Coba kalian diskusikan secara bersama tentang sejarah seni tari yang ada di Lampung.. Perlu diketahui masyarakat Lampung terdiri dari dua masyarakat adat, yaitu adat Saibatin dan adat Pepadun. Coba kalian jelaskan bentuk seni pertunjukan yang ada pada kedua masyarakat tersebut dan jelaskan sejarah, fungsi, dan makna pertunjukannya bagi masyarakat.
Npm:2213043022
Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti Suku Pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunakan dalam ritual adat. Salah satunya adalah bentuk siger (sigekh) atau mahkota pengantin Suku Saibatin yang memiliki tujuh lekuk/pucuk (sigokh lekuk pitu).
Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian). Kelompok adat ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi yang berlangsung dalam masyarakat secara turun temurun.
Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga, kedudukan adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang disebut “Penyimbang”. Gelar Penyimbang ini sangat dihormati dalam adat Pepadun karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari Penyimbang
1 .salah satu ekspresi seni masyarakat Lampung adat Saibatin yang dipentaskan pada saat upacara adat yaitu tari khakot.
Tarian ini
merupakan tari kolektif milik masyarakat Lampung adat Saibatin di Pesisir. Tari Khakot berasal dari
kata Khakot atau Khapot dalam bahasa Lampung dari dialek A (api) yang berarti
menyatu atau bersatu. Maksud dari istilah menyatu atau bersatu ini yaitu suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang dipimpin oleh
seorang hulubalang yang diikuti anak mayau (prajurit) berjalan secara beriringan menuju medan pertempuran.Tari Khakot merupakan bentuk seni pertunjukan yang pentaskan pada suatu acara adat, sebagai salah satu bagian dari prosesi arak-arakan atau iringaniringan pengantin untuk menuju pelaminan. Upacara perkawinan bagi
masyarakat Lampung merupakan prosesi acara adat yang diselenggarakan secara
ramai, meriah, dan megah.
Tari Khakot merupakan simbol identitas budaya masyarakat Lampung,
tarian ini erat kaitannya dengan ritual upacara perkawinan adat, selalu
dihadirkan ketika masyarakat mengadakan upacara adat. Masyarakat yang
tergabung dalam satu pekon atau kampung secara bersama-sama
mempertahankan keberadaan tari Khakot dengan cara merawat dan menjaga
eksistensinya
2.Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun. Secara sempit Cangget diartikan sebagai suatu tarian yang dilakukan oleh wanita, namun secara luas cangget adalah peristiwa begawi itu sendiri. Begawi dan Cangget adalah satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam angkatan tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarif ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya
Sejak saat itu pula Tari Canget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak muda-mudi Lampung yang akhirnya bermesraan dan menikah berawal dari Tari Candet.
Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung.
NPM: 2213043030
Tari Cangget (Pepadun)
1. Sejarah Tari Cangget
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam tarian tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Jadi dapat dipastikan bahwa tarian ini sudah ada bahkan sebelum masa pendudukan Jepang di Nusantara.
Tari Cangget awalnya dibawakan sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarian ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya.
Sejak saat itu pula Tari Cangget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak muda-mudi Lampung yang akhirnya berkenalan dan menikah berawal dari Tari Cangget.
2. Makna Tari Cangget
Menurut filosofi yang ada, tari adat Cangget memiliki makna sebagai harapan di mana seseorang yang diberi gelar diharapkan dapat menjalankan kewajibannya dan menjadi panutan di lingkungannya. Hingga sekarang tarian ini masih banyak dibawakan pada acara resmi keadatan dan juga acara formal.
3. Fungsi Tari Cangget
Tari Cangget awalnya berfungsi sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Tari Melinting (Sai Batin)
1. Sejarah Tari Melinting
Awalnya, Tari Melinting hanya dipertontonkan pada acara gawi adat Kerajaan Melinting saja, dan hanya orang – orang di lingkungan kerajaan yang mengenalnya. Pada zaman itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh putera dan puteri Ratu Melinting saja.
Beberapa abad kemudian, tepatnya di tahun 1958, barulah Tari Melinting mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Seiring berjalannya waktu, Tari Melinting menjelma menjadi tarian rakyat Lampung.
Hingga saat ini, Tari Melinting kerap ditampilkan pada acara – acara besar seperti upacara penyambutan, perayaan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di Lampung.
2. Makna Tari Melinting
Tari melinting memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagian dengan apa yang sudah mereka dapatkan.
3. Fungsi Tari Melinting
Tari Melinting pada awalnya hanya berfungsi sebagai tarian yang hanya dipertunjukkan untuk acara pemberian gelar atau Gawi Adat dilingkungan keratuan.
Namun seiring berjalannya waktu, tari ini dapat ditampilkan oleh siapapun dan dalam acara apapun.
Kebanyakan tarian ini sekarang digunakan untuk penyambutan tamu, pertunjukan festival dan budaya, acara adat hingga sebagai media promosi daerah Lampung.
Tentu hal tersebut dilakukan sebagai cara dan upaya dalam melestarikan tarian Melinting agar generasi muda dapat terus melanjutkannya.
NPM : 2213043032
1. Tari melinting
○Fungsi:
Tarian ini sengaja dibentuk dalam lingkungan kerajaan untuk keperluan upacara adat kerajaan. Tari Melinting ini berkembang di lingkungan Keratuan Melinting saja dan untuk pementasannya terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi karena tarian ini lahir dalam kerajaan, pada saat menyambut tamu agung, sementara itu penarinya adalah kerabat atau keluarga ratu atau bangsawan Melinting (Novrida, Nurhayati, 2004).
Tari melinting ditemukan di kabupaten Labuhan Maringgai, Desa Maringgai, di Lampung Timur. Kawasan ini tidak jauh dari perbatasan lepas pantai dengan Laut Jawa, yakni Provinsi Lampung. Berdasarkan letak geografisnya dan nama Tari Melinting, kemungkinan besar tarian ini dikaitkan dengan adat dan tradisi masyarakat adat Saibatin yang berada di Lampung Timur.
