pada penilaian perilaku moral dan pengembangan karakter. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan kurikulum yang tidak hanya memperhatikan aspek manifes pendidikan tetapi juga aspek laten, yang melibatkan komunikasi sikap sekolah terhadap berbagai permasalahan dan pengakuan terhadap beragam latar belakang siswa.

Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti perlunya sistem evaluasi komprehensif yang melampaui penilaian kognitif dan mencakup evaluasi tindakan moral dan pengembangan karakter untuk meningkatkan keharmonisan sosial di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Kinanti Dyah_ 2213053015 -
Nama : Kinanti Dyah
Kelas : 3F
NPM : 2213053015

Artikel berjudul "Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial" membahas evaluasi pendidikan moral dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Artikel tersebut berpendapat bahwa ketidakharmonisan sosial merupakan masalah paling mencolok dalam pendidikan, yang menunjukkan bahwa pendidikan gagal membentuk manusia yang beradab. Artikel tersebut mengusulkan bahwa evaluasi hasil belajar siswa perlu direkonstruksi untuk mencakup penilaian afektif dan psikomotorik yang nyata dan permanen pada siswa hingga mereka tumbuh dalam masyarakat sosial yang harmonis. Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk manusia yang beradab dan peran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika berpikir dan berperilaku manusia yang terdidik. Artikel juga membahas tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah dan pentingnya mempersiapkan siswa agar menjadi individu dengan karakter moral yang baik dan keterampilan sosial. Artikel ini menyimpulkan dengan mengusulkan bahwa evaluasi pendidikan moral perlu direkonstruksi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan membentuk masyarakat sosial yang harmonis.

Poin-poin kunci dari artikel tersebut adalah:
- Ketidakharmonisan sosial merupakan masalah paling mencolok dalam pendidikan, yang menunjukkan bahwa pendidikan gagal membentuk manusia yang beradab.
- Evaluasi hasil belajar siswa perlu direkonstruksi untuk mencakup penilaian afektif dan psikomotorik yang nyata dan permanen pada siswa hingga mereka tumbuh dalam masyarakat sosial yang harmonis.
- Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran penting dalam membentuk etika berpikir dan berperilaku manusia yang terdidik.
- Mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah merupakan tantangan, dan pentingnya mempersiapkan siswa agar menjadi individu dengan karakter moral yang baik dan keterampilan sosial.
- Evaluasi pendidikan moral perlu direkonstruksi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan membentuk masyarakat sosial yang harmonis.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Hasa Hesta Wahid 2213053042 -
Nama : Hasa Hesta Wahid
NPM : 2213053042

Jurnal tersebut membahas pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), untuk mencapai harmoni sosial. Dalam hal ini, penekanan diberikan pada perlunya mengubah cara kita menilai pembelajaran moral, yang sebelumnya hanya berfokus pada hafalan dan pengetahuan, menjadi evaluasi yang lebih mencerminkan perilaku moral dan karakter siswa. Selain itu, jurnal juga menggarisbawahi bahwa kurikulum dan pendekatan dalam pengajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing sekolah. Evaluasi moral tidak hanya berdasarkan hasil tes tertulis, tetapi juga mengukur aspek-aspek afektif dan psikomotorik dalam tindakan moral siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan warga negara yang memiliki sikap dan perilaku yang baik dan mampu hidup dalam keragaman masyarakat.

Jurnal ini menggambarkan bahwa penilaian etika harus mempunyai cakupan yang lebih luas, termasuk penggabungan pembelajaran lintas budaya dan menekankan penilaian emosional yang mempengaruhi tindakan siswa. Dengan demikian, tujuan pendidikan moral adalah menciptakan manusia yang mempunyai nilai moral yang baik, berkepribadian kuat dan berkontribusi terhadap keberagaman di masyarakat. Serta jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan moral dalam mempersiapkan siswa untuk berperan aktif dalam masyarakat, memahami dan menghormati perbedaan, dan memajukan nilai-nilai moral yang baik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Vita Novianti 2213053238 -
Nama : Vita Novianti
NPM: 2213053238
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 1
"REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL"

Dalam jurnal tersebut dapat kita maknai bahwasannya pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting. Tidak hanya untuk individu saja namun berpengaruh pada kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peran yakni sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah materi pelajaran yang didalamnya terkandung nilai dan moral. Yang harus benar-benar diterapkan dan dikembangkan dalam diri peserta didik. Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup
norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan
memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi
toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.

