Weekly outline
General
Geografi Penduduk adalah cabang geografi manusia yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan ruang kehidupannya melalui kajian mengenai dinamika kependudukan. Fokus utama geografi penduduk adalah distribusi, komposisi, pertumbuhan, migrasi, dan mobilitas penduduk, serta bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi pola keruangan, lingkungan, dan pembangunan wilayah.
Dalam kajiannya, geografi penduduk tidak hanya melihat aspek kuantitatif berupa jumlah dan kepadatan, tetapi juga aspek kualitatif seperti struktur umur, gender, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan. Analisis tersebut penting untuk memahami permasalahan sosial-ekonomi, perencanaan wilayah, penyediaan infrastruktur, serta pengelolaan sumber daya.
Dengan demikian, geografi penduduk berperan sebagai ilmu yang menjembatani studi kependudukan dan geografi, sehingga mampu memberikan gambaran komprehensif mengenai keterkaitan antara manusia, ruang, dan lingkungan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Assalamualaikum
Tapik Puun..
Mahasiswa sekalian, berikut adalah kontrak kuliah untuk mata kuliah geografi penduduk. mohon untuk di baca dan dipahami
RPS mata kuliah Geografi Penduduk disusun untuk memberikan panduan sistematis bagi dosen dan mahasiswa dalam mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah memastikan proses pembelajaran berjalan terstruktur, terukur, dan efektif, sehingga mahasiswa dapat memahami konsep dasar geografi kependudukan, menganalisis distribusi dan dinamika penduduk, serta menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks perencanaan wilayah dan pembangunan. Selain itu, RPS membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan analisis spasial, berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah terkait isu kependudukan, serta mendukung evaluasi pembelajaran melalui indikator yang jelas dan terukur.
PERTEMUAN 1: RUANG LINGKUP, KONSEP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI PENDUDUK
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
-
Menjelaskan ruang lingkup geografi penduduk, termasuk aspek demografis, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
-
Memahami konsep dasar geografi penduduk, seperti distribusi, komposisi, pertumbuhan, migrasi, dan struktur penduduk.
-
Mengenali pendekatan dalam geografi penduduk, baik kuantitatif, kualitatif, maupun analisis spasial.
-
Menerapkan konsep dan pendekatan geografi penduduk dalam menganalisis fenomena kependudukan di wilayah nyata.
-
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menilai hubungan antara manusia, penduduk, dan lingkungan geografis.
-
- Menurut anda, apakah mempelajari geografi penduduk penting? Dan sebutkan apa yang menjadi permasalahan penduduk di daerah masing-masing...
Tonton materi pertemuan 1 hingga selesai
Silahkan upload tugas disini
PERTEMUAN 2: PERTUMBUHAN DAN PENURUNAN PENDUDUK
- Memahami konsep dasar pertumbuhan dan penurunan penduduk serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Menganalisis data demografi untuk mengetahui tren pertumbuhan dan penurunan penduduk di berbagai wilayah.
- Menjelaskan implikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari pertumbuhan dan penurunan penduduk.
- Membandingkan dinamika penduduk antara negara berkembang dan negara maju, serta memahami perbedaan pola pertumbuhan dan penurunan.
- Mengidentifikasi kebijakan dan strategi yang diterapkan untuk mengendalikan pertumbuhan atau menangani penurunan penduduk.
Silahkan Upload Tugas disini
Angka Kematian Anak (Child Mortality Rate/CMR)
- Definisi: Jumlah kematian anak usia 1–4 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam suatu periode tertentu.
- Makna: Menggambarkan risiko anak meninggal setelah melewati usia bayi (1 tahun) hingga sebelum ulang tahun ke-5.
2. Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate/U5MR)
- Definisi: Jumlah kematian anak usia 0–4 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam periode tertentu.
- Makna: Menggambarkan peluang seorang bayi yang lahir hidup meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
- Catatan: Ini mencakup kematian bayi (IMR) + kematian anak (CMR).
3. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
- Definisi: Jumlah kematian bayi usia 0–11 bulan per 1.000 kelahiran hidup.
- Makna: Menggambarkan risiko kematian pada fase paling rentan (tahun pertama kehidupan).
- Penting: IMR sering dijadikan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan akses pelayanan kesehatan dasar.
4. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
- Definisi: Jumlah kelahiran hidup per 1.000 penduduk dalam 1 tahun.
- Makna: Indikator umum untuk menunjukkan intensitas kelahiran di suatu wilayah, tanpa memperhatikan struktur umur penduduk.
5. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Ibu (Age-Specific Fertility Rate/ASFR)
- Definisi: Jumlah kelahiran hidup per 1.000 perempuan dalam kelompok umur tertentu (biasanya 15–19, 20–24, … 45–49 tahun) dalam 1 tahun.