○sejarah: Pada abad ke-16 pada masa keratuan melinting. Ratu yang
berkuasa di daerah itu juga kemudian digelari Ratu Melinting.
Suatu ketika, Sang Ratu menciptakan satu tarian yang sangat indah dan sakral. Tarian itu hanya bisa dimainkan di lingkungan istana, dan bukan karya biasa. Namanya kemudian dikenal sebagai tari melinting. Tari ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, yakni sejak masuknya agama Islam ke Indonesia. Melinting berasal dari kata meninting yang memiliki makna membawa, munculnya kata atau istilah meninting bersamaan dengan masa penyebaran agama Islam. Sehingga dari kata meninting tersebut dapat disimpulkan adalah membawa misi Islam.
○makna pertunjukannya bagi masyarakat: sebagian besar penduduk di kecamatan meringgai gunung pelindung dan kabupaten lampung timur pada umumnya memeluk agama islam namun tidak bisa disangkal bahwa kepercayaan penduduk yang mereka warisi dari leluhur mereka masih tetap melekat meskipun sudah banyak berkurang kepercayaan yang masih dianut penduduk antara lain penyalaan dupa kemenyan dengan memercikkan air yang telah direndami beragam bunga di sekitar lokasi acara pada penyelenggaraan apacara adat atau pergelaran kesenian seperti pertunjukan tari melintingini kemudian mengheningkan cipta sebagai upaya memohon izin kepada pencipta tari melinting untuk dipentaskan dan agar pementasannya berjalan lancar memberikan usapan dengan air embun ke perangkat peralatan musik talo balak dan wajah para penari menurut kepercayaan secara turun temurun ketiga hal tadi harus dilaksanakan sebab apabila hal tersebut dilanggar atau tidak dilaksanakan maka akan muncul kejadian yang tidak diinginkan seperti penari mendadak pingsan mendadak sakit dan pementasan tari tidak menarik dilihat.
2. tari sigegh pengunten
○sejarah:
Proses lahirnya Tari Sigegh Penguten tak lepas dari realitas budaya
Lampung yang terdiri dari 2 kubu Lampung yaitu Pepadun dan Saibatin. Tari
ini menyerap gerak tarian baik dari adat Pepadun maupun adat Saibatin
menjadi satu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima di masyarakat luas,
diberi nama Sigegh Penguten yang artinya kapur sirih.
Tari Sigegh Penguten merupakan tari kelompok putri yang penarinya
berjumlah ganjil antara 5,7 hingga 9 penari. Pertunjukan tari Sigegh Penguten
biasanya diadakan oleh masyarakat Lampung dalam melaksanakan acara
hajatan adat, kunjungan tokoh masyarakat, pernikahan, seminar, dan acara
formal maupun non formal yang bertujuan untuk menyambut dan memberikan
penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang. Tari Sigegh
Penguten mempunyai gerakan yang sangat lemah gemulai. Dari gerakannya
tersirat kesopanan yang ingin ditunjukkan muli-muli Lampung. salah satunya dengan cara para penari menundukkan kepala
dengan posisi duduk.
○makna pertunjukkan bagi masyarakat : Masyarakat adat Lampung pepadun yang tinggal di kecamatan Anak
Tuha mayoritas masih melaksanakan tradisi dan budaya yang diwariskan oleh
nenek moyang terdahulu. Salah satu tradisi dan tarian yang hingga saat ini
masih dilaksanakan adalah tari Sigegh Penguten.
Bapak Indra Sanjaya selaku lurah megatakan bahwa tari Sigegh
Penguten merupakan tarian penghormatan dan penyambutan kepada para tamu
atau undangan yang datang pada acara hajatan adat, pembukaan seminar,
kujungan tokoh masyarakat, bahkan acara-acara rutin seperti resepsi
pernikahan.
○fungsi: Tari Sigegh Penguten adalah jenis tari tradisional klasik. Semula
tarian ini di persembahkan untuk menyambut kedatangan para raja dan
tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukkan keramahan tamahan,
keanggunan dan penghormatan. Mungkin karena ini kemudian tari Sigegh
Penguten identik sebagai tari penyambutan. Selain diperagakan di upacaraupacara penyambutan tamu agung, tari Sigegh Penguten juga sering
diperagakan di acara pernikahan adat Lampung.
Sebagai sebuah tarian daerah, tari Sigegh Penguten dalam setiap
penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat Lampung.
Terutama dalam busana yang dikenakan penari adalah busana asli yang
dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan
tanggainya.
TARI NYAMBAI
Tari Nyambai adalah tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh. Sebagai tarian adat pada masyarakat saibatin (pesisir), kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara perkawinan yang disebut dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Nyambai adalah acara pertemuan khusus yang diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silathmi, berkenalan, dengan menunjukkan kemampuan dalam menari.[1]
Tari Nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai sendiri diambil dari kata Cambai dalam Bahasa Lampung berarti Sirih. Sirih merupakan simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya.[2]
Dilain pihak, kehadiran Tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain itu, Tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin.Upacara Nayuh/Penayuhan adalah upacara perkawinan adat besar-besaran yang diadakan oleh masyarakat Lampung yang beradat Saibatin/pesisir. Metode analisisis bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan teori fungsi dan teori sosio-budaya. Ada tiga kategori fungsi dalam kebudayaan yakni:
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi.
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan, dan
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian.
Dalam sosiologi budaya ada tiga komponen pokok, yaitu:
Institution atau lembaga budaya yang menanyakan: siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan.
