FORUM JAWABAN POST TEST
NAMA: NUR EMY RAMADHANI
NPM: 2215061027
KELAS: PSTI C
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Negara dan bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
NPM: 2215061027
KELAS: PSTI C
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Negara dan bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.
Ada beberapa contoh berikut untuk menjelaskan permasalahan tersebut, salah satu contoh adalah tentang keberadaan Bahasa Indonesia di negeri ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari kepulauan Riau, dan pada awalnya menjadi suatu atribut dari identitas penduduk kepulauan Riau, bahasa itu kemudian berkembang menjadi Melayu Pasar, yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis yang bertemu di pasar dalam interaksi perdagangan. Akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjut muncul dengan komunitas baru dengan jaringan yang jauh lebih luas, yaitu kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa Melayu Pasar sebagai sarana komunikasi antara mereka. Akibatnya bahasa Melayu Pasar sebagai lingua franca kemudian menjadi ciri baru bagi suatu komunitas pengguna bahasa tersebut dan kemudian kembali berfungsi sebagai penunjuk identitas dari suatu jaringan kelompok-kelompok yang merasa dan ternyata dihubungkan satu sama lain oleh bahasa tersebut dan menemukan suatu kesatuan baru berupa integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL-PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
In reply to First post
Re: FORUM JAWABAN POST TEST
Nama : Keysha Dwi Nova Rohima
NPM : 2215061047
Kelas : PSTI C
Judul Jurnal : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Analisis saya mengenai jurnal tersebut yaitu :
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Hal ini akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Pengembangan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NPM : 2215061047
Kelas : PSTI C
Judul Jurnal : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Analisis saya mengenai jurnal tersebut yaitu :
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Hal ini akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Pengembangan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Nama: Nabila Apdika Khairunnisyah
Kelas: PSTI D
NPM: 2255061009
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Sejak proklamasi indonesia memiliki pengalaman historis dimana pengalaman tersebut menciptakan berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. berbagai perubahan tersebut menciptkan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
identitas dan integrasi nasional
identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya.
identitas kita saat ini menunjukkan
gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat
plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian iameninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia
Kebijakan otonomi daerah yang kini
marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru
menjadi penghambat cita-cita menerapkan
konsep integrasi nasional. Cita-cita
menerapkan konsep integrasi nasional akan
terwujud, manakala sekelompok anggota
masyarakat bersedia menerobos identitasnya.
maka dapat dikatakan bahwa integrasi
nasional adalah jalan keluar untuk
menghadapi yang hingga saat ini masih
terus-menerus melanda Indonesia. Konflik
antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik,
konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik
kepentingan lain semestinya tidak perlu
terjadi kalau masing-masing pelaku konflik
menyadari bahwa pluralitas bangsa
Indonesia
Kelas: PSTI D
NPM: 2255061009
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Sejak proklamasi indonesia memiliki pengalaman historis dimana pengalaman tersebut menciptakan berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. berbagai perubahan tersebut menciptkan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
identitas dan integrasi nasional
identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya.
identitas kita saat ini menunjukkan
gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat
plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian iameninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia
Kebijakan otonomi daerah yang kini
marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru
menjadi penghambat cita-cita menerapkan
konsep integrasi nasional. Cita-cita
menerapkan konsep integrasi nasional akan
terwujud, manakala sekelompok anggota
masyarakat bersedia menerobos identitasnya.
maka dapat dikatakan bahwa integrasi
nasional adalah jalan keluar untuk
menghadapi yang hingga saat ini masih
terus-menerus melanda Indonesia. Konflik
antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik,
konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik
kepentingan lain semestinya tidak perlu
terjadi kalau masing-masing pelaku konflik
menyadari bahwa pluralitas bangsa
Indonesia
NAMA: YUSRI AFTA PUTRA
NPM: 2215061091
KELAS: PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM: 2215061091
KELAS: PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Nama: Nani Nuraini
Kelas: PSTI D
NPM: 2215061032
Analisis jurnal post test
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Akan di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau dibutuhkan reinterpreasi tentang tentang identitas nasional? identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas.
Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda etnis, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal asul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam bersikap dengan mengembangkan gaya hidup, lantaran dikostruksi tayangan televisi. Bertolak dari gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Kelas: PSTI D
NPM: 2215061032
Analisis jurnal post test
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Akan di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau dibutuhkan reinterpreasi tentang tentang identitas nasional? identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas.
Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda etnis, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal asul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam bersikap dengan mengembangkan gaya hidup, lantaran dikostruksi tayangan televisi. Bertolak dari gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Nama : Leo Fetri Hendli
Npm : 2215061020
Kelas : PSTI D
Analisis Jurnal
Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut.
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Npm : 2215061020
Kelas : PSTI D
Analisis Jurnal
Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut.
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA: ANASTASIA CITRA NEGARA
NPM: 2255061017
KELAS: PSTI-D
ANALISIS JURNAL
Sebelum masuk kepembahasan, saya akan menjelaskan apa itu Etnosentrisme. Etnosentrisme adalah kecenderungan yang menganggap nilai dan norma budaya sendiri sebagai sesuatu yang utama, terbaik, mutlak dan dijadikan tolak ukur untuk menilai dan membedakan dengan budaya lain. Etnosentrisme merupakan bentuk sikap, jadi dapat disederhanakan bahwa pembentukan etnosentrisme sama dengan pembentukan sikap, sikap terbentuk dari interaksi sosial yang dialami individu.
Integrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu integration yang berarti kesatuan atau pembulatan. Selain itu, integrasi juga dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengkoordinasikan berbagai fungsi, bagian, dan tugas yang ada dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, integrasi adalah cara kerja sama yang tidak bertentangan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara itu, integrasi juga dapat diartikan sebagai kondisi aman dimana setiap suku dan ras dapat hidup bersama dengan tetap mempertahankan budayanya masing-masing. Oleh karena itu, agar sesama masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan tanpa menghilangkan budaya masing-masing individu, diperlukan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
NPM: 2255061017
KELAS: PSTI-D
ANALISIS JURNAL
Sebelum masuk kepembahasan, saya akan menjelaskan apa itu Etnosentrisme. Etnosentrisme adalah kecenderungan yang menganggap nilai dan norma budaya sendiri sebagai sesuatu yang utama, terbaik, mutlak dan dijadikan tolak ukur untuk menilai dan membedakan dengan budaya lain. Etnosentrisme merupakan bentuk sikap, jadi dapat disederhanakan bahwa pembentukan etnosentrisme sama dengan pembentukan sikap, sikap terbentuk dari interaksi sosial yang dialami individu.
Integrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu integration yang berarti kesatuan atau pembulatan. Selain itu, integrasi juga dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengkoordinasikan berbagai fungsi, bagian, dan tugas yang ada dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, integrasi adalah cara kerja sama yang tidak bertentangan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara itu, integrasi juga dapat diartikan sebagai kondisi aman dimana setiap suku dan ras dapat hidup bersama dengan tetap mempertahankan budayanya masing-masing. Oleh karena itu, agar sesama masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan tanpa menghilangkan budaya masing-masing individu, diperlukan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Nama : Zaki Ahmad basyary
NPM : 2215061004
Kelas : PSTI D
Judul jurnal : Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia.
Analisis Jurnal:
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga
wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NPM : 2215061004
Kelas : PSTI D
Judul jurnal : Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia.