Guru merupakan ujung tombak dari kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Peserta didik tidak hanya butuh sosok guru yang berwawasan luas dan kreatif dalam memonitoring proses pembelajaran, melainkan juga sangat membutuhkan sosok panutan yang memiliki nilai-nilai moral budi luhur sebagai teladan peserta didik. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peran guru yang bisa memberikan teladan moral.

Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn
sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik di sekolah. Mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui :
a. Kemampuan pendidik harus kompeten di bidangnya dan bisa
mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan
b. Peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang
marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya
c. Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas
d. Pendidik menyisipkan pembelajaran
multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic
e. Penilaian harus lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian
psikomotorik peserta didik.

Dapat kita simpulkan bahwasanya dalam hal ini evaluasi memiliki peranan yang sangat penting. Evaluasi pendidikan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Depi Septiani -
Nama : Depi Septtiani
NPM : 2253053005
Analisis Jurnal 1
“Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial”
Dari jurnal tersebut dijelaskan tentang tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa yang mana menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas.Dalam jurnal ini berupaya untuk mengevaluasi tentang PAI dan PKn yang di anggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar, karena PAI dan PKn menjadi salah satu materi pelajaran di sekolah yang selalu menanamkan nilai moral.

Jika disintesis antara mata pelajaran PAI dan PKn akan menjadi sebuah objek kajian pembelajaran moral yang membentuk kepribadian pesera didik yang bisa menjamin kebersatuan kebhinnekaan dengan memiliki sikap sebagai berikut: Taat pada ajaran agama yang dianutnya serta tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain, mengikuti teladan nabi Muhammad; melalui peristiwa hijrahnya ke Madinah, peserta didik dapat meneladani kisah Nabi Muhammad SAW yang mempersaudarakan kaum anshor dan kaum muhairin dan menciptakan perdamaian antara kaum muslim dan kaum non muslim melalui piagam Madinah. Sehingga menumbuhkan sika toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan di lingkungan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antal. golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan di sekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan schingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga negara, serta Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Nazila Amryna 2213053140 -
Nama : Nazila Amryna
NPM : 2213053140
Kelas : 3F

Analisis jurnal 1

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dalam jurnal membahas tentang tantangan moral yang mengancam identitas bangsa memerlukan perhatian dan tanggung jawab dari seluruh elemen masyarakat, dengan pendidikan menjadi instrumen kunci dalam mengatasi masalah ini. Di era otonomi, kualitas pendidikan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah daerah. Namun, upaya untuk menanamkan nilai-nilai moral melalui pendidikan sering kali hanya bersifat sementara dan belum sepenuhnya tertanam dalam diri peserta didik, terutama ketika mereka berada di luar lingkungan sekolah. Mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran penting dalam mencoba mewujudkan rekonstruksi moral ini dengan mengajarkan nilai-nilai keagamaan, norma hidup yang baik, dan pemahaman tentang negara dan Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan harus terus ditingkatkan dan diperkuat untuk memastikan generasi muda memiliki fondasi moral yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman sekarang.

Tujuan Pendidikan Moral:

- Membentuk siswa yang toleran.
- Menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, gotong royong, dan santun.
- Membantu siswa menghargai kehidupan dalam keragaman.
- Memupuk semangat belajar, pemahaman fenomena sekitar, dan berpikir bijak dalam menghadapi konflik.
- Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan objektif.
- Memberikan wawasan pendidikan politik dan ketatanegaraan.
- Membentuk nasionalisme dan rasa cinta tanah air.