Isi budaya menanyakan produk atau simbol apa yang dihasilkan, dan
Efek budaya menanyakan apa yang diusahakan.[3]
Tari Nyambai dan upacara Nayuh pada masyarakat Saibatin di Pesisir Barat Lampung mencerminkan adanya keharmoinisan komunikasi masyarakat dan bentuk peneguhan upacara pernikahan sebagai kebijakan adat yang harus dipatuhi seluruh warga pesisir Barat, Lampung sebagai basis sosialnya. Namun pada perkembangannya, Tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun balai adat. Perubahan ini menjadikan Tari Nyambai tetap eksis ditengah-tengah masyarakat
makna : tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh.
fungsi:Fungsi Tari Nyambai Pada Upacara Perkawinan Adat Nayuh Pada Masyarakat Saibatin Di Pesisir Barat Lampung
SEJARAH TARI CANGGET
Tari cangget adalah tradisi kesenian tari dari masyarakat adati di Provinsi Lampung. Tarian tradisional ini biasanya menggambarkan karakteristik dari penarinya seperti kepiawaian, budi pekerti, maupun kedewasaan. Tarian ini juga biasa dikenal dengan Tari Cangget Pepadun.
Biasanya, para penari Tari Cangget merupakan remaja dari Lampung yang tampil lengkap dengan pakaian adat khas Lampung. Tarian ini biasanya hadir pada acara-acara penting seperti upacara pernikahan, menyambut tamu daerah, maupun pesta adat lain yang diselenggarakan di Lampung.
MAKNA:Tari ini juga dikenal sebagai tari Cangget Pepaduan. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun
fungsi:Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.
Npm: 2213043034
Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti Suku Pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunakan dalam ritual adat. Salah satunya adalah bentuk siger (sigekh) atau mahkota pengantin Suku Saibatin yang memiliki tujuh lekuk/pucuk (sigokh lekuk pitu).
Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian). Kelompok adat ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi yang berlangsung dalam masyarakat secara turun temurun.
Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga, kedudukan adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang disebut “Penyimbang”. Gelar Penyimbang ini sangat dihormati dalam adat Pepadun karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari Penyimbang
1 .salah satu ekspresi seni masyarakat Lampung adat Saibatin yang dipentaskan pada saat upacara adat yaitu tari khakot.
Tarian ini
merupakan tari kolektif milik masyarakat Lampung adat Saibatin di Pesisir. Tari Khakot berasal dari
kata Khakot atau Khapot dalam bahasa Lampung dari dialek A (api) yang berarti menyatu atau bersatu. Maksud dari istilah menyatu atau bersatu ini yaitu suatu bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang hulubalang yang diikuti anak mayau (prajurit) berjalan secara beriringan menuju medan pertempuran.Tari Khakot merupakan bentuk seni pertunjukan yang pentaskan pada suatu acara adat, sebagai salah satu bagian dari prosesi arak-arakan atau iringan-iringan pengantin untuk menuju pelaminan. Upacara perkawinan bagi masyarakat Lampung merupakan prosesi acara adat yang diselenggarakan secara ramai, meriah, dan megah.
Tari Khakot merupakan simbol identitas budaya masyarakat Lampung,
tarian ini erat kaitannya dengan ritual upacara perkawinan adat, selalu
dihadirkan ketika masyarakat mengadakan upacara adat. Masyarakat yang
tergabung dalam satu pekon atau kampung secara bersama-sama
mempertahankan keberadaan tari Khakot dengan cara merawat dan menjaga
eksistensinya
2.Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun. Secara sempit Cangget diartikan sebagai suatu tarian yang dilakukan oleh wanita, namun secara luas cangget adalah peristiwa begawi itu sendiri. Begawi dan Cangget adalah satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam angkatan tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarif ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya
Sejak saat itu pula Tari Canget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak Muli Mekhanai Lampung yang akhirnya bermesraan dan menikah berawal dari Tari Cangget. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat pada adat Lampung pepadun.
NPM : 2213043044
Kelas : B
SENI PERTUNJUKAN SAIBATIN
Sejarah tari piring dua belas
Tari Piring Dua belas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat Saibatin. Tari ini berasal dari Sekala Bekhak, kecamatan Belalau, Lampung Barat. Awalnya orang orang dari Sekala Bekhak ini hijrah ke wilayah Kota Agung (Teluk Semaka) untuk mencari tempat baru dan membentuk sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Beniting. Disebut Kerajaan Beniting karena dulu di Sumatera terdapat banyak harimau, sedangkan raja di Kerajaan Beniting ini bisa berubah menjadi harimau.Agar rakyat tidak keliru maka sang raja memiliki sebuah tanda yang ada di bagian pinggangnya yang biasa disebut babiti, maka raja tersebut disebut raja beniting.Setelah mendapat pengaruh para pedagang, Kerajaan Beniting berubah menjadi Kerajaan Semaka.
Makna tari piring dua belas
tarian ini yaitu menggambarkan tata cara dan kewajiban serta hak yang harus dipenuhi masyarakat Lampung Pesisir, yaitu Sebambangan/Kawin Jujukh (yaitu bujang melarikan gadis untuk di persunting). Tarian ini menggambarkan betapa terampil dan cerianya putri-putri Lampung membawa, menyusun, dan membenahi piring.
Fungsi tari piring dua belas
Tarian ini berfungsi sebagai tari hiburan, dipertunjukkan pada acara-acara pesta adat, seperti : pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.
SENI PERTUNJUKKAN ADAT PEPADUN
Sejarah tari cangget bakha
Cangget Bakha merupakan tradisi upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Lampung
beradat Pepadun pada saat bulan purnama selepas panen. Cangget Bakha dahulu
penyelenggaraannya terikat dalam rangkaian adat Begawi Cakak Pepadun dan yang menarikan
terbatas hanya dilakangan anak-anak Penyimbang, maka dalam konteks kekinian fungsi tersebut
. disesuaikan dengan perubahan zaman melalui proses revitalisasi. Revitalisasi Cangget Bara
Festival merupakan upaya pembaharuan penampilan sebuah tarian tradisi yang biasanya ditarikan
pada acara adat, menjadi tari yang dipentaskan dalam acara festival. Hasil penelitian menunjukan
bahwa revitalisasi dilakukan melalui tahapan; 1) Tahap Reformulasi yaitu pengembangan gagasan
awal pelaksanaan Cangget Bara Festival antara praktisi seni, tokoh adat, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara, hingga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; 2)
Tahap Komunikasi bergabungnya CBF dalam Festifal Indonesiana; 3) Tahap Organisasi dengan
membagi tim kerja berdasarkan tugas dan fungsi; 4) Tahap Adaptasi dan Tahap Transformasi yaitu
tahap koordinasi antara pemerintah, budayawan, tokoh adat, pemuda untuk saling bekerjasama
mensukseskan acara; 5) Tahap Rutinitas melalui kegiatan latihan rutin di Sanggar Cangget
Budayo. Cangget Bakha
dahulu
penyelenggaraannya terikat dalam
rangkaian adat Begawi Cakak Pepadun dan
yang menarikan terbatas hanya dilakangan
anak-anak Penyimbang, maka dalam
konteks kekinian fungsi itu perlu
disesuaikan dengan perubahan zaman.