- Makna: Memberi gambaran usia mana yang paling tinggi menyumbang kelahiran.
- Contoh: Jika ASFR usia 20–24 = 150, artinya ada 150 kelahiran per 1.000 perempuan umur 20–24.
6. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR)
- Definisi: Rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan seorang perempuan selama usia reproduksinya (15–49 tahun), jika ia mengalami tingkat fertilitas tertentu sepanjang hidupnya.
- Makna: Indikator paling penting untuk menggambarkan tingkat kesuburan suatu wilayah.
- Batas acuan:
- TFR = 2,1 → replacement level fertility (populasi bisa mengganti dirinya sendiri).
- TFR > 2,1 → populasi cenderung bertambah.
- TFR < 2,1 → populasi cenderung menurun dalam jangka panjang.
PERTEMUAN 3: MENGINTERPRETASI DATA DAN PETA KEPENDUDUKAN
Menjelaskan konsep dasar data kependudukan dan sumber-sumbernya.
Memahami prinsip dasar peta tematik kependudukan.
Menganalisis pola distribusi, kepadatan, dan dinamika penduduk melalui data dan peta.
Bersikap kritis terhadap informasi kependudukan.
Menunjukkan kepedulian pada isu-isu kependudukan dan pembangunan wilayah.
Membaca, menafsirkan, dan menyajikan data kependudukan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta.
Menggunakan perangkat lunak sederhana untuk memvisualisasikan data kependudukan.
Menarik kesimpulan dari hasil interpretasi data dan peta kependudukan.
Materi Singkat: Konsep Dasar Data Kependudukan dan Sumber-Sumbernya
-
Pengertian Data Kependudukan
-
Data kependudukan adalah informasi tentang keadaan, jumlah, sebaran, struktur, serta dinamika penduduk pada suatu wilayah tertentu.
-
-
Jenis Data Kependudukan
-
Kuantitatif → berupa angka (misalnya jumlah penduduk, kelahiran, kematian, migrasi).
-
Kualitatif → berupa ciri non-angka (misalnya agama, bahasa, etnis, pendidikan).
-
-
Sumber Data Kependudukan
-
Sensus Penduduk → 10 tahun sekali (BPS).
-
Survei → periodik (contoh: SUPAS, SDKI).
-
Registrasi Penduduk → pencatatan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran).
-
Lembaga Internasional → PBB, World Bank, UNFPA.
-
-
Manfaat Data Kependudukan
-
Untuk mengetahui jumlah, pertumbuhan, dan distribusi penduduk.
-
Untuk menganalisis struktur umur, jenis kelamin, serta komposisi penduduk.
-
Sebagai dasar kebijakan pembangunan wilayah, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
-
Materi Singkat: Peta Kependudukan
-
Pengertian Peta Kependudukan
-
Peta kependudukan adalah peta tematik yang menggambarkan data kependudukan dalam bentuk visual, seperti distribusi, kepadatan, atau struktur penduduk.
-
-
Jenis Peta Kependudukan
-
Peta Kepadatan Penduduk → menunjukkan jumlah penduduk per satuan luas (jiwa/km²).
-
Peta Distribusi Penduduk → menunjukkan sebaran penduduk di wilayah tertentu.
-
Peta Struktur Penduduk → menggambarkan komposisi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, dll.
-
Peta Dinamika Penduduk → menggambarkan perubahan akibat kelahiran, kematian, migrasi.
-
-
Unsur Penting dalam Peta Kependudukan
-
Judul peta → menjelaskan tema kependudukan yang dipetakan.
-
Skala → menentukan perbandingan jarak di peta dengan di lapangan.
-
Simbol dan warna → membedakan kategori kependudukan.
-
Legenda → penjelasan simbol.
-
Sumber data → keaslian dan akurasi peta.
-
-
Manfaat Peta Kependudukan
-
Memberikan gambaran visual tentang kondisi kependudukan suatu wilayah.
-
Membantu analisis spasial dalam perencanaan pembangunan.
-
Menunjukkan daerah padat, jarang penduduk, urbanisasi, atau migrasi.
-
Menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pemerintah.
-
-
Silahkan Upload Tugas Disini
PERTEMUAN 4: STRUKTUR KOMPOSISI PENDUDUK
PERTEMUAN 5: QUIS DAN DAMPAK MIGRASI DAN URBANISASI
Silahkan upload tugas disini
PERTEMUAN 6: MENGANALISIS TRANSISI DAN BONUS DEMOGRAFI
Upload tugas disini
PERTEMUAN 7: ISU KEPENDUDUKAN KONTENPORER
Isu-Isu Kependudukan Kontemporer
Isu kependudukan kontemporer merujuk pada permasalahan dinamika penduduk yang paling mutakhir, kompleks, dan memiliki dampak signifikan terhadap pembangunan suatu negara, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Isu-isu ini tidak hanya terkait dengan jumlah, tetapi juga dengan kualitas, distribusi, dan komposisi penduduk.