Evaluasi pendidikan moral sangat penting untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang relevan dengan tantangan moral zaman sekarang. Rekonstruksi pendidikan moral perlu dilakukan agar pendidikan lebih efektif dalam membentuk karakter siswa yang harmonis dengan lingkungan sosial mereka, memahami keragaman, dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Irvanda Julian Awal 2213053069 -
Nama: Irvanda Julian Awal
NPM: 2213053069
Kelas: 3F

Analisis Jurnal 1

Keadaan moral saat ini yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas karena disini peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Sehingga evaluasi pendidikan perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan:
1) Sikap toleransi, menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial.
2) Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya
3) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan
4) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif
5) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara
6) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Presti Saraswati 2213053038 -
Nama : Presti Saraswati
NPM : 2213053038
Kelas : 3F

“Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial”
Peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.

Guru merupakan ujung tombak dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang menjadi motivator bagi peserta didik dalam memacu aktivitas belajarnya. Pendidik bertindak sebagai fasilitator dan pendamping dalam kegiatan pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Peserta didik tidak hanya butuh sosok guru yang berwawasan luas dan kreatif dalam memonitoring proses pembelajaran, melainkan juga sangat membutuhkan sosok panutan yang memiliki nilai-nilai moral budi luhur sebagai teladan peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menumbuhkan sikap toleransi, menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan, mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, dan tumbuhnya semangat nasionalisme.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Fara Adilia 2213053003 -
Nama : Fara Adilia
NPM : 2213053003
Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi
tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang
memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa
yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan
perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam
memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas
penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan
sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup
dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5)
Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan
dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar
lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan
dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar
dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar
lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan
politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai
bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut
serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Anis Sarlia -

Nama : Anis Sarlia Putri 

Npm : 2213053173

Analisis jurnal 1

Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni sosial

Pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Guru merupakan ujung tombak dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang menjadi motivator bagi peserta didik dalam memacu aktivitas belajarnya. Komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi penilaian. Acuan kurikulum pemerintah yang berlaku secara umum tidak bisa memastikan keadaan pada tiap-tiap institusi pendidikan. Praktisi pendidikan termasuk pimpinan sekolah dan guru perlu harus merumuskan ulang model evaluasi pendidikan moral yang tidak sekedar berdasarkan hasil nilai ulangan harian. Melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Selly Defi Maharani 2253053024 -
Nama : Selly Defi Maharani
Npm : 2253053024

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.Pada era otonomi, kualitas pendidikan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah masih bersifat formatif karena belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah.Melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggung jawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Nida Rahmaniya Hakim 2213053222 -
Nama : Nida Rahmaniya Hakim
NPM : 2213053222
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 1
Berdasarkan pada jurnal terlampir yang berjudul ‘Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial’ di mana objek penelitian utamanya adalah sekolah negeri dan sekolah Islam sebab pandangan bahwa keduanya adalah yang paling bertanggungjawab atas bagaimana hasil outcome atas pembelajaran yang diampu oleh masyarakat terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dalam berpikir dan bertindak. Dengan inovasi penggerakan kurikulum pembelajaran yang secara penuh diserahkan kepada dinas pendidikan daerah, rupanya masih ada banyak masalah-masalah kompleks yang perlu dihadapi di dunia pendidikan terutama terkait moral. Berdasarkan pandangan jurnal tersebut, dikatakan bahwa inovasi kurikulum manifes yang telah banyak melakukan perubahan dari pemerintah sepertinya tidak begitu memperlihatkan dampak yang optimal terhadap keberhasilan pendidikan, hal ini dapat dilihat dari out put pendidikan yang dianggap sebagai produk gagal dari sistem pendidikan di Indonesia. Sedangkan, melalui kurikulum laten pihak sekolah dapat lebih leluasa untuk mengkonstruk kurikulum guna menopang dari kekurangan yang ada di dalam kurikulum manifes. Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Aulia Amanah 2213053126 -
nama : aulia amanah
npm : 2213053126
kelas : 3f

