Weekly outline

  • SELAMAT DATANG DI MATA KULIAH SEJARAH AMERIKA KELAS C 2024/2025

    Nama PS                : Pendidikan Sejarah
    Nama Fakultas      : FKIP
    Nama Universitas : Universitas Lampung
    Kode Mata Kuliah  : SEJ620310
    SKS Mata Kuliah    : 3 (3-0)
    Semester                 : Genap
    Jenjang                    : S-1

  • Pert 1. Kontrak Kuliah dan Kajian Benua Amerika

    mengkaji tentang Kontrak Kuliah dan Gegrafi, demografi, dan peradaban

    Benua Amerika

    Selayang pandang geografis Benua Amerika

    Benua Amerika merupakan salah satu dari dua benua yang terdapat di belahan barat dunia, yaitu benua Amerika Utara dan Amerika Selatan. Secara geografis, Benua Amerika memiliki luas wilayah sekitar 42,5 juta kilometer persegi dan merupakan benua terbesar kedua di dunia setelah benua Asia.

    Amerika Utara terletak di bagian utara Benua Amerika dan terdiri dari tiga negara besar yaitu Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Amerika Utara memiliki topografi yang sangat beragam, dengan pegunungan yang tinggi di barat seperti Pegunungan Rocky dan pegunungan Appalachia di timur. Selain itu, terdapat banyak dataran tinggi dan dataran rendah seperti Great Plains yang membentang di sebelah tengah Amerika Utara.

    Amerika Selatan terletak di bagian selatan Benua Amerika dan terdiri dari 12 negara, termasuk Brasil, Argentina, dan Kolombia. Amerika Selatan memiliki iklim tropis dan subtropis, serta memiliki sejumlah pegunungan yang tinggi seperti Andes, yang membentang dari utara hingga selatan Amerika Selatan. Selain itu, terdapat hutan hujan tropis di Amazon dan sejumlah padang rumput yang luas di pesisir timur benua.

    Benua Amerika juga memiliki beberapa karakteristik geografis yang menonjol, seperti Sungai Amazon yang merupakan sungai terbesar di dunia, Lembah Kematian di Bolivia yang merupakan daerah gurun tandus dengan ketinggian lebih dari 3.500 meter di atas permukaan laut, dan juga banyak gunung berapi aktif dan bersejarah seperti Gunung Aconcagua di Argentina dan Gunung Pinatubo di Filipina.

    Selain itu, Benua Amerika juga memiliki pulau-pulau terkenal seperti Kuba, Jamaika, dan Puerto Rico di Karibia, dan juga Greenland yang terletak di bagian utara Amerika Utara yang terkenal dengan gletser-gletser dan hamparan es yang luas.

    Itulah beberapa gambaran umum tentang Benua Amerika dari perspektif geografis.

    • Kontrak Perkuliahan File 184.5KB Dokumen PDF
    • Tugas Makalah Kelompok File 88.5KB Dokumen Word 2007
  • Pert 2. Sejarah kuno bangsa Amerika

    Benua Amerika memiliki banyak peradaban kuno yang sangat berpengaruh pada sejarah dunia. Beberapa di antaranya adalah:

    1. Peradaban Maya: Peradaban Maya berkembang di wilayah Mesoamerika (Meksiko dan Amerika Tengah) sekitar 2000 SM hingga 1500 Masehi. Peradaban Maya terkenal karena kemampuan mereka dalam matematika, astronomi, dan arsitektur. Mereka membangun piramida-piramida besar dan memiliki sistem penulisan yang kompleks.

    2. Peradaban Aztec: Peradaban Aztec berkembang di Mesoamerika pada abad ke-14 hingga 16 Masehi. Mereka memiliki kebudayaan yang sangat maju, dengan sistem perdagangan, kalender yang akurat, dan juga ritual-ritual keagamaan yang kompleks. Aztec juga terkenal dengan keahlian mereka dalam seni dan arsitektur.

    3. Peradaban Inca: Peradaban Inca berkembang di wilayah Andes, di Amerika Selatan, sekitar abad ke-13 hingga 16 Masehi. Inca memiliki sistem sosial dan politik yang sangat terorganisir, dengan sistem redistribusi tanah dan barang yang sangat kompleks. Mereka juga memiliki sistem penulisan yang tidak menggunakan tulisan, melainkan menggunakan kode-kode knot pada tali yang disebut quipu.