Analisis Jurnal:
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga
wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NAMA : MAHATHIR MUHAMMAD
NPM : 2255061001
KELAS : PSTI D
Representasi diri seseorang atau masyarakat tentang bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain memandang mereka sebagai entitas sosiokultural disebut identitas. Kondisi identitas adalah sesuatu yang selalu disesuaikan kembali, sifatnya selalu diperbarui, dan kondisi yang selalu dinegosiasikan, sehingga bentuknya akan selalu bergantung pada proses yang membentuknya. Identitas bukanlah sesuatu yang selesai dan final. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang selalu selesai dan final.
Integrasi terjadi, di satu sisi, ketika ada identitas pendukung, seperti bahasa atau nilai sistem budaya, cita-cita politik, pandangan hidup, atau orientasi keagamaan, yang sebanding. Terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu masalah ideologi, ekonomi, atau sosial merupakan penyebab lain dari integrasi nasional.
Konflik kepentingan antarsuku, antardaerah, antaragama, partai politik, mahasiswa, dan lain-lain yang seharusnya tidak perlu diselesaikan melalui integrasi nasional apabila masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa kemajemukan bangsa Indonesia telah menjadi kebutuhan. Ini adalah jalan keluar dari masalah yang terus melanda Indonesia. Sebagai strategi kebudayaan Indonesia, mengembangkan gagasan integrasi nasional pada dasarnya menyatukan visi dan misi dari berbagai kepentingan dan identitas yang berbeda dari setiap anggota masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam.
NPM : 2255061001
KELAS : PSTI D
Representasi diri seseorang atau masyarakat tentang bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain memandang mereka sebagai entitas sosiokultural disebut identitas. Kondisi identitas adalah sesuatu yang selalu disesuaikan kembali, sifatnya selalu diperbarui, dan kondisi yang selalu dinegosiasikan, sehingga bentuknya akan selalu bergantung pada proses yang membentuknya. Identitas bukanlah sesuatu yang selesai dan final. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang selalu selesai dan final.
Integrasi terjadi, di satu sisi, ketika ada identitas pendukung, seperti bahasa atau nilai sistem budaya, cita-cita politik, pandangan hidup, atau orientasi keagamaan, yang sebanding. Terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu masalah ideologi, ekonomi, atau sosial merupakan penyebab lain dari integrasi nasional.
Konflik kepentingan antarsuku, antardaerah, antaragama, partai politik, mahasiswa, dan lain-lain yang seharusnya tidak perlu diselesaikan melalui integrasi nasional apabila masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa kemajemukan bangsa Indonesia telah menjadi kebutuhan. Ini adalah jalan keluar dari masalah yang terus melanda Indonesia. Sebagai strategi kebudayaan Indonesia, mengembangkan gagasan integrasi nasional pada dasarnya menyatukan visi dan misi dari berbagai kepentingan dan identitas yang berbeda dari setiap anggota masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam.
Nama : Syefara Raissa Ramadhan
NPM : 2215061012
Kelas : PSTI D
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Integrasi nasional diperlukan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan ini. Konsep integrasi nasional adalah koalisi negara- negara yang menempati wilayah tertentu dalam suatu Negara yang berdaulat. Secara umum, integrasi nasional mencerminkan komposisi dari kesatuan proses berkumpulnya individu-individu dari berbagai daerah yang berbeda dan beragam.Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Pengertian integrasi nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi berarti berasimilasi sampai menjadi satu kesatuan yang utuh dan utuh. Padahal arti kata “nation” berarti bangsa.Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budayanya. Orang etnosentris menilai kelompok lain relatif pada kelompok dan kebudayaannya, khususnya jika berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan dan agama. Etnosentrisme ini mungkin terkadang tampak maupun tidak tampak, meskipun ini dianggap sebagai kecendrungan alamiah dari psikologi manusia.Integritas nasional dapat berperan sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan beberapa cara, di antaranya: 1.Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa: Integritas nasional dapat dijaga dengan cara memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, menghargai perbedaan dan keberagaman budaya, serta menghindari tindakan yang merugikan kelompok tertentu.
2.Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara: Pendidikan tentang sejarah bangsa dan nilai-nilai nasional dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara sehingga masyarakat memiliki rasa cinta tanah air yang kuat dan tidak terpengaruh oleh etnosentrisme.
3.Mempromosikan toleransi dan menghargai perbedaan: Integritas nasional juga harus dilandasi dengan nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Masyarakat harus saling menghargai, memahami, dan menghormati perbedaan yang ada, termasuk perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.
4.Memperkuat institusi negara: Institusi negara yang kuat dan berintegritas dapat memberikan rasa aman dan keadilan bagi seluruh masyarakat, sehingga mencegah terjadinya ketidakpuasan dan meminimalisasi potensi terjadinya konflik.
NPM : 2215061012
Kelas : PSTI D
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Integrasi nasional diperlukan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan ini. Konsep integrasi nasional adalah koalisi negara- negara yang menempati wilayah tertentu dalam suatu Negara yang berdaulat. Secara umum, integrasi nasional mencerminkan komposisi dari kesatuan proses berkumpulnya individu-individu dari berbagai daerah yang berbeda dan beragam.Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Pengertian integrasi nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi berarti berasimilasi sampai menjadi satu kesatuan yang utuh dan utuh. Padahal arti kata “nation” berarti bangsa.Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budayanya. Orang etnosentris menilai kelompok lain relatif pada kelompok dan kebudayaannya, khususnya jika berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan dan agama. Etnosentrisme ini mungkin terkadang tampak maupun tidak tampak, meskipun ini dianggap sebagai kecendrungan alamiah dari psikologi manusia.Integritas nasional dapat berperan sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan beberapa cara, di antaranya: 1.Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa: Integritas nasional dapat dijaga dengan cara memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, menghargai perbedaan dan keberagaman budaya, serta menghindari tindakan yang merugikan kelompok tertentu.
2.Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara: Pendidikan tentang sejarah bangsa dan nilai-nilai nasional dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara sehingga masyarakat memiliki rasa cinta tanah air yang kuat dan tidak terpengaruh oleh etnosentrisme.
3.Mempromosikan toleransi dan menghargai perbedaan: Integritas nasional juga harus dilandasi dengan nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Masyarakat harus saling menghargai, memahami, dan menghormati perbedaan yang ada, termasuk perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.
4.Memperkuat institusi negara: Institusi negara yang kuat dan berintegritas dapat memberikan rasa aman dan keadilan bagi seluruh masyarakat, sehingga mencegah terjadinya ketidakpuasan dan meminimalisasi potensi terjadinya konflik.
nama : siti fatiha diza rahman
npm : 2215061084
psti d
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Hal ini akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Pengembangan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
npm : 2215061084
psti d
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Hal ini akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Pengembangan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
In reply to First post
Re: FORUM JAWABAN POST TEST
NAMA: LAURENTIUS NICHOLAS CHRISTMARINES
NPM: 2215061059
KELAS: PSTI-C
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Kesadaran nasional menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
NPM: 2215061059
KELAS: PSTI-C
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Kesadaran nasional menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
Nama : Yosi Arjunita Putri
Kelas : PSTI C
NPM : 2215061095
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Identitas merupakan sarana pembentukan pola pikir masyarakat yang diperlukan untuk membentuk kesadaran nasional yang menjadi dasar integrasi nasional. Identitas dapat mendukung integrasi melalui kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup, namun juga dapat membatasi integrasi jika kelompok mengambil jarak dari identitasnya. Bahasa Indonesia sebagai contoh, awalnya menjadi atribut identitas penduduk kepulauan Riau namun kemudian berkembang menjadi Melayu Pasar sebagai lingua franca yang mempersatukan berbagai kelompok etnis. Integrasi nasional juga dapat terbentuk melalui kelompok-kelompok yang bersatu oleh isu bersama, seperti kelompok pedagang kaki lima yang membentuk jaringan mereka untuk menghadapi Perda atau operasi Satpol PP.
