FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 4

https://vclass.unila.ac.id/pluginfile.php/1367044/mod_forum/post/1619447/Jurnal%20Integrasi%20Nasional.pdf

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Luthfi Perwira Adji 2215031045 གིས-
Nama: Luthfi Perwira Adji
NPM: 2215031045
Kelas: Elektro C

sesungguhnya mengusung kelestarian dan kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan.
lokal (local genius) secara keseluruhan sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa.
kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam (keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner,bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah.
Sementara Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
1) mampu bertahan terhadap budaya luar;
2)unsur budaya luar;
budaya luar ke dalam kebudayaan asli;
5) mampu budaya.
Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya identitas lebih merupakan konstruksi cara tertentu dalam berbicara (regulated ways sekelompok orang dapat dikenal dan dapat disimak dan difahami lewat bahasanya, lewat tuturan dan tulisannya.
lain identitas diciptakan dan bukan ditemukan, dan terbentuk dari representasi bahwa penanda-penanda identitas budaya yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan.
antara kelompok-kelompok etnis yang Dengan mengikuti sejarah perjalanan bangsa ini dengan mudah dapat dilihat bahwa persoalan agama, etnisitas, dan identitas merupakan isu sensitif yang serting kali dapat emosional yang sering kali apabila tidak menimbulkan hal-hal yang bersifat fatal.
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
Bahwa masa depan politik dunia akan ahli meramalkan bahwa dalam era global isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan tentang konflik ekonomi yang terjadi pada Kecenderungan yang lain juga muncul seperti keseragaman yang ditimbulkan oleh kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka budaya menempati posisi sentral sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi.
Indonesia sebagai negara bangsa yang pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit Namun sering dalam kenyataan yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks ini kebijakan pada persoalan politik tanpa aplikasi yang Struktur masyarakat Indonesia yang Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki yang berbeda satu sama lainnya Dalam mengemukakan, bahwa dalam rangka menganalisis hubungan antara suku bangsa atau antara golongan, maka beberapa hal yang harus diketahui adalah:
dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau hubungan dan pergaulan antara suku bangsa atau golongan tadi berlangsung.
dijelaskan bahwa ada lima sumber konflik antara suku-suku bangsa atau golongan yaitu:
1) Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua
suku bangsa masing-masing bersaing dalam
2) Konflik juga bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba
kepada warga dari suatu suku bangsa lain;
3)Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih
fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau
warga dari satu suku bangsa mencoba
kepada warga dari suku bangsa lain yang
4) Konflik terang akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis;
5) Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.Sehubungan dengan hal di atas perlu kiranya dipikirkan kembali apa yang akan dikerjakan bangsa ini dalam menghadapi perubahan-perubahan yang berlangsung begitu cepat dalam masyarakat.
nilai budaya lokal cukup relevan direvitalisasikan dalam menghadapi berbagai krisis konflik yang berdimensi sosial, ekonomi, budaya, politik, dan termasuk persoalan Ham yang terjadi di tanah air.
lalu menjadi begitu berharga dalam sebagai langkah memberdayakan kebudayaan lokal dalam rangka mengantisipasi perkembangan jaman menuju arah yang lebih masyarakat lokal dengan ciri dan identitas pihak lain perlu adanya komitmen untuk identitas nasional yang memang telah ada sejalan dengan perkembangan historis bangsa kehidupan dunia yang makin bergerak ke arah terintegrasi ke dalam wawasan nasional dan Pada masyarakat Indonesia wawasan bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit mapalus (Minahasa), dan lain-lain dapat diposisikan sebagai modal budaya yang berbangsa dan bernegara.
Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai itu “kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya kebudayaan salah satu suku bangsa belum dapat dikatakan kebudayaan nasional.
kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta Dalam kaitan ini Geriya (2000) ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

I Putu Penta Sentosa 2215031054 གིས-
Nama: I Putu Penta Sentosa
NPM: 2215031054
Kelas: Elektro C


Identitas masa dan ruang mempunyai
makna penting dalam permasalahan
kebudayaan. Bagi sebuah negara modern
seperti Indonesia, bukan hanya berwujud
sebuah unit geopolitik semata, namun dalam
kenyataannya senantiasa mengandung
keragaman kelompok sosial dan sistem
budaya yang tercermin pada keanekaragaman
kebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan
sejarah, berbagai proses kehidupan manusia
telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk
budaya. Mencermati sejarah bangsa ini
terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju
satu komunitas yang diidealkan. Bermodal
pada suasana awal hubungan antar kelompok
etnis yang tersebar di seluruh kawasan
nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya
sering diwarnai ketegangan-ketegangan
namun cukup kondusif bagi terbangunnya
satu komunitas terbayang (Anderson, 1991).
Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas
silang yang saling mendekatkan di antara
berbagai kelompok etnis tersebut, berkat
pengaruh persebaran budaya-budaya (agama)
besar yang datang ke Indonesia
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Rizki nur faid 2215031046 གིས-
Nama: Rizki Nur Faid
NPM: 2215031046
Kelas: TE C

Kearifan lokal sebagai identitas nasional
para ahli meramalkan bahwa dalam era global isuisu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan
cara hidup akan lebih penting daripada isu
tentang konflik ekonomi yang terjadi pada
masa industri (Toffler and Toffler, 1996).
Kecenderungan yang lain juga muncul seperti
adanya semacam penolakan terhadap
keseragaman yang ditimbulkan oleh
kebudayaan global (kebudayaan asing),
sehingga muncul hasrat untuk menegaskan
keunikan kultur dan bahasa sendiri.
Dalam kaitan ini kearifan lokal sebagai pusaka
budaya menempati posisi sentral sebagai
inspirasi dalam penguatan jati diri atau
identitas kultural. Penguatan jati diri suatu
kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu
penting di era globalisasi, dengan harapan
jangan sampai tercerabut dari akar budaya
yang kita warisi dari para pendahulu di
tengah-tengah kecenderungan homogenitas
kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Andriansyah Surya Hantoro 2255031016 གིས-
Nama: Andriansyah Surya Hantoro
NPM: 2255031016
Kelas: PSTE C

Kajian tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan diwacanakan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Tuntutan yang demikian sering memicu permasalahan krusial, sehingga dapat mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.

Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruangruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi (Sparingga, 2003). Paham multikulturalisme ini muncul sebagai reaksi dari semakin kuatnya cengkeraman globalisasi yang cenderung menyatukan dunia (budaya) menjadi satu di bawah pengaruh ideologi kapitalisme atau modernisme. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.
Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Namun sering dalam kenyataan dapat disaksikan adanya tuntutan berlebihan baik dalam skala mikro maupun skala makro, bahkan tidak jarang menjadi masalah krusial yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini kebijakan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal terjebak pada persoalan politik tanpa aplikasi yang nyata.