    4. Peradaban Olmec: Peradaban Olmec berkembang di wilayah Mesoamerika sekitar 1200 SM hingga 400 SM. Olmec adalah peradaban yang sangat berpengaruh pada peradaban-peradaban Mesoamerika selanjutnya, seperti Maya dan Aztec. Olmec terkenal karena kemampuan mereka dalam seni, terutama seni patung yang besar dan memukau.

    5. Peradaban Moche: Peradaban Moche berkembang di wilayah pesisir Peru sekitar abad ke-1 hingga 8 Masehi. Moche terkenal karena seni keramik mereka yang sangat rumit dan indah, serta kemampuan mereka dalam pertanian dan irigasi.

    Peradaban-peradaban kuno ini memiliki warisan budaya dan pengetahuan yang sangat penting dan masih mempengaruhi masyarakat dan budaya Amerika saat ini. Meskipun banyak peradaban ini telah punah, namun warisan mereka masih tetap hidup melalui peninggalan arkeologis dan literatur kuno, serta melalui kebudayaan dan tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat di wilayah Amerika.

  • Pert 3. Zaman kolonisasi Eropa di Amerika

    Zaman kolonisasi Eropa di Benua Amerika dimulai pada akhir abad ke-15 dan berlangsung selama lebih dari tiga abad. Saat itu, bangsa-bangsa Eropa seperti Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda bersaing untuk memperoleh kekuasaan atas wilayah baru yang belum pernah mereka kuasai sebelumnya.

    Penjelajah Spanyol yang dipimpin oleh Christopher Columbus adalah yang pertama kali menemukan Amerika pada tahun 1492. Setelah penemuan ini, banyak ekspedisi yang dikirim oleh bangsa-bangsa Eropa ke Amerika untuk menjajah dan menguasai wilayah baru tersebut. Mereka mengklaim wilayah tersebut atas nama negara mereka sendiri dan mendirikan koloni untuk menguasainya.

    Para penjajah Eropa membawa teknologi, kekuatan militer, dan agama mereka ke Amerika, yang berdampak besar pada masyarakat asli Amerika. Mereka membawa penyakit-penyakit baru yang menyebabkan kematian massal di kalangan masyarakat asli. Selain itu, kolonisasi Eropa juga membawa perubahan besar dalam sistem ekonomi, politik, dan budaya di Amerika.

    Kolonisasi Eropa di Amerika membawa perubahan besar pada masyarakat asli Amerika. Banyak dari mereka dipaksa untuk bekerja di bawah sistem kerja paksa dan mengalami penindasan yang berat. Selain itu, banyak aspek kebudayaan dan bahasa mereka yang hilang akibat interaksi dengan budaya Eropa.

    Namun, kolonisasi Eropa juga membawa pengaruh positif, seperti pembangunan infrastruktur dan perdagangan yang menghubungkan Amerika dengan dunia luar. Selain itu, kolonisasi juga membawa agama Kristen ke Amerika, yang menjadi agama mayoritas di banyak negara Amerika sampai saat ini.

    Secara keseluruhan, kolonisasi Eropa di Amerika membawa dampak besar dan kompleks bagi masyarakat asli dan juga bagi perkembangan wilayah Amerika secara keseluruhan. Meskipun masa kolonial telah berakhir, warisan sejarah kolonisasi tersebut masih sangat terasa dalam masyarakat dan budaya Amerika saat ini.

  • Pert 4. Terbentuknya masyarakat koloni Amerika

    mengkaji tentang:

    1.   Migrasi kaum puritan
    2.   Koloni di Selatan
    3.   Koloni Tengah dan Utara
    4.   Politik kaum Kolonis

    Masyarakat koloni Amerika terbentuk sebagai hasil dari kolonisasi Eropa yang dimulai pada abad ke-15. Saat itu, bangsa-bangsa Eropa seperti Inggris, Spanyol, Prancis, Belanda, dan Portugis bersaing untuk memperoleh kekuasaan atas wilayah baru di Amerika.

    Para kolonis Eropa membawa dengan mereka sistem pemerintahan, hukum, dan budaya mereka, yang kemudian membentuk dasar bagi masyarakat koloni Amerika. Masyarakat koloni ini memiliki struktur yang berbeda-beda tergantung pada negara penjajahnya.

    Di Amerika Utara, misalnya, masyarakat koloni Inggris didirikan dengan dasar sistem politik dan hukum Inggris. Koloni ini dipimpin oleh gubernur yang diangkat oleh raja Inggris, dan memiliki sistem peradilan yang didasarkan pada hukum Inggris. Di samping itu, masyarakat koloni Inggris juga menerapkan sistem perdagangan bebas, yang memungkinkan koloni untuk berdagang dengan negara-negara lain.