isu-isu terkait politik identitas di Indonesia antara lain adalah munculnya kepentingan local seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideology yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.(Mundiri & Zahra, 2017) Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu; a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain, b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018), sebagaimana hasil penelitian Farida menjelaskan bahwa lahirnya radikalisme dan fundamentalisme dilatarbelakangi oleh pemikiran dan peran sosial kiai, pandangan tersebut secara signifikan memberikan pengaruh terhadap lulusan pendidikan Islam, (Ummah Farida, 2016). Berangkat dari konteks tersebut, diperlukanlah paradigma pendidikan Islam yang lebih membumi dan humanistik, dengan melakukan kajian ulang terhadap sistem nilai sosial pesantren berdasarkan nilai al-Qur'an dan al-Hadits. Fenomena saling serang dan merasa kelompok yang dianutnya paling benar adalah indikasi dari kegagalan pendidikan melahirkan manusia bermoral dan berbudi pekerti.
Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.
Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah.Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Annida Dwi Kirasti 2213053220 -
Nama : Annida Dwi Kirasti
Npm : 2213053220

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dari jurnal tersebut dijelaskan tentang tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Pada era otonomi, kualitas pendidikan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah masih bersifat formatif karena belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Di sekolah materi yang dianggap bertanggung jawab atas rekontruksi moral adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggung jawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh yunita Lestari 2213053219 -
Nama : Yunita Lestari
NPM : 2213053219

Analisis Jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Tantangan moral yang menjadi fokus utama dalam perdebatan mengenai identitas bangsa merupakan tanggungjawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Namun, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan menghasilkan generasi muda yang unggul, baik dari segi intelektual maupun moral. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus dalam sistem pendidikan untuk menjawab kebutuhan moral generasi masa depan.

Secara teoritis, Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan oleh pendidik dengan tujuan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam praktik ajaran agama islamkepada para peserta didik. Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan politik yang memiliki tujuan untuk membantu peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki kematangan politik dan dapat aktif berkontribusi dalam membangun system politk yang demokratis. Kedua mata pelajaran ini mengandung unsur-unsur moral yang mencakup norma-norma perilaku yang berakhlak, pemahaman agama dan negara yang melindunginya, serta materi tentang toleransi, yang mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan di tengah-tengah masyarakat.

Pendidikan moral di sekolah, terutama melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan, memiliki tanggung jawab khusus dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada warga Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Arif Rahman Hakim 2213053294 -
Nama: Arif Rahman Hakim
Npm:2213053294
Kelas :3/F

Secara keseluruhan, sistem pendidikan nasional memegang peranan penting dalam dinamisme perjalanan pembangunan Indonesia. Hal ini terlihat jelas dari fenomena kerusuhan yang menjadi ciri khas negara ini.
Farida menjelaskan, kebangkitan radikalisme dan fundamentalisme didorong oleh pemikiran dan peran sosial para kiai yang sangat mempengaruhi lulusan guru pendidikan agama Islam.


Berdasarkan konteks tersebut, diperlukan model pendidikan Islam yang lebih membumi dan humanis dengan mempertimbangkan kembali sistem nilai sosial pesantren yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur'an dan al-Hadits, sesuai dengan konteks Indonesia. Pesantren telah menjadi identitas tersendiri bagi lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Secara umum kesimpulan umum dari makna ta'dib adalah menjamin agar manusia yang terus berupaya mengembangkan kebaikan bagi dirinya masyarakatnya bersikap adil dan bertanggung jawab dihadapan aturan Allah. Peranan pendidikan sebagai landasan Oleh karena itu , agen perubahan adalah mengubah masyarakat yang tidak beradab menjadi beradab atau mengubah masyarakat yang berkelakuan buruk menjadi baik.
Artinya, pendidikan mempunyai peranan penting dalam reproduksi dan keberlangsungan dukungan kelas-kelas sosial dalam masyarakat.
PAI merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik di bidang agama dan mengajarkan nilai-nilai agama.
Sementara itu, pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan politik untuk membantu peserta didik menjadi warga negara yang matang secara politik dan berpartisipasi dalam membangun sistem politik yang demokratis.
Muatan etika pada kedua topik di atas meliputi standar etika hidup manusia, penghormatan dan pemahaman terhadap agama serta perlindungan negara terhadap agama, serta mengandung unsur toleransi berupa kesadaran.