Indonesia adalah negara yang diberkati dengan alam yang indah, iklim subtropis yang bersahabat, dan tanah yang subur. Indonesia adalah negara yang beragam dengan 17.504 pulau, lebih dari 1.000 kelompok etnis, dan setidaknya 665 bahasa lokal. Indonesia juga kaya akan spesies flora dan fauna langka, dengan lebih dari 3.025 spesies mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, dan amfibi, serta sekitar 47.000 spesies tumbuhan, yang setara dengan 12% dari semua spesies tumbuhan di dunia. Meskipun keberagaman ini adalah takdir alam bagi Indonesia, belakangan ini telah menyebabkan konflik di antara sebagian anggota masyarakat karena munculnya sentrisme dan etnosentrisme. Namun, jika orang-orang Indonesia mengakui dan menghargai keberagaman mereka, hal itu dapat menyatukan mereka daripada memecah belah.
Kelas : PSTI C
NPM : 2215061095
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Identitas merupakan sarana pembentukan pola pikir masyarakat yang diperlukan untuk membentuk kesadaran nasional yang menjadi dasar integrasi nasional. Identitas dapat mendukung integrasi melalui kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup, namun juga dapat membatasi integrasi jika kelompok mengambil jarak dari identitasnya. Bahasa Indonesia sebagai contoh, awalnya menjadi atribut identitas penduduk kepulauan Riau namun kemudian berkembang menjadi Melayu Pasar sebagai lingua franca yang mempersatukan berbagai kelompok etnis. Integrasi nasional juga dapat terbentuk melalui kelompok-kelompok yang bersatu oleh isu bersama, seperti kelompok pedagang kaki lima yang membentuk jaringan mereka untuk menghadapi Perda atau operasi Satpol PP.
Indonesia adalah negara yang diberkati dengan alam yang indah, iklim subtropis yang bersahabat, dan tanah yang subur. Indonesia adalah negara yang beragam dengan 17.504 pulau, lebih dari 1.000 kelompok etnis, dan setidaknya 665 bahasa lokal. Indonesia juga kaya akan spesies flora dan fauna langka, dengan lebih dari 3.025 spesies mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, dan amfibi, serta sekitar 47.000 spesies tumbuhan, yang setara dengan 12% dari semua spesies tumbuhan di dunia. Meskipun keberagaman ini adalah takdir alam bagi Indonesia, belakangan ini telah menyebabkan konflik di antara sebagian anggota masyarakat karena munculnya sentrisme dan etnosentrisme. Namun, jika orang-orang Indonesia mengakui dan menghargai keberagaman mereka, hal itu dapat menyatukan mereka daripada memecah belah.
Nama : Aditya Johansah
NPM : 2215061039
Kelas : PSTI C
Artikel berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" yang disusun oleh M. Irianto. Artikel ini membahas tentang isu integrasi nasional dan pentingnya integrasi nasional dalam menanggulangi etnosentrisime di Indonesia.
Dalam artikel ini, penulis membahas bagaimana Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai kelompok etnis dapat menghadapi tantangan integrasi nasional dan etnosentrisime. Penulis menyebutkan bahwa integrasi nasional adalah suatu proses yang sangat penting dalam membentuk identitas nasional dan meningkatkan solidaritas di antara berbagai kelompok etnis di Indonesia.
Penulis juga menjelaskan bahwa etnosentrisime dapat muncul sebagai akibat dari ketidakseimbangan ekonomi dan politik antara kelompok etnis. Oleh karena itu, penulis menyarankan bahwa pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi semua kelompok etnis dalam pembangunan nasional dan menanggulangi ketidakseimbangan ekonomi dan politik.
Dalam artikel ini, penulis juga membahas tentang isu-isu yang berkaitan dengan integrasi nasional dan etnosentrisime, seperti konflik antar etnis, politik identitas, dan kesenjangan ekonomi antar wilayah. Penulis memberikan pandangan dan rekomendasi tentang bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat berperan aktif dalam menanggulangi etnosentrisime dan meningkatkan integrasi nasional di Indonesia.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang cukup luas tentang isu integrasi nasional dan etnosentrisime di Indonesia, serta memberikan pandangan dan rekomendasi yang bermanfaat untuk meningkatkan partisipasi kelompok etnis dalam pembangunan nasional dan menanggulangi etnosentrisime di Indonesia.
NPM : 2215061039
Kelas : PSTI C
Artikel berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" yang disusun oleh M. Irianto. Artikel ini membahas tentang isu integrasi nasional dan pentingnya integrasi nasional dalam menanggulangi etnosentrisime di Indonesia.
Dalam artikel ini, penulis membahas bagaimana Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai kelompok etnis dapat menghadapi tantangan integrasi nasional dan etnosentrisime. Penulis menyebutkan bahwa integrasi nasional adalah suatu proses yang sangat penting dalam membentuk identitas nasional dan meningkatkan solidaritas di antara berbagai kelompok etnis di Indonesia.
Penulis juga menjelaskan bahwa etnosentrisime dapat muncul sebagai akibat dari ketidakseimbangan ekonomi dan politik antara kelompok etnis. Oleh karena itu, penulis menyarankan bahwa pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi semua kelompok etnis dalam pembangunan nasional dan menanggulangi ketidakseimbangan ekonomi dan politik.
Dalam artikel ini, penulis juga membahas tentang isu-isu yang berkaitan dengan integrasi nasional dan etnosentrisime, seperti konflik antar etnis, politik identitas, dan kesenjangan ekonomi antar wilayah. Penulis memberikan pandangan dan rekomendasi tentang bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat berperan aktif dalam menanggulangi etnosentrisime dan meningkatkan integrasi nasional di Indonesia.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang cukup luas tentang isu integrasi nasional dan etnosentrisime di Indonesia, serta memberikan pandangan dan rekomendasi yang bermanfaat untuk meningkatkan partisipasi kelompok etnis dalam pembangunan nasional dan menanggulangi etnosentrisime di Indonesia.
Nama : Raffi Rizki Nugraha
NPM : 2215061108
Kelas : PSTI D
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme.
Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NPM : 2215061108
Kelas : PSTI D
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme.
Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Nama: Theofani Hati Kusumawardani
NPM: 2255061004
Kelas: PSTI C
Berdasarkan jurnal di atas, seperti juga pada video pre test sebelumnya tentang Integrasi Nasional, Integrasi terbentuk ketika terdapat identitas pendukungnya, seperti kesamaan bahasa, nilai sistem budaya, maupun cita-cita politik. Di sisi lain, ada yang memahami bahwa integrasi dapat terjadi ketika suatu pihak mau keluar dari zonanya dan secara terbuka membuka diri atas budaya lain.
Namun sebelumnya, identitas merupakan representasi diri suatu pihak, baik individu maupun masyarakat/organisasi. Inilah bagaimana pihak lain melihat dirinya sebagai entitas sosial-budaya. Identitas disebutkan sebagai produk kebudayaan yang kompleks. Identitas dapat terbentuk berdasarkan kemauan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh hal-hal objektif di lingkungan dan masyarakat sekitar. Identitas selalui mengalami penyesuaian dan tidak akan mencapai kata final.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana pembentukan pola pikir dan sikap mental tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Hal inilah yang kemudian membentuk Integrasi Nasional. Integrasi nasional sebagai kesadaran yang membuat beragam kelompok dengan identitas berbeda memiliki rasa persatuan: bangsa Indonesia.