1. Bonus Demografi dan Peningkatan Kualitas SDM
Bonus Demografi adalah fenomena di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar daripada usia non-produktif (anak-anak dan lansia), sehingga rasio ketergantungan menjadi rendah.
Tantangan Kontemporer:
Pemanfaatan Maksimal: Agar bonus demografi menjadi "bonus kesejahteraan" dan bukan "bencana", Indonesia harus memastikan usia produktif memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi.
Kesenjangan Keterampilan: Masih tingginya angka pengangguran terdidik dan ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan pasar kerja.
Investasi Manusia: Perlunya investasi yang masif dan tepat sasaran di bidang pendidikan, kesehatan (termasuk penanganan stunting), dan pelatihan kerja.
2. Penuaan Penduduk (Ageing Population)
Seiring dengan keberhasilan program kesehatan dan penurunan angka kelahiran, jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat. Isu ini seringkali tumpang tindih dengan berakhirnya periode puncak bonus demografi.
Tantangan Kontemporer:
Jaminan Sosial dan Kesehatan: Kebutuhan akan sistem jaminan sosial dan kesehatan yang memadai untuk lansia, termasuk perawatan jangka panjang.
Lansia Produktif: Bagaimana memberdayakan lansia agar tetap aktif, mandiri, dan produktif, serta tidak menjadi beban ketergantungan yang tinggi.
Infrastruktur: Penyesuaian infrastruktur dan layanan publik yang age-friendly (ramah lansia).
3. Ketidakmerataan Persebaran dan Urbanisasi
Meskipun laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sudah menurun (terkendali), isu utama tetap pada persebaran penduduk yang tidak merata dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Pulau Jawa masih menanggung kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Tantangan Kontemporer:
Ketimpangan Pembangunan: Konsentrasi penduduk di perkotaan dan di pulau tertentu (misalnya Jawa) menyebabkan ketimpangan ekonomi, sosial, dan infrastruktur antar daerah.
Dampak Urbanisasi: Kepadatan di kota-kota besar memicu masalah sosial seperti kemacetan, kriminalitas, permukiman kumuh, dan tekanan pada lingkungan.
Kebijakan Redistribusi: Upaya pemerataan pembangunan dan penciptaan pusat-pusat ekonomi baru di luar Jawa, termasuk pengembangan kota-kota menengah.
4. Isu Kualitas Penduduk
Masalah kependudukan tidak lagi hanya soal kuantitas (jumlah) tetapi lebih fokus pada kualitas hidup masyarakat.
Tantangan Kontemporer:
Kemiskinan dan Ketimpangan: Tingkat kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi yang memengaruhi akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan gizi.
Kesehatan Reproduksi dan Kekerasan: Masalah kesehatan reproduksi remaja, tingginya perkawinan di bawah umur, dan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Gizi Buruk dan Stunting: Masih tingginya kasus kekurangan gizi kronis (stunting) yang berdampak permanen pada kualitas SDM di masa depan.
5. Dinamika Keluarga dan Pembangunan Keluarga
Fokus pembangunan kependudukan kini bergeser ke unit terkecil, yaitu keluarga, sebagai pilar ketahanan bangsa.
Tantangan Kontemporer:
Ketahanan Keluarga: Peningkatan ketahanan keluarga di berbagai aspek (ekonomi, sosial, psikologi) menghadapi tantangan modern.
Penggunaan Teknologi: Peran data kependudukan dan pemanfaatan teknologi digital untuk perencanaan dan evaluasi kebijakan kependudukan yang lebih akurat dan inklusif.
Keterlibatan Gender: Mendorong kesetaraan gender dan partisipasi perempuan sebagai subjek pembangunan.
Kesimpulan
Isu kependudukan kontemporer di Indonesia adalah tantangan multidimensi yang saling berkaitan. Keberhasilan pembangunan di masa depan (Visi Indonesia Emas 2045) sangat ditentukan oleh kemampuan negara dalam mengelola pergeseran struktur usia (dari bonus demografi ke penuaan), mengatasi ketimpangan spasial (urbanisasi dan persebaran), dan meningkatkan kualitas manusia (pendidikan, kesehatan, dan gizi).
Upload tugas disini
- This week
PERTEMUAN 8: UJIAN TENGAH SEMESTER
Upload Project UTS disini