Banks menuliskan bahwa sekolah sebagai sistem
sosial mengajarkan dan membentuk kepribadian dan karakter siswa melalui kurikulum yang manifes maupun laten (Banks, 2010).
Kurikulum laten menurut Raihan seringkali lebih berpengaruh daripada yang manifes karena dapat mengomunikasikan pada
siswa tentang sikap-sikap “sekolah terhadap berbagai persoalan, termasuk bagaimana sekolah memandang mereka sebagai manusia, laki-laki, perempuan, siswa-siswa luar biasa, siswa-siswa dari beragam kelompok agama, budaya,
ras, dan etnis”
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh LIZA DWI WAHYUNI 2253053015 -
Nama : Liza dwi wahyuni
Npm : 2253053015
Kelas : 3F

Analisis jurnal 1

REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL

Merujuk pada pendapat Naquib Al-Attas, akar kata pendidikan
mengambil pada istilah ta’dzib mempunyai pengertian bahwa pendidikan merupakan proses perwujudan manusia yang mempunyai adab. Dalam hal ini
adab didefinisikan sebagai:
(1) The one who is sincerely conscious of his responsibilities towards and true God,
(2) Who understands and fulfills his obligations to himself and others in his society with justice, and (3) who constantly strives to improve every aspect of himself towards perfections as a man of adab (Al-Attas, 1999).
Secara universal kesimpulan menyeluruh pengertian ta’dib adalah menjadikan manusia yang terus berusaha untuk mengembangkan kebaikan bagi dirinya sendiri, masyarakatnya secara adil dan bertanggungjawab terhadap aturanaturan Tuhan.
Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang
yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Seorang ahli sosiologi Pierre Bourdieu mengatakan pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere
Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Di
sekolah anak-anak yang datang berangkat dari keluarga yang memiliki kultur berbeda-beda dalam bentuk relasi/pergaulan sosial, bahasa dan tradisi, serta
gaya hidup lainnya.

Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara teoritis PAI adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran
agama Islam (Muchlis Sholichin, 2007).
Sedangkan PKn adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk
membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik demokratis (Subhan Sofhiyan).

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
(2) berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi,
(3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa yang lainnya.
(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Abdul Ghofur, 2007)
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Febrianti Azzahra 2213053208 -
Nama : Febrianti Azzahra
NPM : 2213053208
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL

Dari jurnal itu di jelaskan bahwa Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa adalah tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik disekolah. Lebih dari itu unsur evaluasi yang dianggap paling menentukan seberapa berhasilkah tujuan itu tercapai perlu melihat kembali dan menata kembali suasana belajar sekolah dengan mempertimbangkan keberadaan peserta didik itu sendiri dari segi lingkungan ia tinggal dan melangsungkan kehidupan (Muali, 2016).
Perlu ada penekanan-penekanan evaluasi yang sifatnya perilaku moral yang berbudi luhur tumbuh dan mengakar pada kepribadian peserta didik sebagai hasil belajar.

Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui:
a) Rekonstruksi pertama harus dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan kehidupan;
b) Sesekali peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Isu-isu yang diberikan harus sesuai dengan daya kemampuan peserta didik. Kemudian pendidik sebagai fasilitator mengoreksi hasil kerja peserta didik dan memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinnekaan;
c) Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya;
d) Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic;
e) Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian psikomotorik peserta didik.

Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Tria Selvia -
Nama : Tria Selvia
NPM : 2213053358

Analisis Jurnal 1
REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL

Dalam jurnal tersebut dapat menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting. Tidak hanya untuk individu saja namun berpengaruh pada kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peran yakni sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah materi pelajaran yang didalamnya terkandung nilai dan moral. Yang harus benar-benar diterapkan dan dikembangkan dalam diri peserta didik. Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.
Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah.Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Dwi Harianti 2213053295 -
Nama : Dwi Harianti
NPM : 2213053295
Kelas : 3 F

Analisis Jurnal 1

“Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial”

Artikel jurnal berjudul “Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial” membahas tentang peran pendidikan moral dalam mendorong keharmonisan sosial di Indonesia. Artikel tersebut menyoroti pentingnya sistem pendidikan nasional dalam membentuk dinamika negara dan membahas isu konflik yang timbul dari perbedaan agama, etnis, budaya, dan ideologi.

Membahas pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), untuk mencapai harmoni sosial. Dalam hal ini, penekanan diberikan pada perlunya mengubah cara kita menilai pembelajaran moral, yang sebelumnya hanya berfokus pada hafalan dan pengetahuan, menjadi evaluasi yang lebih mencerminkan perilaku moral dan karakter siswa. Selain itu, jurnal juga menggarisbawahi bahwa kurikulum dan pendekatan dalam pengajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing sekolah. Evaluasi moral tidak hanya berdasarkan hasil tes tertulis, tetapi juga mengukur aspek-aspek afektif dan psikomotorik dalam tindakan moral siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan warga negara yang memiliki sikap dan perilaku yang baik dan mampu hidup dalam keragaman masyarakat.

Penulis menyarankan perlunya dilakukan rekonseptualisasi sistem evaluasi, dengan penekanan yang lebih besar pada penilaian perilaku moral dan pengembangan karakter. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan kurikulum yang tidak hanya memperhatikan aspek manifes pendidikan tetapi juga aspek laten, yang melibatkan komunikasi sikap sekolah terhadap berbagai permasalahan dan pengakuan terhadap beragam latar belakang siswa.

Jurnal ini menyoroti perlunya sistem evaluasi komprehensif yang melampaui penilaian kognitif dan mencakup evaluasi tindakan moral dan pengembangan karakter untuk meningkatkan keharmonisan sosial di Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Selfi Yudia Ellsa Agustina 2213053305 -
Nama: Selfi Yudia Ellsa Agustina
Npm: 2213053305
Kelas: 3F

"Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial”

Dari jurnal tersebut dijelaskan tentang tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa yang mana menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas.Dalam jurnal ini berupaya untuk mengevaluasi tentang PAI dan PKn yang di anggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar, karena PAI dan PKn menjadi salah satu materi pelajaran di sekolah yang selalu menanamkan nilai moral.melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggung jawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 1

oleh Fatimatuz zahro 2213053160 -
Nama: Fatimatuz Zahro
Kelas: 3F
NPM: 2213053160

Tantangan moral menjadi permasalahan jati diri bangsa dan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat khususnya pendidikan
berperan penting dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa unggul secara intelektual dan moral. Oleh karena itu penilaian pendidikan Perbaikan harus dilakukan secara terus-menerus dan serius untuk memenuhi tekanan moral generasi manusia. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya di jurusan. Pendidikan agama Islam dan pendidikan karakter dilengkapi dengan pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang jelas akuntabel untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada warga negara Indonesia. Jadi itu tumbuh toleransi, menghormati dan menghargai perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri berkomunikasi secara efektif dengan lingkungan sosialnya, menghargai kehidupan dalam perbedaan dimensi dan eksistensi sosial, Anda memiliki hasrat untuk belajar mengeksplorasi berbagai konsep ilmiah dan untuk memahami fenomena dan peristiwa di sekitarnya lingkungan sehingga Anda dapat berpikir dan bertindak bijaksana ketika menghadapinya dengan gesekan antar perbedaan dan perpecahan antar kelompok, mampu berpikir dan secara mandiri menganalisis berbagai aspek permasalahan disekitarnya lingkungan secara obyektif, mempunyai pandangan yang mendidik politik; dari kantor negara agar Anda bisa berdiri seperti itu bagian dari warga negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang mempengaruhi dan menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.