    Di Amerika Selatan, koloni Spanyol didirikan dengan dasar sistem politik dan hukum Spanyol. Koloni ini memiliki sistem pemerintahan yang terpusat, di mana gubernur dipilih oleh raja Spanyol dan bertanggung jawab langsung kepada raja. Selain itu, masyarakat koloni Spanyol juga menerapkan sistem encomienda, yang memungkinkan pemilik tanah untuk mempekerjakan masyarakat asli sebagai pekerja paksa di perkebunan atau tambang.

    Meskipun masyarakat koloni Amerika dibentuk oleh sistem pemerintahan dan budaya Eropa, mereka juga mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan lingkungan dan kondisi sosial setempat. Beberapa koloni mengembangkan industri pertanian dan perdagangan, sementara yang lain mengembangkan industri perikanan atau pertambangan. Selain itu, masyarakat koloni Amerika juga mengalami percampuran budaya dengan masyarakat asli Amerika dan juga budaya Afrika yang dibawa oleh budak.

    Secara keseluruhan, terbentuknya masyarakat koloni Amerika adalah hasil dari kolonisasi Eropa dan perkembangan yang terjadi sesuai dengan lingkungan dan kondisi sosial setempat. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar bagi pembentukan negara-negara Amerika modern saat ini.


  • Pert 5. Revolusi Amerika dan Kemerdekaan AS (1776-1783)

    mengkaji tentang:

    1.   Sugar Act, Currency Act, Stamp Act, dan Boston Tea Party
    2.   Kongres Kontinental dan pernyataan kemerdekaan

    Revolusi Amerika adalah periode konflik politik dan militer antara 13 koloni Inggris di Amerika Utara dan Britania Raya yang terjadi dari tahun 1765 hingga 1783. Peristiwa ini berakhir dengan kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1783.

    Penyebab utama revolusi ini adalah ketidakpuasan koloni terhadap pajak dan pengaturan perdagangan yang dibuat oleh Inggris. Koloni merasa bahwa mereka tidak memiliki perwakilan di Parlemen Inggris yang menetapkan undang-undang yang memengaruhi kehidupan mereka, sehingga mereka merasa diinjak-injak hak-hak mereka sebagai warga negara Inggris.

    Pada tahun 1775, koloni memproklamirkan diri sebagai Kongres Kontinental dan membentuk milisi untuk melawan pasukan Inggris yang dikerahkan ke Amerika. Pada tahun 1776, Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, yang menegaskan bahwa koloni tidak lagi tunduk pada kekuasaan Inggris dan bahwa mereka memiliki hak untuk membentuk pemerintahan mereka sendiri.

    Perang Revolusi Amerika berlangsung dari tahun 1775 hingga 1783 dan melibatkan pasukan Amerika Serikat yang didukung oleh pasukan Prancis dan Spanyol melawan pasukan Inggris. Perang ini berakhir dengan kemenangan Amerika Serikat pada Pertempuran Yorktown pada tahun 1781. Pada tahun 1783, Perjanjian Paris ditandatangani, yang mengakui kemerdekaan Amerika Serikat sebagai negara yang merdeka.

    Setelah merdeka, Amerika Serikat mendirikan pemerintahan federal dan mengadopsi Konstitusi pada tahun 1787. Konstitusi ini memperkenalkan sistem pemerintahan federal dengan tiga cabang kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang masih berlaku hingga saat ini.

    Revolusi Amerika dan kemerdekaan Amerika Serikat memiliki dampak besar pada dunia. Ini menjadi pemicu revolusi lainnya di seluruh dunia, seperti Revolusi Prancis dan Revolusi Haiti. Selain itu, kemerdekaan Amerika Serikat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang berjuang untuk kemerdekaan mereka, dan prinsip-prinsip yang ditekankan dalam Deklarasi Kemerdekaan seperti hak asasi manusia dan hak untuk membentuk pemerintahan yang mewakili rakyat telah menjadi model bagi banyak negara di seluruh dunia.


  • Pert 6. Pembentukan konfederasi dan pemerintahan nasional (1781-1800)

    Mengkaji tentang:

    1.   Sistem konfederasi dan Konvensi Philadelphia 1778
    2.   Pembuatan Konstitusi AS
    3.   Terbentuknya partai politik di AS

    Setelah kemerdekaan Amerika Serikat, negara ini menghadapi banyak tantangan dalam membentuk pemerintahan yang efektif dan stabil. Pada awalnya, negara ini dibentuk sebagai konfederasi, yaitu kumpulan negara-negara merdeka yang berbagi kekuasaan federal. Konfederasi Amerika Serikat dibentuk melalui Pasal Konfederasi yang disetujui oleh Kongres Kontinental pada tahun 1777 dan diratifikasi oleh semua 13 koloni pada tahun 1781.