Festival ini merupakan kegiatan pergelaran
seni budaya daerah yang pertama kali
dilaksanakan sejak tahun 2020 di Kabupaten
Lampung Utara, Provinsi Lampung. Dengan
mengusung tema “Cangget Bara dalam
Ragem Tunas Lampung” mempunyai
makna sebuah bentuk pelestarian tradisi
masyarakat di tengah keberagaman sebagai
modal pemajuan kebudayaan yang terjalin bersama dalam keramah-tamahan
masyarakat.
Fungsi tari cangget bakha
Tarian ini dibawakan oleh pemuda dan pemudi di Lampung untuk merayakan masa panen atau ketika muncul bulan purnama
Makna tari cangget bakha
Adalah sebagai wujud syukur sekaligus kebanggaan insan akademika terhadap masyarakat Lampung.
Npm : 2213043010
Tari tupping (sai batin)
Tari tupping berkembang sejak zaman perlawanan Pangeran Raden Inten II di Daerah Penengahan Provinsi Lampung Selatan. Properti Topeng yang digunakan dalam menari merupakan ungkapan penyembunyian identitas asli pemakainya sewaktu melaksanakan tugas pada masa melawan penjajah Belanda di Kaki Gunung Rajabasa. Tari tupping ini juga menggambarkan patriotisme keprajuritan dari pasukan tempur dan pengawal rahasia Radin Inten I(1975-1828), Radin Imba II(1828-1834),dan Radin Inten II(1834-1856) di daerah Kalianda Provinsi Lampung Selatan.
Fungsi tari tupping sebagai pengawasan dan pengintaian radin intan yang
bertujuan untuk melindungi dan menipu para penyusup. Gerakan tarian seperti
prajurit yang menjaga istana dan gerakannya kebanyakan lucu untuk mengelabuhi
lawan.
makna filosofis yang terkandung dalam tari tupping adalah sikap bertanggung jawab terhadap apa yang di kerjakan tanpa memandang status seseorang. Makna filosofi yang terkandung dalam gerak tari melambangkan ketabahan hati dalam mengahadapi masalah dan bertanggung jawab, tanggap dan cermat, dan menjaga lisah dalam menyampaikain segala sesuatu.
Tari Cangget (pepadun)
Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Pertama kali tarian ini dikenal oleh warga Pepadun sebagai ritual adat, dalam acara mengantar orang yang akan berhaji dan berbagai gawi adat Lampung seperti panen raya dan saat mendirikan rumah.
Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.
Fungsi tarian ini digunakan oleh masyarakat Pepadun sebagai ritual adat, pengantar orang yang akan pergi haji, dan berbagai macam gawi adat Lampung. Selain untuk kegiatan adat, Tari Cangget juga digunakan sebagai ajang penilaian terhadap pemuda dan pemudi Lampung dalam hal kepiawaian, budi pekerti, dan kedewasaan, lewat gerakan yang mereka bawakan.
Makna filosofi yang ada, tari adat Cangget memiliki makna sebagai harapan di mana seseorang yang diberi gelar diharapkan dapat menjalankan kewajibannya dan menjadi panutan di lingkungannya. Hingga sekarang tarian ini masih banyak dibawakan pada acara resmi keadatan dan juga acara formal.
Tari cangget agung adalah sebuah tradisi ataupun kebiasaan masyarakat lampung yang dilakukan secara turun temurun pada acara begawi yang biasanya di lakukan oleh para bujang gadis Lampung. Tarian ini salah satu tari tradisi yang dimiliki oleh masyarakat lampung pepadun. Sejarahnya dimulai setelah pertarungan dengan raja dilawek dapat dimenangkan dan kembali mengadakan pesta kemenangan. Bersamaan dengan itu apa yang di janjikan nunyai mengenai hal adat yang belum dimiliki oleh 8 saudara abung yang lain kukuhkan. Mereka memantapkan gak dan kedudukan yang mereka sepakati termasuk tata cara dalam pelaksanaan cangget agung digilas itu tari tigel digelarkan sebagai tanda puncak kemenangan. Digilas inilah dimulainya pelaksanaan cangget agung.
-Fungsi Tari nya adalah digunakan untuk mengiringi upacara pernikahan lampung yang beradat pepadun, bukan hanya pemberian gelar acara tersebut juga sebagai perantara naik pepadun.
-makna dari pertunjukan tersebut adalah sebagai pengikraran atau pengambilan gelar dari keluarga pihak muli maupun meghanai untuk naik pepadunnya.
2. Tari Nyambai
TARI Nyambai lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersama dengan upacara perkawinan. Kata Nyambai diambil dari kata Cambai dalam bahasa Lampung yang artinya sirih.
Tari Nyambai digolongkan sebagai tari klasik, ditampilkan dengan diikuti dan dihadiri oleh kalangan bangsawan, yang diselenggarakandi Lamban Gedung. Lamban Gedung adalah tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana yang digunakan untuk musyawarah adat.
Konon tari Nyambai sudah dipertunjukan sebelum Indonesia merdeka namun tidak diketahui secara pasti awal kemunculannya. Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya tari Nyambai bagi adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi seorang Ketua Adat.
Gerakan tari Nyambai merupakan perpaduan dari dua bentuk pertunjukan yaitu tari Dibingi dan tari Kipas. Gerak dalam tari Nyambai terdiri dari tiga ragam yaitu, kekindai, Ngesesayak, dan Mampang kapas. Tiga ragam gerak ini dilakukan oleh Muli dan Meghanai secara berulang-ulang.