Namun, masyarakat dengan beragam budaya tak lepas dari etnosentrisme. Etnosentrisme ialah paham yang mengakui budayanya sebagai yang paling baik. Memang menyanjung budaya, tetapi justru tidak mau mengakui kebudayaan lain. Dapat juga dipahami sebagai memercayai dan berpegang teguh pada kebudayaannya. Demokrasi pemerintahan seharusnya menjadi wadah pergaulan antar budaya, tidak terbatas pada satu budaya tertentu. Inilah mengapa integrasi nasional diperlukan.
Meskipun setiap daerah pasti memiliki prinsip dan otonominya sendiri, tetapi tetap merupakan satu kesatuan bangsa Indonesia.
Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih..
NPM: 2255061004
Kelas: PSTI C
Berdasarkan jurnal di atas, seperti juga pada video pre test sebelumnya tentang Integrasi Nasional, Integrasi terbentuk ketika terdapat identitas pendukungnya, seperti kesamaan bahasa, nilai sistem budaya, maupun cita-cita politik. Di sisi lain, ada yang memahami bahwa integrasi dapat terjadi ketika suatu pihak mau keluar dari zonanya dan secara terbuka membuka diri atas budaya lain.
Namun sebelumnya, identitas merupakan representasi diri suatu pihak, baik individu maupun masyarakat/organisasi. Inilah bagaimana pihak lain melihat dirinya sebagai entitas sosial-budaya. Identitas disebutkan sebagai produk kebudayaan yang kompleks. Identitas dapat terbentuk berdasarkan kemauan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh hal-hal objektif di lingkungan dan masyarakat sekitar. Identitas selalui mengalami penyesuaian dan tidak akan mencapai kata final.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana pembentukan pola pikir dan sikap mental tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Hal inilah yang kemudian membentuk Integrasi Nasional. Integrasi nasional sebagai kesadaran yang membuat beragam kelompok dengan identitas berbeda memiliki rasa persatuan: bangsa Indonesia.
Namun, masyarakat dengan beragam budaya tak lepas dari etnosentrisme. Etnosentrisme ialah paham yang mengakui budayanya sebagai yang paling baik. Memang menyanjung budaya, tetapi justru tidak mau mengakui kebudayaan lain. Dapat juga dipahami sebagai memercayai dan berpegang teguh pada kebudayaannya. Demokrasi pemerintahan seharusnya menjadi wadah pergaulan antar budaya, tidak terbatas pada satu budaya tertentu. Inilah mengapa integrasi nasional diperlukan.
Meskipun setiap daerah pasti memiliki prinsip dan otonominya sendiri, tetapi tetap merupakan satu kesatuan bangsa Indonesia.
Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih..
Nama: Airta Pertiwi
NPM: 2215061043
Kelas: PSTI C
Analisis yang dapat saya ambil dari jurnal tersebut adalah:
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.
Hal ini dalam jangka panjang bukannya tak mungkin akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional, karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Demikian pula demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi-posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri.
Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NPM: 2215061043
Kelas: PSTI C
Analisis yang dapat saya ambil dari jurnal tersebut adalah:
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.
Hal ini dalam jangka panjang bukannya tak mungkin akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional, karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Demikian pula demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi-posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri.
Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Nama: Aura Septanu Pinasti
NPM: 2215061100
Kelas: PSTI D
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya. Identitas kita saat ini menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM: 2215061100
Kelas: PSTI D
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya. Identitas kita saat ini menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA: MEIDIYANA
NPM: 2215061063
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NPM: 2215061063
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NAMA: Rey Gavrila Naibo
NPM: 2215061067
KELAS: PSTI C
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.
NPM: 2215061067
KELAS: PSTI C
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.
Nama: M. Reza Satya Nugraha
Kelas: PSTI C
NPM: 2255061087
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Jurnal diatas membahas tentang pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah suatu sikap atau pandangan yang menganggap kelompoknya sebagai yang paling baik dan superior dibanding kelompok lain.
Dalam jurnal ini, dijelaskan bahwa Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan budaya dapat menjadi sumber konflik yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Konflik etnis yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh pandangan yang sempit dan kurangnya toleransi terhadap perbedaan. Integrasi nasional dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain dengan memperkuat identitas nasional, meningkatkan pendidikan dan pengetahuan tentang keberagaman, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang bersifat nasional.
Secara keseluruhan, jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" memberikan kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempromosikan toleransi, kerjasama, dan keberagaman di tengah masyarakat yang beragam.
Kelas: PSTI C
NPM: 2255061087
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Jurnal diatas membahas tentang pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah suatu sikap atau pandangan yang menganggap kelompoknya sebagai yang paling baik dan superior dibanding kelompok lain.
Dalam jurnal ini, dijelaskan bahwa Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan budaya dapat menjadi sumber konflik yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Konflik etnis yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh pandangan yang sempit dan kurangnya toleransi terhadap perbedaan. Integrasi nasional dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain dengan memperkuat identitas nasional, meningkatkan pendidikan dan pengetahuan tentang keberagaman, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang bersifat nasional.
Secara keseluruhan, jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" memberikan kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempromosikan toleransi, kerjasama, dan keberagaman di tengah masyarakat yang beragam.
NAMA: Muhammad Aryudha Pratama
NPM: 2215061055
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM: 2215061055
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Nama Ajeng Nursyifa
NPM 2215061031
Kelas PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah upaya untuk memperkuat persatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan persatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap yang mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antar daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa persatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan memperkuat kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM 2215061031
Kelas PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah upaya untuk memperkuat persatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan persatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap yang mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antar daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa persatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan memperkuat kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA: LAURA MAYLANI
NPM: 2215061071
KELAS: PSTI C
Analisis Jurnal Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas nasional pada saat awal kemerdekaan ditandai dengan berbagai bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Bentuk-bentuk fisik dan kebijakan umum ini antara lain dengan bentuk penghormatan kepada bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Identitas dapat dipahami sebagai kebudayaan yang merupakan representasi diri seorang atau masyarakat dan bagaimana orang lain melihat hal tersebut sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan kesadaran akan adanya pluralisme yang ada di Indonesia tentu kesadaran nasional sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan kesadaran nasional akan menjadi dasar sebuah keyakinan adanya integrasi nasional yang dapat memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa. Sehingga integrasi nasional dalam bentuk sikap kesadaran dan pergaulan yang mana perbedaan akan identitas masing-masing di setiap kelompok menjadikan perbedaan tersebut satu kesatuan. Pada dasarnya untuk satu kepentingan bersama.
NPM: 2215061071
KELAS: PSTI C
Analisis Jurnal Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas nasional pada saat awal kemerdekaan ditandai dengan berbagai bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Bentuk-bentuk fisik dan kebijakan umum ini antara lain dengan bentuk penghormatan kepada bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Identitas dapat dipahami sebagai kebudayaan yang merupakan representasi diri seorang atau masyarakat dan bagaimana orang lain melihat hal tersebut sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan kesadaran akan adanya pluralisme yang ada di Indonesia tentu kesadaran nasional sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan kesadaran nasional akan menjadi dasar sebuah keyakinan adanya integrasi nasional yang dapat memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa. Sehingga integrasi nasional dalam bentuk sikap kesadaran dan pergaulan yang mana perbedaan akan identitas masing-masing di setiap kelompok menjadikan perbedaan tersebut satu kesatuan. Pada dasarnya untuk satu kepentingan bersama.