    Namun, sistem konfederasi ternyata kurang efektif dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara baru ini. Konfederasi tidak memiliki kekuasaan yang cukup untuk mengumpulkan pajak, membuat undang-undang federal, atau menyelesaikan perselisihan antara negara bagian. Selain itu, masing-masing negara bagian memiliki hak dan kewenangan yang besar dan tidak mudah dikendalikan oleh pemerintah federal.

    Sebagai hasil dari kekurangan-kekurangan sistem konfederasi, pada tahun 1787 Konvensi Konstitusional diadakan di Philadelphia untuk merancang Konstitusi baru untuk Amerika Serikat. Konstitusi ini menggantikan Pasal Konfederasi dan memberikan pemerintah federal kekuatan yang lebih besar untuk mengatasi masalah-masalah nasional. Konstitusi memberikan wewenang kepada Kongres untuk mengumpulkan pajak, mengatur perdagangan, menciptakan kebijakan luar negeri, dan menyelesaikan perselisihan antara negara bagian.

    Di bawah Konstitusi baru, pemerintah federal juga dibagi menjadi tiga cabang kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang memiliki kewenangan yang terpisah dan seimbang. Konstitusi juga memberikan hak-hak asasi manusia dan kebebasan sipil, serta memberikan hak untuk mengubah dan memperbaiki Konstitusi itu sendiri melalui amendemen.

    Pada tahun 1789, Konstitusi Amerika Serikat diratifikasi dan pemerintahan federal yang baru dibentuk. George Washington terpilih sebagai presiden pertama Amerika Serikat pada tahun yang sama. Pemerintah federal yang baru ini memperkuat negara dan memfasilitasi perkembangan Amerika Serikat sebagai kekuatan global yang kuat di masa depan.

  • Pert 7. Politik Jefferson dan Reformasi Sosial AS

    mengkaji tentang:

    1.   Demokratisasi Thomas Jefferson di AS
    2.   Kondisi suku Indian
    3.   Reformasi bidang agama, sosial, dan budaya

  • Pert. 8 UJIAN TENGAH SEMESTER

    Tetap semangat dan percaya diri menghadapi ujian tengah semester ini! Ingat, usaha dan kerja kerasmu akan membuahkan hasil yang memuaskan. Jangan biarkan kekhawatiran dan kecemasan mengambil alih, karena kamu pasti sudah mempersiapkan diri dengan baik. Berdoa dan tetap berpikir positif, karena kesuksesan ada di depan mata! Semoga kamu bisa melewati ujian ini dengan sukses dan meraih prestasi terbaik.

    • Project Based Learning File 15.6KB Dokumen Word 2007
  • Pert 9. Ekspansi ke arah barat dan disintegrasi Amerika (1844-1861)

    Mengkaji tentang:

    1.   Perbudakan dan sistem sosial di AS
    2.   Perluasan ke wilayah barat
    3.   Konflik partai politik

    Perbudakan

    Perbudakan di Amerika Serikat adalah praktik memperbudak orang kulit hitam dan memperjualbelikan mereka sebagai properti. Praktik perbudakan ini dimulai pada abad ke-17 di Amerika Utara dan berkembang pesat selama abad ke-18 dan 19. Perbudakan di Amerika Serikat diperkirakan telah mengakibatkan lebih dari 12 juta orang Afrika menjadi korban perdagangan budak transatlantik.

    Perbudakan menjadi salah satu faktor pemicu Perang Saudara Amerika, yang berlangsung antara tahun 1861 dan 1865. Di tengah perang, Presiden Abraham Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi pada 1 Januari 1863 yang mengumumkan pembebasan seluruh budak yang masih hidup di wilayah-wilayah Konfederasi yang memberontak, dan membolehkan warga kulit hitam bergabung dengan pasukan Union untuk memerangi Konfederasi. Perbudakan di Amerika Serikat kemudian secara resmi dihapuskan dengan adopsi Amandemen ke-13 dari Konstitusi Amerika Serikat pada tahun 1865.