-Fungsi Tari
Tari Nyambai adalah tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh.
-Makna Pertunjukan
Kehadiran tari Nyambai sebagai tari tradisi bagi Masyarakat merupakan salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara muli dan mekhanai. Di samping itu, tari Nyambai juga sebagai sarana untuk mempererat kekerabatan adat saibatin.
Tari Nyambai adalah tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh. Sebagai tarian adat pada masyarakat saibatin (pesisir), kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara perkawinan yang disebut dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Nyambai adalah acara pertemuan khusus yang diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silathmi, berkenalan, dengan menunjukkan kemampuan dalam menari.[1]
Tari Nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai sendiri diambil dari kata Cambai dalam Bahasa Lampung berarti Sirih. Sirih merupakan simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya.[2]
Dilain pihak, kehadiran Tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain itu, Tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin.Upacara Nayuh/Penayuhan adalah upacara perkawinan adat besar-besaran yang diadakan oleh masyarakat Lampung yang beradat Saibatin/pesisir. Metode analisisis bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan teori fungsi dan teori sosio-budaya. Ada tiga kategori fungsi dalam kebudayaan yakni:
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi.
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan, dan
Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian.
Dalam sosiologi budaya ada tiga komponen pokok, yaitu:
Institution atau lembaga budaya yang menanyakan: siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan.
Isi budaya menanyakan produk atau simbol apa yang dihasilkan, dan
Efek budaya menanyakan apa yang diusahakan.[3]
Tari Nyambai dan upacara Nayuh pada masyarakat Saibatin di Pesisir Barat Lampung mencerminkan adanya keharmoinisan komunikasi masyarakat dan bentuk peneguhan upacara pernikahan sebagai kebijakan adat yang harus dipatuhi seluruh warga pesisir Barat, Lampung sebagai basis sosialnya. Namun pada perkembangannya, Tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun balai adat. Perubahan ini menjadikan Tari Nyambai tetap eksis ditengah-tengah masyarakat
makna : tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh.
fungsi:Fungsi Tari Nyambai Pada Upacara Perkawinan Adat Nayuh Pada Masyarakat Saibatin Di Pesisir Barat Lampung
SEJARAH TARI CANGGET
Tari cangget adalah tradisi kesenian tari dari masyarakat adati di Provinsi Lampung. Tarian tradisional ini biasanya menggambarkan karakteristik dari penarinya seperti kepiawaian, budi pekerti, maupun kedewasaan. Tarian ini juga biasa dikenal dengan Tari Cangget Pepadun.
Biasanya, para penari Tari Cangget merupakan remaja dari Lampung yang tampil lengkap dengan pakaian adat khas Lampung. Tarian ini biasanya hadir pada acara-acara penting seperti upacara pernikahan, menyambut tamu daerah, maupun pesta adat lain yang diselenggarakan di Lampung.
MAKNA:Tari ini juga dikenal sebagai tari Cangget Pepaduan. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun
fungsi:Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.
Npm : 2213043042
Kelas : B
SEJARAH TARI PIRING DUA BELAS
Tari Piring Duabelas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat Saibatin. Tari ini berasal dari Sekala Bekhak, kecamatan Belalau, Lampung Barat. Awalnya orang orang dari Sekala Bekhak ini hijrah ke wilayah Kota Agung (Teluk Semaka) untuk mencari tempat baru dan membentuk sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Beniting. Disebut Kerajaan Beniting karena dulu di Sumatera terdapat banyak harimau, sedangkan raja di Kerajaan Beniting ini bisa berubah menjadi harimau.
Agar rakyat tidak keliru maka sang raja memiliki sebuah tanda yang ada di bagian pinggangnya yang biasa disebut babiti, maka raja tersebut disebut raja beniting.Setelah mendapat pengaruh para pedagang, Kerajaan Beniting berubah menjadi Kerajaan Semaka.Tari Piring 12 muncul saat Kerajaan Semaka dan dikembangkan menjadi empat macam tarian.
a.Tari Piring Biasa (Asli), dibawakan oleh bujang gadis (mulei mekhanai)
b.Tari Piring Buha (Buaya), dibawakan oleh mekhanai
c.Tari Piring Maju Ngekkes (Pengantin), dibawakan oleh mulei
d.Tari Piring Duabelas yang ditarikan oleh mulei/mekhanai
Kemudian Kerajaan Semaka bergeser lagi ke daerah pinggir pantai yang bernama Teluk Benawang.Agar lebih mudah untuk membayar upeti dalam proses perdagangan. Lalu kerajaan tersebut diberi nama Kerajaan Benawang. Benawang sendiri memiliki arti uang yang banyak dan bertebaran.Di Kerajaan Benawang inilah terciptanya 12 bandar.
Tari piring adalah tarian sang ratu yang ditarikan dikala menyambut para ulu balak dari medan laga atau medan perang. Sang ratu memberikan suguhan kepada ulu balak berupa tarian sebagai ungakapan rasa gembira. Sang ratu berasal dari Kerajaan Paksi Marga Benawa.
Tari piring diperkirakan mulai ditarikan sebelum agama islam masuk ke Indonesia. Adapun disebut piring 12 sebab, paksi marga benawang mempunyai 12 bandar, dari setiap bandar mempunyai ulubalang - ulubalang dan setiap ulubalang pasti mempunyai pasukan perang.
Adapun nama-nama 12 bandar tersebut adalah :
1). Bandar Rajabasa (gunung subuwujo)
2). Bandar Sani (gunung subuwujo),
3). Bandar Narip (sekarang daerah nuropangko),
4). Bandar Talagening dibagi lagi menjadi 4 bandar lop Bandar Talagening, Bandar Maja, Bandar Muara, Bandar Kelunggu (Kota Agung),
5). Bandar Baturuga (Terahutimur),
6). Bandar Limau (kecamatan limau),
7). Bandar Putih,
8). Bandar Tulapayah.
Jadi mempunyai 4 bandar dalam dan 8 bandar luar.