NAMA : ARNEST SEYFO ERISTIYAN PUTRA
NPM : 2215061135
KELAS : PSTI C
Analisis jurnal
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional terjadi ketika unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat disesuaikan sehingga memiliki keserasian fungsi. Terdapat beberapa faktor pendorong integrasi nasional seperti sejarah, cinta tanah air, rela berkorban, konsesus nasional, dan keinginan bersatu. Namun, terdapat pula faktor penghambat integrasi seperti heterogenitas, ketimpangan, etnosentrisme, dan gangguan luar.
Untuk mengatasi etnosentrisme, jurnal ini menyarankan penggunaan integrasi nasional sebagai penangkalnya. Integrasi nasional dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu asimilasi dan akulturasi. Selain itu, kearifan lokal atau local genius juga dapat dijadikan sebagai modal untuk memperkokoh identitas bangsa dan menjawab tantangan ke depan.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran tentang pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dan kearifan lokal dapat menjadi perekat yang memperkokoh identitas bangsa dan membangun citra serta pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan.
NPM : 2215061135
KELAS : PSTI C
Analisis jurnal
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai cara untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional terjadi ketika unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat disesuaikan sehingga memiliki keserasian fungsi. Terdapat beberapa faktor pendorong integrasi nasional seperti sejarah, cinta tanah air, rela berkorban, konsesus nasional, dan keinginan bersatu. Namun, terdapat pula faktor penghambat integrasi seperti heterogenitas, ketimpangan, etnosentrisme, dan gangguan luar.
Untuk mengatasi etnosentrisme, jurnal ini menyarankan penggunaan integrasi nasional sebagai penangkalnya. Integrasi nasional dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu asimilasi dan akulturasi. Selain itu, kearifan lokal atau local genius juga dapat dijadikan sebagai modal untuk memperkokoh identitas bangsa dan menjawab tantangan ke depan.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran tentang pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dan kearifan lokal dapat menjadi perekat yang memperkokoh identitas bangsa dan membangun citra serta pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan.
NAMA: RANI FARADISYA
NPM: 2215061040
PSTI D
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NPM: 2215061040
PSTI D
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NAMA: NADA BERLIANI PUTRI
NPM: 2215061119
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Kebijakan Pemerintah yang Adil
4. Partisipasi Masyarakat
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM: 2215061119
KELAS: PSTI-C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Kebijakan Pemerintah yang Adil
4. Partisipasi Masyarakat
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA: Cindy Mustika Weny
NPM: 2215061111
KELAS: PSTI-C
Analisis Jurnal “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA”
Oleh: Agus Maladi Irianto
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama
NPM: 2215061111
KELAS: PSTI-C
Analisis Jurnal “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA”
Oleh: Agus Maladi Irianto
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama
Nama Ahmad Rafaly
NPM 2215061011
Kelas PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Peran Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan:
2. Pembangunan infrastruktur.
3. Kebijakan pemerintah yang adil.
4. Partisipasi masyarakat:
Integrasi nasional terjadi ketika unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat disesuaikan sehingga memiliki keserasian fungsi. Terdapat beberapa faktor pendorong integrasi nasional seperti sejarah, cinta tanah air, rela berkorban, konsesus nasional, dan keinginan bersatu. Namun, terdapat pula faktor penghambat integrasi seperti heterogenitas, ketimpangan, etnosentrisme, dan gangguan luar.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan memperkuat kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM 2215061011
Kelas PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Peran Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan:
2. Pembangunan infrastruktur.
3. Kebijakan pemerintah yang adil.
4. Partisipasi masyarakat:
Integrasi nasional terjadi ketika unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat disesuaikan sehingga memiliki keserasian fungsi. Terdapat beberapa faktor pendorong integrasi nasional seperti sejarah, cinta tanah air, rela berkorban, konsesus nasional, dan keinginan bersatu. Namun, terdapat pula faktor penghambat integrasi seperti heterogenitas, ketimpangan, etnosentrisme, dan gangguan luar.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan memperkuat kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Nama : Adinda Salsabila
Kelas : PSTI C
NPM : 2215061035
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Jurnal tersebut membahas pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah pandangan dimana menganggap kelompoknya lebih baik dari yang lain.
Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan budaya dapat menjadi sumber konflik yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Konflik etnis yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh kurangnya toleransi terhadap perbedaan. Integrasi nasional dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain dengan memperkuat identitas nasional, meningkatkan pendidikan dan pengetahuan tentang keberagaman, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang bersifat nasional.
Secara keseluruhan, jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" memberikan kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempromosikan toleransi, kerjasama, dan keberagaman di tengah masyarakat yang beragam.
Kelas : PSTI C
NPM : 2215061035
ANALISIS JURNAL
JUDUL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Jurnal tersebut membahas pentingnya integrasi nasional dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme adalah pandangan dimana menganggap kelompoknya lebih baik dari yang lain.
Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan budaya dapat menjadi sumber konflik yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Konflik etnis yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh kurangnya toleransi terhadap perbedaan. Integrasi nasional dapat dicapai melalui beberapa cara, antara lain dengan memperkuat identitas nasional, meningkatkan pendidikan dan pengetahuan tentang keberagaman, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang bersifat nasional.
Secara keseluruhan, jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" memberikan kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempromosikan toleransi, kerjasama, dan keberagaman di tengah masyarakat yang beragam.
Nama : Rakha Ukta Pamungkas
Kelas: PSTI C
NPM: 2255061012
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Sejak proklamasi indonesia memiliki pengalaman historis dimana pengalaman tersebut menciptakan berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. berbagai perubahan tersebut menciptkan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
identitas dan integrasi nasional
identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya.
identitas kita saat ini menunjukkan
gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat
plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian iameninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia
Kebijakan otonomi daerah yang kini
marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru
menjadi penghambat cita-cita menerapkan
konsep integrasi nasional. Cita-cita
menerapkan konsep integrasi nasional akan
terwujud, manakala sekelompok anggota
masyarakat bersedia menerobos identitasnya.
maka dapat dikatakan bahwa integrasi
nasional adalah jalan keluar untuk
menghadapi yang hingga saat ini masih
terus-menerus melanda Indonesia. Konflik
antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik,
konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik
kepentingan lain semestinya tidak perlu
terjadi kalau masing-masing pelaku konflik
menyadari bahwa pluralitas bangsa
Indonesia
Kelas: PSTI C
NPM: 2255061012
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Sejak proklamasi indonesia memiliki pengalaman historis dimana pengalaman tersebut menciptakan berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. berbagai perubahan tersebut menciptkan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
identitas dan integrasi nasional
identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya.
identitas kita saat ini menunjukkan
gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat
plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian iameninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Berdasarkan sejumlah gambaran
tersebut, konsep tentang integrasi nasional
menjadi penting untuk dijadikan strategi
kebudayaan bagi bangsa Indonesia
Kebijakan otonomi daerah yang kini
marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru
menjadi penghambat cita-cita menerapkan
konsep integrasi nasional. Cita-cita
menerapkan konsep integrasi nasional akan
terwujud, manakala sekelompok anggota
masyarakat bersedia menerobos identitasnya.
maka dapat dikatakan bahwa integrasi
nasional adalah jalan keluar untuk
menghadapi yang hingga saat ini masih
terus-menerus melanda Indonesia. Konflik
antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik,
konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik
kepentingan lain semestinya tidak perlu
terjadi kalau masing-masing pelaku konflik
menyadari bahwa pluralitas bangsa
Indonesia
Zain Ilmi (2215061076) PSTI-D
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Oleh: Agus Maladi Irianto
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. dan salah datu contohnya di Indonesia ini adlaah Bahasa Indonesia.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa identitas Nasional bisa dupergunakan untuk mengurangi terjadinya Etnosentris yang dimana bagi bangsa Indonesia hal itu merupakan hal yang berbahaya, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan cara menjadikan satu hal sebagai tujuan yaitu memajukan NRI dan penggunaan bahasa Indonesia yang dimana hal ini bisa membantu dalam mempercepat integrasi Nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Oleh: Agus Maladi Irianto
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. dan salah datu contohnya di Indonesia ini adlaah Bahasa Indonesia.
Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa identitas Nasional bisa dupergunakan untuk mengurangi terjadinya Etnosentris yang dimana bagi bangsa Indonesia hal itu merupakan hal yang berbahaya, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan cara menjadikan satu hal sebagai tujuan yaitu memajukan NRI dan penggunaan bahasa Indonesia yang dimana hal ini bisa membantu dalam mempercepat integrasi Nasional. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Nama : Nanda Andiya
NPM : 2215061132
Kelas : PSTID
Identitas adalah representasi diri
seseorang atau masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat
mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan demikian, identitas adalah produk
kebudayaan yang berlangsung demikian
kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu
bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak
semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi
yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek
ruang juga bukan hanya satu atau tunggal,
tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas.
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada
peran-peran yang dijalankan, keadaan
objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula
dari cara menyikapi keadaan dan peranPada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak
lain, integrasi yang lebih luas hanya
mungkin terbentuk apabila sekelompok
orang menerobos identitasnya dan
mengambil jarak dari segala yang selama ini
dianggap membentuk watak dirinya atau
watak kelompoknya. Dengan demikian ia
meninggalkan identitasnya, yang kemudian
membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki
lima (PKL) membentuk jaringan mereka
ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan
Pemda atau ketika mereka harus
menghadapai operasi Satpol PP. Demi
kepentingan tersebut, seorang PKL yang
beretnik Minang akan bersatu dengan PKL-
PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi
pada dasarnya menyatukan lintas identitas
untuk satu kepentingan bersama.
NPM : 2215061132
Kelas : PSTID
Identitas adalah representasi diri
seseorang atau masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat
mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Dengan demikian, identitas adalah produk
kebudayaan yang berlangsung demikian
kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu
bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak
semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi
yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek
ruang juga bukan hanya satu atau tunggal,
tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas.
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada
peran-peran yang dijalankan, keadaan
objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula
dari cara menyikapi keadaan dan peranPada suatu sisi integrasi terbentuk
kalau ada identitas yang mendukungnya
seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam
nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita
politik, atau kesamaan dalam pandangan
hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak
lain, integrasi yang lebih luas hanya
mungkin terbentuk apabila sekelompok
orang menerobos identitasnya dan
mengambil jarak dari segala yang selama ini
dianggap membentuk watak dirinya atau
watak kelompoknya. Dengan demikian ia
meninggalkan identitasnya, yang kemudian
membuka kemungkinan untuk pembentukan
integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat
terbentuknya kelompok-kelompok yang
dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik
yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun
sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki
lima (PKL) membentuk jaringan mereka
ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan
Pemda atau ketika mereka harus
menghadapai operasi Satpol PP. Demi
kepentingan tersebut, seorang PKL yang
beretnik Minang akan bersatu dengan PKL-
PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi
pada dasarnya menyatukan lintas identitas
untuk satu kepentingan bersama.
Nama : Ghefira Zahira Sofa
NPM : 2215061127
Kelas : PSTI C
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NPM : 2215061127
Kelas : PSTI C
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Nama : Kadek Savitri
NPM : 2215061120
Kelas : PSTI D
Identitas adalah bagaimana seseorang atau kelompok melihat dirinya dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai bagian dari budaya dan masyarakat. Identitas selalu berubah dan tergantung pada proses yang membentuknya. Identitas dan karakter bangsa sangat penting untuk membentuk pola pikir dan sikap mental, serta memajukan adab dan kemampuan bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan kesadaran nasional yang dibangun dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional ini menjadi dasar keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri, harkat, dan martabat bangsa serta menghilangkan ketergantungan terhadap bangsa asing. Konsep integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia, terutama ketika terjadi konflik antar-etnik, agama, daerah, partai politik, pelajar, atau kepentingan lain. Dalam hal ini, strategi kebudayaan menjadi penting untuk menyatukan visi dan misi masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang kompleks.
Dalam menjaga keberagaman dan keragaman budaya di Indonesia, integrasi nasional menjadi salah satu strategi penting dalam mempersatukan masyarakat dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional dilakukan dengan cara menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman tersebut.
Dalam konsep integrasi nasional, terdapat dua prinsip utama yang harus diterapkan, yaitu prinsip persamaan dan prinsip keadilan. Prinsip persamaan bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi dan memperlakukan semua orang secara sama tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau golongan. Sementara itu, prinsip keadilan bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan hak yang sama dalam segala hal, termasuk dalam hal pemerataan pembangunan dan distribusi kekayaan.
Dalam mengembangkan integrasi nasional, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun kesadaran nasionalisme dan menghargai keberagaman. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun kesadaran nasionalisme dan menghargai perbedaan. Dengan memperkuat integrasi nasional, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup dalam keberagaman yang harmonis dan saling menghormati satu sama lain. Dalam memperkuat integrasi nasional, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membangun rasa persatuan dan kesatuan, dan mempertahankan keragaman budaya Indonesia.
NPM : 2215061120
Kelas : PSTI D
Identitas adalah bagaimana seseorang atau kelompok melihat dirinya dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai bagian dari budaya dan masyarakat. Identitas selalu berubah dan tergantung pada proses yang membentuknya. Identitas dan karakter bangsa sangat penting untuk membentuk pola pikir dan sikap mental, serta memajukan adab dan kemampuan bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan kesadaran nasional yang dibangun dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional ini menjadi dasar keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri, harkat, dan martabat bangsa serta menghilangkan ketergantungan terhadap bangsa asing. Konsep integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia, terutama ketika terjadi konflik antar-etnik, agama, daerah, partai politik, pelajar, atau kepentingan lain. Dalam hal ini, strategi kebudayaan menjadi penting untuk menyatukan visi dan misi masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang kompleks.
Dalam menjaga keberagaman dan keragaman budaya di Indonesia, integrasi nasional menjadi salah satu strategi penting dalam mempersatukan masyarakat dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional dilakukan dengan cara menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman tersebut.
Dalam konsep integrasi nasional, terdapat dua prinsip utama yang harus diterapkan, yaitu prinsip persamaan dan prinsip keadilan. Prinsip persamaan bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi dan memperlakukan semua orang secara sama tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau golongan. Sementara itu, prinsip keadilan bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan hak yang sama dalam segala hal, termasuk dalam hal pemerataan pembangunan dan distribusi kekayaan.
Dalam mengembangkan integrasi nasional, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun kesadaran nasionalisme dan menghargai keberagaman. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun kesadaran nasionalisme dan menghargai perbedaan. Dengan memperkuat integrasi nasional, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup dalam keberagaman yang harmonis dan saling menghormati satu sama lain. Dalam memperkuat integrasi nasional, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membangun rasa persatuan dan kesatuan, dan mempertahankan keragaman budaya Indonesia.