    Setelah pembebasan dari perbudakan, warga kulit hitam di AS tetap mengalami diskriminasi sistemik yang dikenal sebagai rasisme institusional. Mereka menghadapi penganiayaan, segregasi, dan pembatasan hak-hak mereka dalam berbagai bentuk, seperti Undang-Undang Jim Crow di Selatan. Gerakan hak-hak sipil pada tahun 1950-an dan 1960-an di AS berjuang untuk mengakhiri diskriminasi rasial yang sistematik, dan membantu membawa perubahan besar dalam pandangan sosial dan politik di negara tersebut.

    Ekspansi

    Ekspansi Amerika ke Barat adalah proses perluasan wilayah Amerika Serikat dari pantai Timur ke daerah-daerah yang lebih jauh ke barat pada abad ke-19. Proses ini dimulai setelah Amerika Serikat merdeka dan mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-19, ketika Amerika Serikat berhasil menguasai seluruh wilayah di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

    Ekspansi ke Barat terjadi melalui beberapa cara, termasuk pengambilalihan tanah dari penduduk asli, negosiasi dengan negara lain, pembelian tanah, dan perang. Salah satu tindakan yang paling kontroversial dan tragis dalam proses ini adalah Pengusiran Indian, di mana penduduk asli dipaksa untuk meninggalkan tanah mereka dan dipindahkan ke wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah AS.

    Ekspansi ke Barat terbukti menjadi sangat penting bagi Amerika Serikat, karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan sumber daya alam yang melimpah dan mengembangkan ekonomi. Selain itu, ekspansi juga memungkinkan Amerika Serikat untuk meningkatkan kekuasaannya di dunia, memperluas pengaruhnya dan menjadi salah satu negara terkuat di dunia.

    Namun, ekspansi ke Barat juga menghasilkan beberapa konflik, terutama antara pemukim Barat dan penduduk asli Amerika. Perang-perang dengan penduduk asli dan negara lain juga terjadi, seperti Perang Seminole, Perang Meksiko-Amerika, dan Perang Saudara Amerika.

    Meskipun demikian, ekspansi ke Barat tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Amerika Serikat, karena membentuk negara modern yang kita kenal saat ini. Banyak kota dan daerah penting di Amerika Serikat saat ini berasal dari daerah yang sebelumnya dianggap terlalu jauh dan sulit dijangkau.


  • Pert 10. Perang Sipil dan rekonstruksi

    Mengkaji tentang:

    1.   Lincoln dan Union AS
    2.   Emancipation Proclamation
    3.   Perang sipil utara-selatan
    4.   Rekonstruksi pasca perang sipil


    Perang Sipil Amerika adalah perang saudara yang berlangsung di Amerika Serikat antara tahun 1861 dan 1865. Perang ini terjadi antara negara bagian yang memisahkan diri dari Persatuan dan yang tetap setia kepada Persatuan. Perang ini diakibatkan oleh perbedaan pandangan mengenai budaya, ekonomi, dan kebijakan antara Utara dan Selatan.

    Utara, yang terdiri dari negara-negara industri dan pemilik tanah kecil, menentang perbudakan dan ingin mempertahankan Persatuan. Sedangkan Selatan, yang terdiri dari negara-negara agraris dan pemilik tanah besar, ingin mempertahankan hak untuk memiliki budak dan memisahkan diri dari Persatuan.

    Perang Sipil berakhir pada tahun 1865 dengan kemenangan Union dan penghapusan perbudakan secara resmi. Rekonstruksi adalah periode setelah perang sipil di mana pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk merekonstruksi Selatan yang hancur akibat perang, membawa bekas-budak ke masyarakat, dan mengembalikan persatuan nasional. Rekonstruksi dilakukan melalui sejumlah program kebijakan federal yang dirancang untuk mengakhiri diskriminasi rasial dan memperkuat hak-hak sipil warga kulit hitam.

    Program-program ini mencakup pembentukan Biro Kebebasan, pengesahan Amandemen ke-13 (yang melarang perbudakan), Amandemen ke-14 (yang memberikan kewarganegaraan kepada warga kulit hitam dan menjamin hak-hak sipil), dan Amandemen ke-15 (yang memberikan hak suara kepada semua warga kulit hitam).

    Namun, rekonstruksi tidak berhasil sepenuhnya dalam mencapai tujuannya karena banyak orang kulit putih di Selatan yang masih mempertahankan sikap diskriminatif dan terus melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi terhadap warga kulit hitam. Selain itu, program-program rekonstruksi juga menghadapi tantangan karena terbatasnya sumber daya dan kurangnya dukungan politik dari pemerintah federal.