Tari Piring Duabelas mempunyai dua warna berbeda yang membedakan antara pangeran dan masyarakat. Warna kuning biasanya digunakan di sebelah kanan,warna ini milik pangeran/ratu. Sedangkan warna putih biasannya dikenakan di sebelah kiri, warna ini milik masyarakat Saibatin/pemilik adat. Dua piring yang dibawa oleh sang ratu atau penari juga memiliki makna, yaitu melambangkan bahwa dalam segala sesuatu itu ada dua. Ada kalah ada menang, ada sedih ada senang.
Karena sekarang sudah tidak ada peperangan maka tari piring ditarikan saat acara panayuhan atau resepsi Sang Bujang & Sang Gadis. Tarian ini telah menjadi tradisi di kabupaten Tanggamus atau bisa dibilang tari pergaulan Masyarakat pesisir yang beradat saibatin.
MAKNA
Tempat pementasan tarian ini dilakukan di balai adat, dapat juga di panggung, lapangan terbuka, ataupun gedung-gedung apabila sudah mendapat izin berdasarkan musyawarah adat. Waktu pementasan disesuaikan dengan gawi adat dilaksanakan. Jika gawi adat dilaksanakan malam hari, maka pelaksanaan pementasan Tari Piring Duabelas setelah sholat isya. Jika gawi adat dilaksanakan siang hari, maka pementasannya dapat dilakukan menurut waktu yang ditentukan oleh panitia. Durasi tarian ini kurang lebih lima belas menit.
FUNGSI
Tarian ini berfungsi sebagai tari hiburan, dipertunjukkan pada acara-acara pesta adat, seperti : pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.
SEJARAH TARI CANGGET
Tari Cangget
Tarian yang juga dikenal sebagai Tari Cangget Pepadun ini biasanya dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung yang berpakaian adat.
Tidak ada yang tau pasti di tahun berapa kah Tari Cangget muncul, namun diyakini bahwa tarian ini sudah ada sejak lama. Awalnya, tarian ini digunakan oleh masyarakat Pepadun sebagai ritual adat, pengantar orang yang akan pergi haji, dan berbagai macam gawi adat Lampung.
Selain untuk kegiatan adat, Tari Cangget juga digunakan sebagai ajang penilaian terhadap pemuda dan pemudi Lampung dalam hal kepiawaian, budi pekerti, dan kedewasaan, lewat gerakan yang mereka bawakan.
Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942, Tari Cangget mulai berkembang menjadi sebuah hiburan masyarakat Lampung. Tarian yang awalnya miliki masyarakat Pepadun ini pun kemudian meluas ke berbagai daerah Lampung lainnya.
Hingga saat ini, Tari Cangget masih sering digunakan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu, hingga dipentaskan di luar wilayah Lampung dalam ajang kirab budaya dan ajang kesenian lainnya. Selayaknya tarian tradisional lainnya, Tari Cangget dibawakan dengan menggunakan baju adat dan musik tradisional khas daerah Lampung. Tarian ini biasanya menggunakan aksesoris seperti keris, jempana, talam emas, payung, tombak, dan lain – lain.
Tarian ini kerap dipertunjukan pada acara perayaan penting, seperti penyambutan tamu agung, upacara pernikahan, serta pesta adat Lampung. Gerakan Tari Cangget cenderung lemah gemulai, menggambarkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun.
Salah satu keunikan dari Tari Cangget terdapat pada banyaknya ragam tarian ini. Tari Cangget memiliki beberapa jenis tarian yang berbeda – beda tergantung dari acara yang dilangsungkan. Berikut ini adalah 5 jenis Tari Cangget yang perlu kamu ketahui.
1. Tari Cangget Bakha
Tari Cangget Bakha adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung pada saat panen raya atau munculnya bulan purnama.
2. Tari Cangget Nyambuk Temui
Tari Cangget Nyambuk Temui adalah tarian yang dibawakan oleh muda mudi Lampung ketika menyambut kedatangan tamu agung yang sedang berkunjung ke daerah mereka.
3. Tari Cangget Pilangan
Tari Cangget Pilangan merupakan jenis tarian yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi Lampung ketika melepas anggota mereka yang akan menikah dan keluar dari desa mengikuti tempat tinggal suami atau istrinya
4. Tari Cangget Agung
Tari Cangget Agung adalah varian lain dari Tari Cangget yang dibawakan muda mudi Lampung ketika di desa mereka ada upacara adat, seperti saat adanya upacara pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat Pepadun.
Pada upacara ini, jika sang Kepala Adat memiliki anak gadis, maka anak tersebut akan ikut menari Tari Cangget Agung. Setelah proses upacara ini, anak gadis tersebut akan diberikan gelar Indoman, Pujian, Inten, dan Dalom Batin.
5. Tari Cangget Penganggik
Tari Cangget
Tari Cangget Penganggik biasa dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Lampung ketika ada anggota keluarga baru yang hadir di tengah – tengah mereka. Anggota baru yang dimaksud disini bukan orang luar yang masuk dan menjadi anggota keluarga mereka, akan tetapi pemuda atau pemudi yang berubah status dari anak – anak menjadi orang dewasa.
Perubahan status pemuda dan pemudi Lampung dari anak – anak menjadi orang dewasa ini terjadi sesudah diadakannya upacara busepi atau yang umumnya disebut dengan istilah upacara kikir gigi.
Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu:
(1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat);
(2) gerakan knui melayang (lambang keagungan);
(3) gerak igel (lambang keperkasaan);
(4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati;
(5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati);
(6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan
(7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).
Baju Adat dan Peralatan Musik yang Digunakan
Peralatan musik yang digunakan dalam Tari Cangget berupa canang lunik berjumlah 8 – 12 buah, satu buah bende, satu buah gujeh, 2 buah gong, sebuah gendang, dan 2 buah pepetuk.
Sementara busana yang dikenakan oleh penari perempuan terdiri dari kain tapis, kebaya panjang warna putih, siger, gelang burung, gelang ruwi, kalung papan jajar, buah jarum, bulu seratai, tanggai, peneken, anting-anting, dan kaos kaki warna putih.
Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah kain tipis setengah tiang, bulu seratai, ikat pandan, jubah, dan baju sebelah.
Npm:2213043036
SEJARAH TARI CANGGET
Tari cangget adalah tradisi kesenian tari dari masyarakat adati di Provinsi Lampung. Tarian tradisional ini biasanya menggambarkan karakteristik dari penarinya seperti kepiawaian, budi pekerti, maupun kedewasaan. Tarian ini juga biasa dikenal dengan Tari Cangget Pepadun.
Biasanya, para penari Tari Cangget merupakan remaja dari Lampung yang tampil lengkap dengan pakaian adat khas Lampung. Tarian ini biasanya hadir pada acara-acara penting seperti upacara pernikahan, menyambut tamu daerah, maupun pesta adat lain yang diselenggarakan di Lampung.
MAKNA:Tari ini juga dikenal sebagai tari Cangget Pepaduan. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun
fungsi:Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.
2.SEJARAH TARI CANGGET
Tari cangget adalah tradisi kesenian tari dari masyarakat adati di Provinsi Lampung. Tarian tradisional ini biasanya menggambarkan karakteristik dari penarinya seperti kepiawaian, budi pekerti, maupun kedewasaan. Tarian ini juga biasa dikenal dengan Tari Cangget Pepadun.
Biasanya, para penari Tari Cangget merupakan remaja dari Lampung yang tampil lengkap dengan pakaian adat khas Lampung. Tarian ini biasanya hadir pada acara-acara penting seperti upacara pernikahan, menyambut tamu daerah, maupun pesta adat lain yang diselenggarakan di Lampung.
MAKNA:Tari ini juga dikenal sebagai tari Cangget Pepaduan. Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung. Tarian ini mencerminkan kewibawaan gadis Lampung yang anggun
fungsi:Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun.
npm: 2213043012
Tari Cangget (Pepadun)
1. Sejarah Tari Cangget
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam tarian tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Jadi dapat dipastikan bahwa tarian ini sudah ada bahkan sebelum masa pendudukan Jepang di Nusantara.
Tari Cangget awalnya dibawakan sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarian ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya.
Sejak saat itu pula Tari Cangget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak muda-mudi Lampung yang akhirnya berkenalan dan menikah berawal dari Tari Cangget.
2. Makna Tari Cangget
Menurut filosofi yang ada, tari adat Cangget memiliki makna sebagai harapan di mana seseorang yang diberi gelar diharapkan dapat menjalankan kewajibannya dan menjadi panutan di lingkungannya. Hingga sekarang tarian ini masih banyak dibawakan pada acara resmi keadatan dan juga acara formal.
3. Fungsi Tari Cangget
Tari Cangget awalnya berfungsi sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Tari Melinting (Sai Batin)
1. Sejarah Tari Melinting
Tari Melinting merupakan sebuah peninggalan dari Kerajaan Melinting yang dulu terletak di Labuhan Meringgai, Lampung Timur. Tari ini pertama kali diciptakan oleh Ratu Melinting II pada abad ke 16 lalu dan merupakan salah satu tarian tertua dari Kerajaan Melinting.
Awalnya, Tari Melinting hanya dipertontonkan pada acara gawi adat Kerajaan Melinting saja, dan hanya orang – orang di lingkungan kerajaan yang mengenalnya. Pada zaman itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh putera dan puteri Ratu Melinting saja.
Beberapa abad kemudian, tepatnya di tahun 1958, barulah Tari Melinting mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Seiring berjalannya waktu, Tari Melinting menjelma menjadi tarian rakyat Lampung.
Hingga saat ini, Tari Melinting kerap ditampilkan pada acara – acara besar seperti upacara penyambutan, perayaan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di Lampung.
2. Makna Tari Melinting
Tari melinting memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagian dengan apa yang sudah mereka dapatkan.
3. Fungsi Tari Melinting
Tari Melinting pada awalnya hanya berfungsi sebagai tarian yang hanya dipertunjukkan untuk acara pemberian gelar atau Gawi Adat dilingkungan keratuan.
Namun seiring berjalannya waktu, tari ini dapat ditampilkan oleh siapapun dan dalam acara apapun.
Kebanyakan tarian ini sekarang digunakan untuk penyambutan tamu, pertunjukan festival dan budaya, acara adat hingga sebagai media promosi daerah Lampung.
Tentu hal tersebut dilakukan sebagai cara dan upaya dalam melestarikan tarian Melinting agar generasi muda dapat terus melanjutkannya.
NPM: 2213043014
Kelas: B
Tari Cangget Adat Pepadun
Sejarah Tari Cangget
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam tarian tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Jadi dapat dipastikan bahwa tarian ini sudah ada bahkan sebelum masa pendudukan Jepang di Nusantara.
Tari Cangget awalnya dibawakan sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarian ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya.
Sejak saat itu pula Tari Cangget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak muda-mudi Lampung yang akhirnya berkenalan dan menikah berawal dari Tari Cangget.
Tari Cangget terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1.Cengget Nyambuk Temui, tarian yang dibawakan pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung.
2. Cangget Bakha, tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat bulan purnama atau selesai panen.
3. Cangget Penganggik, tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat menerma anggota baru (dari anak-anak ke dewasa).
4. Cangget Pilangan, tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudia daat mereka melepas anggota keluarga yang akan menikah.
5. Cangget Agung, tarianyang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat.
Makna Tari Cangget
Menurut filosofi yang ada, tari adat Cangget memiliki makna sebagai harapan di mana seseorang yang diberi gelar diharapkan dapat menjalankan kewajibannya dan menjadi panutan di lingkungannya. Hingga sekarang tarian ini masih banyak dibawakan pada acara resmi keadatan dan juga acara formal.
Fungsi Tari Cangget
Tari Cangget awalnya berfungsi sebagai ritual adat seperti panen dan mengantar orang yang akan naik haji. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, tarian ini mulai dikenal masyarakat sebagai hiburan.