Nama :Rahmad sitanala p.b
NPM : 2265061002
Kelas : PSTI-D
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya. Identitas kita saat ini menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Kesadaran nasional menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
NPM : 2265061002
Kelas : PSTI-D
Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang dan gambaran bagaimana orang lain melihat seperti entitas sosial-budaya. Identitas kita saat ini menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Pluralitas pada perkembangan saat ini
tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan
etnis, profesi, latar belakang pendidikan,
serta asal usul daerah. Pluralitas pada
perkembangan saat ini justru lebih menunjuk
pada persoalan kepentingan-kepentingan dan kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Kesadaran nasional menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
NAMA : TRI NOVITA
NPM : 2215061079
KELAS: PSTI C
INTEGRITAS NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda etnis, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal asul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam bersikap dengan mengembangkan gaya hidup, lantaran dikostruksi tayangan televisi. Bertolak dari gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Integrasi nasional terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama yang bersifat ideologis ekonomis maupun sosial. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan dengan kondisi Indonesia yang terjadi pada saat ini. Etnosentrisme merupakan kecenderungan untuk berpikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain dari segala sudut dan sudut pandang etniknya sendiri. Hal ini diperkuat dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah serta pemekaran daerah.
Strategi kebudayaan mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Konsep integrasi nasional mengembangkan strategi kebudayaan Indonesia yang pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Integrasi nasional merupakan jalan keluar untuk menghadapi konflik yang saat ini masih terus-menerus melanda di Indonesia. Masyarakat dan pemerintah perlu menyadari bahwa pluralitas sudah menjadi sebuah keniscayaan yang menjadi penghambat cita-cita untuk menerapkan konsep integrasi nasional. Kita dicatat sebut akan terwujud apabila sekelompok anggota bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya.
NPM : 2215061079
KELAS: PSTI C
INTEGRITAS NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda etnis, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal asul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam bersikap dengan mengembangkan gaya hidup, lantaran dikostruksi tayangan televisi. Bertolak dari gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Integrasi nasional terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama yang bersifat ideologis ekonomis maupun sosial. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan dengan kondisi Indonesia yang terjadi pada saat ini. Etnosentrisme merupakan kecenderungan untuk berpikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain dari segala sudut dan sudut pandang etniknya sendiri. Hal ini diperkuat dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah serta pemekaran daerah.
Strategi kebudayaan mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Konsep integrasi nasional mengembangkan strategi kebudayaan Indonesia yang pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas anggota masyarakat yang berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Integrasi nasional merupakan jalan keluar untuk menghadapi konflik yang saat ini masih terus-menerus melanda di Indonesia. Masyarakat dan pemerintah perlu menyadari bahwa pluralitas sudah menjadi sebuah keniscayaan yang menjadi penghambat cita-cita untuk menerapkan konsep integrasi nasional. Kita dicatat sebut akan terwujud apabila sekelompok anggota bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya.
Nama : Muhamad Raya Nugroho
Npm : 2215061083
Kelas : PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Npm : 2215061083
Kelas : PSTI C
Analisis Jurnal: "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Integrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
Integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pendidikan: Melalui pendidikan yang terintegrasi dan menyeluruh, anak-anak Indonesia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan kesatuan bangsa. Pendidikan yang memberikan pengetahuan yang sama dan benar kepada semua orang, tidak hanya pada satu kelompok suku atau agama, dapat membantu mendorong integrasi nasional.
2. Pembangunan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur dapat membuka akses antara daerah yang berbeda dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, akan mengurangi ketimpangan antara daerah kaya dan miskin, sehingga mendorong rasa kesatuan dan saling tergantung satu sama lain.
3. Kebijakan pemerintah yang adil: Kebijakan pemerintah yang adil dan menjunjung tinggi kepentingan bersama dapat mendorong kesatuan bangsa. Kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat merusak rasa solidaritas dan kebersamaan.
4. Partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia harus terlibat dalam proses integrasi nasional dengan menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mendorong integrasi nasional dengan cara mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA: Eric Rizky Febrian
NPM: 2215061075
KELAS: PSTI C
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
integrasi juga dapat diartikan sebagai kondisi aman dimana setiap suku dan ras dapat hidup bersama dengan tetap mempertahankan budayanya masing-masing. Oleh karena itu, agar sesama masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan tanpa menghilangkan budaya masing-masing individu, diperlukan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM: 2215061075
KELAS: PSTI C
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.
integrasi juga dapat diartikan sebagai kondisi aman dimana setiap suku dan ras dapat hidup bersama dengan tetap mempertahankan budayanya masing-masing. Oleh karena itu, agar sesama masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan tanpa menghilangkan budaya masing-masing individu, diperlukan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NAMA : Nabil Ramadhan
NPM : 2215061048
KELAS : PSTI D
Analisis Jurnal
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Bahkan, dalam bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional dari Sabang sampai Merauke.
Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah takdir. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak selalu memisahkan, apalagi menimbulkan pertentangan sepanjang masing-masing anggota masyarakat menyadari akan pluralitas tersebut.
Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NPM : 2215061048
KELAS : PSTI D
Analisis Jurnal
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Bahkan, dalam bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional dari Sabang sampai Merauke.
Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah takdir. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak selalu memisahkan, apalagi menimbulkan pertentangan sepanjang masing-masing anggota masyarakat menyadari akan pluralitas tersebut.
Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Nama : M.Farel Ghifary Suja
NPM : 2255061021
Kelas : PSTI-D
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
ntegrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
NPM : 2255061021
Kelas : PSTI-D
Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
ntegrasi nasional di Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi etnosentrisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Etnosentrisme sendiri adalah sikap mengagungkan kebudayaan, ras, atau suku sendiri secara berlebihan sehingga merugikan kepentingan bersama.
NAMA: M Arifin Syam
NPM: 2255061008
KELAS: PSTI C
Pada Post test Kali ini, terdapat Jurnal dengan judul " INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA ".
Bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan dalam azas, paham, ideologi, dan doktrin selama kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perubahan-perubahan tersebut seringkali menimbulkan disintegrasi dan ketidakstabilan nasional. Contohnya adalah peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu oleh pemberontakan PKI pada 30 September 1965, yang kemudian diikuti oleh kelahiran Surat Perintah Sebelas Maret. Pada awal kemerdekaan Indonesia, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas nasional merupakan representasi dari diri seseorang atau masyarakat dalam bentuk sosial-budaya. Identitas ini merupakan produk kebudayaan yang kompleks dan terus berkembang seiring waktu. Identitas juga berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan integrasi nasional, yaitu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyatukan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Identitas dapat mendukung integrasi nasional jika terdapat kesamaan dalam bahasa, nilai sistem budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup dan orientasi keagamaan.
Contoh lain dari permasalahan identitas dan integrasi nasional adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia awalnya berasal dari kepulauan Riau dan menjadi atribut dari identitas penduduk setempat. Kemudian, bahasa tersebut berkembang menjadi Melayu Pasar yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis dalam interaksi perdagangan di pasar. Namun, bahasa Melayu Pasar juga menjadi sarana komunikasi bagi kelompok-kelompok dengan jaringan yang lebih luas, sehingga bahasa tersebut menjadi penunjuk identitas bagi jaringan kelompok yang merasa dihubungkan satu sama lain oleh bahasa tersebut dan menemukan kesatuan baru dalam integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional juga dapat terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Contohnya adalah ketika kelompok pedagang kaki lima (PKL) membentuk jaringan untuk melawan Perda yang dikeluarkan oleh Pemda atau ketika mereka menghadapi operasi Satpol PP. PKL dari berbagai etnis bersatu dalam satu tujuan yang sama, dan integrasi nasional terjadi ketika lintas identitas disatukan untuk mencapai tujuan bersama.
NPM: 2255061008
KELAS: PSTI C
Pada Post test Kali ini, terdapat Jurnal dengan judul " INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA ".
Bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan dalam azas, paham, ideologi, dan doktrin selama kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perubahan-perubahan tersebut seringkali menimbulkan disintegrasi dan ketidakstabilan nasional. Contohnya adalah peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu oleh pemberontakan PKI pada 30 September 1965, yang kemudian diikuti oleh kelahiran Surat Perintah Sebelas Maret. Pada awal kemerdekaan Indonesia, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas nasional merupakan representasi dari diri seseorang atau masyarakat dalam bentuk sosial-budaya. Identitas ini merupakan produk kebudayaan yang kompleks dan terus berkembang seiring waktu. Identitas juga berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan integrasi nasional, yaitu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyatukan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Identitas dapat mendukung integrasi nasional jika terdapat kesamaan dalam bahasa, nilai sistem budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup dan orientasi keagamaan.
Contoh lain dari permasalahan identitas dan integrasi nasional adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia awalnya berasal dari kepulauan Riau dan menjadi atribut dari identitas penduduk setempat. Kemudian, bahasa tersebut berkembang menjadi Melayu Pasar yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis dalam interaksi perdagangan di pasar. Namun, bahasa Melayu Pasar juga menjadi sarana komunikasi bagi kelompok-kelompok dengan jaringan yang lebih luas, sehingga bahasa tersebut menjadi penunjuk identitas bagi jaringan kelompok yang merasa dihubungkan satu sama lain oleh bahasa tersebut dan menemukan kesatuan baru dalam integrasi yang lebih luas.
Integrasi nasional juga dapat terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Contohnya adalah ketika kelompok pedagang kaki lima (PKL) membentuk jaringan untuk melawan Perda yang dikeluarkan oleh Pemda atau ketika mereka menghadapi operasi Satpol PP. PKL dari berbagai etnis bersatu dalam satu tujuan yang sama, dan integrasi nasional terjadi ketika lintas identitas disatukan untuk mencapai tujuan bersama.
Nama : Rafael Pascal Jeremiah
NPM : 2215061007
Kelas : PSTI C
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Bangsa Indonesia telah banyak mengalami perubahan prinsip, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan ini sering menimbulkan disintegrasi dan instabilitas nasional. Contohnya adalah peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu oleh Pemberontakan PKI pada 30 September 1965, yang kemudian diikuti dengan lahirnya Orde Sebelas Maret. Pada awal kemerdekaan Indonesia, identitas nasional ditandai dengan bentuk fisik dan kesamaan politik bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas nasional adalah representasi seseorang atau masyarakat dalam bentuk sosial budaya. Identitas ini merupakan produk budaya yang kompleks dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Identitas juga berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan integrasi bangsa, yaitu kesadaran dan bentuk pergaulan yang mempersatukan kelompok-kelompok yang berbeda dengan identitasnya menjadi satu:
Bangsa Indonesia. Identitas dapat mendukung integrasi bangsa jika terdapat kesamaan bahasa, nilai sistem budaya, cita-cita politik atau pandangan hidup dan orientasi keagamaan.
Contoh lain dari masalah identitas dan integrasi nasional adalah bahasa Indonesia. Berasal dari kepulauan Riau, bahasa Indonesia menjadi penanda identitas bagi penduduk setempat. Bahasa tersebut kemudian berkembang di Pasar Melayu yang digunakan oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang di pasar. Akan tetapi, Melayu Bazaar juga merupakan sarana komunikasi bagi kelompok-kelompok dalam jaringan lain, dimana bahasa menjadi tanda identitas bagi kelompok jaringan yang merasa terhubung satu sama lain dalam bahasa ini dan yang menemukan kesatuan baru dalam integrasi lebih lanjut.
Integrasi nasional juga dapat terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh tujuan bersama, baik ideologis, ekonomi maupun sosial. Misalnya ketika sekelompok Pedagang Kaki Lima (PKL) membentuk jaringan untuk melawan ketertiban daerah atau ketika menghadapi operasi Satpol PP. PKL dari kelompok etnis yang berbeda bersatu di sekitar tujuan bersama, dan integrasi nasional terjadi ketika identitas yang beragam bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
NPM : 2215061007
Kelas : PSTI C
INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Bangsa Indonesia telah banyak mengalami perubahan prinsip, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan ini sering menimbulkan disintegrasi dan instabilitas nasional. Contohnya adalah peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu oleh Pemberontakan PKI pada 30 September 1965, yang kemudian diikuti dengan lahirnya Orde Sebelas Maret. Pada awal kemerdekaan Indonesia, identitas nasional ditandai dengan bentuk fisik dan kesamaan politik bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas nasional adalah representasi seseorang atau masyarakat dalam bentuk sosial budaya. Identitas ini merupakan produk budaya yang kompleks dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Identitas juga berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan integrasi bangsa, yaitu kesadaran dan bentuk pergaulan yang mempersatukan kelompok-kelompok yang berbeda dengan identitasnya menjadi satu:
Bangsa Indonesia. Identitas dapat mendukung integrasi bangsa jika terdapat kesamaan bahasa, nilai sistem budaya, cita-cita politik atau pandangan hidup dan orientasi keagamaan.
Contoh lain dari masalah identitas dan integrasi nasional adalah bahasa Indonesia. Berasal dari kepulauan Riau, bahasa Indonesia menjadi penanda identitas bagi penduduk setempat. Bahasa tersebut kemudian berkembang di Pasar Melayu yang digunakan oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang di pasar. Akan tetapi, Melayu Bazaar juga merupakan sarana komunikasi bagi kelompok-kelompok dalam jaringan lain, dimana bahasa menjadi tanda identitas bagi kelompok jaringan yang merasa terhubung satu sama lain dalam bahasa ini dan yang menemukan kesatuan baru dalam integrasi lebih lanjut.
Integrasi nasional juga dapat terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh tujuan bersama, baik ideologis, ekonomi maupun sosial. Misalnya ketika sekelompok Pedagang Kaki Lima (PKL) membentuk jaringan untuk melawan ketertiban daerah atau ketika menghadapi operasi Satpol PP. PKL dari kelompok etnis yang berbeda bersatu di sekitar tujuan bersama, dan integrasi nasional terjadi ketika identitas yang beragam bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
Nama : Muhammad Raihan Amin
NPM : 2215061056
Kelas : PSTI D
Prodi : Teknik Informatika
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.3 Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NPM : 2215061056
Kelas : PSTI D
Prodi : Teknik Informatika
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dengan demikian, di satu sisi identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.3 Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NAMA : Agnes anggraini
NPM: 2215061103
KELAS: PSTI C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama
NPM: 2215061103
KELAS: PSTI C
ANALISIS JURNAL
" INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA "
Berdasarkan jurnal yang saya baca Indonesia telah mengalami banyak kejadian dimulai dari perubahan dan juga pemberontakan, maka dari itu Indonesia memerlukan identitas nya sendiri. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus menerus melanda Indonesia yaitu Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama
NAMA : FADHIL ABDUL FATTAH
NPM : 2215061019
KELAS : PSTI C
ANALISIS JURNAL "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
NPM : 2215061019
KELAS : PSTI C
ANALISIS JURNAL "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. identitas akan terbentuk berdasarkan kemauan kita sendiri, sedangkan di sisi lain identitas akan sangat tergantung dari kekuatan-kekuatan objektif yang terjadi di sekitar yang mengharuskan kita untuk meresponsnya. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam menjalankan upaya integrasi nasional, pemerintah harus memperhatikan aspek hukum dan konstitusional. Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Secara keseluruhan, integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia dengan menguatkan kesadaran tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi nasional yang baik dapat membantu mengatasi konflik sosial yang timbul akibat perbedaan agama, suku, atau ras, dan memperkuat kerjasama antardaerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.