  • Pert 11. AS pada PD I dan PD II

    mengkaji tentang:

    1.   AS meninggalkan sikap netral pada PD I
    2.   Konflik dengan Soviet dan Jepang
    3.   Keterlibatan AS dalam PD II

    Amerika Serikat (AS) awalnya tidak terlibat dalam Perang Dunia I, yang berlangsung dari tahun 1914 hingga 1918, karena Amerika Serikat pada saat itu mengadopsi kebijakan netralitas dan ingin menghindari konflik tersebut. Namun, pada tahun 1917, Amerika Serikat akhirnya bergabung dengan Sekutu dalam perang setelah Jerman melancarkan serangan kapal selam yang menewaskan warga negara Amerika. Setelah bergabung, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam membantu mengakhiri perang dan memainkan peran penting dalam pembentukan Liga Bangsa-Bangsa sebagai organisasi internasional yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional.

    Pada Perang Dunia II yang berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945, Amerika Serikat juga awalnya memilih untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut. Namun, pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbor, Hawaii, sehingga Amerika Serikat memasuki perang melawan Axis Powers (Jerman, Italia, dan Jepang) sebagai bagian dari Sekutu.

    Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam memenangkan perang ini, baik di Eropa maupun di Asia Pasifik. AS memberikan dukungan militer, ekonomi, dan logistik yang signifikan kepada Sekutu, dan juga berperan dalam memimpin operasi militer besar seperti Operasi Overlord, yang merupakan invasi Sekutu ke Eropa Barat. AS juga mengembangkan senjata nuklir yang dijuluki "Little Boy" dan "Fat Man" dan digunakan untuk menyerang kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Agustus 1945, yang kemudian memaksa Jepang untuk menyerah.

    Setelah perang dunia kedua, Amerika Serikat memainkan peran sentral dalam pembentukan PBB dan memimpin upaya untuk membangun kembali Eropa Barat melalui rencana Marshall. Perang Dunia II juga mengubah posisi AS sebagai kekuatan global utama, karena perang menyebabkan penurunan kekuatan Inggris dan Prancis sebagai kekuatan kolonial dan memberikan kesempatan bagi AS untuk menjadi negara adidaya global.


  • Pert 12. AS pada Perang Dingin sampai sekarang

    mengkaji tentang:

    1.   Membendung komunisme
    2.   Blokade Berlin
    3.   Perang Korea
    4.   Pertumbuhan ekonomi, politik dan peran AS dalam perubahan sospol dunia

    Setelah Perang Dunia II, hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (URSS) menjadi semakin tegang dan bermusuhan, terutama karena perbedaan ideologi dan kepentingan strategis. Konflik ini dikenal sebagai Perang Dingin, dan berlangsung selama lebih dari empat dekade, dari akhir 1940-an hingga awal 1990-an.

    Perang Dingin dimulai ketika Uni Soviet berusaha memperluas pengaruhnya ke negara-negara Eropa Timur, dan AS merespons dengan kebijakan kontainment yang bertujuan untuk mencegah penyebaran komunisme. Kedua negara membangun kekuatan militer mereka dan terlibat dalam perlombaan senjata nuklir, dengan persenjataan nuklir yang cukup kuat untuk menghancurkan dunia beberapa kali lipat.

    Selama periode Perang Dingin, AS memainkan peran penting dalam melindungi kepentingan keamanan nasionalnya dan sekutunya dengan memperkuat aliansi militer, seperti NATO (Organisasi Traktat Atlantik Utara) yang didirikan pada 1949. AS juga terlibat dalam serangkaian konflik dan krisis internasional yang terkait dengan Perang Dingin, seperti krisis rudal Kuba pada 1962 dan perang Vietnam pada 1960-an.

    Selama kepemimpinan Presiden Ronald Reagan pada 1980-an, AS mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih keras terhadap Uni Soviet, dengan mendorong pengembangan sistem pertahanan anti-rudal yang dikenal sebagai "Star Wars", dan meningkatkan dukungan militer dan ekonomi untuk pemberontak di negara-negara komunis, seperti Afghanistan. Kebijakan ini kemudian dianggap sebagai faktor yang mempercepat keruntuhan Uni Soviet pada akhir 1980-an.

    Pada akhirnya, Perang Dingin berakhir dengan keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991, yang menandai akhir dari era Perang Dingin dan mengubah tata dunia baru yang ditandai oleh dominasi AS sebagai kekuatan tunggal global.