Tari Melinting adat sai batin
Sejarah Tari Melinting
Tari Melinting merupakan sebuah peninggalan dari Kerajaan Melinting yang dulu terletak di Labuhan Meringgai, Lampung Timur. Tari ini pertama kali diciptakan oleh Ratu Melinting II pada abad ke 16 lalu dan merupakan salah satu tarian tertua dari Kerajaan Melinting.
Awalnya, Tari Melinting hanya dipertontonkan pada acara gawi adat Kerajaan Melinting saja, dan hanya orang – orang di lingkungan kerajaan yang mengenalnya. Pada zaman itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh putera dan puteri Ratu Melinting saja.
Beberapa abad kemudian, tepatnya di tahun 1958, barulah Tari Melinting mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Seiring berjalannya waktu, Tari Melinting menjelma menjadi tarian rakyat Lampung.
Hingga saat ini, Tari Melinting kerap ditampilkan pada acara – acara besar seperti upacara penyambutan, perayaan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di Lampung.
Makna Tari Melinting
Tari melinting memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagian dengan apa yang sudah mereka dapatkan.
Fungsi Tari Melinting
Tari Melinting pada awalnya hanya berfungsi sebagai tarian yang hanya dipertunjukkan untuk acara pemberian gelar atau Gawi Adat dilingkungan keratuan.
Namun seiring berjalannya waktu, tari ini dapat ditampilkan oleh siapapun dan dalam acara apapun.
Kebanyakan tarian ini sekarang digunakan untuk penyambutan tamu, pertunjukan festival dan budaya, acara adat hingga sebagai media promosi daerah Lampung.
Tentu hal tersebut dilakukan sebagai cara dan upaya dalam melestarikan tarian Melinting agar generasi muda dapat terus melanjutkannya.
Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunakan dalam ritual adat. Salah satunya adalah bentuk siger (sigekh) atau mahkota pengantin Suku Saibatin yang memiliki tujuh lekuk/pucuk (sigokh lekuk pitu).
Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian). Kelompok adat ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi yang berlangsung dalam masyarakat secara turun temurun.
Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga, kedudukan adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang disebut “Penyimbang”. Gelar Penyimbang ini sangat dihormati dalam adat Pepadun karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari Penyimbang
1 .salah satu ekspresi seni masyarakat Lampung adat Saibatin yang dipentaskan pada saat upacara adat yaitu tari khakot.
Tarian ini
merupakan tari kolektif milik masyarakat Lampung adat Saibatin di Pesisir. Tari Khakot berasal dari
kata Khakot atau Khapot dalam bahasa Lampung dari dialek A (api) yang berarti
menyatu atau bersatu. Maksud dari istilah menyatu atau bersatu ini yaitu suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang dipimpin oleh
seorang hulubalang yang diikuti anak mayau (prajurit) berjalan secara beriringan menuju medan pertempuran.Tari Khakot merupakan bentuk seni pertunjukan yang pentaskan pada suatu acara adat, sebagai salah satu bagian dari prosesi arak-arakan atau iringaniringan pengantin untuk menuju pelaminan. Upacara perkawinan bagi
masyarakat Lampung merupakan prosesi acara adat yang diselenggarakan secara
ramai, meriah, dan megah.
Tari Khakot merupakan simbol identitas budaya masyarakat Lampung,
tarian ini erat kaitannya dengan ritual upacara perkawinan adat, selalu
dihadirkan ketika masyarakat mengadakan upacara adat. Masyarakat yang
tergabung dalam satu pekon atau kampung secara bersama-sama
mempertahankan keberadaan tari Khakot dengan cara merawat dan menjaga
eksistensinya
2.Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun. Secara sempit Cangget diartikan sebagai suatu tarian yang dilakukan oleh wanita, namun secara luas cangget adalah peristiwa begawi itu sendiri. Begawi dan Cangget adalah satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan
Tarian ini merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam angkatan tua yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Pada tahun 1942 tepatnya pada masa pendudukan Jepang, tarif ini mulai berkembang di wilayah Lampung. Tarian ini bukan hanya dibawakan untuk upacara pernikahan tetapi juga saat kirab budaya dan ajang lainnya
Sejak saat itu pula Tari Canget sering kali menjadi seperti ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan banyak muda-mudi Lampung yang akhirnya bermesraan dan menikah berawal dari Tari Candet.
Tari Cangget biasanya dipertunjukan saat menyambut tamu agung, upacara pernikahan, dan pesta adat di Provinsi Lampung.
Npm : 2213043054
Lampung dikenal dengan "Sai bumi khua jukhai" dimana yang memiliki arti yaitu satu bumi dua cabang .sedangkan maknanya itu " Sai bumi (satu bumi ) yang bermakna suku bangsa yang mendiami satu wilayah yang berasal dari keturunan yang sama, dan " khua jukhai ( dua cabang ) yang bermakna dua jenis adat istiadat yang dikenal di masyarakat dari dari penjelasan di atas kita bisa dapat mengenal dua adat istiadat yang ada di masyarakat Lampung yaitu adat saibatin dan pepadun.
Dari saibatin tersebut yang menjuluki makna atau arti saibatin yaitu 1 penguasa sedangkan pepadun yaitu tempat duduk penobatan penguasa.
Petunjukan Tari khakot
Tari khakot adalah salah satu ekspresi seni masyarakat Lampung adat saibatin yang dipentaskan pada saat upacara adat Tari khakot yang berasal dari kata khakot dari bahasa Lampung dari dialek ( api ) yang berarti menyatu atau bersatu yang dimaksud menyatu atau bersatu ini yaitu satu bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang hulubalang yang diikuti anak Maya atau prajurit berjalan secara beriring-iringan menuju medan pertempuran.
Tari ini simbol identitas masyarakat Lampung fungsinya memperkuat identitas budaya bangsa Indonesia
TARI CANGGET
Tari jangget merupakan suatu bentuk pertunjukan Tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Tari cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau pegawai yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan.
Fungsi tari cangget sebagai ujung penilaian terhadap pemuda dan pemudi dalam hal kepiawaian, budi pekerti dan kedewasaan melalui gerakan yang mereka bawakan.