  • Pert 13. Perbudakan di Amerika Latin

    mengkaji tentang:

    1.   Perbudakan prakolonial
    2.   Sistem Encomienda
    3.   Perdagangan budak Afrika
    4.   Perlawanan dari para budak

    Seperti halnya di Amerika Serikat, perbudakan juga menjadi bagian penting dari sejarah Amerika Latin. Sejak abad ke-16, ketika para penjajah Spanyol dan Portugis tiba di Amerika Latin, mereka membawa budak dari Afrika untuk bekerja di pertanian, tambang, dan perkebunan.

    Perbudakan di Amerika Latin lebih luas dan meluas dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Sebagian besar negara di Amerika Latin mengalami perbudakan selama lebih dari 300 tahun, dan jumlah budak yang dibawa ke benua itu diperkirakan mencapai sekitar 11 juta orang. Budak di Amerika Latin tidak hanya bekerja di perkebunan, tambang, dan pertanian, tetapi juga di industri seperti tekstil, kerajinan, dan transportasi.

    Di Amerika Latin, budak seringkali diperlakukan dengan kejam dan kekerasan oleh para pemiliknya. Banyak budak dianiaya, dipaksa bekerja terlalu keras, dan bahkan dibunuh. Meskipun beberapa negara, seperti Kolombia dan Meksiko, secara resmi menghapus perbudakan pada awal abad ke-19, perbudakan di Amerika Latin tetap berlanjut hingga pertengahan abad ke-19.

    Pada akhirnya, perbudakan di Amerika Latin dihapuskan, meskipun dampaknya masih terasa hingga saat ini. Para keturunan budak yang masih hidup masih menghadapi diskriminasi dan ketidaksetaraan di berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik, dan sosial. Banyak negara di Amerika Latin juga masih berjuang untuk memperbaiki sistem politik dan ekonomi mereka, serta mengatasi ketidaksetaraan yang diwarisi dari masa lalu.


  • Pert 14. Revolusi-Revolusi Besar Negara Amerika Latin

    mengkaji tentang:

    1.   Revolusi Argentina (1850-1930)
    2.   Revolusi Meksiko (1910-1920)
    3.   Revolusi Bolivia 1952
    4.   Revolusi Kuba 1959
    5.   Brasil era Vargas (1930-1954)

    Istilah "Revolusi Besar" atau "Revolusi Amerika Latin" digunakan untuk merujuk pada serangkaian peristiwa yang terjadi pada abad ke-19 dan ke-20 di Amerika Latin, yang meliputi perjuangan untuk kemerdekaan, reformasi politik, dan perubahan sosial.

    Revolusi Besar dimulai pada awal abad ke-19, ketika banyak negara Amerika Latin berjuang untuk membebaskan diri dari penjajahan Spanyol dan Portugal. Proses kemerdekaan ini melibatkan berbagai konflik bersenjata dan perjuangan politik, dan akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan pada pertengahan abad ke-19.

    Setelah kemerdekaan, banyak negara Amerika Latin mengalami perubahan politik dan sosial yang signifikan. Beberapa negara memperkenalkan konstitusi baru yang menjamin hak sipil dan politik, sementara yang lain menetapkan reformasi agraria untuk memberikan hak tanah kepada petani. Namun, proses reformasi ini sering kali disertai dengan konflik dan kekerasan.

    Pada awal abad ke-20, gerakan sosial dan politik mulai muncul di Amerika Latin, termasuk gerakan pekerja, gerakan kaum wanita, dan gerakan mahasiswa. Beberapa negara juga mengalami perubahan sosial yang signifikan, termasuk pencabutan hak kepemilikan tanah yang berlebihan dari elit, dan program pemulihan ekonomi dan sosial.

    Revolusi Besar berdampak pada banyak aspek kehidupan di Amerika Latin, termasuk sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, banyak negara Amerika Latin berhasil mencapai kemajuan signifikan dalam mengatasi ketidaksetaraan dan kemiskinan.

    1. Revolusi Argentina (1850-1930) Revolusi Argentina pada periode antara 1850 hingga 1930 adalah serangkaian peristiwa politik dan sosial yang mengubah wajah Argentina. Periode ini ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat, perubahan sosial yang signifikan, dan serangkaian konflik politik yang memuncak dalam periode anarki dan ketidakstabilan pada awal abad ke-20.

    2. Revolusi Meksiko (1910-1920) adalah peristiwa penting dalam sejarah Meksiko, di mana gerakan revolusioner yang dipimpin oleh tokoh seperti Francisco I. Madero, Emiliano Zapata, dan Pancho Villa berhasil menggulingkan pemerintahan Porfirio Diaz yang otoriter dan menjalankan program reformasi agraria dan politik. Revolusi ini mengubah wajah Meksiko secara signifikan dan menciptakan dasar bagi negara modern yang lebih demokratis.

    3. Revolusi Bolivia 1952 adalah peristiwa penting dalam sejarah Bolivia, di mana gerakan revolusioner yang dipimpin oleh Victor Paz Estenssoro berhasil melancarkan serangkaian aksi protes untuk memperjuangkan reformasi agraria, nasionalisasi sumber daya alam, dan keadilan sosial. Revolusi ini mengubah struktur sosial dan politik Bolivia dan memberikan hak dan perlindungan bagi orang-orang pribumi yang sebelumnya terpinggirkan.

    4. Revolusi Kuba 1959 adalah peristiwa penting dalam sejarah Kuba, di mana gerakan revolusioner yang dipimpin oleh Fidel Castro, Che Guevara, dan lainnya berhasil menggulingkan pemerintahan diktator Fulgencio Batista dan menjalankan program reformasi sosial dan ekonomi yang mencakup nasionalisasi industri dan reforma agraria. Revolusi ini mengubah wajah Kuba secara signifikan dan memengaruhi sejarah Amerika Latin secara keseluruhan.

    5. Brasil era Vargas (1930-1954) merujuk pada periode ketika Getulio Vargas menjadi presiden Brasil dan mengimplementasikan program reformasi yang meliputi industrialisasi, reforma agraria, dan hak-hak buruh. Era Vargas juga ditandai oleh perubahan politik yang signifikan, termasuk pembentukan negara federal dan penegakan konstitusi baru yang lebih demokratis. Meskipun kontroversial, era Vargas dianggap sebagai periode penting dalam sejarah Brasil dan masyarakat Brasil.


  • Pert 15. Amerika Utara dan Amerika Selatan Dalam Hubungan Internasional

    mengkaji tentang Intervensi AS di Kawasan Amerika Latin tahun 1954-1990

    Intervensi AS di Amerika Latin pada periode antara 1954 hingga 1990 adalah serangkaian campur tangan dan intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat di negara-negara Amerika Latin dalam rangka mengejar kepentingan politik dan ekonominya di kawasan tersebut. Selama periode ini, AS terlibat dalam operasi rahasia, kampanye propaganda, dan bahkan intervensi militer di sejumlah negara Amerika Latin.

    Salah satu contoh intervensi AS di Amerika Latin pada periode ini adalah kudeta Guatemala pada tahun 1954, di mana CIA melakukan operasi rahasia untuk menggulingkan Presiden Guatemala yang terpilih secara demokratis, Jacobo Arbenz, karena dianggap terlalu dekat dengan rezim komunis.

    Pada tahun 1961, AS menginvasi Teluk Babi di Kuba dalam upaya untuk menggulingkan rezim Fidel Castro, yang dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan ekonomi dan politik AS di Amerika Latin. Namun, invasi itu gagal dan Castro terus berkuasa di Kuba hingga saat ini.

    AS juga terlibat dalam upaya untuk membatasi pengaruh Uni Soviet di Amerika Latin selama Perang Dingin, termasuk dukungan terhadap rezim otoriter yang pro-Amerika di Amerika Latin seperti di Chile, Argentina, Brasil, dan El Salvador. Dalam banyak kasus, intervensi AS mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia, pembunuhan, dan kekerasan politik yang meluas.

    AS juga terlibat dalam intervensi di Chile pada 1973, di mana CIA mendukung pemberontakan militer yang berhasil menggulingkan Presiden terpilih Salvador Allende dan membawa Jenderal Augusto Pinochet ke kekuasaan. Pinochet memerintah dengan kejam dan mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.

    Banyak pengamat dan aktivis hak asasi manusia mengecam intervensi AS di Amerika Latin selama periode ini, menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara-negara Amerika Latin dan hak asasi manusia.


  • Pert. 16 UJIAN AKHIR SEMESTER

    Tetap semangat dan percaya diri menghadapi ujian akhir semester ini! Ingat, usaha dan kerja kerasmu akan membuahkan hasil yang memuaskan. Jangan biarkan kekhawatiran dan kecemasan mengambil alih, karena kamu pasti sudah mempersiapkan diri dengan baik. Berdoa dan tetap berpikir positif, karena kesuksesan ada di depan mata! Semoga kamu bisa melewati ujian ini dengan sukses dan meraih prestasi terbaik.